BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurikulum merupakan suatu program yang berupa rencana tertulis yang
|
|
- Yohanes Budiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum merupakan suatu program yang berupa rencana tertulis yang berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia adalah dengan melakukan perbaikan kurikulum dari waktu ke waktu. Pembaharuan kurikulum selalu diperlukan agar dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan perubahan yang terjadi di masyarakat, karena tidak ada kurikulum yang dapat digunakan sepanjang masa. Indonesia telah mengalami sebelas kali perubahan kurikulum dari tahun 1945, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 1999, 2004, 2006 dan Kurikulum 2013 mulai diimplementasikan pada tahun ajaran 2013/2014, tetapi belum menyeluruh untuk semua sekolah di Indonesia. Penggunaan kurikulum 2013 merupakan bentuk penyempurnaan dan perbaikan dari kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 2004 atau lebih dikenal dengan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) dan kurikulum 2006 atau KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh, pemerintah perlu mengganti kurikulum 2006 karena kurikulum tersebut sudah tidak sesuai dengan perubahan zaman dan tidak menekankan pada pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkarakter. Siswa lebih banyak dijejali hafalan, bukan kompetensi dan sains yang sebenarnya sangat 1
2 2 dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu yang menjadi landasan perubahan atau penyempurnaan kurikulum adalah landasan empiris yaitu hasil studi PISA (Program For International Student Assessment) Indonesia menduduki sepuluh besar terbawah dari 65 negara dan posisi Indonesia di Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) yang menunjukan Indonesia berada pada rangking sangat rendah jauh dibawah Malaysia dan Singapura. Indonesia menduduki peringkat 38 dari 45 negara pada TIMSS Menurut Rosnawati (2013) rata-rata yang dicapai peserta Indonesia pada TIMSS 2007 adalah 397 dan TIMSS 2011 adalah 386. Hal tersebut mengartikan bahwa kemampuan siswa Indonesia berada pada level rendah. Rata-rata yang dicapai pada tahun 2011 mengalami penurunan dari rata-rata yang dicapai pada TIMSS 2007, dimana kerangka kerja TIMSS 2011 tidak berbeda dengan kerangka kerja TIMSS Komposisi domain kognitif yang dicapai oleh peserta Indonesia pada TIMSS 2011 adalah 37% pengetahuan, 23% aplikasi dan 17% penalaran. Siswa di Indonesia sebagian besar hanya mampu mencapai level menengah atau aplikasi. Perolehan tersebut mengartikan bahwa siswa di Indonesia belum terbiasa menghadapi soal yang membutuhkan kemampuan penalaran matematis. Kenyataan yang sering dijumpai, soal-soal matematika yang diberikan kepada siswa tidak cukup kaya dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk meningkatkan pemahaman matematika. Rendahnya capaian peserta didik Indonesia pada TIMSS 2011 perlu kajian terkait pada domain kognitif soalsoal mata pelajaran matematika, khususnya soal yang diberikan oleh guru kepada siswa pada pembelajaran dengan kurikulum 2013 sebagai kurikulum perbaikan. 2
3 3 Kurikulum 2013 memiliki perbedaan dengan kurikulum sebelumnya, salah satu perbedaannya terletak pada buku teks sebagai bahan ajar yaitu adanya buku siswa dan buku guru yang disediakan oleh pemerintah pusat yang digunakan sebagai buku wajib sumber belajar di sekolah. Buku teks menurut Prastowo (2012) merupakan bahan ajar hasil seorang pengarang atau tim pengarang yang berdasarkan kurikulum atau tafsiran kurikulum yang berlaku. Ketersediaan buku sebagai bahan ajar dan sumber belajar merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan kurikulum Buku sebagai bahan ajar dan sumber belajar senantiasa diperbaiki, diperbaharui dan disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Buku siswa dan buku guru kurikulum 2013 sebagai buku terbitan awal dalam implementasi kurikulum 2013 tentunya masih membutuhkan masukan dari berbagai kalangan untuk meningkatkan kualitas buku. Buku yang disediakan oleh pemerintah masih ditunjukan untuk keperluan skala nasional, dibuat secara umum untuk kondisi siswa Indonesia, yang pasti belum memenuhi kebutuhan khusus untuk masing-masing sekolah yang memiliki perbedaan karakteristik. Menurut Wijaya (2013) analisis buku siswa dalam implementasi kurikulum 2013 sangat perlu untuk dilaksanakan karena apabila ditemukannya kekeliruan dan ketidaktepatan materi atau konsep yang ada dalam buku, guru dapat mengatasinya lebih awal dan melakukan langkah-langkah tindak lanjut yang diperlukan. Pada kurikulum 2013 guru wajib untuk bisa menganalisis buku yaitu analisis buku mencangkup kesesuaian isi buku guru dan buku siswa dengan SKL (Standar Kompetensi Lulusan), KI (Kompetensi Isi), dan KD (Kompetensi 3
4 4 Dasar), kecukupan materi dan kedalaman materi. Guru diharapkan dapat menilai kualitas buku yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menganalisis buku tersebut sebelum proses pembelajaran berlangsung. Berkaitan dengan kualitas buku, maka seluruh komponen yang ada dalam buku harus dikaji dan diteliti lebih lanjut, termasuk diantaranya soal-soal dalam buku teks. Menurut Ruwanto (Kedaulatan Rakyat, 2013) buku siswa pelajaran matematika masih banyak mengalami kesalahan penulisan dan materinya terlalu tinggi untuk anak kelas VII SMP. Soal-soal dalam buku teks matematika SMP kelas VII kurikulum 2013 berhubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari dan soal-soalnya lebih sulit. Contoh soal yang disajikan juga tidak berjenjang dari mudah ke sukar, tetapi langsung pada persoalan yang sukar dipahami oleh siswa. Soal-soal dalam buku teks digunakan untuk mengetahui kemampuan berfikir yang dimiliki siswa. Soal yang baik adalah soal yang dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berfikir siswa serta sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran pada kurikulum 2013 mengacu pada Taksonomi Bloom terevisi yang merupakan model taksonomi tujuan pembelajaran. Hal tersebut terbukti dengan salah satu karakteristik pembelajaran kurikulum 2013 yang tercantum dalam Permendiknas nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisa, mengevaluasi dan mencipta. Taksonomi Bloom terevisi menurut Anderson dan Krathwohl (2001) terdiri dari dua dimensi yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan. 4
5 5 Dimensi proses kognitif mendeskripsikan proses kognitif yang diharapkan dikuasai oleh siswa, sedangkan dimensi pengetahuan mendeskripsikan jenis pengetahuan yang diharapakan dikuasai oleh siswa. Dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan merupakan dua dimensi yang terpisah dan saling berkaitan membentuk struktur dua dimensi yang bermanfaat untuk mengklasifikasikan tujuan pembelajaran. Taksonomi Bloom terevisi juga bermanfaat untuk menganalisis soal. Guru biasanya mengambil soal-soal dalam buku teks sebagai latihan, tugas, dan evaluasi pembelajaran untuk mengetahui kemampuan pemahaman siswa pada materi yang telah dipelajari. Soal-soal dalam buku teks matematika memiliki dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan masing-masing yang belum terklasifikasi sehingga mengakibatkan siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal. Soal-soal yang telah terklasifikasi berdasarkan dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan akan memudahkan siswa dalam mengerjakan soal. Siswa akan mengerjakan soal secara bertahap dari soal yang paling mudah hingga soal yang sulit, selain itu juga akan memudahkan guru untuk mengetahui proses kognitif dan jenis pengetahuan yang telah dikuasai oleh siswa. Buku siswa pelajaran matematika kelas VII SMP kurikulum 2013 merupakan salah satu usaha pemerintah memperbaiki kemampuan berfikir siswa Indonesia, khususnya pelajaran matematika. Soal-soal dalam buku ini diharapkan dapat meningkatkan perkembangan proses kognitif siswa dan meningkatkan jenis pengetahuan yang dikuasai siswa. Oleh karena, itu soal-soal pada buku siswa pelajaran matematika perlu dianalisis menggunakan taksonomi Bloom terevisi 5
6 6 untuk mengetahui komposisi dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan yang ada pada soal-soal dalam buku tersebut. Selain itu, perlu untuk mengetahui kesesuaian dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan soal-soal dalam buku siswa pelajaran matematika kelas VII SMP kurikulum 2013 dengan indikator kompetensi untuk memudahkan guru dalam memilih soal-soal yang digunakan sebagai tugas atau alat evaluasi berdasarkan dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan serta sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dari hal yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan soal-soal yang ada dalam buku Matematika Kelas VII SMP kurikulum Soal-soal yang akan dianalisis adalah soal-soal pada pokok bahasan Transformasi, Statistika, dan Peluang karena ketiga materi tersebut merupakan materi baru yang diajarkan di kelas VII SMP. Penelitian ini berjudul Analisa Soal-Soal pada Buku Siswa Pelajaran Matematika SMP Kelas VII kurikulum 2013 Berdasarkan Taksonomi Bloom Terevisi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, maka peneliti memfokuskan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana komposisi dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan soal-soal pada buku siswa pelajaran matematika SMP kelas VII kurikulum 2013 berdasarkan taksonomi Bloom terevisi? 6
7 7 2. Bagaimana kesesuaian dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan soal-soal pada buku siswa pelajaran matematika SMP kelas VII kurikulum 2013 dengan indikator kompetensi? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan yaitu : 1. Mendeskripsikan komposisi dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan soal-soal pada buku siswa pelajaran matematika SMP kelas VII kurikulum 2013 berdasarkan taksonomi Bloom terevisi. 2. Mengetahui kesesuaian soal-soal pada buku siswa pelajaran matematika SMP kelas VII kurikulum 2013 dengan indikator kompetensi berdasarkan dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan taksonomi Bloom terevisi. D. Manfaat Penelitian Penelitian yang bersifat obyektif memiliki banyak manfaat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Bagi Peneliti a. Sebagai media belajar untuk menambah wawasan dan pengalaman dalam tahapan proses pembinaan diri sebagai calon pendidik. 7
8 8 b. Sebagai sarana belajar dalam memahami kriteria dan bentuk soal yang berkualitas dalam dunia pendidikan, khususnya pelajaran matematika. 2. Bagi Guru a. Sebagai masukan bagi guru untuk menyeleksi soal-soal yang diberikan kepada siswa. b. Sebagai masukan bagi guru agar tidak hanya mengambil atau mengutip soal-soal yang ada pada buku tetapi juga bisa membuat variasi soal agar dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa. 3. Bagi Siswa Membantu siswa agar mendapat tugas dengan soal yang bervariatif berdasarkan jenis pengetahuan dan proses kognitif yang terdapat dalam soal untuk meningkatkan kemampuan berfikir siswa dan kreatifitas siswa dalam menyelesaikan soal, khususnya pada pelajaran matematika. 4. Bagi Tim Penyusun Buku Sebagai bahan instropeksi diri bagi tim penyusun dalam menyusun buku, khususnya dalam pembuatan soal matematika yang berkualitas. 8
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya manusia yang cerdas serta mampu berpikir kritis di era globalisasi. Salah satunya dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk pemikir yang jauh lebih baik dari makhluk hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk pemikir yang jauh lebih baik dari makhluk hidup lainnya dituntut untuk dapat mengoptimalkan kemampuan bernalarnya agar dapat lulus hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program pendidikan nasional diharapkan mampu melahirkan generasi dengan sumber daya manusia yang unggul dalam menghadapi tantangan jaman di masa kini dan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ratunya ilmu (Mathematics is the Queen of the Sciences), maksudnya yaitu matematika itu tidak bergantung pada bidang studi lain. Matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah pendidikan di Indonesia adalah siswa Indonesia belum dapat bersaing dengan siswa negara lain. Padahal tuntutan persaingan dalam bidang pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kualitas pendidikan di Indonesia masih banyak yang harus diperbaiki. Hal ini bisa diketahui berdasarkan beberapa temuan dari lembaga non-profit internasional yang memperlihatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Intan Cahyaningrum, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Hudojo (2001, hlm. 45) menyatakan bahwa matematika merupakan pengembang cara berpikir sehingga sangat diperlukan untuk kehidupan sehari-hari maupun untuk menghadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Purnama Adek, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan atau kemunduran suatu negara ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya, dan sumber daya manusia yang berkualitas dapat diperoleh melalui pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu bidang ilmu pengetahuan yang berperan penting dalam dunia pendidikan. Pembelajaran matematika telah dirasakan oleh setiap peserta didik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu tujuan negara dalam isi pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut, jalan yang harus ditempuh adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendiri, karena pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan tenaga-tenaga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya suatu bangsa dipengaruhi oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri, karena pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan tenaga-tenaga profesional
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang penting
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa tidak terlepas dari aspek pendidikan sehingga sangat wajar jika pemerintah harus memberikan perhatian yang serius terhadap dunia pendidikan. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi salah satu fokus dalam penyelenggaraan negara. Menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk membangun bangsa. Pendidikan menjadi salah satu fokus dalam penyelenggaraan negara. Menurut Puspendik (2012: 2), kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan diberikan untuk memberikan gambaran masalah yang dialami peneliti, solusi permasalahan yang ditawarkan oleh peneliti serta batasan permasalahan yang akan diteliti. Beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2003 bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak orang mengatakan mutu pendidikan Indonesia, terutama dalam mata pelajaran matematika masih rendah, hal tersebut diperkuat dengan data UNESCO yang menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Trends In International Mathematics And Science Study (TIMSS)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil survey dari Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa rata-rata skor prestasi literasi matematika Indonesia pada tahun 2000 berada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini semakin pesat.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini semakin pesat. Manusia dituntut memiliki kemampuan berpikir kritis, sistematis, logis, kreatif, dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia, agar siswa memiliki pola pikir yang sistematis dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran. Dalam UU Nomor 20 tahun 2002 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup dalam. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar dan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup dalam bernegara. Karena pendidikan merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keterampilan, dan nilai-nilai serta norma sosial yang berlaku di masyarakat. Pendidikan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hak setiap warga negara. Hal ini diatur dalam Undangundang Dasar 1945 pasal 31. Melalui pendidikan akan diperoleh pengetahuan, keterampilan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. karena melalui pendidikan diharapkan akan lahir sumber daya manusia yang berkualitas
1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa, karena melalui pendidikan diharapkan akan lahir sumber daya manusia yang berkualitas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosda Karya, 2013) hlm. 16. aplikasinya (Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada, 2009) hlm, 13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi, serta efisiensi manajemen pendidikan. Pemerataan kesempatan
Lebih terperinciBAB I A. Latar belakang Masalah
BAB I A. Latar belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembentukan dan pengembangan kualitas sumber daya manusia dalam menghadapi kemajuan zaman. Masalah pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan ini berisi gambaran pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi. Bab ini terdiri atas latar belakang masalah, mengapa masalah ini diangkat menjadi bahasan penelitian, rumusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika merupakan hal yang sangat penting untuk dikembangkan. Sebagaimana tercantum pada paduan KTSP untuk pelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya manusianya (SDM) dan kualitas pendidikannya. Tingkat pendidikan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas suatu bangsa salah satunya ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya (SDM) dan kualitas pendidikannya. Tingkat pendidikan di Indonesia masih tergolong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Matematika merupakan salah satu bagian penting dari pendidikan manusia, karena matematika relevan dengan berbagai cabang ilmu yang kita temui dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945. Pendidikan adalah salah satu upaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Belajar IPA (sains) merupakan cara ideal untuk memperoleh kompetensi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas sumber daya manusia sangat terkait dengan kualitas pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pendidikan IPA adalah salah satu aspek pendidikan yang digunakan
Lebih terperinciTINGKAT KOGNITIF REVISI TAKSONOMI BLOOM PADA SOAL-SOAL DALAM BUKU TEKS MATEMATIKA SMP
TINGKAT KOGNITIF REVISI TAKSONOMI BLOOM PADA SOAL-SOAL DALAM BUKU TEKS MATEMATIKA SMP Dina Wahyu Purwanti; Budiyono; Puji Nugraheni Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat. Hal ini tidak terlepas dari peranan dunia
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan sangat berkembang dengan pesat. Hal ini tidak terlepas dari peranan dunia pendidikan. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tuntutan akan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang dapat berkompetisi di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembicaraan di kalangan akademisi maupun masyarakat umum saat ini terfokus kepada peningkatan kualitas pendidikan, karena hal tersebut merupakan tuntutan akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang sistematis dan menyeluruh. Ilmu pengetahuan yang holistik, bukan merupakan ilmu yang parsial antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Rachma Kurniasi, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu pengetahuan yang dipelajari sejak zaman dahulu hingga kini. Mata pelajaran wajib di sekolah dalam tingkatan apapun. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. segala perubahan yang terjadi dilingkungannya. Tanpa pendidikan, manusia tidak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kegiatan atau proses yang dilaksanakan untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri setiap manusia sehingga mampu menciptakan insan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Wajib belajar 9 tahun menjadi kebutuhan mendasar bangsa Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wajib belajar 9 tahun menjadi kebutuhan mendasar bangsa Indonesia dalam rangka mencerdaskan bangsa dan kurikulum nasional merupakan standar dan acuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum digunakan sebagai acuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum digunakan sebagai acuan penyelenggaraan pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan mata pelajaran yang diajarkan mulai jenjang pendidikan dasar. Matematika timbul karena olah pikir manusia yang berhubungan dengan ide, proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pembangunan negara saat ini tidak terlepas dari mutu SDM-nya. Salah satu hal yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan mutu SDM adalah pendidikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan sangat berperan penting dalam kemajuan teknologi dan informasi di era globalisasi ini. Setiap negara berlomba-lomba dalam kemajuan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dalam pendidikan. Sebagai bukti, pelajaran matematika diajarkan disemua jenjang pendidikan mulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang tidak pernah puas, dalam artian manusia terus menggali setiap celah didalam kehidupan yang dapat mereka kembangkan demi memenuhi kebutuhannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Roheni, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan dasar dari ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, matematika merupakan salah satu pelajaran yang penting untuk dipelajari. Hal ini ditegaskan oleh Suherman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keterampilan proses sains adalah keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan, dan menerapkan konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahan ajar merupakan kebutuhan penting dalam proses belajar mengajar, karena dengan adanya bahan ajar maka dapat terselenggara pembelajaran yang baik. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ujian Nasional merupakan salah satu standar kelulusan bagi siswa yang duduk di bangku sekolah, dimana tes tersebut dilakukan secara nasional pada jenjang pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ika Citra Wulandari, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang banyak digunakan dan dimanfaatkan untuk menyelesaikan permasalahan pada hampir semua mata pelajaran yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Education For All Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini belum begitu baik. Menurut Education For All Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh UNESCO, pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pola pikir siswa adalah pembelajaran matematika. Hal ini sesuai dengan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses pembentukan kepribadian dan pola pikir siswa. Salah satu pembelajaran yang mampu membentuk kepribadian dan pola pikir siswa
Lebih terperinciJurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 01 Tahun 2013, 20-25
Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 01 Tahun 2013, 20-25 ANALISIS PERBANDINGAN LEVEL KOGNITIF DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM STANDAR ISI (SI), SOAL UJIAN NASIONAL (UN), SOAL (TRENDS IN INTERNATIONAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai sumber dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan agar peserta didik atau siswa dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan (Soedjadi, 2000:6). Pembelajaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai arti penting dalam kehidupan. Melalui pendidikan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai arti penting dalam kehidupan. Melalui pendidikan diharapkan akan lahir sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu membangun kehidupan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap bangsa pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai sesuai undangundang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap bangsa pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai sesuai undangundang dasar yang berlaku. Begitu pula Bangsa Indonesia memiliki tujuan nasional yang tercantum
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sains siswa adalah Trends in International Mathematics Science Study
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu studi internasional yang mengukur tingkat pencapaian kemampuan sains siswa adalah Trends in International Mathematics Science Study (TIMSS) yang dikoordinasikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan, manusia dapat mengembangkan potensi yang dimiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala alam dan dijelaskan ke dalam bahasa matematika. Karakteristik ilmu fisika seperti Ilmu Pengetahuan Alam lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hayat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Yaitu sumber daya yang dapat bersaing dan. menetapkan keputusan dengan daya nalar yang tinggi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi era globalisasi seperti saat ini, bangsa Indonesia dituntut untuk dapat bersaing dengan bangsa lain, dan menghasilkan sumber daya manusia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan sains dan teknologi yang begitu pesat dewasa ini tidak lepas dari peranan matematika. Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah berpikir kritis. Menurut Maulana
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berpikir merupakan kemampuan alamiah yang dimiliki manusia. Melalui berpikir, manusia dapat menyelesaikan masalah, membuat keputusan, serta memperoleh pemahaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar sampai menengah untuk membekali mereka dengan kemampuan berfikir logis,analitis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran dan berpengaruh positif terhadap segala bidang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran dan berpengaruh positif terhadap segala bidang kehidupan dan perkembangan manusia. Pengaruh pendidikan dapat dilihat dan dirasakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya seoptimal mungkin. Pendidikan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional adalah memberikan kesempatan pada anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya seoptimal mungkin. Pendidikan pada dasarnya
Lebih terperinciTESIS. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh Suharyanto NIM S
0 EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) YANG DIMODIFIKASI PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN. prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai
BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Buku teks merupakan salah satu variabel penting dalam keberhasilan pembelajaran. Buku teks memegang peranan penting dalam proses pembelajaran, kurikulum dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dilakukan secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dilakukan secara berkesinambungan dan sampai saat ini terus dilaksanakan. Berbagai upaya peningkatan kualitas pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 3.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah pokok pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia salah satunya adalah upaya peningkatan mutu pendidikan, baik mutu pendidikan dari jenjang sekolah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menghadapi persaingan khususnya dalam bidang IPTEK. Kemajuan IPTEK yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sangat berperan penting dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya yang berkualitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dibandingkan secara rutin sebagai mana dilakukan melalui TIMSS (the Trends in
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang IPA merupakan salah satu rumpun ilmu yang digunakan untuk mengukur kemajuan pendidikan suatu negara. Pemahaman peserta didik suatu negara terhadap IPA dibandingkan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. siswa memiliki kemampuan matematis yang baik. Adapun tujuan pembelajaran
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran matematika merupakan proses komunikasi antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir agar siswa memiliki kemampuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan berperan penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan merupakan kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan potensi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu peristiwa yang diamati yang kemudian diuji kebenarannya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sains, pada hakikatnya, dapat dipandang sebagai produk dan sebagai proses. Sains sebagai produk berarti sains merupakan produk dari hasil pemikiran terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perolehan Skor Rata-Rata Siswa Indonesia Untuk Sains
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan adanya upaya peningkatan mutu pendidikan maka evaluasi terhadap segala aspek yang berhubungan dengan kualitas pendidikan terus dilakukan. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia, sedangkan kualitas sumber daya manusia tergantung pada kualitas pendidikannya. Peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Elita Lismiana, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pendidikan nasional ditandai dengan penyempurnaan-penyempurnaan yang terjadi pada setiap aspek pendidikan. Salah satu aspek pendidikan yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. menyebabkan arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menyebabkan arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini berdampak langsung pada berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara. Jika dalam suatu negara pendidikan semakin baik, maka dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu indikator bagi berkembangnya suatu negara. Jika dalam suatu negara pendidikan semakin baik, maka dapat dikatakan negara itu juga
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Matematika merupakan mata pelajaran yang sangat penting dan wajib dipelajari pada setiap jenjang pendidikan. Hal ini dikarenakan matematika merupakan dasar dari berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah mendorong terjadinya banyak perubahan, hal tersebut banyak menuntut kesiapan sumberdaya manusia yang kompetitif dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemakaian Buku Teks (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), 50. Pendidikan (Jakarta: Depdikbud, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran di kelas biasanya menggunakan fasilitas pendukung seperti buku paket. Menurut Muclish buku paket dapat diartikan sebagai buku yang berisi uraian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk yang dikembangkan, dan keterbatasan produk yang dikembangkan.
Lebih terperincitingkatan yakni C1, C2, C3 yang termasuk dalam Lower Order Thinking dan C4, C5, C6 termasuk dalam Higher Order Thinking Skills.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses yang harus dilalui manusia untuk mengembangkan potensinya menjadi individu yang berkualitas. Pengembangan potensi tersebut harus dilalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai objek kajian abstrak, universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam bentuk perubahan tingkah laku dan kemampuan berkreasi yang relatif permanen atau menetap karena
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kualitas kehidupan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kualitas kehidupan suatu bangsa. Peran faktor pendidikan sangat penting dalam menciptakan kehidupan bangsa yang cerdas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat telah membawa konsekuensi bagi dunia pendidikan agar segera
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan kehidupan masyarakat telah membawa konsekuensi bagi dunia pendidikan agar segera melakukan berbagai upaya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Analisa Menurut Wiradi (Hadiyanto dan Makinuddin, 2006) analisis atau analisa adalah aktifitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Bab I tentang Sistem Pendidikan Nasional: pendidikan adalah usaha sadar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun memerlukan suatu proses pembelajaran sehingga menimbulkan hasil yang sesuai dengan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan secara nasional adalah hasil nilai Ujian Nasional (UN). Permendikbud
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu negara dapat dilihat dari kualitas pendidikan di negara tersebut. Salah satu yang dapat digunakan untuk melihat kualitas dan keberhasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermartabat dan membawa kemajuan bagi bangsa ini. Tetapi sejauh ini pendidikan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang dapat menentukan keberlangsungan kehidupan bangsa yang berakhlak dan berkarakter. Melalui pendidikan diharapan dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses belajar untuk mempengaruhi pertumbuhan individu menjadi yang lebih berkualitas. Pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aspek penting dalam menciptakan sumber daya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting dalam menciptakan sumber daya manusia sehingga dapat bersaing dalam dunia globalisasi yang penuh dengan tantangan dan permasalahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dibangun atas dasar produk
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap atau prosedur ilmiah (Trianto, 2012: 137). Pembelajaran Ilmu
Lebih terperinci