II. TINJAUAN PUSTAKA. Menyikapi perubahan kondisi kehidupan sekarang ini, khususnya di bidang

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Mind Mapping atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat

Sistem Peredaran Darah Manusia

5 Sistem. Peredaran Darah. Bab. Di dalam tubuh makhluk hidup terdapat suatu sistem yang berfungsi untuk mengedarkan makanan dan O 2

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

BAB I SISTEM TRANSPORTASI. A. Sistem Transportasi Pada Manusia Transportasi adalah proses pengambilan dan pengedaran zat-zat dalam tubuh mahluk hidup.

Ilmu Pengetahuan Alam

BAB II KAJIAN PUSTAKA Defenisi Model Pembelajaran Konstruktivisme. Konsep pembelajaran menurut teori konstruktivisme adalah suatu proses

SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA Disusun oleh : Moh. Amuy Saepudin NIM : Kelas : Biologi 3a. Click here to begin

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL

mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

BAB V SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA Jaringan pada sistem peredaran darah terdiri dari pembuluh darah. Pembuluh darah ini beredar ke seluruh tubuh.

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALatihan Soal 6.2. Varises. Anemia. Polisitemia. Hipertensi

- - SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA - - dlp5darah

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.5

Tujuan Pembelajaran. 1. Dapat menjelaskan 3 komponen penyusun sistem peredaran darah pada manusia.

Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri.

SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA

SISTEM PEMBULUH DARAH MANUSIA. OLEH: REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt

biologi SET 12 TUBUH MANUSIA 1 (SISTEM PEREDARAN DARAH) DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya

SISTEM PEREDARAN DARAH

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALatihan Soal 6.1

PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

SISTEM SIRKULASI JANTUNG, PEMBULUH ARTERI, VENA, KAPILER. ial_fibrillation.html

Kamu dapat mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia serta hubungannya dengan kesehatan. Sistem Sirkulasi. membahas.

SISTEM SIRKULASI OLEH : DRS. DJOKO IRAWANTO

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.

SISTEM SIRKULASI MANUSIA

A. KOMPONEN DARAH SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA

A. Sistem Sirkulasi pada Hewan Sistem difusi Sistem peredaran darah terbuka Sistem peredaran darah tertutup 2. Porifera

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

SISTEM SIRKULASI MANUSIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. satu sama lain. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang subjek

SISTEM PEREDARAN DARAH DAN KARDIOVASKULAS

Makalah Sistem Hematologi

Peta Konsep. Kata Kunci. golongan darah tekanan darah gangguan peredaran darah transfusi darah peredaran darah. 80 IPA SMP/MTs Kelas VIII

PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS.

BAB II PENDEKATAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW, STAD, HASIL BELAJAR DAN SISTEM PEREDARAN DARAH

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data maka dapat disimpulkan bahwa penerapan

6. Siklus peredaran darah besar meliputi... a. ventrikel kiri - nadi - seluruh tubuh - atrium kanan

SISTEM SIRKULASI. Alat-alat peredaran darah pada manusia. Pembuluh darah. Ada tiga jenis pembuluh darah yaitu:

MAKALAH KELOMPOK DISUSUN OLEH:

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE

BAB 5 SISTEM PEREDARAN DARAH

STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SISTEM CARDIOVASCULAR

Jaringan adalah kumpulan dari selsel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu.

Hitung denyut nadi masing selama satu menit

Sistem Sirkulasi BIO 2 A. PENDAHULUAN B. SISTEM PEREDARAN DARAH C. DARAH SISTEM SIRKULASI. materi78.co.nr

Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (kontrol)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran yaitu terlaksana tidaknya suatu perencanaan

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

SYSTEM PEREDARAN DARAH DARAH JANTUNG DAN ANATOMI PEMBULUH DARAH SIRKULASI DARAH

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Oleh Evy Astuti NIM

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH JANTUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen, antibodi, panas, elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah

sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia

Sistem Peredaran Darah:

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ

SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS

Cairan intraseluler terdapat di dalam sel cairan sitoplasma dan nukleus; cairan interstitial atau cairan ekstraseluler cairan diantara sel-sel /

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI

MATERI V SISTEM TRANSPORTASI MAHLUK HIDUP

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

Eritrosit Vertebrata

MODUL MATA PELAJARAN IPA

KELAS XI SMA IPA KODE SOAL 713 SENIN 20 NOVEMBER 2017

Cara Kerja Fungsi Anatomi Fisiologi Jantung Manusia

5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea

SISTEM TRANSPORTASI SISTEM TRANSPORTASI TUMBUHAN. Dr. Refli., MSc JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEHNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA 12/10/2015

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Mikrosirkulasi Pada Katak yang disusun oleh: Nama : Lasinrang Aditia Nim : 60

KURIKULUM DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan bahan-bahan untuk berlangsungnya proses metabolisme dengan lancar. Sel-sel

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

STRUKTUR & PERKEMBANGAN HEWAN. Achmad Farajallah

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI I PENGAMBILAN DARAH VENA DAN DARAH KAPILER

Selama berabad-abad orang mengetahui bahwa penyakit-penyakit tertentu tidak pernah menyerang orang yang sama dua kali. Orang yang sembuh dari

Kumpulan Soal IPA Kelas 8 SMP MTs Hindayani.com

II. TINJAUAN PUSTAKA. baik. Efektivitas berasal dari kata efektif. Dalam Kamus Besar Bahasa

BAB V PENUTUP. hasil belajar siswa kelas VIII pada materi pokok sistem peredaran darah pada

BAB I PENDAHULUAN. zat sisa metabolisme. Berbagai proses metabolisme membutuhkan materi dasar dan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

BAB V PENUTUP. bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif pendekatan Student Teams. Tahun Ajaran 2015/2016. Hal ini ditandai dengan:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model Problem Based Learning dikembangkan oleh Barrows sejak tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Problem Based Learning (PBL) Menyikapi perubahan kondisi kehidupan sekarang ini, khususnya di bidang pendidikan, para ahli pendidikan terdorong untuk mengembangkan berbagai model pembelajaran, salah satunya ialah model problem based learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah. Beberapa peneliti telah membuktikan bagaimana model pembelajaran ini berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Seperti yang diungkapkan Supriadi (2010:45) dalam penelitiannya, yaitu bahwa model PBL berpengaruh nyata terhadap keterampilan berpikir kritis. Begitu pula dengan Rindu (2009:39) yang berhasil meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek kognitif dengan melakukan pembelajaran menggunakan model PBL. Model PBL berdasarkan definisi Trianto (2010:90) adalah suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik, yaitu penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata. Sama halnya dengan Arends (dalam Trianto, 2010:92) yang berpendapat bahwa PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun keterampilan mereka sendiri,

13 mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Dalam model PBL, fokus pembelajaran ada pada masalah yang dipilih sehingga siswa tidak hanya mempelajari konsep-konsep yang berhubungan dengan masalah, tetapi juga metode ilmiah untuk memecahkan masalah tersebut. Oleh sebab itu, siswa tidak hanya harus memahami konsep yang relevan dengan masalah yang menjadi pusat perhatian, tetapi juga memperoleh pengalaman belajar yang berhubungan dengan keterampilan metode ilmiah dalam pemecahan masalah dan menumbuhkan pola berpikir kritis (Dasna dan Sutrisno, 2007:77). Dari beberapa pendapat para ahli tentang model PBL yang dikemukakan di atas, dapat dipahami bahwa model PBL adalah model pembelajaran yang menggunakan masalah yang nyata dalam menyajikan materi pelajaran agar siswa dapat menggunakan dan mengembangkan berbagai keterampilan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian proses pembelajaran menjadi bermakna dan siswa dapat menerapkan apa yang yang ia pelajari di sekolah untuk memecahkan masalah yang ia temui dikehidupan nyata. Metode reflektif di dalam memecahkan masalah menurut Dewey (dalam Trianto, 2010:31) adalah suatu proses berpikir aktif, hati-hati, yang dilandasi proses berpikir ke arah kesimpulan-kesimpulan yang definitif melalui lima langkah, sebagai berikut:

14 1. Siswa mengenali masalah, masalah itu datang dari luar siswa itu sendiri. 2. Selanjutnya siswa akan menyelidiki dan menganalisis kesulitannya dan menentukan masalah yang dihadapinya. 3. Lalu dia menghubungkan uraian-uraian hasil analisisnya itu atau satu sama lain, dan mengumpulkan berbagai kemungkinan guna memecahkan masalah tersebut. Dalam bertindak ia dipimpin oleh pengalamannya sendiri. 4. Kemudian ia menimbang kemungkinan jawaban atau hipotesis dengan akibatnya masing-masing. 5. Selanjutnya ia mencoba mempraktikan salah satu kemungkinan pemecahan yang dipandangnya terbaik. Jika pemecahan masalah tersebut kurang tepat, maka ia akan mencoba kemungkinan lain sampai ia menemukan pemecahan yang tepat. Hal tersebut senada dengan Nasution (2008:171) yang mengemukakan beberapa cara yang dapat digunakan untuk membantu anak memecahkan masalah, yaitu: 1. Cara yang paling tidak efektif ialah bila kita memperlihatkan kepada anak tentang cara memecahkan masalah itu. 2. Cara yang lebih baik ialah memberikan instruksi kepada anak secara verbal untuk membantu anak memecahkan masalah itu. 3. Cara yang terbaik adalah memecahkan masalah itu langkah demi langkah dengan menggunakan aturan tertentu, tanpa merumuskan aturan itu secara verbal. Dengan menggunakan contoh, gambar-gambar,dan sebagainya. Anak dibimbing untuk menemukan sendiri pemecahan masalah itu.

15 Gagne (dalam Nasution, 2008:170) menyatakan bahwa dalam pemecahan masalah prosesnya terutama terletak pada diri pelajar. Variabel dari luar hanya merupakan instruksi verbal yang membantu atau membimbing pelajar untuk memecahkan masalah itu. Memecahkan masalah dapat dipandang sebagai proses dimana pelajar menemukan kombinasi aturan-aturan yang telah dipelajarinya lebih dahulu yang digunakan untuk memecahkan masalah yang baru. Namun, memecahkan masalah tidak sekedar menerapkan aturanaturan yang telah diketahui, akan tetapi juga menghasilkan pelajaran baru. Dalam memecahkan masalah pelajar harus berpikir, mencobakan hipotesis dan bila berhasil memecahkan masalah itu ia akan mempelajari sesuatu yang baru. Dalam memecahkan masalah, setiap individu memerlukan waktu yang berbeda. Perbedaan waktu yang diperlukan untuk memecahkan masalah tergantung pada perbedaan individu, yaitu: 1. Banyaknya aturan-aturan yang dikuasai, 2. Kecepatan untuk mengingat kembali aturan-aturan itu, 3. Kecepatan atau kelancaran pelajar memikirkan hipotesis (kreativitas), 4. Ketajaman pelajar membedakan konsep-konsep, dan 5. Memandang masalah itu sebagai suatu hal dalam kategori yang lebih umum dan dengan demikian membuktikan kebenaran jawabannya (Nasution, 2008:172). Dalam mengimplementasikan PBL, Arends (dalam Dasna dan Sutrisno, 2007:81) yang mengemukakan lima langkah yang perlu dilakukan, yaitu:

16 1. Mengorientasikan siswa pada masalah Pada tahap ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, memotivasi siswa agar aktif pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilih. 2. Mengorganisasi siswa untuk belajar Guru membantu siswa membatasi dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi. 3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok Guru mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mencari penjelasan dan pemecahan. 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru membantu siswa melakukan refleksi terhadap penyelidikan dan proses-proses yang digunakan selama berlangsungnya pemecahan masalah. Dasna dan Sutrisno (2007:79) mengemukakan beberapa alasan mengapa PBL sebaiknya digunakan dalam pembelajaran, yaitu: 1. Dengan PBL, akan terjadi pembelajaran bermakna. Siswa yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukannya. Artinya belajar tersebut ada pada konteks aplikasi konsep.

17 Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika siswa berhadapan dengan situasi dimana konsep diterapkan. 2. Dalam situasi PBL, siswa mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan. Artinya, apa yang mereka lakukan sesuai dengan keadaan nyata, bukan lagi teoritis sehingga masalah-masalah dalam aplikasi suatu konsep atau teori akan mereka temukan sekaligus selama pembelajaran berlangsung. 3. PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok. B. Keterampilan Berpikir Kritis Dalam kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat cepat seperti sekarang ini, seringkali pengetahuan yang kita miliki tidak dapat diterapkan dalam mengatasi masalah-masalah yang muncul. Oleh karena itu, diperlukan keterampilan berpikir tingkat tinggi, yang meliputi keterampilan berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thingking), keterampilan memecahkan masalah (problem solving), dan mengambil keputusan (decision making) (Zuchdi, 2008:124). Berpikir merupakan salah satu aktivitas belajar. Dengan berpikir, seseorang akan memperoleh penemuan baru, atau setidaknya seseorang menjadi tahu tentang hubungan antara sesuatu (Djamarah, 2008:44). Selanjutnya,

18 Djamarah (2008:34) mendefinisikan berpikir sebagai kemampuan jiwa untuk meletakkan hubungan antara bagian-bagian pengetahuan. Ketika berpikir dilakukan, maka akan terjadi proses. Sedangkan berpikir kritis merupakan bagian dari pola berpikir kompleks atau tingkat tinggi yang bersifat konvergen. Berpikir konvergen adalah berpikir menuju satu arah yang benar, atau satu jawaban yang paling tepat, atau satu pemecahan dari suatu masalah. Ada begitu banyak ahli yang mendefinisikan berpikir kritis. Salah satunya ialah Paul (dalam Fisher, 2009:4) yang mendefinisikan berpikir kritis sebagai mode berpikir mengenai hal, substansi atau masalah apa saja, di mana seorang pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual padanya. Sedangkan definisi berpikir kritis menurut Scriven (dalam Fisher, 2009:10) adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi. Jauh sebelum kedua ahli tersebut mendefinisikan berpikir kritis, Dewey (dalam Fisher, 2009:2) juga telah mendefinisikan berpikir kritis sebagai pertimbangan yang aktif, persistent (terus-menerus), dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja dipandang dari sudut alasan-alasan yang mendukungnya dan kesimpulankesimpulan lanjutan yang menjadi kecenderungannya. Lebih lanjut Fisher (2009:2) menjelaskan bahwa proses aktif yang dimaksud Dewey adalah proses di mana seseorang memikirkan berbagai hal secara lebih mendalam

19 untuk dirinya, daripada menerima berbagai hal dari orang lain secara pasif. Sedangkan proses persisten dan teliti yang diungkapkan Dewey mengandung makna bahwa seseorang seharusnya melakukan lebih banyak pertimbangan sebelum memutuskan sesuatu. Namun, hal yang paling penting dari definisi Dewey tentang berpikir kritis terletak pada alasan-alasan yang mendukung suatu keyakinan dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang menjadi kecenderungannya, yang berarti bahwa seseorang harus memiliki alasan untuk meyakini sesuatu dan implikasi dari keyakinannya tersebut. Selain beberapa ahli di atas, kontributor lain yang terkenal bagi perkembangan berpikir kritis adalah Ennis (dalam Fisher, 2009:4) yang berpendapat bahwa berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti diyakini dan dilakukan. Dibandingkan dengan definisi-definisi sebelumnya, definisi Ennis lebih mudah dipahami. Dari beberapa pendapat ahli mengenai berpikir kritis, dapat dipahami bahwa berpikir kritis adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi yang digunakan dalam memecahkan masalah yang kompleks dengan melakukan refleksi terhadap fakta-fakta yang terjadi, serta menganalisis fakta-fakta tersebut menuju suatu kesimpulan atau pemecahan masalah. Keterampilan berpikir kritis memungkinkan seseorang untuk lebih peka terhadap informasi sekecil apapun yang ada disekitarnya, dan terampil menggunakan informasi tersebut untuk mengambil keputusan.

20 Berpikir kritis merupakan keterampilan berpikir yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang. Dengan berpikir kritis, seseorang dapat membuat keputusan dari berbagai masalah yang dihadapinya. Meskipun berpikir kritis memberi banyak kemudahan bagi yang memilikinya, namun berpikir kritis bukanlah keterampilan yang dapat dengan mudah diperoleh. Seperti yang diungkapkan Zuchdi (2008:124), bahwa suatu masalah tidak dapat diatasi tanpa dasar pengetahuan yang relevan. Pengetahuan untuk mengatasi masalah bersifat spesifik, sedangkan keterampilan berpikir dapat diterapkan pada berbagai disiplin ilmu. Seseorang dikatakan berpikir kritis apabila menguasai indikator berpikir seperti yang dijelaskan oleh Ennis (dalam Achmad, 2007:3) sebagai berikut: 1. Memberikan penjelasan sederhana, yang terdiri atas memfokuskan pertanyaan, menganalisis pertanyaan dan bertanya, serta menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan atau pernyataan. 2. Membangun keterampilan dasar, yang terdiri atas mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak dan mengamati serta mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi. 3. Menyimpulkan, yang terdiri atas kegiatan mendeduksi atau mempertimbangkan hasil deduksi, menginduksi atau mempertimbangkan hasil induksi, dan membuat serta menentukan nilai pertimbangan. 4. Memberikan penjelasan lanjut, yang terdiri atas mengidentifikasi istilahistilah dan definisi pertimbangan dan juga dimensi, serta mengidentifikasi asumsi.

5. Mengatur strategi dan teknik, yang terdiri atas menentukan tindakan dan berinteraksi dengan orang lain. 21 Penjelasan tentang keterampilan berpikir kritis di atas memberikan wawasan bahwa pengembangan keterampilan berpikir kritis merupakan orientasi yang cocok dalam situasi yang mengalami perubahan yang sangat cepat. C. Materi Pokok yang Diteliti (Sistem Peredaran Darah) Struktur, fungsi, dan proses dalam sistem peredaran darah dijelaskan oleh Syamsuri (2007:127-157) sebagai berikut. 1. Komponen darah Volume darah setiap orang ± 8% dari berat badannya. Darah terdiri dari 55% plasma dan 45% butiran darah. a. Plasma darah Plasma darah terdiri atas 90% air, 8% protein, 0,9% mineral, dan 0,1% bahan organik. b. Eritrosit Eritrosit berbentuk cakram bikonkaf dengan diameter ± 7,5 μm dan tidak berinti. Eritrosit mengandung hemoglobin (Hb) yang mengandung zat besi dan berfungsi mengangkut oksigen. Eritrosit dibentuk oleh sumsum merah tulang pipih. Namun, saat dalam kandungan, eritrosit dibentuk di dalam hati dan limpa. Setelah 120 hari, eritrosit menjadi tidak efektif lagi menjalankan fungsinya, sehingga dirombak oleh hati dan limpa.

22 c. Leukosit Leukosit tidak berwarna (bening) dan bentuknya tidak tetap seperti Amoeba dengan diameter 9-15 μm. Leukosit berfungsi melawan mikroba maupun benda asing yang masuk ke dalam tubuh dan membentuk antibodi. Terdapat 5 jenis leukosit, yaitu sebagai berikut neutrofil, basofil, eosinofil, monosit, limfosit, dan trombosit. 2. Golongan darah Karl Landsteiner (dalam Nurhayati, 2008:135) menggolongkan darah berdasarkan sistem ABO. Selain itu, bersama Weiner, Lansteiner (1940) juga melakukan penggolongan darah berdasarkan sistem Rhesus (Rh). Berdasarkan sistem ABO darah digolongkan menjadi 4 golongan, yaitu A, B, AB, dan O. Sedangkan sistem Rhesus membedakan darah menjadi 2 golongan, yaitu Rh + dan Rh -. 3. Alat peredaran darah Alat peredaran darah pada manusia terdiri dari jantung dan pembuluh darah. Pembuluh darah terdiri dari arteri, kapiler, dan vena. Jantung manusia terbagi menjadi 4 ruangan, yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan, dan ventrikel kiri. Jantung diselubungi oleh selaput ganda yang disebut perikardium. Dinding jantung tersusun atas otot-otot jantung. Di antara atrium dan ventrikel dibatasi oleh sekat yang berkatup. Katup sebelah kanan disebut katub trikuspid yang terdiri dari 3 kelopak, sedangkan katup sebelah kiri disebut katup bikuspid yang memiliki 2

23 kelopak. Katup-katup tersebut berfungsi untuk menjaga darah dari ventrikel agar tidak kembali lagi ke atrium. Darah yang dipompa oleh jantung diedarkan ke seluruh tubuh oleh pembuluh darah. Dinding arteri dan vena tersusun dari 3 lapisan, yaitu jaringan ikat, otot polos, dan endotelium. Sedangkan kapiler tersusun dari satu lapis sel endotelium dengan membran basal. Arteri berfungsi mengalirkan darah keluar jantung, sedangkan vena mengalirkan darah menuju jantung. Kapiler berfungsi sebagai tempat terjadinya pertukaran zat. Hampir semua arteri mengalirkan darah yang kaya oksigen, kecuali arteri pulmonalis, yaitu arteri yang mengalirkan darah kaya karbondioksida dari atrium kanan menuju ke paru-paru. Tidak semua vena mengalirkan darah yang kaya karbondioksida. Vena pulmonalis mengalirkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru menuju atrium kiri. 4. Mekanisme peredaran darah a. Peredaran darah kecil Jantung (bilik kanan) paru-paru jantung (serambi kanan) b. Peredaran darah besar Jantung (bilik kiri) seluruh tubuh jantung (serambi kanan) 5. Sistem peredaran getah bening Selain sebagai sistem pertahanan tubuh, sistem peredaran getah bening atau limfa juga termasuk sistem transportasi yang berperan dalam transpor

24 lemak dan mengembalikan cairan darah yang hilang kembali ke dalam sistem peredaran darah. a. Cairan limfa atau getah bening Saat darah melalui kapiler, banyak cairan yang merembes keluar dari kapiler darah. Cairan tersebut mengisi ruang-ruang antarsel dan tidak kembali masuk ke dalam kapiler, melainkan masuk ke dalam sistem peredaran limfa melalui ujung-ujung pembuluh limfa yang terbuka di sekitar kapiler darah. Setelah berada dalam sistem peredaran getah bening, cairan tersebut disebut cairan limfa atau getah bening. b. Pembuluh limfa Pembuluh limfa mirip dengan vena kecil, tetapi memiliki katup yang lebih banyak. Pembuluh limfa banyak terdapat di sela-sela otot, memiliki cabang halus dengan bagian ujung yang terbuka. Pembuluh limfa dibedakan menjadi pembuluh limfa kanan dan pembuluh limfa kiri. c. Kelenjar limfa Di sepanjang pembuluh limfa terdapat beberapa kelenjar limfa, terutama pada pangkal paha, ketiak, dan leher. Kelenjar limfa menghasilkan leukosit dan membengkak saat terjadi infeksi. 6. Kelainan/ penyakit yang terjadi pada sistem peredaran darah a. Anemia Anemia merupakan penyakit kurangnya hemoglobin dalam eritrosit yang dapat disebabkan karena kekurangan darah atau kekurangan eritrosit.

25 b. Leukimia Leukimia atau kanker darah disebabkan oleh pembelahan leukosit yang tidak terkendali. Leukosit menjadi ganas dan memakan eritrosit. c. Stroke Stroke adalah kematian jaringan saraf karena tidak mendapatkan suplai darah akibat tersumbatnya pembuluh darah di otak. d. Jantung koroner Jantung koroner adalah kematian jaringan otot jantung karena suplai darah terhenti akibat penyumbatan arteri koroner. e. Hipertensi atau tekanan darah tinggi Seseorang dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan darahnya melebihi 160/90 mmhg. f. Wasir Wasir ialah membesarnya vena di sekitar anus yang disebabkan adalah aliran darah yang tidak lancar. g. Hemofilia Hemofilia adalah penyakit darah sulit membeku, sehingga luka sedikit saja menyebabkan darah terus keluar. h. AIDS AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan penyakit yang menyebabkan seseorang tidak memiliki sistem kekebalan yang disebabkan HIV (Human Immunodeficiency Virus). 7. Teknologi-teknologi yang berkaitan dengan sistem peredaran darah a. Operasi pembuluh darah

26 Penyumbatan pembuluh darah dapat diatasi dengan operasi bypass, yaitu dengan melakukan pencangkokan pembuluh darah baru untuk menggantikan pembuluh darah yang tersumbat. Penyumbatan juga dapat diatasi dengan teknik balonisasi, yaitu dengan memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah yang mengalami penyempitan kemudian meniup kateter tersebut hingga penyempitan terbuka. b. Transplantasi jantung Transplantasi jantung adalah mengganti jantung pasien yang mengalami kelainan dengan jantung baru yang masih baik. 8. Sistem transportasi pada hewan a. Sistem transportasi pada protozoa Protozoa tidak memiliki alat transportasi khusus karena tubuhnya hanya terdiri atas satu sel, sehingga transportasi berjalan secara difusi. b. Sistem transportasi pada serangga Sistem transportasi pada serangga, contohnya belalang, terdiri atas pembuluh beruas-ruas memanjang di daerah punggung yang berfungsi sebagai jantung, sehingga disebut jantung pembuluh. Darah belalang yang disebut hemolimfa berfungsi mengedarkan sari-sari makanan dan sisa-sisa makanan, serta membunuh organisme asing yang masuk. Karena tidak selalu beredar dalam pembuluh, maka sistem transportasi pada belalang disebut peredaran darah terbuka. c. Sistem transportasi pada ikan Jantung ikan terbagi menjadi dua ruangan, yaitu satu atrium dan satu ventrikel. Di antara atrium dan ventrikel terdapat katup yang berfungsi

27 mengalirkan darah satu arah. Karena hanya sekali melalui jantung, peredaran darah pada ikan disebut peredaran darah tunggal. d. Sistem transportasi pada katak Jantung katak terdiri atas tiga ruangan, yaitu dua atrium dan satu ventrikel. e. Sistem transportasi pada reptil Reptil, misalnya buaya, memiliki jantung dengan 4 ruang, yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan, dan ventrikel kiri. f. Sistem transportasi pada burung Jantung memiliki jantung beruang 4, yaitu dua atrium dan dua ventrikel.