BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Biaya Produksi Dalam pembuatan cetakan benda sangat diperlukan analisa biaya produksinya,karena analisa biaya inilah kita dapat mengetahui biaya-biaya yang di perlukan selama proses produksi. Adapun biaya-biaya produksi dalam pembuatan cetakan karet tutup untuk alas penyangga tongkat. a. Biaya material b. Biaya sewa mesin c. Biaya operator d. Biaya tak terduga e. Biaya produksi f. Keuntungan g. Harga jual h. Break Even Point (BEP) Untuk bahan baku yang diperlukan dapat dibeli dipasaran sesuai dengan harga pasar yang dihitung berdasarkan berat material baku. a. Biaya material Untuk mengetahui besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pembelian bahan baku dalam rancang bangun cetakan penyangga tongkat ini berdasarkan harga material dipasaran. Material yang digunakan untuk rancang bangun ini adalah plat ST 42 dan mempunyai masa jenis 7,85 g/cm 3. Berdasarkan survei harga material ST 42 dipasaran adalah Rp. 14.000,-/Kg dan untuk poros yang digunakan adalah Round bar ST 37, harga material ini di pasaran adalah Rp.13.000,-/Kg. Untuk menentukan harga material digunakan rumus : - Volume bentuk balok = p x l x t - Volume bentuk silinder = - Berat material (W) = V. ρ...( Tek.Mek II Hal.85) - Harga material (HM) = W x HS Keterangan : 27
28 W = berat material (kg) V = volume material (m 3 ) = massa jenis material (kg/m 3 ) P = panjang (mm), l = lebar (mm), t = tinggi (mm) HM = harga material HS = harga satuan 1. Ukuran bahan cetakan atas dan bawah : Diketahui : panjang = 170 mm lebar = 70 mm tinggi = 25 mm massa jenis = 7,85 g/cm 3 Maka, volume material adalah Volume = p x l x t = 170 x 70 x 25 = 297.500 mm³ = 297,5 cm³ Jadi, berat material yang dibutuhkan adalah W = V x ρ = 297,5 cm³ x 7,85 g/cm 3 = 2335,375 g = 2,335375 kg Didapat harga bahan material ST 37 adalah Harga = berat material x harga material per kg = 2,335375 kg x Rp.13.000,- = Rp.30.359,- x 2 buah ( cetakan bagian bawah ) = Rp.60.718,- 2. Ukuran bahan cetakan bagian tengah Diketahui : Panjang = 170 mm
29 Lebar = 70 mm Tinggi = 34,5 mm Massa jenis = 7,85 g/cm 3 Maka, volume material adalah Volume = p x l x t = 170 x 70 x 34,5 = 410550 mm³ = 410,55 cm³ Jadi, berat material yang dibutuhkan adalah W = V x ρ = 410,55 cm³ x 7,85 g/cm 3 = 3222,8175 g = 3,2228175 kg Didapat, harga bahan material ST 42 adalah Harga = berat material x harga material per kg = 3,2228175 kg x Rp.14.000,- = Rp.45.119,- 3. Ukuran bahan batang tirus Diketahui : Diameter = 40 mm Panjang = 25 mm Massa jenis = 7,85 g/cm 3 Maka, volume material adalah Volume = =. (40)². 25 = 31400 mm³ = 31,4 cm³ Jadi, berat material yang dibutuhkan adalah
30 W = V x = 31,4cm³x 7,85 g/cm 3 = 246,49 g = 0,24649 kg Didapat harga bahan material ST 37 adalah Harga = berat material x harga material per kg = 0,246949 kg x Rp.13.000,- = Rp.3204,- x 3 (jumlah batang tirus) = Rp.9.612,- 4. Ukuran bahan pin : Diketahui : Diameter = 10 mm Panjang = 35 mm Massa jenis = 7,85 g/cm 3 Maka volume material adalah Volume = =. (10)². 35 = 2747,5 mm³ = 2,7475 cm³ Jadi, berat material yang dibutuhkan adalah W = V x = 2,7475 cm³ x 7,85 g/cm 3 = 21,567875 g = 0,021567875 kg Didapat, harga bahan material ST 37 adalah Harga = berat material x harga material per kg = 0,021567875 kg x Rp.13.000,- = Rp.280,- x 4 (jumlah pin) = Rp.1.120,-
31 5. Ukuran bahan batang poros : Diketahui : Diameter = 25 mm Panjang = 50 mm Massa jenis = 7,85 g/cm 3 Maka, volume material adalah Volume = =. (25)². 50 = 24531,25 mm³ = 24,53125 cm³ Jadi, berat material yang dibutuhkan adalah W = V x = 24,53125 cm³ x 7,85 g/cm 3 = 192,5703125 g = 0,1925703 kg Didapat, harga bahan material ST 37 adalah Harga = berat material x harga material per kg = 0,1925703 kg x Rp.13.000,- = Rp.2503,- x 3 (jumlah batang poros) = Rp.7.509,- 6. Ukuran behel : Diketahui : Diameter = 8 mm Panjang = 150 mm Massa jenis = 7,85 g/cm 3 Maka, volume material adalah Volume = =. (8)². 150
32 = 7536 mm³ = 7,536 cm³ Jadi, berat material yang dibutuhkan adalah W = V x = 7,536 cm³ x 7,85 g/cm 3 = 59,1576 g = 0,0591576 kg Didapat harga bahan material ST 37 adalah Harga = berat material x harga material per kg = 0,0591576 kg x Rp.13.000,- = Rp.770,- x 4 (jumlah pin) = Rp.3.080,- Dengan metode yang sama seperti diatas untuk perhitungan harga material yang lain dibuat dalam bentuk daftar table untuk memudahkan pembacaan. Tabel 4.1 Biaya Material No Nama Bagian Dimensi (mm) Berat (kg) Jumlah Harga (Rp.) 1 Cetakan atas dan bawah ST 37 170 x 70 x 25 2,335375 2 Rp.60.718,- 2 Cetakan tengah ST 42 170 x 70 x 34,5 3,2228175 1 Rp.45.119,- 3 Batang tirus ST 37 0,24649 3 Rp.9.612,- 4 Pin ST 37 0,021567875 4 Rp.1.120,- 5 Batang poros ST 37 0,1925703 3 Rp.7.509,- 6 Behel ST 37 0,0591576 4 Rp.3.080,- Total Biaya Bahan Rp.127.158,- Jadi, total biaya keseluruhan untuk membuat cetakan ini membutuhkan biaya untuk material sebesar Rp.127.158,-
33 Tabel 4.2 Biaya Komponen Alat No Nama Barang Harga Satuan Jumlah Harga 1 Karet Compound Rp.35.000,- 3 lembar Rp.105.000,- 2 Amplas Rp.5.000,- 2 lembar Rp.10.000,- 3 Baut Rp.1.250,- 4 buah Rp.5.000,- 4 Elektroda Rp.25.000,- 1 kg Rp.25.000,- 5 Mata bor Rp.25.000,- 1 buah Rp.25.000,- Jadi, total harga material b. Biaya sewa mesin Total Biaya Komponen Materil Rp. 175.000,- = Rp.127.158 + Rp.175.000 = Rp. 302.158,- Rp.302.200,- Penulis tidak membuat perhitungan secara detail, karena penulis mencantumkan hasil perhitungan berdasarkan harga sewa mesin yang sudah ada dilapangan.dalam hal ini sumber yang penullis ambil yaitu CV.CEVY SHINTONG yang ada di Palembang.Rumus yang digunakan antara lain: Keterangan : BSM Tm B BSM = Tm x B = Biaya Sewa Mesin = Waktu Permesinan (menit) = Sewa Mesin (rupiah/jam) Adapun perhitungan harga sewa mesin sebagai berikut : 1. Perhitungan mesin bubut (turning) Waktu total proses pengerjaan bubut yaitu 226,67 menit atau sama halnya dengan 3,78 jam. Sehingga didapat : BSM = Tm x B = 3,78 x Rp.50.000,- = Rp.189.000,-
34 2. Perhitungan mesin bor (drilling) Waktu total proses pengerjaan pengeboran yaitu 131,07 menit atau sama halnya dengan 2,18 jam. Sehingga didapat : BSM = Tm x B = 2,18 x Rp.35.000,- = Rp.76.300,- 3. Perhitungan mesin Sekrap (shaping) Waktu total proses pengerjaan shaping yaitu 55,42 menit atau sama halnya dengan 0,92 jam. Sehingga didapat BSM = Tm x B = 0,92 x Rp.40.000,- = Rp.36.800,- 4. Perhitungan mesin surface grinding Waktu total proses pengerjaan surface grinding yaitu 31,018 menit atau sama halnya dengan 0,51 jam. Sehingga didapat : BSM = Tm x B = 0,51 x Rp.35.000,- = Rp.17.850,- 5. Perhitungan mesin las Waktu total proses pengerjaan pengelasan yaitu 34 menit atau sama halnya dengan 0,57 jam. Sehingga didapat : BSM = Tm x B = 0,57 x Rp.25.000,- = Rp.14.250,-
35 Tabel 4.3 Harga Sewa Mesin No Mesin Waktu (jam) Harga/jam Harga Sewa (Rp) 1 Turning 3,78 Rp.50.000,- Rp.189.000,- 2 Drilling 2,18 Rp.35.000,- Rp.76.300,- 3 Shaping 0,92 Rp.35.000,- Rp.36.800,- 4 Surface Grinding 0,51 Rp.35.000,- Rp.17.850,- 5 Las 0,57 Rp.25.000,- Rp.14.250,- Total Biaya Sewa Mesin Rp. 334.200,- Jadi, total biaya sewa mesin yang dikeluarkan adalah sebesar Rp.334.200,- c. Biaya operator Untuk biaya operator diambil Upah Minimum Provinsi (UMP) Sumatera Selatan 2016 yaitu Rp.2.206.000,-/bln (berdasarkan website : paltv.co.id), jadi untuk menghitung biaya operator per-hari tersebut digunakan rumus sebagai berikut : Upah = Sehingga bisa kita ketahui biaya operatornya yaitu : Upah = = = Rp. 11.030/jam Diketahui : 1 hari kerja = 8 jam Maka total biaya operator adalah: = upah x total waktu pengerjaan per jam = Rp. 11.030 x 8 = Rp. 88.240,- Rp.88.200,-
36 d. Biaya Tak Terduga Biaya tak terduga diambil dari 15% dari biaya material dan sewa mesin, jadi untuk mencari rumus biaya tak terduga adalah BT = 15 %. (BSM + HM) Keterangan : BT = Biaya Tak Terduga BSM = Biaya Sewa Mesin HM = Harga Material Maka : BT = 15 %. (BSM + HM) = 15 %. (Rp.333.850,- + RP.302.200,-) = Rp.95.407,- Rp.95.400,- e. Biaya Produksi Total Jadi total biaya produksi cetakan karet penyangga tongkat ini adalah : BPT = HM + BSM + BO + BT Keterangan : BPT = Biaya Produksi Total BT = Biaya Tak Terduga BSM = Biaya Sewa Mesin HM = Harga Material BO = Biaya Operator Maka : BPT = HM + BSM + BO + BT = Rp.302.200 + Rp.334.200 + Rp.88.200 + Rp.95.400 = Rp.820.000,- Jadi, total biaya produksi untuk karet penyangga tongkat adalah Rp.820.000,-
37 f. Keuntungan Keuntungan diambil sebesar 25 % dari biaya produksi, maka rumus yang digunakan : K= 25% x BPT Keterangan : K = Keuntungan BPT = Biaya Produksi Total Maka : K = 25% x BPT = 25 % x Rp. 820.000 = Rp. 205.000,- Jadi, keuntungan yang didapat dari biaya produksi adalah Rp.205.000,- g. Harga Jual Cetakan Untuk menghitung harga jual cetakan karet penyangga tongkat, maka menggunakan rumus : HJ = BPT + K Keterangan : HJ = Harga Jual BPT = Biaya Produksi Total K = Keuntungan Maka : HJ = BPT + K = Rp.820.000 + Rp.205.000 = Rp.1.025.000,- Jadi, harga jual cetakan karet penyangga tongkat adalah Rp.1.025.000,- h. Break Even Point (BEP) Untuk menghitung Break even point dari penjualan cetakan terhadap jumlah produk dan jumlah uang yang dihasilkan, dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
38 - Rumus untuk menghitung jumlah produk yang dihasilkan : (Lit. 6) - Rumus untuk menghitung jumlah uang yang dihasilkan : x Harga jual produk.. (Lit. 6) Dimana : Harga jual cetakan = Rp.1.025.000,- Harga jual produk = Rp. 12.500,- Modal produk = x Berat Volume Benda = x 22 gram = Rp.3.080,- Rp.3.000 Maka break even point dari penjualan adalah : = = 107,89 108 produk x Harga jual produk = x Rp.12.500 = 107,89 x Rp.12.500 = Rp.1.348.625,- Rp.1.348.600,- Jadi, produk yang harus dijual pada penjualan cetakan agar terjadi Break Even Point (BEP) adalah 108 produk, pada penjualan produk yang ke109, maka akan mulai mendapatkan keuntungan, dan uang yang harus diterima dari penjualan cetakan itu adalah Rp.1.348.600,-.