- Berat material (W) = V. ρ...( Tek.Mek II Hal.85) - Harga material (HM) = W x HS Keterangan :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Selesai. Merangkai alat

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB IV PROSES PEMBUATAN

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium.

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

: Teknologi Industri Pembimbing : 1.Dr. Rr Sri Poernomo Sari, ST., MT. : 2.Irwansyah, ST., MT

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PRODUKSI

LAPORAN TUGAS AKHIR STUDY TENTANG CUTTING FORCE MESIN BUBUT (DESAIN DYNAMOMETER SEDERHANA)

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN

PERENCANAAN ALAT PENEPAT UNTUK PROSES PENGEBORAN PADA RUMAH ENGKOL RANJANG RUMAH SAKIT TIPE SM 9014 BP LAPORAN AKHIR

BAB III PEMBUATAN KOMPONEN PENDUKUNG UTAMA

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN ALAT MESIN HAMMER MILL UNTUK PENGOLAHAN JAGUNG PAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Laporan Tugas Akhir BAB IV MODIFIKASI

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan dimensi pada gambar

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

V.HASIL DAN PEMBAHASAN

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014)

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

Pembuatan Mesin Press Dengan Sistem Pneumatik Untuk Produksi Paving Block Ukuran 20 x 10 x 6 Cm

BAB III METODE PENELITIAN

FORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA

PEMBUATAN MESIN PENYAPU SAMPAH DAUN KAPASITAS 20 KG/JAM

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PENGERJAAN PERAKITAN DAN BIAYA PRODUKSI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

LAMPIRAN. Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

PERAKITAN ALAT PENGAYAK PASIR SEMI OTOMATIK

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN ALAT

PROSES PEMBUATAN SAKLAR TOGGLE SHAFT WELDED CIRCUIT BREAKER PADA CV. GLOBALINDO PERKASA ENGINEERING

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Peleburan Alumunium. Skala Laboratorium.

PEMBUATAN PAPAN REKLAME ELEKTRIK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian sekaligus pengambilan data dilakukan di Laboratorium Produksi dan

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR

BAB IV PENGUJIAN ALAT GERINDA SILINDRIS DAN ANALISA

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

IV. PENDEKATAN DESAIN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN PENGADUK ADONAN ROTI TAWAR (BAGIAN STATIS) LAPORAN PROYEK AKHIR. Oleh :

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan. menentukan dimensi. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

TUGAS AKHIR PEMBUATAN MESIN FRICTION WELDING DENGAN SISTEM HIDROLIK KAPASITAS GAYA 2 TON MENGGUNAKAN MESIN BUBUT

BAB III PEMBUATAN DAN GAMBAR

Mulai. Merancang bentuk alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan. Merangkai alat. Pengelasan. Pengecatan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan. Menggambar alat. Memilih bahan yang akan digunakan

Mulai. Dirancang bentuk alat. Digambar dan ditentukan ukuran alat. Dipilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan. dirangkai alat.

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pembuatan roda gila (flywheel) dilakukan di Laboraturium Mekanika Fluida

PEMBUATAN MESIN PENGAYAK PASIR CETAK TIPE VIBRATING SCREEN DENGAN KAPASITAS 500 KG/JAM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK SERBUK KAYU DENGAN RESIN POLIMER MENGGUNAKAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK

BAB III DESAIN DAN FABRIKASI

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

TUGAS SARJANA TEKNIK PENGECORAN LOGAM

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan

III. METODE PROYEK AKHIR. dari tanggal 06 Juni sampai tanggal 12 Juni 2013, dengan demikian terhitung. waktu pengerjaan berlangsung selama 1 minggu.

RANCANG BANGUN ALAT PEPENGUPAS KULIT BUAH NANAS (PROSES PEMBUATAN)

Transkripsi:

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Biaya Produksi Dalam pembuatan cetakan benda sangat diperlukan analisa biaya produksinya,karena analisa biaya inilah kita dapat mengetahui biaya-biaya yang di perlukan selama proses produksi. Adapun biaya-biaya produksi dalam pembuatan cetakan karet tutup untuk alas penyangga tongkat. a. Biaya material b. Biaya sewa mesin c. Biaya operator d. Biaya tak terduga e. Biaya produksi f. Keuntungan g. Harga jual h. Break Even Point (BEP) Untuk bahan baku yang diperlukan dapat dibeli dipasaran sesuai dengan harga pasar yang dihitung berdasarkan berat material baku. a. Biaya material Untuk mengetahui besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pembelian bahan baku dalam rancang bangun cetakan penyangga tongkat ini berdasarkan harga material dipasaran. Material yang digunakan untuk rancang bangun ini adalah plat ST 42 dan mempunyai masa jenis 7,85 g/cm 3. Berdasarkan survei harga material ST 42 dipasaran adalah Rp. 14.000,-/Kg dan untuk poros yang digunakan adalah Round bar ST 37, harga material ini di pasaran adalah Rp.13.000,-/Kg. Untuk menentukan harga material digunakan rumus : - Volume bentuk balok = p x l x t - Volume bentuk silinder = - Berat material (W) = V. ρ...( Tek.Mek II Hal.85) - Harga material (HM) = W x HS Keterangan : 27

28 W = berat material (kg) V = volume material (m 3 ) = massa jenis material (kg/m 3 ) P = panjang (mm), l = lebar (mm), t = tinggi (mm) HM = harga material HS = harga satuan 1. Ukuran bahan cetakan atas dan bawah : Diketahui : panjang = 170 mm lebar = 70 mm tinggi = 25 mm massa jenis = 7,85 g/cm 3 Maka, volume material adalah Volume = p x l x t = 170 x 70 x 25 = 297.500 mm³ = 297,5 cm³ Jadi, berat material yang dibutuhkan adalah W = V x ρ = 297,5 cm³ x 7,85 g/cm 3 = 2335,375 g = 2,335375 kg Didapat harga bahan material ST 37 adalah Harga = berat material x harga material per kg = 2,335375 kg x Rp.13.000,- = Rp.30.359,- x 2 buah ( cetakan bagian bawah ) = Rp.60.718,- 2. Ukuran bahan cetakan bagian tengah Diketahui : Panjang = 170 mm

29 Lebar = 70 mm Tinggi = 34,5 mm Massa jenis = 7,85 g/cm 3 Maka, volume material adalah Volume = p x l x t = 170 x 70 x 34,5 = 410550 mm³ = 410,55 cm³ Jadi, berat material yang dibutuhkan adalah W = V x ρ = 410,55 cm³ x 7,85 g/cm 3 = 3222,8175 g = 3,2228175 kg Didapat, harga bahan material ST 42 adalah Harga = berat material x harga material per kg = 3,2228175 kg x Rp.14.000,- = Rp.45.119,- 3. Ukuran bahan batang tirus Diketahui : Diameter = 40 mm Panjang = 25 mm Massa jenis = 7,85 g/cm 3 Maka, volume material adalah Volume = =. (40)². 25 = 31400 mm³ = 31,4 cm³ Jadi, berat material yang dibutuhkan adalah

30 W = V x = 31,4cm³x 7,85 g/cm 3 = 246,49 g = 0,24649 kg Didapat harga bahan material ST 37 adalah Harga = berat material x harga material per kg = 0,246949 kg x Rp.13.000,- = Rp.3204,- x 3 (jumlah batang tirus) = Rp.9.612,- 4. Ukuran bahan pin : Diketahui : Diameter = 10 mm Panjang = 35 mm Massa jenis = 7,85 g/cm 3 Maka volume material adalah Volume = =. (10)². 35 = 2747,5 mm³ = 2,7475 cm³ Jadi, berat material yang dibutuhkan adalah W = V x = 2,7475 cm³ x 7,85 g/cm 3 = 21,567875 g = 0,021567875 kg Didapat, harga bahan material ST 37 adalah Harga = berat material x harga material per kg = 0,021567875 kg x Rp.13.000,- = Rp.280,- x 4 (jumlah pin) = Rp.1.120,-

31 5. Ukuran bahan batang poros : Diketahui : Diameter = 25 mm Panjang = 50 mm Massa jenis = 7,85 g/cm 3 Maka, volume material adalah Volume = =. (25)². 50 = 24531,25 mm³ = 24,53125 cm³ Jadi, berat material yang dibutuhkan adalah W = V x = 24,53125 cm³ x 7,85 g/cm 3 = 192,5703125 g = 0,1925703 kg Didapat, harga bahan material ST 37 adalah Harga = berat material x harga material per kg = 0,1925703 kg x Rp.13.000,- = Rp.2503,- x 3 (jumlah batang poros) = Rp.7.509,- 6. Ukuran behel : Diketahui : Diameter = 8 mm Panjang = 150 mm Massa jenis = 7,85 g/cm 3 Maka, volume material adalah Volume = =. (8)². 150

32 = 7536 mm³ = 7,536 cm³ Jadi, berat material yang dibutuhkan adalah W = V x = 7,536 cm³ x 7,85 g/cm 3 = 59,1576 g = 0,0591576 kg Didapat harga bahan material ST 37 adalah Harga = berat material x harga material per kg = 0,0591576 kg x Rp.13.000,- = Rp.770,- x 4 (jumlah pin) = Rp.3.080,- Dengan metode yang sama seperti diatas untuk perhitungan harga material yang lain dibuat dalam bentuk daftar table untuk memudahkan pembacaan. Tabel 4.1 Biaya Material No Nama Bagian Dimensi (mm) Berat (kg) Jumlah Harga (Rp.) 1 Cetakan atas dan bawah ST 37 170 x 70 x 25 2,335375 2 Rp.60.718,- 2 Cetakan tengah ST 42 170 x 70 x 34,5 3,2228175 1 Rp.45.119,- 3 Batang tirus ST 37 0,24649 3 Rp.9.612,- 4 Pin ST 37 0,021567875 4 Rp.1.120,- 5 Batang poros ST 37 0,1925703 3 Rp.7.509,- 6 Behel ST 37 0,0591576 4 Rp.3.080,- Total Biaya Bahan Rp.127.158,- Jadi, total biaya keseluruhan untuk membuat cetakan ini membutuhkan biaya untuk material sebesar Rp.127.158,-

33 Tabel 4.2 Biaya Komponen Alat No Nama Barang Harga Satuan Jumlah Harga 1 Karet Compound Rp.35.000,- 3 lembar Rp.105.000,- 2 Amplas Rp.5.000,- 2 lembar Rp.10.000,- 3 Baut Rp.1.250,- 4 buah Rp.5.000,- 4 Elektroda Rp.25.000,- 1 kg Rp.25.000,- 5 Mata bor Rp.25.000,- 1 buah Rp.25.000,- Jadi, total harga material b. Biaya sewa mesin Total Biaya Komponen Materil Rp. 175.000,- = Rp.127.158 + Rp.175.000 = Rp. 302.158,- Rp.302.200,- Penulis tidak membuat perhitungan secara detail, karena penulis mencantumkan hasil perhitungan berdasarkan harga sewa mesin yang sudah ada dilapangan.dalam hal ini sumber yang penullis ambil yaitu CV.CEVY SHINTONG yang ada di Palembang.Rumus yang digunakan antara lain: Keterangan : BSM Tm B BSM = Tm x B = Biaya Sewa Mesin = Waktu Permesinan (menit) = Sewa Mesin (rupiah/jam) Adapun perhitungan harga sewa mesin sebagai berikut : 1. Perhitungan mesin bubut (turning) Waktu total proses pengerjaan bubut yaitu 226,67 menit atau sama halnya dengan 3,78 jam. Sehingga didapat : BSM = Tm x B = 3,78 x Rp.50.000,- = Rp.189.000,-

34 2. Perhitungan mesin bor (drilling) Waktu total proses pengerjaan pengeboran yaitu 131,07 menit atau sama halnya dengan 2,18 jam. Sehingga didapat : BSM = Tm x B = 2,18 x Rp.35.000,- = Rp.76.300,- 3. Perhitungan mesin Sekrap (shaping) Waktu total proses pengerjaan shaping yaitu 55,42 menit atau sama halnya dengan 0,92 jam. Sehingga didapat BSM = Tm x B = 0,92 x Rp.40.000,- = Rp.36.800,- 4. Perhitungan mesin surface grinding Waktu total proses pengerjaan surface grinding yaitu 31,018 menit atau sama halnya dengan 0,51 jam. Sehingga didapat : BSM = Tm x B = 0,51 x Rp.35.000,- = Rp.17.850,- 5. Perhitungan mesin las Waktu total proses pengerjaan pengelasan yaitu 34 menit atau sama halnya dengan 0,57 jam. Sehingga didapat : BSM = Tm x B = 0,57 x Rp.25.000,- = Rp.14.250,-

35 Tabel 4.3 Harga Sewa Mesin No Mesin Waktu (jam) Harga/jam Harga Sewa (Rp) 1 Turning 3,78 Rp.50.000,- Rp.189.000,- 2 Drilling 2,18 Rp.35.000,- Rp.76.300,- 3 Shaping 0,92 Rp.35.000,- Rp.36.800,- 4 Surface Grinding 0,51 Rp.35.000,- Rp.17.850,- 5 Las 0,57 Rp.25.000,- Rp.14.250,- Total Biaya Sewa Mesin Rp. 334.200,- Jadi, total biaya sewa mesin yang dikeluarkan adalah sebesar Rp.334.200,- c. Biaya operator Untuk biaya operator diambil Upah Minimum Provinsi (UMP) Sumatera Selatan 2016 yaitu Rp.2.206.000,-/bln (berdasarkan website : paltv.co.id), jadi untuk menghitung biaya operator per-hari tersebut digunakan rumus sebagai berikut : Upah = Sehingga bisa kita ketahui biaya operatornya yaitu : Upah = = = Rp. 11.030/jam Diketahui : 1 hari kerja = 8 jam Maka total biaya operator adalah: = upah x total waktu pengerjaan per jam = Rp. 11.030 x 8 = Rp. 88.240,- Rp.88.200,-

36 d. Biaya Tak Terduga Biaya tak terduga diambil dari 15% dari biaya material dan sewa mesin, jadi untuk mencari rumus biaya tak terduga adalah BT = 15 %. (BSM + HM) Keterangan : BT = Biaya Tak Terduga BSM = Biaya Sewa Mesin HM = Harga Material Maka : BT = 15 %. (BSM + HM) = 15 %. (Rp.333.850,- + RP.302.200,-) = Rp.95.407,- Rp.95.400,- e. Biaya Produksi Total Jadi total biaya produksi cetakan karet penyangga tongkat ini adalah : BPT = HM + BSM + BO + BT Keterangan : BPT = Biaya Produksi Total BT = Biaya Tak Terduga BSM = Biaya Sewa Mesin HM = Harga Material BO = Biaya Operator Maka : BPT = HM + BSM + BO + BT = Rp.302.200 + Rp.334.200 + Rp.88.200 + Rp.95.400 = Rp.820.000,- Jadi, total biaya produksi untuk karet penyangga tongkat adalah Rp.820.000,-

37 f. Keuntungan Keuntungan diambil sebesar 25 % dari biaya produksi, maka rumus yang digunakan : K= 25% x BPT Keterangan : K = Keuntungan BPT = Biaya Produksi Total Maka : K = 25% x BPT = 25 % x Rp. 820.000 = Rp. 205.000,- Jadi, keuntungan yang didapat dari biaya produksi adalah Rp.205.000,- g. Harga Jual Cetakan Untuk menghitung harga jual cetakan karet penyangga tongkat, maka menggunakan rumus : HJ = BPT + K Keterangan : HJ = Harga Jual BPT = Biaya Produksi Total K = Keuntungan Maka : HJ = BPT + K = Rp.820.000 + Rp.205.000 = Rp.1.025.000,- Jadi, harga jual cetakan karet penyangga tongkat adalah Rp.1.025.000,- h. Break Even Point (BEP) Untuk menghitung Break even point dari penjualan cetakan terhadap jumlah produk dan jumlah uang yang dihasilkan, dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

38 - Rumus untuk menghitung jumlah produk yang dihasilkan : (Lit. 6) - Rumus untuk menghitung jumlah uang yang dihasilkan : x Harga jual produk.. (Lit. 6) Dimana : Harga jual cetakan = Rp.1.025.000,- Harga jual produk = Rp. 12.500,- Modal produk = x Berat Volume Benda = x 22 gram = Rp.3.080,- Rp.3.000 Maka break even point dari penjualan adalah : = = 107,89 108 produk x Harga jual produk = x Rp.12.500 = 107,89 x Rp.12.500 = Rp.1.348.625,- Rp.1.348.600,- Jadi, produk yang harus dijual pada penjualan cetakan agar terjadi Break Even Point (BEP) adalah 108 produk, pada penjualan produk yang ke109, maka akan mulai mendapatkan keuntungan, dan uang yang harus diterima dari penjualan cetakan itu adalah Rp.1.348.600,-.