KATA PENGANTAR. Probolinggo, Oktober 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA PROBOLINGGO

dokumen-dokumen yang mirip
RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN ANGKA/NILAI L P L + P Satuan A. GAMBARAN UMUM 2

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016

Ruteng, April Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai. dr. Yulianus Weng, M.Kes Pembina Tkt. I NIP

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

KATA PENGANTAR. Probolinggo, Mei 2016 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA PROBOLINGGO

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016

DAFTAR ISI PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 SISTEMATIKA PENYUSUNAN

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR. Probolinggo, 23 November 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA PROBOLINGGO

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

DAFTAR TABEL. Judul Tabel

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

RESUME PROFIL KESEHATAN

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN DESA KELURAHAN DESA+KEL.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2011 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. Jane Soepardi NIP

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. Lampiran

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DEPOK TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN

BAB I P E N D A H U L U A N

PROFIL DINAS KESEHATAN

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

BAB II PERENCANAAN KINERJA

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN TRIWULAN I

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KATA PENGANTAR. Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONDOWOSO. dr.h.mohammad IMRON,M.MKes. NIP

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2013

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan Rahmat dan Hidayah-Nya semata, akhirnya Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2013 ini, dapat diselesaikan dengan baik. Pembangunan Kesehatan sebagai bagian integral dari Pembangunan Nasional diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad kesehatan masyarakat yang setinggitingginya. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut dilaksanakan program-program pembangunan kesehatan secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Program-program pembangunan kesehatan dimaksud merupakan program pembangunan kesehatan yang secara langsung dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Probolinggo atau dengan mendorong peran aktif masyarakat dalam pembangunan kesehatan. Tujuan penyusunan Profil ini adalah untuk menampilkan situasi dan kondisi pelayanan kesehatan pada tahun 2013 yang pada akhirnya dapat digunakan sebagai alat pengukur atau sebagai evaluasi tingkat keberhasilan pembangunan khususnya di bidang kesehatan di Kota Probolinggo Tahun 2013. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan dan petunjuknya kepada kita semua dalam menjalankan pembangunan kesehatan di Kota Probolinggo, sebagai upaya bersama untuk meningkatkan derajad kesehatan masyarakat. Amin yaa robbal alamin. Probolinggo, Oktober 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA PROBOLINGGO drg. NINIK IRAWBAWATI, MQIH Pembina Utama Muda NIP. 19650824 199102 2 002 Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2013 i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GRAFIK DAFTAR TABEL i ii iv v BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI LAMPIRAN PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 SISTEMATIKA PENYUSUNAN GAMBARAN UMUM 2.1 KEADAAN GEOGRAFIS 2.2 WILAYAH ADMINISTRASI 2.3 BUDAYA 2.4 KEPENDUDUKAN SITUASI DERAJAT KESEHATAN 3.1 ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS) 3.2 ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS) 3.3 STATUS GIZI SITUASI UPAYA KESEHATAN 4.1 PELAYANAN KESEHATAN 4.2 AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN 4.3 PERILAKU HIDUP MASYARAKAT 4.4 KEADAAN LINGKUNGAN SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN 5.1 SARANA KESEHATAN 5.2 TENAGA KESEHATAN 5.3 ANGGARAN KESEHATAN PENUTUP TABEL PROFIL 1 2 3 3 3 3 6 8 13 16 20 21 23 25 27 27 Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2013 ii

DAFTAR GRAFIK NO. GRAFIK JUDUL GRAFIK HAL Grafik 2.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kota Probolinggo Tahun 2013 5 Grafik 3.1 Jumlah Kematian Bayi di Kota Probolinggo Tahun 2009-2013 7 Grafik 3.2 Penyebab Kematian Bayi di Kota Probolinggo Tahun 2013 7 Grafik 3.3 Jumlah Kematian Ibu di Kota Probolinggo Tahun 2008-2013 8 Grafik 3.4 Jumlah Penderita Pnemonia Balita di Kota Probolinggo Tahun 2013 10 Grafik 3.5 Jumlah Kasus DBD di Kota Probolinggo Tahun 2008-2013 12 Grafik 4.1 Jumlah PUS, Peserta KB Baru dan KB Aktif di Kota Probolinggo Tahun 2013 18 Grafik 4.2 Perbandingan Strata Posyandu Tahun 2012-2013 di Kota Probolinggo 22 Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2013 iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam kerangka tersebut, pembangunan kesehatan dilaksanakan secara berkelanjutan dan berkesinambungan mulai dari tingkat pusat sampai ke Kabupaten/Kota, untuk itu ditetapkan Visi pembangunan kesehatan di Kota Probolinggo yaitu : Masyarakat Kota Probolinggo Mandiri untuk Hidup Sehat Guna mewujudkan Visi yang telah ditetapkan Dinas Kesehatan Kota Probolinggo ditetapkan misinya secara jelas sebagai satu pernyataan yang menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai yaitu sebagai berikut: 1. Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat Kota Probolinggo untuk hidup sehat. 2. Mewujudkan akses pelayanan kesehatan yang merata dan terjangkau melalui peningkatan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat dengan upaya Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif. 3. Meningkatkan pelayanan kesehatan dan gizi yang berkualitas kepada ibu, bayi, anak, remaja dan lansia secara komprehensif. 4. Meningkatkan kewaspadaan dini terhadap penyakit menular dan tidak menular dengan cara peningkatan kualitas lingkungan yang sehat. 5. Menciptakan manajemen kesehatan yang baik dan bersih. Hasil-hasil kegiatan program bidang kesehatan di Kota Probolinggo yang berupa data-data kesehatan dikumpulkan melalui Sistem Informasi Kesehatan merupakan bahan untuk menyusun Profil Kesehatan Kota Probolinggo. Data tersebut adalah salah satu produk Sistem Informasi Kesehatan Kota Probolinggo, yang berisikan gambaran situasi kesehatan di wilayah Kota Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2013 1

Probolinggo pada tahun 2013 dimana di dalamnya memuat berbagai data tentang kesehatan dan data pendukung yang lain yang berhubungan dengan program kesehatan. Data dan informasi kesehatan yang ada di dalam Profil Kesehatan sangat ditentukan oleh kualitas Sistem Informasi Kesehatan suatu daerah tersebut. Dengan adanya data-data yang akurat, dapat menghasilkan informasi kesehatan yang actual dan menggambarkan suatu kondisi nyata, yang dapat digunakan sebagai bahan penilaian dan evaluasi dari hasil pelaksanaan kegiatan, dimana diharapkan dapat membantu upaya-upaya terobosan dalam meningkatkan pelaksanaan kegiatan program kesehatan tersebut, yang pada akhirnya memberikan nilai tambah dalam pelaksanaan kegiatan program yaitu adanya efisiensi dan efektifitas. 1.2 SISTIMATIKA PENYUSUNAN Profil kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2013 terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut : Bab 1 : Pendahuluan Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan Profil Kesehatan, Visi dan Misi Dinas Kesehatan serta sistimatika dari penyusunan. Bab 2 : Gambaran Umum Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kota Probolinggo meliputi keadaan geografis, wilayah administrasi, budaya, data kependudukan dan informasi umum lainnya. Bab 3 : Situasi Derajat Kesehatan Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan, dan status gizi masyarakat. Bab 4 : Situasi Upaya Kesehatan Bab ini mengurai tentang pelayanan kesehatan dasar, akses dan mutu pelayanan kesehatan, perilaku hidup masyarakat, dan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar. Bab 5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan Bab ini mengurai tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan. Bab 6 : Penutup Lampiran Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2013 2

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA PROBOLINGGO 2.1. KEADAAN GEOGRAFI Secara geografis, Kota Probolinggo terletak antara 7 43'41 7 49'04 Lintang Selatan dan 113 13' 113 15' Bujur Timur, dengan batas wilayah : a. Sebelah Utara : Selat Madura b. Sebelah Selatan : Kecamatan Leces, Wonomerto, Bantaran, Sumberasih Kab. Probolinggo c. Sebelah Timur : Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo d. Sebelah Barat : Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo Luas Wilayah : a. Luas daratan : 56,667 km² 2.2. WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN Terbagi dalam : a. Kecamatan : 5 b. Kelurahan : 29 2.3. Budaya Secara garis besar, masyarakat Kota Probolinggo terbagi menjadi 4 (empat) kelompok : a. Budaya Surabaya/Arek b. Budaya Pesisir c. Budaya Kejawen/Mataraman d. Budaya Madura 2.4. Kependudukan Data kependudukan sangat penting dan mempunyai arti yang sangat strategis dalam pembangunan pada umumnya dan bidang kesehatan pada khususnya, hampir semua kegiatan pembangunan kesehatan obyek sasarannya adalah masyarakat atau penduduk. Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2013 3

Indikator kependudukan dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan penduduk, angka kelahiran kasar, tingkat fertilitas, kepadatan penduduk dan distribusi penduduk menurut umur. a. Kepadatan Penduduk Jumlah Penduduk Kota Probolinggo Tahun 2013 dari data proyeksi penduduk Propinsi Jawa Timur oleh Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Timur sejumlah 224.919 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata 3,97 per km². Kepadatan yang tertinggi sekitar 7,24 per km² ada di Kecamatan Mayangan dengan rata-rata 3,65 jiwa per rumah tangga. Dan rata-rata untuk seluruh 5 Kecamatan adalah 3,56 jiwa per rumah tangga. Hal ini menggambarkan bahwa rata-rata setiap rumah tangga terdiri dari 3 sampai dengan 4 orang. b. Distribusi Penduduk Menurut Golongan Umur Pada tahun 2013 di Kota Probolinggo distribusi penduduk paling tinggi pada kelompok umur 15-44 tahun, yaitu sebesar 99.769 jiwa (44,4%). Yang kedua kelompok umur 45-64 tahun yaitu sebesar 47.001 jiwa (20,9%), Selanjutnya kelompok umur 5-14 tahun sebesar 37.347 jiwa (16,6%), dilihat dari distribusi penduduk menurut umur maka jumlah penduduk terbanyak pada usia produktif. c. Rasio Jenis Kelamin Perkembangan penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat dari perkembangan ratio jenis kelamin yaitu perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan. Di Kota Probolinggo tahun 2013 jumlah penduduk laki-laki 110.540 jiwa dan perempuan 114.379 jiwa. Adapun Ratio jenis kelamin adalah 96,64 artinya jika perempuan ada sejumlah 100 orang maka ada laki-laki sejumlah 97 orang. (Tabel 2) Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2013 4

Grafik 2.1 : Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Kota Probolinggo tahun 2013 d. Beban Tanggungan Di Kota Probolinggo tahun 2013 jumlah penduduk yang tidak produktif atau usia < 15 tahun dan > 64 tahun sebanyak 69.079 jiwa dan produktif atau usia 15-64 tahun sebanyak 146.770 jiwa. Sehingga Ratio beban tanggungan nya adalah 44,33 yang artinya jika ada 100 penduduk, maka jumlah penduduk yang tidak produktif ada 44 orang. Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2013 5

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN 3.1 ANGKA KEMATIAN Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009. Untuk mengetahui gambaran derajat kesehatan masyarakat dapat diukur dari indikator-indikator yang digunakan antara lain angka kematian, angka kesakitan serta status gizi. Indikator tersebut dapat diperoleh melalui laporan dari fasilitas kesehatan (fasility based) dan dari masyarakat (community based). Perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat diukur dari kejadian kematian dan kesakitan dalam masyarakat dari waktu kewaktu. Disamping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. 1. Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator penting untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat suatu bangsa. Angka kematian bayi di Kota Probolinggo tahun 2013 sebesar 19,14 per 1.000 kelahiran hidup. Atau ada sejumlah 72 bayi meninggal dari sejumlah 3.808 kelahiran. Dari seluruh kelahiran terdapat 3.761 lahir hidup dan 47 lahir mati. (Tabel 6). Di Tahun 2013 penyebab kematian bayi terbanyak disebabkan oleh BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) ada 42 bayi, Asfixia ada 12 bayi, infeksi ada 4 bayi, pneumonia ada 2 bayi dan kelainan bawaan 2 bayi, lain-lain 10 bayi. Hal ini terjadi karena masih rendahnya kualitas perawatan selama masa kehamilan, persalinan, nifas dan status gizi yang buruk serta penyakit infeksi yang menyertai.. Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2013 6

Grafik III..1 : Jumlah kematian bayi di Kota Probolinggo tahun 2009-2013 Grafik III..2 : Penyebab kematian bayi di Kota Probolinggo tahun 2013 2. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) di Kota Probolionggo tahun 2013 sebesar 212,7 atau ada 8 orang ibu maternal yang meninggal dari sejumlah 3.808 ibu bersalin, belum memenuhi target Jawa Timur dengan angka <102 kelahiran hidup. Kematian ibu maternal terjadi pada saat Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2013 7

hamil ada 3 orang, saat bersalin 2 orang dan saat nifas 3 orang. Penyebab kematian ibu maternal antara lain karena perdarahan 1 orang, carsinoma mammae 1 orang, penyakit jantung 1 orang, TB -Paru 1 orang, emboli air ketuban 1 orang, post meningitis 1 orang, gagal ginjal 1 orang dan ketuban pecah dini 1 orang. Grafik III.3 : Jumlah Kematian Ibu di Kota Probolinggo tahun 2008-2013 Masyarakat masih belum memahami secara benar penanganan ibu hamil, banyak faktor yang berperan terhadap terjadinya kematian ibu dan bayi seperti tingkat ekonomi, pengetahuan dan pendidikan ibu yang rendah, sarana transportasi yang kurang memadai, sehingga penanganan terhadap kasus kematian bayi dan ibu perlu penanganan secara komprehensif yang melibatkan lintas sektor, serta perlu adanya evaluasi terhadap upaya yang telah dilakukan untuk keberhasilan program tersebut. 3.2. ANGKA KESAKITAN Selain menghadapi transisi demografi, Indonesia juga dihadapkan pada transisi epidemiologi yang menyebabkan beban ganda (double burden). Di satu sisi masih tingginya penyakit infeksi (baik re-emerging maupun new emerging) serta gizi kurang, namun disis lain dihadapi pula meningkatnya penyakit non Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2013 8

infeksi dan degeneratif. Bagi kelompok usia produktif, kesakitan sangat mempengaruhi produktivitas dan pendapatan keluarga, yang pada akhirnya menyebabkan kemiskinan Angka kesakitan diperoleh dari laporan yang ada pada sarana pelayanan kesehatan baik di Rumah Sakit maupun di Puskesmas melalui pencatatan dan pelaporan maupun dari community based data yang diperoleh melalui pengamatan (surveilance). 1. Tuberculosis (TB) Pengendalian penyakit TB Paru di Kota Probolinggo memakai strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) yaitu pengobatan jangka pendek dengan pengawasan langsung oleh pengawas minum obat (PMO). Dengan program ini berusaha mencapai target penemuan penderita sebesar 80% dari perkiraan penderita TB BTA positif kasus baru dengan tingkat kesembuhan sebesar 90%. Keberhasilan pengendalian pengobatan penderita TB Paru tergantung pada kerjasama antara penderita, Pengawas Minum Obat (PMO) dan petugas kesehatan yang mempunyai komitmen tinggi dalam pelaksanaan kegiatan program. Di Kota Probolinggo tahun 2013 ada 168 penderita BTA (+) dari sejumlah 320 penderita TB Paru yang di temukan, jumlah penderita TB- Paru BTA (+) yang diobati 209 penderita dan yang sembuh sebanyak 193 penderita (92,34%),dimana penderita TB-Paru ini hampir merata ditemukan di semua Kecamatan yang ada di wilayah Kota Probolinggo. (Tabel 12). 2. Pneumonia Balita Pneumonia merupakan bagian dari penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) selain diare, pneumonia juga penyebab utama kematian pada bayi dan balita. Untuk itu pemberantasan penyakit ini di laksanakan dengan fokus penemuan dini dan tata laksana kasus secara cepat dan tepat. Upaya ini dikembangkan melalui manajemen terpadu balita sakit (MTBS). Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2013 9

Grafik III.4 : Jumlah Penderita Pneumonia Balita di Kota Probolinggo tahun 2013 Dari data tersebut diatas di Kota Probolinggo jumlah pneumonia balita yang ada sebanyak 279 balita dan 100% penderita pneumonia balita dapat tertangani. (Tabel 13) 3. HIV/AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) Salah satu new emerging disease yang sudah ada sebelumnya adalah HIV/AIDS dan dimungkinkan pula akan timbulnya penyakit infeksi baru yang tidak terduga dan penularannya sangat cepat, kematian yang tinggi, keadaan tersebut dapat menimbulkan pandemi di masa datang. Di Kota Probolinggo tahun 2013 perkembangan penyakit HIV/AIDS terus di lakukan upaya penemuan penderita dan meskipun berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan terus dilakukan, seperti sosialisasi secara luas dengan cara memberikan penyuluhan kepada semua penderita tersangka atau penderita yang di skrening HIV/AIDS yang telah di lakukan adalah pemeriksaan zero survey di LP (Lembaga Pemasyarakatan), penemuan penderita di klinik VCT (Voluntary Consulting Therapy), selanjutnya di rujuk ke klinik CST (Care Support Treatment) yang tempatnya di Rumah Sakit dan pemeriksaan pada setiap pendonor darah. Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2013 10

Jumlah kasus HIV/AIDS di Kota Probolinggo tahun 2013 sebanyak 39 (tiga puluh sembilan) kasus dimana semua kasus yang ditemukan dapat tertangani 100%. Upaya yang selalu dilakukan dalam rangka pemberantasan penyakit HIV/AIDS disamping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan diarahkan pada upaya pencegahan yang dilakukan melalui skrening HIV/AIDS terhadap darah donor dan upaya pemantauan dan pengobatan penderita penyakit menular seksual (PMS). Infeksi menular seksual (IMS) adalah salah satu pintu untuk memudahkan terjadinya penularan HIV. Upaya pengobatan IMS telah berjalan baik, ini ditunjukkan dari persentase kasus IMS yang ditemukan dan diobati 100%. (Tabel 14) 4. Demam Berdarah Dengue Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Probolinggo tahun 2013 sejumlah 76 kasus, meningkat tajam dibandingkan tahun 2012 ada 23 kasus, kasus DBD yang terjadi menyebar diseluruh wilayah Kecamatan, jumlah kasus terbanyak ada di wilayah Kecamatan Mayangan dan Kanigaran, kedua Kecamatan tersebut merupakan wilayah perkotaan. Upaya pencegahan telah di lakukan dengan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), antara lain pemeriksaan jentik berkala oleh kader jumantik, penyuluhan-penyuluhan kesehatan dan setiap minggu diadakan kerja bakti oleh Pemerintah Daerah Kota Probolinggo. ( Tabel 23 ) Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2013 11

Grafik III.5 : Jumlah Kasus DBD di Kota Probolinggo tahun 2008 2013 5. Diare Jumlah penderita diare di Kota Probolinggo tahun 2013 sebanyak 8.488 penderita dan seluruhnya dapat tertangani 100%. Penyakit diare masih merupakan penyebab utama kematian bayi dan balita. (Tabel 16) 6. Malaria Kasus malaria dari tahun ke tahun tidak diketemukan di Kota Probolinggo. Namun Antisipaasi perlu dilakukan dengan penyuluhan, dengan berbagai metode dan melalui berbagai media baik elektronik (radio) dan media massa. 7. Penyakit Kusta Penderita kusta tahun 2013 di Kota Probolinggo yang dapat di sembuhkan dengan menyelesaikan pengobatannya atau RFT (Release From Treatment) sejumlah 11 penderita yang terdiri dari penderita kusta jenis PB sebanyak 2 orang dan penderita kusta jenis MB sebanyak 9 orang, jumlah penderita kusta menyebar ada di seluruh wilayah Kecamatan di Kota Probolinggo. Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2013 12

8. Penyakit Menular Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (Pd3i) PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ dicegah prevalensinya dengan pelaksanaan program imunisasi. (Tabel 21& 22) Penyakit penyakit tersebut antara lain : a. Difteri Pada tahun 2013 ditemukan 2 kasus dipteri di Kota Probolinggo. b. Pertusis Pada tahun 2013 tidak ditemukan kasus pertusis di Kota Probolinggo. c. Tetanus Pada tahun 2013 tidak ditemukan kasus tetanus di Kota Probolinggo. d. Tetanus Neonatorum Pada tahun 2013 tidak ditemukan kasus tetanus neonatorum di Kota Probolinggo e. Campak Pada tahun 2013 ditemukan 6 (enam) kasus campak di Kota Probolinggo. f. AFP < 15 Th Pada tahun 2013 ditemukan 2 (dua) kasus AFP non Polio di Kota Probolinggo g. Hepatitis B Pada tahun 2013 tidak ditemukan kasus Hepatitis di Kota Probolinggo. 3.3. STATUS GIZI Status gizi seseorang mempunyai hubungan yang erat dengan permasalahan kesehatan secara umum, disamping merupakan faktor predisposisi yang dapat memperparah penyakit infeksi, secara langsung juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan individu. Status gizi pada janin/bayi sangat ditentukan oleh status gizi ibu hamil atau ibu menyusui. Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2013 13

1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Status gizi janin ditentukan oleh kesehatan ibu waktu hamil, sehingga akan berpengaruh pada berat badan waktu lahir, berat badan lahir bayi akan berpengaruh pada bayi. Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. Jumlah BBLR tahun 2013 di Kota Probolinggo sebesar 4,63% atau ada 174 bayi BBLR dari sejumlah 3.761 kelahiran hidup. (Tabel 26) 2. Status Gizi Balita. Kekurangan gizi terutama pada anak-anak balita mempermudah resiko terjadinya infeksi penyakit sehingga resiko kematian meningkat, terganggunya pertumbuhan fisik dan perkembangan mental serta kecerdasan. Dalam beberapa hal dampak kekurangan gizi bersifat permanen yang tidak dapat diperbaiki walaupun pada usia berikutnya kebutuhan gizinya terpenuhi. Gizi buruk yang terjadi pada balita tahun 2013 di Kota Probolinggo sebanyak 0,45% atau ada 54 balita gizi buruk dari sejumlah 12.096 balita yang ditimbang, gizi lebih ada 0,67% atau 81 balita, gizi baik (Berat badan normal) ada 93,06% atau ada 11.257 balita dan gizi kurang 4,11% atau ada 498 balita. (Tabel 26 &27) Terjadinya gizi buruk baik pada bayi dan balita adalah karena asupan gizi kurang, dimana faktor-faktor penyebabnya adalah kemiskinan, kurangnya pengetahuan tentang gizi seimbang dan pola asuh yang salah. 3. Kunjungan Neonatus Bayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang paling rentan atau memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi, untuk mengurangi resiko tersebut dengan memberikan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari). Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan di samping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Total kunjungan Neonatus di Kota Probolinggo tahun 2013 sebesar 94,95% atau sebanyak 3.610 bayi dari 3.802 bayi yang ada. (Tabel 36) Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2013 14

4. Kunjungan Bayi Cakupan kunjungan bayi tahun 2013 di Kota Probolinggo tercapai 94,5% dari target 96% atau ada 3.594 kunjungan bayi dari sejumlah 3802 bayi yang ada. 5. Kecamatan Bebas Rawan Gizi Di Kota Probolinggo tahun 2013 terdapat 3 (tiga) Kecamatan yang tergolong bebas rawan gizi yaitu Kecamatan Mayangan, Kecamatan Kademangan dan Kecamatan Kanigaran, dimana kriteria Kecamatan bebas rawan gizi adalah jumlah balita KEP (Kurang Energi Protein) adalah <15%. Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2013 15

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN 4.1. PELAYANAN KESEHATAN Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Dan upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Upaya pelayanan kesehatan dasar yang telah dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan di Kota Probolinggo tahun 2013 sebagai berikut : 1. Kunjungan Ibu Hamil K-1 dan K-4 Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya, yang mengikuti program pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4. Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ke tiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil. Cakupan pelayanan K-1 tahun 2013 di Kota Probolinggo sebesar 100% dan K-4 93,3% dari sejumlah 4.285 ibu hamil yang ada, capaian cakupan meningkat karena dilakukan pendataan ibu hamil dengan memperbaiki pencatatan dan pelaporan. (Tabel 28) Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2013 16

2. Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Pertolongan persalinan juga merupakan salah satu kualiatas pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Hal ini dapat menggambarkan bahwa masyarakat mau dan tahu tentang pentingnya keamanan dalam pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional). Pesan kunci MPS (Mother pregnancy safer) yaitu persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih, maka keadaan ini belum sepenuhnya dapat dilakukan, karena dilakukan kemitraan antara bidan dan dukun. Tahun 2013 di Kota Probolinggo hasil cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan tercapai 92,69% dari target 100% atau ada 3.791 persalinan yang di tolong oleh tenaga kesehatan dari 4.090 persalinan yang ada. (Tabel 28) Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang keamanan dalam proses persalinan dan masyarakat masih mempunyai kebiasaan secara turun temurun mempercayai dukun bayi yang sama. Dan untuk pelayanan kesehatan ibu nifas tercapai 94,01% dari target 95% atau ada 3.845 ibu nifas yang mendapatkan pelayanan kesehatan dari sejumlah 4.090 ibu bersalin. 3. Pelayanan Kesehatan Anak Sekolah dan Remaja Pelayanan kesehatan pada kelompok anak usia sekolah dan remaja dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan pemantauan kesehatan dan pemeriksaan anak sekolah dasar/sederajat, serta pelayanan kesehatan pada remaja, baik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun peran serta tenaga terlatih lainnya seperti kader kesehatan, guru UKS dan Dokter kecil. Tahun 2013 Kota Probolinggo cakupan deteksi tumbuh kembang anak siswa SD/MI yang diperiksa sebesar 100 % atau ada 4.307 anak. (Tabel 46). Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2013 17

4. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) Peserta Keluarga Berencana terbagi menjadi peserta KB Baru dan Peserta KB Aktif. Tahun 2013 jumlah Peserta KB Baru 4.823 (7,89%) dan Jumlah Peserta KB Aktif 50.660 (82,83%) dari jumlah PUS yang ada 61.163. (Tabel 35) Grafik IV.1: Jumlah Pus,Peserta KB baru dan KB aktif di Kota Probolinggo Tahun2013 Peserta keluarga berencana aktif dibagi menjadi peserta KB dengan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang jenisnya adalah IUD, MOP/MOW, implant dan peserta KB Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) yang jenisnya suntik, pil, kondom, obat vagina dan lainnya. Peserta KB Aktif di Kota Probolinggo tahun 2013, yang paling banyak dipilih Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) adalah jenis Implant 6.949 (13,72%), sedangkan KB Non. MKJP yang paling banyak dipilih adalah jenis suntik sebesar 19.660 (38,81%) dari total peserta aktif 50.660. 5. Desa UCI Universal Child Immunization Pencapaian universal child immunization (UCI) pada dasarnya merupakan suatu gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut dapat digambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat terhadap pen Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2013 18

ularan PD3I. Target cakupan UCI menurut indikator Standart Pelayanan Minimal (SPM) di Kota Probolinggo sebesar 100 %. Di Kota Probolinggo tahun 2013 terdapat 5 Kecamatan dengan 29 Kelurahan, dimana kelurahan yang telah mencapai UCI sebesar 79,3% atau ada 23 Kelurahan UCI dari 29 Kelurahan yang ada. Kelurahan yang mencapai UCI tersebar di semua Kecamatan di Kota Probolinggo. (Tabel 38) 6. Pemberian Vitamin A Pada Balita Cakupan bayi dan balita yang mendapat vitamin A di Kota Probolinggo tahun 2013 adalah dari 15.633 balita yang ada 12.625 balita atau 80,76% yang mendapat vitamin A 2 kali. Dan dari sejumlah 3.802 bayi yang ada, 2.784 bayi atau 73,22% yang mendapat vitamin A, serta ibu nifas yang mendapat vitamin A sebesar 93,94% atau ada 3.842 ibu nifas dari sejumlah 4.090 ibu nifas yang ada. Terjadinya gizi buruk balita salah satunya adalah kekurangan zat gizi vit A. (Tabel 32) 7. Ibu Hamil mendapat Tablet Fe Pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, selain pemeriksaaan kehamilan juga disertai dengan pemberian tablet Fe dengan tujuan untuk mencegah terjadinya anemia besi pada bumil. Cakupan pemberian tablet Fe 1 (30 tablet) dan tablet Fe 3 (90 tablet) kepada ibu hamil di Kota Probolinggo tahun 2013, untuk Fe 3 tercapai (88,47%) atau ada 3.791 bumil yang mendapat Fe 3. Dan untuk Fe 1 tercapai 98,06% atau ada 4.202 bumil dari sejumlah 4.285 ibu hamil yang ada. (Tabel 30) 8. ASI Ekslusif ASI Ekslusif adalah pemberian ASI pada bayi mulai 0 6 bulan dalam rangka mencukupi kebutuhan gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi Air Susu Ibu (ASI) diyakini dan bahkan terbukti memberi manfaat bagi bayi baik dari aspek gizi (kolostrum yang mengandung imunoglobulin A/IgA, whei-casein, decosahexanoic/dha dan arachidonic/aa dengan komposisi sesuai), aspek imunologik (selain IgA, Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2013 19

terdapat laktoferin, lysosim dan 3 jenis leucosit yaitu brochus-associated lymphocyte/balt, Gut associated lymphocyte tissue/galt, mammary associated lymphocyte tissue/malt serta faktor bifidus), aspek psikologik (interaksi dan kasih sayang antara anak dan ibu), aspek kecerdasan, aspek neurologik (aktifitas menyerap ASI bermanfaat pada koordinasi syaraf bayi), aspek ekonomik serta aspek penundaan kehamilan (metode amenorea laktasi/mal). Selain Aspek-aspek tersebut, dengan ASI juga dapat melindungi bayi dari sindrom kematian bayi secara mendadak (sudden infant death syndrome/sids). Di Kota Probolinggo tahun 2013 jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif sebesar 2.151 (69,23%) dari sejumlah bayi yang diperiksa yaitu 3.107 bayi. (Tabel 41) 9. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Di Kota Probolinggo tahun 2013 pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan dengan upaya promotif, preventif dan kuratif pelayanan yang diberikan meliputi tumpatan gigi tetap 2.883, pencabutan gigi tetap 1.845 sedangkan jumlah murid SD yang diperiksa 16.575 (76,36 %) dan jumlah yang mendapatkan perawatan 3.959 (66,85 %) dari jumlah murid SD yang memerlukan perawatan 5.922 (Tabel 53 ) 10. Pelayanan Kesehataan Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut Cakupan pelayanan kesehatan pra usila (45-59 th) dan usia lanjut (>60 tahun) pada tahun 2013 sebesar 59.298 yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebesar 28.321 (47,76 %), cakupan pelayanan kesehatan pada pra usia lanjut dan usia lanjut masih jauh dari target yaitu 65 %. (Tabel 48). 4.2. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN 1. Pemanfaatan Sarana Puskesmas dan Rumah Sakit Jumlah total kunjungan rawat jalan dan rawat inap di sarana pelayanan kesehatan baik Puskesmas, Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta serta sarana kesehatan lainnya di Kota Probolinggo Tahun 2013 Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2013 20

sebanyak 424.746 dengan rincian rawat inap 14.846 dan kunjungan rawat jalan 409.900, sedangkan kunjungan gangguan jiwa 1.461. (Tabel 58) 4.3. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat, dapat di lihat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau PHBS di rumah tangga. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat, dimana Perilaku Hidup Bersih dan Sehat tersebut terdiri dari 10 cara: 1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 2. Bayi diberi ASI Eksklusif 3. Penimbangan bayi dan balita 4. Cuci tangan dengan air bersih dan sabun 5. Menggunakan air bersih 6. Menggunakan jamban yang bersih 7. Rumah bebas jentik 8. Makanan buah dan sayur setiap hari 9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari 10. Tidak merokok dalam rumah. Di Kota Probolinggo tahun 2013 rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat sebesar 57,46% atau ada 32.806 rumah tangga dari 57.097 rumah tangga yang di pantau. (Tabel 61) 1. Posyandu Aktif Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), untuk mendekatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat melalui wadah keterpaduan lintas sektor dan masyarakat. Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2013 21

Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, sesuai kondisi saat ini kegiatan posyandu berkembang, dimana kegiatan bina keluarga balita (BKB) dan pendidikan anak usia dini (PAUD) termasuk didalamnya dan akhirnya menjadi Taman Posyandu. Posyandu di kelompokkan menjadi 4 strata. Jumlah posyandu di Kota Probolinggo tahun 2013 sebanyak 218 posyandu. Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk, maka ratio penduduk perposyandu 1,12, artinya 1 (satu) posyandu sudah melayani kurang dari 100 balita. Oleh karena itu kegiatan revitalisasi posyandu diarahkan untuk meningkatkan mutu posyandu dengan cara memperbaiki kinerja petugas kesehatan dan kader. Posyandu Purnama yaitu posyandu dengan cakupan 5 program atau lebih dengan melaksanakan kegiatan 8 kali atau lebih pertahun. Grafik.IV. 2. : Perbandingan Strata Posyandu Tahun 2012 & 2013 di Kota Probolinggo. Strata posyandu tahun 2013 Prosentase Posyandu Pratama 4,59%, Posyandu Madya 40,83%, Posyandu Purnama 38,53% dan Posyandu Mandiri 16,06% (tabel 72). Perkembangan strata Posyandu mengalami peningkatan dibanding tahun 2012, dimana peningkatan terletak pada perkembangan strata posyandu menjadi lebih kearah mandiri. 2. Desa Siaga Konsep desa siaga dimaksud untuk memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu hidup sehat secara mandiri dan berkesinambungan Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2013 22

yang menjadi bagian dari warga desa tersebut. Artinya desa siaga merupakan desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya serta kemampuan untuk mencegah dan mengatasi berbagai masalah kesehatan, bencana, kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Di desa siaga minimal harus ada pos kesehatan yang dilayani oleh satu bidan dan dua kader kesehatan yang akan memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat. Di Kota Probolinggo tahun 2013, sudah terbentuk 29 desa siaga aktif. (Tabel 73) 4.4. KEADAAN LINGKUNGAN Keadaan lingkungan yang sehat tercipta dengan terwujudnya kesadaran individu dan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), untuk mencapai tujuan tersebut dijabarkan dalam sasaran meningkatkan kesadaran dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat dengan indikator rumah tangga sehat, institusi kesehatan yang berperilaku sehat, institusi pendidikan yang sehat, tempat kerja yang sehat, tempat-tempat umum yang sehat, posyandu purnama dan mandiri serta meningkatkan kemandirian masyarakat sebagai peserta jaminan pemeliharaan kesehatan. 1. Rumah Sehat Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak terbuat dari tanah. Jumlah rumah yang ada di Kota Probolinggo tahun 2013 sebanyak 59.385, rumah yang diperiksa kesehatannya sebanyak 20.523 dan untuk pencapaian jumlah rumah sehat dari rumah yang diperiksa sebesar 78,56%. Dari rumah yang diperiksa tidak terdapat penjelasan, misalnya rumah yang diperiksa berlokasi di pedesaan atau perkotaan. Perlu upaya program terkait untuk meningkatkan persentase rumah sehat, dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pemeliharaan dan perbaikan lingkungan. (Tabel 62). Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2013 23

2. Akses terhadap Air Minum Sumber air minum yang digunakan rumah tangga dibedakan menurut air kemasan, air isi ulang, ledeng, pompa, sumur terlindung, sumur tidak terlindung, mata air terlindung, mata air tidak terlindung, air sungai, air hujan dan lainnya. Di Kota Probolinggo tahun 2013 jumlah keluarga yang ada sebanyak 53.045, jumlah keluarga yang diperiksa dan menggunakan sumber air minum terlindungi 44.391 (83,69%). (Tabel 65) Sedangkan keluarga yang menggunakan sarana air bersih sebanyak 44.440 (83,78%) keluarga dengan rincian berturut-turut yang terbanyak menggunakan SPT 23.621 (44,53%), Ledeng 17.042 (32,13%), sisanya diikuti SGL 3.728 (7,03 %). (Tabel 64) 3. Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Kepemilikan sarana sanitasi dasar yang dimiliki oleh keluarga di Kota Probolinggo tahun 2013, meliputi jamban, tempat sampah dan pengelolaan air limbah (PAL). Dari 53.045 KK yang ada, yang memiliki jamban sehat 37.552 KK (70,79 %), tempat sampah sehat 37.552 KK atau (70,79%) dan yang memiliki pengelolaan air limbah yang sehat 22.610 KK atau 68,39%. (Tabel 66) 4. Pemeriksaan Jentik Nyamuk Jumlah rumah/bangunan di Kota Probolinggo tahun 2013 yang diperiksa sebanyak 6.876 bangunan, dan yang bebas jentik nyamuk sebesar 5.755 (83,7%) rumah (Tabel 63). Pemeriksaan Jentik Nyamuk pada rumah/bangunan perlu dilakukan dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui gerakan 3 M (Menutup, Menguras, Mengubur) dan meningkatkan pengetahuan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat agar dapat menurunkan incidence rate penyakit DBD. Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2013 24

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN 5.1. SARANA KESEHATAN Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan terdiri atas data dan informasi mengenai sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan. 1. Puskesmas Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan, Puskesmas dan Jaringannya merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan pada masyarakat dengan tugas pokok menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar. Secara konseptual Puskesmas menganut konsep Wilayah, dan diharapkan Puskesmas dapat melayani rata-rata 30.000 penduduk. Pada tahun 2013 di Kota Probolinggo terdapat 6 puskesmas dengan rasio terhadap penduduk adalah 1:37.487 jiwa artinya 1 Puskesmas ratarata melayani 37.487 jiwa. Hal ini berarti jumlah Puskesmas di Kota probolinggo masih kurang. Untuk memperluas jangkauan pelayanan kesehatan di Puskesmas telah dikembangkan puskesmas pembantu yang berjumlah 21 dengan rasio 1 puskesmas dibantu 2-3 puskesmas pembantu sehingga diharapkan dapat menjangkau seluruh penduduk Kota Probolinggo. Di Kota Probolinggo terdapat 2 puskesmas rawat inap yaitu puskesmas Ketapang dan puskesmas Wonoasih, dengan kapasitas tempat tidur masing masing sebanyak 20 tempat tidur. 2. Rumah Sakit Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana Rumah Sakit (RS) antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah Rumah Sakit dan tempat tidurnya serta rasio terhadap jumlah penduduk. Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2013 25

Di Kota Probolinggo hanya memiliki 1 RS.Pemerintah, Rumah Sakit Umum Swasta 1 buah, dan Rumah Sakit bersalin milik swasta 2 buah. 3. Sarana Produksi dan Distribusi Farmasi dan Alat Kesehatan Salah satu indikator penting untuk menggambarkan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan adalah jumlah sarana produksi dan distribusi farmasi dan alat kesehatan. Pada tahun 2013 di Kota Probolinggo jumlah Apotik sebanyak 22 buah, Toko Obat 4 buah, Gudang Farmasi 1 buah, pedagang besar farmasi 1 buah dan penyalur alat kesehatan 1 buah. 4. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) diantaranya adalah posyandu yang sekarang menjadi taman posyandu berjumlah 218 buah dan poskesdes berjumlah 29 buah. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal oleh masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Untuk memantau perkembangannya posyandu dikelompokan menjadi 4 strata, yaitu posyandu pratama, posyandu madya, posyandu purnama dan posyandu mandiri. Strata posyandu di Kota Probolinggo tahun 2013, terdiri dari posyandu pratama 4,59 %, posyandu madya 40,83 %, posyandu purnama 38,53 %, dan posyandu mandiri 16,06 %. (Tabel 72) Desa Siaga adalah Desa/Kelurahan yang mempunyai kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalahmasalah kesehatan secara mandiri, ciri dari pada desa/kelurahan Siaga adalah minimal ada 1 Poskesdes yang didukung oleh tenaga kesehatan yang memadai sehingga siap mengatasi masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat. Poskesdes merupakan upaya kesehatan yang Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2013 26

bersumber daya masyarakat yang melaksanakan kegiatan pelayanan masyarakat secara mandiri. Di Kota Probolinggo pada tahun 2013 telah terbentuk 29 Kelurahan Siaga Aktif. (Tabel 73) 5.2. TENAGA KESEHATAN Sebagaimana diketahui bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan tidak hanya dilakukan pemerintah, tapi juga diselenggarakan oleh swasta. Oleh karena itu gambaran situasi ketersediaan tenaga kesehatan baik yang bekerja disektor pemerintah maupun swasta perlu diketahui. Data ketenagaan ini diperoleh dari hasil pengumpulan data sumber daya kesehatan yang ada di Kota Probolinggo, yang meliputi tenaga yang ada di Puskesmas, Rumah Sakit maupun yang ada pada Kantor Dinas Kesehatan Kota Probolinggo. Tenaga yang ada di sarana pelayanan kesehatan di Kota Probolinggo pada tahun 2013 seluruhnya 732 orang yang tersebar pada 6 Puskesmas, Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan terdiri atas Tenaga Medis 75 orang, Perawat 387orang, Bidan 136 orang, Farmasi 37 orang, Kesehatan Masyarakat 16 orang, Sanitasi 13 orang, Gizi 24 dan Teknis Medis 31 orang dan fisioterapis 13 orang. (Tabel 74 s.d 78) 5.3. PEMBIAYAAN KESEHATAN Anggaran Pembangunan Kesehatan di Kota Probolinggo tahun 2013 diperoleh dari sumber dana APBD Kota Probolinggo, APBD Propinsi, APBN (Tugas Pembantuan, Jamkesmas, Jampersal, BOK) dan bantuan luar negeri. Total anggaran kesehatan di Kota Probolinggo tahun 2013 yang terdiri dari Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung sebesar Rp.103.955.243.797,- (Tabel 79). Dan khusus alokasi dana yang ada di Dinas Kesehatan Kota Probolinggo untuk Belanja Langsung sebesar Rp. 12.489.842.603,- atau 3,62% dari dana Belanja Langsung Kota Probolinggo sebesar Rp. 345. 215.400.994,- Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2013 27

BAB VI KESIMPULAN Kegiatan kegiatan program di bidang kesehatan bersifat berkesinambungan dan berkelanjutan dari tahun ke tahun sampai dengan saat ini. Hasil hasil kegiatan program tahun 2013, adalah bahan untuk menyusun profil kesehatan yang merupakan performance kinerja pembangunan kesehatan di Kota Probolinggo, yang mana dapat digunakana sebagai bahan untuk evaluasi dan menyusun perencanaan kegiatan di tahun mendatang serta sebagai dasar kebijakan pengambilan keputusan. Adapun hasil hasil kegiatan program kesehatan di tahun 2013 adalah sebagai berikut : 1. Derajat kesehatan masyarakat Kota Probolinggo tahun 2013, yang salah satunya dapat dilihat dari jumlah kematian ibu sebanyak 8 orang dan kematian bayi sebanyak 72 bayi. Serta balita gizi buruk yang ditangani/mendapat intervensi sebanyak 54 atau (100%) balita gizi buruk yang ada. Dan yang di intervensi mengalami perbaikan status gizi buruk menjadi status gizi baik 100%. 2. Jumlah peningkatan kasus penyakit, masih menjadi ancaman setiap tahunnya terutama penyakit demam berdarah (DBD). Penyakit demam berdarah trend selalu meningkat, tahun 2012 sebanyak 23 kasus dan tahun 2013 meningkat tajam sebanyak 76 kasus atau dengan Incidence Rate 33,79. 3. Adanya peningkatan peran serta masyarakat di bidang kesehatan yang ditunjukkan dengan peningkatan jumlah strata posyandu menjadi lebih ke arah mandiri yaitu bertambahnya jumlah posyandu dengan strata Madya di tahun 2012 sebanyak 83 posyandu di tahun 2013 menjadi 89 posyandu dan untuk strata Purnama di tahun 2012 sebanyak 76 posyandu, di tahun 2013 menjadi 84 posyandu. 4. Sosialisasi secara intensif kepada masyarakat tentang program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) masih sangat diperlukan. Profil Kesehatan Kota Probolinggo Tahun 2013 28

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2013 ANGKA/NILAI NO INDIKATOR No. Lampiran L P L + P Satuan A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 56,667 KM 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 29 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 110,540 114,379 224,919 Jiwa Tabel 2 4 Rata-Rata Jiwa/Rumah Tangga 3.56 Jiwa Tabel 1 5 Kepadatan Penduduk/KM 2 3.97 Jiwa/KM 2 Tabel 1 6 Rasio Beban Tanggungan 44.33 Tabel 2 7 Rasio Jenis Kelamin 96.64 Tabel 2 8 Penduduk 10 Tahun ke Atas Melek Huruf #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 4 9 Penduduk 10 Tahun ke Atas dengan Pendidikan Tertinggi SMP+ #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 5 B. DERAJAT KESEHATAN B.1 Angka Kematian 10 Jumlah Lahir Hidup 1,914 1,847 3,761 Bayi Tabel 6 11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 13.91 10.71 12.34 Tabel 6 12 Jumlah Bayi Mati 47 25 72 Bayi Tabel 7 13 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 0.00 0.00 19.14 per 1.000 KH Tabel 7 14 Jumlah Balita Mati 49 25 74 Balita Tabel 7 15 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 0.00 0.00 19.68 per 1.000 KH Tabel 7 16 Jumlah Kematian Ibu 8 Ibu Tabel 8 17 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 212.71 per 100.000 KH Tabel 8 B.2 Angka Kesakitan 18 AFP Rate (non Polio) < 15 th 3.52 per 100.000 Penduduk < 15 tahun Tabel 9 19 Angka Insidens TB Paru 158 136 147.16 per 100.000 Penduduk Tabel 10 20 Angka Prevalensi TB Paru 0 0 - per 100.000 Penduduk Tabel 10 21 Angka Kematian Akibat TB Paru 11 0 5.34 per 100.000 Penduduk Tabel 10 22 Angka Penemuan Kasus TB Paru (CDR) #DIV/0! #DIV/0! 70.00 % Tabel 11 23 Success Rate TB Paru 92.31 95.15 93.72 % Tabel 12 24 Pneumonia Balita Ditemukan dan Ditangani #REF! #REF! 14.36 % Tabel 13

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran 25 Jumlah Kasus Baru HIV 30 9 39 Kasus Tabel 14 26 Jumlah Kasus Baru AIDS 30 9 39 Kasus Tabel 14 27 Jumlah Infeksi Menular Seksual Lainnya 36 304 340 Kasus Tabel 14 28 Jumlah Kematian Karena AIDS 3 2 5 Jiwa Tabel 14 29 Donor Darah Diskrining Positif HIV #DIV/0! #DIV/0! 0.00 % Tabel 15 30 Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani #DIV/0! #DIV/0! 175.60 % Tabel 16 31 Jumlah Kasus Baru Kusta (Pausi Basiler) 2 0 2 Kasus Tabel 17 32 Jumlah Kasus Baru Kusta (Multi Basiler) 5 4 9 Kasus Tabel 17 33 Angka Penemuan Kasus Baru Kusta (NCDR) 6 3 5 per 100.000 Penduduk Tabel 17 34 Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 28.57 25.00 27.27 % Tabel 18 35 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0.00 0.00 18.18 % Tabel 18 36 Angka Prevalensi Kusta 0.63 0.35 0.49 per 10.000 Penduduk Tabel 19 37 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 0.00 100.00 50.00 % Tabel 20 38 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 92.86 85.71 91.43 % Tabel 20 39 Jumlah Kasus Difteri 2 0 2 Kasus Tabel 21 40 Case Fatality Rate Difteri 0 % Tabel 21 41 Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 21 42 Jumlah Kasus Tetanus (non Neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 21 43 Case Fatality Rate Tetanus (non Neonatorum) 0 % Tabel 21 44 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 21 45 Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum 0 % Tabel 21 46 Jumlah Kasus Campak 3 3 6 Kasus Tabel 22 47 Case Fatality Rate Campak 0 % Tabel 22 48 Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 22 49 Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 22 50 Incidence Rate DBD 44.33 23.61 33.79 per 100.000 Penduduk Tabel 23 51 Case Fatality Rate DBD 0.00 0.00 0.00 % Tabel 23 52 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 0.00 0.00 0.00 per 1.000 Penduduk Tabel 24 53 Case Fatality Rate Malaria #DIV/0! 0.00 #DIV/0! % Tabel 24 54 Angka Kesakitan Filariasis 1 0 0 per 100.000 Penduduk Tabel 25 B.3 Status Gizi 55 Bayi Baru Lahir Ditimbang 100 100 100 % Tabel 26 56 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 4.34 4.93 4.63 % Tabel 26

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran 57 Balita Gizi Baik 94.58 94.78 94.68 % Tabel 27 58 Balita Gizi Kurang 4.24 4.12 4.18 % Tabel 27 59 Balita Gizi Buruk 0.43 0.48 0.45 % Tabel 27 C. UPAYA KESEHATAN C.1 Pelayanan Kesehatan 60 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 100 % Tabel 28 61 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 93.30 % Tabel 28 62 Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan (Linakes) 92.69 % Tabel 28 63 Pelayanan Ibu Nifas 94.01 % Tabel 28 64 Ibu hamil dengan Imunisasi TT2+ 34.47 % Tabel 29 65 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 90.64 % Tabel 30 66 Bumil Risti/Komplikasi Ditangani 78.53 % Tabel 31 67 Neonatal Risti/Komplikasi Ditangani 70.21 71.49 70.84 % Tabel 31 68 Bayi Mendapat Vitamin A 71.09 76.62 73.80 % Tabel 32 69 Anak Balita Mendapat Vitamin A 82.33 85.63 83.96 % Tabel 32 70 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 93.33 % Tabel 32 71 Peserta KB Baru 12.61 % Tabel 35 72 Peserta KB Aktif 132.49 % Tabel 35 73 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 99.02 99.20 99.11 % Tabel 36 74 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 94.32 95.60 94.95 % Tabel 36 75 Kunjungan Bayi (minimal 4 kali) 94.11 94.96 94.53 % Tabel 37 76 Desa/Kelurahan UCI 79.31 % Tabel 38 77 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 95.40 % Tabel 39 78 Drop-Out Imunisasi DPT1 - Campak 3.23 % Tabel 39 79 Bayi yang Diberi ASI Eksklusif 69.45 69.02 69.23 % Tabel 41 80 Pemberian MP-ASI pada Anak 6-23 Bulan dari Gakin 100.00 100.00 100.00 % Tabel 42 81 Cakupan Pelayanan Anak Balita (minimal 8 kali) 82.78 85.44 84.09 % Tabel 43 82 Balita Ditimbang 61.83 63.94 62.87 % Tabel 44 83 Balita Berat Badan Naik 67 68 67 % Tabel 44 84 Balita Berat Badan di Bawah Garis Merah (BGM) 0.42 0.47 0.44 % Tabel 44 85 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100.00 100.00 100.00 % Tabel 45 86 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 100.04 99.95 100.00 % Tabel 46 87 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 41.02 39.42 40.26 % Tabel 47

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran 88 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 43.07 51.98 47.76 % Tabel 48 89 Sarkes dengan Kemampuan Pelayanan Gadar Level 1 20.00 % Tabel 49 90 Desa/Kelurahan Terkena KLB Ditangani < 24 jam 100.00 % Tabel 51 91 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 1.56 1.56 1.56 Tabel 52 92 SD/MI yang Melakukan Sikat Gigi Massal 100.00 Sekolah Tabel 53 93 SD/MI yang Mendapat Pelayanan Gigi 100.00 Sekolah Tabel 53 94 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 72.17 81.08 76.36 % Tabel 53 95 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 66.50 67.22 66.85 % Tabel 53 96 Siswa SD dan Setingkat Mendapat Perawatan Gigi dan Mulut 66.50 67.22 66.85 % Tabel 53 C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 97 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar - - 51.45 % Tabel 55 98 99 100 101 102 Penduduk Miskin (dan Hampir Miskin) Dicakup Askeskin/Jamkesmas Pasien Maskin (dan Hampir Miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kesehatan Strata 1 Pasien Maskin (dan Hampir Miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kesehatan Strata 2 dan 3 Pasien Maskin (dan Hampir Miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kesehatan Strata 1 Pasien Maskin (dan Hampir Miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kesehatan Strata 2 dan 3 #DIV/0! #DIV/0! 83.57 % Tabel 56 #DIV/0! #DIV/0! 41.14 % Tabel 56 #DIV/0! #DIV/0! 5.89 % Tabel 56 #DIV/0! #DIV/0! 0.53 % Tabel 57 #DIV/0! #DIV/0! 3.13 % Tabel 57 103 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 183.33 181.20 182.24 % Tabel 58 104 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 5.66 7.50 6.60 % Tabel 58 105 Gross Death Rate (GDR) di RS 3.92 2.76 3.26 per 100.000 Pasien Keluar Tabel 59 106 Nett Death Rate (NDR) di RS 1.64 1.40 1.51 per 100.000 Pasien Keluar Tabel 59 107 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 0.03 % Tabel 60 108 Length of Stay (LOS) di RS 0.00 Hari Tabel 60 109 Turn of Interval (TOI) di RS 9.30 Hari Tabel 60 C.3 Perilaku Hidup Masyarakat 110 Rumah Tangga ber-phbs 57.46 % Tabel 61 C.4 Keadaan Lingkungan