TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. Slameto (2010:2), bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nasution (2008: 93) mengemukakan bahwa gaya belajar atau learning style

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Representasi Matematis. a) Pengertian Kemampuan Representasi Matematis

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

BY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK)

This study entitled "Analysis of Student Learning Styles And Regular Featured In SMP N 2 Bangkinang"

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan

Belajar yang Efektif dan Kreatif

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK. a. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita

Available online at Jurnal KOPASTA. Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015) 13-17

MODALITAS BELAJAR. Nama : Faridatul Fitria NIM : Prodi/SMT : PGMI A1/ V. : Ringkasan :

BAB II LANDASAN TEORI. pergantian dari suatu stimulus kepada yang lain (Djiwandono,2002:29). Proses

Cara setiap siswa untuk berkonsentrasi, memproses dan menyimpan informasi yang baru dan sulit

PEDOMAN OBSERVASI GAYA BELAJAR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

individu dengan lingkungannya (Sugihartono, 2007: 74).

Universitas Negeri Malang

BAB II GAYA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. siswa. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diasumsikan mengacu pada kepribadian-kepribadian, kepercayaankepercayaan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Hasil Belajar Para ahli mengemukakan beberapa pengertian hasil belajar. Dimyati dan Mudjiono (1999),

II. TINJAUAN PUSTAKA. adalah teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme.

IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR (VISUAL, AUDITORIAL, KINESTETIK) MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS BUNG HATTA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Penggunaan Media Gambar Di Kelas III SDN Santigi Pada Meteri Makhluk Hidup

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai. Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek

BAB 1 PENDAHULUAN. diberikan. Setiap anak merupakan individu yang unik, dimana masing-masing dari. menceritakan hal tersebut dengan cara yang sama.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara etimologi disiplin berasal dari bahasa Latin disibel yang

ABSENSI SISWA DAFTAR ABSEN XI IPS-4 DAFTAR ABSEN KELAS XI IPS-3

TINJAUAN PUSTAKA. Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Langsung

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KUESIONER PENELITIAN. Gambaran Gaya Belajar Dan Indeks Prestasi Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai

Rahmudin Hipi. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan keluarga (in formal), pendidikan di sekolah (formal) maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 45 hingga 53

KARAKTERISTIK DAN PERILAKU AWAL SISWA. Langkah-langkah sistematis pembelajaran secara keseluruhan terdiri dari:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

LAMPIRAN A. Angket Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar 5

Basic Quantum Teaching & Accelerated Learning

BAB II KAJIAN TEORI. tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut (Sanjaya, 2009: ), pembelajaran kooperatif merupakan

Ghufron dan Risnawita (2010: 38-39) menjelaskan bahwa:

FORUM DIKLAT Vol 13 No. 03 MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK AGAR PEMBELAJARAN MENJADI DINAMIS DAN DEMOKRATIS. Oleh : M. Hasan Syukur, ST *)

BAB IV ANALISIS HASIL KEJENUHAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. siswa melakukan perubahan ke arah kebaikan berdasarkan segala pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gaya belajar setiap orang itu dipengaruhi oleh faktor alamiah (pembawaan)

Kelas 4 SDN 1 Selodoko. LAMPIRAN 1 Daftar Siswa SDN 1 Selodoko Kelas 3 SDN 1 Selodoko

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring majunya perkembangan jaman, pendidikan sangat penting dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

sampai dengan penggunaan metode pembelajaran yang tepat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu : keterampilan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. interaksi antara seseorang dengan lingkungan. Menurut Sugandi, (2004:10), dirinya dengan lingkungan dan pengalaman.

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGINGAT DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. setelah proses berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. Di era informasi instan dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai pengaruh yang dinamis dalam kehidupan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan kebutuhan manusia. Dengan belajar manusia dapat

BAB II KAJIAN TEORI. penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. 2

I. PENDAHULUAN. Metode pembelajaran Qantum Learning berakar dari upaya Dr. Georgi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

BAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS GAYA BELAJAR SISWA BERPRESTASI DI SMP NEGERI 14 PEKALONGAN. A. Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan

PENGARUH GAYA BELAJAR VISUAL DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 4 KOTA PROBOLINGGO

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

KONSEP dan MAKNA BELAJAR Belajar dan Pembelajaran Tahun 2013

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya belajar mengacu khusus untuk penglihatan, pendengaran, dan kinestetik. Gaya belajar visual menyangkut penglihatan dan bayangan mental. Gaya belajar pendengaran menunjuk pada pendengaran dan pembicaraan. Gaya belajar kinestetik menunjuk pada gerakan (Emirina, 2009). Ada beberapa orang yang bisa mempelajari sesuatu kalau orang tersebut memiliki kesempatan untuk bertanya atau menjawab pertanyaan. Ada orang yang bisa belajar hanya jika duduk sendiri menghadapi buku dan membuat catatan di buku, dan sebagainya. Jadi gaya belajar adalah suatu potensi atau kecenderungan yang dimiliki seseorang dalam proses pembelajaran yang merupakan bagian tak terpisahkan dari orang itu. Berdasarkan jenis dan karakteristiknya, gaya belajar dibedakan sebagai berikut: (Anonim, 2009 : 6).

10 1. Gaya Belajar Visual Gaya belajar visual (visual learning) menitikberatkan ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar siswa paham. Ciri-ciri siswa yang memiliki gaya belajar visual adalah kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan menangkap informasi secara visual sebelum siswa memahaminya. Siswa yang memiliki gaya belajar visual, menangkap pelajaran lewat materi bergambar. Selain itu,memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, disamping mempunyai pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik. Hanya saja siswa cenderung memiliki kendala untuk berdialog secara langsung karena terlalu reaktif terhadap suara, sehingga sulit mengikuti anjuran secara lisan dan sering salah mengintepretasikan kata atau ucapan (Emirina, 2009). Beberapa ciri yang dimiliki siswa yang cenderung memiliki gaya belajar visual, antara lain: selalu terlihat rapi, berbicara dengan cepat, teliti, mementingkan penampilan (baik dalam hal pakaian maupun presentasi), mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar, pembaca yang cepat dan tekun, suka membaca daripada dibacakan, suka mencoret-coret tanpa arti/ makna ketika sedang berbicara atau mendengar, sering menjawab pertanyaan dengan singkat, seperti ya dan tidak, lebih suka memperagakan daripada berbicara, lebih mudah mengingat jika dibantu dengan gambar.

11 Menurut Furgon (2009) dalam buku berjudul Karakteristik Belajar Siswa, secara sederhana guru dapat menyesuaikan cara mengajar dengan gaya belajar siswa visual di antaranya: gunakan simbol-simbol dalam memberikan konsep pada siswa, dorong siswa untuk menguatkan konsepnya dengan menggnakan simbol/ warna, gunakan gambar berwarna, grafik atau tabel sebagai media pembelajaran. 2. Gaya Belajar Auditorial Gaya belajar auditorial mempunyai kemampuan dalam hal menyerap informasi dari pendengaran. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi atau mendengarkan apa yang guru katakan (Shota, 2009). Adapun ciri-ciri seseorang yang memiliki gaya belajar auditorial diantaranya: mudah terganggu oleh keributan, menggerakkan bibir membaca dengan keras dan mendengarkan, dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat bercerita, berbicara dalam irama yang terpola, biasanya pembicara yang fasih, belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat, suka berbicara, suka berdiskusi dan menjelaskan sesuatu panjang lebar, dan lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik (DePorter dan Hernacki, terjemah Alwiyah, 2009). Secara sederhana kita dapat menyesuaikan cara mengajar kita dengan gaya belajar siswa, di antaranya: Variasikan vokal saat memberikan

12 penjelasan, seperti intonasi, volume suara, ataupun kecepatannya, gunakan pengulangan konsep yang sudah diberikan, ubahlah konsep ke dalam bentuk irama/ lagu, dan selingi belajar dengan musik atau mendengarkan materi lewat tape recorder. 3. Gaya Belajar Kinestetik Gaya belajar kinestetik merupakan aktivitas belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh. Pembelajar tipe ini mempunyai keunikan dalam belajar selalu bergerak dan menyentuh. Siswa dengan tipe gaya belajar ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eklorasi sangatlah kuat. Ciri-ciri seseorang yang memiliki gaya belajar kinestetik di antaranya: berbicara dengan perlahan, mudah terganggu dengan keributan, selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak, belajar melalui praktik, menghafal dengan cara berjalan dan melihat, menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca, banyak menggunakan isyarat tubuh,dan tidak dapat duduk untuk waktu yang lama. Secara sederhana kita dapat menyesuaikan cara mengajar kita dengan gaya belajar siswa, diantaranya : gunakan selalu alat bantu saat mengajar, agar timbul rasa ingin tahu siswa, saat membimbing secara perseorangan biasakan berdiri/ duduk di samping siswa, buat aturan main agar siswa boleh melakukan banyak gerk di dalam kelas,

13 peragakan konsep, sambil siswa memahami secara bertahap. Dan biasakan berbicara kepada siswa secara pribadi saat di dalam kelas. B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gaya Belajar Gaya belajar yang digunakan merupakan kunci untuk mengembangkan kinerja dalam belajar. Perlu disadari bagaimana orang yang satu dengan yang lain menyerap dan menggali informasi, dan dapat menjadikan belajar dan berkomunikasi lebih mudah dengan gaya sendiri. Sebagian siswa dapat belajar paling baik dengan pencahayaan terang, sedangkan sebagian siswa lain dengan pencahayaan yang suram. Ada siswa yang belajar paling baik secara berkelompok, sedangkan yang lain memilih belajar dengan adanya figur yang otoriter seperti gutu atau orangtua, yang lain merasa bahwa bekerja sendirilah yang paling efektif bagi mereka. Sebagian orang memerlukan musik sebagai iringan belajar, sedangkan yang lain tidak dapat berkonsentrasi kecuali dalam keadaan sepi. Ada siswa yang memerlukan lingkungan belajar yang teratur dan rapi, tetapi ada yang lebih suka menggelar segala sesuatunya supaya dapat dilihat (Qodriyah, 2011: 27). Ketika belajar siswa perlu berkonsentrasi dengan baik. Untuk bisa berkonsentrasi dengan baik, perlu adanya lingkungan yang medukung belajar siswa. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi konsentrasi belajar siswa, antara lain:

14 1. Suara Tiap siswa mempunyai reaksi yang berbeda-beda terhadap suara, ada yang menyukai belajar dengan mendengarkan musik lembut, keras, ataupun menonton televisi. Ada juga yang menyukai belajar dalam suasana sepi dan ada juga yang menyukai belajar dalam suasana ramai dalam kelompok. 2. Pencahayaan Pencahayaan merupakan faktor yang pengaruhnya kurang dirasakan dibandingkan pengaruh suara. 3. Temperatur Tiap siswa juga mempunyai selera yang berbeda-beda. Ada yang suka tempat sejuk, ada juga yang lebih menyukai tempat yang hangat ketika belajar. 4. Desain belajar Desain belajar ada dua macam, yaitu desaian belajar formal dan desai belajar tidak formal. Desain formal contohnya belajar di meja dengan alat-alatnya, sedangkan belajar tidak formal dengan belajar santai, duduk di lantai ataupun sambil tiduran (Qodriyah, 2011: 29). C. Prestasi Belajar Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam

15 belajar, maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Adapun prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu. Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap pengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia. Proses tersebut tidak akanterjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan (Hamalik, 2001: 28). Selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Sedangkan menurut Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah: Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni:

16 kognitif, afektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa. Mengenai definisi prestasi belajar ini, pakar pendidikan Tirtonegoro mengemukakan pendapatnya. Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar. Prestasi belajar merupakan penilaian usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf atau simbol yang dapat mencerminkan hasil yang dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Prestasi belajar merupakan penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah yang menyangkut pengetahuan atau kecakapan dan keterampilan yang dinyatakan sesudah hasil penilaian. Dari beberapa definisi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah sebuah penilaian yang dilakukan oleh seorang guru

17 tentang kemajuan siswa dalam usaha belajarnya baik itu berupa pengetahuan, kecakapan maupun keterampilan dan dinyatakan dalam bentuk angka, huruf ataupun simbol dalam periode tertentu (Tirtonegoro 2001: 43). Menurut Winkel (dalam Slameto, 2003: 68) prestasi belajar merupakan penilaian hasil usaha belajar yang dinyatakan dalam lambang nilai. Prestasi dapat diketahui setelah adanya usaha evaluasi dan penilaian dari seseorang. Mengenai penilaian ini, terdapat tiga jenis aspek yang dapat dilakukan sebuah penilaian sebagai prestasi belajar anak, yakni aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. Dan berikut penjelasannya: 1. Aspek kognitif Merupakan penguasaan pengetahuan yang menekankan pada mengenal dan mengingat kembali bahan yang telah diajar, antara lain: pengetahuan, komprehensif, analisis dan evaluasi. 2. Aspek afektif Yakni askpek yang bersangkutan dengan sikap mental, perasaan dan kesadaran siswa yang meliputi penerimaan, memberikan respon atau jawaban dan penilaian. 3. Aspek psikomotor Aspek psikomotor bersangkutan dengan keterampilan yang bersifat konkret. Walaupun demikian hal itu pun tidak terlepas dari kegiatan belajar yang bersifat mental (pengetahuan dan sikap). Hasil belajar aspek ini merupakan tingkah laku nyata atau keterampilan sebagai hasil belajar.

18 Prestasi akademik atau prestasi belajar adalah proses belajar yang dialami siswa dan menghasilkan perubahan dalam bidang pengetahuan, pemahaman, penerapan, daya analisis, sintesis dan evaluasi (Slavin, 1994: 65). Ada banyak faktor yang mempengaruhi prestasi akademik (Winkel, dalam Slameto, 2003), antara lain: a. Faktor Internal (Faktor yang berasal dari dalam diri siswa) Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi tiga faktor, yakni: 1. Faktor biologis (jasmaniah) Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai dengan lahir. Kondisi fisik normal itu terutama harus meliputi otak, panca indera, dan anggota tubuh lainnya. Kedua, kondisi kesehatan fisik, kondisi kesehatan fisik yang sehat dan segar dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, seperti kesehatan tubuh terganggu dan faktor cacat tubuh. 2. Faktor psikologis Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan adalah kondisi mental yang mantap dan stabil. Faktor psikologis meliputi intelegensi atau tingkat kecerdasan seseorang, kemauan dan bakat. 3. Faktor kelelahan, seperti kelelahan jasmani dan kelelahan rohani

19 b. Faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa) Faktor yang berasal dari luar diri siswa sendiri terdiri dari tiga faktor, yakni: 1. Faktor keluarga Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama dan utama dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. Suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian orangtua terhadap perkembangan proses belajar anak-anaknya, maka akan mempengaruhi keberhasilan belajar. Selain itu relasi antar hubungan anggota keluarga, suasana rumah dan kondisi keuangan keluarga akan mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. 2. Faktor lingkungan sekolah Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan keberhasilan belajar siswa, diantaranya mencakup metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. 3. Faktor masyarakat Faktor masyarakat merupakan faktor yang juga dapat menunjang keberhasilan belajar. Masyarakat merupakan faktor yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa karena keberadaannya dalam

20 masyarakat. Lingkungan yang dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah: lembaga-lembaga pendidikan non formal, seperti kursus bahasa asing, bimbingan belajar, pengajian dan lain-lain (Nasution, 1996 : 34). Berdasarkan penelitian Mansoer yang berjudul Hubungan Kecerdasan Emosional dengan prestasi belajar disebutkan bahwa prestasi akademis siswa ternyata dipengaruhi oleh salah satu atau beberapa hal berikut ini: 1. Kualitas dari pengalaman belajar (misalnya kurikulum, cara penyampaian pelajaran dan hubungan dengan guru). 2. Kombinasi dari stress di rumah dan atau di sekolah. 3. Kurangnya dukungan terhadap keunikan atau ekspresi kreatif mereka, termasuk sejauh mana mereka dapat mengekspresikan secara bebas pendapat mereka. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa siswa menginginkan: 1. Keterlibatan yang lebih besar dalam pengembangan kurikulum dan proses evaluasi. 2. Tidak terlalu menekankan pada keterampilan, tetapi lebih kepada hal-hal yang bersifat autentik. 3. Lebih banyak variasi dalam olahraga, seni dan mata pelajaran lain. 4. Lebih banyak diskusi dan kerja kelompok. 5. Lebih banyak waktu untuk menyelesaikan tugas.

21 6. Lebih banyak kesempatan untuk waktu luang selama hari sekolah (misalnya: istirahat, rekreasi dan bersantai dengan teman atau sendiri). Macam-macam jenis tes untuk mengukur suatu keberhasilan belajar. Menurut Djiwandono (2002: 413) untuk mengukur hasil dan prestasi belajar ada lima macam berdasarkan kriteria dimana tes itu akan diselenggarakan, yaitu tes masuk, tes sumatif, tes formatif, prates, dan postes. Sudijono (2001: 71-72) menyatakan bahwa tes formatif adalah tes hasil belajar yang berfungsi untuk mengetahui sudah sejauh manakah peserta didik telah dibentuk. Formatif berasal dari kata form yang berarti bentuk. Tes ini biasanya dilaksanakan setiap kali subpokok bahasan berahir atau dapat diselesaikan. Sedangkan tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. Tes ini sering dikenal dengan Ulangan Umum atau Ulangan Akhir Semester.