BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Perhitungan dan Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas Penghasilan Pegawai Tetap PT. ANK PT. ANK merupakan Wajib Pajak Badan yang berkedudukan sebagai pemberi kerja wajib memberikan imbalan atas jasa/pekerjaan yang dilakukan karyawannya. Serta harus memotong, menyetor, dan melaporkan besarnya Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21. 1. Hasil Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas Karyawan Tetap PT. ANK dengan gaji bulanan berdasarkan PMK Nomor 162/PMK.011/2012 : a. Harjadi Djuunaedi merupakan Direktur Utama di PT.ANK menerima gaji sebesar Rp 31.000.000 dan memiliki NPWP. Harjadi sudah berstatus menikah memiliki 3 orang anak. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Harjadi adalah : Gaji Rp 31.000.000 5% x Rp 31.000.000 = Rp 1.550.000 Penghasilan neto sebulan Rp 30.500.000 Penghasilan neto setahun Rp 366.000.000 81
82 PTKP (K/3) : Untuk WP sendiri Rp 24.300.000 Tambahan kawin Rp 2.025.000 Tambahan 3 anak Rp 6.075.000 (Rp 32.400.000) Penghasilan Kena Pajak Rp 333.600.000 15% x Rp 200.000.000 = Rp 30.000.000 25% x Rp 83.600.000 = Rp 20.900.000 Jumlah Rp 53.400.000 Rp 53.400.000 / 12 = Rp 4.450.000 b. Noviera Banyuwati ialah Wakil Direktur Utama di PT. ANK menerima gaji sebesar Rp 18.500.000 dan memiliki NPWP. Noviera berstatus belum menikah. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21Noviera adalah : Gaji Rp 18.500.000 5% x Rp 18.500.000 = 925.000 Penghasilan neto sebulan Rp 18.000.000
83 Penghasilan neto setahun Rp 216.000.000 PTKP (TK) : Untuk WP sendiri Rp 24.300.000 (Rp 24.300.000) Penghasilan Kena Pajak Rp 191.700.000 15% x Rp 141.700.000 = Rp 21.255.000 Jumlah Rp 23.755.000 Rp 23.755.000 / 12 = Rp 1.979.583,33 Pembulatan menjadi Rp 1.979.583,30 c. Sigit Cahyono merupakan Manager finance di PT. ANK menerima gaji Rp 18.000.000 dan memiliki NPWP. Sigit berstatus sudah menikah dan memiliki 2 orang anak. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Sigit adalah : Gaji Rp 18.000.000 5% x Rp 18.000.000 = Rp 900.000 Penghasilan neto sebulan Rp 17.500.000 Penghasilan neto setahun Rp 210.000.000
84 PTKP (K/2) : Untuk WP sendiri Rp 24.300.000 Tambahan kawin Rp 2.025.000 Tambahan 2 anak Rp 4.050.000 (Rp 30.375.000) Penghasilan Kena Pajak Rp 179.625.000 15% x Rp 129.625.000 = Rp 19.443.750 Jumlah Rp 21.943.750 Rp 21.943.750 / 12 = Rp 1.828.645.83 Pembulatan menjadi Rp 1.828.645,80 d. Herry Tristanto merupakan Manager Marketing di PT. ANK menerima gaji sebesar Rp 15.000.000 dan memiliki NPWP. Herry sudah menikah dan memiliki 3 orang anak. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Herry adalah : Gaji Rp 15.000.000 5% x Rp 15.000.000 = Rp 750.000 Penghasilan neto sebulan Rp 14.500.000
85 Penghasilan neto setahun Rp 174.000.000 PTKP (K/3) : Untuk WP sendiri Rp 24.300.000 Tambahan kawin Rp 2.025.000 Tambahan 3 anak Rp 6.075.000 (Rp 32.400.000) Penghasilan Kena Pajak Rp 141.600.000 15% x Rp 91.600.000 = Rp 13.740.000 Jumlah Rp 16.240.000 Rp 16.240.000 / 12 = Rp 1.353.333,33 Pembulatan menjadi Rp 1.353.333,30 e. Denny Djunaedi merupakan Manager Operasionaldi PT. ANK menerima gaji Rp 12.100.000 dan memiliki NPWP. Sigit berstatus sudah menikah dan mempunyai 1 orang anak. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Denny adalah : Gaji Rp 12.100.000 5% x Rp 12.100.000 = Rp 605.000
86 Penghasilan neto sebulan Rp 11.600.000 Penghasilan neto setahun Rp 139.200.000 PTKP (K/1) : Untuk WP sendiri Rp 24.300.000 Tambahan kawin Rp 2.025.000 Tambahan 1 anak Rp 2.025.000 (Rp 28.350.000) Penghasilan Kena Pajak Rp 110.850.000 15% x Rp 60.850.000 = Rp 9.127.500 Jumlah Rp 11.627.500 Rp 11.627.500 / 12 = Rp 968.958,33 Pembulatan menjadi Rp 968.958,30 f. Tuty Anisah merupakan seorang staff di PT. ANK menerima gaji sebesar Rp 6.000.000 dan tidak memiliki NPWP. Tuty karyawati yang belum menikah. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Tuty adalah : Gaji Rp 6.000.000 5% x Rp 6.000.000 = (Rp 300.000)
87 Penghasilan neto sebulan Rp 5.700.000 Penghasilan neto setahun Rp 68.400.000 PTKP (TK) : Untuk WP sendiri Rp 24.300.000 (Rp 24.300.000) Penghasilan Kena Pajak Rp 44.100.000 5% x Rp 44.100.000 = 2.205.000 Rp 2.205.000 / 12 = Rp 183.750 PPh 21 terutang karena tidak memiliki NPWP : Rp 183.750 x 120% = Rp 220.500 g. Lena Diana merupakan staff di PT. ANK menerima gaji sebesar Rp 3.000.000 dan memiliki NPWP. Tuty seorang karyawati yang belum menikah. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Lena adalah : Gaji Rp 3.000.000 5% x Rp 3.000.000 = (Rp 150.000) Penghasilan neto sebulan Rp 2.850.000 Penghasilan neto setahun Rp 34.200.000
88 PTKP (TK) : Untuk WP sendiri Rp 24.300.000 (Rp 24.300.000) Penghasilan Kena Pajak Rp 9.900.000 5% x Rp 9.900.000 = Rp 495.000 Rp 495.000 / 12 = Rp 41.250 2. Hasil Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas Karyawan Tetap PT. ANK dengan gaji bulanan berdasarkan PMK Nomor 122/PMK.010/2015 : a. Gaji Rp 31.000.000 5% x Rp 31.000.000 = Rp 1.550.000 Penghasilan neto sebulan Rp 30.500.000 Penghasilan neto setahun Rp 366.000.000 PTKP (K/3) : Untuk WP sendiri Rp 36.000.000 Tambahan kawin Rp 3.000.000 Tambahan 3 anak Rp 9.000.000 (Rp 48.000.000)
89 Penghasilan Kena Pajak Rp 318.000.000 15% x Rp 200.000.000 = Rp 30.000.000 25% x Rp 68.000.000 = Rp 17.000.000 Jumlah Rp 49.500.000 Rp 49.500.000 / 12 = Rp 4.125.000 b. Gaji Rp 18.500.000 5% x Rp 18.500.000 = 925.000 Penghasilan neto sebulan Rp 18.000.000 Penghasilan neto setahun Rp 216.000.000 PTKP (TK) : Untuk WP sendiri Rp 36.000.000 (Rp 36.000.000) Penghasilan Kena Pajak Rp 180.000.000 15% x Rp 130.000.000 = Rp 19.500.000 Jumlah Rp 22.000.000
90 Rp 22.000.000 / 12 = Rp 1.833.333,33 Pembulatan menjadi Rp 1.833.333,30 c. Gaji Rp 18.000.000 5% x Rp 18.000.000 = Rp 900.000 Penghasilan neto sebulan Rp 17.500.000 Penghasilan neto setahun Rp 210.000.000 PTKP (K/2) : Untuk WP sendiri Rp 36.000.000 Tambahan kawin Rp 3.000.000 Tambahan 2 anak Rp 6.000.000 (Rp 45.000.000) Penghasilan Kena Pajak Rp 165.000.000 15% x Rp 115.000.000 = Rp 17.250.000 Jumlah Rp 19.750.000
91 Rp 19.750.000 / 12 = Rp 1.645.833,33 Pembulatan menjadi Rp 1.645.833,30 d. Gaji Rp 15.000.000 5% x Rp 15.000.000 = Rp 750.000 Penghasilan neto sebulan Rp 14.500.000 Penghasilan neto setahun Rp 174.000.000 PTKP (K/3) : Untuk WP sendiri Rp 36.000.000 Tambahan kawin Rp 3.000.000 Tambahan 3 anak Rp 9.000.000 (Rp 48.000.000) Penghasilan Kena Pajak Rp 126.000.000 15% x Rp 76.000.000 = Rp 11.400.000 Jumlah Rp 13.900.000 Rp 13.900.000 / 12 = Rp 1.158.333,33 Pembulatan menjadi Rp 1.158.333,30
92 e. Gaji Rp 12.100.000 5% x Rp 12.100.000 = Rp 605.000 Penghasilan neto sebulan Rp 11.600.000 Penghasilan neto setahun Rp 139.200.000 PTKP (K/1) : Untuk WP sendiri Rp 36.000.000 Tambahan kawin Rp 3.000.000 Tambahan 1 anak Rp 3.000.000 (Rp 42.000.000) Penghasilan Kena Pajak Rp 97.200.000 15% x Rp 47.200.000 = Rp 7.080.000 Jumlah Rp 9.580.000 Rp 9.580.000 / 12 = Rp 798.333,33 Pembulatan menjadi 798.333,30 f. Gaji Rp 6.000.000
93 5% x Rp 6.000.000 = (Rp 300.000) Penghasilan neto sebulan Rp 5.700.000 Penghasilan neto setahun Rp 68.400.000 PTKP (TK) : Untuk WP sendiri Rp 36.000.000 (Rp 36.000.000) Penghasilan Kena Pajak Rp 32.400.000 5% x Rp 32.400.000 = Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 / 12 = Rp 135.000 PPh 21 terutang karena tidak memiliki NPWP : Rp 135.000 x 120% = Rp 162.000 g. Gaji Rp 3.000.000 5% x Rp 3.000.000 = (Rp 150.000) Penghasilan neto sebulan Rp 2.850.000 Penghasilan neto setahun Rp 34.200.000 PTKP (TK) : Untuk WP sendiri Rp 36.000.000 (Rp 36.000.000) Penghasilan Kena Pajak Rp -1.800.000
94 Karena Penghasilan neto setahun kurang dari besaran PTKP yaitu Rp 36.000.000. Jadi PPh Pasal 21 Lena adalah Nihil. B. Mekanisme Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas Penghasilan Pegawai Tetap Setelah melakukan penghitungan dan pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 dilakukan, kemudian PT.ANK menyetorkan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 dengan cara internet banking di bank CIMB NIAGA yang merupakan salah satu bank persepsi yang ditunjuk oleh pemerintah, dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak dan Surat Setoran Pajak (SSP) dari bank yang digunakan sebagai bukti penyetoran pajak dari bank. Dalam hal batas waktu penyetoran Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 masa/bulan paling lama tanggal 10 bulan berikutnya dari masa/bulan pajak yang terutang. Tanggal penyetoran PT. ANK periode April, Mei, dan Juni di tahun 2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.1 Tanggal Penyetoran PPh Pasal 21 Masa tahun 2015 No Periode Tanggal Penyetoran 1 April 07 Mei 2015 2 Mei 09 Juni 2015 3 Juni 08 Juli 2015 Sumber : intern PT. ANK Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tanggal penyetoran bulan April, Mei, dan Juni tahun 2015 tidak melewati batas waktu penyetoran Pajak
95 Penghasilan (PPh) Pasal 21 yakni tanggal 10 bulan berikutnya dari masa/bulan pajak yang terutang. Sedangkan batas waktu pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 masa adalah paling lama dua puluh (20) hari setelah akhir masa pajak dan pembetulan e-spt karena Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.010/2015 hingga akhir agustus. Tanggal pelaporansurat Pemberitahuan (e-spt) masa Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 dan pembetulan e-spt pada PT. ANK periode April, Mei, dan Juni tahun 2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.2 Tanggal Pelaporan PPh Pasal 21 Masa tahun 2015 Tanggal No Periode Pelaporan 1 April 08 Mei 2015 2 April Pembetulan 10 Agustus 2015 3 Mei 12 Juni 2015 4 Mei Pembetulan 10 Agustus 2015 5 Juni 13 Juli 2015 6 Juni Pembetulan 10 Agustus 2015 Sumber : intern PT. ANK Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pelaporan pajak normal (sebelum pembetulan) tidak melewati batas waktu dua puluh hari setelah akhir masa pajak dan pelaporan pembetulan dilakukan sebelum akhir Agustus
96 C. Hambatan dalam Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Dalam pelaksanaan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) 21 pada PT. ANK atas pegawai tetap mengalami hambatannya dalam penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 terutang sebulannya. D. Pencatatan Akuntansi Pada Saat Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Metode pencatatan akuntansi yang digunakan oleh PT. ANK adalah metode cash basis. Dalam pencatatan akuntansi pemotongan, penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 21 PT. ANK yaitu sebagai berikut: PT. ANK memiliki pegawai tetap sebanyak 57 orang dengan total gaji seluruh karyawan setiap bulan sebesar Rp 291.625.000 dan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 yang dipotong perusahaan sesuai Peratuan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.010/2015 sebesar Rp 12.159.081, terdapat dua kali pencatatan. 1. Saat Pemotongan : Beban Gaji Rp 291.625.000 Utang PPh Pasal 21 Rp 12.159.081 Kas Rp 279.465.919 2. Saat Penyetoran dan Pelaporan : Utang PPh Pasal 21 Rp 12.159.081 Kas Rp 12.159.081
97 E. Pembahasan Selesai PT. ANK melakukan perhitungan dan pemotongan menggunakan aplikasi e-spt (Surat Pemberitahuan Elektronik) yang berasal dari Direktorat Jenderal Pajak maka PT. ANK membuat Surat Setoran Pajak (SSP) pada e-billing (Surat Pembayaran Elektronik) untuk menetapkan jumlah Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 yang harus disetorkan ke kas negara.selanjutnya PT. ANK menyetorkan PPh Pasal 21 dengan cara internet banking pada Bank CIMB NIAGA yang merupakan salah satu bank persepsi yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak. Setelah itu PT.ANK mem-print out formulir 1721-1, SSP, dan Bukti Penerimaan Negara (BPN) sebagai bukti telah menyetorkan PPh Pasal 21 kepada kas negara. Kemudian PT. ANK melaporkan SPT PPh Pasal 21 ke Kantor Pajak Pratama Sunter, Jakarta Utara. Dengan melampirkan print out formulir 1721-1, SSP, BPN dan hasil perhitungannya dalam bentuk CSV di flashdisk. Setelah dilakukan pengecekan kelengkapan berkas oleh fiskus maka PT. ANK akan diberikan BPS (Bukti Penerimaan Surat) sebagai bukti bahwa PT. ANK telah melaporkan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21. Sesuai Peraturan Direktorat Jenderal Pajak PER 32/PJ/2015 pada saat melakukan penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 21 PT. ANK tidak melakukannya melewati batas waktu yang ditetapkan, dimana pada saat penyetoran paling lambat tanggal 10 dan tanggal 20 saat pelaporan. Akan tetapi pada perhitungan PPh Pasal 21 terutang sebulan terjadi perbedaan antara PT. ANK dengan penulis.
98 Hambatan yang terjadi pada PT. ANK dalam pemotongan, penyetoran, dan pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas pegawai tetap ialah pada saat perhitungan PPh Pasal 21 terutang sebulannya yang terdapat angka koma. PT. ANK melakukan pembulatan menjadi satuan dari angka koma yang seharusnya pembulatannya menjadi koma sen. Sedangkan pada penyetoran dan pelaporan tidak terjadi hambatan. Bila pada tanggal jatuh tempo penyetoran dan pelaporan terjadi hari libur maka dapat dilakukan pada hari esok dan tidak dikenakan sanksi denda. Jika tanggal jatuh tempo penyetoran dan pelaporan terjadi di hari libur dan tidak melakukan pada hari esoknya serta menunda hingga masa depannya dengan assumsi tetap terkena sanksi denda karena keterambatan meskipun berapa pun harinya maka hal tersebut dapat dikatakan menjadi hambatan. PT. ANK melakukan pencatatan akuntansi pemotongan PPh Pasal 21 pada saat pemotongan tersebut terjadi tanpa menambah akun penyetoran dan pelaporan. Akun penyetoran dan pelaporan baru akan dicatatakan ketika telah dilakukannya penyetoran dan pelaporan.