ROBINSON SITUMORANG Perumahan Reni Jaya: Jalan Jawa I Blok O2 No. 15 Pondok Benda Pamulang Telp. (021) HP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ROBINSON SITUMORANG Perumahan Reni Jaya: Jalan Jawa I Blok O2 No. 15 Pondok Benda Pamulang Telp. (021) HP"

Transkripsi

1 ROBINSON SITUMORANG Perumahan Reni Jaya: Jalan Jawa I Blok O2 No. 15 Pondok Benda Pamulang Telp. (021) HP robinson.situmorang@gmail.com robinsonsitumorang@yahoo.com

2 BAG BAGIAN 1

3 Millions of Dollars P roduction Costs Unit Price P rofits

4 Model diskusi yang memberi kebebasan kepada peserta didik untuk menentukan kelompok, topik, tujuan, dan cara untuk melakukan diskusi. Mengembangkan nilai dan sikap melalui penemuan Ide-ide baru

5 Mengembangkan daya kreativitas melalui penemuan ide-ide baru Mengembangkan kemampuan berpikir divergen (menyebar) Menghilangkan kebosanan dari pola-pola penyajian informasi yang terstruktur Sebagai selingan menyalurkan kemampuan yang terpendam pada diri peserta

6 Bebas (lepas) Ditentukan oleh peserta berdasarkan minat atau kebutuhan peserta. Bebas (terkontrol) Ditentukan oleh pengajar berdasarkan kebutuhan tujuan pembelajaran.

7 Instruktur Menentukan Skenario Membentuk Kelompok Memilih Topik (BEBAS) Melakukan Diskusi Instruktur Merangkum Hasil Melaporkan

8 KELOMPOK KELOMPOK PENGAJAR KELOMPOK KELOMPOK LCD LAYAR WB

9 KETUA KELOMPOK PENCATAT JUMLAH ANGGOTA KELOMPOK DAPAT DISESUAIKAN DGN KONDISI KELAS. TOPIK BEBAS SESUAI DGN. KESEPAKATAN KELOMPOK JUMLAH ANGGOTA IDEAL 5 10 ORANG WAKTU MENIT

10 Millions of Dollars P roduction Costs Unit Price P rofits

11 Model diskusi yang menggunakan pendekatan berbagi pengalaman dalam bidang pekerjaan yang sama Memecahkan masalah dengan cara mengutarakan pengalaman yang berkaitan dengan bidang-bidang tertentu

12 Pengalaman adalah guru yang terbaik Menghindari dominasi individu tertentu Menghormati hak semua anggota Memecahkan masalah secara efektif Efektif digunakan di lingkungan kerja Belajar menjadi pendengar yang baik

13 MASALAH PSIKOLOGIS INTERAKSI SOSIAL KOMUNIKASI INTERPERSONAL Efektif digunakan di lingkngan kerja dengan profesi yang sama.

14 Menunjuk Ketua Kelompok Ketua memimpin diskusi Menentukan Topik Topik masalah psi, sosial dan kom. Proses Mengutarakan Pengalaman Dilakukan bergiliran Menyusun Altenatif Pemecahan Masalah Skala priritas Diskusi Memilih Alternatif Menyimpulkan Pemecahan yang realistis Kesimpulan dan saran

15 KELOMPOK KELOMPOK PENGAJAR PENGAMAT KELOMPOK KELOMPOK LCD WB LAYAR

16 KETUA KELOMPOK PENGAMAT ANGGOTA KELOMPOK ADALAH MEREKA YG MEMILIKI PROFESI YG SAMA IDEAL AG. KELOMPOK 5 10 ORANG/ SESUAI KEBUTUHAN. PADA SAAT SEORANG ANGGOTA BERTUTUR PENGALAMANNYA YG LAIN AKTIF MENYIMAK WAKTU MENIT

17

18 Model Curah Pendapat (Brainstorming) pada dasarnya model pemecahan masalah dengan dua tahap yaitu, Tahap Identifikasai Gagasan dan Tahap Evaluasi Gagasan. Pengumpulan gagasan dapat dilakukan dengan cara brain writing.

19 Memberi kesempatan kepada peserta berlatih mencari gagasan/terobosan baru Menyusun skala prioritas untuk mendapat pemecahan masalah yang terbaik Memberi kebebasan bagi setiap peserta mengemukakan pendapatnya tampa ada tekanan / pengaruh dari luar dirinya

20 Suatu masalah yang mempunyai banyak cara dalam pemecahannya Misalnya: Hal-hal apakah yang dapat kita lakukan untuk mengurangi praktek korupsi, kolusi dan nepotisme di setiap lembaga?

21 PENGAJAR MEYAMPAIKAN MASALAH MASALAH YANG MENUNTUT BANYAK JAWABAN MENJELASKAN MEKANISME CURAH PENDAPAT DAPAT DILAKUKAN SECARA KLASIKAL ATAU KELOMPOK MENGINVENTARIS GAGASAN MELALUI BRAIN WRITING MENGEVALUASI & MEMILIH GAGASAN YANG TEPAT GAGASAN YANG TEPAT DAN FEASBLE UNTUK DILAKUKAN

22 White Board PENGAJAR LCD LAYAR

23 PENGAJAR PENGAMAT ANGGOTA KELOMPOK SEMUA PESERTA DLM KELAS SETIAP PESERTA ME- NULISKA ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH PADA SEPOTONG KER- TAS UKURAN 6X8 Cm. SETIAP PESERTA BLH. MENULIS SEBANYAK MUNGKIN ALTERNATIF WAKTU MENIT

24

25 Riuh Bicara atau Buzz Group secara harfiah berarti kumpulan lebah. Kelompok Riuh Bicara terdiri dari 2-5 orang membahas satu isu atau masalah dalam waktu singkat sebagai selingan pada waktu penyajian informasi yang sedang berlansung. Riuh Bicara berlangsung dalam sebuah kelas besar, sehingga bergemuruh seperti suara sekumpulan lebah.

26 Cara cepat dan menyenagkan untuk: Mengklarifikasi konsep yang sukar dimengerti Memperoleh balikan atas kemampuan peserta Mempelajari konsep dan istilah baru Mendorong peserta belajar bagaimana belajar Mendorong partisipasi aktif setiap peserta Meningkatkan keakraban antar peserta didik Menghilangkan kejenuhan dari pola penyajian informasi yang cenderung monoton.

27 Topik yang dibahas berupa konsep atau istilah baru yang ditemukan dlm penyajian materi / informasi Pada tahapan lebih lanjut topik Riuh Bicara dapat ditingkatkan pada pembahasan tentang pemberian defenisi, contoh-contoh, ilustrasi, kesimpulan, dan lain-lain.

28 Pengajar menyampaikan informasi Melakukan Riuh Bicara Bag. Satu Pengajar meminta 1-2 kelompok menyampaikan hasil diskusinya. Penyajian informasi dilanjutkan Frekuensi Riuh Bicara disesuaikan dengan kebutuhan Melakukan Riuh Bicara Bag. Dua Pengungkapan hasil diskusi kedua

29 White Board PENGAJAR LCD LAYAR

30 PENGAJAR SEBAGAI PENGAMAT ANGGOTA KELOMPOK SEMUA PESERTA DLM KELAS SETIAP KELOMPOK RB MELAKUKAN DISKUSI BERPASANGAN UNTUK PEMECAHAN MASALAH WAKTU BERDISKUSI RELATIF PENDEK 3-6 MENIT

31

32 Model diskusi kelompok silang adalah suatu model diskusi dimana anggota kelompoknya berganti terus menerus sehingg mereka dipaksa untuk berperan aktif dlm berdiskusi Ide utama yg mendasari munculnya model diskusi kelompok silang ini adalah, bahwa ide-ide bagus akan cenderung dihasilkan dari banyak kepala daripada satu atau dua orang saja

33 Model diskusi kelompok silang memacu peserta didik untuk berpikir dinamis dan kreatif Model diskusi kelompok silang menghindarkan dominasi satu atau dua anggota kelompok terhadap anggota yang lain Model diskusi kelompok silang memungkinkan terjadinya tukar pengalaman yang lebih merata dikalangan peserta

34 Topik yang menarik perhatian peserta dan peserta memiliki pengetahuan yang relatif sama tentang topik tersebut. Model diskusi kelompok silang menghindarkan dominasi satu atau dua anggota kelompok terhadap anggota yang lain Model diskusi kelompok silang memungkinkan terjadinya tukar pengalaman yang lebih merata dikalangan peserta

35 PENGAJAR Menetapkan topik Menjelaskan aturan main Menetukan ketua setiap kelompok PESERTA DIDIK Mendiskusikan topik Ketua kel. mencatat hasil diskusi. PESERTA DIDIK Pindah kelompok dan berdiskusi Ketua kelompok mencatat hasil diskusi PENGAJAR Menghentikan diskusi Meminta para ketua melaporkan PENGAJAR Memerintahkan peserta diskusi untuk pindah kelompok PESERTA DIDIK Ketua kelpk. melaporkan hasil Peserta lain memberi komentar PERPINDAHAN DILAKUKAN SEBANYAK JUMLAH KELOMPOK YANG ADA

36 WAKTU DISK. 15 MENIT 10 MENIT 10 MENIT 10 MENIT ASAL NUP A B C D A B C D A B C D A B C D KEL. A KEL. B KEL. C KEL. D

37 KELOMPOK KELOMPOK PENGAJAR PENGAMAT KELOMPOK KELOMPOK LCD WB LAYAR

38 KETUA KELOMPOK TIDAK BERPINDAH JUMLAH ANGGOTA UNTUK SETIAP KELP. SAMA IDEAL JLH ANGGOTA SETIAP KELOMPOK 4 6 ORANG PD. SETIAP PUTARAN ANGGOTA SETIAP KE- LOMPOK TERUS BER- GANTI. WAKTU MENIT

39

40 Model Studi Kasus merupakan bentuk simulasi untuk mempelajari cara-cara pemecahan masalah/kasus nyata atau kasus yang dikarang. Studi Kasus biasanya disajikan dalam bentuk cerita yang memuat komponen kompone utama seperti pelaku / aktor dalam kejadian tertentu, permasalahan, dan informasi yg melatar belakanginya.

41 Salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran adalah keterlibatan peserta secara mental dalam proses pembelajaran melalui kesempatan untuk mengalami situasi tertentu sebagaimana yang terjadi dalam keyataan Menjadikan peserta paham berbagai sistem nilai, persepsi, dan sikap tertentu berkaitan dengan masalah yg dihadapi

42 Topik yang membutuhkan pemecahan masalah atau pengambilan keputusan Dalam berlatih, topik dapat diambilkan dari kenyataan atau dikarang sendiri oleh pengajar Contoh Topik, hubungan antar rekan sekerja yang kurang serasi

43 PENDAHULUAN PENGAJAR: Menjelaskan tujuan pembelajaran Menjelaskan skenario studi kasus Membentuk klmpk. Membagikan kasus pd setiap kelompok KEGIATAN INTI Setiap kelompok mendiskusikan kasus dgn tahapan: mengidentifikasi fakta, konsep dlm kasus. menghubungkan berbagai informasi yang terkait menyimpulkan per masalahan menyusun alternatif pemecahan masalh menetapkan pemecahan masalah. PENDAHULUAN Setiap kelompok mempresentasikan pemecahan masalah yang dipilih dan alasannya Pengajar menyimpulkan jalannya studi kasus dan hasil yang dicapai.

44 KELOMPOK KELOMPOK PENGAJAR PENGAMAT KELOMPOK KELOMPOK LCD WB LAYAR

45 KETUA KELOMPOK NOTULEN IDEAL JLH ANGGOTA SETIAP KELOMPOK 4 6 ORANG PADA AWAL DISKUSI PENGAJAR MENYIAP- KAN SKENARIO KASUS YANG AKAN DIBAHAS KASUS DGN JAWABAN TERBUKA ATAU TER- TUTUP WAKTU MENIT

46 Setiap kelompok mendiskusikan masalah dan memutuskan alternatif pemecahan masalah yang dipilih. Berdasarkan alternatif yang dipilih pengajar akan memberikan umpan balik terhadap alternatif pemecahan masalah yang dipilih dan juga terhadap jalannya proses diskusi. Dan sterusnya.

47 Anda adalah pimpinan di sebuah lembaga diklat. Pak Badu, telah bekerja dengan Anda selama 7 th. Menurut kesan Anda dia bukan karyawan yang dibaggakan. Beberapa kali ia menentang Anda dan atasan yang lain, bahkan pernah diskors karena berkelahi di kantin. B elakangan dia sering tidak masuk kantor tanpa alasan yang jelas. Sebagai atasan pak Badu, apa yang anda lakukan? Catatan: Lembaga Diklat Swasta

48 BAGIAN 2

49

50 Simulasi adalah terjemahan dari kata simulation yang berarti pekerjaan tiruan atau meniru. Model simulasi adalah suatu model di mana seseorang berlatih tentang suatu prosedur yang mirip dengan situasi dan kejadian yang sebenarnya.

51 Model Simulasi: Membentuk kemampuan menilai situasi dan membuat pertimbangan berdasarkan kemungkinan (probabiliti) yang muncul. Memberi kesempatan berlatih mengambil keputusan yang mungkin tidak dapat dilakukan dalam situasi nyata. Menanamkam sikap disiplin dan berhati-hati, sehingga sangat baik untuk berlatih keterampilan yang membutuhkan kecermatan.

52 Topik yang berkaitan dengan keterampilan intelektual, sosial, dan psikomotorik yang relevan dengan kehidupan sehari-hari atau berbagai bidang pekerjaan. Topik-topik tersebut antara lain: Penggunaan berbagai alat, Situasi berkaitan dgn penyelamatan diri, Keterampilan khusus, Penerapan konsep dan prosedur, dll.

53 PENGAJAR: Menyajikan Situasi Memodelkan Jika Perlu Siswa/kelompok menyiapkan diri untuk melakukan simulasi Tanya Jawab PENGAJAR: Membagi Peran Menyampaikan aturan Siswa / kel. Melakukan simulasi Pengajar mengamati Pengajar memberikan um pan balik dan kesimpulan

54 PENGAJAR LCD WB LAYAR

55 PERAGA ANGGOTA KELOMPOK TERDIRI DARI 5-10 OR SETIAP PESERTA ME- PUNYAI KESEMPATAN BERLATIH SESUAI SKENARIO YG TELAH DIPERSIAPKAN WAKTU MENIT

56 Millions of Dollars P roduction Costs Unit Price P rofits

57 Millions of Dollars P roduction Costs Unit P ric e P rofits Bermain peran (role-play) berarti memainkan satu peran tertentu sehingga yang bermain mampu berbuat (berbicara dan bertindak) seperti peran yang dimaikannya. Bermain peran selintas sama dengan simulasi, bedanya pada penekanannya yaitu pada pembentukan nilai dan sikap serta kepekaan sosial.

58 Millions of Dollars P roduction Costs Unit P ric e P rofits Dengan bermain peran dapat: Membangun kepekaan sosial terhadap lingkungan sekitar. Menghayati peran tertentu yg kemudian direfleksikan dalam bersikap. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi atau kecerdasan interpersonal. Menimbulkan suasana menyenangkan dalam pembelajaran.

59 Millions of Dollars P roduction Costs Unit P ric e P rofits Topik-topik yg berkaitan dengan masalah masalah kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan nilai dan sikap dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Topik-topik tersebut antara lain: Pelayanan masyarakat, Tindakan administrasi, Hubungan atasan dengan bawahan, Memilih mitra kerja, dll.

60 Millions of Dollars P roduction Costs Unit Price P rofits Pembahasan situasi Meyiapkan dan membahas situasi yg akan diperankan Pemilihan Peran Mengatur tempat bermain Menyiapkan permainan Menyiapkan pengamat Melakukan permainan Diskusi dan Evaluasi Bermain peran Pengungkapan pengalaman Refleksi diri

61 Millions of Dollars P roduction Costs Unit P ric e P rofits PENGAJAR WB LCD LAYAR

62 Millions of Dollars P roduction Costs Unit P ric e P rofits Bermain Peran Pengamat ANGGOTA KELOMPOK TERDIRI DARI 3-7ORG SETIAP PESERTA ME- PUNYAI KESEMPATAN BERLATIH SESUAI SKENARIO YG TELAH DIPERSIAPKAN WAKTU MENIT

63 Millions of Dollars P roduction Costs Unit Price P rofits

64 Millions of Dollars P roduction Costs Unit P ric e P rofits Model pembelajaran yang sangat efektif untuk melatih keterampilan peserta didik dalam penerapan konsep, prinsip, dan prosedur Model kelompok aplikasi bukan untuk mengembangkan sikap, tetapi untuk melatih keterampilan melalui situasi nyata.

65 Millions of Dollars P roduction Costs Unit P ric e P rofits Dengan model ini: Membawa peserta dalam situasi nyata. Pembelajaran konsep, prinsip, dan prosedur tidak sekedar diucapkan, tetapi dinyatakan dalam perbuatan. Meningkatkan interaksi sosial diantara peserta didik. Bagi pengajar meningkatkan kemapuan dalam menjelaskan, memberi penguatan dan mengelola kelompok kecil.

66 Millions of Dollars P roduction Costs Unit P ric e P rofits Topik-topik yg berkaitan dengan konsep, prinsip, prosedur, dan keterampilan lain yang dapat dipraktekkan. Topik-topik yg kompleks dan sederhana. Topik sederhana antara lain: Menggunakan kamera foto, Teknik start dalam lari 100 meter, Mengoperasikan LCD, Membaca cepat, dll.

67 Millions of Dollars P roduction Costs Unit Price P rofits Pengajar menjelaskan skenario latihan keterampilan Menetapkan kelompok dan keterampilan yg akan dilatih Pengajar memberikan orientasi latihan Pengajar memodelkan / mendemonstrasikan Peserta berlatih sesuai model, dilakukan berulang sampai terampil Pengajar memberi umpan balik Melakukan latihan ulang bila dianggap perlu

68 Millions of Dollars P roduction Costs Unit P ric e P rofits PENGAJAR WB LCD LAYAR

69 Millions of Dollars P roduction Costs Unit Price P rofits Berlatih Keterampilan Pengamat ANGGOTA KELOMPOK TERDIRI DARI 3-10 OR SETIAP PESERTA ME- PUNYAI KESEMPATAN BERLATIH SESUAI SKENARIO YG TELAH DIPERSIAPKAN WAKTU: Sederhana Menit Kompleks Menit

70 BAGIAN 3

71 Millions of Dollars P roduction Costs Unit Price P rofits

72 Millions of Dollars P roduction Costs Unit Price P rofits Model pembelajaran melalui pengenalan program dan lingkungan belajar. Model pembelajaran yang meyakini, bahwa belajar yang efektif dan menyenangkan adalah apabila peserta didik tahu apa yang akan dia pelajari, dimana ia belajar, dan bagaimana ia mencapai setiap tujuan pembelajaran.

73 Millions of Dollars P roduction Costs Unit P ric e P rofits Secara psikologis peserta didik harus disiapkan sebelum mulai belajar (sesuai prinsip readiness). Untuk mengenali potensi yang dimiliki setiap peserta didik. Memudahkan pengajar dalam mengelola pembelajaran.

74 Millions of Dollars P roduction Costs Unit P ric e P rofits Topika yang berkaitan dengan program pembelajaran atau pelatihan. Strategi pencapaian tujuan / pelatihan Sarana dan prasarana yang dimiliki dan yang diperlukan. Topik-topik yang menarik antara lain: Program pelatihan, Yang luar bisa dalam pelatihan ini Lingkungan yang menyenangkan Bekerja secara Tim, dll.

75 Millions of Dollars P roduction Costs Unit Price P rofits Menjelaskan tujuan orientasi Melakukan perkenalan (pengajar-peserta-peserta) Menjelaskan tujuan pembelajaran dan target Melakukan orientasi lapangan dan tanya jawab Kembali ke dalam kelas memulai atau melanjutkan pembelajaran Dilakukan diawal atau materi baru

76 Millions of Dollars P roduction Costs Unit Price P rofits KELOMPOK KELOMPOK PENGAJAR KELOMPOK KELOMPOK LCD WB LAYAR

77 Millions of Dollars P roduction Costs Unit Price P rofits Memberi orientasi ANGGOTA KELOMPOK TERDIRI DARI 3-10 OR SETIAP PESERTA ME- PUNYAI KESEMPATAN BERINTERAKSI DGN PENGAJAR DENGAN PESERTA LAIN ATAU LINGKUNGAN. WAKTU: MENIT EFEKTIF UNTUK AWAL PELATIHAN ATAU MATERI YANG BARU

78 Millions of Dollars P roduction Costs Unit Price P rofits

79 Millions of Dollars P roduction Costs Unit Price P rofits Salah satu bentuk diskusi yang melibatkan beberapa pembicara kunci yang disebut panelis dan peserta. Merupakan kerangka konseptual yang digunakan pengajar dalam mengorganisasikan interaksi- belajar mengajar dalam pembahasan kontroversial di lingkungannya.

80 Millions of Dollars P roduction Costs Unit Price P rofits Dengan diskusi panel melatih peserta berpikir kritis dan bersikap toleran terhadap masalah-masalah kontroversial yang terjadi di lingkungan sekitar. Model berbagi informasi dengan cara yang demokratis, cepat, dan tepat. Model pembelajaran yg banyak digunakan dalam kegiatan berbagi informasi.

81 Millions of Dollars P roduction Costs Unit P ric e P rofits Topika yang berkaitan dengan masalah masalah kontroversial yang terjadi di lingkungan sekitar Contoh topik diskusi panel antara lain: Kenaikan harga BBM Ujian Nasional Mahalnya biaya pendidikan Kurikulum lembaga diklat Pendidikan Seks, dll.

82 Millions of Dollars P roduction Costs Unit Price P rofits MODERATOR: MempekenalkanTopik dan Panelis Menjelaskan aturan main 1 Menyampaikan masalah sesuai topik Meminta pendapat kepada Panelis Menggali lebih jauh pendapat Panelis 2 Mengundang pendapat peserta Memandu respon Panelis Menyimpuklan dan Menutup diskusi 3 4

83 Millions of Dollars P roduction Costs Unit Price P rofits White Board MODERATOR PANELIS PENGAJAR LCD LAYAR

84 Millions of Dollars P roduction Costs Unit Price P rofits MODERATOR MODERATOR PESERTA PANEL TER- DIRI DARI PANELIS, MODERATOR DAN PE- SERTA, SERTA PENG- AMAT. WAKTU: MENIT EFEKTIF UNTUK MEM- BAHAS TOPIK YANG KONTROVERSIAL.

85 TERIMA KASIH ANDA TELAH MENGIKUTI PRESENTASI INI

METODE PENDIDIKAN KESEHATAN. Disampaikan oleh : Nurul Aini, S.Kep.Ns. M.Kep.

METODE PENDIDIKAN KESEHATAN. Disampaikan oleh : Nurul Aini, S.Kep.Ns. M.Kep. METODE PENDIDIKAN KESEHATAN Disampaikan oleh : Nurul Aini, S.Kep.Ns. M.Kep. ADA 2 MACAM METODE PENDIDIKAN KESEHATAN : 1. Metode Pendidikan Kesehatan Individual 2. Metode Pendidikan Kesehatan Kelompok Bagaimanakah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan angka angka dan rumus rumus. Dari hal ini muncul. anggapan bahwa kemampuan komunikasi matematika belum dapat dibangun

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan angka angka dan rumus rumus. Dari hal ini muncul. anggapan bahwa kemampuan komunikasi matematika belum dapat dibangun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran matematika pada umumnya identik dengan perhitungan menggunakan angka angka dan rumus rumus. Dari hal ini muncul anggapan bahwa kemampuan komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. institusi pendidikan melalui tujuan institusional. Tujuan institusional ini

BAB I PENDAHULUAN. institusi pendidikan melalui tujuan institusional. Tujuan institusional ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses untuk membina dan mengantarkan anak didik agar dapat menemukan kediriannya agar menjadi manusia yang berguna bagi diri sendiri,

Lebih terperinci

Keterampilan Dasar Memimpin dan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Keterampilan Dasar Memimpin dan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil Keterampilan Dasar Memimpin dan Membimbing Kelompok Kecil Afid Burhanuddin 1 Kompetensi Dasar: Memahami keterampilan dasar memimpin dan membimbing diskusi Indikator: Memahami keterampilan dasar memimpin

Lebih terperinci

gugushandaka.wordpress.com RESEP PELAKSANAAN KEGIATAN KKG DAN MGMP Waktu : 3 jam

gugushandaka.wordpress.com RESEP PELAKSANAAN KEGIATAN KKG DAN MGMP Waktu : 3 jam Unit 8 gugushandaka.wordpress.com RESEP PELAKSANAAN KEGIATAN KKG DAN MGMP Waktu : 3 jam A. PENGANTAR Banyak upaya untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah

Lebih terperinci

TEKNIK-TEKNIK PSIKOEDUKASI

TEKNIK-TEKNIK PSIKOEDUKASI TEKNIK-TEKNIK PSIKOEDUKASI, NEED ASESSMENT & PENYUSUNAN RANCANGAN PROGRAM PSIKOEDUKASI DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id TEKNIK-TEKNIK PSIKOEDUKASI DISKUSI KASUS Peserta mendeskripsikan

Lebih terperinci

Oleh: Guru Besar Universita Riau

Oleh: Guru Besar Universita Riau Oleh: Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP Guru Besar Universita Riau Email: asyahza@yahoo.co.id; http://almasdi.unri.ac.id Tugas Guru Merencanakan Melaksanakan Keterampilan Mempersiapkan Perangkat Pembelajaran

Lebih terperinci

KEMAMPUAN DASAR MENGAJAR. Sunaryo Soenarto

KEMAMPUAN DASAR MENGAJAR. Sunaryo Soenarto KEMAMPUAN DASAR MENGAJAR Sunaryo Soenarto KOMPETENSI Membuka Pelajaran Menjelaskan Menutup Pelajaran Bertanya (Dasar dan Lanjut) Mengelola Kelas Memberi Penguatan Mengadakan Variasi Memimpin Diskusi Kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis merupakan kebutuhan dalam kehidupan manusia. Kegiatan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terletak di Jl. Kalikebo, Desa Wiro, Bayat, Klaten berdiri pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terletak di Jl. Kalikebo, Desa Wiro, Bayat, Klaten berdiri pada 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Profil Tempat Penelitian Sekolah yang menjadi tempat penelitian adalah SMP Negeri 3 Bayat yang terletak di Jl. Kalikebo, Desa Wiro, Bayat,

Lebih terperinci

PERTEMUAN 18 PRESENTASI ILMIAH

PERTEMUAN 18 PRESENTASI ILMIAH PERTEMUAN 18 PRESENTASI ILMIAH A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai presentasi ilmiah. Melalui ekspositori, Anda harus mampu: 18.1. Menjelaskan presentasi ilmiah 18.2. Menjelaskan

Lebih terperinci

C. Macam-Macam Metode Pembelajaran

C. Macam-Macam Metode Pembelajaran A. Pengertian Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau

Lebih terperinci

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut:

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut: Nama : Hana Meidawati NIM : 702011109 1. Metode Ceramah Penerapan metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan tidak asing lagi dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan.

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN/ PENDAMPINGAN

PEMBELAJARAN/ PENDAMPINGAN 1 125 1 126 Metode-metode pembelajaran seperti yang ditampilkan dalam tabel di bawah ini, biasa digunakan dalam pelatihan atau kegiatan pendampingan kelompok belajar mandiri desa (KBMD) seperti yang dipaparkan

Lebih terperinci

STRATEGI-STRATEGI YG MEMADUKAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) RAYON UIN ALAUDDIN MAKASSAR

STRATEGI-STRATEGI YG MEMADUKAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) RAYON UIN ALAUDDIN MAKASSAR STRATEGI-STRATEGI YG MEMADUKAN MEDIA PEMBELAJARAN MODEL PRESENTASI & DISKUSI MODEL DEMONSTRASI & TUTORIAL MODEL LATIHAN DAN PRAKTIK PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) RAYON UIN ALAUDDIN MAKASSAR PRESENTASI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Diskusi 1. Pengertian Diskusi Dalam kegiatan pembejaran dengan metode diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau

Lebih terperinci

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) 1. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENDIDIKAN IPS DI SMP 1.1. Latar Belakang Pembelajaran Kontekstual Ada kecenderungan dewasa ini utnuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi pokok dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa. Karena itu pengembangan untuk

Lebih terperinci

Oleh: P E Teja Purnamadewi Mahasiswi Jurusan Matematika FMIPA UM

Oleh: P E Teja Purnamadewi Mahasiswi Jurusan Matematika FMIPA UM PENERAPAN METODE DEMONTRASI PADA MATERI THREE-DIMENSIONAL SPACE DALAM UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X-6 (KELAS BILINGUAL) SMA NEGERI 10 MALANG Oleh: P E Teja Purnamadewi Mahasiswi

Lebih terperinci

c. Metode Curah Pendapat/Urun Pendapat/Brainstorming

c. Metode Curah Pendapat/Urun Pendapat/Brainstorming Jenis-jenis Metode Pembelajaran a) Metode Ceramah Suatu cara menyajikan informasi atau bahan ajar/materi melalui penuturan. Keunggulannya, metode ini efektif untuk menyampaikan informasi bersifat penjelasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Di era informasi sekarang ini kiranya tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara, seperti penataan guru-guru,

BAB I PENDAHULUAN. selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara, seperti penataan guru-guru, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan sifat dan tata laku seseorang yang diusahakan untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan perbaikan di sana sini, mulai dari kurikulum, sarana dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan perbaikan di sana sini, mulai dari kurikulum, sarana dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembinaan dan Pengembangan bahasa Indonesia di sekolah dasar (SD) dewasa ini cukup menggembirakan. Hal itu tidak terlepas dari berbagai upaya yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PPL I

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PPL I Lampiran 1 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PPL I STANDAR KOMPETENSI 1. Mahasiswa terampil menerapkan paradigma baru pendidikan dan model inovatif sebagai usaha reformasi pendidikan masa kini. 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Rusman (2012:4) mengemukakan proses

BAB I PENDAHULUAN. diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Rusman (2012:4) mengemukakan proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V B SD Negeri 19 Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada intinya, guru adalah komponen penting yang menyelenggarakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada intinya, guru adalah komponen penting yang menyelenggarakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada intinya, guru adalah komponen penting yang menyelenggarakan pembelajaran di dalam kelas. Guru bukan hanya sekedar sebagai pihak yang paling bertanggung jawab

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan

Lebih terperinci

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Siswa harus menguasai keempat aspek tersebut agar

Lebih terperinci

Kelas : Waktu : Hari/ tanggal : Nama Guru : A. TINDAK MENGAJAR A. TINDAK BELAJAR A. PENARIKAN MAKNA. Pengamat (NOVIANA RAHMAWATI) NIM.

Kelas : Waktu : Hari/ tanggal : Nama Guru : A. TINDAK MENGAJAR A. TINDAK BELAJAR A. PENARIKAN MAKNA. Pengamat (NOVIANA RAHMAWATI) NIM. 90 CATATAN OBSERVASI PENDAHULUAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INSTRUKSI LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA (PTK bagi Siswa Kelas VIII Semester Genap di SMPIT Nur Hidayah Surakarta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 93 A. Hasil Penelitian 1. Refleksi Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas VA SDN 25 Kota Bengkulu. Subyek penelitian ini yaitu guru dan seluruh siswa

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGEMBANGAN KETERAMPILAN DASAR TEKNIK INSTRUKSIONAL (PEKERTI) KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH VI JAWA TENGAH

PELATIHAN PENGEMBANGAN KETERAMPILAN DASAR TEKNIK INSTRUKSIONAL (PEKERTI) KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH VI JAWA TENGAH KETERAMPILAN BERTANYA DASAR DAN BERTANYA LANJUT ( diisi oleh Pengamat ) Lampiran 1&2 Sub- No Komponen-Komponen Keterampilan Skor Kualitas Komentar A. Keterampilan Bertanya Dasar: 1. Pengungkapan pertanyaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas guru. Sebaik apapun

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas guru. Sebaik apapun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berimplikasi pada kemajuan suatu daerah bahkan bangsa. Kualitas pendidikan

Lebih terperinci

KETERAMPILAN GURU MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL DI SD NEGERI GAROT ACEH BESAR. Zulfanidar, Alfiati Syafrina, M. Yamin,

KETERAMPILAN GURU MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL DI SD NEGERI GAROT ACEH BESAR. Zulfanidar, Alfiati Syafrina, M. Yamin, KETERAMPILAN GURU MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL DI SD NEGERI GAROT ACEH BESAR Zulfanidar, Alfiati Syafrina, M. Yamin, Zulfa_@yahoo.com ABSTRAK Penelitian Ini Berjudul Keterampilan guru membimbing diskusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di masyarakat, pengaruh informasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan di kelas V SDN. Cisitu 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan di kelas V SDN. Cisitu 2 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian yang dilakukan di kelas V SDN. Cisitu 2 dilatarbelakangi oleh adanya masalah dalam pembelajaran IPS terutama masalah hasil belajar

Lebih terperinci

Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan

Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan Ruang lingkup Ekonomi tersebut merupakan cakupan yang amat luas, sehingga dalam proses pembelajarannya harus dilakukan bertahap dan

Lebih terperinci

KONSEP PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

KONSEP PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KONSEP PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA Nyatur Guru SDN Sidomulyo I Kedungadem Email : nyatur_sidomulyo1@gmail.com Abstrak : Bentuk pembelajaran di

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa dan Sastra Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa dan Sastra Indonesia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mata pelajaran Bahasa Indonesia disebutkan Kurikulum Nasional mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berorientasi

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI Dwi Avita Nurhidayah Universitas Muhammadiyah Ponorogo Email : danz_atta@yahoo.co.id Abstrak

Lebih terperinci

2/22/2012 METODE PEMBELAJARAN

2/22/2012 METODE PEMBELAJARAN METODE PEMBELAJARAN Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi yang sudah direncanakan. Jenis metode pembelajaran : Ceramah : penyajian melalui penuturan secara lisan/penjelasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu memecahkan masalah di sekitar lingkungannya. menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. mampu memecahkan masalah di sekitar lingkungannya. menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan bangsa dan negara. Agar keberlangsungan bangsa dan negara dapat tercapai, maka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Kemmis (1988) Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu

Lebih terperinci

METODOLOGI PEMBELAJARAN INOVATIF. blog: Pendidikan Ilmu Komputer Universitas Pendidikan Indonesia

METODOLOGI PEMBELAJARAN INOVATIF. blog:  Pendidikan Ilmu Komputer Universitas Pendidikan Indonesia METODOLOGI INOVATIF dedir@upi.edu blog: http://dedi.staf.upi.edu Pendidikan Ilmu Komputer Universitas Pendidikan Indonesia Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian adalah SMA Negeri 1 Parongpong yang lokasinya terletak di Jl. Cihanjuang Rahayu No.39, Bandung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif. 6 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN UNIT 6 9.2 Memberi komentar tentang isi pidato/ ceramah/ khotbah 10.2 Menerapkan prinsip-prinsip diskusi 15.2 Membandingkan karakteristik novel angkatan 20-30 an 16.2 Menulis naskah drama berdasarkan peristiwa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari sudut pandang: (i) hakikat menulis, (ii) fungsi, tujuan, dan manfaat menulis, (iii) jenis-jenis

Lebih terperinci

Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study?

Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study? Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study? A. Siapa yang Melakukan Lesson Study? Lesson study adalah sebuah kegiatan kolaborasi dengan inisiatif pelaksanaan idealnya datang dari Kepala Sekolah bersama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa,

BAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyimak merupakan proses menangkap pesan atau gagasan yang disajikan melalui ujaran. Keterampilan menyimak merupakan dasar keterampilan dalam komunikasi lisan. Apabila

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Ada pun tahap-tahap yang dilakukan pada siklus I ini adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN. Ada pun tahap-tahap yang dilakukan pada siklus I ini adalah sebagai berikut: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Prosedur dan Hasil Penelitian 1. Prosedur Penelitian Siklus I Ada pun tahap-tahap yang dilakukan pada siklus I ini adalah sebagai berikut: a. Tahap Perencanaan (Planning) Sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari, oleh siswa dimulai dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pada jenjang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Sungai Bilu 2 Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah

Lebih terperinci

Capaian Pembelajaran. Menerapkan keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan pembelajaran. Sudarmantep.com

Capaian Pembelajaran. Menerapkan keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan pembelajaran. Sudarmantep.com Komunikasi EFEKTIF KETERAMPILAN DASAR h t t: p ws w w. /d a r e m a n t e p. S u d a r m a n t e p. 0 h t t: p ws w w. /u s /d e ra r e m a n t e p Capaian Pembelajaran Menerapkan keterampilan dasar mengajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran 1. Belajar 1) Pengertian Belajar Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model pembelajaran TTW TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari tindakan yang cermat mengenai kegiatan pemebelajaran yaitu lewat kegiatan berifikir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu gabungan huruf, kata, dan kalimat yang menghasilkan suatu tuturan atau ungkapan secara terpadu sehingga dapat dimengerti dan digunakan

Lebih terperinci

Macam-Macam Model Pembelajaran

Macam-Macam Model Pembelajaran Medel pembelajaran kel.5 1. `Pembelajaran Istilah pembelajaran sama dengan proses belajar mengajar. Dalam konteks pembelajaran terdapat dua komponen penting, yaitu guru dan peserta didik yang saling berinteraksi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar siswa memiliki keterampilan berbahasa dan pengetahuan kebahasaan. Keterampilan berbahasa mencakup 4

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kemajuan sumber daya manusianya.

I. PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kemajuan sumber daya manusianya. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kemajuan sumber daya manusianya. Jadi bukan ditentukan oleh canggihnya peralatan atau megahnya gedung, juga tidak tergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah menengah atas cenderung bersifat monoton dan tidak menghasilkan banyak kemajuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Belajar bukan hanya sekedar mengetahui, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar dipengaruhi keberhasilan guru dan siswa itu sendiri, yang merupakan tokoh utama dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri Ilung Kecamatan Batang Alai Utara Kabupaten Hulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa berkomunikasi di antara anggota masyarakat tidak akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa berkomunikasi di antara anggota masyarakat tidak akan dapat BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di dalam sebuah keluarga maupun di lingkungan formal. Dengan bahasa manusia dapat memberi nama segala sesuatu yang terlihat oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Metode pembelajaran adalah suatu teknik penyajian yang dipilih dan

BAB II LANDASAN TEORI. Metode pembelajaran adalah suatu teknik penyajian yang dipilih dan BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah suatu teknik penyajian yang dipilih dan diterapkan seiring dengan pemanfaatan media dan sumber belajar (Prawiradilaga, 2008). Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 (dalam

BAB I PENDAHULUAN. Seperti diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 (dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di tanah air selalu dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menciptakan proses pembelajaran yang dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. baik secara fisik maupun secara mental aktif.

BAB II KAJIAN TEORI. emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. baik secara fisik maupun secara mental aktif. BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian belajar menurut beberapa ahli Menurut Djamarah dan Syaiful (1999 : 22) Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia sepanjang hidupnya. Pendidikan dapat diartikan sebagai proses kegiatan mengubah perilaku individu kearah kedewasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat untuk melakukan komunikasi dan bekerja sama dengan orang lain serta alat untuk mengidentifikasi diri. Bahasa memiliki peranan didalam perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. efektif dan menyenangkan (PAKEM) pada pelajaran PAI kelas VII. di SMPN 1 Kanigoro Blitar tahun ajaran 2015/2016

BAB V PEMBAHASAN. efektif dan menyenangkan (PAKEM) pada pelajaran PAI kelas VII. di SMPN 1 Kanigoro Blitar tahun ajaran 2015/2016 BAB V PEMBAHASAN 1. Bagaimana proses pelaksanaan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) pada pelajaran PAI kelas VII di SMPN 1 Kanigoro Blitar tahun ajaran 2015/2016 Di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berbahasa terbagi menjadi empat aspek. Salah satu aspek kemampuan tersebut adalah kemampuan menulis. Menulis berkaitan dengan kemampuan seseorang

Lebih terperinci

Bab II Pengembangan Area Emosional

Bab II Pengembangan Area Emosional Bab II Pengembangan Area Emosional Kompetensi Akhir 1. Mampu menentukan sikap dan gaya hidup serta merencanakan masa depan dan pekerjaannya. Kompetensi Dasar 1. Mampu berkomunikasi dengan orang tua dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dengan demikian akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin baik kualitas pendidikan disuatu negara akan menghasilkan bangsa yang cerdas. Keberhasilan

Lebih terperinci

KETERAMPILAN DASAR TUTORIAL

KETERAMPILAN DASAR TUTORIAL Pelatihan Tutor TTM 2015 PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH Membuka Akses Pendidikan Tinggi bagi Semua Making Higher Education Open to All KETERAMPILAN DASAR TUTORIAL TUJUAN Peserta mampu: 1. Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dijadikan sebagai perhatian utama disetiap negara, tidak terkecuali Indonesia. Upaya meningkatkan mutu pendidikan membutuhkan proses belajar mengajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah Penelitian yang dilakukan penulis meliputi tiga kegiatan, yaitu : 1) kegiatan orientasi dan identifikasi masalah, 2) tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil 1

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam proses belajar-mengajar, guru tidak hanya menjelaskan materi di depan kelas dengan metode ceramah saja (teacher center), namun guru juga dituntut mampu menciptakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. menyerupai hasil belajar kognitif. Keterampilan adalah kemampuan untuk

BAB II KAJIAN TEORI. menyerupai hasil belajar kognitif. Keterampilan adalah kemampuan untuk BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Menari Keterampilan adalah hasil belajar pada ranah psikomotorik, yang terbentuk menyerupai hasil belajar kognitif. Keterampilan adalah kemampuan untuk mengerjakan atau

Lebih terperinci

Apabila nilai afektif siswa pada rentang 11,8-15 (Kategori Baik) dan. Apabila nilai psikomotor siswa pada rentang 9,4-12 (Kategori Baik)

Apabila nilai afektif siswa pada rentang 11,8-15 (Kategori Baik) dan. Apabila nilai psikomotor siswa pada rentang 9,4-12 (Kategori Baik) Apabila nilai afektif siswa pada rentang 11,8-15 (Kategori Baik) dan meningkat pada setiap siklusnya. c. Ranah Psikomotor Apabila nilai psikomotor siswa pada rentang 9,4-12 (Kategori Baik) dan meningkat

Lebih terperinci

MATERI 8 PELAKSANAAN DISKUSI KELOMPOK

MATERI 8 PELAKSANAAN DISKUSI KELOMPOK MATERI 8 PELAKSANAAN DISKUSI KELOMPOK Manjilala www.gizimu.wordpress.com TUJUAN BELAJAR Peserta dapat menjelaskan perbedaan penyuluhan dengan diskusi kelompok Peserta dapat menjelaskan langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan Bahasa Nasional Republik Indonesia dan Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar. Dalam kurikulum,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V B SD Negeri 45 Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan Peneliti terlebih dahulu melakukan tahap pratindakan sebelum melaksanakan proses penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling melengkapi

Lebih terperinci

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif BAB I A. Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan aktivitas peserta didik bukan aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif apabila mereka telah mendominasi aktivitas

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PADA JURUSAN KEBIDANAN DI KAMPUS III POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PADA JURUSAN KEBIDANAN DI KAMPUS III POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PADA JURUSAN KEBIDANAN DI KAMPUS III POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA Ana Widi Astuti 1), Henik Istikhomah 2) 1, 2 Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Bagaimana langkah-langkah Implementasi metode diskusi dalam. pembelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas IV di SDN 01 Ngepoh

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Bagaimana langkah-langkah Implementasi metode diskusi dalam. pembelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas IV di SDN 01 Ngepoh 103 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Bagaimana langkah-langkah Implementasi metode diskusi dalam pembelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas IV di SDN 01 Ngepoh Tanggunggunung Tulungagung Tahun

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PPL I

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PPL I Lampiran 1 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PPL I STANDAR KOMPETENSI 1. Mahasiswa terampil menerapkan paradigma baru pendidikan dan model inovatif sebagai usaha reformasi pendidikan masa kini. 2.

Lebih terperinci

METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS. Oleh : Ari Yanto )

METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS. Oleh : Ari Yanto ) METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS Oleh : Ari Yanto ) Email : ari.thea86@gmail.com Abstrak Salah satu masalah yang dihadapi oleh tenaga pengajar

Lebih terperinci

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keempat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan melalui praktik pembelajaran di kelas 6 SD Negeri 2 Getas Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora, dengan jumlah siswa

Lebih terperinci

BAB II PERENCENAAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERENCENAAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERENCENAAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. Perencanaan Kegiatan PPL Praktik Pengalaman Lapangan merupakan mata kuliah yang di dalamnya berisi kegiatan yang terkait dengan proses pembelajaran

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda Lisna Selfi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci