Penerimaan devisa Indonesia dari produk ekspor terbagi ke dalam dua. sektor yaitu sektor migas (minyak dan gas bumi) serta sektor non-migas.

dokumen-dokumen yang mirip
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, baik berupa perdagangan barang maupun jasa. pasar yang mempunyai kedudukan komplementer terhadap industri besar dan

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER 2004

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN FEBRUARI 2002

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang tidak terbatas, sementara factor-faktor produksi yang tersedia

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER 2005

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET 2008

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan berhasil dalam strategi pengembangan pembangunan jika laju

EKSPOR Perkembangan Ekspor Ekspor Migas dan Non Migas

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN MEI 2004

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya hubungan saling ketergantungan (interdependence) antara

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU JUNI 2014

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU AGUSTUS 2014

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016

Nilai ekspor Jawa Barat Desember 2015 mencapai US$2,15 milyar naik 5,54 persen dibanding November 2015.

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT OKTOBER 2015

1.1 Latar Belakang Hasalah

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU FEBRUARI 2013

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN JUNI 2016

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN AGUSTUS 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan secara lebih optimal setelah te rjadi krisis ekonomi karena memiliki

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU MEI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU JANUARI 2015

PENDAHULUAN Gejolak moneter yang terjadi pada November 1997 dan mencapai Mminasi

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN JUNI 2017

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU MARET 2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara yang kuat sering di artikan sebagai negara dengan kondisi ekonomi

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2016

Indonesia mempakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari. dapat pulih seperti minyak bumi dan gas mineral atau bahan tambang lainnya

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU APRIL 2017

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU JANUARI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA SEPTEMBER 2011

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU JANUARI 2016

Industri tekstil merupakan salah satu iudustri yang berkembang cukup pesat

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU JULI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2017

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2016

I. PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris dengan penduduk sekitar 210 juta jiwa

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU OKTOBER 2009

PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017

BPS PROVINSI JAWA BARAT A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET 2015 MENCAPAI US$ 2,23 MILYAR

I. PENDAHULUAN. Salah satu hasil produksi Indonesia yang termasuk ke dalam komoditi non

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MEI 2011

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU OKTOBER 2015

Analisis Perkembangan Industri

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU MARET 2015

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN APRIL 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU SEPTEMBER 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II 2013

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA FEBRUARI 2011

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI JUNI 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2014

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2015

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BERITA RESMI STATISTIK

1. Yulianty Widjaja (Direktur DAVINCI); dan 2. Para Hadirin Sekalian Yang Berbahagia.

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN JULI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) diketahui sebagai kekuatan strategis

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU MARET 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Setiap negara di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan negaranegara

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU AGUSTUS 2016

Ekspor hasil pertanian pada Agustus 2015 mengalami penurunan menjadi sebesar US$ 0,42 juta bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

1. PENDAHULUAN Perkernbangan perturnbuhan perekonornian lndonesia kurang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

1.1. Latar Beiakang Penerimaan devisa Indonesia dari produk ekspor terbagi ke dalam dua sektor yaitu sektor migas (minyak dan gas bumi) serta sektor non-migas. Sektor migas terdiri dari minyak mentah, hasil minyak dan gas dam, sedangkan sektor non-migas dibedakan dalam empat kelompok yaitu hasil sektor pertanian, hasil sektor industri, hasil sektor tambang dan hasil sektor lainnya. Dalam perkembangannya, ekspor migas cenderung mengalami penurunan seperti yang dapat dilihat pada Tabel 1. Oleh karena itu pemerintah hms mencari sumber- sumber devisa lain dari sektor non-migas, terutama dari hasil sektor indusrri yang memiliki nilai ekspor yang relatif tinggi, sehingga dapat diitakan terjadi kemajuan pembangunan dalam pemantapan struktur ekonomi apabila ketergantungan Indonesia terhadap sektor migas berkurang. Tabel 1. Perkembangan Ekspor Migas Dan Non-Migas Indonesia Tahun 1994-1998 (Ribu US$) Di samping meningkatkan penerimaan devisa negara dari sektor non- migas dengan berusaha mencari sumber-sumber devisa bm, Indonesia juga perlu memperhatikan wilayah tujuan ekspornya dengan cara melihat besarnya peluang

pasar ekspor yang ada. Ekspor Indonesia berdasarkan wilayah tujuan dari tahun 1993 sampai 1998, menunjukkan bahwa salah satu pasar terbesar untuk produk ekspor adalah Amerika Serikat. Hal ini berarti pasar ekspor Amerika Serikat mempakan peluang yang cukup besar untuk menyumbangkan penerimaan devisa negara. Untuk lebih lengkapnya hal ini dapat dilihat pada tabel pada Lampiran 1. Amerika Serikat disebut sebagai negara adi kuasa, tidak hanya karena kuasa dalam kekuatan politik tetapi juga karena besarnya pangsa perdagangan di pasar dunia clan besamya pasar dalam negeri. Dari segi makro ekonomi, Amerika Serikat masih tetap merupakan negara yang memiliki kemampuan ekonomi cukup besar dan prospek pemasaran produk ekspor Indonesia yang cukup cerah. Tren pembelanjaan konsumsi pribadi (private consumption) baik untuk barang tahan lama (durnble) maupun barang tidak tahan lama (non-durable) sejak tahun 1993 sedikit meningkat, mencapai US$ 4,495 milyar menjadi US$ 4,717 milyar pada tahun 1994, US$4,959 milyar pada tahun 1995, dan pada tahun 1997 mencapai US$ 5,207 milyar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa paw Amerika Serikat masih terbuka cukup lebar (NAFED, Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI, 1997). Pertarnbahan penduduk dan perekonomian Amerika Serikat menyebabkan kebutuhan &an rumah serta peralatannya seperti mebel, hiasan rumah dan produk kerajinan laimya mengalami peningkatan. Produk Mtur (perlengkapan rumah tangga) merupakan salah satu produk yang memiliki prospek yang sangat baik. Bahan baku yang biasanya digunakan untuk membuat furnitur sangat beragam, antara lain; kayu, rotan, logam, plastik, serta bahan-bahan laimya.

Saat ini produk fiunitur banyak dijumpai baik di pasaran dalam negeri maupun luar negeri. Hal tersebut ditandai dengan adanya produk-produk fumitur yang diekspor oleh Indonesia. Pada Tabel 2 disajikan nilai ekspor hniture berdasarkan negara tujuannya. Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa produk fumitur yang memasuki pasar ekspor memiliki tren nilai ekspor yang cenderung meningkat pada rentang tahun 1994 sarnpai dengan tahun 1998. Terkecuali pada tahun 1997 dan 1998 yaitu di saat terjadinya laisis ekonomi yang turut pula mempengaruhi nilai ekspor dan mengakibatkan beberapa produk fhitur tersebut mengalami penumnan. Namun pada rentang waktu bulan Januari sampai Agustus 1999, nilai ekspor produk hmitur ke pasar mancanegara mengalami peningkatan yang cukup tajam dibandingkan rentang waktu pada tahun sebelumnya, hal ini diperkirakan mash akan tetap terjadi pada waktu-waktu selanjutnya. Tabel 2. Nilai Ekspor Fumitur Berdasarkan Negara Tujuan Utama Tahun 1994-1998 @bu US$) N I I ~ W U ~ ~ I Utama Ekspa 1994 1995 1996 1997 1998 Jan-Ags / I / I I I Dari uraian diatas dapat diitakan bahwa produk hitur mempakan produk yang memilii prospek cerah. Kondisi ini mengakibatkan industri hrnitur semakin berkembang dan persaingan di antara pe~sahaan di dalam industri tersebut meningkat pula, sehingga diperlukan upaya untuk mengoptimalkan fungsi manajemen pemsahaan. Fungsi manajemen yang penting untuk diperhatikan dalam kondisi tersebut adalah hngsi pemasaran yang berkaitan

dengan penyusunan strategi pemasaran perusahaan. Fungsi tersebut hams dilakukan juga oleh pihak manejemen KOPSUCOFINDO yang memiliki unit bisnis yang bergerak dalam ilidustri pemasaran fiunitur. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan pengkajian strategi pemasaran furnitur yang dilakukan KOPSUCOFINDO. 1.2. Perurnusan Masalah KOPSUCOFINDO mempunyai beberapa departemen dalam menjalankan usahanya. Salah satu di antaranya adalah departemen General Trading & E;MM, yaitu suatu unit usaha yang bergerak di bidang pemasaran furnitur, baik untuk pasar domestik maupun pasar ekspor. Unit usaha tersebut ditujukan untuk membantu pernasaran produk-produk usaha kecil dan koperasi (UKK) binaan PT. Sucofindo. Hal ini disebabkan karena umumnya UKK mampu menghasilkan produk yang baik namun mempunyai kelemahan pada aspek pemasaran dan konsistensi kualitas produksi, sedangkan KOPSUCOFINDO mempunyai akses pasar untuk memasarkan produk-produk UKK. Dalam pelaksanaannya KOPSUCOFINDO menyeleksi UKK yang ingin bekerjasama dan menghasilkan produk berkualitas ekspor dengan kapasitas produksi yang memadai. Kemudian KOPSUCOFDIJIO dan UKK yang telah diseleksi membuat perjanjian kerjasama yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Dalam upaya untuk mencapai tujuan memperoleh keuntungan tersebut, KOPSUCOFINDO menemukan berbagai kendala, salah satunya adalah dalam penyusunan strategi pemasaran untuk menghadapi kondisi persaingan di lingkungan industri. Hal ini disebabkan oleh karena KOPSUCOFINDO

kekurangan tenaga profesional dan memiliki kelemahan pada manajemen pemasaran. Untuk memenangkan persaingan dan memperoleh pangsa pasar di dalam sebuah industri, maka perusahaan harus mempunyai strategi pemasaran yang tepat. Koperasi sebagai suatu badan usaha tentunya berusaha untuk mengoptimalkan kemampuan dalam menghasilkan laba, untuk itu manajemen hams melakukan penyesuaian strategi yang sesuai dengan lingkungannya. Di samping itu manajemen juga hams memiliki kemampuan yang memadai dalam mengelola sumber dan pengalokasian modal untuk meningkatkan serta mengembangkan kegiatan dalam unit usahanya. Untuk dapat membuat keputusan yang tepat dalam pemasaran, manajer hams mendapatkan kajian strategi pemasaran yang berpijak pada pasar yang dituju, penentwn posisi bersaing dan pengembangan suatu marketing mix yang efektif, serta tetap sesuai dengan fungsinya sebagai badan usaha yang berbentuk koperasi dengan unit-unit usahanya. Dari uraian di atas, dapat diambil pokok permasalahan yang diimuskan dalam masalah strategi pemasaran furnitur di KOPSUCOFINDO sebagai berikut: 1. Apakah unit usaha General Trading & EXZM KOPSUCOFINDO selama ini telah menyusun strategi pemasaran furnitur yang didasarkan oleh faktor-faktor internal dan ekstemal yang dapat berpengaruh pada peningkatan usahanya. 2. Apakah strategi pemasaran hmitur yang dilakukan unit usaha General Trading & ~KOPSUCOFINDO sekarang masih dapat dipertahankan atau perlu dibuat altematif strategi pemasaran baru agar produk dapat memenangkan persaingan.

1.3. Tujuan dan Kegunaan Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Menganalisis strategi pemasaran furnitur yang telah dilaksanakan selama ini oleh unit usaha General Trading & EXIMKOPSUCOFINDO. 2. Mengidentifikasi faktor-faktor internal dan ekstemal yang mempengaruhi unit usaha General Trading & EXIMKOPSUCOFINDO. 3. Menyusun altematif strategi pemasaran Mtur yang tepat bagi unit usaha General Trading & EXIMKOPSUCOFINDO. Kegunaan penelitian ini adalah : 1. Bagi unit usaha General Trading & EXIM KOPSUCOFINDO, diharapkan dapat memotivasi manajer dan karyawan serta anggotanya untuk lebih meningkatkan perhatiannya pada masalah strategi pemasaran Wtur yang akan berpengaruh pada keuntungan usaha. 2. Bagi penulis, dapat meningkatkan wawasan dan kemampuan dalam menganalisa, mengkaji dan memberikan altematif-altematif pemecahan masalah secara tepat, terutama &lam strategi pemasaran fumitur. 1.4. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Produk fumitur yang dianalisis pada penelitian ini terbatas pada fkmitur yang terbuat dari bahan baku kayu. 2. Wilayah pernasaran dari produk furnitur yang dianalisis dalam penelitian ini terbatas pada wilayah pemasaran ekspor ke Amerika Serikat.

3. Penelitian ini terbatas sampai pada tahap penyusunan strategi pemasaran, sedangkan implementasinya diserahkan pada manajemen KOPSUCOFINDO.