Octavery Kamil, Irwanto, Ignatius Praptoraharjo, Anindita Gabriella, Emmy, Siska Natalia Gracia Simanullang, Natasya Evalyne Sitorus, Sari Lenggogeni

dokumen-dokumen yang mirip
Perlindungan Sosial yang Sensitif

Jenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013

Latar belakang, Skema & Implementasi SUFA (Strategic Use of Antiretroviral) di Indonesia

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. investasi dan hak asasi manusia, sehingga meningkatnya derajat kesehatan

UPAYA PEMERINTAH KOTA PELAYANAN KESEHATAN MELALUI DINAS KESEHATAN KOTA BALIKPAPAN JAKARTA, 26 JANUARI 2009

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

Komentar dan Rekomendasi

Tindak Pidana KEKERASAN Dalam RUMAH TANGGA

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA MANUAL REGISTRASI REGISTRASI REGISTRASI

NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT

KATA PENGANTAR. Jakarta, 15 Februari 2018 Direktur Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan PKRT,

1.1. Latar Belakang. Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Isu-isu strategis

Komentar dan Rekomendasi. 2. Cholis Abrori

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS PROVINSI DKI JAKARTA. Disampaikan Pada Acara :

- Perencanaan dan Penyusunan Program

PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BUKU INDIKASI KAWASAN HUTAN & LAHAN YANG PERLU DILAKUKAN REHABILITASI TAHUN 2003

TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT KALIWUNGU KENDAL TAHUN 2028 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Tabel 3.13 Pencapaian Misi II dan Indikator. tercapai. tidak tercapai

Pedoman Perlidungan Kawasan Ekosistem Esensial

Penerimaan Peserta Didik Baru

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Analisis Sensitivitas pada Pertumbuhan Penduduk Nanggroe Aceh Darussalam dengan Metode Life Table

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah populasi jiwa serta kepadatan

PerPres 75 /2006 vs PerPres 124 /2016 Peran KPAN,dan Kab/Kota Kewenangan KPA paska PerPres 124/ 2016 Rekomendasi Penutup

BAB I P E N D A H U L U A N

KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN HIV/ AIDS PROVINSI DKI JAKARTA. Disampaikan Pada Acara :

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB

PEDOMAN PEMBIMBINGAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ONLINE (KTI ONLINE) TAHUN 2010 BAB I PENDAHULUAN

KOMPETENSI PUSTAKAWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA YANG DIPERSYARATKAN MAMPU BERSAING DALAM MENGHADAPI MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN)

BAB 1 PENDAHULUAN. Evaluasi pelaksanaan..., Arivanda Jaya, FE UI, 2010.

Program Asuransi Kesehatan Sosial merupakan penugasan Pemerintah kepada PT.Askes (Persero) melalui Peraturan Pemerintah No. 69 tahun 1991.

Jurnal SIKLUS volume 7 Nomor 1 Januari 2018 e-issn:

Kata Pengantar... Daftar Isi... Peraturan Desa... Rencana Kerja Pemerintah Desa Cermee...

PANDUAN PERLINDUNGAN TERHADAP KEKERASAN FISIK

Publikasi layanan publik Kepolisian menyangkut layanan pengurusan SIM, STNK/BPKB Surat Keterangan Catatan Kepolisian SKCK

DANA BANTUAN LANGSUNG - DBL

Notulensi Rapat Kerja Pencanangan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pemda Birawa Bidakara, 28 Mei 2013

BAB I PENDAHULUAN. sejak tahun 2001 dengan pengentasan kemiskinan melalui pelayanan kesehatan. gratis yang dikelola oleh Departemen Kesehatan.

3. WNI yang belum memiliki identitas kependudukan wajib dicatat dan dimasukan dalam daftar pemilih

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 66 TAHUN 2007 TENTANG

Oleh Nizwardi Azkha, SKM,MPPM,MPd,MSi PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNAND PADANG 2009

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang baik merupakan kebutuhan bagi setiap orang.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Laporan Hasil Akhir Penelitian Hibah Mahasiswa Program Doktor

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 1 A TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IKATAN PEREMPUAN POSITIF INDONESIA - IPPI Jaringan Nasional Perempuan yang hidup dengan HIV dan AIDS

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hak fundamental setiap warga negara. Menurut UU No. 36

ISSN No Jurnal Sangkareang Mataram 33

Advokasi Pasien HIV & AIDS Di RSUD Dr. Soetomo

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2016

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lombok Timur

MATRIK PERUBAHAN UNDANG UNDANG NO 2 TAHUN 2008 KE UNDANG UNDANG NO 2 TAHUN 2011 TENTANG PARTAI POLITIK

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL

- 1 - PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN DAERAH KABUPATEN BERAU

Dewi Ratnawati, Riris Andono Ahmad, Firdaus Hafidz, Dibyo Pramono

PERATURAN BUPATI BATANG TENTANG PENYELENGGARAANJAMINAN KESEHATAN DAERAH (JAMKESDA) KABUPATEN BATANG TAHUN 2012

KERANGKA ACUAN PROGRAM KESELAMATAN/KEAMANAN LABORATORIUM PUSKESMAS KINTAMANI 1

Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman;

Hasil Pengamatan Lapangan Kilat Tim SMERU: Pelaksanaan Program Operasi Pasar Khusus (OPK) di Lima Propinsi

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

by : Andika Putra Utami; Yunike Rahmi; Dewi Permata Sari; Bismatullah; Ismadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Gatot (1999), ekowisata mulai menjadi isu nasional di Indonesia

Peringatan Hari AIDS Sedunia 2013: Cegah HIV dan AIDS. Lindungi Pekerja, Keluarga dan Bangsa

Teknik Audit Internal dalam Akreditasi PUSKESMAS (#14)

III. METODOLOGI PENELITIAN

Komentar dan Rekomendasi

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang BPJS yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional dewasa ini sasaran utama ialah lebih

ANALISIS POTENSI REPLIKASI PRAKTEK BAIK SEKTOR KESEHATAN DI PAPUA.

BAB I PENDAHULUAN. menyebutkan bahwa Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas

Fakta yang terjadi: Di Aceh Di DIY: Hari 1- Hari 8 Hari 1: Sabtu 27 Mei 2006 Kekacauan, Telekmunikasi break dwn. Banyak isu. Kebetulan hari libur panj

Implementasi Strategi Layanan Komprehensif (LKB) pada Prosedur Pengobatan HIV IMS di Kota Yogyakarta dan Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

EVALUASI TEKNIK OPERASIONAL PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KABUPATEN TANAH LAUT ( Studi Kasus : Kecamatan Pelaihari )

BAB I PENDAHULUAN. Analisis perencanaan..., Ayu Aprillia Paramitha Krisnayana Putri, FE UI, Universitas Indonesia

Pertemuan 1 PENGERTIAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB PENDAHULUAN LATAR BELAKANG LAPORAN AKHIR

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 03 TH PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN. dampak bermunculannya banyak developer game di negara-negara tersebut.

RENCANA KERJA (DPRD) KABUPATEN GROBOGAN TAHUN ANGGARAN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah suatu. kumpulan gejala penyakit kerusakan sistem kekebalan tubuh, bukan

PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS Jl. KARTINI TIMIKA, PAPUA TELP. (0901) ,

Untuk komunitas dari komunitas: Jangan hanya di puskesmas dan rumah sakit!

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN

Transkripsi:

Octavery Kamil, Irwant, Ignatius Praptraharj, Anindita Gabriella, Emmy, Siska Natalia Gracia Simanullang, Natasya Evalyne Sitrus, Sari Lengggeni

Jumlah kasus AIDS yang tercatat adalah sebesar 33.364 rang (Desember 2010) 90% adalah kelmpk usia prduktif Sekitar 70% masuk dalam kriteria untuk memperleh terapi ARV. Hampir 30% dari mereka tidak memperleh terapi yang tersedia. 59% dari yang pernah memperleh terapi, masih meneruskan terapi Angka kematian terkait dengan AIDS sebesar 46% (2001) menurun menjadi 18% (2009).

penurunan pendapatan yang signifikan karena untuk perawatan anggta keluarga yang sakit pengeluaran untuk kesehatan menjadi lebih besar, kemungkinan kehilangan asset rumah tangga menjadi lebih besar, kesempatan berseklah bagi anak-anak menjadi lebih kecil. perempuan cenderung mengalami dampak ssial eknmi yang lebih besar dari pada laki-laki. Survei Dampak Ssial Eknmi Pada Individu dan Rumah Tangga Dengan HIV di Tujuh Prvinsi di Indnesia (Jthi & BPS, 2009)

Semua upaya yang diarahkan untuk: Menyediakan pendapatan atau knsumsi kepada kelmpk miskin, Melindungi kerentanan terhadap berbagai risik yang berpengaruh terhadap kesehteraannya, dan Memperkuat status dan hak ssial dari kelmpk yang termarginalisasi. UU n 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Ssial Nasinal: menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi masyartakat Indnesia melalui jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian

Asuransi Ssial Jamsstek (pekerja frmal) Askes (Asuransi Kesehatan untuk Pegawai Negeri) Asabri (Plisi/Tentara dan PNS di TNI/Plri) Taspen (PNS) Jamkesmas, Jamkess, Jamkesda (masyarakat miskin) Jampersal (Bumil/Bulin) Asuransi Swasta Bantuan Ssial Banss dari Kementrian Ssial

Prgram Kesehatan Jumlah Peserta (dalam juta) Jaminan Kesehatan Masyarakat 76.4 Jaminan Kesehatan Daerah 10.8 Jaminan Ssial Kesehatan untuk Pegawai Negeri (PT Askes) 14.9 Jamsstek untuk pegawai swasta 3.9 Jaminan Kesehatan untuk tentara dan plisi 2.0 Asuransi Kmersial Swasta 8.8 Ttal 116.8 Sumber: Kmpas Februari 13, 2010

Mengidentifikasi jenis dan karakteristik skema perlindungan ssial di Indnesia. Struktur, mekanisme dan prses setiap skema perlindungan ssial Implementasi masing-masing skema di daerah Kemungkinan pemanfaatan setiap jenis skema leh ODHA Kendala dan peluang dalam pemanfaatannya leh ODHA Menyediakan kerangka kerja yang diperlukan untuk mengembangkan jaminan ssial bagi ODHA dan keluarganya.

Metde: Studi Kasus Lkasi: Ygyakarta, Semarang, Pntianak Pengumpulan Data: Data Primer: FGD dan Interview mendalam bagi Pemanfaat Layanan, Pengella, Pemerintah Daerah, LSM Data Sekunder: Artikel yang dipublikasi, Lapran Penelitian, Dkumen Perundang-undangan Analisis: Deskriptif Analitik

Ygyakarta Asal peserta/ Lembaga Perempuan Laki-laki Transgender Ttal FGD Stakehlder KPA Prvinsi, Dinkes Prvinsi, Dinss Prvinsi, RSUD Sardjit, Puskesmas Gedng Tengen, LSM Kebaya, LSM Victry Plus, Jthi Prvinsi 0 7 1 8 FGD ODHA 2 6 0 8 Wawancara mendalam Subdit Pembiayaan Jamkesmas, Subdit Perlindungan Anak Dinss Prvinsi, Bapel Jamkess, LSM Kebaya, LSM Victria Plus, Puskesmas Gedng Tengen, Pakar Jam Ssial 2 4 1 7 Semarang FGD Stakehlder KPAP, Dinkes Kta, Dinss Kta, Kelurahan Kali Benteng Kidul, RS Kariadi, Bappeda Kta 1 5 0 6 FGD ODHA 1 4 2 7 Wawancara Subdit Pembiayaan, Dinkes Kta, LSM Graha Mitra, LSM 3 3 1 7 mendalam Kalandra, LSM Griya Asa PKBI, Bappeda Kta, Orang Kunci Pntianak FGD Stakehlder KPAP, Dinss Prvinsi, RSUD Sudars, Puskesmas Ys Sudars, LSM Pntianak Plus, Bir Kesra, Kantr Gubernur, PT Askes Pntianak 3 4 0 7 FGD ODHA 4 6 0 10 Wawancara KPA Prvinsi Kalbar, Dinss Prvinsi, Kalbar, RSUD 1 4 0 5 mendalam Sudars, LSM Pntianak Plus, PT Askes Pntianak Jakarta Wawancara mendalam Pusat Pembiayaan Kemenkes, Frum Asuransi kesehatan PT Taspen, Ikatan Perempuan Psitif Indnesia, Ahli Jaminan Ssial, IPPI, JOTHI 4 1 0 7

Jenis perlindungan ssial yang bisa/sering dimanfaatkan leh ODHA untuk perawatan kesehatan: Pryek Glbal Fund untuk Tes HIV dan Akses ARV Skema jamkesmas, jamkess, jamkesda untuk mendukung perawatan kesehatan yang membutuhkan rawat inap terkait dengan infeksi prtunistik yang dialaminya Bantuan Ssial untuk peningkatan eknmi dan Pendidikan dari Kementerian/Dinas Ssial belum ada satupun bentuk skema jaminan kesehatan yang ditawarkan leh swasta maupun leh perusahaan pemerintahyang bisa diakses leh ODHA Bagi yang tidak miskin, beban perawatan kesehatan ini memberikan beban yang berat bahkan membuat mereka akhirnya menjadi miskin.

Meski termasuk di dalam layanan yang dicakup dalam Jamkesmas, kecenderungan bagi rumah sakit daerah untuk tidak memberikan pelayanan dan merujuk ke rumah sakit rujukan AIDS yang lebih tinggi Pemahaman bahwa perawatan HIV/AIDS telah ditanggung pembiayaannya leh Glbal Fund sehingga tidak perlu ditanggung lagi leh Jamkess atau Jamkesda. Pengalihan kategri perawatan HIV menjadi perawatan infeksi purtunistik ini dimungkinkan agar bisa ditanggung perawatan di RS Isu terkait kepemilikan identitas kependudukan (KTP) yang menjadi kendala untuk mendapatkan SKTM yang menjadi persyaratan utama memperleh Jamkesmas/jamkesda

1. Aksesibilitas: ODHA yang tergabung dalam KDS atau LSM cenderung lebih mudah mengakses jaminan kesehatan yang tersedia Hambatan untuk mengakses jaminan kesehatan: Administratif: tidak memenuhi kriteria sebagai penerima bantuan ssial, tidak mengikuti prsedur pengurusan pelayanan, tidak mengetahui infrmasi persyaratan untuk mendapatkan bantuan ssial, dan tidak memiliki kelengkapan kepesertaan (KTP, KK, SKTM) diketahui status HIVnya atau telah memperleh label pasien HIV memilih untuk tidak memanfaatkan layanan

2. Manfaat yang bisa diperleh ODHA Jamkesmas maupun Jamkess/Jamkesda menanggung 100% biaya yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan medis termasuk kebutuhan untuk diagnstik Dalam prakteknya tidak semua pembiayaan yang dikeluarkan leh pasien bisa ditanggung leh Jamkess/Jamkesda karena pengella membuat batasan manfaat yang bisa ditanggung Pembelian bat untuk infeksi prtunistik tidak bisa ditanggung leh Jamkess karena bat yang diresepkan bukan bat generik seperti yang telah ditentukan di dalam pedman Jamkess

3. Luas wilayah yang dicakup leh skema jaminan ssial Jamkesmas hanya mencakup sebagian keluarga/rang miskin yang ada di sebuah wilayah, sisanya menjadi tanggung jawab dari pemerintah prpinsi dan kabupaten/kta Jamkess/Jamkesda tidak mencerminkan prinsip prtabilitas karena hanya menanggung rang yang memiliki alamat di wilayah yang bersangkutan

4. Kecukupan dan kualitas dari layanan yang ditanggung masih menitikberatkan pada aspek perlindungan dari sisi finansial dari risik yang diakibatkan leh upaya perawatan kesehatan Aspek-aspek pemeliharaan dan pemulihan kesehatan masih belum memperleh perhatian Alkasi anggaran Jamkesda tidak merefleksikan kebutuhan medis yang ditanggung leh skema tersebut Terbatasnya infrmasi tentang jaminan kesehatan ssial yang tersedia di wilayahnya: Persepsi bahwa prsedur untuk mendapatkannya berbelit-belit, prses menunggu yang lama, ditelantarkan ketika mengurus persyaratan dan harus berulangkali kembali untuk melengkapi persyaratan Sikap dari penyedia layanan yang dinilai menganggap rendah rang-rang yang mengakses layanan gratis

Bantuan pendidikan bagi anak yang terdampak AIDS sebagai salah satu bentuk Prgram Kesejahteraan Ssial Anak (PKSA) cakupannya juga masih sangat terbatas baik dari sisi kecukupan, pemanfaatan dan kualitasnya. Bantuan pengembangan usaha eknmi bagi ODHA juga memiliki cakupan yang sangat kecil baik dari jumlah ODHA yang memanfaatkan, kualitas pelayanan yang rendah karena tidak ada pendampingan setelah mdal diberikan sehingga banyak yang tidak meneruskan pengembangan usahanya.

Belum secara langsung diarahkan untuk mengantisipasi berbagai dampak yang diakibatkan leh HIV dan AIDS tetapi lebih diarahkan pada status kemiskinannya. Masih sangat terbatas dalam cakupannya: ODHA yang memanfaatkan, Manfaat yang diperleh, Cakupan wilayah Kecukupan dan kualitas layanannya Belum ada perlindungan ssial yang bersifat preventif atau prmtif, apalagi yang bersifat transfrmatif Belum ada jaminan ssial kesehatan yang bisa dimanfaatkan untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatannya agar memungkinkan bisa memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan dan hidup lebih prduktif.

Integrasi upaya pengembangan perlindungan ssial ke dalam prgram penanggulangan AIDS yang ada: Memasukkan agenda perlindungan ssial sebagai salah satu upaya priritas di dalam penanggulangan HIV/AIDS secara nasinal Pengembangan upaya perlindungan ssial yang sensitif terhadap gender Mempertegas inklusi isu HIV/AIDS di dalam penyempurnaan sistem jaminan ssial nasinal: Perluasan cakupan kelmpk yang ditanggung dari jaminan ssial yang ada sekarang Penyederhanaan prses kepesertaan Melakukan sinkrnisasi berbagai jaminan ssial kesehatan yang tersedia

Mendrng peran rganisasinal pemangku kepentingan penanggulangan HIV dan AIDS: Keluarga dan Kmunitas: menyediakan dukungan ssial yang dibutuhkan leh ODHA untuk mengurangi dampak ssial eknmi yang diakibatkan leh AIDS Organisasi Masyarakat Sipil: peran dalam pendidikan, perawatan dan dukungan serta advkasi terhadap pengambil kebijakan masih harus terus dilakukan Pemerintah: menyikapi isu AIDS bukan sebagai kndisi gawat darurat saja tetapi merupakan upaya pembangunan kesehatan yang memiliki dimensi jangka panjang Lembaga Internasinal memfasilitasi masyarakat sipil untuk mendrng upaya perlindungan ssial yang sensitif HIV ini ke dalam peraturan dan kebijakan jaminan ssial yang sedang dikembangkan

Para Narasumber di Jakarta, Ygyakarta, Semarang dan Pntianak LSM Victry Plus Ygyakarta LSM Graha Mitra Semarang Pntianak Plus ILO - Kantr Indnesia