SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO Sutardi, Kristamtini dan Setyorini Widyayanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta ABSTRAK Luas panen padi gogo nasional mencapai 1,2 juta ha dengan tingkat produktivitas 2,56 ton/ha atau sekitar 50 % dari produktivitas sawah irigasi. Salah satu terobosan efektif untuk meningkatkan produktivitas padi adalah penggunaan varietas unggul baru. Tujuan penelitian untuk mendapatkan calon varietas padi gogo produksi tinggi dan adaptif khususnya untuk lokasi D.I Yogyakarta. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan galur harapan padi gogo sebagai perlakuan. Penelitian dilakukan pada petakan berukuran 4 x 5 cm dengan jarak tanam 18 cm x 20 cm yang masing-masing perlakuan diulang 3 kali. Perlakuan terdiri dari 10 galur harapan padi gogo, 3 varietas pembanding dan 3 varietas lokal DIY. Penelitian dilakukan di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulonprogo pada MK II 2009. Pupuk yang digunakan terdiri dari 2 ton/ha pupuk organik, 280 kg/ha Urea, 100 kg/ha SP36 atau 200 kg/ha SP18 dan 100 kg/ha KCl. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 10 galur harapan padi gogo yang diuji terdapat 2 galur padi gogo yang sesuai dengan agroekosistem Kulon Progo yaitu galur nomor B11576F-MR- 18-2 (6,35 ton/ha GKP) dan galur nomor TB356B-TB-18-3 (5,97 ton/ha GKP), berproduksi lebih tinggi dari varietas pembanding dan varietas lokal. Kata kunci: Produksi, galur harapan, padi gogo PENDAHULUAN Lahan pertanian Propinsi D.I Yogyakarta mengalami perubahan fungsi ke arah penggunaan di luar pertanian yang setiap tahunnya mencapai 200 300 ha (Bapeda DIY, 2008) sehingga menyebabkan semakin sempitnya kepemilikan lahan produktif oleh petani. Menurut Daradjat dan Toha (2009), dengan jumlah penduduk yang terus bertambah dan luas lahan pertanian yang semakin sempit memerlukan upaya atau gerakan pemanfaatan lahan marginal (lahan kering, sawah tadah hujan/sth, dan lahan sawah pasang surut juga lahan rawa) untuk memenuhi kebutuhan pangan. Luas panen padi gogo nasional mencapai 1,2 juta ha (sekitar 10 % dari luas panen padi nasional), atau menyumbang 5% (2,56 ton/ha) hasil padi nasional atau menyumbang sekitar 50 % dari produktivitas sawah irigasi (BPS, 2005). Berbagai hasil penelitian merekomendasikan bahwa teknologi penggunaan varietas unggul baru (VUB) bersama inovasi lainnya dapat berperan dalam menjawab tekad untuk mewujudkan swasembada beras tersebut (, 2007b). Varietas Unggul Baru padi diperoleh dengan melakukan persilangan sehingga diperoleh galur-galur harapan padi. Semenjak tahun 1996 hingga saat ini (2009) telah melepas enam varietas padi gogo yaitu Cirata, Limboto, Danau Gaung, Batutegi, Situ Patenggang, dan Situ Bagendit namun rata-rata 117
hasil tidak lebih dari 5 t/ha (, 2007a) dan tahun 2009 melalui nomor SK Mentan Nomor 2226/Kpts / SR. 120/5/2009) dan Nomor 2227/Kpts/SR.120/5/ 2009 dan (SK Menteri Pertanian, 2009) telah dilepas padi gogo beras merah Segreng Handayani dan Mandel Handayani sebagai varietas padi gogo lokal asal Gunung kidul. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan calon varietas padi gogo produksi tinggi khususnya untuk lokasi D.I Yogyakarta METODOLOGI Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan tiga ulangan. Perlakuan terdiri dari 10 galur harapan padi gogo dari, 3 varietas padi gogo dan 3 varietas lokal DIY sebagai pembanding. Adapun perlakuan secara rinci pada Tabel 1. Lokasi percobaan dilaksanakan di tanah jenis Inceptosols, Desa Sidomulyo, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulonprogo pada MK II 2009. Masing-masing perlakuan ditanam pada petakan berukuran 4 x 5 m, dengan jarak tanam 20 cm x 18 cm. Jumlah benih 3-5 butir/lubang. Pupuk yang digunakan adalah 2 ton/ha pupuk organik, 280 kg/ha Urea, 100 kg/ha SP36 atau 200 kg/ha SP18 dan 100 kg/ha KCl. Kebutuhan N tanaman dimonitor dengan Bagan Warna Daun (BWD). Tabel 1. Galur-galur harapan padi gogo untuk uji galur di DIY MH 2009 No. Galur Asal 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. B11577E-MR-B-12-1 B11593F-MR-11-B-2-8 B11598C-TB-2-1-B-7 TB356B-TB-18-3 IR60080-23 B11587-MR-4-2 B11576F-MR-18-2 B115E-MR-7-1-1 B11604E-TB-2-5 B11592E-MR-2-3-1 Situ Patenggang Limboto Cempo Merah Situ Bagendit Cempo Putih Mandel Handayani Pembanding /Cek Pembanding/Cek Lokal DIY Pembanding/Cek Lokal DIY Lokal DIY Adapun variabel pengamatan meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, umur berbunga, umur panen, bobot 1000 butir gabah isi (g), hasil gabah/plot. Analisis data meliputi analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji DMRT. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Agronomis dan umur tanaman Varietas Situbagendit sebagai varietas pembanding mempunyai tinggi tanaman terpendek (103,60 cm) dan berbeda nyata dengan galur harapan padi 118
gogo maupun varietas lokal DIY. Pertumbuhan tanaman tertinggi ditampilkani oleh galur harapan padi gogo nomor B11587-MR-4-2 (152,87 cm) diikuti oleh nomor galur IR60080-23 (152,53 cm). Galur harapan padi gogo lainnya yang memiliki tinggi tanaman lebih tinggi dibandingkan varietas pembanding adalah nomor galur B11592E-MR-2-3-1 (148 cm), nomor galur B11604E-TB-2-5 (143,47 cm) dan nomor galur B115E-MR-7-1-1 (143,47 cm) (Tabel 2). Tinggi tanaman menjadi salah satu kriteria penting dalam menentukan seleksi varietas unggul padi (Assad dan Warda, 2010). Rata-rata umur berbunga galur harapan padi gogo, varietas pembanding dan varietas lokal DIY adalah 80,75 hari seteleh semai (HSS) dan tidak berbeda nyata di antara perlakuan. Karakter umur berbunga membutuhkan waktu 35 hari untuk mencapai umur panen, sehingga rata-rata umur tanaman mencapai - hari. Umur tanaman padi gogo ini relatif lebih panjang dari pada umur padi sawah, hal ini karena padi gogo ditanam pada musim hujan sehingga intensitas cahaya lebih rendah dan akibatnya tanaman memiliki umur yang panjang. Jumlah anakan produktif (anakan yang menghasilkan malai) rata-rata mencapai 14,99 dengan kisaran 9,82 sampai 23,00. Jumlah anakan produktif tertinggi dicapai oleh galur nomor 2 (B11593F-MR-11-B-2-8) dan terendah dicapai oleh varietas nomor 16 (Mandel Handayani ), sedangkan jumlah anakan produktif dari varietas pembanding adalah 11,07 (Situ Patenggang), 11,47 (Limboto) dan 22,67 (Situ Bagendit). B. Panjang malai, jumlah gabah isi/malai, jumlah gabah hampa /malai, berat 1000 butir dan hasil. Rata-rata panjang malai mencapai 25,84 cm dengan kisaran antara 26,1 cm sampai 31,73 cm. Panjang malai terendah dicapai oleh varietas nomor 12 yang merupakan varietas pembanding (Limboto) dan terpanjang dicapai oleh galur nomor 5 (IR60080-23). Jumlah gabah isi per malai rata-rata mencapai 90,88 dengan kisaran antara 59 dicapai oleh galur nomor 13 (varietas pembanding Cempo Merah) dan jumlah gabah isi/malai tertinggi dicapai oleh galur nomor 11 sebanyak 124,53 yang merupakan varietas pembanding juga (Situ Patenggang) (Tabel 3). Tidak adanya gabah isi permalai dari varietas pembanding (Limboto) diduga karena tanaman kekurangan air pada saat masa generatif sehingga hampir semua galur-galur yang diuji relatif lebih baik dibanding varietas Limboto pada pengujian di Gunungkidul. Hasil panen per plot rata-rata mencapai 8,7 kg GKP dengan kisaran antara 4,37 kg (dicapai galur nomor 16 yang merupakan varietas lokal Mandel handayani) sampai 11,77 kg yang dicapai oleh galur nomor 7 (B11576F-MR-18-2). Hal ini nampak bahwa setiap galur menampilkan potensi genetiknya masingmasing. Bahkan ada beberapa nomor galur dengan hasil yang lebih tinggi dari varietas pembandingnya. Hasil konversi ton/ha bahwa produksi gabah kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG) berbeda nyata (Tabel 4). Potensi hasil tertinggi pada galur nomor 7 (B11576F-MR-18-2) 6,35 GKP atau 6.09 GKG, sebaliknya hasil terrendah pada nomor 16 (Mandel Handayani) 2.37 GKP atau 2.11 GKG. Dari hasil uji galur dapat disimpulkan bahwa terseleksi dua galur harapan yaitu pada 119
nomor 7 (B11576F-MR-18-2) dan galur nomor 4 (TB356B-TB-18-3). Galur B11576F-MR-18-2 dan galur TB356B-TB-18-3 mempunyai harapan dapat dilepas menjadi calon varietas baru karena potensi hasilnya nyata lebih tinggi dibandingkan varietas pembanding. Tabel 2. Pertumbuan dan umur berbunga masing-masing galur pada uji galur padi gogo lokasi Kab. Kulon Progo No galur 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Galur dan Varietas Pembanding B11577E-MR-B-12-1 B11593F-MR-11-B-2-8 B11598C-TB-2-1-B-7 TB356B-TB-18-3 IR60080-23 B11587-MR-4-2 B11576F-MR-18-2 B115E-MR-7-1-1 B11604E-TB-2-5 B11592E-MR-2-3-1 Situ Patenggang Limboto Cempo Merah Situ Bagendit Cempo Putih Mandel Handayani Tinggi tanaman (cm) 131,20 cd 133,00 cde 126,60 cd 132,20 cde 152,53 g 152,87 g 113,80 ab 143,47 efg 144,80 fg 148,00 fg 124,07 bc 123,93 bc 122,60 bc 103,60 a 138,40 def Umur Berbunga (hari) Umur panen (hari) Jumlah anakan Produktif 14,00 abcd 23,00 e 18,87 de 13,33 abcd 14,07 abcd 10,93 ab 17,60 cde 13,40 abcd 12,62 abcd 16,33 bcd 11,07 ab 11,47 abc 15,87 abcd 22,67 e 14,78 abcd 9,82 a 1,47 h Rerata 135,67 80,75 115,75 14,99 Ket : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT 5 % ; hst = hari setelah tanam sistem tanam gogo adalah tanam benih langsung (tabela) Tabel 3. Data panjang malai, jumlah gabah isi per malai, dan jumlah gabah hampa per malai, pada uji galur padi gogo Kab. Kulon Progo No galur Panjang malai (cm) Jumlah gabah isi per malai 1. 25,43 ab 104,55 bc 2. 24,73 bcd 102,77 bcde 3. 24,70 bcd 100,20 bcde 4. 23,98 bcd 103,67 cde 5. 26,73 bcd 77,67 bcd 6. 31,07 d 113,53 de 7. 24,72 bcd 98,60 abcde 8. 25,63 bcd,67 de 9 27,76 cd 104,53 cde 10. 27,27 bcd 87,93 abcde 11. 25,85 bcd 124,53 e 12. 26,10 a 124,00 e 13. 20,58 bc 59,90 b 14. 24,77 bcd 77,43 bcd 15. 26,62 bcd 87,43 abcde 16. 27,50 cd 96,67 abcde Jumlah gabah hampa per malai 50,45 bcd 23,47 abc 48,20 cde 27,17 bcd 60,93 e 103,87 f 38,18 bcde 53,13 de 52,50 de 63,93 e 33,97 bcd 38,00 a 21,00 ab 22,47 abc 45,03 bcde 48,70 cde Rata-rata 25,84 90,88 43,31 Keterangan :Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT 5 % 120
Tabel 4. Potensi Produktivitas galur dan varietas padi gogo pada uji galur padi gogo Kab. Kulon Progo No galur 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Hasil panen (kg/plot GKP) 18,24 m 2 9,67 cde 9,20 bcde 8,53 bcde 11,0 de 7,17 abc 9,93 cde 11,7 e 6,17 ab 8,00 bcd 8,97 bcde 9,80 cde 10,0 de 7,07 abc 10,7 cde 5,82 ab Produksi ton/ha GKP 5,25 cde 4.99 bcde 4.63 bcde 5.97 de 3.89 abc 5.39 cde 6.35 e 3.35 ab 4.34 bcd 4.87 bcde 5.32 cde 5.43 de 3.83 abc 5.81 cde 3.16 ab 2.37 a Produksi ton/ha GKG (Kadar air 14 %) 4.98 cde 4.73 bcde 4.36 bcde 5.71 de 3.63 abc 5.12 cde 6.09 e 3.08 ab 4.08 bcd 4.60 bcde 5.05 cde 5.16 de 3.57 abc 5.54 cde 2.89 ab 2.11 a 4,37 a Rata-rata 8,7 4,77 4.51 Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT 5 % KESIMPULAN Galur-galur harapan padi gogo yang terseleksi memiliki produksi lebih tinggi dari varietas pembanding (Situ Patenggang = 5,32 ton/ha GKP ; Limboto = 5,43 ton/ha GKP dan Situ Bagendit = 5,81 ton/ha GKP) yaitu galur nomor 7 (B11576F-MR-18-2) dengan hasil 6.35 ton/ha GKP, dan galur nomor 4 (TB356B- TB-18-3) yang menghasilkan 5,97 ton/ha GKP. DAFTAR PUSTAKA Asaad, M., dan Warda. 2010. Uji Multi Lokasi Beberapa Galur Harapan Padi Sawah di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan. Prosiding Simposium VIII tahun 2009. Kontribusi Pemuliaan dalam Antisipasi Masalah Akibat Fenomena Pemanasan Global. Perhimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia. Peripi Komisariat Daerah Jawa Timur. Badan Litbang Pertanian. 2007. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah Irigasi. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (), 2007a. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (). 2007b. Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Hibrida. In: Disajikan dalam Lokakarya Inovasi Padi untuk Mendukung P2BN. Sukamandi 7 8 Maret 2007.
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (). 2007c. Perunjuk Pelaksanaan Percobaan Uji Multilokasi (UML) Padi Sawah Tipe Baru (PTB). In, Badan Litbang Pertanian. Bogor. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (). 2008. Liptan Seminar Nasional Padi. Departemen Pertanian. Badan Litbang Pertanian. In. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Sukamandi, Subang. BPS. 2005. Statistik Indonesia 2004. Badan Pusat Statistik. Jakarta. 604p. Dardjat, A. dan Toha,H.M. 2009. Keragaan Varietas Unggul dan Galur Harapan Padi pada Budidaya Padi Gogo dan Padi Sawah. 2009. Prosiding Seminar Nasional Padi 2008. Inovasi Teknologi Padi Mengantisipasi Perubahan Iklim Global Mendukung Ketahanan Pangan. Buku 2.. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian. SK Menteri Pertanian. Nomor 2226/Kpts/SR.120/5/2009. Pelepasan Padi Gogo Beras Merah Lokal Segreng sebagai Varietas Unggul dengan nama Segreng Handayani. Tertanggal 19 Mei 2009. SK Menteri Pertanian. Nomor 2227/Kpts/SR.120/5/2009. Pelepasan Padi Gogo Beras Merah Lokal Mandel sebagai Varietas Unggul dengan nama Mandel Handayani. Tertanggal 19 Mei 2009. 122