Manfaat dan Tindak Lanjut Penelitian tentang Medical Error di Provinsi Jawa Tengah PENELITIAN AKREDITASI & MEDICAL ERROR PROYEK HP-V ( )

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Jadwal pelaksanaan kegiatan UKM Puskesmas. 2. Rencana kegiatan program, Dokumen hasil evaluasi tentang metode dan teknologi dalam pelaksanaa

Contoh topik penelitian manajemen rumahsakit

KASYFI HARTATI Disampaikan pada ASM 2014

PANDUAN PENUNTUN SURVEI AKREDITASI UNTUK BAB PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN ====================================== ==========================

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-

Winarni, S. Kep., Ns. MKM

PEMERINTAH KOTA PAYAKUMBUH PUSKESMAS LAMPASI. KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS LAMPASI NO. 445/ /SK-C/Pusk-LPS/I/2016

KELEMBAGAAN DINAS KESEHATAN PROVINSI - KABUPATEN/KOTA (MENDASARKAN UU 23 TAHUN 2014) DISAMPAIKAN OLEH : KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. dari manajemen kualitas. Hampir setiap tindakan medis menyimpan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit (RS) merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang bertujuan

SOTK STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN DI PROV BANTEN

SPO ASUHAN GIZI TERSTANDAR AKREDITASI VERSI HERNI ASTUTI INSTALASI GIZI RSUP DR SARDJITO Workshop Gizi, Yogyakarta April 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RSUD PASAR REBO

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna meliputi upaya promotif, pelayanan kesehatan (Permenkes No.147, 2010).

Studi Kasus Perkembangan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

2017, No Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran N

PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH TAHUN 2017

Etika, Hukum dan Regulasi terkait Informatika Kesehatan. Anis Fuad

DIREKTORAT BINA YANMED SPESIALISTIK DIREKTORAT JENDERAL BINA YANMED

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, penelitian, pendidikan dan sebagiannya; mencakupi skala profit

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BAB I PENDAHULUAN. sebagian masyarakat menyatakan bahwa mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia

HP Palembang 22 Juni 1953

PELAKSANAAN SURVEI AKREDITASI PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DRAF PEDOMAN AUDIT KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Strategi menggerakkan klinisi sebagai ujung tombak patient-centered care. dr. Pudji Sri Rasmiati, SpB, MPH. RS Bethesda Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat dalam lingkup lokal maupun internasional.

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS PUJON

BAB I PENDAHULUAN. yang sama beratnya untuk diimplementasikan (Vincent, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. kepada Nine Life-Saving Patient Safety Solutions dari WHO Patient Safety

Oleh. Dr.Lili Irawati,M.Biomed

BLOCK 4 CORPORATE-CLINICAL GOVERNANCE AND BUSINESS ENVIRONMENT. Koordinator: Laksono Trisnantoro

BAB I PENDAHULUAN. agar staf medis di RS terjaga profesionalismenya. Clicinal governance (tata kelola

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu variabel untuk

Work di Propinsi DIY. Bondan Agus Suryanto

JCI - HEALTHCARE ORGANIZATION MANAGEMENT STANDARDS

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN INTERNAL (HOSPITAL BYLAWS) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SINJAI BUPATI SINJAI,

TARGET INDIKATOR SATUAN MENINGKATKAN 1. INDIKATOR SASARAN CAPAIAN MISI TUJUAN SASARAN NO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pada dekade terakhir, organisasi (perusahaan) yang sebelumnya lebih

Review Hasil Workshop hari 1. Devi Tandrasari FK UGM

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALINAU PUSKESMAS MALINAU KOTA

Sekilas tentang : Sistem Kesehatan Indonesia. Dr Anhari Achadi Februari 2009

JEJARING PROGRAM NASIONAL PENGENDALIAN TUBERKULOSIS DI INDONESIA

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1.

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (SDMK) DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 440 / 104 / KPTS / KES / 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (UU No.40 Tahun 2004 tentang SJSN) yang menjamin

PENGALAMAN PENGEMBANGAN KESEHATAN DI DINKES PROV DIY

BLOCK 4 CORPORATE-CLINICAL GOVERNANCE AND BUSINESS ENVIRONMENT. Koordinator: Laksono Trisnantoro

INSTRUMEN AKREDITASI PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Rumah Sakit merupakan tempat yang sangat

BAB V PENUTUP. RSUD Prof. DR. H. M. Chatib Quzwain Sarolangun Jambi sudah diatur. dalam bentuk Peraturan Bupati Nomor 55 Tahun 2013 tentang Peraturan

Manajemen dan Pengendalian Mutu Pelayanan Kebidanan

Good Governance dan Sistem Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan

SK AKREDITASI BAB I EP NAMA DOKUMEN ADA TDK ADA SK Ka Puskesmas ttg jenis pelayanan yang

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 39 TAHUN 2017

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PENYIAPAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DALAM PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan masyarakat sekitar rumah sakit ingin mendapatkan perlindungan dari gangguan

PANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN

PEDOMAN PENINGKATAN MUTU DAN KINERJA PUSKESMAS NGEMPLAK SIMONGAN

INTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN. Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016

BAB I PENDAHULUAN. berdampak terhadap pelayanan kesehatan, dimana dimasa lalu pelayanan. diharapkan terjadi penekanan / penurunan insiden.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011

BADAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN PENGALAMAN MENGELOLA BADAN MUTU: MENJAGA MUTU SARANA PELAYANAN KESEHATAN. Jakarta, 30 Juni 2005

dr. H R Dedi Kuswenda, MKes Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar Ditjen Bina Upaya Kesehatan

dr. AZWAN HAKMI LUBIS, SpA, M.Kes

PROGRAM KERJA SUB KOMITE MUTU KEPERAWATAN RUMAH SAKIT LNG BADAK TAHUN 2016

BAB I DEFINISI BAB II A. DEFINISI

BAB I PENDAHULUAN. (safety) di rumah sakit yaitu: keselamatan pasien (patient safety),

ISI SK KAK SPO TELUSUR

KEBIJAKAN PENGGUNAAN OBAT RASIONAL DIREKT0RAT BINA PELAYANAN KEFARMASIAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan puskesmas maka pelayanan rumah sakit haruslah yang. berupaya meningkatkan mutu pelayanannya (Maturbongs, 2001).

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG

mengenang perjuangan dan jasa-jasa Prof. Dr. Sardjito.

PUSKESMAS. VISI Tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penerapan Clinical Governance di Rumah Sakit melalui Sistem Manajemen Mutu ISO 9000

PENILAIAN MUTU - INDIKATOR MUTU 1

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

Peran dan Fungsi Komite Medik di Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas (quality improvement) pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan mutlak diperlukan untuk

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

Oleh. Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES) 3/15/2014 1

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS KESEHATAN UPT.PUSKESMAS MENGWI II Alamat : Jl. Raya Tumbak Bayuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional dapat terlaksana sesuai dengan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG

Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk. Rumah Sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety)

BAB 1 PENDAHULUAN. sakit terutama dari sumber daya manusianya, pembiayaan dan informasi menuju

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan lebih terkait pada dimensi ketanggapan petugas memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi, padat karya, padat profesi, padat sistem, padat mutu dan padat risiko,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI DIY DINAS KESEHATAN DIY

Transkripsi:

Manfaat dan Tindak Lanjut Penelitian tentang Medical Error di Provinsi Jawa Tengah PENELITIAN AKREDITASI & MEDICAL ERROR PROYEK HP-V ( 1999 2000) 19 Juli, 2006

Medical Error di Rumah Sakit di Jawa Tengah (1999) Studi (HP-5) di provinsi Jawa Tengah yang difasilitasi PMPK-UGM dilakukan di: 15 Rumah Sakit : 2 RSUP: RSDK, RSDM 6 RSUD: : RSUD Bms, Dmk, Ung,, Won, Brbs, Srag 7 RS Swasta: : RS Ngesti Wal,, PKU Muh Gb, Pert. Cilcp, Tlgrj, Panti Wil, Rumani,, RSB. Bunda 11 Puskesmas Perawatan: di kota yang sama dg RS tsb.

Bagan hubungan antar sub sistem dlm Sistem Kesehatan Propinsi INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME LITBANG KES SBR. PEMBERDAYAAN MASY UPAYA KESEHATAN PEMBANGUNAN KES YG BERMUTU & BERKEADILAN DERAJAT KES MASY YG SETINGGI- TINGGINYA DAYA KES. MANAJEMEN KES

INEQUALITIES UNFINISHED AGENDA IRONI KESUKSESAN ABAD 20; CDR, IMR menurun drastis, NAMUN: Epidemics of : Non-communicable diseasses Injury Neuropsychiatric disorders Penyakit2 baru SOLUTIONS?? AVOIDABLE BURDEN OF DISEASE MALNUTRISI KOMPLIKASI KELAHIRAN DIARE KUSTA POLIO TETANUS ISPA MALARIA DBD CAMPAK

HUKUM KESEHATAN MEDICAL LAW PUBLIC HEALTH LAW UU 29 TH. 2004 Ttg. Praktik Ked. UU 4 TH. 1984 Ttg. Wabah??? Medical Error Di RS, Puskesmas, Praktek Swasta Management Error Di RS, Puskesmas, Praktek Swasta???

KETERKAITAN KONSEP HL. BLUM DENGAN PENDEKATAN PARADIGMA SEHAT KETURUNAN PEMB. MEDICAL UKP LING- KUNGAN BERWWSN KES. DERAJAT KESEHATAN PELAYANAN KESEHATAN BACK-UP UKM PERILAKU PEMB BERWWSN KES.

SISTEM KESEHATAN DAERAH Subyek Hukum Subyek Hukum Hubungan Hukum Peristiwa Hukum/ Perbuatan Hukum AKIBAT KIBAT HUKUM

Beberapa contoh kejadian dari hasil penelitian

Medical Error di Rumah Sakit di Jawa Tengah (2000) Prevalensi : 1,82 % 88,84 % Diagnostic error: Error of commission = 1,8 % Error of omission = 6,2 % ARI Therapeutic error: Use of antibiotic: Error of commission= 88,8 % Error of omission= 0,9 % Dose: Error of commission= 48,7 % Error of omission= 33,1 % Frequency: Error of commission= 15,6 % Error of omission= 35,1 %

PNEUMONIA (dewasa) Diagnostic error: Diagnostic error: Error of commission = 67,7 % Error of omission = 1,4 % Therapeutic error: Dose: Error of commission = 8,2 % Error of omission = 16,9 % Frequency: Error of commission = 53,2 % Error of omission = 3,8 %

APPENDECTOMY Diagnostic error (based on pathological anatomy): Error = 84,4 % Diagnostic error (based on clinical sign): Error = 19,5 % DECUBITUS in ICU/ICCU Prevalence= 37,3 %

KERANGKA PIKIR Hasil Penelitian Aware ness Stra tegi Action Plan Kegiatan nyata

Manfaat dari hasil penelitian Hasil penelitian bukan merupakan aib, tetapi dasar untuk melakukan perbaikan Awareness: Keselamatan pasien belum benar-benar mendapat perhatian utama baik dalam pelayanan kesehatan dasar maupun rujukan Kurangnya kepedulian stakeholders terhadap upaya- upaya untuk mencegah terjadinya medical error dan mengupayakan keselamatan pasien Dengan adanya UU No 29/2004, hasil penelitian tersebut sangat bermanfaat sebagai base-line line untuk menyusun strategi dan upaya perbaikan dalam pelayanan kesehatan pada masyarakat Perlu adanya strategi dan kegiatan nyata untuk menjamin keselamatan pasien Dorongan untuk menyusun strategi dan kegiatan nyata dalam mencegah error dan mengupayakan keselamatan pasien

Tindak lanjut yang telah dilakukan Perumusan strategi untuk mencegah error dan meningkatkan keselamatan pasien: Sosialisasi hasil penelitian kepada direktur rumah sakit dan kepala dinas kesehatan kabupaten/kota Adanya strategi dan kegiatan nyata baik Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan rumah sakit dalam upaya meningkatkan keselamatan pasien dan mencegah terjadinya medical error Monitoring dan tindak lanjut segera terhadap adanya laporan kasus medical error Mengalokasikan dana untuk mendukung gerakan patient safety Penerapan risk management baik pada pelayanan dasar maupun pelayanan rujukan Memasukkan agenda patient safety dalam kegiatan revitalisasi puskesmas Tiap pelatihan kesehatan harus memasukkan materi patient safety dalam kurikulum pelatihan

Tindak lanjut yang telah dilakukan Sosialisasi hasil penelitian pada tahun 2000 pada jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (terutama( daerah ujicoba HP-5) melalui workshop. Sosialisasi hasil penelitian kepada Rumahsakit dan UPT Dinas Kesehatan Provinsi dalam rapat koordinasi Merumuskan strategi untuk menjamin keselamatan pasien dan mencegah medical error yang terintegrasi dalam rencana strategi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Memasukkan topik patient-safety pada pelatihan- pelatihan pratugas, prajabatan,, PPGD, dan pelatihan fungsional (2003-) Penerapan general precaution dan pencegahan infeksi pada semua jajaran pelayanan kesehatan baik dasar maupun rujukan (2003-) Memasukkan agenda patient safety dalam rencana revitalisasi puskesmas (2006-).

Tindak lanjut yang akan dilakukan Studi lebih lanjut tentang faktor-faktor yang menjadi penyebab clinical error sebagai dasar untuk mengembangkan sistem pelayanan yang lebih baik Refreshing pada tim mutu provinsi tentang hasil penelitian dan upaya untuk menjamin keselamatan pasien dan manajemen risiko Membentuk komite patient safety di tingkat provinsi dengan tugas untuk monitoring dan coordinating kegiatan-kegiatan/gerakan patient safety Mengembangkan mekanisme untuk reporting error, dan melaporkan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan untuk mencegah medical error dan meningkatkan keselamatan pasien

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mempunyai strategi dalam mencegah medical error dan meningkatkan keselamatan pasien yang dituangkan dalam kegiatan operasional di puskesmas dan pembinaan pada pelayanan kesehatan swasta Adanya komite patient safety yang melibatkan Dinas Kesehatan, organisasi profesi, direktur rumahsakit di Kabupaten/kota Penertiban perijinan sarana pelayanan kesehatan dan mengembangkan standar untuk perijinan termasuk didalamnya penilaian apakah keselamatan pasien akan terjamin jika mendapat pelayanan pada sarana tersebut

Tiap rumahsakit mempunyai action plan untuk mengurangi kejadian clinical error, adverse event, near miss, dan peningkatan keselamatan pasien (patient safety program) Pemberdayaan komite medis dan keperawatan dalam upaya peningkatan keselamatan pasien dan manajemen risiko Tiap rumahsakit menerapkan manajemen risiko,, yang mencakup risiko klinis maupun risiko non-klinis klinis Memperbaiki sistem surveilans Surveilans terhadap kejadian medical error dan adverse event secara periodik Pelatihan-pelatihan ttg patient safety dan risk management Memasukkan risk management dan patient safety dalam kurikulum pendidikan kedokteran, keperawatan, dan kebidanan.

Patient Safety Program Keselamatan pasien harus menjadi salah satu misi utama dari rumahsakit dan pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan Tiap sarana pelayanan harus menyusun sasaran untuk meningkatkan keselamatan pasien dengan indikator pengukuran yang jelas: Kebijakan dan komitmen kepemimpinan (baik administrative leader maupun clinical leaders) bahwa keselamatan pasien merupakan top leadership priority Mengembangkan budaya keselamatan pasien dan sharing information Menyusun dan menerapkan program keselamatan pasien yang terintegrasi dalam seluruh kegiatan pelayanan yang ada pada sarana kesehatan Dinas kesehatan, rumahsakit, dan puskesmas diharapkan mengembangkan safety structure: pembentukan subkomite/kepanitiaan sesuai kebutuhan

Kepala Dinas Kesehatan Tim Mutu Komite keselamatan pasien Tim untuk Merespons Sentinel event Subkomite Pelayanan dasar Subkomite Pelayanan rujukan Subkomite Keselamatan lingkungan

Direktur Rumahsakit Komite Klinis Komite keselamatan pasien Tim untuk Merespons Sentinel event Subkomite Keamanan Peresepan obat Subkomite Keamanan klinis Subkomite Keselamatan lingkungan

TERIMA KASIH 23