BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

dokumen-dokumen yang mirip
KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU TAHUN 2012 BIDANG STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL TAHUN 2012 BIDANG STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL (UKA) GURU BIMBINGAN DAN KONSELING TAHUN 2015

KISI KISI UKG 2015 GURU BK/KONSELOR

ASESMEN DALAM BK PPT 3 1

2015 PROGRAM PENINGKATAN KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING BERDASARKAN HASIL ANALISIS KINERJA PROFESIONAL

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN BIMBINGAN KONSELING

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis yang telah dipaparkan pada Bab IV maka dapat

KISI-KISI UJI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU BIMBINGAN KONSELING (BK)

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Pengertian Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling

Program BK Komprehensif. Instrumen Bimbingan dan Konseling. 07/04/2009. Mata Kuliah Instrumen dan Media BK 1

KISI PLPG 2013 MATA PELAJARAN BIMBINGAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi dan pembahasan data hasil penelitian tentang

KINERJA KONSELOR SEKOLAH DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA KONSELOR SEKOLAH SE- KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN AKADEMIK 2012/2013

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kelompok dengan pendekatan mentoring halaqah dalam meningkatkan

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) Standar Kompetensi Konselor

Paket Pelatihan untuk Guru BK SMA/SMK se-kabupaten Sleman. Pengembangan Bahan dan Media Bimbingan dan Konseling berbasis Kebutuhan

Keterampilan Konseling. (Attending, Bertanya, Empati, Pemusatan)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1.1 Menguasahi ilmu pendidikan dan landasan keilmuannya

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1.1 Menguasahi ilmu pendidikan dan landasan keilmuannya

Lampiran 1: Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara

139 Dwi Lestari Yuniawati, 2013 Manajemen Sekolah Berbasis Program Akselerasi Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

Paket Pelatihan untuk Guru BK SMA/SMK se-kabupaten Sleman. Analisis Kebutuhan Permasalahan Siswa dengan Daftar Cek Masalah

Pengembangan Bahan dan Media Bimbingan dan Konseling berbasis Kebutuhan

Career Management.

2015 KINERJA PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING ATAU KONSELOR DILIHAT DARI KUALITAS PRIBADI DAN FAKTOR BIOGRAFISNYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Guru merupakan salah satu tenaga kependidikan yang dituntut

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berikut adalah beberapa kesimpulan dari hasil penelitian:

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan temuan dan hasil analisis data pada kegiatan studi

INSTRUMEN PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Marliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

PEMETAAN KOMPETENSI GURU BIMBINGAN KONSELING DI PROVINSI BENGKULU. Oleh: Rita Sinthia, Anni Suprapti dan Mona Ardina.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR

BAB I PENDAHULUAN 1 P P L U N Y

BAB III METODE PENELITIAN PELATIHAN KOMUNIKASI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM UNTUK MENGEMBANGKAN INTERPERSONAL SKILL

ISIAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BP/BK TAHUN 2014 (Diisi Oleh Kepala Sekolah)

PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING DI ERA DISRUPSI: PELUANG DAN TANTANGAN

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

CONTEXT INPUT PROCESS PRODUCT (CIPP): MODEL EVALUASI LAYANAN INFORMASI

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BIMBINGAN KONSELING

Aplikasi Daftar Cek Masalah untuk Layanan Bimbingan dan Konseling

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. gambaran mengenai Implementasi Muatan Lokal Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6). Profesi guru Bimbingan dan Konseling sangat

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. dan padat. Selain itu, dalam bab ini juga diutarakan rekomendasi penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

AKUNTABILITAS MODEL BRIDGE UNTUK KONSELOR SEKOLAH

UJIAN AKHIR SEMESTER. Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan. Dosen Pengampu : Prof. Dr. Siti Partini dan Dr. Muh Farozin, M. Pd.

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik

Model-Model Dan Bentuk Penelitian Tindakan Kelas

BAB I PENDAHULUAN. Lokasi SMKN Wonorejo di lingkungan pesantren yang merupakan. lembaga sekolah kejuruan yang bernuansa pesantren, siswa SMKN Wonorejo

TUGAS INSTRUMEN BIMBINGAN DAN KONSELING EVALUASI BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I HAKEKAT BIMBINGAN DI SD

Manajemen; memastikan kualitas kerja dan membantu knselor untuk merencanakan pekerjaan dan memanfaatkan sumberdaya;

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan sebagai bagian dari sub sistem

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Organisasi Profesi. Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Organisasi Profesi Keguruan. Afid Burhanuddin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

PROGRAM PEMBELAJARAN BERBASIS BIMBINGAN DI TAMAN KANAK-KANAK. Disusun oleh : Rita Mariyana, M.Pd, dkk.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. kinerjanya sudah cukup baik dan optimal dilihat dari kompetensi pedagogis,

Evaluasi Program BK di Sekolah Oleh: Indiati (FKIP UMM)

Mengembangkan Kompetensi Guru Melalui Lesson Study

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang telah diajarkan

MENGEMBANGKAN KOMPETENSI GURU MELALUI LESSON STUDY

BAB III METODE PENELITIAN. inggris disebut Clasroom Action Research (CAR).Penelitian ini terdiri dari empat

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL

ARAH PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM : Program Pendidikan Sarjana (S-1) BK Program Pendidikan Profesi Konselor (PPK)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rachmayanti Gustiani, 2013

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013

BAB I PENDAHULUAN. 2. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran;

PROSIDING Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling dan Konsorsium Keilmuan BK di PTKI Batusangkar, November 2015

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kolaboratif realistis terhadap permasalahan-permasalahan dari penerapan suatu

ANALISIS KINERJA GURU PEMBIMBING DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. baik lingkungan fisik maupun metafisik. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan

BAB VI PENUTUP. pelajaran di SMPN 1 Sumberrejo sudah berjalan cukup baik meskipun

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan dan menyesuaikan kompetensinya agar mampu. mengembangkan dan menyajikan materi pelajaran yang aktual dengan

I. PENDAHULUAN. A. Tujuan

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 2

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dianut pemangku kebijakan. Kurikulum memiliki. kedudukan yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan.

TINGKAT PENGUASAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian tentang program bimbingan pribadi-sosial berdasarkan

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MEMBUAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) MELALUI WORKSHOP MODEL P2FR DI SMP NEGERI 43 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN 1 P P L U N Y

BAB III METODE PENELITIAN. yang dimaksud adalah cara atau langkah-langkah yang ditempuh dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bimbingan dan konseling yang lebih dikenal dengan nama BK adalah suatu

Transkripsi:

179 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan bab terakhir dalam laporan penelitian, membahas simpulan dan rekomendasi penelitian agar hasil penelitian dapat ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berwenang dan berkepentingan sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh guru bimbingan dan konseling untuk meningkatkan eksistensinya dalam layanan bimbingan dan konseling di sekolah. 5.1 Simpulan Simpulan terhadap kinerja profesional guru bimbingan dan konseling pada kompetensi Need Asesmen, kompetensi Konseling Individual dan Konseling Kelompok serta kompetensi Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling, dapat dipaparkan sebagai berikut: 5.1.1 Kompetensi Need Asesmen Pada dasarnya Konselor sudah memahami hakekat asesmen sebagai alat atau cara untuk memahami kondisi, kebutuhan dan masalah konseli atau peserta didik yang dijadikan dasar pembuatan programnya. Konselor mampu memilih teknik asesmen, sesuai dengan kebutuhan pelayanan bimbingan dan konseling, menelaah setiap option jawaban ITP untuk dianalisis serta kemampuannya untuk menggunakan perangkat IT merupakan kemampuan menampilkan tanggungjawab profesional dalam praktik asesmen dan kemampuan menggunakan hasil asesmen dalam pelayanan bimbingan dan konseling, penyusunan angket sebagai instrumen asesmen merupakan kemampuan dalam aspek menyusun dan mengembangkan instrumen asesmen untuk keperluan bimbingan dan konseling. Penyusunan program bimbingan dan konseling berdasarkan hasil analisis tugas perkembangan dan kemampuan menggunakan Sosiometri, Daftar Cek Masalah merupakan kemampuan konselor untuk mengadministrasikan asesmen untuk mengungkapkan masalah-masalah konseli. Konselor mampu memilih dan mengadministrasikan teknik asesmen pengungkapan kemampuan dasar dan kecenderungan pribadi konseli, mampu menginterpretasikan hasil tes kecerdasan,

180 bakat, dan minat peserta didik dan menginformasikannya. Konselor mampu memilih dan mengadministrasikan instrumen untuk mengungkapkan kondisi aktual konseli berkaitan dengan lingkungan. Pengisian buku pribadi dan data nilai raport merupakan upaya untuk mengakses data dokumentasi tentang konseli dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Defisiensi kemampuan need asesmen terjadi pada implementasi instrumen hanya menggunakan inventori tugas perkembangan dan nilai raport saja. Hal itu terjadi karena banyaknya kelas bina, sehingga waktu tidak mencukupi untuk menggunakan semua instrumen need asesmen yang ada guna melengkapi data base need asesmen peserta didik di sekolah. 5.1.2 Kompetensi Konseling Individual dan Konseling Kelompok. Kompetensi konseling individual menunjukkan penggunaan keterampilan konseling individual yang cukup baik, ditandai dengan keterampilan Attending, konselor menyadari sepenuhnya penerimaan terhadap konselinya dalam proses konseling. Tahapan yang digunakan sudah melalui tiga tahapan, namun tujuan konseling tidak disampaikan kepada konseli. Teknik yang sudah digunakan adalah Eksplorasi, Refleksi isi, Refleksi perasaan, pertanyaan terbuka, Summarizing, Supporting dan Planning. Defisiensi kemampuan konseling individual yang dilaksanakan oleh konselor adalah kurangnya kemampuan menggunakan ungkapan-ungkapan untuk mengeksplor, merupakan hambatan yang membuat konseling lebih didominasi konselor dan berujung pada ketidakmampuan konseli untuk memutuskan pemecahan masalah. Kemampuan konseling kelompok sebelum mentoring, masih konvensional, tidak menunjukan performance stage, penggunaan keterampilan sangat terbatas. Kemampuan Attending cukup baik dan konselor memulai konseling kelompok dengan sebuah kontrak konseling, namun tujuan diadakannya konseling kelompok tidak disampaikan. Tahapan konseling masih beginning Stage, keterampilan eksplorasi digunakan tapi dangkal dan tidak ditindaklanjuti, keterampilan refleksi isi secara terbatas dan didominasi pertanyaan tertutup, sehingga konseling kelompok tidak berkembang. Defisiensi kemampuan

181 konseling kelompok tidak berkembang menuju tahap kerja (performance stage), padahal tahap ini sangat penting pada proses konseling kelompok.ungkapanungkapan yang dilontarkan konselor seperti wawancara biasa. Konseling kelompok seharusnya merupakan media bagi anggota kelompok untuk saling membantu permasalahan yang dialami anggota kelompok, dengan latar belakang masalah yang sama, tetapi efek masalah yang dihadapi dapat berbeda. 5.1.3 Kompetensi Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Kompetensi konselor pada evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling secara konsep teoritis dipahami dengan baik, memahami fungsi dan pentingnya evaluasi bagi akuntabilitas layanan bimbingan dan konseling. Pada aspek penyesuaian proses pelayanan bimbingan dan konseling disesuaikan dengan kondisi pada saat kegiatan dilaksanakan.layanan lebih diutamakan apabila terdapat situasi kritis dan harus segera dilayani, dan kegiatan layanan fleksibel dilaksanakan.pada aspek menginformasikan hasil pelaksanaan evaluasi layanan bimbingan dan konseling, dilaporkan kepada kepala sekolah dalam bentuk laporan kegiatan kinerja setiap akhir semester dan kepada pengawas apabila dibutuhkan, namun tidak ada feed back baik dari kepala sekolah maupun pengawas. Pada aspek penggunaan hasil pelaksanaan evaluasi untuk merevisi dan mengembangkan program bimbingan dan konseling, program yang terlaksana pada tahun sebelumnya dan mendapatkan apresiasi positif akan kembali dilaksanakan sedangkan untuk kegiatan yang kurang terlaksana seperti konseling individual dan konseling kelompok waktunya lebih dipersiapkan. Defisiensi terjadi pada implementasi evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling tidak dilakukan dengan alasan banyaknya jumlah kelas yang harus diisi sehingga program yang direncanakan tidak terealisasi seluruhnya dan tidak adanya instrumen yang dimiliki oleh konselor sehingga evaluasi cenderung diabaikan. Evaluasi proses dan hasil jangka pendek dilakukan pada saat aktivitas dilakukan pada bimbingan klasikal, bimbingan kelompok, konseling individual dan konseling kelompok, namun tidak didokumentasikan.

182 5.1.4 Program Peningkatan Kinerja Profesional Guru Bimbingan dan Konseling Berdasarkan analisis terhadap kompetensi need asesmen, kompetensi konseling individual dan konseling kelompok serta kompetensi evaluasi pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling pada penelitian ini, pada dasarnya membutuhkan program peningkatan kinerja profesional karena terjadi defisiensi pada implementasinya. Apabila dilihat secara spesifik, kemampuan need asesmen dan evaluasi pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling pada tataran implementasi berkaitan dengan manajemen waktu konselor, sehingga pada intinya kemampuan konselor untuk memenej waktu dengan lebih baik, karena kepadatan layanan yang harus diberikan, juga kurangnya guru bimbingan dan konseling di sekolah.selain itu motivasi altruistik sangat dibutuhkan agar kinerja profesional lebih optimal dilaksanakan. Pada penelitian ini program peningkatan kinerja profesional dilakukan terhadap kemampuan konseling individual dan konseling kelompok, hal ini berdasarkan analisis terhadap kemampuan konseling yang telah dilakukan oleh kedua konselor mengalami defisiensi pada keterampilan menggunakan ungkapanungkapan yang tepat pada proses konselingnya. Selain itu berdasarkan hasil wawancara dengan konselor, dari ketiga aspek yang diteliti secara prioritas sangat membutuhkan program peningkatan kinerja pada aspek keterampilan konseling. Kedua data di atas dipandang peneliti merupakan need asesmen program peningkatan kinerja profesional yang sangat dibutuhkan oleh konselor. Program Mentoring sebagai metode untuk meningkatkan konseling individual dengan menggunakan pendekatan integratif menunjukkan penguasaan teknik Refleksi isi, Refleksi perasaan, Pertanyaan berorientasi target, Mendebat keyakinan-keyakinan yang merugikan diri konseli, menutup sesi konseling dengan rencana pertemuan lanjutan serta Pertanyaan terbuka lebih sering digunakan dan Supporting membuka peluang konseli menemukan jawaban

183 masalahnya. Keterampilan konseling kelompok pasca mentoring, menunjukkan Tahapan konseling sudah melalui tahap awal atau beginning stage,tahap kerja (Performing stage ) dan termination stage.keterampilan konseling yang digunakan Eksplorasi masalah, Refleksi Isi, Refleksi Perasaan, Pertanyaaan Terbuka lebih banyak digunakan, Pertanyaan Berorientasi Target, Summarizing, Planning, dan mengakhiri sesi konseling.tahapan Menutup Sesi Konseling Kelompok (Termination Stage) dilakukan oleh konselor dengan memberikan dorongan terhadap seluruh konseli untuk mengubah perilaku yang diarahkan pada kemajuan dan pembuktian dirinya. 5.2 Rekomendasi Berdasarkan hasil penelitian ini direkomendasikan: 5.2.1 Bagi Guru Bimbingan dan Konseling Untuk menunjukkan kompetensi profesionalisme guru bimbingan dan konseling harus meningkatkan kemampuannya pada aspek need asesmen, konseling individual dan konseling kelompok,serta evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling. Hal itu dapat dilakukan melalui program peningkatan kinerja profesional yang diwadahi Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) baik tingkat gugus maupun kabupaten untuk saling memberi masukan berbagai metode dan media layanan terutama kemampuan need asesmen, konseling individual dan konseling kelompok serta peningkatan kemampuan evaluasi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Peningkatan profesionalisme guru bimbingan dan konseling di sekolah akan berimbas pada eksistensi layanan yang melahirkan public trust. Guru bimbingan dan konseling harus memiliki inovasi dan kreativitas dalam mengungkap need asesmen yang komprehensif sehingga kebutuhan peserta didik dapat terungkap. Kemampuan konseling individual dan konseling kelompok merupakan strategi pelayanan untuk memenuhi tugas perkembangan setiap peserta didik di sekolah berdasarkan kebutuhannya yang unik. Kemampuan evaluasi pelaksanaan program layanan dan konseling harus berdasarkan data yang

184 vaild dan diimplementasikan untuk menunjukkan akuntabilitas pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dan memberi arah efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling di sekolah.kemauan dan motivasi altruistik serta tanggung jawab terhadap tugas kinerja profesional harus terus dipupuk sehingga implementasi evaluasi pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling akan signifikan terhadap akuntabilitas pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. 5.2.2 Bagi Sekolah Kepala sekolah harus melakukan monitoring dan supervisi terhadap pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Hal ini berarti kepala sekolah juga harus memahami kompetensi profesional yang harus dimiliki oleh guru bimbingan dan konseling, terutama pada kompetensi need asesmen, konseling individual dan konseling kelompok dan kompetensi evaluasi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, sehingga pada proses supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah, dapat memberi masukan dan saran bagi guru bimbingan dan konseling. Kepala sekolah harus memberi dorongan dan fasilitas terhadap aktivitas guru bimbingan dan konseling pada Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK), baik pada tingkat gugus maupun tingkat kabupaten yang akan memberi dampak peningkatan bagi kemampuan need asesmen, kemampuan konseling individual dan kemampuan konseling kelompok juga terhadap kemampuan evaluasi pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah. 5.2.3 Bagi Dinas Pendidikan Dinas pendidikan Kabupaten Bandung Barat diharapkan memberikan fasilitas bagi terlaksananya pelatihan, seminar, workshop maupun pendampingan dalam bentuk mentoring untuk menunjang terhadap profesionalisme guru bimbingan dan konseling di sekolah. Dinas Pendidikan memberi supervisi secara kontinu dan intens terhadap pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Supervisi merupakan hal yang sangat krusial bagi kemajuan dan eksistensi layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Pengawas layanan

185 bimbingan dan konseling harus memberi masukan terhadap kemampuan need asesmen, konseling individual dan konseling kelompok serta evaluasi pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling, sehingga eksistensi dan akuntabilitas layanan bimbingan dan konseling diakui sebagai layanan profesional. 5.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya direkomendasikan: a) Meneliti kinerja profesional pada satu aspek kompetensi professional dengan pengungkapan data yang lebih mendalam sehingga berimbas pada kebutuhan program peningkatan kinerja profesional yang relevan dan tepat sasaran. b) Meneliti kinerja profesional pada aspek aspek yang lainnya. Kompetensi pedagogik, kepribadian dan sosial merupakan aspek yang menarik untuk diteliti, guna melengkapi data kinerja profesional guru bimbingan dan konseling sehingga mempermudah jenis program peningkatan kinerja profesional sesuai dengan kebutuhan. c) Merancang dan mengimplementasikan program peningkatan kinerja profesional pada aspek need asesmen dan evaluasi pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling yang saat ini dibutuhkan bagi guru bimbingan dan konseling di sekolah.