BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Perhitungan dan Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN DAN SARAN. berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lainnya dengan nama

LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-32/PJ/2009 TANGGAL : 25 MEI 2009

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PENERAPAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA PT SM ANUGRAH RAYA TAMA

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Penghitungan Pajak yang Dilakukan oleh PT Semar Jaya Indah Tahun

PERPAJAKAN I PENDAFTARAN NPWP, PENGAJUAN SPPKP & PEMBAYARAN PAJAK. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Analisis Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Untuk Pegawai Negeri Sipil Pada Kantor Imigrasi Kelas II Depok

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 32/PJ/2010 TENTANG

SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/

SURAT SETORAN PAJAK PETUNJUK PENGISIAN SSP. 25 April STIE Widya Praja Tanah Grogot

3 Tipe Perhitungan Pajak Penghasilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

BAB IV EVALUASI ATAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 KARYAWAN PADA PT ADIMITRA KARYA

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang

Pengabdian Masyarakat 2016 BAGIAN 3 PELATIHAN PENYUSUNAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) TAHUNAN WAJIB PAJAK BADAN PADA KOPERASI DI KOTA BANDUNG

BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN DENGAN TARIF KHUSUS YANG BERSIFAT FINAL DAN TIDAK FINAL BAB V

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bisa ditarik apa yang telah dibahas dan dianalisis oleh penulis dalam skripsi ini

PELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL

Pengurangan: 1. Biaya jabatan: 5% x Rp ,00 Rp150, luran Pensiun 2% x Rp 60,000. Rp2,790,000.00

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-26/PJ/2013 TENTANG

CONTOH PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS PENGHASILAN PEKERJA PADA KATEGORI USAHA TERTENTU

Definisi. SPT (Surat Pemberitahuan)

SPT (Surat Pemberitahuan) Saiful Rahman Yuniarto

BAB 4 EVALUASI PPH PASAL 22 BENDAHARAWAN PEMERINTAH PADA PPPTMGB LEMIGAS. Mekanisme PPh Pasal 22 Bendaharawan Pemerintah di LEMIGAS

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK

BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG PAJAK PENGHASILAN PASAL 21/26 BAB II

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pengalaman praktis di lapangan yang secara langsung. berhubungan dengan teori teori keahlian yang diterima di bangku

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) Pasal 21 Pada PT. XYZ. : Dedi Sudjana NPM : Dosen Pembimbing : Riyanti SE., MM.

PER - 32/PJ/2010 PELAKSANAAN PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PEN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PETUNJUK UMUM

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-32/PJ/2009 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Pelaporan Pajak Tahun Sebelum Pembetulan

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)

Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 486/KMK.03/2003 TENTANG

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PAJAK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BAB I KETENTUAN UMUM.

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak. SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi. Tahun Pajak 2014 PJ.091/KUP/S/006/

I. PETUNJUK UMUM PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 UNTUK PENGHASILAN TETAP DAN TERATUR SETIAP BULAN

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGANTAR PERPAJAKAN BENDAHARA

MEKANISME PERHITUNGAN PPH OP KARYAWAN PADA PT. VIRAJAYA RIAUPUTRA

BAB II LANDASAN TEORI PAJAK PENGHASILAN. II.1.1. Pengertian dan Pelaksanaan Pajak Penghasilan

SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pajak Menurut Undang Undang Pasal 1 angka 1 Ketentuan Umum

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Penghitungan Pajak Penghasilan ( PPh ) pasal 21 PT. Lucky Indah

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DI INDONESIA

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kewajiban perpajakannya, khususnya atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

PPh Pasal 21. Maksud. Dasar Hukum. Objek Pemotongan Pemotong PPh Pasal 21. Bukan Pemotong PPh Pasal 21. Penerima Penghasilan

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

KEUANGAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

HAK, KEWAJIBAN DAN SANKSI PEMILIK NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP)

NPWP dan Pengukuhan PKP

BAB IV PEMBAHASAN Jenis jenis pajak koperasi XYZ.

PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK INTERNAL DJP; PENGADILAN PAJAK; DAN MAHKAMAH AGUNG.

EVALUASI MEKANISME PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) 21 PADA KOPERASI JASA MARGA BAKTI 5

Peraturan pelaksanaan Pasal 21 ayat (5) Penghasilan yang Dibebankan Kepada Keuangan Negara atau Keuangan Daerah Peraturan Pemerintah

NPWP (NOMOR POKOK WAJIB PAJAK), WAJIB PAJAK NON EFEKTIF, KODE AKUN PAJAK, SSP, JATUH TEMPO PEMBAYARAN

BAGIAN PERTAMA: PETUNJUK UMUM PENGHITUNGAN PPh PASAL 21. I. PETUNJUK UMUM PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 UNTUK PENGHASILAN TETAP DAN TERATUR SETIAP BULAN

..., ) Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak... 3) Di... 4) Dengan hormat,

PT. Munirah adalah PKP yang bergerak di bidang penjualan elektronik di Makassar. Selama bulan Juli 2014 melakukan transaksi sebagai berikut :

PENGANTAR PERPAJAKAN HAK WAJIB PAJAK

Pertemuan 6 PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 FORMULIR 1721 (Awal)

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

..., ) Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak... 3) Di... 4) Dengan hormat,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pajak Pertambahan Nilai-nya sebagai Pengusaha Kena Pajak dengan

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21. JUMLAH PENERIMA PENGHASILAN (Orang)

Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak. 3) Di.. 4)

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak

PERPAJAKAN I KUP PENDAFTARAN NPWP & PEMBAYARAN PAJAK. By : SUHIRMAN MADJID, SE.,MSi.,AK., CA. HP :

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ/2012

FORMAT SURAT KEPUTUSAN PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PAJAK: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

ANALISA PERHITUNGAN PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA PUSAT PENELITIAN KEPENDUDUKAN ( LIPI )

Nama :... (1) NPWP :... (2) Alamat :... (3) Daftar Jumlah Penghasilan dan Pembayaran PPh Pasal 25. Peredaran Usaha (Perdagangan) Alamat

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil identifikasi dan evaluasi atas pemotongan, penyetoran, dan

PAJAK PENGHASILAN PAJAK 25

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karangan Prof. Dr. Mardiasmo (2011:1) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

PENGANTAR PERPAJAKAN BENDAHARA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sesuai dengan Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang nomor 16 tahun 2009

PER - 52/PJ/2009 PENUNJUKAN PEMOTONG, TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 EVALUASI PERHITUNGAN PPh PASAL 21 KARYAWAN. karyawannya dan PT. pelangi elasindo menanggung semua PPh Pasal 21 yang

PERHITUNGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN SPT MASA PPH PASAL 21

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Perhitungan dan Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas Penghasilan Pegawai Tetap PT. ANK PT. ANK merupakan Wajib Pajak Badan yang berkedudukan sebagai pemberi kerja wajib memberikan imbalan atas jasa/pekerjaan yang dilakukan karyawannya. Serta harus memotong, menyetor, dan melaporkan besarnya Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21. 1. Hasil Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas Karyawan Tetap PT. ANK dengan gaji bulanan berdasarkan PMK Nomor 162/PMK.011/2012 : a. Harjadi Djuunaedi merupakan Direktur Utama di PT.ANK menerima gaji sebesar Rp 31.000.000 dan memiliki NPWP. Harjadi sudah berstatus menikah memiliki 3 orang anak. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Harjadi adalah : Gaji Rp 31.000.000 5% x Rp 31.000.000 = Rp 1.550.000 Penghasilan neto sebulan Rp 30.500.000 Penghasilan neto setahun Rp 366.000.000 81

82 PTKP (K/3) : Untuk WP sendiri Rp 24.300.000 Tambahan kawin Rp 2.025.000 Tambahan 3 anak Rp 6.075.000 (Rp 32.400.000) Penghasilan Kena Pajak Rp 333.600.000 15% x Rp 200.000.000 = Rp 30.000.000 25% x Rp 83.600.000 = Rp 20.900.000 Jumlah Rp 53.400.000 Rp 53.400.000 / 12 = Rp 4.450.000 b. Noviera Banyuwati ialah Wakil Direktur Utama di PT. ANK menerima gaji sebesar Rp 18.500.000 dan memiliki NPWP. Noviera berstatus belum menikah. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21Noviera adalah : Gaji Rp 18.500.000 5% x Rp 18.500.000 = 925.000 Penghasilan neto sebulan Rp 18.000.000

83 Penghasilan neto setahun Rp 216.000.000 PTKP (TK) : Untuk WP sendiri Rp 24.300.000 (Rp 24.300.000) Penghasilan Kena Pajak Rp 191.700.000 15% x Rp 141.700.000 = Rp 21.255.000 Jumlah Rp 23.755.000 Rp 23.755.000 / 12 = Rp 1.979.583,33 Pembulatan menjadi Rp 1.979.583,30 c. Sigit Cahyono merupakan Manager finance di PT. ANK menerima gaji Rp 18.000.000 dan memiliki NPWP. Sigit berstatus sudah menikah dan memiliki 2 orang anak. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Sigit adalah : Gaji Rp 18.000.000 5% x Rp 18.000.000 = Rp 900.000 Penghasilan neto sebulan Rp 17.500.000 Penghasilan neto setahun Rp 210.000.000

84 PTKP (K/2) : Untuk WP sendiri Rp 24.300.000 Tambahan kawin Rp 2.025.000 Tambahan 2 anak Rp 4.050.000 (Rp 30.375.000) Penghasilan Kena Pajak Rp 179.625.000 15% x Rp 129.625.000 = Rp 19.443.750 Jumlah Rp 21.943.750 Rp 21.943.750 / 12 = Rp 1.828.645.83 Pembulatan menjadi Rp 1.828.645,80 d. Herry Tristanto merupakan Manager Marketing di PT. ANK menerima gaji sebesar Rp 15.000.000 dan memiliki NPWP. Herry sudah menikah dan memiliki 3 orang anak. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Herry adalah : Gaji Rp 15.000.000 5% x Rp 15.000.000 = Rp 750.000 Penghasilan neto sebulan Rp 14.500.000

85 Penghasilan neto setahun Rp 174.000.000 PTKP (K/3) : Untuk WP sendiri Rp 24.300.000 Tambahan kawin Rp 2.025.000 Tambahan 3 anak Rp 6.075.000 (Rp 32.400.000) Penghasilan Kena Pajak Rp 141.600.000 15% x Rp 91.600.000 = Rp 13.740.000 Jumlah Rp 16.240.000 Rp 16.240.000 / 12 = Rp 1.353.333,33 Pembulatan menjadi Rp 1.353.333,30 e. Denny Djunaedi merupakan Manager Operasionaldi PT. ANK menerima gaji Rp 12.100.000 dan memiliki NPWP. Sigit berstatus sudah menikah dan mempunyai 1 orang anak. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Denny adalah : Gaji Rp 12.100.000 5% x Rp 12.100.000 = Rp 605.000

86 Penghasilan neto sebulan Rp 11.600.000 Penghasilan neto setahun Rp 139.200.000 PTKP (K/1) : Untuk WP sendiri Rp 24.300.000 Tambahan kawin Rp 2.025.000 Tambahan 1 anak Rp 2.025.000 (Rp 28.350.000) Penghasilan Kena Pajak Rp 110.850.000 15% x Rp 60.850.000 = Rp 9.127.500 Jumlah Rp 11.627.500 Rp 11.627.500 / 12 = Rp 968.958,33 Pembulatan menjadi Rp 968.958,30 f. Tuty Anisah merupakan seorang staff di PT. ANK menerima gaji sebesar Rp 6.000.000 dan tidak memiliki NPWP. Tuty karyawati yang belum menikah. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Tuty adalah : Gaji Rp 6.000.000 5% x Rp 6.000.000 = (Rp 300.000)

87 Penghasilan neto sebulan Rp 5.700.000 Penghasilan neto setahun Rp 68.400.000 PTKP (TK) : Untuk WP sendiri Rp 24.300.000 (Rp 24.300.000) Penghasilan Kena Pajak Rp 44.100.000 5% x Rp 44.100.000 = 2.205.000 Rp 2.205.000 / 12 = Rp 183.750 PPh 21 terutang karena tidak memiliki NPWP : Rp 183.750 x 120% = Rp 220.500 g. Lena Diana merupakan staff di PT. ANK menerima gaji sebesar Rp 3.000.000 dan memiliki NPWP. Tuty seorang karyawati yang belum menikah. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Lena adalah : Gaji Rp 3.000.000 5% x Rp 3.000.000 = (Rp 150.000) Penghasilan neto sebulan Rp 2.850.000 Penghasilan neto setahun Rp 34.200.000

88 PTKP (TK) : Untuk WP sendiri Rp 24.300.000 (Rp 24.300.000) Penghasilan Kena Pajak Rp 9.900.000 5% x Rp 9.900.000 = Rp 495.000 Rp 495.000 / 12 = Rp 41.250 2. Hasil Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas Karyawan Tetap PT. ANK dengan gaji bulanan berdasarkan PMK Nomor 122/PMK.010/2015 : a. Gaji Rp 31.000.000 5% x Rp 31.000.000 = Rp 1.550.000 Penghasilan neto sebulan Rp 30.500.000 Penghasilan neto setahun Rp 366.000.000 PTKP (K/3) : Untuk WP sendiri Rp 36.000.000 Tambahan kawin Rp 3.000.000 Tambahan 3 anak Rp 9.000.000 (Rp 48.000.000)

89 Penghasilan Kena Pajak Rp 318.000.000 15% x Rp 200.000.000 = Rp 30.000.000 25% x Rp 68.000.000 = Rp 17.000.000 Jumlah Rp 49.500.000 Rp 49.500.000 / 12 = Rp 4.125.000 b. Gaji Rp 18.500.000 5% x Rp 18.500.000 = 925.000 Penghasilan neto sebulan Rp 18.000.000 Penghasilan neto setahun Rp 216.000.000 PTKP (TK) : Untuk WP sendiri Rp 36.000.000 (Rp 36.000.000) Penghasilan Kena Pajak Rp 180.000.000 15% x Rp 130.000.000 = Rp 19.500.000 Jumlah Rp 22.000.000

90 Rp 22.000.000 / 12 = Rp 1.833.333,33 Pembulatan menjadi Rp 1.833.333,30 c. Gaji Rp 18.000.000 5% x Rp 18.000.000 = Rp 900.000 Penghasilan neto sebulan Rp 17.500.000 Penghasilan neto setahun Rp 210.000.000 PTKP (K/2) : Untuk WP sendiri Rp 36.000.000 Tambahan kawin Rp 3.000.000 Tambahan 2 anak Rp 6.000.000 (Rp 45.000.000) Penghasilan Kena Pajak Rp 165.000.000 15% x Rp 115.000.000 = Rp 17.250.000 Jumlah Rp 19.750.000

91 Rp 19.750.000 / 12 = Rp 1.645.833,33 Pembulatan menjadi Rp 1.645.833,30 d. Gaji Rp 15.000.000 5% x Rp 15.000.000 = Rp 750.000 Penghasilan neto sebulan Rp 14.500.000 Penghasilan neto setahun Rp 174.000.000 PTKP (K/3) : Untuk WP sendiri Rp 36.000.000 Tambahan kawin Rp 3.000.000 Tambahan 3 anak Rp 9.000.000 (Rp 48.000.000) Penghasilan Kena Pajak Rp 126.000.000 15% x Rp 76.000.000 = Rp 11.400.000 Jumlah Rp 13.900.000 Rp 13.900.000 / 12 = Rp 1.158.333,33 Pembulatan menjadi Rp 1.158.333,30

92 e. Gaji Rp 12.100.000 5% x Rp 12.100.000 = Rp 605.000 Penghasilan neto sebulan Rp 11.600.000 Penghasilan neto setahun Rp 139.200.000 PTKP (K/1) : Untuk WP sendiri Rp 36.000.000 Tambahan kawin Rp 3.000.000 Tambahan 1 anak Rp 3.000.000 (Rp 42.000.000) Penghasilan Kena Pajak Rp 97.200.000 15% x Rp 47.200.000 = Rp 7.080.000 Jumlah Rp 9.580.000 Rp 9.580.000 / 12 = Rp 798.333,33 Pembulatan menjadi 798.333,30 f. Gaji Rp 6.000.000

93 5% x Rp 6.000.000 = (Rp 300.000) Penghasilan neto sebulan Rp 5.700.000 Penghasilan neto setahun Rp 68.400.000 PTKP (TK) : Untuk WP sendiri Rp 36.000.000 (Rp 36.000.000) Penghasilan Kena Pajak Rp 32.400.000 5% x Rp 32.400.000 = Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 / 12 = Rp 135.000 PPh 21 terutang karena tidak memiliki NPWP : Rp 135.000 x 120% = Rp 162.000 g. Gaji Rp 3.000.000 5% x Rp 3.000.000 = (Rp 150.000) Penghasilan neto sebulan Rp 2.850.000 Penghasilan neto setahun Rp 34.200.000 PTKP (TK) : Untuk WP sendiri Rp 36.000.000 (Rp 36.000.000) Penghasilan Kena Pajak Rp -1.800.000

94 Karena Penghasilan neto setahun kurang dari besaran PTKP yaitu Rp 36.000.000. Jadi PPh Pasal 21 Lena adalah Nihil. B. Mekanisme Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas Penghasilan Pegawai Tetap Setelah melakukan penghitungan dan pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 dilakukan, kemudian PT.ANK menyetorkan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 dengan cara internet banking di bank CIMB NIAGA yang merupakan salah satu bank persepsi yang ditunjuk oleh pemerintah, dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak dan Surat Setoran Pajak (SSP) dari bank yang digunakan sebagai bukti penyetoran pajak dari bank. Dalam hal batas waktu penyetoran Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 masa/bulan paling lama tanggal 10 bulan berikutnya dari masa/bulan pajak yang terutang. Tanggal penyetoran PT. ANK periode April, Mei, dan Juni di tahun 2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.1 Tanggal Penyetoran PPh Pasal 21 Masa tahun 2015 No Periode Tanggal Penyetoran 1 April 07 Mei 2015 2 Mei 09 Juni 2015 3 Juni 08 Juli 2015 Sumber : intern PT. ANK Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tanggal penyetoran bulan April, Mei, dan Juni tahun 2015 tidak melewati batas waktu penyetoran Pajak

95 Penghasilan (PPh) Pasal 21 yakni tanggal 10 bulan berikutnya dari masa/bulan pajak yang terutang. Sedangkan batas waktu pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 masa adalah paling lama dua puluh (20) hari setelah akhir masa pajak dan pembetulan e-spt karena Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.010/2015 hingga akhir agustus. Tanggal pelaporansurat Pemberitahuan (e-spt) masa Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 dan pembetulan e-spt pada PT. ANK periode April, Mei, dan Juni tahun 2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.2 Tanggal Pelaporan PPh Pasal 21 Masa tahun 2015 Tanggal No Periode Pelaporan 1 April 08 Mei 2015 2 April Pembetulan 10 Agustus 2015 3 Mei 12 Juni 2015 4 Mei Pembetulan 10 Agustus 2015 5 Juni 13 Juli 2015 6 Juni Pembetulan 10 Agustus 2015 Sumber : intern PT. ANK Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pelaporan pajak normal (sebelum pembetulan) tidak melewati batas waktu dua puluh hari setelah akhir masa pajak dan pelaporan pembetulan dilakukan sebelum akhir Agustus

96 C. Hambatan dalam Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Dalam pelaksanaan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) 21 pada PT. ANK atas pegawai tetap mengalami hambatannya dalam penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 terutang sebulannya. D. Pencatatan Akuntansi Pada Saat Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Metode pencatatan akuntansi yang digunakan oleh PT. ANK adalah metode cash basis. Dalam pencatatan akuntansi pemotongan, penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 21 PT. ANK yaitu sebagai berikut: PT. ANK memiliki pegawai tetap sebanyak 57 orang dengan total gaji seluruh karyawan setiap bulan sebesar Rp 291.625.000 dan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 yang dipotong perusahaan sesuai Peratuan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.010/2015 sebesar Rp 12.159.081, terdapat dua kali pencatatan. 1. Saat Pemotongan : Beban Gaji Rp 291.625.000 Utang PPh Pasal 21 Rp 12.159.081 Kas Rp 279.465.919 2. Saat Penyetoran dan Pelaporan : Utang PPh Pasal 21 Rp 12.159.081 Kas Rp 12.159.081

97 E. Pembahasan Selesai PT. ANK melakukan perhitungan dan pemotongan menggunakan aplikasi e-spt (Surat Pemberitahuan Elektronik) yang berasal dari Direktorat Jenderal Pajak maka PT. ANK membuat Surat Setoran Pajak (SSP) pada e-billing (Surat Pembayaran Elektronik) untuk menetapkan jumlah Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 yang harus disetorkan ke kas negara.selanjutnya PT. ANK menyetorkan PPh Pasal 21 dengan cara internet banking pada Bank CIMB NIAGA yang merupakan salah satu bank persepsi yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak. Setelah itu PT.ANK mem-print out formulir 1721-1, SSP, dan Bukti Penerimaan Negara (BPN) sebagai bukti telah menyetorkan PPh Pasal 21 kepada kas negara. Kemudian PT. ANK melaporkan SPT PPh Pasal 21 ke Kantor Pajak Pratama Sunter, Jakarta Utara. Dengan melampirkan print out formulir 1721-1, SSP, BPN dan hasil perhitungannya dalam bentuk CSV di flashdisk. Setelah dilakukan pengecekan kelengkapan berkas oleh fiskus maka PT. ANK akan diberikan BPS (Bukti Penerimaan Surat) sebagai bukti bahwa PT. ANK telah melaporkan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21. Sesuai Peraturan Direktorat Jenderal Pajak PER 32/PJ/2015 pada saat melakukan penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 21 PT. ANK tidak melakukannya melewati batas waktu yang ditetapkan, dimana pada saat penyetoran paling lambat tanggal 10 dan tanggal 20 saat pelaporan. Akan tetapi pada perhitungan PPh Pasal 21 terutang sebulan terjadi perbedaan antara PT. ANK dengan penulis.

98 Hambatan yang terjadi pada PT. ANK dalam pemotongan, penyetoran, dan pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas pegawai tetap ialah pada saat perhitungan PPh Pasal 21 terutang sebulannya yang terdapat angka koma. PT. ANK melakukan pembulatan menjadi satuan dari angka koma yang seharusnya pembulatannya menjadi koma sen. Sedangkan pada penyetoran dan pelaporan tidak terjadi hambatan. Bila pada tanggal jatuh tempo penyetoran dan pelaporan terjadi hari libur maka dapat dilakukan pada hari esok dan tidak dikenakan sanksi denda. Jika tanggal jatuh tempo penyetoran dan pelaporan terjadi di hari libur dan tidak melakukan pada hari esoknya serta menunda hingga masa depannya dengan assumsi tetap terkena sanksi denda karena keterambatan meskipun berapa pun harinya maka hal tersebut dapat dikatakan menjadi hambatan. PT. ANK melakukan pencatatan akuntansi pemotongan PPh Pasal 21 pada saat pemotongan tersebut terjadi tanpa menambah akun penyetoran dan pelaporan. Akun penyetoran dan pelaporan baru akan dicatatakan ketika telah dilakukannya penyetoran dan pelaporan.