2015 ANALISIS MAKNA ASPEKTUAL HOJODOUSHI TE IKU DAN TE KURU

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

BAB 1. Pendahuluan. Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang banyak diminati, karena memiliki keunikan tersendiri. Sama

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu)

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan informasi serta kebutuhan komunikasi dengan negara Jepang, bahasa Jepang

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

PENGARUH PERUBAHAN PERANAN WANITA JEPANG DAN KONDISI SOSIAL MASYARAKAT JEPANG TERHADAP MUNCULNYA SHOUSHIKA

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada)

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1992, Narrog: 2009). Hal ini berarti, setiap bahasa alami di dunia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri (KBBI, 2001: 85). Sehingga dapat dikatakan bahwa

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pratamawati, 2014

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan dan dikuasai. Di antaranya, diatesis (tai), aspek (sou), kala (jisei), dan

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dengan bahasa lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki nuansa makna yang berbeda pada setiap struktur

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi, membantu manusia menyampaikan atau mengungkapkan

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

MAKNA SYAIR LAGU SAKURA DALAM DUA LAGU J-POP BERJUDUL SAKURA KARYA NAOTARO MORIYAMA DAN KENTARO KOBUCHI

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasanya. Salah satunya bahasa Jepang, Dewasa ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Indonesia ke bahasa Jepang, kita dapat menerjemahkan suatu teks dari

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya. Bahasa digunakan untuk berkomunikasi secara lisan maupun

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi sehari hari, seringkali muncul pengutaraan kalimat

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan keinginan kepada seseorang. Secara garis besar bahasa yang. 日常の言語生活で 実際に話される言葉 (Kindaichi, 1989:1045)

BAB I PENDAHULUAN. makna apabila melekat pada kelas kata lain dalam suatu kalimat. Joshi dalam bahasa Jepang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

Bab 2. Landasan Teori

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meirina Andreany, 2014

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

PERSEPSI REMAJA USIA TAHUN TERHADAP KEKERASAN DALAM ANIME NARUTO DI SMP 47 DAN SMP DIPONEGORO JAKARTA

Bab 2. Landasan Teori. dengan sendirinya dapat menjadi predikat, contoh : suatu kalimat. Keiyoushi memiliki beberapa perubahan bentuk.

PDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi).

BAB 2. Landasan Teori

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

Bab 2. Landasan Teori. kata memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembentukan suatu kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki bahasa yang berbeda-beda, serta memiliki

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata kerja bantu dalam bahasa Jepang terbagi menjadi dua jenis, yaitu jodoushi dan hojodoushi. Jodoushi adalah kata kerja bantu murni yang tidak bisa berdiri sendiri, dan akan kehilangan makna apabila dipisahkan dari kata kerja yang dilekatinya. Hojodoushi adalah kata kerja bantu yang bisa berdiri sendiri, memiliki dan tidak akan kehilangan makna apabila dipisahkan dari kata kerja yang dilekatinya (Izuru, 1998:2457). Hojodoushi dalam bahasa Jepang memiliki beragam makna. Makna tersebut antara lain: makna yang bersifat kebaikan, perpindahan/arah, aspek, dan rencana. Hojodoushi dalam bahasa Jepang memiliki fungsi untuk menerangkan atau menjelaskan verba utama yang terletak sebelum hojoudoshi tersebut. Saat digunakan sebagai hojodoushi, makna asli hojodoushi tersebut akan berubah menjadi penjelas dari verba utama. Di antara berbagai kata kerja bantu dalam bahasa Jepang yang menarik untuk diteliti adalah te iku dan te kuru (Yamamoto, 2006:1). Kata kerja bantu te iku dan te kuru ini memiliki banyak makna. Salah satu makna utamanya adalah perpindahan dan makna aspek. Berikut adalah contoh kalimat bentuk te iku. (1) 学校まで走っていこう (Sunagawa, 1998:250) Gakkou made hashitteikou. Mari berlari sampai ke sekolah. Pada contoh kalimat nomor (1), bentuk kata kerja bantu te iku memiliki makna kondisi waktu perpindahan dari tempat berbicara sampai ke sekolah. Cara perpindahan dinyatakan dengan verba hashitte yang merupakan turunan dari

hashiru yang bermakna berlari. Batasan akhir pergerakan verba diakhiri dengan partikel made yang merujuk ke kata benda penanda tempat, gakkou. (2) あの子は友達とけんかして 泣きながら帰っていった (Sunagawa, 1998 : 246) Ano ko wa tomodachi tokenkashite, nakinagara kaetteitta. Anak itu bertengkar dengan temannya, lalu pulang sambil menangis. Contoh kalimat nomor (2) menggunakan verba bantu te iku yang memiliki makna perpindahan menjauhi pembicara. Varian kalimat dengan verba bantu te iku dalam contoh kalimat nomor 2 ini merupakan salah satu contoh yang paling mendekati makna asli verba te iku yang bermakna perbuatan yang menjauhi pembicara. (3) 結婚してからも 仕事は続けていくつもりです (Sunagawa, 1998 : 246) Kekkonshite kara mo, shigoto wa tsuzuketeiku tsumori desu. Setelah menikah pun, saya berencana untuk terus bekerja. Kalimat nomor (3) menjelaskan kontinuitas atau proses berkelanjutan yang ditunjukan oleh verba bantu te iku. Partikel mo berfungsi menguatkan maksud pembicara, dirangkai dengan verba bantu tsumori. Verba bantu te iku pada kalimat ini mengandung makna aspek yang berarti perubahan yang akan terjadi dimulai dari waktu pembicara mengeluarkan pernyataan tersebut. Ketiga contoh kalimat tersebut menunjukkan betapa banyaknya makna yang bisa ditunjukkan oleh verba bantu te iku. Tentu saja, selain dari tiga contoh kalimat tersebut, masih ada lagi beberapa varian bentuk verba bantu te iku lainnya. Selanjutnya, mari kita cermati contoh kalimat verba bantu te kuru. (4) ここまで走ってきた (Sunagawa, 1998:250) Koko made hashittekita. Berlari sampai ke sini. Pada contoh kalimat nomor (4), verba bantu te kuru menunjukkan cara atau pergerakan yang dilakukan saat datang. Cara kedatangan ditunjukkan oleh verba turunan hashitte yang memiliki makna berlari.

(5) 17 歳のときからずっとこの店で働いてきました (Sunagawa, 1998:250) 17 sai no toki kara zutto kono mise de hataraite kimashita. Terus bekerja di toko ini sejak berumur 17 tahun. Contoh kalimat no (5) menggunakan verba bantu te kuru yang memiliki makna kesinambungan atau kontinuitas. Sama halnya dengan verba bantu te iku, verba bantu te kuru juga memiliki makna kegiatan atau perbuatan yang dilakukan terus menerus dari satu titik waktu. Pada kalimat ini, yang menjadi perbedaan antara penggunaan te iku dan te kuru ada pada sisi subjektifitas pembicara. Penggunaan verba bantu te kuru menandakan adanya sisi subjektifitas pembicara saat mengungkapkan pekerjaan yang dilakukannya selama ini. Beberapa contoh kalimat di atas hanya sebagai pengantar pada pola gramatikal verba bantu te iku dan te kuru. Makna beberapa makna lainnya akan dipaparkan dalam kajian teori. Kalimat dengan verba bantu te iku atau te kuru memiliki makna aspek. Hal ini menjadi salah satu penyebab sulitnya memahami apa sebenarnya makna yang terkandung dalam verba bantu te iku dan te kuru tersebut. Kindaichi (1978) dan Machida (1993) membagi jenis verba aspek menjadi empat jenis, yaitu: shunkan doushi, keizoku doushi, joutai doushi, dan daiyonshu no doushi. Shunkan doushi adalah kata kerja yang menyatakan kegiatan atau kejadian yang berakhir dalam waktu sekejap atau sesaat. Joutai doushi adalah kata kerja yang menyatakan keadaan atau kondisi sesuatu benda atau kejadian, Keizoku doushi adalah kata kerja yang menyatakan kegiatan yang membutuhkan rentang waktu tertentu. Daiyonshu no doushi adalah kata kerja yang menyatakan sifat atau keadaan khusus (Sutedi, 2011:94). Dalam penggunaan bahasa kedua dikenal istilah interferensi yang menyebaban adanya transfer negatif. Transfer negatif itu sendiri mengakibatkan kesalahan dalam penggunaan bahasa kedua. Kajian kedwibahasaan menemukan gejala interferensi pada tuturan seseorang yang menguasai dua bahasa atau lebih.

Tuturan yang menyimpang ini, sebagai akibat dari perkenalannya dengan bahasa lainnya. Ichikawa (2010:194) mencontohkan tuturan yang menyimpang ketika menggunakan aspek te iku dan te kuru seperti berikut ini. (6a) * この仕事は大変難しいであるので 途中であきらめていく人が少なくない (Ichikawa, 2010:410) Kono shigoto wa taihen muzukashii aru node, tochuu de akirameteiku hito ga sukunakunai. Karena pekerjaan ini sangat sulit, tidak sedikit orang yang mulai menyerah (melepaskan pekerjaan) di tengah jalan. (6b) この仕事は大変難しいので 途中であきらめてしまう人が少なくない (Ichikawa, 2010:410) Kono shigoto wa tahen muzukashii node, tochuu de akiramete shimau hito ga sukunakunai. Karena pekerjaan ini sangat sulit, tidak sedikit orang yang menyerah (melepaskan pekerjaan) di tengah jalan. (7a) * 老年人口の問題に関して 最近は 日本社会問題になった (Ichikawa, 2010: 429) Rounenjinkou no mondai ni kanshite, saikin wa, nihon shakai mondai ni natta. Mengenai masalah populasi manula, akhir-akhir ini telah menjadi masalah sosial di Jepang. (7b) 老年人増加問題が 最近は日本の社会問題になってきている (Ichikawa, 2010: 429) Roujinkou zouka mondai ga, saikin wa nihon no shakai mondai ni nattekiteiru. Akhir-akhir ini masalah peningkatan populasi manula mulai menjadi masalah sosial di Jepang. Kalimat (6a) dan (6b) merupakan kalimat yang salah karena berdasarkan konteks kalimat, terdapat nuansa bahwa pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan yang sangat sulit dan pada umumnya melepas pekerjaan adalah suatu hal yang disayangkan. Dengan demikian penggunaan aspek tei iku dalam kalimat (6a) menjadikan makna kalimat menjadi kurang jelas. Sedangkan pada kalimat (6b) sesuai dengan konteks kalimat penggunaan pola shimau lebih tepat karena sesuai dengan nuansa menyerah pada pekerjaan yang sulit yang tergambar sebagai makna kalimat.

Kalimat (7a) dan (7b) berfungsi menjadi hyougen atau ungkapan mengenai kondisi yang terjadi saat ini ihwal meningkatnya populasi manula di Jepang. Dengan demikian kalimat yang lebih tepat digunakan adalah kalimat (7b) dengan penggunaan aspek te kuru. Hal ini disebabkan ungkapan tersebut menjadi topik yang benr-benar menjadi fokus pada saat tuturan berlangsung, dan keadaan meningkatnya populasi manula tersebut sedang terjadi. Dapat dipahami bahwa keadaan yang sedang berlangsung sebenarntya sudah dan sedang berlangsung sebelum tuturan. Selain kesalahan penggunaan verba bantu te iku dan te kuru yang sudah disebutkan di atas. Masalah lain yang dapat menyulitkan pembelajar bahasa Jepang dalam memahami aspek adalah varian makna aspek yang cukup beragam. Oleh karena itu penelitian ini penting untuk dilakukan. Berangkat dari masalah tersebut, penulis berniat melakukan penelitian yang berjudul ANALISIS MAKNA ASPEKTUAL HOJODOUSHI TE IKU DAN TE KURU. B. Rumusan Masalah Dengan mengacu pada latar belakang masalah yang telah disajikan sebelumnya, pada penelitian kali ini, penulis merumuskan masalah yang akan diteliti lebih lanjut sebagai berikut: 1. Makna aspek apa saja yang terkandung pada verba bantu te iku? 2. Makna aspek apa saja yang terkandung pada verba bantu te kuru? 3. Makna aspek apa saja yang dinyatakan oleh verba bantu te iku dan te kuru yang terdapat dalam bahan ajar bahasa Jepang?

C. Pembatasan Masalah Mengingat cakupan penelitian ini sangat luas, maka penulis bermaksud membatasi penelitiannya antara lain sebagai berikut: 1. Penelitian ini terbatas pada kalimat dengan verba bantu te iku dan te kuru. 2. Penelitian ini membahas masalah penentuan makna aspek berdasarkan verba aspektualitas. 3. Penelitian ini hanya membahas makna aspek yang terdapat pada verba bantu te iku dan te kuru. 4. Penelitian ini mengkaji makna aspek yang muncul dalam buku ajar bahasa Jepang yakni; 初級日本語上, 初級日本語下, みんなの日本語初級 I, みんなの日本語初級 II, 日本語中級 J301. 5. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini diambil dari berbagai media, baik media audio, audio visual, literasi dalam bahasa Jepang (jitsurei), serta bahan ajar yang terdapat pada buku ajar bahasa Jepang. D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian kali ini adalah menjawab pertanyaan penelitian seperti yang telah dijabarkan pada rumusan masalah, antara lain: 1. Mendeskripsikan makna aspek yang muncul pada verba bantu te iku. 2. Mendeskripsikan makna aspek yang muncul pada verba bantu te kuru. 3. Mendeskripasikan makna aspek yang diajarkan pada bahan ajar bahasa Jepang.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Manfaat teoretis dari penelitian ini antara lain: a. Membantu pembelajar dan pengajar bahasa Jepang dalam memahami konsep makna yang terkandung dalam verba bantu te iku dan te kuru. b. Memberikan penjelasan mengenai makna aspek pada verba bantu te iku dan te kuru. 2. Manfaat Praktis Penulis berharap, hasil penelitian yang berupa deskripsi makna aspek dan non-aspek dalam verba bantu te iku dan te kuru ini dapat dimanfaatkan khususnya dalam ranah linguistik terapan pendidikan. Hasil penelitian ini dapat memudahkan pengajar dan pembelajar bahasa Jepang dalam memahami penggunaan verba bantu te iku dan te kuru, sekaligus memahami makna yang terkandung lewat berbagai jenis verba yang bisa dibubuhi verba bantu te iku dan te kuru. F. Sistematika Pembahasan BAB I Pendahuluan, membahas tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan dan Batasan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Pembahasan BAB II Landasan Teoritis, memuat Pengertian Hondoushi dan Hojodoushi, Pengertian Aspek, Makna Aspektual dalam Te Iku, Makna Aspektual dalam Te Kuru, dan Penelitian Terdahulu. BAB III Metodologi Penelitian, membahas tentang Metode Penelitian, Objek Penelitian, Sumber Data, Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data dalam penelitian ini.

BAB IV Analisis Data dan Pembahasan, membahas tentang Sajian Data Penelitian dan Analisis Data, untuk membahas semua hasil penelitian berdasarkan data yang diperoleh. BAB V Kesimpulan dan Saran, menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian yang penulis lakukan dan saran untuk penelitian selanjutnya.