SKRIPSI. .. 'Oleh:,,A~GlJS WIJATMOKO , C , ~

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Djoko Poernomo*, Sugeng Heri Suseno*, Agus Wijatmoko**

BAB I PENDAHULUAN. Protein adalah salah satu zat gizi makro memiliki fungsi di dalam tubuh

Available online at ScienceArticle. Fisheries Technology 1 (2014) 1-10

1) Mahasiswa Program Studi THP STITEK Balik Diwa Makassar 2) Staf Pengajar Program Studi THP STITEK Balik Diwa Makassar ;

PEMANFAATAN Gracilaria sp. DALAM PEMBUATAN PERMEN JELLY

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi A

I. PENDAHULUAN. memiliki potensi perikanan terbesar ketiga dengan jumlah produksi ,84

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Sejak dulu, masyarakat Indonesia terbiasa

I. PENDAHULUAN. Pengembangan komoditi perkebunan menempati prioritas yang tinggi dalam

Studi Pengaruh Penambahan Air Dan Suhu Pemanasan Terhadap Viskositas Petis Ikan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1 Tahapan Penelitian. Penirisan. 1 ekor karkas ayam segar. Tanpa perlakuan kitosan (Kontrol) Serbuk kitosan komersil.

UJI ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN VITAMIN C PADA PEMBUATAN SELAI BELIMBING WULUH DENGAN PENAMBAHAN BUAH KERSEN DAN BUNGA ROSELA

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi Gorontalo dan analisis

BAB I PENDAHULUAN. kandungan protein nabati dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

PEMANFAATAN TEPUNG TULANG IKAN MADIDIHANG (Thunnus albacares) SEBAGAI SUPLEMEN DALAM PEMBUATAN BISKUIT (CRACKERS) Oleh : Nurul Maulida C

EVALUASI TEKNIK PENYAJIAN IKAN NILA (Oreoc~tromis iziloticus) GORENG SECARA ORGANOLEPTIK AN1 SUDARYANI

BAB I PENDAHULUAN. macam belimbing yaitu belimbing manis (Averrhoa carambola) dan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Astawan (2008), jambu biji merupakan buah yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

I. PENDAHULUAN. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer

MUTU ORGANOLEPTIK DAN KIMIAWI STIK RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii DENGAN FORTIFIKASI TEPUNG UDANG REBON (Mysis sp.) ARTIKEL JURNAL OLEH

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Rancangan Acak

LEMBAR PENILAIAN. Kode Penampakan Aroma Tekstur Warna

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap. Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan

Tabel 9. Rata-rata kadar air mi sagu MOCAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi buah ini dalam keadaan segar. Harga jual buah belimbing

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN SIFAT SENSORIK KUE BOLU KUKUS

BAB I PENDAHULUAN. makanan sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan,

I. PENDAHULUAN. Tenggara yang beriklim tropis basah seperti Indonesia, Thailand dan Malaysia

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP)

PENGARUH PEMBERIAN DIET YANG MENGANDUNG CRACKERS DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG ASIA SEBAGAI SUMBER. Oleh : ESTHER YUNIANTI

I. PENDAHULUAN. daratan Malaya. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) banyak ditemui

PEMANFAATAN CANGKANG RAJUNGAN (Portunus sp.) SEBAGAI FLAVOR. Oleh : Ismiwarti C

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode

I. PENDAHULUAN. protein yang lebih baik bagi tubuh dibandingkan sumber protein nabati karena mengandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Daging ayam merupakan sumber protein hewani yang mudah dimasak

Lampiran1. Lembar penilaian (score sheet) organoleptik kamaboko Lembar penilaian uji lipat kamaboko

I. PENDAHULUAN. Mudjajanto dan Yulianti (2004). Roti tawar merupakan salah satu jenis roti yang

PEMANFAATAN Gracilaria sp. DALAM PEMBUATAN PERMEN JELLY

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

BAB I PENDAHULUAN. makanan yang halal dan baik, seperti makan daging, ikan, tumbuh-tumbuhan, dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

J. Peng. & Biotek. Hasil Pi. Vol. 5 No. 1 Th Hasil Penelitian ISSN :

KUALITAS MIE BASAH DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BIJI KLUWIH (Artocarpus communis G.Forst)

MUTU PRODUK LAWA BALE (MAKANAN TRADISIONAL SULAWESI SELATAN) DITINJAU DARI ASPEK MIKROBIOLOGI DAN DAYA TERIMA KONSUMEN

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

M. Yogie Nugraha 1), Edison 2), and Syahrul 2) Abstract

SKRIPSI. KUALITAS SIRUP YANG DIBUAT DENGAN PENAMBAHAN SARI BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.)

II. BAHAN DAN METODE. Bahan Pakan

BAB I PENDAHULUAN. nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu hasil perikanan budidaya

Pengaruh Penambahan Tepung Tulang Ikan Tuna terhadap Karakteristik Hedonik Kue Bagea Khas Gorontalo

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

3.1. Produk Biskuit Brokoli dan Jambu Biji Fresh dan Bubuk B1 B2 B3 B4

SKRIPSI. KUALITAS COOKIES DENGAN KOMBINASI TEPUNG SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) dan TEPUNG TERIGU DENGAN PENAMBAHAN SUSU KAMBING

PERAN CHITOSAN SEBAGAI PENGAWET ALAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK BAKSO AYAM SKRIPSI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam kadar protein kecap manis air kelapa menunjukkan

SKRIPSI PEMANFAATAN TEPUNG JAGUNG SEBAGAI BAHAN PENSUBSTITUSI TERIGU DALAM PEMBUATAN PRODUK MIE KERING YANG DIFORTIFIKASI DENGAN TEPUNG BAYAM

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak dimanfaatkan secara luas. Hasilnya 15,5 miliar butir kelapa per tahun

SUBSTITUSI TEPUNG TEMPE UNTUK PEMBUATAN KUE LUMPUR COKLAT DENGAN PENAMBAHAN VARIASI GULA PASIR JURNAL PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. yaitu berkisar jam pada suhu ruang 27 C. Salah satu alternatif untuk

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK KERUPUK IKAN SAPU-SAPU (Hyposarcus pardalis) Oleh : Iis Istanti C

INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI BUAH PISANG DALAM MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN DI LAMPUNG SELATAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

METODE. Waktu dan Tempat

I. PENDAHULUAN. tidak ada sama sekali. Saat produksi ikan melimpah, belum seluruhnya

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAGING RAJUNGAN (Portunus pelagicus) REBUS PADA SUHU KAMAR

I PENDAHULUAN. halaman tempat tinggal (Purwaningsih, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. karena dapat diolah menjadi berbagai macam menu dan masakan 1.Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman dalam Air Perasan Jeruk

BAB III METODOLOGI. A. Waktu dan Tempat. B. Alat dan Bahan. C. Prosedur Penelitian

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

KARAKTERISTIK BAKSO KERING IKAN PATIN (Pangasius sp.) Oleh : David Halomoan Hutabarat C

NASKAH PUBLIKASI. KUALITAS BISKUIT DENGAN KOMBINASI TEPUNG PISANG KEPOK PUTIH (Musa paradisiaca forma typica) DAN TEPUNG TEMPE

I. PENDAHULUAN. di antara pulau lain, namun tingkat endemik masih kalah dibandingkan dengan

SKRIPSI. KOMBINASI KONSENTRASI MALTODEKSTRIN DAN SUHU PEMANASAN TERHADAP KUALITAS MINUMAN SERBUK INSTAN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi Linn.

BAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rendemen merupakan suatu parameter yang penting untuk mengetahui nilai

PEMBUATAN MIE KERING DARI TEPUNG TERIGU DENGAN TEPUNG RUMPUT LAUT YANG DIFORTIFIKASI DENGAN KACANG KEDELAI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Tahap Pertama. Tabel 6. Komposisi Kimia TDTLA Pedaging

III. METODOLOGI PENELITIAN

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

Efektivitas Belimbing Wuluh terhadap Parameter Mutu Organoleptik dan ph Ikan Layang Segar Selama Penyimpanan Ruang

PENGARUH LAMA PENGERINGAN TERHADAP MUTU DODOL RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii

SKRIPSI. KUALITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT LUMPIA DENGAN SUBSTITUSI Spirulina platensis

BAB I PENDAHULUAN. tampilan dan teksturnya mirip dengan tahu yang berwarna putih bersih

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa

KARAKTERISTIK MUTU ORGANOLEPTIK IKAN LAYANG

KARAKTERlSTlK PRODUK EKSTRUSI GAMPURAN

KANDUNGAN VITAMIN C DAN ORGANOLEPTIK SELAI JAMBU BIJI DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA DAN BUAH BELIMBING WULUH NASKAH PUBLIKASI

BIN I G N G WU W LUH SEBAGAI KOAGULAN DAN PENGAW

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Transkripsi:

PEMANFAATAN ASAM-ASAM ORGANIK (ASAM CUM, JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) DAN BELIMBING WULtiH (Averrhoa bilimbi)) UNTUK MENGURANGI BAU AMIS PETIS IKAN LAYANG (Decapterus spp.), ~.. 'Oleh:,,A~GlJS WIJATMOKO, C03499011 SKRIPSI PROGRAM STUD1 TEKNOLOGI HASIL PEKIKANAN DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2004

PEMANFAATAN ASAM-ASAM ORGANIK (ASAIM CUKA, JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) DAN BELIMBING WULLYH (Averrltoa bilimbi)) UNTUK MENGURANGI BAU AMIS PETIS IKAN LAYANG (Decapterus spp.) Oleh : AGlJS WIJATMOKO C03499011 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Teknologi Hasil Perilianan PROGRAM STUD1 TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAliTAN INSTITUT PER ranian BOGOR 2004

AGUS WATMOKO C03499011. Pemanfaatan Asam-asam Organik (Asam Cuka, Jeruk Nipis (Citrus uurunti$oliu) dan Belimbing Wuluh (Averrliou bilimbi)) untuk Mengurangi Bau Amis Petis Ikan Layang (Decupterus spp.). (Dibawah Bimbingan DJOKO POERNOMO dan SUGENG HER1 SUSENO) Petis ikan merupakan komoditi hail pengolahan ikan yang biasa digunakan sebagai lauk pauk atau campuran makanan rakyat yang bas. Petis ikan mengandung protein ikan larut air yang cukup tinggi. Ditinjau dari aspek gizi, petis ikan cuhcp banyak mengandung protein, yaitu berkisar 20-40 %. Petis ikan memiliki potensi yang sangat besar dalam pemasaran, namun ada masalah atau kendala pada petis ikan yaitu bau amis yang menyengat. Di pasaran, mutu petis udangikan umumnya sangat bervariasi yang dipengaruhi oleh cara pengoiahan, jenis, jumlah, kualitas dari bahan mentah dan bahan pembantu yang digunakan (Anonymous, 1992). Oleh karena itu uerlu dilakukan uenelitian terhada~ kualitas oetis,. agar - dari waktu ke waktu hulitas ietis dapat lebih baik, sehingga dapat lebih miningkatkan nilai ekonomisnya. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh. penarnbahan asam-asam - organik Cjeruk nipis(~ilru~. uuruntifoliu) dan ~elimbing huh (Averrliou bilimbi) dan asam cuka) dengan konsentrasi berbeda terhadap pengurangan bau amis petis ikan. Penelitian ini dilakukan pada bulan September - Oktober 2003 bertempat di Laboratorium Mikrobiologi, Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Penanganan dan pengolahan Hasil Perikanan, Departemen Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, dan Laboratorium Biokimia Pusat Antar Universitas (PAU) lnstitut Pertanian Bogor. Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Tujuan dari penelitian pendahuluan adalah untuk mencari jenis asam organik terbaik antara asam cuka, jemk nipis (Cilrus aurantifolia) dan belimbing wuluh (Averrliou bilimbi). Konsentrasi asam yang digunakan dalam penelitian pendahuluan ini adalah masing-masing 10% dan 0% untuk kontrol. Penelitian utama bertujuan untuk mencari konsentrasi dari asam organik yang terpilih pada penelitian pendahuluan dengan menggunakan selang konsentrasi yang berbeda. Konsentrasi yang digunakan dalam penelitian utama yaitu 0% (kontrol), 5%, 10% dan 15%. Uji pada penelitian utama ini adalah uji organoleptik dengan parameter wama, penampakan, tekstur, aromahau dan rasa, analisa data oranoleptik menggunakan metode Kruskal Wallis dengan uji lanjut Mulliple Compuri.soti (Uji Tukey) (Steel and Tome, 1989). Sedangkan uji lain dilakukan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada petis ikan setelah pembetian perlakuan asam organik terbaik adalah uji proksimat (kadar air, kadar abu, kadar protein dan kadar lemak), uji ph (derajat keasaman), uji mikrobiologi (irotul Plute Count) serta nilai Aw (alrtivitas air).

Berdasarkan hasil uji organoleptik pada penelitian pendahuluan didapatkan bahwa penambahan jemk nipis (Citrus aurantifolia) adalah yang terbaik untuk mengurangi bau amis ikan, ha1 ini dapat dilihat dari nilai rata-rata organoleptik tertinggi dengan Nlai 6.10 dan rata-rata rangking 86.74. Berdasarkan hasil uji organoleptik pada penelitian utama didapatkan bahwa penambahan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dengan konsentrasi 15% adalah yang paling efektif untuk mengurangi bau amis ikan, ha1 ini dapat dilihat dari nilai ratarata organoleptik tertinggi dengan nilai 6.10 dan rata-rata rangking 88.47. Dari hail uji proksimat diperoleh Nlai rata-rata kadar lemak sebesar (15,64% untuk cairan pindang, 15,26% untuk petis sebelum perlakuan dan 13,86% untuk petis setelah perlakuan), kadar protein sebesar (30,79% untuk cairan pindzng, 12,25% untuk petis sebelum perlakuan dan 12,42% untuk petis setelah perlakuan), kadar abu sebesar (23,33% untuk cairan pindang, 10,22% untuk petis sebelum perlakuan dan 8,94% untuk petis setelah perlakuan) dan kadar air sebesar (23:57% untuk cairan pindang, 33,65% untuk petis sebelum perlakuan dan 38,46% untuk petis setelah perlakuan. Nilai ph pada bahan baku petis ikan (cairan pindang) memi~iki nilai ph yang cukup rendah yaitu sebesar 4.37, setelah mengalami proses pengolahan menjadi petis ikan, nilai ph naik menjadi 5.69 ha1 ini karena adanya penambahan bahan-bahan tambahan seperti bubur tepung tedgu dan gula pasir. Namun setelah adanya perlakuan penambahan ekstrak jeruk nipis dengan konsentrasi IS%, ph petis ikan menjadi turun lagi karena adanya penambahan ekshak jeruk nipis yang sifatnya asam Dari hasil pengukuran nilai ahtivitas air, petis ikan mempakan makanan semi basah. Karena memilki nilai aktivitas air yang berkisar 0.648-0.794. makanan yang memiliki nilai aktivitas air berkisar antara 0.6-0.9 pada umumnya cukup awet dan stabil pada penyimpanan suhu ruang. Petis ikan merupakan jenis makan yang dikategorikan sebagai pangan semi basah, dan salah satu ciri utamanya adalah mempunyai Aw antara 0,6-0,9, maka biasanya mikroha yang tumbuh adalah kapang. Namun dari hasil pengujian mikrobiolgi bahan baku petis ikan (cairan pindang) memiliki jumlah kapang sebesar 2.2 koloni/ml, petis sebelum perlakuan sebesar 2.5 x 10' dan petis setelah perlakuan sebesar 6.5 x 10'. meningkatnya jumlah kapang pada petis ikan tersebut disebabkan oleh adanya penambahan bahan-bahan tambahan seperti bubur tepung terigu, gula pasir dan ekstrak jeruk nipis. Meningkatnya jumlah kapang juga dipengamhi oleh jumlah kadar air yang terdapat pada petis ikan tersebut.