BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan melakukan auditor switching. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008-2012. Penulis memilih industri pertambangan karena ingin melakukan diferensiasi dari penelitian sebelumnya yang memiliki fokus penelitian di industri berbeda. Selain itu juga untuk menghindari adanya industrial effect yaitu risiko industri yang berbeda antara suatu sektor industri yang satu dengan yang lain. Fokus penelitian ini ingin melihat pengaruh ukuran KAP, pergantian manajemen, opini audit, public ownership, dan pergantian komite audit terhadap auditor switching pada industri pertambangan di Indonesia. Alasan penggunaan data lima tahun pada tahun 2008-2012 adalah karena tahun 2008-2012 merupakan data terbaru perusahaan yang dapat memberikan profil atau gambaran terkini tentang keuangan perusahaan. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, dimana berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, Jumlah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2008-2012 masing-masing berjumlah 32 perusahaan. Setelah dilakukan proses pemilihan sampel berdasarkan kriteria yaitu nama auditor eksternal, kantor akuntan publik, nama direktur utama perusahaan, opini audit yang diperoleh perusahaan, persentase 43
kepemilikan saham yang dimiliki oleh publik dan nama ketua serta anggota komite audit perusahaan, maka diperoleh 21 perusahaan dengan total pengamatan yang dijadikan sampel penelitian sebanyak 105 pengamatan. 4.2 Analisis Data 4.2.1 Statistik Deskriptif Dalam penelitian ini dilakukan analisis statistik deskriptif untuk menggambarkan data sampel yang diperlihatkan dengan menggunakan frequency table karena seluruh variabel dalam penelitian ini merupakan variabel dummy. Berikut ini adalah penjelasan hasil statistik deskriptif variabel dependen dan variabel independen: 1. Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah auditor switching yang merupakan perpindahan auditor yang dilakukan oleh perusahaan klien. Auditor switching diukur dengan melihat apakah terjadi pergantian auditor eksternal perusahaan dari tahun sebelumnya ke tahun sekarang. Tabel 4.1 berikut adalah analisa pengujian statistik deskriptif untuk variabel dependen auditor switching: Tabel 4.1 Deskripsi Data Perusahaan yang Melakukan Auditor Switching SWITCH Frequency Percent Dummy 0 62 59.0 1 43 41.0 Total 105 100.0 44
Jika perusahaan klien mengganti auditornya, maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika perusahaan klien tidak mengganti auditornya, maka diberikan nilai 0. Berdasarkan tabel frekuensi, diperoleh 62 (59.0%) sampel perusahaan yang tidak melakukan auditor switching dan 43 (41.0%) sampel perusahaan yang melakukan auditor switching. 2. Variabel Independen Variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran KAP, pergantian manajemen, opini audit, public ownership dan pergantian komite audit. a. Ukuran KAP Tabel 4.2 berikut adalah penjelasan analisa pengujian statistik deskriptif untuk variabel independen ukuran KAP: Tabel 4.2 Deskripsi Data Ukuran KAP KAP Frequency Percent Dummy 0 50 47.6 1 55 52.4 Total 105 100.0 Jika sebuah perusahaan diaudit oleh KAP Big 4 maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika sebuah perusahaan diaudit oleh KAP non Big 4 maka diberikan nilai 0. Berdasarkan tabel frekuensi yang dihasilkan, terdapat 50 (47.6%) sampel perusahaan 45
yang diaudit oleh KAP non Big 4 dan 55 (52.4%) sampel perusahaan yang diaudit oleh KAP Big 4. b. Pergantian Manajemen Tabel 4.3 berikut adalah penjelasan analisa pengujian statistik deskriptif untuk variabel independen pergantian manajemen: Tabel 4.3 Deskripsi Data Pergantian Manajemen CEO Frequency Percent Dummy 0 83 79.0 1 22 21.0 Total 105 100.0 Jika terdapat pergantian direksi dalam perusahaan maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika tidak terdapat pergantian direksi dalam perusahaan, maka diberikan nilai 0. Berdasarkan taber frekuensi diperoleh 83 (79.0%) sampel perusahaan yang tidak melakukan pergantian direksi dalam perusahaan dan 22 (21.0%) sampel perusahaan yang melakukan pergantian direksi dalam perusahaan. c. Opini Audit Tabel 4.4 berikut adalah penjelasan analisa pengujian statistik deskriptif untuk variabel independen opini audit: 46
Tabel 4.4 Deskripsi Data Opini Audit OPINI Frequency Percent Dummy 0 99 94.3 1 6 5.7 Total 105 100.0 Jika perusahaan klien menerima opini selain wajar tanpa pengecualian (unqualified) maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika perusahaan klien menerima opini wajar tanpa pengecualian (unqualified), maka diberikan nilai 0. Berdasarkan tabel frekuensi diperoleh 99 (94.3%) sampel perusahaan yang menerima opini wajar tanpa pengecualian (unqualified) dan 6 (5.7%) sampel perusahaan yang menerima opini selain wajar tanpa pengecualian (unqualified). d. Public Ownership Tabel 4.5 berikut adalah penjelasan analisa pengujian statistik deskriptif untuk variabel independen public ownership: Tabel 4.5 Deskripsi Data Kepemilikan Publik OWNERSHIP Frequency Percent Dummy 0 91 86.7 1 14 13.3 Total 105 100.0 47
Jika proporsi kepemilikan saham oleh publik pada suatu perusahaan lebih besar dibandingkan kepemilikan internal maka diberi nilai 1, Namun jika proporsi kepemilikan saham oleh publik pada suatu perusahaan tidak lebih besar dibandingkan kepemilikan internal diberi nilai 0. Berdasarkan tabel frekuensi diperoleh 91 (86.7%) sampel perusahaan yang proporsi kepemilikan saham oleh publik pada suatu perusahaan tidak lebih besar dibandingkan kepemilikan internal dan 14 (13.3%) sampel perusahaan yang proporsi kepemilikan saham oleh publik pada suatu perusahaan lebih besar dibandingkan kepemilikan internal. e. Pergantian Komite Audit Tabel 4.6 berikut adalah penjelasan analisa pengujian statistik deskriptif untuk variabel independen pergantian komite audit: Tabel 4.6 Deskripsi Data Pergantian Komite Audit KOMITE Frequency Percent Dummy 0 61 58.1 1 44 41.9 Total 105 100.0 Jika terjadi pergantian keanggotaan dalam suatu komite audit, maka diberi nilai 1 dan jika tidak terjadi pergantian keanggotaan dalam suatu komite audit, maka diberi nilai 0. Berdasarkan tabel frekuensi diperoleh 61 (58.1%) sampel perusahaan yang tidak 48
terjadi pergantian keanggotaan dalam suatu komite audit dan 44 (41.9%) sampel perusahaan yang terjadi pergantian keanggotaan dalam suatu komite audit. 4.2.2 Uji Hipotesis Variabel dependen dalam penelitian ini bersifat dikotomi (melakukan auditor switching dan tidak melakukan auditor switching), maka pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik. Pengujian hipotesis menggunakan model regresi logistik dengan metode enter dengan tingkat signifikansi 5%. Regresi logistik digunakan untuk menguji pengaruh ukuran KAP, pergantian manajemen, opini audit, public ownership dan pergantian komite audit terhadap auditor switching. Pengujian hipotesis meliputi menilai kelayakan model regresi, menilai keseluruhan model, menguji koefisien determinasi, menguji matriks klasifikasi dan menguji koefisien regresi. 4.2.2.1 Menilai Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit Test) Menilai kelayakan model regresi dilakukan dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test. Pengujian memperhatikan nilai Goodness of Fit Test yang diukur dengan nilai Chi-Square, dimana jika tingkat signifikannya lebih dari 0,05 maka H, diterima. Hasil pengujian disajikan pada tabel 4.7 berikut: 49
Tabel 4. 7 Goodness of Fit Test Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square Df Sig. 1 3.586 6 0.732 Pada tabel 4.7 tersebut terlihat bahwa besarnya nilai statistik Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test atau nilai Chi-Square sebesar 3,586 dengan tingkat signifikan (p-value) sebesar 0,732. Berdasarkan hasil tersebut, karena tingkat signifikan lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa model regresi mampu memprediksi nilai observasi karena cocok dengan data observasinya, berarti model dinyatakan layak dan boleh diinterpretasikan. 4.2.2.2 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) Menilai keseluruhan model dilakukan dengan cara membandingkan nilai antara -2 Log Likehood (LL) block number = 0 pada awal dengan -2 Log Likehood (LL) block number = 1 pada akhir. Hasil pengujian Overall Model Fit disajikan pada tabel 4.8 berikut: Tabel 4.8 Overall Model Fit Iteration -2 Log Likelihood Step 0 139.400 Step 1 139.393 50
Pada tabel 4.8 di atas terlihat bahwa nilai -2 Log Likehood block number = 0 adalah sebesar 139.400 dan -2 Log Likehood block number = 1 adalah sebesar 139.393. Adanya penurunan nilai -2 Log Likehood block number = 0 terhadap -2 Log Likehood block number = 1. Dengan adanya penurunan nilai tersebut menunjukkan keseluruhan model regresi logistik yang digunakan adalah model yang baik atau model yang dihipotesakan fit dengan data. 4.2.2.3 Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) Menilai koefisien determinasi didasarkan pada nilai Nagelkerke R Square. Hasil pengujian koefisien determinasi disajikan pada tabel 4.9 berikut: Tabel 4.9 Nilai Nagelkerke R Square R Square 2 Log Likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R Square Square 139.393 0.025 0.034 Pada tabel 4.9 di atas nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,34 yang berarti variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 3,4% sedangkan sisanya 96,6% dijelaskan oleh faktor lain diluar model penelitian. 51
4.2.2.4 Matriks Klasifikasi Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan auditor switching yang dilakukan oleh perusahaan. Hasil pengujian matriks klasifikasi disajikan pada tabel 4.10 berikut: Tabel 4.10 Matriks Klasifikasi Predicted Observed SWITCH Percentage Correct 0 1 0 59 3 95.2 SWITCH 1 37 6 14.0 Overall Percentage 61.9 Pada tabel 4.10 di atas menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan melakukan auditor switching adalah sebesar 14%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model regresi yang digunakan pada penelitian ini, terdapat 6 perusahaan (14%) yang diprediksi akan melakukan auditor switching dari total 43 perusahaan yang melakukan auditor switching. Kekuatan prediksi dari perusahaan yang tidak melakukan auditor switching adalah sebesar 95,2% yang berarti dengan menggunakan model regresi yang digunakan pada penelitian ini, sebanyak 59 perusahaan yang diprediksi tidak akan melakukan auditor switching dari total 62 perusahaan yang tidak melakukan auditor switching. 52
4.2.2.5 Menguji Koefisien Regresi Pengujian regresi logistik dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 (5%). Dengan menguji koefisien regresi maka dapat diketahui sejauh mana variabel independen berpengaruh pada variabel dependen. Apabila signifikansi p-value lebih besar dari 0,05 maka hipotesis alternatif ditolak (variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen), sedangkan apabila signifikansi p- value lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis alternatif diterima (variabel independen tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen). Dari hasil pengujian persamaan regresi logistik diperoleh model regresi pada tabel 4.11 berikut: Tabel 4.11 Hasil Pengujian Regresi Logistik Hasil Analisis Regresi Atas Ukuran KAP, Pergantian Manajemen, Opini Audit, Public Ownership dan Pergantian Komite Audit Terhadap Auditor Switching SWITCH = α + β 1 KAP + β 2 CEO+ β 3 OPINI + β 4 OWNERSHIP + β 5 KOMITE + ε Variabel Koefisien Sig. Pengaruh KAP 0.308 0.514 Tidak Signifikan CEO -0.236 0.636 Tidak Signifikan OPINI -0.866 0.381 Tidak Signifikan OWNERSHIP 0.432 0.513 Tidak Signifikan KOMITE -0.200 0.657 Tidak Signifikan Constant 0.228 KAP (Ukuran KAP), CEO (Pergantian Manajemen), OPINI (Opini Audit), OWNERSHIP (Public Ownership), KOMITE (Pergantian Komite Audit) Berdasarkan Tabel 4.11 di atas, dapat diketahui bahwa hasil regresi pada variabel ukuran KAP menunjukkan nilai koefisien 0,308 dengan nilai 53
signifikansi sebesar 0,514. Hal ini berarti variabel ukuran KAP menunjukkan arah negatif terhadap auditor switching karena nilai signifikansi 0,514 diatas signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Maka hipotesis H 1 dalam penelitian ini ditolak. Berdasarkan Tabel 4.11 di atas, dapat diketahui bahwa hasil regresi pada variabel pergantian manajemen menunjukkan nilai koefisien -0,236 dengan nilai signifikansi sebesar 0,636. Hal ini berarti variabel ukuran KAP menunjukkan arah negatif terhadap auditor switching karena nilai signifikansi 0,636 diatas signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa variabel pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Maka hipotesis H 2 dalam penelitian ini ditolak. Berdasarkan Tabel 4.11 di atas, dapat diketahui bahwa hasil regresi pada variabel opini audit menunjukkan nilai koefisien -0,866 dengan nilai signifikansi sebesar 0,381. Hal ini berarti variabel opini audit menunjukkan arah negatif terhadap auditor switching karena nilai signifikansi 0,381 diatas signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa variabel opini audit tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Maka hipotesis H 3 dalam penelitian ini ditolak. Berdasarkan Tabel 4.11 di atas, dapat diketahui bahwa hasil regresi pada variabel public ownership menunjukkan nilai koefisien 0, 432 dengan nilai signifikansi sebesar 0,513. Hal ini berarti variabel public ownership menunjukkan arah negatif terhadap auditor switching karena nilai signifikansi 0,513 diatas signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa 54
variabel public ownership tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Maka hipotesis H 4 dalam penelitian ini ditolak. Berdasarkan Tabel 4.11 di atas, dapat diketahui bahwa hasil regresi pada variabel pergantian komite audit menunjukkan nilai koefisien -0,200 dengan nilai signifikansi sebesar 0,657. Hal ini berarti variabel pergantian komite audit menunjukkan arah negatif terhadap auditor switching karena nilai signifikansi 0,657 diatas signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa variabel pergantian komite audit tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Maka hipotesis H 5 dalam penelitian ini ditolak. 4.3 Diskusi Hasil Pengujian Penelitian ini ingin menguji faktor-faktor yang mempengaruhi auditor switching pada perusahaan. Penulis ingin menguji pengaruh variabel independen antara lain ukuran KAP, pergantian manajemen, opini audit, public ownership dan pergantian komite audit terhadap variabel dependen yaitu auditor switching pada 105 sample yang diperoleh dari perusahaan pertambangan yang memenuhi kriteria pemilihan sampel dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai tahun 2012. Berdasarkan serangkaian pengujian yang dilakukan terhadap model regresi dan variabelvariabel penelitian, diperoleh ringkasan hasil pengujian hipotesis alternatif yang dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut: 55
Tabel 4.12 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Alternatif No Hipotesis Alternatif Hasil 1 Ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap auditor switching Ditolak 2 Pergantian manajemen berpengaruh signifikan terhadap auditor switching Ditolak 3 Opini audit berpengaruh signifikan terhadap auditor switching Ditolak 4 Public ownership berpengaruh signifikan terhadap auditor switching Ditolak 5 Pergantian komite audit berpengaruh signifikan terhadap auditor switching Ditolak Pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 4.3.1 Pengaruh Ukuran KAP (KAP) terhadap Auditor Switching (SWITCH) Variabel ukuran KAP pada tabel 4.11 menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 0.308 dengan tingkat signifikansi (p) 0.514 lebih besar dari α = 5%. Dengan tingkat signifikansi (p) lebih besar dari α = 5%, maka dapat disimpulkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara ukuran KAP dengan auditor switching, sehingga ukuran KAP tidak mempengaruhi auditor switching. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wijayani (2011) dan Andra (2012) tetapi tidak mendukung penelitian Damayanti dan Sudarma (2008), Wijayanti (2010), Adityawati (2011) dan Sudarno dan Sulistiarni (2012). Perusahaan akan mencari KAP yang kredibilitasnya tinggi untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan di mata pemakai laporan keuangan itu (Halim, 1997 dalam Damayanti dan Sudarma, 2008). Expertise KAP merupakan salah satu atribut dalam servis KAP besar (Mardiyah, 2002). 56
Adanya faktor expertise itu akan menentukan perubahan auditor oleh perusahaan sehingga perusahaan lebih memilih KAP besar. KAP yang lebih besar (Big 4) biasanya dianggap lebih mampu mempertahankan tingkat independensi yang memadai daripada rekan-rekan mereka yang lebih kecil karena mereka biasanya menyediakan berbagai layanan untuk klien dalam jumlah yang besar, sehingga mengurangi ketergantungan mereka pada klien tertentu (Dopuch, 1984; Wilson dan Grimlund, 1990 dalam Nasser et al., 2006). Selain itu, KAP yang lebih besar umumnya dianggap sebagai penyedia kualitas audit yang tinggi dan menikmati reputasi tinggi dalam lingkungan bisnis dan karena itu akan berusaha untuk mempertahankan independensi mereka untuk menjaga image mereka (DeAngelo, 1981; Dopuch, 1984; Wilson dan Grimlund, 1990 dalam Nasser et al., 2006). Terlebih lagi, KAP yang lebih besar juga dianggap lebih independen daripada rekan-rekan mereka yang lebih kecil dalam menahan tekanan manajemen pada saat terjadi perselisihan ketika mereka biasanya memiliki lebih banyak klien dan mampu untuk menyerahkan sebagian dari klien mereka yang lebih sulit (Chow dan Rice, 1982). Setiap penggantian auditor akan menimbulkan biaya baru. Hal itu terjadi karena KAP yang baru tidak mempunyai pemahaman yang mendalam mengenai bisnis perusahaan sehingga proses audit dimulai dari awal lagi (Davis et al., 2007 dalam Divianto, 2011). Adanya faktor expertise KAP akan menentukan perubahan audit sehingga perusahaan akan lebih memilih KAP Big Four untuk meningkatkan kredibilitas perusahaan di mata pelaku pasar modal. Namun, dalam penelitian ini ternyata tidak ditemukan pengaruh yang signifikan antara ukuran KAP dengan pergantian auditor dalam perusahaan karena kemungkinan perusahaan sampel menganggap 57
bahwa tingkat expertise KAP tidak ditentukan oleh klasifikasi Big Four atau Non Big Four akan tetapi kualitas audit dan independensi dari auditor KAP tersebut. Hal lain yang menyebabkan tidak ditemukan pengaruh yang signifikan antara ukuran KAP dengan pergantian auditor pada penelitian ini karena 47,6% dari perusahaan-perusahaan sampel menggunakan KAP skala kecil dan tidak banyak yang mengganti KAP-nya ke KAP dengan skala besar. Hal ini mungkin dapat disebabkan karena perusahaan sudah merasa nyaman dengan auditor yang dipakainya saat ini. 4.3.2 Pengaruh Pergantian Manajemen (CEO) terhadap Auditor Switching (SWITCH) Variabel pergantian manajemen pada tabel 4.11 menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar 0.236 dengan tingkat signifikansi (p) 0.636 lebih besar dari α = 5%. Dengan tingkat signifikansi (p) lebih besar dari α = 5%, maka dapat disimpulkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara pergantian manajemen dengan auditor switching, sehingga pergantian manajemen tidak mempengaruhi auditor switching. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wijayanti (2010) dan Damayanti dan Sudarma (2008), tetapi tidak mendukung penelitian Wijayani (2011), Andra (2012) dan Sudarno dan Sulistiarni (2012). Pergantian manajemen dalam penelitian ini tidak terbukti menyebabkan pergantian auditor karena pergantian manajemen merupakan perubahan yang terletak di dalam dan dikendalikan oleh organisasi yang 58
meliputi perubahan dalam hal teknologi, visi misi perusahaan, restrukturisasi tenaga kerja, kerjasama dengan perusahaan lain, atau mengadakan program baru (Carpenter, 1999). Sedangkan keputusan untuk melakukan auditor switching merupakan perubahan yang terjadi di luar organisasi. Oleh karena itu dalam penelitian ini pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap terjadinya auditor switching yang dilakukan oleh perusahaan. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa kebijakan dan pelaporan akuntansi KAP lama tetap dapat diselaraskan dengan kebijakan manajemen baru dengan cara melakukan negosiasi ulang antara kedua pihak. 4.3.3 Pengaruh Opini Audit (OPINI) terhadap Auditor Switching (SWITCH) Variabel opini audit pada tabel 4.11 menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar 0.866 dengan tingkat signifikansi (p) 0.381 lebih besar dari α = 5%. Dengan tingkat signifikansi (p) lebih besar dari α = 5%, maka dapat disimpulkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara opini audit dengan auditor switching, sehingga opini audit tidak mempengaruhi auditor switching. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma (2008), Wijayanti (2010), Adityawati (2011) dan Wijayani (2011). Hasil pengujian yang tidak berhasil membuktikan bahwa terdapat pengaruh opini audit terhadap pergantian auditor diduga disebabkan karena pada umumnya perusahaan yang dijadikan sampel telah mendapatkan opini audit unqualified (wajar tanpa pengecualian). Selain itu, perusahaanperusahaan yang melakukan auditor switching dengan tujuan melakukan 59
opinion shopping untuk mendapatkan opini yang lebih baik tidak memperoleh opini yang lebih baik pada tahun berikutnya (Lennox, 1996 dalam Juniarti, 2002). Bahkan Lennox menemukan bahwa perusahaan yang berpindah KAP cenderung menerima opini audit yang lebih buruk pada tahun berikutnya. Apabila sebuah perusahaan telah menggunakan jasa KAP Big Four, umumnya perusahaan tersebut tidak terlalu memiliki keleluasaan untuk melakukan auditor switching apabila penugasan KAP oleh manajemen dianggap tidak lagi sesuai. Karena pergantian kelas KAP dari Big Four ke KAP yang lebih kecil dikhawatirkan dapat menyebabkan adanya sentimen negatif dari pelaku pasar terhadap kualitas pelaporan keuangan dari perusahaan. Sebaliknya, pergantian kelas KAP ke Big Four dikhawatirkan dapat menyebabkan tidak adanya kemungkinan untuk mendapatkan opini audit unqualified (wajar tanpa pengecualian) karena pertimbangan kualitas audit yang lebih baik. 4. 3.4 Pengaruh Public Ownership (OWNERSHIP) terhadap Auditor Switching (SWITCH) Variabel public ownership pada tabel 4.11 menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 0.432 dengan tingkat signifikansi (p) 0.513 lebih besar dari α = 5%. Dengan tingkat signifikansi (p) lebih besar dari α = 5%, maka dapat disimpulkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara public ownership dengan auditor switching, sehingga public ownership tidak mempengaruhi auditor switching. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sudarno dan Sulistiarni (2012). Hasil penelitian ini 60
menunjukkan bahwa kepemilikan saham menyebar tidak lantas mendorong perusahaan untuk melakukan kebijakan dalam hal pergantian auditor ataupun pergantian KAP. Hal tersebut menunjukkan bahwa KAP yang mengaudit sebelumnya tetap akan dipertahankan perusahaan. Herusetya (2008) menyebutkan kepemilikan terkonsentrasi akan mendominasi pemegang saham minoritas, ini menunjukkan semakin tinggi pemegang saham oleh publik mendorong untuk membuat keputusan yang tidak merugikan semua pemegang saham. Perusahaan menganggap dengan seringnya melakukan pergantian KAP dapat menimbulkan anggapan negatif yang dapat menggaggu citra perusahaan. 4.3.5 Pengaruh Pergantian Komite Audit (KOMITE) terhadap Auditor Switching (SWITCH) Variabel pergantian komite audit pada tabel 4.11 menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar 0.200 dengan tingkat signifikansi (p) 0.657 lebih besar dari α = 5%. Dengan tingkat signifikansi (p) lebih besar dari α = 5%, maka dapat disimpulkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara pergantian komite audit dengan auditor switching, sehingga pergantian komite audit tidak mempengaruhi auditor switching. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sudarno dan Sulistiarni (2012). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan adanya pergantian keanggotaan dalam komite audit di suatu perusahaan tidak lantas menyebabkan komite audit merekomendasikan pada perusahaan untuk melakukan pergantian KAP yang sebelumnya dengan KAP yang baru. Komite Audit bertugas memilih dan 61
menilai kinerja perusahaan kantor akuntan publik (Siegel, 1996 dalam Susiana dan Arleen 2007). Komite audit tentu memiliki kriteria penilaian mengenai pilihan auditor eksternal yang menjadi favoritnya dan telah memenuhi standar dan kriteria yang ditentukan untuk mengaudit suatu perusahaan. Adanya pergantian keanggotaan komite audit tidak berpengaruh terhadap penunjukan KAP yang berbeda dari KAP sebelumnya, terlebih jika KAP yang mengaudit perusahaan sudah merupakan Big Four yang diyakini memiliki independensi dan kredibilitas yang tinggi. 62