BAB V PEMBAHASAN. 1 Try Fauzi Nur Imanuddin, Skripsi: Analisis Tingkat Kognitif Soal Apersepsi Pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian Buku Teks (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), 50. Pendidikan (Jakarta: Depdikbud, 2013).

TINGKAT KOGNITIF REVISI TAKSONOMI BLOOM PADA SOAL-SOAL DALAM BUKU TEKS MATEMATIKA SMP

KEMAMPUAN GURU MATA PELAJARAN IPA DALAM PEMBUATAN SOAL ULANGAN DI SMP NEGERI 5 PURWODADI

Abstrak. Pendahuluan. Anas et al., Analisis Deskriptif Soal Ujian Nasional Matematika...

Nancy et al., Analisis Tingkat Kognitif Uji Kompetensi pada Buku Sekolah Elektronik (BSE)...

ANALISIS TINGKAT KOGNITIF UJI KOMPETENSI PADA BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) MATEMATIKA SMP/MTs KELAS VII KURIKULUM 2013 BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

CATATAN OBSERVASI PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kata Kunci : Tingkat kognitif, taksonomi Bloom, analisis buku teks siswa

BAB I PENDAHULUAN. tentang logika, mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang. dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Menurut Abidin (2016:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah salah satu rumpun sains yang mempelajari tentang zat, meliputi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan secara nasional adalah hasil nilai Ujian Nasional (UN). Permendikbud

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk pemikir yang jauh lebih baik dari makhluk hidup

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. pembenahan di segala bidang termasuk bidang pendidikan. Hal ini juga dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Artikel Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip yang saling berkaitan satu sama lain. Guru tidak hanya

I. PENDAHULUAN. dipenuhi sepanjang masa. Pendidikan menjadi perhatian yang sangat penting bagi

LEMBAR VALIDASI AHLI MATERI

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurikulum merupakan suatu program yang berupa rencana tertulis yang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROFIL PERTANYAAN SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 6 TANJUNGPINANG PADA MATERI SISTEM PERTAHANAN TUBUH BERDASARKAN QUESTION CATEGORY SYSTEM FOR SCIENCE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan pembaharuan pendidikan di Indonesia dewasa ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. berbasis karakter (competency and character based curriculum), yang dirancang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nokadela Basyari, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Purnama Adek, 2014

LEVEL KOGNITIF SOAL PADA BUKU TEKS MATEMATIKA KURIKULUM 2013 KELAS VII UNTUK PENDIDIKAN MENENGAH. Intan Sari Rufiana Universitas Muhammadiyah Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi salah satu fokus dalam penyelenggaraan negara. Menurut

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Kerajinan dari limbah organik (kulit jagung dan pelepah pisang).

KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH GEOMETRI. Rizki Amalia

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS SOAL ULANGAN HARIAN BUATAN GURU BIOLOGI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 DITINJAU DARI TINGKAT TAKSONOMI BLOOM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jayanti Putri Purwaningrum, 2015

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

2014 PENGEMBANGAN TES PIKTORIAL UNTUK MENGUKUR DIMENSI PENGETAHUAN SISWA SMA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

Kreano 6 (1) (2015): Kreano. Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif

BAB I PENDAHULUAN. terutama tentang struktur materi, komposisi materi, sifat dan perubahan materi serta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PEMETAAN SOAL-SOAL UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMA/MA TAHUN AJARAN 2010/2011 DAN TAHUN AJARAN 2011/2012. (Khususnya aspek kognitif berdasarkan TIMSS)

permasalahannya Rumusan Masalah Tujuan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

ANALISIS TINGKAT KESULITAN SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 1 KUALA TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 2010), Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 2.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

12-LK RPP-EMA PUSPASARI

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan berbagai kompetensi tersebut belum tercapai secara optimal.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Kerajinan modifikasi dari limbah organik.

BAB I PENDAHULUAN. karena proses pendidikan tersebut telah dijadwalkan sesuai dengan waktu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian pengembangan yang telah dilakukan, diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Pertama Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metaphorical Thinking. (repository.upi.edu, 2013), 3.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS DESKRIPTIF SOAL MATEMATIKA PADA SELEKSI PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SMA/SMK TAHUN AJARAN 2012/2013 DAN 2013/2014 KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Utama, 2008), hlm Bumi Aksara, 2008), hlm. 37

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN, IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN

ANALISIS BUKU SISWA MATEMATIKA KURIKULUM 2013 UNTUK KELAS X BERDASARKAN RUMUSAN KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang kondusif bagi lahirnya pribadi yang kompetitif. (Tilaar, 2004)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, karena pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan tenaga-tenaga

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, dunia pendidikan dituntut untuk lebih maju dan

A. Latar Belakang Masalah

KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DALAM BENTUK CERITA POKOK BAHASAN ARITMETIKA SOSIAL Oleh : Dwi Setyono 1 dan Sri Sutarni 2

I. PENDAHULUAN. Salah satu disiplin ilmu yang dipelajari pada jenjang Sekolah Menengah Atas

KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH FUNGSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. perkenalan sebelum memulai belajar, sebagai seorang guru terlebih dahulu

Pardomuan N.J.M. Sinambela Afrodita Munthe. Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika, Pembelajaran Matematika Realistik.

KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DALAM BENTUK CERITA POKOK BAHASAN ARITMETIKA SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelajaran Matematika merupakan wahana yang dapat digunakan untuk

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEORI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN A. A1. Kurikulum KTSP A2. Prosedur Pengembangan RPP dan LKS A3. Hasil Wawancara Pra-Penelitian dengan Guru A4.

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dari beberapa hal yang diajarkan di sekolah, matematika adalah salah satu pelajaran yang sangat dekat

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Kebijakan Implementasi Kurikulum 2013 (Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014) PPT - 1.1

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN A. Tingkat Kognitif Soal Analisis tingkat kognitif soal menggunakan Taksonomi Bloom Dua Dimensi pada item soal latihan pada buku paket matematika kelas VII kurikulum 2013 selanjutnya diklasifikasikan ke dalam 6 aspek kategori, yaitu C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), C6 (mencipta). Hasil penelitian item soal latihan pada buku paket matematika kelas VII kurikulum 2013 menunjukkan bahwa soal pada kategori C1 (mengingat) memiliki proporsi yang sangat sedikit hanya 2 (3%) butir soal. Hasil yang sama juga didapat pada penelitian yang dilakukan Try Nur Fauzi Imanuddin (2015) dengan memperoleh hasil C1 (mengingat) sebesar 3,23%. 1 Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ellisia Kumalasari (2009) yang memperoleh hasil C1 (mengingat) sebesar 26%. 2 Terdapat perbedaan yag cukup signifikan pada kedua penelitian tersebut, dimana soal level C1 (mengingat) pada buku K-13 lebih sedikit dibandingkan dengan buku KTSP. Hal ini mengindikasikan bahwa soal yang disajikan bukanlah soal yang sederhana dimana jawaban soal hanya perlu mengingat atau menghafal saja. Tetapi, siswa perlu dilatihkan dengan menggunakan soal yang melatih tingkat kognitifnya. Sebaliknya soal yang termasuk kategori C2 (memahami) memiliki persentase yang lebih besar yaitu 21%. Hasil yang sama juga didapat pada penelitian yang dilakukan Try Nur Fauzi Imanuddin (2015) dengan memperoleh hasil C2 (memahami) 1 Try Fauzi Nur Imanuddin, Skripsi: Analisis Tingkat Kognitif Soal Apersepsi Pada Buku Siswa Matematika SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 Berdasarkan Taksonomi Bloom. (Jember: Universitas Negeri Jember, 2015). Penelitian dilakukan pada buku siswa matematika SMP/MTs terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) pada tahun 2014 (edisi revisi). 2 Ellisia Kumalasari, Skripsi: Analisis Tingkat Kognitif Pertanyaan Pada Buku Teks Matematika Kelas Vii Pokok Bahasan Bilangan Bulat Berdasarkan Taksonomi Bloom. (Jember: Universitas Negeri Jember, 2009). Penelitian dilakukan yang buku teks matematika SMP kelas VII terbitan Erlangga. 105

106 sebesar 28,56%. 3 Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ellisia Kumalasari yang memperoleh hasil C2 (memahami) sebesar 67%. 4 Pada penelitian yang dilakukan Ellisia Kumalasari (2009) soal pada level C2 (memahami) memiliki persentase yang terlalu besar, sehingga megakibatkan persentase untuk level yang lainnya menjadi semakin kecil terutama pada level kognitif tinggi. Soal pada kategori C2 (memahami) memiliki tingkat kesulitan yang lebih dibandingkan dengan soal pada kategori C1 (mengingat). Pada tahap ini siswa dituntut untuk memahami apa yang disampaikan pada soal. Soal yang disajikan banyak yang berupa soal yang disertai gambar, Biasanya siswa disuruh untuk menafsirkan apa yang diketahui pada gambar tersebut, Jika siswa sudah memahami konsepnya maka mereka pasti bisa menjawab pertanyaan tersebut. Terdapat pula soal yang menuntut siswa untuk memberikan contoh sebuah konsep pada kehidupan sehari-hari. Biasanya soal yang seperti ini sering terdapat pada soal berbentuk projek. Selain itu terdapat soal berbentuk pengklasifikasian, dimana terdapat beberapa sub pertanyaan dan siswa disuruh untuk mengklasifikasikan mana yang termasuk konsep A,B.C dst. Sedangkan untuk kategori soal C3 (mengaplikasikan) memiliki prosentase sebesar 37%, dan merupakan persentase yang paling besar dibandingkan dengan kategori lainnya. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah pokok bahasan yang dianalisis. Pada pokok bahasan aritmetika sosial hampir semua soal yang dianalisis berupa soal cerita. Selain itu sebagian soal pada pokok bahasan perbandingan juga terdapat soal cerita. Pertanyaan pada soal cerita biasanya menuntut siswa untuk menerapkan rumus yang sudah dipelajari untuk mengerjakan soal sesuai prosedur. Adapula soal yang tidak bisa langsung dijawab menggunakan suatu prosedur tertentu melainkan harus dengan pemodifikasian prosedur. Faktor lainnya dikarenakan pada siswa SMP usia 13-15 tahun merupakan peralihan dari cara belajar konkret (SD) ke cara belajar abtraksi (SMA), sehingga tingkat prosedural merupakan tingkat kognitif yang harus dilalui dan dikuasai siswa pada waktu SMP agar dapat melanjutkan ke 3 Try Fauzi Nur Imanuddin, Loc.Cit. 4 Ellisia Kumalasari, Loc.Cit.

107 tingkat kognitif tingkat tinggi. Hal ini menyebabkan prosentase tingkat kognitif C3 (mengapliksikan) sangat tinggi. 5 Ada beberapa penelitian yang memiliki hasil yang sama diantaranya penelitian yang dilakukan Try Nur Fauzi Imanuddin (2015) dengan memperoleh hasil C3 (mengaplikasikan) sebesar 37,14%. 6 Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Puji Wibowo (2015) yang memperoleh hasil C3 (mengaplikasikan) sebesar 38,71%. 7 Hampir di beberapa penelitian level yang memiliki persentase tertinggi adalah level C3 (mengaplikasikan). Untuk kategori soal C4 (Menganalisis) pada buku paket matematika kelas VII tidak terlalu banyak, hanya sebesar 5%. Hasil level kognitif C4 (menganalisis) yang sangat sedikit ini bisa jadi dikarenakan sulitnya membedakan apakah soal ini masuk kedalam kategori C3 (mengaplikasikan) atau C4 (menganalisis) karena soal dari 2 level ini memiliki konten yang hampir sama. Soal pada tahap C4 (menganalisis) ini merupakan tingkatan kognitif yang tinggi dan termasuk dalam kategori HOT (High Order Thinking), dimana soal yang disajikan memungkinkan siswa menggunakan keterampilan berfikir tingkat tingginya. Seperti halnya pada soal berikut ini Pak Ali seorang pedagang beras, menerima 100 karung beras dari Bulog. Pada setiap karung tersebut tertera tulisan berat netto 99 kg dan bruto 100 kg. Setelah dicoba untuk ditimbang kembali oleh Pak Ali ternyata berat satu karung adalah 100 kg, berat beras dalam karung (tanpa karung) adalah 99 kg dan berat karungnya 1 kg. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kejadian tersebut?. Pada soal tersebut siswa diharapkan untuk menemukan pesan tersirat dari soal tersebut, dengan begitu siswa perlu menganalisis terlebih dahulu untuk bisa menjawabnya. Terdapat soal yang menurut saya seharusnya masuk dalam kategori C4 (Menganalisis) tetapi malah masuk pada kategori C3(Mengaplikasikan) seperti soal berikut Pak Doni membeli telur ayam sebanyak 1.000 butir dari seorang peternak 5 Ahmad Anas Marzuqi et, al., Skripsi: Analisis Deskripif Soal Ujian Nasionl Matematika Tngkat Sekolah Menengah Pertama Tahu Ajaran 2012/2013 Dan 2013/214 Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi. (Jember: Universitas Negeri Jember, 2015), 44. 6 Try Fauzi Nur Imanuddin, Loc.Cit. 7 Try Fauzi Nur Imanuddin, Loc.Cit.

108 dengan harga Rp450 setiap butir. Kemudian dia meminta telur tersebut diantar ke tokonya. Pak Doni harus mengeluarkan uang Rp15.000 sebagai upah ongkos kirim telur tersebut. Dia menjual telur tersebut dengan harga Rp600 per butir. Setelah 1 minggu, telur dagangannya masih sisa sebanyak 150 butir sehingga dia menurunkan harga menjadi Rp550 per butir. Jika 15 butir telur harus dibuang karena busuk dan selebihnya habis terjual, berapa % keuntungan Pak Doni?. Sekilas memang soal tersebut termasuk kategori C3 (mengaplikasikan) karena menanyakan tentang % keuntungan yang diperoleh Pak Doni, Namun untuk menemukannya siswa perlu menganalisis beberapa unsur yang diketahui dalam soal tersebut. Dan menurut saya itu merupakan kategori C4 (Menganalisis), dimana soal tidak bisa langsung dijawab dengan menggunakan rumus, tetapi harus memilah unsur-unsur yang ada pada soal. Terdapat beberapa penelitian yang memiliki hasil yang sama diantaranya penelitian yang dilakukan Ellisia Kumalasari (2009) dengan memperoleh hasil C4 (menganalisis) sebesar 3,8%. 8 Penelitian yang dilakukan oleh Puji Wibowo (2015) yang memperoleh hasil C4 (menganalisis) sebesar 4,84%. 9 Serta penelitian yang dilakukan oleh Abdul Hamid Nasrullah (2011) yang juga memperoleh hasil C4 (menganalisis) sebesar 8.9%. 10 Soal C5 (mengevaluasi) memiliki prosentase yang hampir sama dengan soal C2 (memahami) yaitu sebesar 31%. Namun hasil ini cukup berbeda dengan beberapa penelitian sebelumnya, diantaranya penelitian yang dilakukan Try Nur Fauzi Imanuddin (2015) dengan memperoleh hasil C5 (mengevaluasi) sebesar 8,58%, 11 dan Penelitian pada buku teks matematika SMP kelas VII 8 Ellisia Kumalasari, Loc.Cit. 9 Puji Wibowo, Skripsi: Analisis Tingkat Kognitif Latihan Soal Berdasarkan Taksonomi Bloom Pada Buku Teks Matematika SMP Kelas VIII Kurikulum 2013. (Jember: Universitas Negeri Jember, 2015). Penelitian dilakukan pada buku teks matematika SMP kelas VII kurikulum 2013. 10 Abdul Hamid Nasrullah, Skripsi: Analisis Tingkat Kognitif Tes Kompetensi Pada Buku Sekolah Elektronik (BSE) Matematika SMP/MTs Kelas IX Berdasarkan Taksonomi Bloom, (Jember: UNJ, 2011). Penelitiaan dilakukan pada Buku Sekolah Elektronik (BSE) SMP kelas IX, berjudul Belajar Matematika Aktif dan Menyenangkan untuk Kelas IX SMP/ MTs, diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 2008 11 Try Fauzi Nur Imanuddin, Loc.Cit.

109 kurikulum 2013 yang dilakukan oleh Puji Wibowo (2015) yang memperoleh hasil C5 (mengevaluasi) sebesar 3,23%. Bahkan ada beberapa penelitian yang memperoleh hasil C5 (mengevaluasi) sebesar 0% yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh Giana dkk (2012), 12 dan penelitian yang dilakukan oleh Ellisia Kumalasari. 13 Banyaknya soal pada kategori C5 (mengevaluasi) ini dikarenakan terdapat beberapa soal yang tidak dijawab dengan sederhana yang diperoleh dengan cara menghafal saja tetapi melalui proses menafsirkan, menghubungkan dan mengevaluasi semua aspek dari situasi atau masalah. Menafsirkan soal ini dapat diartikan bahwa siswa tidak berhenti menelaah soal hanya karena jawaban terhadap soal telah ditemukan. Akan tetapi, kegiatan penafsiran ini bisa dikembangkan dengan adanya bentuk menjawab pertanyaan-pertanyaan inovatif. Seperti pada pertanyaan dibawah ini: (1)...cukupkah uang iwan untuk membeli jam tangan yang dia inginkan?, (2)...coba apa yang dapat kalian simpulkan dari kejadian tersebut?, (3)...bagaimana jika uurtan bilanganbilangan dalam dipertukarkan?, (4)...apakah kalian setuju dengan adinda? Jika tidak, apa maksud dari pernyataan reporter?, (5)...bagaimana tanggapan kamu?, (6)...bagaimana cara kalian menyelesakan masalah tersenut?, (7)...apakah pernyatan yang disampaikan rima benar, (8)...berilah saran kepada beni untuk memutuskan apa yang harus dilakukannya? Sedangkan untuk kategori C6 (mencipta) lebih sedikit dibandingkan tingkat kognitif lainnya yaitu sebesar 3%. Hasil yang sama juga didapat pada penelitian yang dilakukan Try Nur Fauzi Imanuddin (2015) dengan memperoleh hasil C6 (mencipta) sebesar 2,86%. 14 Mengingat kategori C6 (mencipta) ini adalah tingkatan yang paling sulit, jadi wajar jika proporsinya memang sedikit. Contoh soal kategori C6 (mencipta) pun termasuk soal yang biasa seperti halnya Buatlah tabel usia mereka sampai 5 tahun berikutnya, Selain itu juga soal untuk kategori C6 (mencipta) sangat sulit jika diterapkan pada siswa menengah pertama. Namun harus tetap ada meskipun proporsinya sedikit, dengan begitu dapat 12 Giani, et al., Analisis Tingkat Kognitif Soal-Soal Buku Teks Matematika Kelas VII Berdasarkan Taksonomi Bloom, 9:2, (2015). Penelitian dilakukan pada buku teks matematika kelas VII. 13 Ellisia Kumalasari, Loc.Cit. 14 Try Fauzi Nur Imanuddin, Loc.Cit.

110 melatih proses berfikir siswa sehingga pada tingkatan selanjutnya siswa akan terbiasa dengan soal yang seperti itu. Tingkat Kognitif Tinggi atau yang biasa disebut HOT (High Order Thinking) yang terdiri dari C4, C5 dan C6 lebih sedikit dibandingkan dengan tingkat kognitif lainnya dengan perbandingan 6:4 ini dikarenakan kemampuan berpikir, umunya siswa pada tingkatan pendidikan menengah pertama sudah mulai mencakup kemampuan kognitif tingkat tinggi, walaupun dengan komposisi yang cukup rendah. Sesuai dengan pendapat Sudjana yang mengatakan bahwa keberhasilan soal dapat dilihat dengan adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal. Keseimbangan yang dimaksudkan adalah perbandingan antara soal mudah-sedang-sulit bisa digambarkan 3 : 4 : 3 dimana yang tergolong soal mudah (C1 C2), soal sedang (C3 C4), dan soal sulit ( C5 C6) secara proporsional. 15 Pada hasil penelitian terlihat bahwa proporsi tingkat kognitif pada item soal latihan pada buku paket matematika kelas VII kurikulum 2013 sesuai dengan pendapat Sudjana yaitu dengan perbandingan proporsi 30% : 42% : 28%. Standar kompetensi lulusan untuk tingkat satuan pendidikan SMP atau sederajat telah menyatakan dengan tegas bahwa lulusan tingkat pendidikan menengah harus mampu menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, serta kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi tersebut, penilaian harus menuntut pemahaman, aplikasi, analisis, evaluasi, dan kreativitas sehingga siswa cenderung terbiasa untuk memiliki pengetahuan pada tingkat tersebut. Kemampuan berpikir tingkat tinggi ini dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa. 16 B. Tingkat Pengetahuan Soal Analisis tingkat pengetahuan soal menggunakan Taksonomi Bloom Dua Dimensi soal latihan pada buku paket matematika kelas VII kurikulum 2013 diklasifikasikan ke dalam 4 aspek kategori 15 Sudjana, Penilaian Hasil proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Rosdakarya, 2004). 16 Tri Widodo - Sri Kardawati. Higher Order Thinking Berbasis Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Berorientasi Pembentukan Karakter Siswa dalam Cakrawala Pendidikan, th.xxxii, No 1, hlm. 162, 2013.

111 yaitu Faktual (F), Konseptual (K), Prosedural (P), dam Metakognitif (M). Hasil penelitian item soal latihan pada buku paket matematika kelas VII kurikulum 2013 mengatakan bahwa soal pada jenis pengetahuan faktual memiliki proporsi yang sangat sedikit hanya sebesar 3%. Hasil yang sama juga terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh Nancy Yunita Susanti (2015) yang memperoleh hasil jenis pengetahuan faktual sebesar 3,5%. 17 Karena pengetahuan faktual ini berkaitan dengan pengetahuan tentang istilah, rincian dan unsur tertentu yang mengarah pada proses kognitif C1 (Mengingat). Sedangkan proporsi soal pada paket matematika kelas VII kurikulum 2013 tingkat C1 (Mengingat) yang sangat sedikit maka akan berpengaruh pada jenis pengetahuan faktual juga. Berbeda dengan jenis pengetahuan faktual, jenis pengetahuan konseptual memiliki persentase yang lebih besar yaitu sebesar 29%. Hasil yang sama juga terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh Nancy Yunita Susanti (2015) yang memperoleh hasil jenis pengetahuan konseptual sebesar 24,8%. 18 Soal pada jenis pengetahuan konseptual ini berupa soal yang menekankan penggunaan model atau konsep tertentu untuk menyelesaikan suatu permasalahan, baik itu berupa konsep sudut bertolak belakang maupun konsep yang lainnya. Tingkat jenis pengetahuan prosedural merupakan tingkatan kognitif yang banyak digunakan, dengan persentase diatas 50%, setengah lebih total soal menggunakan tingkat pengetahuan prosedural. Jenis pengetahuan prosedural memperoleh persentase sebesar 67%, hasil yang didapatkan ini hamper sama dengan beberapa penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Nancy Yunita Susanti yang memperoleh hasil jenis pengetahuan prosedural sebesar 50,3%, 19 dan penelitian yang dilakukan oleh Inka Sepiana Rohmah (2015) dengan memperoleh 17 Nancy Yunita Susanti, Analisis Tingkat Kognitif Uji Kompetensi Pada Buku Sekolah Elektronik (BSE) Matematika SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 Berdasarkan Taksonomi Bloom, 6:2, (2015). Penelitian dilakukan pada Sekolah Elektronik (BSE) Matematika SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013. 18 Ibid. 19 Ibid.

112 hasil jenis pengetahuan prosedural sebesar 73,85 %. 20 Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu. Pengetahuan ini mencakup pengetahuan tentang keterampilan, algoritma, teknik, dan metode, yang semuanya disebut dengan prosedur. Pada soal latihan pada buku paket matematika kelas VII kurikulum 2013 lebih menekankan bagaimana suatu teknik, metode atau langkah-langkah atau prosedur dalam menyelesaikan suatu permasalahan matematika. Hal ini sesuai dengan banyaknya tingkat kognitif C3 (Mengaplikasikan) yang terdapat pada soal yang cenderung menggunakan tingkat pengetahuan prosedural untuk menyelesaikan soal-soal tersebut. Sedangkan untuk tingkat pengetahuan metakognitif tidak ada. Tingkatan jenis pengetahuan metakognitif memang tingkatan yang paling tinggi dan jarang ada pada soal buku paket matematika, biasanya soal dengan tingkatan jenis pengetahuan metakognitif dibuat oleh guru mata pelajaran tersebut sendiri atau disajikan pada soal olimpiade dll. Seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh S.A Razmjoo dan E kazempourfard tentang gambaran dari revisi taksonomi loom dalam buku pelajaran interchange di Iran hasil yang diperoleh adalah memiliki presentase soal yang berada pada tingkat rendah mencapai 78,7% dan soal yang berada pada tingkat berfikir tinggi hanya 21,93% dan hasil penelitian juga menunjukkan bahwa buku pelajaran yang menjadi sampel sumber data tidak memuat jenis pengetahuan metakognitif. Tabel 5.1 Implementasi Taksonomi Bloom Dua Dimensi Buku Paket Kelas VII Kurikulum 2013 Dimensi Dimensi proses kognitif Pengetahuan C1 C2 C3 C4 C5 C6 Faktual 20 Inka Sepiana Rohmah, Skripsi: Analisis Soal Uji Kompetensi Pokok Bahasan Aljabar dalam Buku Matematika Kelas X Kurikulum 2013 Berdasarkan Taksonomi Bloom, (Ponorogo: Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 2015). Penelitian dilakukan pada soal uji kompetensi pokok bahasan aljabar dalam buku matematika kelas x Kurikulum 2013.

113 Konseptual Prosedural Metakognitif Berdasarkan hasil penelitian pada buku paket matematika kelas VII kurikulum 2013 pada pokok bahasan geometri, aritmetika dan aljabar diketahui bahwa tingkatan soal yang paling dominan adalah pada C3-Prosedural yang memperoleh hasil sebanyak 27%. Selain karena faktor pokok bahasan yang dianalisis juga dikarenakan pada siswa SMP usia 13-15 tahun merupakan peralihan dari cara belajar konkret (SD) ke cara belajar abtraksi (SMA), sehingga tingkat prosedural merupakan tingkat kognitif yang harus dilalui dan dikuasai siswa pada waktu SMP agar dapat melanjutkan ke tingkat kognitif tingkat tinggi. Tingkatan soal yang tertinggi kedua adalah pada tingkat C5- Prosedural yang memiliki persentase sebesar 21%. Perolehan ini hampir sama dengan yang diperoleh pada penelitian yang dilakukan oleh Inka Sepiana Rohmah (2015), dari penelitiannya didapatkan hasil bahwa tingkatan yang paling dominan adalah pada C3- Prosedural sebesar 33,65%. Kemudian dilanjutkan dengan C5- Prosedural yang memiliki pesentase sebesar 7,48% dan tidak adanya tingkatan soal pada kategori jenis pengetahuan metakognitif. 21 Sedangkan penelitian lainnya juga dilakukan oleh Nancy Yunita Susanti (2015) dan didapatkan hasil bahwa soal uji kompetensi pada Buku Sekolah Elektronik (BSE) SMP/MTs kelas VII kurikulum 2013 terbitan Kemdikbud pada tahun 2014 (Edisi Revisi) semester 1 dan semester 2 yang paling dominan adalah pada tingkatan C3-prosedural yang memperoleh hasil persentase semester 1 dan semester 2 masing-masing sebesar 28% dan 30 %. 22 C. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya: 21 Ibid. 22 Nancy Yunita Susanti, Loc.Cit.

114 1. Pada penelitian ini hanya mencakup 3 pokok bahasan saja yaitu: geometri, aritmetika sosial dan aljabar. 2. Hanya diambil beberapa soal dari setiap pokok bahasan, sehingga mungkin terdapat kesalahan dalam pemilihan soal. 3. Waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian cukup lama. 4. Kadang terdapat sedikit kesalahan pada analisis yang dilakukan oleh guru. 5. Kebersediaan guru untuk membantu menganalisis soal, dikarenakan sibuk dan jadwal yang padat.