PT MUTUAGUNG LESTARI ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI USAHA HOTEL NOMOR : 1 TANGGAL TERBIIT : 15/09/2014 REVISI : 1 TANGGAL REVISI : 27/07/2016
|
|
- Sucianty Sutedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI USAHA HOTEL NOMOR : 1 TANGGAL TERBIIT : 15/09/2014 REVISI : 1 TANGGAL REVISI : 27/07/ PENDAHULUAN 1.1 MUTU CERTIFICATION mendapatkan akreditasi dari KOMITE AKREDITASI NASIONAL (KAN) dengan nomor akreditasi LSUP 017 IDN 1.2 MUTU CERTIFICATION memperhatikan peningkatan kinerjanya secara berkelanjutan dan bertekad untuk: 1. Menyediakan layanan sertifikasi sistem manajemen lingkup nasional dan juga internasional. 2. Menyediakan layanan yang cepat, akurat, efisien, dan taat aturan 3. Mengutamakan kepuasan klien, konsumen, dan pihak lain yang berkepentingan 4. Mengutamakan kelestarian lingkungan. 5. Memfasilitasi dan mendukung peningkatan produktifitas, perbaikan kualitas barang dan jasa, dan perlindungan lingkungan. 6. Menjunjung tinggi ketidakberpihakan, objektifitas, dan bebas konflik kepentingan dalam melakukan kegiatan sertifikasi sistem manajemen 7. Meningkatkan kemampuan karyawan MUTU CERTIFICATION secara terus menerus dan menyediakan sumber daya lain yang diperlukan untuk mencapai tujuan di atas 1.3 Adapun mengenai dokumen aturan pelaksanaan ini: a. Disusun sesuai dengan aturan dan untuk memenuhi persyaratan yang diberikan oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) kepada MUTU CERTIFICATION. b. Bersama dengan aplikasi, dokumen penawaran, dan aturan penggunaan logo yang diterbitkan dan disyaratkan oleh MSC menjadi bentuk syarat dan ketentuan Surat Perjanjian Kerja (SPK) antara MUTU CERTIFICATION dengan pihak-pihak terkait. c. Menerangkan hak, tanggung jawab, tugas dan lingkup bisnis MUTU CERTIFICATION 2. RUANG LINGKUP 2.1 Penilaian kelas bintang hotel menggunakan standar Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor PM.53/HM.001/MPEK/2013 jo Peraturan Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Nomor PM.53/HM.001/MPEK/2013 Tentang Standar Usaha Hotel. Keluaran dari sertifikasi ini adalah sertifikat kelas bintang hotel yang diterbitkan MUTU 2.2 Jasa sertifikasi usaha hotel yang disediakan MUTU tersedia seluruh jenis usaha akomodasi yang tergolong usaha hotel. Sehingga dengan demikian jasa di bawah ini TIDAK termasuk ke dalam lingkup sertifikasi usaha hotel: a. Bumi perkemahan b. Persinggahan karavan c. Vila d. Pondok wisata e. Akomodasi lain, meliputi i. Motel, dan ii. Jenis akomodasi lain yang ditetapkan oleh bupati, walikota, dan/atau gubernur. 3. STATUS HUKUM 3.1 Lembaga Sertifikasi Usaha Pariwisata (LSUP) MUTU CERTIFICATION merupakan Sub Divisi yang mandir i bagian dari Divisi MSC, Singkatan dari Management System Certification (atau sertifikasi sistem manajemen), yaitu sebuah divisi teknis di dalam MUTU CERTIFICATION yang mengelola kegiatan jasa sertifikasi sistem manajemen (mengacu kepada Surat Keputusan Direksi PT Mutuagung Lestari nomor 182.1/SKEP-MUTU/I/2013). Untuk menghubungi MSC dapat melalui nomor telepon dan nomor fax yang tertera pada poin 1.1 di atas atau melalui alamat msc@mutucer tification.com. 4. KERAHASIAAN 4.1 MUTU CERTIFICATION dan seluruh personil yang bekerja untuk dan/atau atas namanya wajib menjaga kerahasiaan terhadap proses sertifikasi sistem manajemen yang dilakukan kepada organisasi klien. 4.2 Kerahasiaan yang dimaksud dalam pasal 4 mencakup, tetapi tidak terbatas pada: a. Data-data pengamatan audit b. Hasil audit c. Catatan lain terkait keputusan sertifikasi d. Komunikasi antara MUTU CERTIFICATION dengan klien 4.3 Kerahasiaan yang dimaksud dalam pasal 4.1 tidak berlaku apabila diminta oleh hukum, badan akreditasi, atau pihak lain yang telah mendapatkan persetujuan dari klien. 4.4 Kewajiban terkait kerahasiaan akan tetap berlaku meskipun setelah pemutusan kontrak. 5. KETIDAKBERPIHAKAN 5.1 Kegiatan sertifikasi yang dilakukan oleh MUTU CERTIFICATION tidak memihak salah satu pihak, bebas dari ancaman konflik kepentingan, opini pribadi, kekeluargaan, dan ancaman intimidasi untuk member i sertifikasi yang meyakinkan. 5.2 Untuk menjaga ketidakberpihakan, putusan lembaga sertifikasi mendasari pada bukti objektif pengamatan di MUTU M (1-1) Halaman1 dari 8
2 lapangan dan putusan tidak dipengaruhi oleh kepentingan lain. 6. ORGANISASI Salinan Struktur Organisasi beserta penanggung jawab dari LSUP MUTU CERTIFICATION tersedia apabila diperlukan. 7. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL MUTU 7.1 Logo sertifikasi, nama, merek dagang MUTU, ataupun hak cipta lain yang diterbitkan oleh MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL tetap menjadi hak milik MUTU, tidak dapat dijual atau dilisensikan oleh klien. MSC akan melakukan audit terhadap penggunaan logo sertifikasi pada kunjungan audit berkalanya. 8. KEWAJIBAN MSC 8.1 Melakukan kegiatan penilaian (audit) pada organisasi klien sesuai jangka waktu yang dipersyaratkan oleh aturan sertifikasi usaha pariwisata, menggunakan kriteria / standar audit sesuai jenis sertifikasi. 8.2 Menugaskan auditor yang kompeten untuk melakukan audit. 8.3 Menginformasikan hasil audit kepada klien setelah selesainya proses audit, yaitu dalam bentuk laporan hasil audit dan kelengkapannya. 8.4 Mengeluarkan sertifikat usaha hotel setelah hasil audit menunjukkan kesesuaian terhadap kriteria / standar audit, dan setelah adanya keputusan sertifikasi yang positif. 8.5 Menginformasikan klien apabila terdapat perubahan dalam persyaratan sertifikasi. 8.6 Mempublikasikan daftar klien tersertifikasi dalam website MUTU 8.7 Menjaga kerahasiaan terhadap data audit dan hasil audit 8.8 Menjaga objektifitas dan ketidakberpihakan dalam proses sertifikasi. 8.9 Menjawab segala bentuk keluhan dari klien termasuk banding klien terhadap hasil audit MSC. 9. HAK MSC 10. KEWAJIBAN KLIEN 10.1 Memelihara kualitas usaha hotelnya. Klien tetap bertanggung jawab terhadap segala bentuk kerusakan / kegagalan produk, jasa, atau kualitas usaha hotelnya. MUTU dan MSC tidak bertanggung jawab terhadap seluruh kerusakan, kehilangan, biaya, klaim, ataupun konsekuensi lain yang timbul akibat dari produk / jasa / kualitas usaha hotel klien Melakukan pembayaran atas biaya sertifikasi yang nilainya diatur dalam setiap kontrak / SPK sertifikasi Menerima kedatangan tim auditor MSC untuk melakukan audit rutin dan memberikan akses kepada auditor MSC untuk melakukan pemeriksaan standar usaha hotel, akses di lokasi usaha hotel, termasuk akses ke semua dokumen prosedur, instruksi kerja, rekaman pekerjaan, kontrak pekerjaan, dan keluhan pelanggan Mengakomodasi kehadiran pengamat (observer) dan auditor dalam masa pelatihan (trainee) yang berkunjung bersama tim auditor MSC pada saat kegiatan audit, baik pengamat yang merupakan personil dari MUTU ataupun dari KOMITE AKREDITASI NASIONAL atau KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF, dengan tujuan kehadiran pengamat adalah penyaksian / pengawasan kegiatan audit yang dilakukan MSC Jika diperlukan, melakukan tindakan perbaikan atas hasil audit yang dilakukan MSC dalam jangka waktu perbaikan yang ditentukan MSC 10.6 Menginformasikan MSC mengenai setiap perubahan signifikan terhadap produk, jasa, sistem atau keadaan lain, yang dapat mempengaruhi keabsahan sertifikasi yang membuat MSC perlu melakukan audit khusus. Perubahan yang dimaksud misalnya, tetapi tidak terbatas pada: perubahan lokasi, renovasi gedung yang menyebabkan penambahan jumlah kapasitas kamar hotel, jenis usaha, kepemilikan, lingkup sertifikasi, dan sebagainya. 11. HAK KLIEN 11.1 Mendapatkan informasi hasil audit dalam bentuk laporan hasil audit dan kelengkapannya Mendapatkan sertifikat usaha hotel setelah selesainya proses pengambilan keputusan Menerima dan menggunakan hak sertifikasi sesuai aturan yang diterbitkan MSC. 9.1 Menerima pembayaran dari klien 9.2 Menangguhkan, menghentikan, atau mencabut proses sertifikasi klien apabila terjadi kondisi yang mewajibkan MSC untuk melakukan hal tersebut MUTU M (1-1) Halaman 2 dari 6
3 12. KONDISI UMUM 12.1 Urutan proses kegiatan sertifikasi usaha hotel secara umum dijelaskan di bawah ini dan secara detil pada seluruh bagian dokumen aturan pelaksanaan ini: a. Aplikasi oleh calon klien b. Tinjauan aplikasi oleh MSC c. Penawaran biaya kegiatan sertifikasi oleh MUTU d. Persetujuan biaya oleh klien e. Pembuatan dan persetujuan kontrak / SPK oleh MUTU dan klien f. Audit tahap 1 g. Audit tahap 2 h. Perbaikan hasil audit tahap 2 oleh klien (dan audit verifikasi perbaikan jika diperlukan) i. Pengambilan keputusan sertifikasi oleh MUTU j. Penerbitan sertifikat oleh MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL k. Audit surveillance oleh MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL l. Audit perpanjangan sertifikat (resertifikasi) oleh MUTU 13. APLIKASI, TINJAUAN APLIKASI, DAN PENAWARAN BIAYA SERTIFIKASI 13.1 Agar MUTU dapat menentukan biaya sertifikasi dengan tepat, calon klien harus mengisi dengan lengkap FORMULIR APLIKASI SERTIFIKASI USAHA HOTEL 13.2 Formulir aplikasi dapat diperoleh dengan mengunduh formulir melalui website MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL atau secara langsung meminta kepada MUTU atau MSC MSC dapat menghubungi calon klien untuk meminta informasi tambahan apabila pengisian aplikasi tidak lengkap atau tidak jelas MUTU akan meninjau aplikasi yang sudah diisi untuk menentukan durasi audit yang diperlukan. Selanjutnya akan menginformasikan penawaran biaya sertifikasi kepada klien Penawaran yang disetujui oleh klien akan dilanjutkan kepada kontrak / SPK sertifikasi MSC tidak akan melakukan audit sebelum tersedia kontrak / SPK sertifikasi yang ditandatangani MUTU dan calon klien. 14. AUDIT TAHAP AWAL 14.1 Audit tahap awal terdiri dari audit awal tahap 1 dan audit awal tahap 2. Audit awal tahap 1 bertujuan untuk melihat kesiapan klien dan MSC sebelum dilakukan audit awal tahap Audit awal tahap 2 merupakan audit yang bertujuan menilai pemenuhan usaha hotel terhadap standar usaha hotel agar MUTU dapat menerbitkan sertifikat usaha hotel sesuai kategori hotel yang diperoleh Audit awal tahap 1 dilakukan secara off-site, yaitu di lokasi auditor MSC tanpa perlu berkunjunga ke lokasi klien Pada audit awal tahap 1 MSC akan melakukan kajian terhadap kewajiban awal klien untuk dapat memulai proses sertifikasi, dengan mengkaji dokumentasi yang dimiliki klien. Audit awal tahap 1 meninjau beberapa hal sebagai berikut, tetapi tidak terbatas pada: a. Dokumen legal usaha hotel yang merupakan persyaratan dasar sertifikasi usaha hotel b. Pemenuhan usaha hotel terhadap kriteria mutlak sertifikasi usaha hotel. c. Dokumentasi klien yang lain seperti prosedur / sop / formulir kerja, jika diperlukan. d. Meninjau lokasi audit dan kondisi lapangan untuk menentukan kesiapan audit tahap 2 e. Mengkaji status dan pemahanan klien terhadap standar usaha hotel f. Mengumpulkan informasi penting terkait lingkup penerapan standar usaha pariwisata, proses dan lokasi klien, dan pemenuhan peraturan perundangan yang diterapkan klien Apabila dari hasil audit awal awal (tahap 1 dan tahap 2) ditemukan hal-hal yang perlu diperbaiki oleh klien, maka klien wajib melakukan tindakan perbaikan dalam batas waktu yang ditentukan MSC 15. HASIL AUDIT DAN TINDAKAN PERBAIKAN 15.1 Hasil audit sertifikasi usaha hotel menggunakan metode pengelompokan nilai total hasil audit yang akan dibandingkan terhadap rentang nilai untuk masing-masing kategori hotel sebagai berikut: Hotel Bintang 5: Hotel Bintang 4: Hotel Bintang 3: Hotel Bintang 2: Hotel Bintang 1: Hotel Non Bintang: Min Tindakan perbaikan tidak diberlakukan bagi usaha hotel yang nilai totalnya jatuh pada rentang yang telah ditentukan pada pasal 15.1 di atas Tindakan perbaikan hanya berlaku bagi usaha hotel yang nilai total dari hasil audit jatuh pada rentang interval antar kelas bintang. Sebagaimana dilihat pada rentang nilai untuk setiap kelas bintang hotel yang dijelaskan pada pasal 15.1 di atas, terdapat nilai interval yang besarnya adalah 20 (dua MUTU M (1-1) Halaman 3 dari 6
4 puluh) nilai diantara kelas hotel bintang yang satu dengan kelas hotel bintang di atas atau di bawahnya Tindakan perbaikan yang dimaksud pada pasal 15.3 di atas dilakukan oleh usaha hotel dengan batas waktu 6 (enam) bulan sejak kegiatan audit berakhir. MSC akan melakukan verifikasi atas tindakan perbaikan yang dilakukan usaha hotel secara kunjungan lapangan menyusul informasi dari usaha hotel bahwa tindakan perbaikan telah selesai dilaksanakan Apabila usaha hotel tidak menghendaki melakukan tindakan perbaikan dan/atau batas waktu tindakan perbaikan selama 6 (enam) bulan telah berakhir, maka kelas bintang hotel akan secara otomatis bergeser kepada kelas bintang hotel di bawahnya. 16. SERTIFIKAT 16.1 Sertifikat usaha pariwisata yang diterbitkan MUTU berlaku selama 3 (tiga) tahun Sertifikat usaha pariwisata akan diterbitkan MUTU setelah selesainya urutan proses berikut: a. Terlaksana audit awal tahap 2 atau audit sertifikasi ulang b. Seluruh tindakan perbaikan yang harus dilakukan telah diselesaikan pihak hotel dan telah dilakukan verifikasi tindakan perbaikan oleh auditor MSC. c. Hasil keputusan sertifikasi oleh pengambil keputusan sertifikasi menunjukkan hasil yang positif. d. Klien telah melakukan pembayaran kegiatan audit Sertifikat yang diterbitkan berjumlah 1 (satu) salinan tercetak (printed) dan 1 (satu) salinan elektronik untuk masing-masing klien. Permohonan salinan tercetak tambahan dapat dilakukan klien secara tertulis kepada MSC dengan biaya tambahan untuk penerbitan sertifikat salinan Pengiriman sertifikat tercetak oleh MSC kepada klien melalui pos, sedangkan pengiriman sertifikat elektronik dilakukan melalui Sertifikat usaha pariwisata merupakan hak milik MUTU Apabila terdapat kondisi yang mengharuskan MUTU menarik sertifikat klien (pasal 20 tentang penarikan sertifikat), klien diwajibkan mengembalikan Sertifikat Usaha Pariwisata yang dipegangnya kepada MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL 17. AUDIT PENGAWASAN BERKALA (SURVEILLANCE) DAN SERTIFIKASI ULANG (RESERTIFIKASI) 17.1 Audit surveillance merupakan kewajiban MUTU dan klien setelah mendapatkan sertifikat, sebagai bentuk pengawasan berkala terhadap kesesuaian penerapan standar usaha hotel yang berjalan di organisasi klien Audit surveillance dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali selama 3 tahun masa berlaku sertifikat, dengan rentang waktu surveillance adalah 1.5 tahun setelah audit awal tahap Audit sertifikasi ulang atau resertifikasi adalah audit untuk memperpanjang masa berlaku sertifikat yang akan berakhir. Audit resertifikasi diawali dengan aplikasi ulang oleh klien, dan dapat diawali dengan audit tahap 1 apabila terdapat kondisi signifikan di organisasi klien yang mengharuskan MSC untuk melakukan audit tahap AUDIT KHUSUS 18.1 Audit khusus adalah audit tambahan di luar audit tahap awal, audit tahap pengawasan (surveillance), dan audit sertifikasi ulang Audit khusus dilakukan oleh MSC jika terjadi satu atau beberapa hal di bawah ini, tetapi tidak terbatas pada: a. MUTU menerima keluhan dari konsumen, masyarakat, atau pihak berkepentingan lain terhadap usaha hotel yang diselenggarakan oleh klien yang dinilai perlu untuk dilakukan verifikasi ke lokasi usaha hotel. b. Terdapat perubahan di organisasi klien yang yang berefek kepada sertifikasi, contohnya pengurangan kapasitas kamar di dalam unit usaha hotel yang secara besar-besaran, pengurangan fasilitas pendukung hotel, dan lain-lain. Perubahan semacam ini menjadi kewajiban klien untuk menginformasikannya kepada MSC, sesuai aturan pasal Biaya yang muncul dari audit khusus menjadi tanggungan klien yang besarnya diatur dalam SPK terpisah dari SPK sertifikasi 19. PERUBAHAN YANG MEMPENGARUHI VALIDITAS PROSES SERTIFIKASI 19.1 Klien harus menginformasikan MSC secara tertulis tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada organisasinya yang dapat berpengaruh kepada persyaratan usaha pariwisata, seperti (tetapi tidak terbatas kepada): a. Status organisasi atau kepemilikan organisasi b. Alamat pengelola usaha pariwisata dan alamat lokasi usaha c. Pengurangan kapasitas hotel dalam jumlah signifikan, contohnya pengurangan jumlah kamar, pengurangan jumlah fasilitas hotel, dan sejenisnya. MUTU M (1-1) Halaman 4 dari 6
5 19.2 MSC akan memutuskan apakah perubahan yang diinformasikan memerlukan audit khusus Kelalaian klien dalam menginformasikan perubahan sebagaimana dijelaskan di atas dapat menyebabkan penangguhan sertifikasi sampai dengan pencabutan sertifikasi. 20. PUBLIKASI PEMEGANG SERTIFIKAT 20.1 Sesuai dengan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 1 Tahun 2014 mengenai Sertifikasi Usaha Pariwisata, MUTU mewajibkan seluruh klien yang telah mendapatkan sertifikat usaha hotel untuk mempublikasikan sertifikatnya sekurangkurangnya dengan memasang sertifikat di lokasi hotel yang mudah dilihat oleh umum Klien dapat melakukan publikasi lain di luar yang disebutkan dalam pada pasal 20.1 di atas, tetapi publikasi yang dilakukan harus sesuai dengan lingkup sertifikasi yang diberikan dan hasil sertifikasi yang diperoleh Publikasi oleh klien yang menyalahi lingkup sertifikasi dan/atau tidak sesuai dengan hasil sertifikasi yang diperoleh dapat menyebabkan MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL melakukan penangguhan dan/atau penarikan sertifikat yang telah diberikan Klien yang sudah memiliki sertifikat sistem manajemen memiliki hak untuk mempublikasikan sertifikasinya dengan tidak memuat pernyataan menyesatkan berkenaan dengan sertifikasinya dan yang tidak membuat MUTU CERTIFICATION kehilangan reputasi dan kepercayaan publik. 21. PEMBEKUAN DAN PENARIKAN SERTIFIKAT 21.1 MUTU berhak melakukan penangguhan sertifikasi dan penarikan sertifikat dikarenakan beberapa kondisi yang terjadi Kondisi sebagaimana yang disebutkan pada pasal 21.1 antara lain, tetapi tidak terbatas pada: a. Klien tidak bersedia dilakukan audit pengawasan berkala (surveillance), b. Klien tidak melaksanakan pembayaran kegiatan audit pengawasan berkala c. Klien tidak bersedia dilakukan audit khusus 21.3 Batas waktu penangguhan sertifikasi oleh MUTU adalah selama 6 (enam) bulan, dan dalam masa tersebut klien dilarang menggunakan hak sertifikasi, termasuk pernyataan kepada publik mengenai sertifikasi usahanya, dan termasuk pula bagi hotel larangan publikasi kelas bintangnya kepada publik Apabila selama masa penangguhan sertifikasi kondisi yang terjadi pada pasal 21.2 tidak dapat terlaksana, maka MUTU akan menarik sertifikat usaha pariwisata organisasi klien MUTU akan mempublikasikan perihal penangguhan dan penarikan sertifikat melalui websitenya. 22. PEMINDAHAN (transfer) SERTIFIKASI 22.1 Transer sertifikasi didefinisikan sebagai pengakuan oleh MUTU terhadap sertifikasi usaha pariwisata yang dikeluarkan oleh lembaga seritifikasi usaha pariwisata terakreditasi lain di luar MUTU Pengakuan sebagaimana yang disebutkan pada pasal 22.1 di atas bertujuan untuk memindahkan proses sertifikasi organisasi usaha pariwisata dari lembaga sertifikasi lain ke MUTU Hanya sertifikasi dari lembaga sertifikasi usaha pariwisata yang diakui oleh KEMENPAREKRAF yang memenuhi syarat pemindahan Permohonan pemindahan sertifikasi yang diterima MUTU yang memenuhi syarat untuk diproses adalah yang diterima dari lembaga sertifikasi lain bersama dengan organisasi usaha pariwisata yang menjadi kliennya. MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL tidak dapat memproses permohonan pemindahan sertifikasi oleh organisasi usaha pariwisata tanpa disertai permohonan dari lembaga sertifikasinya Tinjauan pra-pemindahan MSC akan melakukan tinjauan terhadap permohonan pemindahan yang mencakup aspek-aspek: a. Alasan permohonan pemindahan b. Keaslian, status, dan masa berlaku sertifikat calon klien pemindahan c. Laporan audit terakhir dari lembaga sertifikasi yang akan memindahkan proses sertifikasi d. Keluhan terhadap organisasi usaha pariwisata calon pemindahan e. Status hukum organisasi usaha pariwisata calon pemindahan Persyaratan pemindahan sertifikasi yang dapat diproses adalah jika: a. Sertifikat dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi yang diakui oleh KEMENPAREKRAF, tidak sedang dalam masa pembekuan, dan masih dalam masa berlaku. b. Ketidaksesuaian dari hasil audit terakhir telah ditindaklanjuti dan dinyatakan selesai. c. Organiasi usaha pariwisata calon pemindahan tidak sedang dalam proses penyelesaian hukum d. Organisasi usaha pariwisata tidak sedang dalam penanganan keluhan dari pihak berkepentingan. MUTU M (1-1) Halaman 5 dari 6
6 22.6 Apabila terdapat keraguan dari hasil tinjauan pra pemindahan sebagaimana disebutkan di atas, maka MUTU dapat melakukan audit verifikasi dengan fokus mendapatkan kejelasan terhadap pemenuhan pasal 22.5 di atas Apabila persyaratan dalam pasal 22.5 terpenuhi, maka MUTU dapat menerbitkan sertifikat mengikuti proses penerbitan sertifikat normal yaitu mendasarkan pada proses pengambilan keputusan sertifikasi Apabila persyaratan dalam pasal 22.5 tidak terpenuhi, permohonan organisasi usaha pariwisata untuk mendapatkan sertifikasi oleh MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL akan diberlakukan seperti calon klien baru pada umumnya, mengikuti proses aplikasi dan seterusnya sebagaimana diatur pada pasal Audit yang dilakukan oleh MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL kepada organisasi usaha pariwisata setelah penerbitan sertifikat mengikuti tahapan audit proses sertifikasi dari lembaga sertifikasi usaha pariwisata yang memohon pemindahan. 23. PENGGUNAAN LOGO ATAU PERNYATAAN SERTIFIKASI 23.1 Klien sertifikasi yang sudah mendapatkan sertifikat berhak untuk menggunakan logo atau pernyataan sertifikasi sebagai bentuk informasi dari klien kepada pihak berkepentingan bahwa usaha pariwisatanya sudah memenuhi peraturan sertifikasi terkait Logo atau pernyataan sertifikasi yang dilakukan harus sesuai dengan lingkup sertifikasi usaha pariwisata klien 23.3 Logo atau pernyataan sertifikasi dapat digunakan misalny a pada media promosi, interior atau eksterior bangunan, situs web klien, dan lain-lain Untuk klien sertiikasi usaha hotel, penggunaan tanda bintang adalah termasuk penggunaan logo sertifikasi 23.5 Untuk klien sertiikasi usaha hotel, penggunaan tanda bintang yang tidak sesuai dengan sertifikat (bintang lebih rendah atau lebih tinggi) dianggap menyalahi dan sebagai bentuk perbaikan harus segera memperbaikinya MUTU CERTIFICATION akan melakukan pemeriksaa n terhadap penggunaan logo sertifikasi pada setiap audit surveillancenya. Ketidaksesuaian penggunaan logo sertifikasi wajib diperbaki oleh klien dengan segera. 24. RUANG LINGKUP SERTIFIKASI / AUDIT 24.1 Audit sertifikasi usaha hotel dilakukan di seluruh area kerja (departemen) yang terkait aspek produk (bangunan / fisik), pelayanan, dan manajemen atau pengelolaan. 25. METODE AUDIT 25.1 Setiap pernyataan hasil audit yang dikeluarkan oleh MSC dalam bentuk laporan hasil audit atau sertifikat didasarkan pada proses pengambilan sampel. Oleh karenanya MSC atau MUTU tidak menjamin atau menyatakan bahwa seluruh kegiatan di dalam organisasi usaha pariwisata klien sesuai secara sepenuhnya dengan standar audit Terdapat unsur ketidakpastian dalam metode audit yang dilakukan oleh MUTU. 26. BIAYA 26.1 Biaya akan diuraikan dalam Surat Perjanjian Kerjasama (Kontrak) yang disampaikan kepada perusahaan. Biaya tersebut berdasarkan pada komponen biaya yang ditetapkan pada saat mengajukan penawaran. LSUP memiliki hak untuk menaikkan biaya selama masa sertifikasi. LS dalam memberikan kenaikan biaya, akan mendiskusikan dengan pihak pelanggan untuk saling disepakati Biaya yang timbul dalam proses sertifikasi ditinjau berdasarkan hal-hal sebagai berikut: persyaratan standar sistem managemen yang sesuai; ukuran dan kompleksitas, teknologi dan regulasi; penggunaan tenaga eksternal; akomodasi, kehadiran pengamat (auditor akreditasi atau calon auditor), jumlah tapak/ site; ruang lingkup; hasil audit sebelumnya untuk klien re-sertifikasi. Perhitungan biaya mengacu pada sistem hari orang kerja (HOK) Biaya tambahan akan diajukan untuk kerja tambahan yang tidak termasuk dalam Kontrak yang telah disetujui kedua belah pihak. Biaya tambahan ini diajukan untuk kegiatan keperluan khusus (audit khusus dan/ atau audit sewaktuwaktu), kunjungan pengawasan berkala tambahan yang diperlukan yang tidak tercantum dalam jadwal Biaya di atas tidak termasuk biaya perjalanan dan biaya lain yang berhubungan dengan akomodasi, hotel, laundry, meals, dll., yang akan dibebankan khusus sesuai pengeluaran yang dilakukan. Semua biaya dan biaya tambahan dikenakan pajak sesuai dengan tarif yang berlaku. 27. LIABILITY 27.1 Setiap kegiatan operasional MUTU CERTIFICATION di cover oleh asuransi professional indemnity. Asuransi ini menjamin profesi atau perusahaan yang terbaik dengan tanggung jawab /tuntutan tanggunggugat perdata dari klien MUTU M (1-1) Halaman 6 dari 6
7 atau dari pihak ketiga yang timbul dari kelalaian profesi dari karyawan MUTU CERTIFICATION 28. BANDING, PENGADUAN, DAN KELUHAN 28.1 Banding adalah proses yang dilakukan oleh klien kepada MUTU apabila hasil audit tidak dapat diterima oleh klien. Banding diajukan secara tertulis oleh klien kepada MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL Informasi banding yang diterima MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL segera ditindaklanjuti dengan membentuk komite adhoc untuk meninjau informasi banding. Personil yang terlibat dalam proses penanganan banding berbeda dengan yang melakukan audit dan membuat keputusan sertifikasi. Hasil dari penanganan banding akan disampaikan secara resmi kepada klien oleh MUTU Keluhan dan Pengaduan diterima oleh MUTU dari pihak yang berkepentingan terhadap kinerja MSC di dalam melaksanakan sertifikasi usaha pariwisata. Keluhan dan pengaduan diajukan secara tertulis oleh klien kepada MUTU Pengajuan banding, pengaduan, ataupun keluhan sebagaimana yang disebutkan di atas ditujukan kepada Divisi Quality Assurance MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL dengan alamat 29. FORCE MAJEURE KEADAAN KAHAR 29.1 MSC, MUTU, maupun klien tidak dikenai kewajiban dalam hal apapun apabila tidak dapat melakukan kewajibannya sesuai yang tertera pada dokumen aturan pelaksanaan ini (ataupun pada SPK) bila merupakan akibat keadaan kahar (force majeure) MUTU dan klien akan melakukan komunikasi lebih lanjut mengenai penyelesaian kewajiban yang tertunda dikarenakan keadaan kahar ini. 30. ANTI SUAP 30.1 Penyuapan yaitu tawaran atau penerimaan hadiah, pinjaman, biaya, hadiah atau keuntungan lainnya, ke atau dari siapapun sebagai bujukan untuk melakukan sesuatu yang tidak jujur, ilegal, atau pelanggaran kepercayaan di dalam melaksanakan kegiatan bisnis Berdasarkan prinsip ketidakberpihakan, MUTU bertanggungjawab untuk mencegah dan menghindar dari segala bentuk potensi suap dan/atau menyuap dari dan/atau kepada klien dan pihak lainnya Kebijakan anti suap mengatur MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL untuk seluruh karyawan, auditor, personil sub kontraktor, dan pihak berkepentingan lainnya Perilaku yang tidak dapat diterima antara lain: a. Menerima setiap bujukan (imbalan keuangan atau lainnya) yang menghasilkan keuntungan pribadi atau keuntungan kepada penerima atau orang atau badan yang terkait dengan mereka b. Meminta sebuah bujukan (imbalan finansial atau lainnya) dari setiap orang sebagai imbalan untuk memberikan beberapa bantuan c. Menawarkan setiap bujukan (imbalan keuangan atau lainnya) untuk setiap orang sebagai imbalan untuk memberikan beberapa bantuan d. Pemberian hadiah yang dapat mempengaruhi keputusan sertifikasi 31. KODE ETIK 31.1 Kegiatan bisnis LSUP MUTU CERTIFICATION didasarkan pada reputasi MUTU CERTIFICATION, klien LSUP MUTU CERTIFICATION, Konsumen dari klien LSUP MUTU CERTIFICATION dan kelompok yang lebih luas dari para stakeholder secara keseluruhan mengandalkan LSUP MUTU CERTIFICATION untuk bertindak independen, beretika dan tidak memihak LSUP MUTU CERTIFICATION bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua karyawan, sub-kontraktor, anak perusahaan, perusahaan asosiasi dan perwakilan resmi mematuhi kode etik yang telah ditetapkan dengan melaksanakan praktek kerja yang baik dan berperilaku sesuai standar profesional yang tinggi. Tindakan atau perilaku profesional sangat penting untuk keberhasilan bisnis LSUP MUTU CERTIFICATION Jika teridentifikasi kemungkinan pelanggaran kode etik, penyelidikan yang tepat akan dilakukan oleh Manajemen LSUP MUTU CERTIFICATION. Pihak yang melakukan penyelidikan adalah personil yang independen dan bukan dari personil yang telah menyebabkan kemungkinan pelanggaran tersebut. Temuan akurat berdasarkan dari bukti yang diperoleh bersama-sama dengan rekomendasi akan dilaporkan kepada Pimpinan Manajemen Kode Etik Umum: a. Bertindak dengan keadilan, kejujuran dan integritas setiap saat dan mematuhi Kode Etik dan Kebijakan Anti Suap b. Bertindak sesuai hukum dan perundang-undangan yang berlaku saat ini serta praktek dari perusahaan c. Bekerja dengan aman, menegakkan kebijakan kesehatan & keselamatan dan praktik perusahaan d. Berkomunikasi dengan jelas, efektif dan terbuka e. Melindungi semua informasi rahasia dan bertindak sesuai dengan Kontrak. MUTU M (1-1) Halaman 7 dari 6
8 f. Bertanggung jawab atas seluruh tindakan yang dilakukan. g. Memperlakukan kolega, klien dan stakeholder lainnya pada tingkat yang sesuai dari pertimbangan dan rasa hormat h. Menghormati keyakinan, hati nurani dan keragaman dalam arti yang luas i. Menghindari perilaku yang dapat dianggap sebagai pelecehan, intimidasi, eksploitasi atau intimidasi j. Menjaga reputasi dan aset perusahaan MUTU M (1-1) Halaman 8 dari 6
Uncontrolled When Download
1. DEFINISI 1.1. MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL PT Mutuagung Lestari, beralamat di Jalan Raya Bogor Km. 33.5 Nomor 19, Cimanggis, Depok, Jawa Barat (nomor telepon 021-8740202, nomor fax 021-87740745/87740746,
Lebih terperinciATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI HOTEL..
ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI HOTEL.. 1. PENDAHULUAN 1.1. LSUP PT. ENHAII MANDIRI 186 mendapatkan akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan nomor akreditasi LSUP-015-IDN; 1.2. LSUP PT. ENHAII
Lebih terperinciATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI
ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI 1. PENDAHULUAN 1.1. LSUP PT. ENHAII MANDIRI 186 mendapatkan akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan nomor akreditasi LSUP-015-IDN; 1.2. LSUP PT. ENHAII MANDIRI
Lebih terperinciPT MUTUAGUNG LESTARI
1. PENDAHULUAN LS PRO PT Mutuagung Lestari telah ditunjuk oleh Komite Akreditasi untuk melaksanakan audit sistem sertifikasi produk 2. RUANG LINGKUP Ruang lingkup pelaksanaan sistem sertifikasi produk
Lebih terperinciATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI INDUSTRI HIJAU
1. PENDAHULUAN LSIH PT Mutuagung Lestari telah ditunjuk oleh KOLSIH untuk melaksanakan audit sistem sertifikasi industri hijau. 2. RUANG LINGKUP Ruang lingkup pelaksanaan sistem sertifikasi industri hijau
Lebih terperinciUncontrolled when download
1. PENDAHULUAN LSIH PT Mutuagung Lestari telah ditunjuk oleh KOLSIH untuk melaksanakan audit sistem sertifikasi industri hijau. 2. RUANG LINGKUP Ruang lingkup pelaksanaan sistem sertifikasi industri hijau
Lebih terperinciATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA
ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA 1. DEFINISI 1.1. MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL (PT. MUTUAGUNG LESTARI) Adalah perusahaan jasa sertifikasi, beralamat di Jalan Raya Bogor Km. 33.5 Nomor
Lebih terperinciPT MUTUAGUNG LESTARI
1. PENDAHULUAN LSPro PT Mutuagung Lestari telah ditunjuk oleh CARB sebagai TPC untuk melaksanakan audit sistem sertifikasi emisi formaldehida dari produk kayu komposit yang akan dijual, dan digunakan di
Lebih terperinciUncontrolled When Download
NOMOR : 2 TANGGAL TERBIT : 21 Juli 2014 Revisi : 0 1. DEFINISI 1.1 MUTU CERTIFICATION 2. AKREDITASI MUTU CERTIFICATION MUTU CERTIFICATION mendapatkan akreditasi dari KOMITE AKREDITASI NASIONAL (KAN) dengan
Lebih terperinciPT MUTUAGUNG LESTARI ATURAN PELAKSANAAN ORGANIK
NO TERBIT : 2 TANGGAL TERBIT : 9 Maret 2015 REVISI : 1 TANGGAL REVISI : 27 September 2016 1. PENDAHULUAN 1.1 PT. Mutuagung Lestari atau yang disebut MUTU CERTIFICATION mendapatkan akreditasi dari KOMITE
Lebih terperinciPT MUTUAGUNG LESTARI ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN DAN EKOLABEL 5. KETIDAKBERPIHAKAN
NOMOR : 2 TANGGAL TERBIT : 21 Juli 2014 REVISI : 1 TANGGAL REVISI : 27 Juli 2016 1. PENDAHULUAN 1.1 PT. Mutuagung Lestari atau yang disebut MUTU CERTIFICATION mendapatkan akreditasi dari KOMITE AKREDITASI
Lebih terperinciUNCONTROLLED WHEN DOWNLOAD
1. PENDAHULUAN LPPHPL PT Mutuagung Lestari telah diakreditasi KAN (LPPHPL-008-IDN) dan telah ditetapkan oleh Menteri Kehutanan, merupakan bagian dari PT Mutuagung Lestari yang melaksanakan Penilaian Kinerja
Lebih terperinciUCONTROLLED WHEN PRINTED
NO TERBIT : 2 TANGGAL TERBIT : 9 Maret 2015 REVISI : 0 1. PENDAHULUAN Aturan ini mempunyai struktur sesuai dengan persyaratan dari International Federation of Organic Agriculture Movement (IFOAM), Accreditation
Lebih terperinciLVLK PT MUTUAGUNG LESTARI
1. PENDAHULUAN LVLK PT. Mutuagung Lestari telah diakreditasi KAN (LVLK-003-IDN) dan telah ditetapkan oleh Menteri Kehutanan, merupakan bagian dari PT Mutuagung Lestari yang melaksanakan Verifikasi Legalitas
Lebih terperinciATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN DAN EKOLABEL
ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN DAN EKOLABEL 1. DEFINISI 1.1. MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL (PT. MUTUAGUNG LESTARI) Adalah perusahaan jasa sertifikasi sistem manajemen dan ekolabel yang
Lebih terperinciCODES OF PRACTICE. Dokumen: Codes of Practice Edisi / Rev: 1 / 2 Tanggal: 03 April 2017 Hal : Hal 1 dari 7
1. Pendahuluan Codes of Practice ini telah ditulis sesuai dengan persyaratan badan akreditasi nasional dan dengan persetujuan PT AJA Sertifikasi Indonesia yang saat ini beroperasi. PT. AJA Sertifikasi
Lebih terperinciCODES OF PRACTICE. 1. Pendahuluan
1. Pendahuluan Codes of Practice ini telah ditulis sesuai dengan persyaratan badan akreditasi nasional dan dengan persetujuan PT AJA Sertifikasi Indonesia yang saat ini beroperasi. PT. AJA Sertifikasi
Lebih terperinciATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN MUTU, SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN, SISTEM MANAJEMEN ANTI PENYUAPAN, DAN EKOLABEL
f ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN MUTU, SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN, SISTEM MANAJEMEN ANTI PENYUAPAN, DAN EKOLABEL 1. DEFINISI 1.1. MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL (PT. MUTUAGUNG LESTARI)
Lebih terperinci2. Layanan-layanan LS ICSM Indonesia akan memberikan layanan-layanan sebagai berikut:
1. Perjanjian Perjanjian ini dibuat pada tanggal ditandatangani, antara pihak (1) LS ICSM Indonesia sebagai lembaga sertifikasi, beralamat di Jalan Raya Lenteng Agung No. 11B, Jakarta Selatan 12610 dan
Lebih terperinciPT MUTUAGUNG LESTARI
NO TERBIT : 1 TANGGAL TERBIT : 2 April 2014 REVISI : 0 1. PENDAHULUAN Aturan ini mempunyai struktur sesuai dengan persyaratan dari Komite Akreditasi Nasional Indonesia, yang menjadi pegangan Lembaga Sertifikasi
Lebih terperinciPERSYARATAN SERTIFIKASI F-LSSM
PERSYARATAN SERTIFIKASI LEMBAGA SERTIFIKASI SISTIM MUTU () KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI PALEMBANG JL. PERINDUSTRIAN II
Lebih terperinciKomite Akreditasi Nasional
PEDOMAN 501-2003 Penilaian Kesesuaian Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Personel Adopsi dari ISO/IEC 17024 : 2003 Komite Akreditasi Nasional 1 dari 14 Penilaian Kesesuaian - Persyaratan Umum Lembaga
Lebih terperinciLEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK
PT. ANUGERAH GLOBAL SUPERINTENDING DOKUMEN PENDUKUNG KETENTUAN DAN TATA CARA SERTIFIKASI PRODUK Depok, 22 Juni 2016 Disahkan oleh, Nurhayati Syarief General Manager Edisi : A No. Revisi : 0 Halaman : 1
Lebih terperinciLAMP03-PM12 Ketentuan & Syarat Sertifikasi rev dari 5
1. Pengantar Skema Aturan ini telah ditulis sesuai dengan persyaratan dari Anggota Badan Akreditasi Nasional IAF di bawah Skema Sertifikasi Terakreditasi. PT. Global Certification Indonesia, selanjutnya
Lebih terperinciATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI DAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI DAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU 1.0 PENDAHULUAN PT. Ayamaru Sertifikasi menyusun Aturan Pelaksanaan ini untuk digunakan
Lebih terperinciPT MUTUAGUNG LESTARI ATURAN PELAKSANAAN (LS SMKP LS HACCP) NO TERBIT : 2 TANGGAL TERBIT : 21 Juni 2016 REVISI : 0
NO TERBIT : 2 TANGGAL TERBIT : 21 Juni 2016 REVISI : 0 1. PENDAHULUAN 1.1 Aturan ini mempunyai struktur sesuai dengan persyaratan dari Komite Akreditasi Nasional Indonesia, yang menjadi pegangan Lembaga
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG
1 PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA PENILAIAN KESESUAIAN PENYEDIA JASA DI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN
Lebih terperinciLAMPIRAN PERJANJIAN SERTIFIKASI PERATURAN SERTIFIKASI
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR BAHAN DAN BARANG TEKNIK Jl. Sangkuriang No. 14 Bandung 40135 JAWA BARAT INDONESIA Telp. 022 2504088, 2510682, 2504828 Fax. 022 2502027 Website : www.b4t.go.id
Lebih terperinciPERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI
PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NASIONAL SERTIFIKASI
Lebih terperinciINFORMASI SERTIFIKASI ISO 9001
Nomor : 8/1 Edisi-Revisi : E-2 Tanggal : 01 Juni 2016 Hal : 1 dari 9 LSSM BBTPPI Semarang (BISQA) adalah lembaga sertifikasi sistem manajemen mutu yang telah diakreditasi (diakui) oleh Komite Akreditasi
Lebih terperinciLSP Teknologi Informasi Indonesia
2017 LSP Teknologi Informasi Indonesia SKEMA SERTIFIKASI Analis Bisnis Teknologi Informasi (IT Business Analyst) Skema sertifikasi Analis Bisnis Teknologi Informasi (IT Business Analyst) merupakan skema
Lebih terperinciPedoman Penggunaan Logo Sertifikasi Sistem Manajemen
Sertifikasi Sistem Manajemen Logo sertifikasi Mutu Certification International (selanjutnya disebut Logo Sertifikasi) hanya dapat digunakan oleh organisasi yang telah mendapatkan sertifikat dan dapat terus
Lebih terperinciII. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI
Yth. 1. Penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi; dan 2. Pengguna Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA
Lebih terperinciSYARAT DAN ATURAN SERTIFIKASI B4T - QSC
A. JASA SERTIFIKASI B4T QSC LINGKUP SERTIFIKASI B4T QSC Lingkup sertifikasi B4T QSC meliputi sertifikasi : 1. Sertifikasi sistem manajemen mutu ( ISO 9001:2008 ) 2. Sertifikasi sistem manajemen lingkungan
Lebih terperinciSYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI ORGANIK. Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia
DPLS 20 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI ORGANIK Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung 1 Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Lt. 14 Jl.
Lebih terperinciPEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar
Kata Pengantar Pertama-tama, kami mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang atas izinnya revisi Pedoman Komisi Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP), yaitu Pedoman KNAPPP
Lebih terperinciPROSES SERTIFIKASI Hal. 1 dari 8
PROSES SERTIFIKASI Hal. 1 dari 8 1. RUANG LINGKUP Prosedur ini merinci tahapan proses sertifikasi Sistem Manajemen Klien mencakup pemberian, pemeliharaan, perluasan, pengurangan, penagguhan, pencabutan
Lebih terperinciLSP Teknologi Informasi Indonesia
2017 LSP Teknologi Informasi Indonesia SKEMA SERTIFIKASI CHIEF INFORMATION OFFICER Skema sertifikasi Chief Information Officer merupakan skema okupasi yang telah dikembangkan oleh Komite Skema sertifikasi
Lebih terperinciCatatan informasi klien
Catatan informasi klien Ikhtisar Untuk semua asesmen yang dilakukan oleh LRQA, tujuan audit ini adalah: penentuan ketaatan sistem manajemen klien, atau bagian darinya, dengan kriteria audit; penentuan
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA PEMILIK HUTAN HAK
Lampiran 3.3. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.5/VI-BPPHH/2014 Tanggal : 14 Juli 2014 Tentang : Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari
Lebih terperinciPIAGAM AUDIT INTERNAL
PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...
Lebih terperinciPedoman: PD Rev. 02
Pedoman: PD-07-01.Rev. 02 PERSYARATAN DAN ATURAN SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 / SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN ISO 14001 : 2004. INDAH KARYA REGISTER CERTIFICATION SERVICES I. UMUM 1.1
Lebih terperinciINFORMASI SERTIFIKASI ISO 9001
LSSM BBTPPI Semarang (BISQA) adalah lembaga sertifikasi sistem manajemen mutu yang telah diakreditasi (diakui) oleh Komite Akreditasi Nasional - Badan Standardisasi Nasional (KAN-BSN) dalam memberikan
Lebih terperinciMeliputi penerimaan survailen, resertifikasi & perluasan lingkup audit.
1. Tujuan Prosedur ini digunakan sebagai acuan untuk mengatur aktivitas yang berkaitan dengan Survailen, Resertifikasi & Perluasan Lingkup PT Sertifikasi Mutu Indonesia. 2. Ruang lingkup Meliputi penerimaan
Lebih terperinciATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI DAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI DAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU 1.0 PENDAHULUAN PT. Ayamaru Sertifikasi menyusun Aturan Pelaksanaan ini untuk digunakan
Lebih terperinciKODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS
KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS Kode Etik Global Performance Optics adalah rangkuman harapan kami terkait dengan perilaku di tempat kerja. Kode Etik Global ini mencakup beragam jenis praktik bisnis;
Lebih terperinciSKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) TIPE PENERANGAN JALAN UMUM (PJU)
2016 LSP ENERGI TERBARUKAN SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) TIPE Skema Sertifikasi Teknisi Pemasangan PLTS Tipe PJU dikembangkan oleh Komite Skema Sertifikasi
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA
SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA
Lebih terperinciSOP-2 KETENTUAN ETIK PROFESI YANG BERLAKU
SOP-2 KETENTUAN ETIK PROFESI YANG BERLAKU Histori Tanggal Versi Pengkinian Oleh Catatan 00 KETENTUAN Etik Profesi Yang Berlaku 2.1 Etik Profesi Yang Berlaku pada KJPP adalah sesuai dengan KEPI yang berlaku.
Lebih terperinciPersyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel
Pedoman KAN 801-2004 Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel Komite Akreditasi Nasional Kata Pengantar Pedoman ini diperuntukkan bagi lembaga yang ingin mendapat akreditasi sebagai Lembaga Sertifikasi
Lebih terperinciTerbitan Nomor : 4 Desember 2012
KAN 02 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI PENYELENGGARA UJI PROFISIENSI (PUP) Terbitan Nomor : 4 Desember 2012 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala W anabakti,
Lebih terperinciSKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN INSTALASI BIOGAS KONSTRUKSI SERAT KACA UNTUK PEMBAKARAN SKALA RUMAH TANGGA
2016 LSP ENERGI TERBARUKAN SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN INSTALASI BIOGAS KONSTRUKSI SERAT KACA UNTUK PEMBAKARAN SKALA RUMAH TANGGA Skema Sertifikasi Teknisi Pemasangan Instalasi Biogas Konstruksi
Lebih terperinciPT INTEGRITA GLOBAL SERTIFIKAT PANDUAN SERTIFIKASI PRODUK LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK
PT INTEGRITA GLOBAL SERTIFIKAT PANDUAN SERTIFIKASI PRODUK LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PT INTEGRITA GLOBAL SERTIFIKAT Kompleks Ruko Taman Tekno Boulevard, Blok A 20 Jl. Taman Tekno Widya, Serpong, Tangerang
Lebih terperinciPERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG PROFESI PENUNJANG INDUSTRI KEUANGAN NON-BANK
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG PROFESI PENUNJANG INDUSTRI KEUANGAN NON-BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS
Lebih terperinciOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 38 /POJK.05/2015 TENTANG PENDAFTARAN DAN PENGAWASAN KONSULTAN AKTUARIA, AKUNTAN PUBLIK, DAN PENILAI YANG MELAKUKAN
Lebih terperinciSYARAT DAN ATURAN SERTIFIKASI PRODUK LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PALEMBANG LSPRO BIPA
F-BIPA 07.01.00.04 SYARAT DAN ATURAN SERTIFIKASI PRODUK LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PALEMBANG LSPRO BIPA LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BARISTAND INDUSTRI PALEMBANG Jl. Perindustrian II No. 12 Kec. Sukarami
Lebih terperinciIndorama Ventures Public Company Limited
Indorama Ventures Public Company Limited Kode Etik untuk Pemasok (Sebagaimana yang di setujui pada Desember 2014) Revisi 1 (Sebagaimana yang di setujui pada Mei 2017) Catatan Dalam hal ketentuan apa pun
Lebih terperinciPANDUAN PERMOHONAN AKREDITASI REGISTRAR
PANDUAN PERMOHONAN AKREDITASI REGISTRAR PENGELOLA NAMA DOMAIN INTERNET INDONESIA Judul: Icon Business Park Unit L1-L2 BSD City Tangerang, Indonesia 15345, Indonesia. www.pandi.id KETENTUAN DAN PERSYARATAN
Lebih terperinciKode Etik Insinyur (Etika Profesi)
Kode Etik Insinyur (Etika Profesi) Dewan Akreditasi Rekayasa dan Teknologi (ABET) Kode Etik Insinyur ATAS DASAR PRINSIP Insinyur menegakkan dan memajukan integritas, kehormatan dan martabat profesi engineering
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGALIHAN SPPT SNI. Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia
DPLS 16 KEBIJAKAN PENGALIHAN SPPT SNI Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok IV, Lt. 4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta 10270 Indonesia
Lebih terperinciKebijakan Pengungkap Fakta
KEBIJAKAN PENGUNGKAP FAKTA 1. Ikhtisar Amcor berkomitmen terhadap standar tertinggi praktik etis dan hubungan yang jujur, serta perlindungan bagi individu yang melaporkan kejadian atau dugaan terjadinya
Lebih terperinciPEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciLEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI MANADO (LSPro BARISTAND INDUSTRI MANADO)
LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI MANADO (LSPro BARISTAND INDUSTRI MANADO) {xtypo_dropcap}l{/xtypo_dropcap}spro Baristand Industri Manado adalah Lembaga Sertifikasi yang
Lebih terperinciKODE ETIK. Kode etik yang dikeluarkan oleh PT. Internasional Network Cemerlang adalah bertujuan untuk :
KODE ETIK Kode etik yang dikeluarkan oleh PT. Internasional Network Cemerlang adalah bertujuan untuk : 1. Memberikan kepuasan dan perlindungan kepada semua pihak yang berkepentingan, memajukan kompetisi
Lebih terperinciPROSES SERTIFIKASI 20/6/2012
Disahkan oleh: Manajer Pelaksana Hal. 1 dari 7 1. RUANG LINGKUP Prosedur ini merinci tahapan proses sertifikasi Sistem Manajemen Klien mencakup pemberian, pemeliharaan, perluasan, pengurangan, penagguhan,
Lebih terperinciDireksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN
Yth. Direksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 19 /SEOJK.04/2017 TENTANG
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.738, 2010 KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA. Usaha Penyediaan Akomodasi. Pendaftaran. Prosedur.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.738, 2010 KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA. Usaha Penyediaan Akomodasi. Pendaftaran. Prosedur. PERATURAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciAnti-Suap dan Korupsi (ABC) Prosedur ini tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari kantor Penasihat Umum dan Sekretaris Perusahaan Vesuvius plc.
VESUVIUS plc Kebijakan Anti-Suap dan Korupsi PERILAKU BISNIS UNTUK MENCEGAH SUAP DAN KORUPSI Kebijakan: Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Tanggung Jawab Perusahaan Penasihat Umum Versi: 2.1 Terakhir diperbarui:
Lebih terperinciPEMELIHARAAN, PERLUASAN, PENGURANGAN, PENANGGUHAN/PEMBEKUAN, DAN / ATAU PENCABUTAN/ PEMBATALAN SERTIFIKAT (SISTEM SMKP/ISO 22000)
PEMELIHARAAN, PERLUASAN, PENGURANGAN, PENANGGUHAN/PEMBEKUAN, DAN / ATAU PENCABUTAN/ PEMBATALAN SERTIFIKAT (SISTEM SMKP/ISO 22000) 6.1 Pemeliharaan Sertifikat 6.1.1 Pemeliharaan Sertifikat meliputi kegiatan
Lebih terperinci4.12 SYARAT DAN KONDISI YANG MENGATUR VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
4.12 SRAT DAN KONDISI NG MENGATUR VERIFIKASI LEGALITAS KAYU 1. Syarat dan Kondisi ini mengatur Skema Verifikasi Legalitas Kayu (selanjutnya disebut sebagai Skema ) yang diselenggarakan oleh TROPICAL RAINFOREST
Lebih terperinciPiagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk
Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Pendahuluan Piagam Audit Internal ( Internal Audit Charter ) adalah dokumen formal yang berisi pengakuan keberadaan
Lebih terperincii) Pemohon harus memperbolehkan Lembaga Sertifikasi GCI untuk melakukan kunjungan surveilans pada waktu yang disebutkan dalam individual quotation.
1. Pengantar Skema Aturan ini telah ditulis sesuai dengan persyaratan dari Anggota Badan Akreditasi Nasional IAF di bawah Skema Sertifikasi Terakreditasi. PT. Global Certification Indonesia, selanjutnya
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA
SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA
Lebih terperinciSYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI
KAN 01 Rev. 5 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung I BPPT, Lt. 14 Jl. MH Thamrin No. 8, Kebon Sirih,
Lebih terperinciLEMBAGA SERTIFIKASI SISTEM MUTU BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA (LSSMBTPH)
LEMBAGA SERTIFIKASI SISTEM MUTU BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA (LSSMBTPH) DASAR HUKUM PEMBENTUKAN : Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 1100.1/Kpts/KP.150/ 10/1999 Tahun 1999 jo Nomor : 361/Kpts/
Lebih terperinciSYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM
DP.01.07 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok IV, Lt. 4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta
Lebih terperinciPERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL
PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan
Lebih terperinci- 1 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16 /POJK.04/2015 TENTANG AHLI SYARIAH PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16 /POJK.04/2015 TENTANG AHLI SYARIAH PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS
Lebih terperinciSYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI
KAN 01 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI Terbitan Nomor: 4 Februari 2012 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA
SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciSemua persyaratan pada klausul 5.1 dari ISO terpenuhi. 5.d Lembaga Sertifikasi harus mempunyai dokumen legalitas hukum
Lampiran 1. Gap analisis standar Pedoman BSN 1001:1999 terhadap ISO 17021:2006 dan ISO 22003:2007. ISO/IEC 17021 : 2006 ISO/IEC 22003:2007 Pedoman BSN 1001-1999 5 Persyaratan Umum 5 Persyaratan Umum 5.1
Lebih terperinciPiagam Audit Internal. PT Astra International Tbk
PT Astra International Tbk Agustus 2016 PIAGAM AUDIT INTERNAL I. Visi & Misi Visi Misi Visi 2020 Menjadi Kebanggaan Bangsa Grup Astra diakui memiliki standar kelas dunia dalam hal tata kelola perusahaan,
Lebih terperinciKODE PRAKTEK PANDI-DNP/ Versi 1.0. Dikeluarkan tanggal 1 Maret Pengelola Nama Domain Internet Indonesia
KODE PRAKTEK PANDI-DNP/2012-003 Versi 1.0 Dikeluarkan tanggal 1 Maret 2012 Pengelola Nama Domain Internet Indonesia Gedung Arthaloka LT. 11 Jln. Jend. Sudirman Kav. 2 Jakarta Pusat 10220, Indonesia. www.pandi.or.id
Lebih terperinciPERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan
PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan
Lebih terperinci2017, No Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 T
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.153, 2017 KEMEN-KP. Sertifikasi HAM Perikanan. Persyaratan dan Mekanisme. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2/PERMEN-KP/2017 TENTANG
Lebih terperinciFreeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok. Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014
Freeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014 Daftar Isi Daftar Isi... 2 Kode Perilaku Pemasok... 3 Pendahuluan... 3 Hak Asasi Manusia dan Tenaga
Lebih terperinciSTANDAR PRAKTIK DAN KODE ETIK TENAGA PEMASAR ASURANSI JIWA
STANDAR PRAKTIK DAN KODE ETIK TENAGA PEMASAR ASURANSI JIWA BAB I KETENTUAN UMUM 1. DEFINISI Dalam Kode Etik Tenaga Pemasar ini, yang dimaksud dengan: a. AAJI adalah Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia. b.
Lebih terperinciPEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 42/Permentan/SM.200/8/2016 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciSKEMA SERTIFIKASI DIREKTUR TINGKAT 1 BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)
2017 SKEMA SERTIFIKASI DIREKTUR TINGKAT 1 BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) Ditetapkan tanggal: 01 Juni 2017 Disahkan tanggal: 01 Juni 2017 Oleh: Oleh: Joko Suyanto Ketua Dewan Sertifikasi I Nyoman Yudiarsa
Lebih terperinciKode etik bisnis Direvisi Februari 2017
Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017 Kode etik bisnis Kode etik bisnis ini berlaku pada semua bisnis dan karyawan Smiths Group di seluruh dunia. Kepatuhan kepada Kode ini membantu menjaga dan meningkatkan
Lebih terperinciSALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.116 /SEOJK.04/ TENTANG PENGAKUAN TERHADAP ASOSIASI WAKIL MANAJER INVESTASI
-1- Yth. Wakil Manajer Investasi di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.116 /SEOJK.04/2016.. TENTANG PENGAKUAN TERHADAP ASOSIASI WAKIL MANAJER INVESTASI Dalam rangka pelaksanaan ketentuan
Lebih terperinciLayanan pengukuran dan survei ke rumah Anda adalah sebuah kewajiban untuk mendapatkan layanan pemasangan.
Syarat dan Ketentuan IKEA Layanan Pemasangan Kitchen Set & Kamar Mandi Tentang Syarat dan Ketentuan Berikut ini adalah syarat dan ketentuan ( Syarat dan Ketentuan Pemasangan ) yang berlaku untuk pemasangan
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA ETPIK NON-PRODUSEN
Lampiran 3.8. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.5/VI-BPPHH/2014 Tanggal : 14 Juli 2014 Tentang : Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari
Lebih terperinciLayanan Pengoptimalan Cepat Dell Compellent Keterangan
Layanan Pengoptimalan Cepat Dell Compellent Keterangan Ikhtisar Layanan Keterangan Layanan ini ("Keterangan Layanan") ditujukan untuk Anda, yakni pelanggan ("Anda" atau "Pelanggan") dan pihak Dell yang
Lebih terperinciPERJANJIAN AFILIASI FXPRIMUS
PERJANJIAN AFILIASI FXPRIMUS PERSYARATAN & PERJANJIAN AFILIASI PERJANJIAN INI dibuat antara FXPRIMUS dan ( Afiliasi ). MENGINGAT, FXPRIMUS adalah dealer dalam kontrak trading di luar bursa dan kontrak
Lebih terperinci2. Bagaimana Kami Menggunakan Informasi Anda
KEBIJAKAN PRIVASI Penidago.com dimiliki dan dioperasikan oleh Grup Perusahaan Penidago ("Penidago" atau "Kami"). Kebijakan Privasi ini menjelaskan bagaimana kami mengumpulkan, menggunakan, menyingkapkan,
Lebih terperinci-1- SALINANSALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17 /SEOJK.04/2016 TENTANG
-1- Yth. Wakil Penjamin Emisi Efek dan Wakil Perantara Pedagang Efek di tempat. SALINANSALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17 /SEOJK.04/2016 TENTANG PENGAKUAN TERHADAP ASOSIASI WAKIL PENJAMIN
Lebih terperinci