PROSES SERTIFIKASI Hal. 1 dari 8

dokumen-dokumen yang mirip
PROSES SERTIFIKASI 20/6/2012

PROSEDUR PENGENDALIAN NO. CP 20 PENOLAKAN; PENANGGUHAN; PENCABUTAN SERTA PEMBERLAKUAN KEMBALI SERTIFIKAT

PERLUASAN DAN PENGURANGAN RUANG LINGKUP SERTIFIKAT

PROSEDUR MUTU LSPro-BBIA

HAK DAN KEWAJIBAN KLIEN DAN PENGGUNAAN TANDA SERTIFIKASI

PERLUASAN DAN PENGURANGAN RUANG LINGKUP SERTIFIKAT

PROSEDUR MUTU LSPro-BBIA

PROSEDUR MUTU ABI-Pro

SYARAT DAN ATURAN SERTIFIKASI B4T - QSC

PEMELIHARAAN, PERLUASAN, PENGURANGAN, PENANGGUHAN/PEMBEKUAN, DAN / ATAU PENCABUTAN/ PEMBATALAN SERTIFIKAT (SISTEM SMKP/ISO 22000)

Meliputi penerimaan survailen, resertifikasi & perluasan lingkup audit.

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

INFORMASI SERTIFIKASI ISO 9001

2. Layanan-layanan LS ICSM Indonesia akan memberikan layanan-layanan sebagai berikut:

LAMPIRAN PERJANJIAN SERTIFIKASI PERATURAN SERTIFIKASI

LEMBAGA PENYELENGGARA AUDIT DAN SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN PT. ANUGERAH GLOBAL SUPERINTENDING DOKUMEN PENDUKUNG

LSSM BBLM PEDOMAN MUTU ATURAN SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN MUTU

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI ORGANIK. Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI

PERSYARATAN SERTIFIKASI F-LSSM

INFORMASI SERTIFIKASI ISO 9001

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI

AGRO-BASED INDUSTRY CERTIFICATION SERVICES

Semua persyaratan pada klausul 5.1 dari ISO terpenuhi. 5.d Lembaga Sertifikasi harus mempunyai dokumen legalitas hukum

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM

Penerapan skema sertifikasi produk

Terbitan Nomor : 4 Desember 2012

Penerapan Skema Sertifikasi Produk

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

LAMP03-PM12 Ketentuan & Syarat Sertifikasi rev dari 5

Pedoman Multilokasi Sertifikasi Produk dan Legalitas Kayu

Catatan informasi klien

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA PEMILIK HUTAN HAK

Penerapan skema sertifikasi produk

ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI DAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

PROSEDUR MUTU LSPro-BBIA

ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI HOTEL..

CODES OF PRACTICE. Dokumen: Codes of Practice Edisi / Rev: 1 / 2 Tanggal: 03 April 2017 Hal : Hal 1 dari 7

Uncontrolled When Download

PT MUTUAGUNG LESTARI

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PT QUALIS INDONESIA

DP INFORMASI KAN MENGENAI PROSEDUR AKREDITASI JANUARI 2004

ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

Uncontrolled when download

CODES OF PRACTICE. 1. Pendahuluan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM OPERASIONAL PROCEDURE (SOP) JASA PELAYANAN TEKNIS BBIA

ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI

ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI DAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

LEMBAGA SERTIFIKASI SISTEM MUTU BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA (LSSMBTPH)

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar

PROSEDUR KERJA PELAKSANAAN AUDIT. LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK CHEMICAL & PACKAGING (LSPro - ChemPack) : PK : 0 : 1 dari 5 :

Penerapan skema sertifikasi produk Garam Komsumsi Beryodium(13.10)

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel

i) Pemohon harus memperbolehkan Lembaga Sertifikasi GCI untuk melakukan kunjungan surveilans pada waktu yang disebutkan dalam individual quotation.

Penerapan skema sertifikasi produk

PROSEDUR MUTU ABI-Pro

PT INTEGRITA GLOBAL SERTIFIKAT PANDUAN SERTIFIKASI PRODUK LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

SYARAT DAN ATURAN SERTIFIKASI PRODUK LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PALEMBANG LSPRO BIPA

Uncontrolled When Download

Skema sertifikasi produk

PT MUTUAGUNG LESTARI

P02 Rev.C 01/06/2016 : Pedoman Transfer Sertifikat PHPL dan Legalitas Kayu

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG SERTIFIKASI PRODUK HASIL KELAUTAN DAN PERIKANAN

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA SERTIFIKASI TENAGA PROFESIONAL DI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL

Pedoman: PD Rev. 02

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA TPT

PROSEDUR MUTU ABI-Pro

Pedoman Penggunaan Logo Sertifikasi Sistem Manajemen

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA PEMILIK HUTAN HAK

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 5601); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektr

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA TPT

SERTIFIKASI INDUSTRI HIJAU LOGO

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

2017, No Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 T

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

PT MUTUAGUNG LESTARI ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI USAHA HOTEL NOMOR : 1 TANGGAL TERBIIT : 15/09/2014 REVISI : 1 TANGGAL REVISI : 27/07/2016

2016, No terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK, PROSES, JASA. Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA ETPIK NON-PRODUSEN

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN

PERJANJIAN LISENSI PENGGUNAAN TANDA SNI No. : /ABI-Pro/X/2014

PT MUTUAGUNG LESTARI

SURAT PERJANJIAN SERTIFIKASI PRODUK/PENGGUNAAN SPPT SNI ANTARA ... DENGAN LSPRO CHEMPACK. Nomor :... Nomor :...

Lembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi. SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUpasi AUDITOR Energi

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA PEMEGANG IUIPHHK DAN IUI

SKEMA SERTIFIKASI BAJA LEMBARAN LAPIS SENG & BAJA LEMBARAN DAN GULUNGAN LAPIS PADUAN ALUMUNIUM SENG

Penerapan skema sertifikasi produk Sub kategori produk karet dan produk plastik (20.03)

Penerapan Skema Sertifikasi Produk

MANUAL PROSEDUR TINDAKAN KOREKTIF DAN PENCEGAHAN

Buku Panduan Aplikasi (User Manual) e-sertifikasi BBIA

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA PEMEGANG IUIPHHK DAN IUI

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

SKEMA SERTIFIKASI A. SERTIFIKASI AWAL DAN RE-SERTIFIKASI

Transkripsi:

PROSES SERTIFIKASI Hal. 1 dari 8 1. RUANG LINGKUP Prosedur ini merinci tahapan proses sertifikasi Sistem Manajemen Klien mencakup pemberian, pemeliharaan, perluasan, pengurangan, penagguhan, pencabutan (pembatalan) sertifikat, dan sertifikasi ulang. Ruang lingkup sertifikasi Sistem meliputi: (1) Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu berdasarkan SNI ISO 9001, (2) Sertifikasi Sistem HACCP berdasarkan SNI CAC/RCP 1:2011 dan (3) Sertifikasi Sistem Manajemen Keamanan Pangan berdasarkan SNI ISO 22000. 2. DEFINISI Tidak ada 3. TANGGUNG JAWAB Ketua LSS-BBIA atau Kepala Bidang PASKAL (Wakil Manajemen) bertanggung jawab terhadap keseluruhan proses asesmen dan kunjungan pengawasan dalam rangka pemberian, pemeliharaan, perluasan dan pengurangan sertifikasi. Ketua LSS-BBIA bertanggung jawab untuk menerbitkan sertifikat dan memproses permohonan perluasan atau pengurangan sertifikasi, serta penangguhan dan pencabutan sertifikat. 4. PROSEDUR 4.1. PROSES SERTIFIKASI AWAL 4.1.1. Setelah kontrak diterbitkan, Ka. Sie. Sertifikasi mempersiapkan program asesmen untuk memenuhi persyaratan yang tercantum dalam kontrak. Dalam menyiapkan program asesmen, Ka. Sie. Sertifikasi harus memperhitungkan jadwal tahunan asesmen dan kunjungan pengawasan. 4.1.2. Ketua LSS-BBIA kemudian menunjuk Auditor Kepala untuk melaksanakan program asesmen yang telah dibuat dan memberikan semua informasi yang diperlukan.

PROSES SERTIFIKASI Hal. 2 dari 8 4.1.3. Ketua LSS-BBIA menetapkan anggota tim asesmen, sesuai kebutuhan; berdasarkan durasi audit (mandays) yang ditetapkan pada review permohonan sertifikasi. Apabila dalam pembentukan Tim audit diperlukan untuk menugaskan Auditor in trainee; maka penunjukan Auditor in trainee tersebut tidak dimasukkan dalam perhitungan mandays. 4.1.4. Auditor Kepala bersama dengan timnya kemudian melakukan kaji ulang dokumen yang dilanjutkan dengan audit tahap ke-1 lengkap (prosedur rincinya dapat dilihat dalam Prosedur Audit Tahap ke- 1 (Prosedur Pengendalian No. CP16-1 dan CP16-2). 4.1.5. Apabila hasil audit tahap ke-1 dinyatakan memenuhi syarat, maka tahap berikutnya adalah pelaksanaan audit tahap ke-2. Prosedur rinci diuraikan dalam Prosedur Audit Tahap ke- 2 (Prosedur Pengendalian No. CP 18). Apabila audit tahap ke-1 belum memenuhi syarat, maka Klien diharuskan melakukan tindakan korektif maksimum dalam jangka waktu 2 bulan sejak tanggal pelaksanaan audit tahap ke-1. 4.1.6. Auditor Kepala menyerahkan laporan asesmen (audit tahap ke-1 dan audit tahap ke-2) dan dokumen-dokumen lainnya kepada Ka. Sie. Sertifikasi. Ka. Sie. Sertifikasi kemudian meminta Komite Kaji Ulang Asesmen mengkaji ulang laporan asesmen tersebut untuk dapat memutuskan apakah Klien berhak diberi sertifikat atau tidak (instruksi rinci dari kaji ulang laporan asesmen dijelaskan dalam Instruksi Kerja No. W11). 4.1.7. Apabila Klien belum memenuhi persyaratan untuk mendapatkan sertifikat, Ka. Sie. Sertifikasi akan memberitahukan mengenai hal ini kepada Klien dan menunjuk Auditor Kepala untuk melakukan asesmen ulang (prosedur sama dengan prosedur untuk asesmen). 4.1.8. Bila Klien dinyatakan berhak untuk mendapatkan sertifikat, Ka. Bid. PASKAL mengusulkan draft sertifikat kesesuaian yang ditandatangani oleh Ketua LSS-BBIA (atau ditandatangani oleh Ka. Bid. PASKAL apabila Ketua LSS-BBIA berhalangan) dan harus disampaikan kepada Klien paling lambat dalam waktu satu (1)

PROSES SERTIFIKASI Hal. 3 dari 8 bulan setelah rekomendasi penerbitan sertifikat ditetapkan oleh Tim Kaji Ulang Asesmen. Proses penerbitan sertifikat sesuai dengan IK No. W10 (Kaji Ulang Asesmen dan Penerbitan Sertifikat Kesesuaian) 4.1.9. Sertifikat kesesuaian yang diterbitkan oleh LSS-BBIA akan menggunakan logo KAN selama status akreditasi LSS-BBIA masih berlaku. Apabila status akreditasi LSS-BBIA telah dicabut karena satu dan lain hal, maka untuk sementara LSS-BBIA akan menerbitkan sertifikat kesesuaian tanpa logo KAN sampai status akreditasi LSS-BBIA diberlakukan kembali. 4.1.10.Setelah Klien memperoleh sertifikat, proses selanjutnya adalah pengawasan sertifikasi (surveillance) 4.2. PROSES PENGAWASAN SERTIFIKASI (SURVEILLANCE) 4.2.1. Ka. Sie. Sertifikasi bertanggung jawab dalam pengawasan kesesuaian sertifikasi melalui program kunjungan pengawasan dan menunjuk Auditor Kepala yang akan memimpin tim pada saat kunjungan pengawasan dilaksanakan. Prosedur rinci untuk pelaksanaan kunjungan pengawasan dijelaskan dalam Prosedur Kunjungan Pengawasan (Prosedur No. CP19). 4.2.2 Apabila didalam kunjungan pengawasan tidak ditemukan ketidaksesuain berkatagori mayor, maka kesimpulan surveillance adalah: Klien tetap berhak menggunakan Sertifikat Kesesuaian dan Tanda Sertifikasi. 4.2.3. Apabila didalam kunjungan pengawasan diterbitkan temuan ketidaksesuaian berkatagori mayor maka Klien diberi waktu maksimum 2 bulan untuk melakukan tindakan korektif terhadap ketidaksesuaian tersebut. 4.2.4. Apabila tindakan korektif tidak memuaskan maka dilakukan penangguhan sertifikat keseluruhan atau sebagian ruanglingkup,

PROSES SERTIFIKASI Hal. 4 dari 8 sesuai ketentuan Prosedur CP 20 Penangguhan dan Pembatalan sertifikat. 4.2.5. Apabila dalam jangka waktu 2 bulan setelah penangguhan, Klien belum dapat melakukan tindakan korektif, maka dilakukan pencabutan sertifikat keseluruhan atau sebagian ruanglingkup. Pencabutan sebagian dapat dilakukan apabila ketidaksesuaian terbatas pada ruang lingkup sertifikasi tertentu, dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ruang lingkup sertifikasi lain yang telah diterimanya (bila ada). 4.2.6. Prosedur penangguhan dan pencabutan sertifikasi secara rinci dijelaskan dalam Prosedur Penangguhan dan Pembatalan Sertifikat (Prosedur Pengendalian No. CP 20). 4.3. PERLUASAN RUANG LINGKUP SERTIFIKAT 4.3.1. Apabila Klien bermaksud untuk memperluas ruang lingkup sertifikasi, Klien dapat mengajukan permohonan setiap saat dengan persyaratan bahwa sistem manajemen mutu yang terkait dengan ruang lingkup baru yang akan diajukan perluasannya telah diimplementasikan oleh Klien minimal 2 bulan. Selanjutnya pelaksanaan perluasan asesmen mengacu pada Prosedur Perluasan dan Pengurangan Ruang Lingkup Sertifikat (Prosedur No. CP 27). 4.4. PENGURANGAN RUANG LINGKUP SERTIFIKAT 4.4.1. Pengurangan ruanglingkup sertifikat dapat dilakukan karena (1) permohonan dari Klien dan atau (2) Klien tidak mampu memelihara efektivitas dan konsistensi implementasi sistem manajemen sesuai pesyaratan Standar yang berlaku.

PROSES SERTIFIKASI Hal. 5 dari 8 4.4.2 Pelaksanaan pengurangan ruanglingkup sertifikat mengacu pada Prosedur Perluasan dan Pengurangan Ruang Lingkup Sertifikat (Prosedur No. CP 27). 4.5. PENANGGUHAN DAN PENCABUTAN SERTIFIKAT 4.5.1. Penangguhan dan pencabutan sertifkat dilakukan apabila: (1) Sistem manajemen Klien gagal secara total dan serius untuk memenuhi persyaratan sertifikasi, termasuk persyaratan efektivitas sistem manajemen dan keamanan pangan, (2) Klien tidak memperbolehkan audit survailen atau sertifikasi ulang dilaksanakan pada frekuensi yang dipersyaratkan, dan (3) Klien yang disertifikasi telah meminta pembekuan secara sukarela. 4.5.2. Pelaksanaan penangguhan dan pencabutan sertifikat dilakukan mengacu pada Prosedur Perluasan dan Pengurangan Ruang Lingkup Sertifikat (Prosedur No. CP 27). 4.6. EVALUASI KINERJA SISTEM MANAJEMEN KLIEN SATU SIKLUS SERTIFIKASI 4.6.1. Sebelum masa berlaku sertifikat (4 tahun) berakhir, Ka. Sie. Sertifikasi melakukan evalausi terhadap Kinerja sistem Manajemen Klien selama 1 siklus sertifikasi. 4.6.2. Evaluasi dilakukan terhadap kinerja sistem terkait dengan: perkembangan jumlah laporan ketidaksesuaian, ketepatan pelaksanaan audit surveillance, dan ketepatan waktu penyelesaian laporan ketidaksesuaian. Laporan evaluasi didokumentasikan pada Formulir Evaluasi kinerja sistem manajemen klien (F.64). 4.6.3. Berdasarkan hasil evaluasi, Ka. Sie. Sertifikasi menetapkan apakah audit tahap 1 masih diperlukan pada sertifikasi ulang.

PROSES SERTIFIKASI Hal. 6 dari 8 4.6.4. Untuk proses sertifikasi ulang LSS-BBIA dimungkinkan untuk tidak melakukan audit tahap 1 (langsung proses audit tahap 2), jika hasil evaluasi kinerja sistem manajemen Klien satu siklus sertifikasi membuktikan bahwa Klien masih efektif dan konsisten memenuhi persyaratan Standar Sistem yang diacu. Namun jika terdapat perubahan signifikan pada sistem manajemen, Klien, atau konteks sistem manajemen yang sedang dioperasikan (sebagai contoh perubahan terhadap peraturan perundang-undangan) maka dalam pelaksanaan sertifikasi ulang, LSS-BBIA melakukan audit tahap 1. 4.7. PROSES SERTIFIKASI ULANG 4.7.1. Sebelum masa berlaku sertifikat (4 tahun) berakhir, Klien harus mengajukan permohonan sertifikasi untuk perpanjangan masa berlaku sertifikat. 4.7.2. Berdasarkan permohonan sertifikasi ulang, maka Ka. Sie. Sertifikasi menjadwalkan proses sertifikasi, dengan mempertimbangkan kecukupan waktu untuk proses penerbitan sertifikat tidak melampaui tanggal berakhir sertifikat sebelumnya. 4.7.3. Proses sertifikasi ulang dilaksanakan sesuai dengan sistem yang berlaku untuk proses penerbitan sertifikat awal (yang pertama). 4.8. INFORMASI YANG DAPAT DIAKSES PUBLIK 4.8.1. LSS-BBIA memelihara dan membuat akses publik terhadap informasi yang menjelaskan proses audit, proses sertifikasi untuk pemberian, pemeliharaan, perluasan, pengurangan, pembekuan atau pencabutan sertifikasi, dan kegiatan sertifikasi, tipe sistem manajemen dan wilayah geografi LSS-BBIA beroperasi.

PROSES SERTIFIKASI Hal. 7 dari 8 4.8.2. Informasi tersebut di atas disediakan pada Web-Site LSS-BBIA (sertifikasibbia.com) untuk dapat diakses oleh Klien dan publik. 4.8.3 Informasi tersebut di atas juga dapat diberikan kepada Klien dan publik apabila diminta. 4.9. PENYESUAIAN STANDAR ACUAN SERTIFIKASI 4.9.1. Apabila terjadi perubahan standar acuan sertifikasi yang harus dipenuhi oleh Klien, maka Ka. Sie. Sertifikasi menyusun program penyesuaian terhadap standar acuan sertifikasi tersebut, dan menginformasikan kepada Klien tentang aturan penyesuaian yang harus diikuti. Dalam menyusun program Ka. Sie. Sertifikasi memperhatikan batas waktu penyesuaian yang diberlakukan oleh KAN atau pihak yang menerbitkan perubahan standar acuan sertifikasi, agar batas waktu tidak terlampaui. 4.9.2 Pelaksanaan penyesuaian standar dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan kunjungan pengawasan, atau pada saat sertifikasi ulang. Prosedur audit kunjungan pengawasan mengikuti CP 19 (Kunjungan Pengawasan) sedangkan prosedur audit sertifikasi ulang mengikuti CP 16 (Audit Tahap 1) dan CP 18 (audit Tahap 2). 4.9.3 Proses penerbitan sertifikat penyesuaian standar acuan sertifikasi mengikuti CP 21 (Kaji Ulang Asesmen). 4.10. Ketentuan terkait observer, technical expert dan pendamping 4.10.1 Apabila dalam kegiatan audit (sertifikasi awal, kunjungan pengawasan, maupun re-sertifikasi) diikutsertakan observer, maka Kepala Seksi Sertifikasi meminta persetujuan Klien berkaitan dengan kehadiran dan justifikasi observer selama

PROSES SERTIFIKASI Hal. 8 dari 8 aktivitas audit, sebelum pelaksanaan audit. Tim Audit memastikan observer tidak mempengaruhi atau ikut campur dalam proses dan hasil audit. 4.10.2. Apabila dalam kegiatan audit (sertifikasi awal, kunjungan pengawasan, maupun re-sertifikasi) diikutsertakan technical expert, maka Kepala Seksi Sertifikasi mengadakan persetujuan bersama dengan Klien berkaitan dengan peranan technical expert selama aktivitas audit, sebelum pelaksanaan audit. Technical expert tidak diperbolehkan bertindak sebagai auditor dalam Tim Audit. Technical expert harus didampingi oleh auditor. 4.10.3. Dalam pelaksanaan audit, setiap auditor harus didampingi oleh pendamping untuk memperlancar kegiatan audit, kecuali disepakati lain oleh Ketua Tim Audit dan Klien. Tim Audit memastikan pendamping tidak mempengaruhi atau ikut campur dalam proses dan hasil audit. 5. REKAMAN Rekaman rinci dari prosedur ini disebutkan dalam prosedur dari setiap tahap yang harus dilakukan. 6. FORMULIR STANDAR Formulir Evaluasi kinerja sistem manajemen klien (F.64). Formulir yang digunakan dalam prosedur dari setiap tahap sertifikasi yang harus dilakukan.