PARTISIPASI ISTRI NELAYAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KORONG SUNGAI LIMAU KABUPATEN PADANG PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
THE PARTICIPATION OF FISHERMAN WIVES IN IMPROVING THE DOMESTIC INCOME IN KORONG SUNGAI LIMAU PADANG PARIAMAN REGENCY, THE PROVINCE OF WEST SUMATERA

WIFE CONTRIBUTION TO FISHERMAN HOUSEHOLD INCOME IN MERANTI BUNTING VILLAGE MERBAU DISTRICT MERANTI ISLAND REGENCY RIAU PROVINCE

Mangrove dan Pesisir Vol. III No. 3/

KONTRIBUSI PENDAPATAN TENAGA KERJA WANITA PADA USAHA PEMBUATAN TEMPE TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA

Persepsi Nelayan Tentang Profesi Nelayan Di Desa Sungai Selodang Kecamatan Sungai Mandau Kabupaten Siak Provinsi Riau. Oleh

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: ISSN :

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS CURAHAN WAKTU KERJA WANITA PENGUSAHA AGROINDUSTRI MAKANAN SKALA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR

Fishermen's Perceptions About Business Fishing in The Kepenghuluan Parit Aman Bangko Subdistrict Rokan Hilir District Riau province ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH

KONTRIBUSI EKONOMI PRODUKTIF WANITA NELAYAN TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA (Studi Kasus di Desa Lembar Kecamatan Lembar Kabupaten Lombok Barat)

ANALYZE THE INCOME AND WALFARE FISHERMAN SOCIETY AT PINANG SEBATANG TIMUR VILLAGE TUALANG DISTRICT SIAK REGENCY RIAU PROVINCE

ABSTRACT. Keyword : contribution, coal, income

PERAN WANITA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA NELAYAN DI DESA TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

KONTRIBUSI WANITA NELAYAN DALAM UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN EKONOMI KELUARGA NELAYAN DI MUARA ANGKE KECAMATAN PENJARINGAN JAKARTA UTARA

Swara Bhumi. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KONDISI SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA PERIKANAN DI DESA TANJUNG PASIR

PERANAN WANITA DALAM USAHA INDUSTRI MAKANAN KHAS MELAYU RIAU

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data

HUBUNGAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN PERAN GENDER DALAM RUMAH TANGGA PERIKANAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses produksi masyarakat pantai dimana keterlibatan tersebut dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berdasarkan pada jenis kelamin tentunya terdiri atas laki-laki dan

HUBUNGAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM RUMAH TANGGA PERIKANAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. negara di dunia yang memiliki potensi sumber daya alam terbesar di sektor

BAB III HASIL PENELITIAN A. PROFIL PEREMPUAN BEKERJA DI SEKTOR INFORMAL

UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN POKOK MINIMUM KELUARGA NELAYAN DI DESA MAJA KECAMATAN KALIANDA. Muhammad Rido 1) Budiyono 2) Yarmaidi 3)

Fadilah et al., Pendapatan Wanita...

PENDAHULUAN. Latar Belakang

The Welfare Level Of Fisherman Household Of Napangga Lake At Tanjung Medan Village Tanjung Medan Subdistrict Rokan Hilir Regency Riau Province

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

PERAN IBU PEKERJA DALAM PERAWATAN BALITA DI DESA SELOPAMIORO KECAMATAN IMOGIRI KABUPATEN BANTUL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

I. PENDAHULUAN. Dalam hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia,

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada prinsipnya merupakan usaha pertumbuhan dan perubahan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KERJA SUAMI DAN ISTRI DI LUAR SEKTOR PERIKANAN

PERAN WANITA DALAM USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAWADA KECAMATAN SAWERIGADI KABUPATEN MUNA BARAT. Oleh : Nur Rahmah dan Erni Wati ABSTRAK PENDAHULUAN

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional senantiasa dilakukan untuk mencapai

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK INDUSTRI KECIL KERUPUK

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Abstrak. Kata kunci: perempuan, bekerja, sektor publik, adat

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA

THE INCOMES AND HOUSEHOLD WELFARE LEVELS OF SAND MINERS IN PASEKAN HAMLET GONDOWANGI VILLAGE SAWANGAN DISTRICT MAGELANG REGENCY

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Keadaan Umum Hutan Mangrove di Pesisir Pantai Tlanakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT NELAYAN DANAU PULAU BESAR DAN DANAU BAWAH DI KECAMATAN DAYUN KABUPATEN SIAK PROPINSI RIAU

BAB V STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT LOKAL DESA GOROWONG. 5.1 Strategi Nafkah Kampung Ater dan Kampung Ciawian

BAB VI PEMANFAATAN REMITAN

LilisSuryani 1), Hamdi Hamid 2), and Lamun Bathara 2) Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, universitas Riau

HASIL DAN PEMBAHASAN. pemerintahan dalam memberikan pelayanan publiknya wilayah ini dibagi kedalam

(Eucheuma cottonii) TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA PESISIR (Studi Kasus di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah

HUBUNGAN FREKUENSI KEBERANGKATAN KAPAL 3 GT DENGAN JUMLAH LOGISTIK MELAUTNYA DI PPI DUMAI PADA MUSIM BARAT DAN MUSIM TIMUR ABSTRAK

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm ISSN

III. METODE PENELITIAN. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja), karena Desa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan

Gambar 2 Metode Penarikan Contoh

1 SIKAP NELYAN TERHADAP TENAGA PENYULUH PERIKANAN LAPANGAN (Kasus Pada Nelayan Di Desa Sejangat Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB V PROSES SOSIALISASI NILAI KERJA PERTANIAN. 5.1 Proses Sosialisasi Nilai Kerja Pertanian dalam Keluarga Mahasiswa Batak Toba di IPB

SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT )

I. Pendahuluan. Yunilas 1

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden Usaha Pengolahan Ikan Asin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, baik Pemerintah,

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

ANALISIS HASIL PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Petani

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah

ISSN No Media Bina Ilmiah 1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Linda Waty Zen. Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan, Universitas Bung Hatta Padang Jl. Sumatera, Ulak Karang Padang 25133

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh anak-anak yang dianggap masih

ABSTRAK PERANAN PEREMPUAN DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA MISKIN DI DUSUN FAIR KECAMATAN DULLAH SELATAN KOTA TUAL

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Teori Curahan Waktu Kerja Istri Nelayan. sebagai ibu rumah tangga maupun sebagai pencari nafkah, dilakukan dalam

PENYESUAIAN DIRI MENJADI SINGLE PARENT. Studi Kasus: Terhadap Janda di Nagari Abai Siat Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya ARTIKEL E JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Pengrajin bambu merupakan mata pencaharian sebagian besar masyarakat

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN IBU RUMAH TANGGA YANG BEKERJA PADA SEKTOR INFORMAL DI KELURAHAN DAUH PURI KAUH, DENPASAR BARAT

Motif Kerja Wanita Sebagai Karyawan Lepas Pabrik Tembakau PT GMIT Klompangan Kecamatan Ajung Kabupaten Jember

Transkripsi:

Berkala Perikanan Terubuk, Juli 2014, hlm 71 81 ISSN 0126-4265 Vol. 42. No.2 PARTISIPASI ISTRI NELAYAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KORONG SUNGAI LIMAU KABUPATEN PADANG PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT Heri Oktofriyadi 1), Firman Nugroho 2), dan Kusai 2) Diterima : 1 Mei 2014 Disetujui : 1 Juni 2014 ABSTRACT This study was conducted on December 2013. It was aimed at finding out of the involvement of fisherman wives in terms of time allocated to increase the domestic incomes and the their participation in terms of domestic incomes. The method used in this study was census method with 22 respondents. The fisherman wives involvement observed from the number of working hours devoted to increase the domestic incomes shows that the fishermen s working hours is higher than their wives. The wives contribution to the domestic income by average contribution on the level of 26-50 %. Keywords: Fisherman s wives participation, income participation of fisherman s wives, Desa Korong Sungai Limau. PENDAHULUAN 1 Kabupaten Padang Pariaman yang merupakan salah satu kabupaten di wilayah pesisir pantai yang menghadap langsung ke Samudera Hindia yang terletak di Provinsi Sumatera Barat. Kabupaten ini memiliki luas daerah 1.328,79 Km 2 yang mencakup luas pantai 11,35 Km 2 dan panjang garis pantai 60,5 Km melewati enam kecamatan salah satunya Kecamatan Sungai Limau yang memiliki beberapa Desa (Korong) ditepian pantai salah satunya Korong Sungai Limau yang juga merupakan pusat Kecamatan Sungai Limau. Korong Sungai Limau merupakan korong yang ada di Kabupaten Padang Pariaman yang masuk dalam wilayah Nagari Kuranji Hilir. Luas keseluruhan wilayahnya adalah 70,38 km 2. Secara geografis 1 ) Alumni di di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau Pekanbaru 2 ) Staf Pengajar di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau Pekanbaru terletak pada posisi 100 o 07' 00" Bujur Timur dan 0 o 33' 00" Lintang Selatan.(BPS Kabupaten Padang Pariaman, 2011). Dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup, rumah tangga miskin menerapkan strategi ganda dimana suami, istri dan anak usia kerja terlibat mencari nafkah di dalam kegiatan perikanan dan luar perikanan sekaligus. Pola nafkah ganda itu lebih nyata di desa lahan pantai dibandingkan desa lahan kering, karena peluang kerja usaha luar perikanan terbatas di pedesaan pantai khususnya bagi wanita. (Nasution, 2003). Partisipasi istri nelayan dalam kegiatan mencari nafkah dianggap sebagai upaya kebersamaan dengan suami untuk mencari taraf kehidupan yang lebih baik. Istri nelayan tidak hanya bertanggungjawab mengurus rumah tetapi juga urusan yang berkaitan dengan ekonomi rumah tangga. Tugas dan kegiatan 71

perempuan mulai dari mempersiapkan bekal logistic melaut, menjadi penanggungjawab tunggal rumah tangga ketika suaminya melaut dan kegiatankegiatan lainnya yang berhubungan dengan perawatan alat tangkap, mengolah hasil tangkapan atau langsung membawanya kepasar. Adanya partisispasi dari peranan wanita berkembang selaras dan serasi dengan perkembangan tanggungjawab dan peranannya dalam mewujudkan dan mengembangkan keluarga sejahtera dan bahagia. Walaupun, suami dan istri mempunyai tugas dan kewajiban sendiri. Namun, umumnya setiap keluarga saling bantu-membantu tanpa adanya pembatasan yang tegas, yang penting terwujudnya saling pengertian satu sama lainnya. Kesertaannya istri nelayan dalam membantu suami untuk menambah pendapatan rumah tangga, secara tidak langsung istri nelayan tersebut mempunyai tanggungjawab yang besar dan tentunya menambah peran mereka di dalam rumah tangga yaitu sebagai ibu rumah tangga dan di pihak lain mereka adalah pencari nafkah dalam keluarga. Melihat dari besarnya tanggungjawab yang harus dijalani oleh istri nelayan mendorong perlu adanya penelitian untuk memperjelas mengenai "Partisipasi Istri Nelayan Dalam Meningkatkan Pendapatan Rumah Tangga di Korong Sungai Limau Kabupaten Padang Pariaman Provinsi Sumatera Barat". Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan karakteristik istri nelayan di Korong Sungai Limau, mendeskripsikan partisipasi istri nelayan ditinjau dari alokasi waktu yang digunakan untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga, mendeskripsikan partisipasi istri nelayan ditinjau dari pendapatan rumah tangga. METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2013 yang berlokasi di Korong Sungai Limau Kabupaten Padang Pariaman Provinsi Sumatera Barat. Lokasi penelitian ini ditentukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa sebagian daerah dari Korong Sungai Limau terletak di wilayah pantai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Metode ini dilakukan secara langsung dengan melakukan observasi terhadap objek penelitianya itu dengan mengamati istri-istri nelayan yang bekerja langsung untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Populasi dalam penelitian ini adalah istri nelayan yang bekerja di sektor publik yang berjumlah 22 orang, terdiri dari Penjual Kebutuhan Harian 3 orang, Membuat Kerupuk Ikan 4 orang, Mengeringkan Ikan 9 orang, dan Pengolah garam Yodium 6 orang. Mengingat jumlah populasinya kurang dari 100, maka seluruh anggota populasi dijadikan responden. Jadi dalam penelitian ini penentuan jumlah responden menggunakan metode sensus.hal ini merujuk pada pendapat Arikunto (2002) jika jumlah populasi kurang dari 100 orang, maka responden diambil secara sensus. Analisis Data Data yang diperoleh dalam 72

penelitian ini baik data primer maupun data sekunder ditabulasikan kemudian dianalisis secara deskriftif yang selanjutnya dibahas menurut permasalahan masing-masing yakni, untuk mengetahui:(a) karakteristik istri nelayan (umur, pendidikan terakhir, pendapatan) yang dianalisis secara deskriftif kualitatif; (b) besarnya tingkat partisipasi istri nelayan dan pengalokasian waktu yang digunakan untuk menunjang pendapatan rumah tangga yang dilihat dengan persentase yang diberikan, disusun dalam bentuk tabel dan persentase kemudian dianalisis secara deskriftif kualitatif; (c)tingkat partisipasi istri nelayan dalam menunjang pendapatan rumah tangga maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus Irsan (dalam Rosalimarni, 2001) yaitu: Proporsi Pendapatan Istri (PPI) PPI = Pendapatan Istri x 100% Pendapatan Rumah Tangga Dengan kriteria: a. 0% - 25% = Tingkat Partisipasi Tergolong Rendah b. 26% - 50% = Tingkat Partisipasi Tergolong Sedang c. 51% - 100% = Tingkat Partisipasi Tergolong Tinggi HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik IstriNelayan Umur istri nelayan dalam penelitian ini dikelompokan dalam tiga kelompok umur. Menurut Salladien (1994), umur kerja produktif dibagi tiga kelompok yaitu: (1) Kurang produktif, (umur < 15 tahun dan > 65 tahun); (2) Produktif, (umur 46 sampai dengan 65 tahun); (3) Sangat produktif, (umur 16 sampai 45 tahun). Umur responden istri nelayan mayoritas berada pada kelompok umur sangat produktif (83.36%). Hal ini menggambarkan bahwa umur istri nelayan di Korong Sungai Limau mayoritas berada pada usia sangat produktif. Soehardjo dan Patong (2000) menyatakan bahwa umur akan mempengaruhi kemampuan fisik kerja dan berfikir. Responden dalam penelitian ini berada pada usia produktif, keadaan fisik bekerja dan berfikir mereka sangat baik untuk pengembangan potensi diri dan prestasi kerja. Pendidikan formal merupakan salah satu tolak ukur yang dipakai dalam melihat keadaan sosial dan budaya, dimana akan mempengaruhi kepribadian seseorang dalam kesehariannya. Karena makin tinggi tingkat pendidikan tentunya akan semakin tinggi daya serap teknologi dan obyektif dalam memberikan penilaian terhadap baik buruknya suatu sistem. Berdasarkan tingkat pendidikan formal yang pernah diikuti responden dikelompokkan dalam empat kelompok yaitu, Tidak Tamat SD, Tamat SD, dan Tamat SMP dan Tamat SMA sebagian besar tingkat pendidikan istri nelayan yang dominan adalah Tamat SMP sebanyak 13 jiwa (59.09%). Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat pendidikan istri nelayan tergolong sedang. Menurut Bangun (2004), tingkat pendidikan akan mempengaruhi pola pikir masyarakat baik yang diperoleh melalui jenjang pendidikan formal maupun informal. Besar kecilnya tanggungan dalam satu rumah tangga mempengaruhi pengeluaran dan kesejahteraan rumah tangga itu sendiri, dimana semakin banyak jumlah anggota rumah tangga maka semakin besar pula biaya yang dikeluarkan dan semakin besar pula upaya yang harus dilakukan untuk 73

memenuhi kebutuhan rumah tangga. Bagi nelayan miskin, hal ini semakin kecil pula kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan rumah tangga.rata-rata jumlah tanggunganrumah tangga nelayan yang dominan yaitu 5-6 jiwa (68.18%). Melihat cukup besarnya jumlah tanggungan rumah tangga nelayan tersebut, maka perlu diadakannya penyuluhan dibidang Keluarga Berencana (KB), baik dari pihak pemerintah, pemuka agama maupun pemuka adat. Hal ini dilakukan demi meningkatkan kesejahteraan hidup rumah tangga nelayan itu sendiri, karena semakin banyaknya jumlah anggota rumah tangga memiliki pengaruh terhadap pendapatan dan pengeluaran rumah tangga. Keikutsertaan istri nelayan dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga dapat dilihat dengan ada tidaknya usaha atau pekerjaan produktif yang dilakukan istri nelayan tersebut. Pekerjaan produktif adalah suatu pekerjaan yang dikerjakan yang mampu menghasilkan atau memberi keuntungan (Dapertemen Pendidikan Nasional, 2003). Pekerjaan tersebut dilakukan istri nelayan baik dirumah maupun di luar rumah. Adapun pekerjaan produktif yang dilakukan oleh istri nelaya di Korong Sungai Limau terdiri dari: 1) Penjual Kebutuhan Harian; 2) Membuat Kerupuk Ikan; 3). Mengeringkan Ikan; dan 4). Pengolah Garam Yodium. Pekerjaan yang dominan dilakukan oleh istri nelayan adalah melakukan kegiatan Mengeringkan Ikan dengan jumlah 9 jiwa (40.90%). Kegiatan ini dilakukan oleh istri nelayan karena mereka tinggal di daerah pesisir pantai yang memberikan mereka kemudahan untuk memperoleh ikan sebagai bahan baku yang akan diolah lebih lanjut. Gejala ini hampir sama dengan masyarakat pertanian seperti yang di temukan Ihromi (1999) bahwa dalam keterlibatan disektor produksi terdapat gejala pembagian kerja antara pria dan wanita anggota rumah tangga nelayan miskin Pengalaman adalah hasil akumulasi bagi seseorang yang selanjutnya akan mempengaruhi tindakan untuk memutuskan sesuatu yang baru baginya. Pengalaman kerja istri nelayan yang dominan adalah 5-8 tahun sebanyak 11 jiwa (50.00%). Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama seseorang bekerja maka semakin banyak pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh untuk mengasah ketrampilan dan keahlian dalam bidang yang digeluti seiring perputaran waktu yang memberikan suatu pembelajaran dari apa yang telah dilakukan dan berdasarkan penuturan salah seorang istri nelayan yang mempunyai pengalaman bekerja hampir 7 tahun yang bekerja sebagai mengeringkan ikan dengan dia ikut bekerja membantu suami walaupun sedikit tapi penghasilannya rumah tangganya meningkat dan itu sangat membantu untuk membiayai kebutuhan rumah tangga. Sesuai dengan pendapat Ihromi (1999), yang menyatakan bahwa pada umumnya wanita ikut serta dalam upaya mencukupi kebutuhan nafkah rumah tangga karena tuntutan ekonomi rumah tangga, dimana penghasilan suami saja tidak mampu mencukupi kebutuhan rumah tangga yang semakin meningkat. Hal ini makin dipersulit dengan melonjaknya pengeluaran dalam rumah tangga, baik untuk pemenuhan kebutuhan primer 74

maupun untuk pendidikan anakanaknya. Partisipasi istri nelayan dalam melakukan pekerjaan produktif pada umumnya karena desakan ekonomi, hal ini disebabkan karena pendapatan yang diperoleh suami mereka tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan biaya pendidikan anak-anak mereka. Munandar (1985) menyatakan bahwa salah satu alasan wanita bekerja di luar rumah tangga adalah untuk menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan pokok. Walaupun masih banyak faktor penyebab lainnya, namun karena kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup menyebabkan wanita hidup dengan berperan ganda. Selain itu tujuan lain ikut sertanya istri nelayan melakukan pekerjaan produktif karena ingin memenuhi kebutuhan rumah tangga, dimana pendapatan yang diterima suami kurang cukup untuk kebutuhan rumah tangga, serta para istri nelayan ingin memberikan pendapatan tambahan untuk memenuhi kebutuhan primer dan biaya-biaya lainnya yang diperlukan dalam upaya peningkatan kesejahteraan rumah tangga. Pendapatan yang diperoleh istri nelayan dalam melakukan produktif yang sangat dominan adalah untuk biaya pendidikan anak dan untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Dapat diketahui bahwa setiap istri nelayan menginginkan anakanak mereka untuk sekolah lebih tinggi dan untuk itu mereka membutuhkan biaya yang banyak, karena itulah mereka bekerja guna membantu suami dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mewujudkan cita-cita mereka untuk menyekolahkan anak-anak mereka ke jenjang yang lebih tinggi. Mereka berharap kehidupan anak-anaknya lebih baik dari pada orang tuanya dalam menempuh kehidupan dikemudian hari. 1. Partisipasi Alokasi Waktu Kerja Istri Nelayan Dalam Membantu Meningkatkan Pendapatan Rumah Tangga Nelayan Secara garis besar wanita/istri nelayan melakukan tiga macam kegiatan yaitu: (1) Kegiatan seharihari yang berkaitan dengan rumah tangga (domestic) seperti: memasak, mencuci, membersihkan rumah dan mengasuh anak; (2) Kegiatan mencari nafkah (public); (3) Kegiatan individu seperti: tidur, istirahat, mandi, makan dan sholat (leassure). Jenis pekerjaan istri nelayan disektor public: (1) Penjual kebutuhan harian;(2) Membuat kerupuk ikan;(3) Mengeringkan ikan dan;(4) Pengolah garam yodium. Curahan waktu yang paling besar dalam pekerjaan publik disumbangkan oleh istri yang bekerja sebagai penjual kebutuhan hariandengan waktu kerja 74 jam/minggu. Sementara yang terkecil disumbangkan oleh istri yang berprofesi sebagai pengolah garam yodium dengan waktu kerja 35 jam/minggu. Besar kecilnya curahan jam kerja istri nelayan ini sesuai dengan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaannya msingmasing. Sementara nelayan hanya menghabiskan sedikit waktu dalam melakukan pekerjaanya yakni 50 57 jam/minggu. Minimya jumlah aktivitas nelayan dikarenakan sifat usaha nelayan yang sangat tergantung oleh musim. Pada musim panceklik atau musim dengan ombak besar umumnya nelayan tidak melaut mereka memilih untuk memperbaiki peralatan pengkapan ikan. 75

Lamanya seseorang mampu bekerja sehari-hari secara baik pada umumnya 6 8 jam, sisa 16 18 jam digunakan untuk keluarga, masyarakat, untuk istirahat dan lainlain. Jadi, seseorang bias bekerja dengan baik selama 40-50 jam/minggu. Selebihnya bila dipaksa untuk bekerja biasanya tidak efesien akhirnya produktifitas akan menurun, serta cenderung timbul kelelahan. Berbeda dengan istri nelayan yang melakukan aktivitas publik lainnya, istri nelayan yang melakukan pekerjaan publik sebagai penjual kebutuhan harian melakukan pekerjaan domestik dan publik bisa secara sekaligus. Hal ini dapat dilakukan karena tempat usaha mereka juga merupakan tempat kediaman keluarga 2. Curahan Jam Kerja Istri Nelayan yang Melakukan Pekerjaan Sebagai Penjual Kebutuhan Harian Istri nelayan yang melakukan pekerjaan publik sebagai penjual kebutuhan harian melakukan pekerjaan domestik dan publik bisa secara sekaligus. Hal ini dapat dilakukan karena tempat usaha mereka juga merupakan tempat kediaman keluarga tersebut. Alokasi waktu yang diberikan istri nelayan dalam melakukan pekerjaan publik 74 jam/minggu. Biasanya untuk mengisi barang yang di kedai miliknya dilakukan seminggu sekali dan dijual kembali. 3. Curahan Jam Kerja Istri Nelayan yang Melakukan Pekerjaan Sebagai Pembuat Kerupuk Ikan Dalam menjalankan peran gandanya, istri nelayan harus bisa membagi waktu kerja antara pekerjaan rumah tangga dengan pekerjaan mencari nafkah tambahan. Bagi istri nelayan yang berprofesi sebagai pembuat kerupuk ikan, hal ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga. Istri nelayan yang melakukan pekerjaan sebagai pembuat kerupuk ikan memulai aktivitasnya pada pagi hari yang dimulai pada pukul 04.30 WIB. Kegiatan ini dilakukan oleh istri nelayan dengan mulai menyiapkan adonan, memasak, mencetak dan kemudian melakukan proses penjemuran. Pekerjaan yang dilakukan oleh istri nelayan akan selesai pada pukul 09.00 WIB, kemudian barulah mereka melakukan aktivitas rumah tangga dan istirahat. Waktu istri nelayan dalam seminggu lebih banyak dihabiskan untuk mencari nafkah dibandingkan dengan aktivitas domestiknya yang dilakukan yaitu menghabiskan 56 jam/minggu. Namun hal ini tidak mengesampingkan perannya sebagai ibu rumah tangga yang berkewajiban mengurus anak dan suaminya. 4. Curahan Jam Kerja Istri Nelayan yang Melakukan Pekerjaan Sebagai Mengeringkan Ikan Istri nelayan yang bekerja mengeringkan ikan melakukan pekerjaan domestik setelah melakukan pekerjaan publik. Pekerjaan mengeringkan ikan dilakukan istri nelayan guna menambah penghasilan dalam upaya pemenuhan kebutuhan keluarga. Ada pun waktu yang digunakan adalah 49 jam/minggu untuk melakukan pekerjaan publik.biasanya aktivitas dimulai dari jam 09.00 hingga 16.00 WIB. 5. Curahan Jam Kerja Istri Nelayan yang Melakukan Pekerjaan Sebagai Pengolah Garam Yodium Pekerjaan pengolah garam yodium dilakukan istri nelayan guna 76

menambah penghasilan dalam upaya pemenuhan kebutuhan keluarga. Walaupun nominal yang dihasilkan dalam aktivitas sebagai pengolah garam yodium tergolong kecil namun hal itu sangat berharga bagi rumah tangga nelayan.waktu yang digunakan untuk pengolah garam yodium 35 jam/minggu. Pekerjaan ini dilakukan dari pagi sampai siang hari yaitu dari jam 09.00 14.00 WIB. Setelah selesai melakukan pekerjaan publik barulah istri nelayan melakukan pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga. Untuk pengolah garam yodium, garam yodium yang dihasilkan hanya dipasarkan secara terbatas di lingkungan Korong Sungai Limau, hal ini disebabkan karena hasil pengolahan garam yodium yang dilakukan oleh istri nelayan belum memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) sebagai garam yodium. Standar Nasional Indonesia untuk garam yodium yang ditetapkan oleh pemerintah adalah 30 ppm (part per million), sedangkan garam yodium yang dihasilkan oleh istri nelayan hanya 28 ppm. Pendapatan Pendapatan Istri Nelayan Pendapatan rata-rata istri nelayan setiap bulannya bervariasi sesuai dengan jenis pekerjaan yang mereka geluti. Pendapatan rata-rata yang didapatkan oleh istri nelayan berkisar 436.045/bulan. Adapun usaha yang dilakukan istri nelayan ini yaitu sebagai penjual kebutuhan harian, membuat kerupuk ikan, mengeringkan ikan dan pengolah garam yodium. Meskipun penghasilan yang diterima istri nelayan tersebut masih di bawah Upah Minimum Regional (UMR) Provinsi Sumatera Barat sebesar Rp. 1.350.000,- akan tetapi sangat membantu ekonomi keluarga, terutama pada saat musim paceklik dimana penghasilan suami tidak mencukupi biaya hidup keluarga dan bahkan pada saat suami tidak melaut pada musim gelombang tinggi, penghasilan yang didapat oleh istri sangatlah berharga. Pendapatan Suami dan Anak Sumber pendapatan utama yang diperoleh suami adalah sebagai nelayan. Pada umumnya mereka adalah nelayan buruh dan sebagian memiliki alat tangkap rawai dan pancing ulur. Sedangkan sumber pendapatan yang diperoleh dari gaji/upah oleh anak nelayan sangat memberikan sumbangan yang berarti untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, pada umumnya anak nelayan mulai melakukan pekerjaan ketika merasa penghasilan orangtua mereka tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarga. Rata-rata pendapatan nelayan (suami) dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga yaitu sebesar Rp. 679.545/bulan, apabila dibandingkan dengan Upah Minimum Regional (UMR) Provinsi Sumatera Barat sebesar Rp. 1.350.000,- dapat dikatakan bahwa pendapatan di tempat penelitian masih tergolong rendah, hal ini disebabkan karena sebagian nelayan adalah nelayan buruh. Untuk ratarata pendapatan anak nelayan yang membantu meningkatkan pendapatan rumah tangga yaitu sebesar Rp. 311.111/bulan. Pendapatan Rumah Tangga Nelayan Pendapatan yang diperoleh nelayan tidak hanya dari hasil melakukan aktivitas penangkapan ikan saja, tetapi dari pekerjaan sampingan yang dilakukan pada saat 77

musim panangkapan ikan sulit atau pada saat cuaca buruk tentu saja para nelayan tidak bisa melaut dan pekerjaan sampingan yang dilakukan oleh para nelayan sangat membantu untuk menutupi kebutuhan ekonomi rumah tangga nelayan. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pendapatan rumah tangga nelayan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 memperlihatkan pendapatan rata-rata rumah tangga yang berada di Korong Sungai Limau Kabupaten Padang Pariaman Provinsi Sumatera Barat sudah memenuhi Upah Minimum Regional (UMR) Provinsi Sumatera Barat sebesar Rp. 1.350.000,-, dimana ratarata pendapatan rumah tangga nelayan yang diperoleh setiap bulan sebesar Rp. 1.361.044/bulan. Tabel 1. Pendapatan Rata-Rata Rumah Tangga Nelayan Berdasarkan Jenis Pekerjaan Istri Nelayan di Korong Sungai Limau Kabupaten Padang Pariaman Provinsi Sumatera Barat Tahun 2012 Jenis Pekerjaan Istri Nelayan Penjual Kebutuhan Harian Membuat Kerupuk Ikan Mengeringkan Ikan Pengolah garam Yodium Rata-Rata Pendapatan (Rp/bulan) Kontribusi Istri Suami Pendapatan Anak 906.666 328.250 511.111 160.000 633.333 700.000 661.111 716.666-400.000 200.000 333.333 Rata-Rata Pendapatan RT (Rp/bulan) 1.539.999 1.428.250 1.372.222 1.209.999 Rata-Rata 436.045 679.545 311.111 1.361.044 Sumber : Data Primer Pengeluaran Rumah Tangga Nelayan Pengeluaran rumah tangga juga merupakan hasil akumulasi dari berbagai biaya untuk pemenuhan hidup rumah tangga. Pendapatan yang diperoleh setiap rumah tangga nelayan dialokasikan guna mencukupi segala keperluan rumah tangga. Besar kecilnya pengeluaran rumah tangga tergantung jumlah tanggungan rumah tangga tersebut. Jika jumlah tanggungan rumah tangga banyak dan apabila jika jumlah tanggungan tersebut berada pada usia sekolah maka semakin banyak pula pengeluaran bagi pemenuhan kebutuhannya. Sebaliknya jika jumlah tanggungan sedikit serta tidak dalam usia sekolah maka pengeluaran rumah tangga dapat dikurangi. Kadangkala jika ada pengeluaran mendesak seperti ada anggota rumah tangga sakit, biaya anak sekolah perbulan tidak jarang istri nelayan meminjam uang pada kerabat terdekat atau kepada para tetangga. Jumlah pengeluaran rumah tangga nelayan sangat dipengaruhi oleh besarnya tingkat kebutuhan rumah tangga. Sehingga jumlah pendapatan yang diterima oleh suami sebagai pencari nafkah utama dan istri sebagai pencari nafkah tambahan serta ada juga jumlah pendapatan istri lebih besar dari pada pendapatan suami harus dapat dialokasikan secara bijak sesuai dengan kebutuhan.untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai pengeluaran rata-rata rumah tangga nelayan dapat dilihat pada Tabel 2. 78

Tabel 2. Pengeluaran Rata-Rata Rumah Tangga Nelayan/Bulan di Korong Sungai Limau Kabupaten Padang Pariaman Provinsi Sumatera Barat Tahun 2012 Jenis Pekerjaan Istri Nelayan Rata-Rata Pengeluaran (Rp/bulan) Penjual Kebutuhan Harian Membuat Kerupuk Ikan Mengeringkan Ikan Pengolah Garam Yodium 1.250.000 725.000 972.222 733.333 Rata-Rata 1.018.181 Sumber : Data Primer Tabel 2 diketahui bahwa ratarata pengeluaran rumah tangga nelayan adalah Rp. 1.018.181/bulan. Biaya yang dikeluarkan oleh rumah tangga nelayan merupakan biaya untuk pemenuhan kebutuhan hidup, untuk biaya pendidikan anak-anak, juga untuk membayar arisan rumah tangga, membantu tetangga saat pesta, membayar sosial kepada warga, membayar hutang dan lainlain. Biaya rumah tangga yang harus dikeluarkan setiap bulannya tidaklah jauh berbeda dengan jumlah rata-rata pendapatan yang mereka terima setiap bulannya. Hal ini berarti pendapatan yang dihasilkan oleh rumah tangga nelayan setiap bulannya hanya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok saja, sehingga sebagian besar dari mereka tidak mampu menyimpan atau menabung dari pendapatan yang diperoleh, akan tetapi sebagian rumah tangga yang lain khususnya untuk rumah tangga penjual kebutuhan harian, pendapatan yang mereka terima setiap bulannya mampu melebihi biaya pengeluaran yang harus dipenuhinya sehingga mereka bisa menabung. Proporsi Pendapatan Istri Nelayan Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Besar kecilnya proporsi pendapatan yang disumbangkan oleh istri nelayan sangat membantu suami sebagai pencari nafkah utama dalam rumah tangga.pendapatan ini akan sangat terasa manfaatnya pada saat bulan terang atau sedikitnya ikan hasil tangkapan yang diperoleh suami sebagai nelayan, bahkan terkadang tidak melakukan usaha penangkapan sama sekali. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai berapa besar proporsi pendapatan yang diberikan istri nelayan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 memperlihatkan bahwa pada umumnya proporsi pendapatan istri nelayan terhadap pendapatan rumah tangga tergolong sedang (26-50%) yang merupakan rata-rata dari proporsi pendapatan istri nelayan terhadap rumah tangga. Apabila dilihat berdasarkan jenis pekerjaan yang dilakukan maka tingkat proporsi pendapatan istri nelayan yang terbesar adalah dari istri nelayan yang bekerja sebagai penjual kebutuhan harian yakni sebesar 58.87% dari total pendapatan rumah tangga. Hal ini menunjukkan bahwa istri nelayan tersebut mampu membantu suami untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga. Sebagaimana Ihromi (1999) menjelaskan bahwa arti keterlibatan wanita mencari nafkah bersifat 79

krusial (sangat penting) bagi rumah tangga nelayan miskin, khususnya buruh nelayan. Tabel 3. Proporsi Pendapatan Istri Nelayan Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Korong Sungai Limau Kabupaten Padang Pariaman Provinsi Sumatera Barat Tahun 2012 Jenis pekerjaan Istri (1) Penjual Kebutuhan Harian Membuat Kerupuk Ikan Mengeringkan Ikan Pengolah Garam Yodium Pendapatan Istri Nelayan (Rp/bln) (2) 906.666 328.250 511.111 160.000 Pendapatan RT (Rp/bln) (3) 1.539.999 1.428.250 1.372.222 1.209.999 Proporsi Pendapatan Istri (2/3) x 100% (%) (4) 58.87 22.98 37.24 13.22 Katagori Tinggi Rendah Sedang Rendah Rata-Rata 436.045 1.361.044 33.07 Sedang Sumber : Data Primer KESIMPULAN DAN SARAN Karakteristik istri nelayan pada umumnya berumur antara (16-45 tahun) tergolong umur sangat produktif dengan tingkat pendidikan sebagian besar adalah tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP), jumlah tanggungan rumah tangga yang paling dominan adalah berkisar 5-6 jiwa, jenis pekerjaan yang dilakukan oleh istri nelayan yaitu, penjual kebutuhan harian, membuat kerupuk ikan, mengeringkan ikandan mengolah garam yodium. Curahan jam kerja yang diberikan oleh istri nelayan untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga memperlihatkan curahan jam kerja suami lebih tinggi dibandingkan curahan jam kerja istri. Dimana curahan jam kerja yang diberikan berturut-turut diberikan oleh istri penjual kebutuhan harian 74 jam/minggu, pembuat. kerupuk ikan 56 jam/minggu, mengeringkan ikan 49 jam/minggu dan pengolah garam yodium 35 jam/minggu. Rata-rata pendapatan yang diperoleh oleh istri nelayan tiap bulannya dari bekerja sebagai penjual kebutuhan harian Rp. 906.666, membuat kerupuk ikan Rp. 328.250, mengeringkan ikan Rp. 511.111 dan pengolah garam yodium Rp. 160.000. Urutan proporsi/kontribusi terbesar istri terhadap pendapatan rumah tangga berturut-turut penjual kebutuhan harian, membuat kerupuk ikan, mengeringkan ikan dan pengolah garam yodium. Proporsi istri nelayan terhadap pendapatan tergolong sedang dengan tingkat kontribusi 33.07 (26-50%). Diharapkan anak nelayan dapat membantu meringankan pekerjaan rumah tangga dan nelayan (suami) mencari pekerjaan tambahan guna meningkatkan pendapatan rumah tangga sehingga istri nelayan dapat meluangkan waktu untuk beristirahat dan melaksanakan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga.sangat diharapkan juga peran serta instansi terkait atau pihak-pihak yang berwenang untuk dapat lebih memperhatikan keadaan sosial ekonomi rumah tangga nelayan di Korong Sungai Limau. Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidup rumah tangga nelayan di Korong Sungai Limau pada umumnya dan rumah tangga nelayan miskin pada khususnya. 80

DAFTAR PUSTAKA Ihromi, O.T. 1999. Bunga Rampai Sosiologi Perikanan. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. Nasution, H, B. 2003. Profil Usaha Istri Nelayan Menggopah Palak Gadang Padang Pariaman. Peneliti Pusat Kajian Mangrove Kawasan Pesisir Universitas Bung Hata JI.Sumatera Ulak Karang Padang.6 hal. Nazir, M. 1989. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. 589 hal. Rosalimarni.2001. Peranan Istri Nelayan dalam Meningkatkan Pendapatan Rumah Tangga Nelayan di Kecamatan Merbau Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. (tidak diterbitkan). Siagian, H. 1989. Pokok-pokok Pembangunan Masyarakat Desa. Citra Aditya Bakti. Bandung. 81