BAB 1 PENDAHULUAN. dari penurunan nilai pertumbuhan industry pada setiap tahunnya. Pada 2004

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. meliputi pengaturan tataletak fasilitas produksi seperti mesin-mesin, bahan-bahan,

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. selalu terjadi bahkan persaingan itu semakin ketat. Persaingan menjadi hal yang

BAB 3 DESKRIPSI UMUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembahasan

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan di dunia industri membuat setiap perusahaan harus memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan jaman dan teknologi. Hal ini terbukti dengan berdirinya banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk

BAB I PENDAHULUAN. PT. Nikki Super Tobacco merupakan salah satu perusahaan yang ada di kota

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri di bidang manufaktur khususnya di Indonesia dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya over budget. Peletakkan lantai

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

Pengantar Manajemen Produksi & Operasi

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. makin banyaknya perusahaan yang menjalani proses produksi di Indonesia. Makin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing di pasar global. Perluasan produksi yang sangat pesat telah terjadi,

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komputer yang semakin pesat dapat digunakan untuk membantu mempermudah manusia dalam melakukan

Mempelajari Manajemen Pemeliharaan Mesin Filling Betadine Pada PT Mahakam Beta Farma. Disusun Oleh : Fazri Akbar ( )

BAB 3 METODE PENELITIAN. Model penyelesaian masalah painting system adalah sebagai berikut : Identifikasi Masalah. Studi Pustaka.

PERENCANAAN & PENGENDALIAN OPERASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ratih Wulandari, ST., MT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Lampiran 1. Struktur Organisasi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Sejarah PT. ATMINDO Medan di mulai sekitar tahun 1920-an, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur

Seminar Nasional IENACO ISSN: PERANCANGAN TATA LETAK CV.KARYA LOGAM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini dikarenakan adanya persaingan ekonomi secara global. Hampir semua

BAB 1 PENDAHULUAN. secara umum ditinjau dari sudut pandang produksi adalah susunan fasilitas produksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap industri manufaktur membutuhkan gerak yang optimal pada keseluruhan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. SUPER. Bisnis awal yang disertai dengan slogan Certainly Better, Better Be

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri otomotif di Indonesia saat ini berkembang cukup pesat. Perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam era globalisasi semakin lama semakin ketat, ditambah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, muncul banyak persaingan-persaingan industri

kesamaan routing produk pada layout fasilitas. Layout module memperluas ide dari cell dalam cellular layout dan departemen dalam process layout

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kegiatan sehari - hari terdapat bagian-bagian penting dalam melakukan proses

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan material (receiving), bagian pengiriman produk (shipping), bagian

STUDI KASUS PERBANDINGAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PABRIK PADA PT SENNATRA PENDAWATAMA SECARA MANUAL DAN DENGAN SOFTWARE VIP-PLANOPT10

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Lab. Teknik Industri Lanjut LEMBAGA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI. p j UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan industri otomotif di Indonesia, salah satunya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. fasilitasfasilitas produksi untuk memperoleh efisiensi pada suatu produksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah. Perusahaan-perusahaan besar saat ini menggunakan sistem Teknologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB 1 PENDAHULUAN. kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Jakarta pada tahun PT BBU merupakan perusahaan pabrikasi dengan

Sistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi

BAB I PENDAHULUAN. biaya simpan, serta mampu mengirimkan produk pada waktu yang disepakati.

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. didistribusikan ke toko toko bangunan atau galangan. CV VARIA berdiri tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR DIAGRAM Diagram Judul Halaman 5.1. Penjadwalan Awal Produk Singlet Penjadwalan Awal Produk Baju Penjadwalan Awal Produk Jaket

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

TATA LETAK PABRIK KULIAH 1: INTRODUCTION

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Strategi Tata Letak (Layout Strategy) I

BAB III OBJEK PENELITIAN. IO. Penulis akan melakukan observasi dan wawancara secara langsung ke

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kelancaran aliran produksi harus diperhatikan dalam perencanaan tata letak

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak perubahan-perubahan mendasar pada setiap kegiatan bisnis suatu perusahaan.

Studi Kasus. Tabel 1. Data Penjualan Periode. Penjualan Periode (Unit) Penjualan. (Unit)

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Perancangan Tata Letak

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh konsumen sehingga produk tersebut tiba sesuai dengan waktu yang telah

SIMULASI DISTRIBUSI PELUMAS PT.PERTAMINA UPms V

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini menurun. Hal ini dapat dilihat dari penurunan nilai pertumbuhan industry pada setiap tahunnya. Pada 2004 pertumbuhan industri tahunan mencapai 7,4 persen. Pada 2005 pertumbuhan industri jatuh ke posisi 5,86 persen. Pada 2006 pertumbuhan industri merosot menjadi 5,3 persen dan tahun lalu hanya 5,15 persen. Pada awal tahun 2008, pemerintah menetapkan pertumbuhan industri sebesar 7,4 persen. Namun, target direvisi menjadi 6,5 persen dan belakangan kembali direvisi menjadi 6 persen. 1) Hal ini disebabkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Pada Tahun 2004 harga BBM solar Rp 2100,00 untuk harga industry. Pada tahun 2005, harga BBM solar mengalami banyak peningkatan dan penurunan harga pada bulan maret meningkat menjadi Rp 2700,00 dan pada akhir tahun 2005 harga BBM solar menjadi Rp 5340,00. Pada tahun 2006, pemerintah menerapkan subsidi harga bahan bakar minyak. Harga BBM solar bersubsidi sebesar Rp 4300,00. Pada tahun 2007, harga BBM solar bersubsidi tidak mengalami peningkatan yaitu tetap sebesar Rp 4300,00. Pada bulan Juni tahun 2008 harga BBM solar bersubsidi sebesar Rp 5500,00. 2) 1) Data pertumbuhan ekonomi didapat dari http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2008/04/29/brk,20080429-122157,id. 2) Data harga BBM didapat dari http://www.esdm.go.id/publikasi/harga-energi/harga-bbm-dalamnegeri.html

2 Penghematan dan efisiensi dilakukan oleh perusahaan agar dapat bertahan dan tetap bersaing di dunia industri. Perusahaan melakukan upaya seperti membebankan kenaikan harga tersebut kepada konsumen dengan menaikan harga pokok penjualan untuk tetap dapat bertahan. Namun upaya yang dilakukan tersebut dapat berakibat buruk terhadap perusahaan. Tingginya harga jual barang dapat membuat perusahaan kehilangan pelanggan. Didalam melakukan kegiatan produksi, terdapat 6 (enam) faktor yang mempengaruhi efisiensi, efektifitas dan optimasi. 6 (enam) faktor tersebut antara lain : Machine, Material, Money, Man, Method dan Information. Pada faktor method mencakup pergerakan aliran bahan / material yang terjadi di dalam melakukan kegiatan produksi. Aliran bahan yang baik dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan dalam mengangkut material. Aliran bahan sangat bergantung dari perencanaan tata letak suatu ruang produksi. Semakin efektif penempatannya, semakin efisien biaya yang dikeluarkan. Minimasi aliran bahan merupakan solusi yang akan dilakukan dalam penelitian ini, agar perusahaan dapat mengurangi biaya produksi yang dikeluarkan dalam mengangkut material sehingga harga jual dari produk tidak terlalu meningkat pesat, bahkan ada kemungkinan dapat mengurangi harga jual dari produk. 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah PT. Kebayoran Warnaprima merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industry cat. Perusahaan ini memproduksi sesuai dengan pesanan (make to

3 order). Untuk mendukung produksi, maka mesin mesin produksinya disusun berdasarkan process layout. Walau penempatan berdasarkan fungsi / process, akan tetapi pola aliran bahannya tidak efisien sehingga jarak tempuh material menjadi jauh. Hal ini dapat dilihat dari letak departemen mixing / mesin mixing dengan departemen grinding / mesin grinder, yang seharusnya diletakan berdekatan karena merupakan urutan proses, diletakan sangat berjauhan. Luasnya area lantai produksi menyebabkan area yang tidak terpakai dan hanya digunakan untuk penempatan bahan baku ataupun drum drum kosong. Masalah masalah pada lantai produksi ini yang akan menjadi fokus penulisan tugas akhir kali ini. Oleh karena itu, dirumuskan masalah : - Bagaimana mendesign suatu layout untuk meminimalisasi aliran bahan yang sesuai dengan metode perancangan tata letak. - Seberapa besar pengurangan jarak perpindahan yang terjadi. 1.3 Ruang Lingkup Dalam penulisan tugas akhir, pembatasan dilakukan agar tidak menyimpang dari masalah yang dihadapi. Batasan batasan tersebut antara lain : Penelitian dilakukan di PT. Kebayoran Warnaprima. Pembahasan dilakukan pada bagian lantai produksi. Dalam perhitungan, Layout yang ditampilkan berupa block layout.

4 Jarak antar departemen / mesin yang dihitung merupakan jarak rectilinear berdasarkan titik pusat untuk mempermudah perhitungan. Biaya perpindahan area tidak diperhitungkan. 1.4 Tujuan dan Manfaat Tujuan dalam melakukan penulisan tugas akhir ini adalah : Mengusulkan tata letak yang sesuai dengan metode perancangan tata letak dengan menempatkan mesin produksi secara tepat. Mempersingkat jarak perpindahan aliran material yang ditempuh. Manfaat dalam penulisan tugas akhir ini adalah : - Bagi Perusahaan Dapat menjadi referensi mengenai tata letak / layout lantai produksi saat ini. - Bagi Penulis Menjadikan pengalaman untuk dapat merencanakan dan menetapkan layout yang baik. 1.5 Gambaran Umum Perusahaan PT. Kebayoran Warnaprima berdiri pada bulan Juni tahun 1988 dengan merk dagang BETA CHEMIE. Pertama kali kantor perusahaan terletak di jalan Garuda,

5 dan pabrik terletak di daerah parung. Pada tahun 1991, pabrik dan kantor menjadi satu dan berpindah ke daerah pulogadung. Tahun 2004, pabrik dan kantor berpindah lagi ke lippo cikarang hingga saat ini. Perusahaan bergerak di bidang paint manufacturing (produksi cat). Perusahaan memproduksi berbagai macam cat. Perusahaan memiliki jam kerja 8 (delapan) jam perhari, 5 (lima) hari dalam seminggu (senin sampai jumat). Strategi bisnis yang diterapkan perusahaan adalah medium to high quality product. Pertama perusahaan memproduksi wood finishing yang kemudian berkembang menjadi metal finishing dan protective marine (seperti tangki pertamina dan angkatan laut), pada tahun 2000 perusahaan memulai retail atau melakukan produksi yang dijual melalui agen agen. Pada tahun 2006 mulai memproduksi untuk proyek sipil (seperti pengecatan ruko, villa, apartment, dll). Perusahaan memiliki struktur organisasi sebagai berikut :

Gambar 1.1 Struktur Organisasi 6

7 Presiden Director Mengatur seluruh kebijakan yang ada dalam perusahaan. Memberikan ijin dalam mengambil tindakan. Marketing Department Marketing department dibagi menjadi 4 (empat) divisi. - Industrial Division Industrial Division bertugas memasarkan produknya ke pabrik pabrik. Produk yang dipasarkan bersifat umum. - Retail Division Retail Division bertugas memasarkan produknya ke toko toko. Biasanya melalui agen atau distributor kemudian ke toko. - Proactive and Marine Division Proactive and Marine Division memiliki target untuk memasarkan produk yang bersifat protective marine (untuk anti corrosive besi, dll). - Civil Painting Project Division Civil Painting Project Division memiliki target untuk memasarkan produknya ke dalam proyek yang bersifat sipil seperti ruko, villa, dll.

8 Human Resource Department Bertugas mengatur data karyawan, melakukan perekrutan karyawan baru. Finance Department Bertugas mengawasi keuangan di dalam perusahaan. Production Department Mengatur jalannya proses produksi. Laboratory Laboratory dibagi menjadi 2 (dua) bagian : - Quality Control Pada bagian Quality control, bertugas untuk mengecek kualitas selama produksi berlangsung. - Research and Development Pada bagian Research and Development, bertugas untuk meneliti dan mengembangkan produk baru yang akan dihasilkan.