PRESTASI PEKERJA DALAM KEGIATAN PEMBAGIAN BATANG PADA KEGIATAN PEMANENAN DI HUTAN JATI RAKYAT DESA LILI RIATTANG KABUPATEN BONE

dokumen-dokumen yang mirip
PRODUKTIVITAS PENEBANGAN PADA HUTAN JATI (Tectona Grandis) RAKYAT DI KABUPATEN BONE

STUDI PRODUKTIVITAS PENYARADAN KAYU DENGAN MENGGUNAKAN TRAKTOR KOMATSU D70 LE DI HUTAN ALAM

Djoko Setyo Martono. 1) 1) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Merdeka Madiun.

ANALISIS KEBIJAKAN PENEBANGAN RATA TANAH UNTUK POHON JATI (Tectona grandis Linn f ) di KPH Nganjuk Perum Perhutani Unit II Jawa Timur RIZQIYAH

STANDARDISASI GERGAJI RANTAI UNTUK PENEBANGAN POHON

Oleh/Bj : Sona Suhartana dan Maman Mansyur Idris. Summary


Oleh/By : Marolop Sinaga ABSTRACT

TINJAUAN PUSTAKA. rangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk mempersiapkan dan memudahkan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Potensi Limbah Penebangan dan Pemanfaatannya pada Hutan Jati Rakyat di Kabupaten Bone

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penyaratan yang dimaksud adalah penyaradan (Pen)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Standard Operating Procedure PENGOPERASIAN CHAINSAW (CHAINSAW OPERATION)

ANALISA BIAYA PRODUKSI MOULDING di PT. RANTE MARIO. Abd. Rasyid Kalu. Laboratorium Kebijakan dan Kewirausahaan Kehutanan, Fakultas Kehutanan UNHAS

TINJAUAN PUSTAKA. merupakan serangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk memindahkan kayu. kayu dibedakan atas 4 (empat) komponen yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan hasil hingga pemasaran hasil hutan. Pengelolaan menuju

BAB III METODE PENELITIAN

KOMPOSISI TEGAKAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM

TINJAUAN PUSTAKA. kayu dari pohon-pohon berdiameter sama atau lebih besar dari limit yang telah

BAB III METODE PENELITIAN

III METODOLOGI PENELITIAN

PEMBELAJARAN PENERAPAN RIL-C DI PERUSAHAAN (PENERAPAN PRAKTEK PENGELOLAAN RENDAH EMISI DI HUTAN PRODUKSI DI AREAL PT. NARKATA RIMBA DAN PT.

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi Penelitian 3.2 Objek dan Alat Penelitian

Oleh/Bj : Maman Mansyur Idris & Sona Suhartana

BAB III METODE PENELITIAN

TEKNIK PENEBANGAN KAYU

Bab II SISTEM PEMANENAN HASIL HUTAN

IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN POTENSI LIMBAH PEMANENAN KAYU (STUDI KASUS DI PT. AUSTRAL BYNA, PROPINSI KALIMANTAN TENGAH)

BAB I PENDAHULUAN. Hutan alam yang ada di Indonesia banyak diandalkan sebagai hutan produksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Uji Efektifitas Teknik Pengolahan Batang Kayu Sawit untuk Produksi Papan Panil Komposit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR (SOP) PT. ARFAK INDRA

a. Biaya tetap Perhitungan biaya tetap menggunakan rumus-rumus menurut FAO (1992) dalam Mujetahid (2009) berikut: M R Biaya penyusutan: D = N x t

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI PT EASTERN SUMATERA INDONESIA, KEBUN BUKIT MARADJA ESTATE (Kabupaten Simalungun)

MUHDI, S. Hut., M.Si Fakultas Pertanian Program Ilmu Kehutanan Universitas Sumatera Utara

ERYANA PURNAWAN Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi

PRODUKTIVITAS DAN ANALISIS BIAYA RANGKAIAN PENEBANGAN DAN PENYARADAN MENGGUNAKAN SAMPAN DARAT DI PT MITRA KEMBANG SELARAS PROVINSI RIAU

PENGARUH MOTIVASI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA (Studi pada Karyawan PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Malang)

BAB III METODOLOGI. Peta lokasi pengambilan sampel biomassa jenis nyirih di hutan mangrove Batu Ampar, Kalimantan Barat.

Pengeluaran Limbah Penebangan Hutan Tanaman Industri dengan Sistem Pemikulan Manual (Penilaian Performansi Kualitatif)

Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru 2 )Mahasiswa Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan. Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru ABSTRACT

Ciri Limbah Pemanenan Kayu di Hutan Rawa Gambut Tropika. (Characteristics of Logging Waste in Tropical Peat Swamp Forest)

PERANCANGAN JALAN SAARAD UNTUK MEMINIMALKAN KERUSAKAN LINGKUNGAN MUHDI. Program Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

FAKTOR EKSPLOITASI HUTAN TANAMAN MANGIUM ( Accacia mangium Wild): STUDI KASUS DI PT TOBA PULP LESTARI Tbk., SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI PENGGERGAJIAN KAYU (IPK)

PENDAPATAN ASLI DAERAH SEKTOR KEHUTANAN PADA ERA OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN MUNA

KOMPOSISI LIMBAH PENEBANGAN DI AREL HPH PT. TELUK BINTUNI MINA AGRO KARYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. bermanfaat bagi kehidupan ekonomi dan kebudayaan masyarakat. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. (renewable resources), namun apabila dimanfaatkan secara berlebihan dan terusmenerus

DAMPAK PEMANENAN KAYU TERHADAP TERJADINYA KETERBUKAAN LANTAI HUTAN MUHDI. Program Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Tanaman Industri Hutan Tanaman Industri adalah hutan yang dibangun dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas

PRODUKTIVITAS DAN ANALISIS BIAYA PROSES PENGERINGAN KAYU GERGAJIAN DI PT SUMALINDO LESTARI JAYA DAN PT KALINDO PACIFIC

ANALISIS BIAYA DAN PRODUKTIVITAS PRODUKSI KAYU PADA HUTAN TANAMAN INDUSTRI (Studi Kasus : PT. Sumatera Riang Lestari-Blok I, Sei Kebaro, Kab.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 1997 TENTANG

III. METODOLOGI PE ELITIA

KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL AKIBAT PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM RAWA GAMBUT

BAB I PENDAHULUAN. hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu. Hutan sendiri

PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : KAJIAN POTENSI KAYU PERTUKANGAN DARI HUTAN RAKYAT PADA BEBERAPA KABUPATEN DI JAWA BARAT

DAMPAK PEMANENAN KAYU BERDAMPAK RENDAH DAN KONVENSIONAL TERHADAP KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL DI HUTAN ALAM

Bab III PERENCANAAN PEMANENAN HASIL HUTAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

INVENTARISASI TEGAKAN TINGGAL WILAYAH HPH PT. INDEXIM UTAMA DI KABUPATEN BARITO UTARA KALIMANTAN TENGAH

PRODUKTIVITAS ALAT BERAT DAN EFISIENSI WAKTU KERJA KEGIATAN PEMANENAN KAYU DI IUPHHK HA DI PAPUA BARAT WIDA NINGRUM

KUANTIFIKASI KAYU SISA PENEBANGAN JATI PADA AREAL PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT TERSERTIFIKASI DI KABUPATEN KONAWE SELATAN, SULAWESI TENGGARA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IX ANGGARAN PENDAPATAN PERUSAHAAN HUTAN

PENGARUH KEMAMPUAN MEMBACA GAMBAR KERJA DAN PEMAHAMAN TEORI PENGUKURAN TERHADAP KEMAMPUAN MEMBUBUT

MODEL PENDUGA KERUGIAN AKIBAT KECELAKAAN KERJA DALAM OPERASI PEMANENAN HASIL KAYU

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Petani Karet Rakyat Melakukan Peremajaan Karet di Kabupaten Ogan Komering Ulu

Sona Suhartana dan Yuniawati

SINTESIS RPI 20 KETEKNIKAN DAN PEMANENAN HASIL HUTAN

PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : 69-83

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN GAJI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA KSP ANUGERAH CABANG PURWOREJO

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KINERJA (SMK) TERHADAP PENCAPAIAN KINERJA PEGAWAI PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

ABSTRACT. vii. Universitas Kristen Maranatha

Kandungan Kayu Gubal dan Teras pada Dolog dan Papan Gergajian. Manglid (Manglieta glauca Bl.))

POTENSI LIMBAH PEMANENAN KAYU DI LOKASI PENEBANGAN IUPHHK-HA PT. ANDALAS MERAPI TIMBER. Oleh: WAHYUNI/ TEKNOLOGI HASIL HUTAN

PENGARUH MOTIVASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. FINANSIA MULTI FINANCE CABANG PALOPO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi

*47505 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 32 TAHUN 1998 (32/1998) TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BIDANG PERLINDUNGAN HUTAN

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat Penelitian 3.3 Metode Penelitian Pengumpulan Data

PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : PENGELUARAN KAYU DENGAN SISTEM KABEL LAYANG DI HUTAN RAKYAT. Oleh: Dulsalam 1) ABSTRAK

KAJIAN TEKNIS OPTIMALISASI PEMANFAATAN LIMBAH BATANG SAWIT UNTUK BAHAN BANGUNAN DAN MEBEL

EVALUASI EFISIENSI KERJA BAGIAN PRODUKSI FLOORING DENGAN PENDEKATAN METODE WORK LOAD ANALYSIS DI PT. DHARMA SATYA NUSANTARA SURABAYA SKRIPSI OLEH :

Kontribusi Sektor Kehutanan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Era Otonomi Daerah di Kabupaten Muna

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii (Kasus Di Desapunaga Binaan Balai Budidaya Air Payau Takalar)

PENGARUH INSENTIF, TINGKAT PENDIDIKAN DAN MASA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA HOTEL PELANGI MALANG)

PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF, PENGAWASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA BARAT JURNAL

Transkripsi:

PRESTASI PEKERJA DALAM KEGIATAN PEMBAGIAN BATANG PADA KEGIATAN PEMANENAN DI HUTAN JATI RAKYAT DESA LILI RIATTANG KABUPATEN BONE Iswara Gautama Kepala Unit Biofuel dan CDM Lembaga Penelitian Unhas Kepala Laboratorium Pemanenan Hasil Hutan Fahutan Unhas Email: iswara@ymail.com ABSTRACT This watchfulness aims to detect stick distribution labour capacity in backing activity at areal people teak forest and detect factor that influence stick distribution labour capacity at people forest area at Desa Liliriattang Kabupaten Bone and go on in june 2008. data collecting is done to pass direct measurement at field with follows activity that done workers. parameter at ukur time that used to every sort log distribution work element, with do measurement towards helper time (WH), Preparation Time (WP), base intercept time (WMP), sort log distribution time (WP), trip time from sort log to sort log (WBB), allowance (DT). analysis result shows that team work productivity time is influenced logs diametre, total sortimen and sort log diametre, team 2 influenced by sort log diametre, and for team 3 influenced by log. Highest labour capacity team with production magnitude 6,87 m3/hour; then team 2 with production magnitude 3,76 m3/hour; and bottom most that is team 3 with 3,37m3/hour production magnitude. Factors that influence labour capacity in sort log distribution activity that is factor that influence also influenced by job experience, worker factor, with device that used. Key words : Labour capacity, people forest, work sytem PENDAHULUAN Propinsi Sulawesi Selatan merupakan daerah yang mempunyai potensi hutan yang cukup luas, Kabupaten Bone merupakan salah satunya. Luas hutan di Kabupaten Bone adalah 176.430 ha, Luas hutan rakyat di Kabupaten Bone adalah 4.220 ha dan didominasi oleh Jati, Gemelina, Bitti, Sengon, Mangga dan Sukun. Hutan di Kabupaten Bone dengan luas 5.546 ha merupakan fungsi lindung dan seluas 390 ha dengan fungsi Produksi (Dinas Kehutanan Bone, 2003). Perkembangan teknologi pemanenan kayu, khususnya dalam bidang pembagian batang dengan menggunakan alat non mekanis seperti kapak atau gergaji biasa, dianggap tidak efisien lagi kerena membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak. Bahkan para pengelola hutan rakyat hanya memusatkan perhatiannya pada penggunaan alat mekanis dalam hal ini adalah chainsaw yang dianggap lebih efektif, sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi kerja, baik kuantitas maupun kwalitasnya. Salah satu usaha untuk meningkatkan produksi dan kualitas kayu tidak lepas dari kegiatan di bidang pembagian batang khususnya efisiensi kerja di bidang tersebut. Oleh karena itu, segala aspek Naskah Masuk : 12 Maret 2008 Naskah Diterima : 6 Agustus 2008 169

Jurnal Hutan Dan Masyarakat Vol. III No. 2 Agustus 2008, 111-234 yang terkait dalam kegiatan penebangan harus diperhatikan terutama berupa kebutuhan tenaga terampil, alat yang digunakan, termasuk pemeliharaannya agar diharapkan terciptanya prestasi kerja yang lebih baik. Untuk memperoleh hasil yang sebaik-baiknya dalam suatu usaha dari segi kualitas maupun kuantitas, maka prestasi kerja para buruh/pekerja memegang peranan yang penting. Prestasi kerja adalah hasil yang dapat di capai seorang atau sekelompok pekerja dalam satu satuan produksi pada waktu tertentu. Dengan melihat besarnya prestasi kerja pembagian batang dalam kegiatan penebangan ini, diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan perencanaan penggunaan tenaga kerja yang sesuai untuk mendapatkan tingkat prestasi kerja yang optimal dalam kegiatan penebangan yang sesuai di hutan jati rakyat Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya prestasi kerja pembagian batang hasil penebangan pada hutan jati rakyat serta untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi prestasi kerja pembagian batang. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di lokasi penebangan pada aereal Hutan Jati Rakyat di Desa Lili Riattang Kecamatan Amali, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan pada Bulan Juni 2008. Data-data penelitian diperoleh dari pengukuran langsung di lapangan berupa prestasi kerja pembangian batang. Parameter yang diukur adalah waktu yang digunakan pada setiap elemen kerja pembagian batang. Faktor-faktor yang diperkirakan berpengaruh terhadap keefektifan pembagian batang adalah sebagai berikut : 1. Panjang Batang (PB), 2. Kelerengan (Kel) 3. Jumlah Sortimen (JS) 4. Jarak Batang ke Batang (JBB) 5. Diameter Batang (DB) Analisis waktu kegiatan pembagian batang didasarkan pada penggunaan waktu dari setiap jenis tahapan pekerjaan (elemen kerja) pembagian batang yang dimaksud adalah : 1. Waktu Helper (WH), adalah waktu yang digunakan oleh helper untuk menandai batang yang akan dibagi serta membersihkan batang-batang kecil dari pohon yang akan dibagi. 2. Waktu Persiapan (WP), waktu yang digunakan untuk memperhitungkan keamanan pekerja, keadaan lapangan, keselamatan kayu dan kemudian menyalakan mesin chain saw sampai chain saw menyentuh batang. 3. Waktu Potong Pangkal (WMP), adalah waktu yang digunakan untuk meratakan pangkal dari pohon yang akan dibagi. 4. Waktu Potong Sortimen (WPS), adalah waktu yang digunakan untuk memotong sortimen, membersihkan cabang/ranting yang tersisa oleh helper, dan perjalanan dari satu sortimen ke sortimen lain. 5. Waktu Perjalanan dari Batang ke Batang (WBB), adalah waktu yang dipergunakan untuk perjalanan dari batang pohon yang satu ke batang pohon lain yang akan di bagi. 6. Waktu Hilang (DT), adalah waktu hilang yang terjadi selama pembagian batang berlangsung, waktu hilang yang dimaksud adalah waktu hilang dari setiap rangkaian kegiatan pembagian batang tersebut berlangsung. Waktu hilang untuk pembagian batang terdiri atas : a. Working Delay Time (DW), yaitu waktu yang hilang akibat adanya gangguan yang terjadi yang tidak dikehendaki oleh operator pada saat salah satu rangkaian elemen kerja dilakukan. 170

Prestasi Pekerja Dalam Kegiatan Pembagian Batang Pada Kegiatan Pemanenan Di Hutan Jati Rakyat Desa Lili Riattang Kabupaten Bone Iswara Gautama b. Personal Delay Time (DP), yaitu waktu yang hilang akibat aktivitas pekerja diluar kegiatan pembagian batang. c. Machine Delay Time (DM), yaitu waktu hilang yang terjadi akibat adanya kerusakan mesin. Hubungan antara faktor variabel yang memperngaruhi pembagian batang dengan elemen kerja pembagian batang dianalisis dengan fungsi sebagai berikut: 1. WP = Waktu Persiapan 2. WH = Waktu Helper 3. WMP = Rata-Rata Waktu Memotong Pangkal Batang 4. WPB = f (PB, DB, JS) 5. WT = f (KL, PB, DB, JS, JBB) 6. DT = Rata-Rata Waktu yang Hilang dari Seluruh Pengamatan Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas pembagian batang, digunakan metode analisis regresi linear berganda dengan persamaan : Y = b o + b 1 x 1 + b 2 x 2 + + b p x p dimana : Y= Produktivitas pembagian batang x 1 = panjang batang x 2 = kelerengan x 3 = jumlah sortimen x 4 = jarak batang ke batang x 5 = volume b p, x p = Parameter regresi Prestasi kerja Pembagian batang Untuk perhitungan prestasi kerja pembagian batang dengan menggunakan persamaan regresi waktu total sebagai waktu yang digunakan untuk memproduksi batang digunakan rumus: V P WT Dimana: P = Prestasi kerja V = Volume batang yang dibagi WT = Waktu total Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi prestasi kerja dilakukan secara deskriftif meliputi: 1. Keterampilan 2. kerja pembagian batang, pekerja dengan keterampilan kerja yang memadai dalam pembagian batang maka akan mudah mencapai prestasi kerja yang maksimal. 3. Manajemen kerja antara bawahan dengan atasan dan sistem pengupahan, suatu proses komunikasi yang terus menerus yang dilakukan dalam kerjasama antara keduanya. Sedangkan sistem penguapahan yang memadai dan menarik akan memberikan perangsang yang baik terhadap pekerja seperti yang diharapkan menyebabkan. 4. Peralatan kerja dan kondisi lokasi kerja, faktor peralatan yang memadai dan kondisi lokasi kerja (lingkungan) yang menunjang maka para pekerja dapat berprestasi dalam pekerjaanya. HASIL PENELITIAN Deskripsi Regu dan Kegiatan Pembagian Batang Tenaga kerja yang digunakan pada kegiatan pembagian batang ini berasal dari masyarakat setempat terdiri atas Tiga regu pembagian batang dan masingmasing regu terdiri atas dua orang, yaitu 1 orang operator dan 1 orang helper. dapat dilihat pada Tabel 1. 171

Jurnal Hutan Dan Masyarakat Vol. III No. 2 Agustus 2008, 111-234 Tabel 1. Deskripsi Penebang dan Helper yang Diamati pada Kegiatan Pembangian Batang di Areal Hutan Jati Rakyat Kecamatan Amali Kabupaten Bone Nama pekerja Umur (thn) Spesialisasi Pengalaman kerja Pekerjaan lain Amir 35 Operator 17 thn Petani dan berkebun Andu 20 Helper 1 thn Petani sukri 37 Operator 10 thn Petani Sukri 25 Helper 3 thn Petani Adi 25 Operator 3 thn Petani Anas 15 Helper 4 bln Petani Ketera ngan Regu I Regu 2 Regu 3 Deskripsi Kegiatan Pembagian Batang Lokasi kegiatan pembagian batang terdiri atas 3 lokasi. Lokasi pertama pembagian batang dilakukan oleh regu I Lokasi kedua oleh regu 2 dan lokasi 3 oleh regu 3. Untuk mempermudah operator melakukan kegiatan pembagian batang maka batang harus dibersihkan dari ranting-ranting, setelah batang bersih dari ranting-ranting maka dilakukan penandaan pada batang yang akan dibagi sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan dan sesuai dengan aturan pembagian batang, selanjutnya dilakukan kegiatan pembagian batang sesuai dengan ukuran yang telah ada. Setelah pembagian batang telah dilakukan maka dilanjutkan dengan pembuatan bantalan, sedapat mungkin pembagian batang dilakukan pada tempat yang baik. Deskripsi Elemen Kerja Pembagian Batang Sebagai langkah awal dalam pembagian batang ini adalah melakukan persiapan. Pada tahap ini bertujuan untuk memperhitungkan keamanan pekerja, keadaan lapangan, keselamatan kayu, mengisi bahan bakar. Keselamatan dalam kegiatan pembagian batang ini sangat perlu untuk menghindari dari kecelakaan, kerusakan alat maupun keselamatan kayu. Pembersihan Batang Waktu helper adalah waktu yang digunakan pembantu chainsawman untuk menandai sortimen yang akan dibagi dan membersihkan cabang-cabang kecil dari batang yang akan dibagi. Pembersihan cabang-cabang ini dilakukan dengan menggunakan parang akan tetapi jika ukuran cabang agak besar dan akan lama jika menggunakan parang maka dibantu dengan gergaji rantai. Pemotongan Pangkal Batang Pemotongan pangkal batang pada kegiatan pembagian batang dimaksudkan untuk merapikan atau meratakan pangkal batang yang tidak rata pada waktu kegiatan penebangan dilakukan. Pembagian Batang Setelah kegiatan pengukuran atau penandaan pada batang yang akan di bagi maka dilakukan pembagian batang, dilanjutkan dengan membuat bantalan di mana pada kegiatan ini perlu diperhatikan syarat-syarat pemotongan batang. Gambar1:Pembagian Batang di Lokasi 172

Perjalanan Dari Batang ke Batang Setelah semua kegiatan, pembersihan dan penandaan batang, pemotongan pangkal batang, pembagi batang sampai pada pembuatan bantalan selesai maka operator akan pindah menuju pada batang yang akan di bagi selanjutnya Waktu Kerja Setiap Elemen Kerja Jumlah dan rata-rata waktu yang digunakan pada setiap elemen kerja dalam kegiatan pembagian batang dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Perbandingan Rata-Rata Waktu Kerja Setiap Regu Pembagian Batang untuk Setiap Elemen Kerja di Areal Hutan Jati Rakyat Kecamatan Amali Kabupaten Bone No Regu Kerja Elemen kerja WP WH WMP WPS WBB DT WT 1 Regu 1 4'53" 15'01" 4'17" 32'53" 3'35" 4'29" 56'1" 2 Regu 2 6'17" 11'27" 7'25" 32'20" 1'42" 8'17" 55'4" 3 Regu 3 6'56" 6'06" 7'14" 29'55" 2'07" 7'23" 47'1" menit 27 detik dan untuk regu 3 adalah 6 Waktu Persiapan (WP) menit 06 detik. Dari rata-rata waktu persiapan tersebut dapat di lihat bahwa Regu I memiliki waktu helper yang lebih tinggi bidandingkan dengan dua operator lainnya hal ini dikarenakan pohon yang akan dibagi berdiameter cukup besar dan mempunyai banyak cabang baik yang besar maupun yang kecil, dibanding dua operator yang lain. Sebagai langkah awal dalam pembagian batang ini adalah melakukan persiapan. Waktu persiapan merupakan waktu yang digunakan untuk memperhitungkan keamanan pekerja, keadaan lapangan, keselamatan kayu, mengisi bahan bakar dan kemudian menyalakan mesin Chainsaw sampai Chainsaw mulai menyentuh batang. waktu persiapan yang digunakan selama kegiatan pembagian batang untuk regu I adalah 4 menit 53 detik. Untuk Regu 2 adalah 6 menit 17 detik dan untuk regu 3 adalah 6 menit 56 detik. Waktu persiapan rata-rata untuk regu I lebih sedikit dibandingkan dengan regu 2 dan regu 3. Waktu Hilang (WH) Waktu helper adalah waktu yang digunakan pembantu chainsawman untuk menandai sortimen yang akan di bagi dan membersihkan cabang-cabang kecil dari batang tersebut. maka waktu helper untuk regu I adalah 15 menit 01 detik, untuk regu 2 adalah 11 Waktu Pemotongan Pangkal Batang (WMP) Waktu memotong pangkal merupakan waktu yang digunakan untuk meratakan pangkal pohon yang akan dibagi menjadi sortimen. maka waktu meratakan pangkal batang untuk regu I adalah 4 menit 17 detik, untuk regu 2 adalah 7 menit 25 detik dan untuk regu 3 adalah 7 menit 14 detik. Dari hasil tersebut dapat di lihat bahwa waktu tertinggi yaitu pada regu 2 dibandingkan dengan regu 1 dan regu 3. Waktu yang Digunakan untuk Membagi Sortimen (WPS) Waktu memotong sortimen merupakan waktu yang digunakan untuk Naskah Masuk : 12 Maret 2008 Naskah Diterima : 6 Agustus 2008 173

Jurnal Hutan Dan Masyarakat Vol. III No. 2 Agustus 2008, 111-234 membagi batang sampai pada batang menjadi bantalan. maka waktu yang digunakan untuk membuat sortimen untuk regu I adalah 32 menit 53 detik, untuk regu 2 adalah 32 menit 20 detik dan untuk regu 3 adalah 29 menit 55 detik. Dari hasil tersebut dapat di lihat bahwa waktu tertinggi yaitu regu 1 dan yang terendah adalah regu 3. Hal ini disebabkan karena jumlah dan diameter batang yang akan di bagi menjadi sortimen lebih besar di banding 2 regu lainnya. Waktu Perjalanan dari Batang ke Batang (WBB) Waktu perjalanan dari batang merupakan waktu yang digunakan untuk perjalanan chainsawman dan helper dari satu batang yang selesai di bagi-bagi ke batang yang akan di bagi selanjutnya. maka waktu perjalanan dari batang ke batang untuk regu I adalah 3 menit 35 detik; untuk regu 2 adalah 1 menit 42 detik dan regu 3 adalah 2 menit 07 detik. Dari hasil yang di peroleh terlihat bahwa regu yang memiliki waktu berjalan dari batang ke batang yang paling lama hal ini disebabkan karena lokasinya yang tidak datar yaitu antara 8,7% sampai 33,55% dan jarak antara batang yang relatif jauh di banding dua regu yang lain dengan demikian membutuhkan waktu yang lebih banyak. Waktu Hilang yang Terjadi Selama Kegiatan Pembagian Batang (DT) waktu hilang yang terjadi selama kegiatan pembagian batang untuk masing-masing operator 4 menit 29 detik; 8 menit 17 detik dan 7 menit 23 detik Waktu hilang tersebut terjadi, disebabkan antara lain chainsaw macet atau bar (batang) chainsaw terjepit, memperbaiki gagang parang yang longgar dan merokok yang dilakukan operator. Hal-hal seperti ini terjadi ketika kegiatan pembagian batang sedang berlangsung. Prestasi Kerja Pembagian Batang Prestasi kerja dapat dilihat berdasarkan waktu total yang digunakan oleh setiap operator dan produktivitas yang dihasilkan. Dari hasil penelitian ini dapat di ketahui prestasi kerja yang di peroleh dari data hasil pengukuran lansung dilapangan yang dapat dilihat pada Tabel 3 Tabel 3. Perbandingan Prestsi Kerja Pembagian Batang pada Areal Hutan Jati Rakyat Kecamatan Amali Kabupaten Bone No. Pekerja Waktu Kerja yang digunakan Produktivitas WP WH WPS WT Aktual (m 3 /jam) 1 Regu I 4 53 15'01" 32'53" 56'1" 7,78 2 Regu 2 6'57" 11'27" 32'20" 55'4" 4,05 3 Regu 3 6'56" 6'06" 29'55" 47'1" 3,39 Untuk waktu total (WT), waktu total yang digunakan regu I yaitu 56 menit 1 detik dengan produktivitas yang dihasilkan adalah 7,78 m 3 /jam, Regu 2 waktu total yang digunakan adalah 55 menit 4 detik dengan produktivitas yang dihasilkan adalah 4,05 m 3 /jam; dan regu 3 dengan waktu total 47 menit dan menghasilkan produktivitas 3,39 m 3 /jam. Berdasarkan dari hasil tersebut di ketahui bahwa regu 1 mempunyai prestasi kerja terbaik walaupun waktu total yang 174

Prestasi Pekerja Dalam Kegiatan Pembagian Batang Pada Kegiatan Pemanenan Di Hutan Jati Rakyat Desa Lili Riattang Kabupaten Bone Iswara Gautama digunakan lebih banyak di banding dengan regu 3 tetapi waktu tersebut sesuai dengan produktivitas yang diperoleh 2 kali lebih banyak dari pada regu 3, kemudian regu 2 dan yang terakhir adalah regu 3. Gambar 2. Pembelahan batang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja dapat dilihat pada faktor yang mempengaruhi waktu total dan produktivitas, hal ini disebabkan karena prestasi kerja berkaitan dengan waktu yang digunakan dan hasil yang di Peroleh seorang pekerja.menurut Mangkunegara (2005), Prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Diasumsikan bahwa Prestasi kerja pembagian batang dipengaruhi oleh kelerengan (kel), jarak batang ke batang (JBB), panjang batang (PB), diameter batang (DB), jumlah sortimen (JS) Dari hasil analisis waktu yang digunakan untuk setiap pohon pada masing-masing operator, didapatkan persamaan: P = bo + b 1 Kel + b 2 JBB + b 3 PB + b 4 DB + b 5 JS P regu I = -5,094 0,59 Kel + 22,641 + DB + 0,941 JS R 2 = 0,983 P regu 2 = - 4,359 + 31,865 DB R 2 = 0,905 P regu3 = - 4,395 + 0,222 Kel + 0,996 DB R 2 = 0,833 Keterangan: P = Produktivitas (m 3 /jam) b = Kostanta Kel = Kelerengan (%) Jbb = jarak batang kebatang (meter) Pb = pajang batang (meter) Db = Diameter batang (meter) JS = Jumlah sortimen (buah) R 2 = koefisien determinasi Nilai koefisien determinasi persamaan diatas menunjukkan bahwa untuk masing-masing regu, peubah bebas memberikan konstribusi sebesar 98,3% (regu I); 90,5% (regu 2); dan 83,3% (regu 3) terhadap keragaman peubah tak bebas atau masih terdapat 1,7% (regu I); 9,5% (regu 2); dan 26,7% (regu3) peubah tak bebas yang tak dapat dijelaskan oleh model persamaan berikut. Untuk melihat sejauh mana pengaruh kelerengan, jarak batang ke batang, panjang batang, diameter batang, jumlah sortimen terhadap Produktivitas dalam persamaan regresi tersebut diatas maka lebih dahulu dilakukan pengujian sebagai berikut: 1. Statistik Uji-F Untuk regu I Pada taraf nyata α = 5%, F tabel = F (0,05; 3,6) diperoleh nilai 4,76 sedangkan f hitung sebesar 116,656. Berarti bahwa minimal ada satu variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap produktivitas. 175

Jurnal Hutan Dan Masyarakat Vol. III No. 2 Agustus 2008, 111-234 Untuk regu 2 Pada taraf nyata α = 5%, F tabel = F (0,05; 1,8) diperoleh nilai 5,32 sedangkan f hitung sebesar 75,876. Berarti bahwa minimal ada satu variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap produktivitas. Untuk regu 3 Pada taraf nyata α = 5%, F tabel = F (0,05; 2,7) diperoleh nilai 4,74 sedangkan f hitung sebesar 17,398. Berarti bahwa minimal ada satu variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap produktivitas. 2. Statistik Uji-t Untuk mengetahui peubah bebas mana yang berpengaruh nyata terhadap peubah tak bebas, maka dilakukan pengujian hipotesis untuk masing-masing peubah bebas dengan statisti uji-t. Untuk regu I Pada taraf nyata α = 5%, t tabel = t (0,025; 6) memberikan nilai 2,447 ini berarti bahwa variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap produktivitas yaitu diameter batang dan jumlah sortimen Untuk regu 2 Pada taraf nyata α = 5%, t tabel = t (0,025; 8) memberikan nilai 2,306 ini berarti bahwa variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap produktivitas yaitu diameter batang. Jadi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertasi kerja untuk tiap regu berbeda.berdasarkan hasil regresi produktivitas untuk regu I yaitu diameter batang dan jumlah sortimen, untuk regu 2 yaitu diameter batang dan untuk regu 3 panjang batang. Selain faktor-faktor diatas masih terdapat faktor lain yang mempengaruhi prestasi kerja yaitu: pengalaman kerja dan faktor pekerja (kesehatan) dan faktor peralatan. Pengalaman Kerja Pengalaman kerja seorang operator dapat meningkatkan prestsi kerja, dimana prestasi kerja operator yang lebih berpengalaman akan lebih baik di bandingkan dengan operator yang tidak berpengalaman. Hal ini karena pekerja yang lebih berpengalaman sudah lebih menguasai tehnik kerja pembagian batang. Terlihat bahwa operator regu I yang mempunyai pengalaman kerja sekitar 17 tahun mempunyai prestasi kerja lebih baik. Faktor Pekerja Faktor pekerja di sini salah satunya Kondisi kesehatan juga turut mempengaruhi prestasi kerja seorang pekerja di mana pekerja yang mempuyai kesehatan yang baik akan dapat menyalesaikan pekerjaannya dengan baik dan lebih cepat di banding dengan pekerja dengan kondisi kurang sehat, atau setelah seharian melakukan pekerjaan yang lain kemudian melakukan pembagian batang. Untuk regu 3 Faktor Peralatan Pada taraf nyata α = 5%, t tabel = t (0,025; 7) memberikan nilai 2,365 ini berarti bahwa variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap waktu total yaitu panjang batang. Faktor peralatan yang memadai juga akan meningkatkan prestasi kerja. Dimana peralatan (Chain saw) yang digunakan passe 2 tahun, untuk Andu 3 tahun dan untuk Annas 2 tahun. Dengan demikian semakin lama Chaín saw 176

Prestasi Pekerja Dalam Kegiatan Pembagian Batang Pada Kegiatan Pemanenan Di Hutan Jati Rakyat Desa Lili Riattang Kabupaten Bone Iswara Gautama digunakan maka akan mengurangi prestasi kerja. KESIMPULAN Dari hasil dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Prestasi kerja tertinggi adalah Regu I (Passe ) dengan besarnya produksi 6,87 m 3 /jam; kemudian regu 2 (Andu) dengan besarnya produksi 3,76 m 3 /jam; dan terendah yaitu regu 3 (Annas) dengan besarnya produksi 3,37m 3 /jam. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja pada kegiatan pembagian batang yaitu selain faktor yang mempengaruhi productivitas (diameter, dan panjang batang) juga dipengaruhi oleh pengalaman kerja, faktor pekerja, serta peralatan yang digunakan. 3. Untuk meningkatkan Produktivitas yang diperoleh disarankan agar pohon yang di tebang sebaiknya berdiameter lebih besar untuk meningkatkan volume yang diperoleh serta menggunakan tenaga kerja yang berpengalaman dibidang pembagian batang DAFTAR PUSTAKA Arsyam jaya, 1998. Pengukuran keefektifan Tenaga kerja Dan Analisis Biaya Pembagian Batang Pada Kegiatan Penjarangan Hutan Pinus di Areal PT Inhutani I Satuan Wilayah Gowa-Maros. Skipsi (tidak dipublikasikan). Jurusan kehutanan, Universitas Hasanuddin, ujung Padang. Departemen Kehutanan dan Perkebunan, 1999. Panduan Kehutanan Indonesia. Koperasi Karyawan Departemen Kehutanan dan Perkebunan. Elias, Grahane, Kuswata Kartawinata, Machfudh, Art Klassen; 2001. Pedoman Reduce Impact Logging Indonesia. SMK Grafika Desa Putera, jakarta. Haryanto, 1996. Pemanenan Hasil Hutan. Buku 2. Penebangan, yayasan Pembinaan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Hamril, 1998. Pengukuran Keefektifan Tenaga Kerja dan Analisis Biaya Penebangan Pada Kegiatan Penjarangan Hutan Pinus di Areal PT. Inhutani I Satuan Wilayah Gowa Maros. Skripsi (Tidak Dipublikasikan). Jurusan Kehutanan. Fakultas Pertanian dan Kehutanan. Universitas Hasanuddin, Makassar. Mangkunegara, P.A, 2005. Evaluasi Kinerja SDM. PT Refika Aditama. Bandung. Purba, R. 1967. Kalkulasi Tarif Prestasi Edisi Kedua. Penerbit Rosadi, Jakarta. Perum Perhutani, 1994. Petunjuk Teknis Penjarangan., jakarta. Rostiati, 1990. Produktivitas Pembagian Batang Kayu Meranti dan Kayu Palapi di Areal HPH PT Rante Mario. Skripsi (tidak dipublikasikan) jurusan Kehutanan, Universitas Hasanuddin, Ujung Pandang. Sanyoto. 1963. Metodik Penyelidikan Waktu Kerja Elementer. Rimba Indonesia VII Sinungan, Muchdarsyah, 1995. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Bumi Aksara. Jakarta. Sudarjo, Sunarno., 1994. Analisis Produksi dan Penggunaan Tenaga Kerja pada Industri Kayu Lapis PT Katingan Timber Company, Ujung Pandang. Skripsi (tidak dipublikasikan) 177

Jurnal Hutan Dan Masyarakat Vol. III No. 2 Agustus 2008, 111-234 jurusan Kehutanan, Universitas Hasanuddin, Ujung Pandang Soenarso,R., soewito, I. Sumantri, E. Tjarmat, S.R. Simarmata, Widodo, 1972. Penuntun penebangan dengan Gergaji Tangan dan Kapak. Laporan penelitian Hasil Hutan No.2. Bogor 178