Rumpun Pembelajaran Interaksi Sosial

dokumen-dokumen yang mirip
MODELS OF TEACHING AND LEARNING (Model-model Pengajaran)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Teori Albert Bandura A. Latar Belakang Teori self-efficasy

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN USIA 5 6 TAHUN DI TK 011 PERMATAKU MERANGIN KABUPATEN KAMPAR

memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul adanya suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, guru dituntut untuk mampu memilih dan

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF

KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

PANDUAN REFLEKSI/PENGAMATAN PRAKTIK PENDEKATAN KONSELING BEHAVIORAL FASE PROSES KONSELING

I. PENDAHULUAN. Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jenjang pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) merupakan salah satu bentuk program

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pelatihan dan Pengembangan. Manajemen Sumber Daya Manusia

Teori Peniruan Media Massa

METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS. Oleh : Ari Yanto )

RUMPUN MODEL PEMBELAJARAN Oleh Novi Resmini

Pengaruh Model Pembelajaran Examples Non Examples

METODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research. Dalam penelitian tindakan kelas terdapat

BAB I PENDAHULUAN. paling dasar. Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalami

BAB II LANDASAN TEORI. satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda communion yang dalam. persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan.

Pendidikan dan Latihan Yang Tepat sebagai Kunci Keberhasilan Kemandirian Individu Tunanetra

Hadmin Luande, Nuraedah, dan Nurvita Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana hanya

PERBANDINGAN ANTARA TEORI BELAJAR DISIPLIN MENTAL, BEHAVIORISME DAN KOGNITIFISME

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

2015 PENERAPAN TEKNIK COPY THE MASTER BERORIENTASI SILANG WATAK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA MORAL/FABEL

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar 5

BAB I PENDAHULUAN. ini seorang anak mulai bertumbuh dan berkembang menuju kematangan, misalnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tahu, setelah belajar berubah menjadi tahu. Belajar menurut Gagne

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan dan menerima pembelajaran di sekolah. Secara umum adaptasi merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu (1) keterampilan

METODOLOGI PEMBELAJARAN INOVATIF. blog: Pendidikan Ilmu Komputer Universitas Pendidikan Indonesia

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

Pelatihan dan Pengembangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DINAMIKA KELOMPOK DINAMIKA : DINAMIKA KELOMPOK : Ciri utama kelompok (Duncan, 1981)

BAB V KESIMPULAN DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Istilah disiplin berasal dari bahasa latin : Disciplina yang berarti tertib,

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yang menimbulkan perubahan perilaku. Jadi perubahan perilaku adalah hasil

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan analisis data dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Fungsi dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan Kurikulum

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat mencapai tujuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan di kelas V SDN. Cisitu 2

TEORI BELAJAR SOSIAL (Social Learning Theory)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: B. Definisi Operasional

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. yakni menulis karya sastra dan melisankan karya sastra. proses belajar mengajar, sehingga dapat mencapai hasil yang baik dan

PP No 19 Tahun 2005 (PASAL 19, AYAT 1)

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, kita sedang memasuki suatu abad baru yang banyak

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) KBPP63119 PSIKOLOGI KONSELING. Disusun oleh: ISNA ASYRI SYAHRINA, S. Psi., M.M

BAB I PENDAHULUAN. alam dan kegiatan ekonomi, menuntut guru agar dapat menciptakan pembelajaran

ROBINSON SITUMORANG Perumahan Reni Jaya: Jalan Jawa I Blok O2 No. 15 Pondok Benda Pamulang Telp. (021) HP

Brainstorming Digunakan oleh arsitek yang memerlukan ide-ide kreatif untuk memecahkan permasalahan dalam rentang waktu yang sangat ketat, cepat dan

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal

Intervensi Kelompok (pengantar II) Danang Setyo Budi Baskoro, M.Psi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan

Social Learning Theory

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Psikologi Konseling Konseling Analisis Transaksional

2. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMP/MTs

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SD BERBASIS BUDAYA LOKAL. Oleh Supartinah, M.Hum.

BAB I PENDAHULUAN. institusi pendidikan melalui tujuan institusional. Tujuan institusional ini

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Kematangan Emosional. hati ke dalam suasana hati yang lain (Hurlock, 1999).

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PKn kelas X-C Pariwisata di

MODEL INTERAKSI SOSIAL MODEL PEMROSESAN INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat.

BAB V MODEL PEMBELAJARAN. dimiliki oleh guru, melainkan menambah, melengkapi, dan memperluas variasi

Psikologi Konseling Gestalt Therapy and Behavior Therapy

LAMPIRAN Pedoman Wawancara

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : V (lima)/ II (dua) : 1 (satu) / siklus I

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa maka disini peneliti

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

PENGKONDISIAN OPERAN & BELAJAR SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

Pengantar Penulisan Ilmiah U M M I K A L S U M

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pengaruh Pelatihan CPS terhadap Entrepreneurship Kelompok Anak

TINJAUAN PUSTAKA. didik. Pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran adalah pendidik

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Septia Sugiarsih, M.Pd.

Transkripsi:

Rumpun Pembelajaran Interaksi Sosial

Landasan Psikologi Rumpun Interaksi Sosial Role Playing Landasan Filosofis Aliran humanisme berpandangan dan mengingatkan kita akan gagasan-gagasan seperti kecintaan akan peri kemanusiaan, perdamaian, dan persaudaraan melahirkan tujuan pendidikan sebagai persiapan atas tugas pelayanan publik. Cicero pun menegaskan segala yang kita miliki, termasuk bakat dan keterampilan kita, harus dibagibagikan kepada orang lain demi perbaikan dan kesejahteraan seluruh masyarakat.

Landasan Psikologi Rumpun Interaksi Sosial Role Playing Berkaitan dengan ini pendidikan dilakukan dengan berorientasi pada usaha untuk mengabdi kepada masyarakat banyak. Dalam program pendidikan, peserta didik diajar untuk menafsirkan dan memberi komentar guna memiliki kemandirian dan profesionalitas dalam mengungkapkan pandangan pribadi.

Landasan Psikologi Rumpun Interaksi Sosial Role Playing Pandangan rumpun interaksi sosial berdasarkan psikologi humanistik, proses belajar mengajar ditekankan pada pentingnya hubungan interpersonal, menerima siswa sebagai seorang pribadi yang memiliki kemampuan, dan peran guru sebagai partisipan dalam proses belajar bersama.

Landasan Psikologi Rumpun Interaksi Sosial Role Playing Landasan Psikologi Rumpun interaksi sosial adalah rumpun yang menitik beratkan pada hubungan antara individu dengan masyarakat atau dengan individu lainnya dan dapat bekerja secara produktif dalam masyarakat. Model ini dikembangkan berdasarkan teori belajar Gestalt atau dikenal dengan field theory

Landasan Filosofis Rumpun Interaksi Sosial Role Playing Rumpun Interaksi Sosial Rumpun interaksi sosial ini didasarkan pada teori belajar Gestalt (field theory). Namun dalam pengembangannya dan penerapan teori belajar yang menjadi landasan rumpun model interaksi sosial adalah teori belajar sosial bukan dari teori belajar Gestalt karena berkenaan dengan lebih condongnya teori belajar Gestat pada rumpun model pemrosesan informasi yang menitikberatkan kepada insight. Konsep Utama Teori Belajar >>

Landasan Filosofis Model Interaksi Sosial Role Playing Role Playing 1. Asumsi dan Tujuan 2. Konsep Peran 3. Sintaksis 4. Sistem Sosial 5. Prinsip Reksi 6. Sistem Pendukung 7. Aplikasi 8. Role Playing dan Kurikulum 9. Pemilihan Suatu Situasi Masalah 10.Instructional and Nurturant Effects

Landasan Filosofis Model Interaksi Sosial Role Playing Konsep Utama Teori Belajar : 1. Pemodelan (modelling) 2.Fase Belajar 3. Belajar Vicarious 4. Pengaturan Sendiri

Landasan Filosofis Rumpun Interaksi Sosial Role Playing Pemodelan ( Modelling) Bandura memperhatikan bahwa penganut Skinner memberi penekanan pada efek-efek dari konsekuensi pada perilaku dan tidak mengindahkan pada pemodelan. Ia merasa bahwa sebagian besar belajar yang dialami manusia tidak dibentuk dari konsekuensi, melainkan manusia belajar dari suatu model.

Landasan Filosofis Rumpun Interaksi Sosial Role Playing Fase Belajar Menurut Bandura (1977) ada empat fase belajar dari model yaitu : Fase Perhatian Fase Retensi Fase Reproduksi Fase Motivasi

Landasan Filosofis Rumpun Interaksi Sosial Role Playing Belajar Vicarious Belajar Vicarious adalah orang yang belajar dengan melihat orang diberi reinforcement atau dihukum waktu terlibat dalam perilaku-perilaku tertentu.

Landasan Filosofis Rumpun Interaksi Sosial Role Playing Pengaturan sendiri Konsep penting lainnya dalam belajar observasional ialah pengaturan sendiri atau selfregulation. Menurut Bandura manusia mengamati perilakunya sendiri, mempertimbangkan perilaku itu terhadap kriteria yang disusunnya sendiri, dan kemudian memberi reinforcement atau hukuman pada dirinya sendiri.

Landasan Filosofis Rumpun Interaksi Sosial Role Playing 1. Fase Perhatian Fase pertama dari belajar observasional adalah memberikan perhatian pada suatu model. Pada umumnya siswa memberikan perhatian pada model-model yang menarik, berhasil menimbulkan minat, dan populer.

Landasan Filosofis Rumpun Interaksi Sosial Role Playing 2. Fase Retensi Belajar observasional terjadi berdasarkan kontiguitas. Dua kejadian contiguous yang diperlukan adalah perhatian pada penampilan model dan penyajian simbolik dari penampilan itu dalam memori jangka panjang.(bandura 1976, hal 26)

Landasan Filosofis Rumpun Interaksi Sosial Role Playing 3. Fase Reproduksi Fase reproduksi mengizinkan model atau instruktur untuk melihat penguasaan komponen-komponen suatu urutan perilaku oleh peserta didik. Betapa pentingnya umpan balik untuk memperbaiki dan membentuk perilaku yang diinginkan.

Landasan Filosofis Rumpun Interaksi Sosial Role Playing 4. Fase Motivasi Di dalam fase ini para siswa akan meniru suatu model sebab mereka merasa bahwa dengan berbuat demikian akan dapat meningkatkan kemungkinan untuk memperoleh reinforcement.

Landasan Filosofis Model Interaksi Sosial Role Playing Role Playing Role Playing merupakan salah satu rumpun model pembelajaran interaksi sosial. Siswa diharapkan dapat belajar melalui pengalamannya.

Landasan Filosofis Model Interaksi Sosial Role Playing 1. Asumsi dan Tujuan Bermain peran adalah kegiatan yang berhubungan dengan masalah yang dialami,melukiskan suatu masalah, melakukan tindakan,dan kemudian didiskusikan.

Landasan Filosofis Rumpun Interaksi Sosial Role Playing 2. Konsep Peran Masing-masing individu memiliki cara yang khas untuk bercerita pada orang lain, situasi, dan sasaran. Sebuah peran adalah rangkaian perasaan, kata-kata dan tindakan, ini khas dan membiasakan berhubungan dengan orang lain. (Chelser and Fox, 1966)

Landasan Filosofis Model Interaksi Sosial Role Playing 3. Sintaksis Manfaat bermain peran tergantung pada kualitas analisis yang bagus. Shafteis memberi pendapat bahwa bermain peran merupakan sebuah aktivitas yang terdiri dari sembilan tahap.

Landasan Filosofis Model Interaksi Sosial Role Playing 4. Sistem Sosial Dalam sistem sosial guru bertanggung jawab menganalisa tahapan dan memandu siswa untuk iswa beraktivitas kedalam setiap tahapan yang ditentukan, meskipun materi diskusi dan pelaksanaannya banyak ditentukan oleh siswa.

Landasan Filosofis Rumpun Interaksi Sosial Role Playing 5. Prinsip Reksi Guru harus menerima usul dan tanggapan siswa Guru memberikan respon yang dapat membantu siswa mengeksplor berbagai sisi dari situasi masalah, memilih dan memperlihatkan nilai alternatif dari pertunjukan Mencerminkan, menafsirkan, dan meringkas tanggapan, guru meningkatkan kesadaran para siswa dari apa yang dilihat dan dirasakan Guru perlu menekankan bahwa da jalan yang berbeda untuk memainkan peran dan perbedaan konsekuensi sebagai hasil dari apa yang telah mereka eksplor Ada jalan alternatif untuk memecahkan suatu masalah, tidak ada satupun jalan atau cara yang benar.

Landasan Filosofis Rumpun Interaksi Sosial Role Playing 6. Sistem Pendukung Dalam sistem pendukung ini yang paling utama adalah situasi masalah.yang dapat dijadikan sumber sempurna untuk situasi masalah yaitu film, roman, dan cerita pendek.

Landasan Filosofis Rumpun Interaksi Sosial Role Playing 7. Aplikasi Dengan role palying siswa dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk mengenali diri mereka sendiri dan perasaan orang lain, dapat memperoleh perilaku baru untuk menangani situasi yang sulit.

Landasan Filosofis Rumpun Interaksi Sosial Role Playing 8. Role Playing dan Kurikulum Jenis permasalahan sosial yang dapat dikembangkan dengan menggunakan model role playing : Konflik hubungan antar pribadi, hubungan intergroup, dilema individu, permasalahan zaman. Pendalaman kurikulum dapat didasarkan pada urutan masing-masing fokus : pengembangan perasaan, pengembangan sikap, nilai-nilai, dan persepsi, pengembangan sikap dan keterampilan memecahkan masalah, pengembangan masalah pribadi.

Landasan Filosofis Rumpun Interaksi Sosial Role Playing 9. Pemilihan Suatu Situasi Masalah Faktor yang mempengaruhi pemilihan suatu situasi masalahseperti umur para siswa, latar belakang budaya, kompleksitas dari situasi masalah, kepekaan dari topik, dan pengalaman siswa dalam memaikan peran.

Landasan Filosofis Rumpun Interaksi Sosial Role Playing 10. Intructional and Nurturant Effects Bermain peran dirancang secara rinci untuk perkembangan: analisis perilaku dan nilai-nilai pribadi, pengembangan strategi untuk memecahkanmasalah antar pribadi, pengembangan rasa empati terhadap oran lain.

Landasan Filosofis Model Interaksi Sosial Role Playing Sembilan Langkah Bermain Peran 1. Warm up the group 2. Pemilihan Peserta 3. Menyusun Tahapan-tahapan 4. Menyiapkan pemain peran 5. Memainkan atau memerankan 6. Mendiskusikan atau mengevaluasi 7. Memerankan kembali 8. Mendiskusikan dan mengevaluasi kembali 9. Bertukar pengalaman dan menyimpulkan

MIND MAPING Landasan Filosofis Landasan Psikologi Model Interaksi Sosial Konsep Utama Role Playing 1. Pemodelan (modelling) 2. Fase Belajar 3. Belajar Vicarious 4. Pengaturan Sendiri 1. Asumsi dan Tujuan 2. Konsep Peran 3. Sintaksis 4. Sistem Sosial 5. Prinsip Reksi 6. Sistem Pendukung 7. Aplikasi 8. Role Playing dan Kurikulum 9. Pemilihan Suatu Situasi Masalah 10. Instructional and Nurturant Effects Fase Perhatian Fase Retensi Fase Reproduksi Fase Motivasi

TERIMA KASIH