BAB VII SUMBER BERITA EKONOMI RAKYAT PADA SURAT KABAR HARIAN KOMPAS DAN JURNAL BOGOR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI ARAH BERITA EKONOMI RAKYAT PADA SURAT KABAR HARIAN KOMPAS DAN JURNAL BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. Dasar-Dasar Komunikasi, Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, IPB, hal:

BAB III METODE PENELITIAN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2016 MENURUN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Lampiran 1. Pedoman Kategorisasi Analisis Isi Surat Kabar : Tanggal Penerbitan : Panjang Tulisan : alinea Luas Berita : cmk Lingkari no dari daftar

I PENDAHULUAN. Diakses 17 juli Guritno Kusumo Statistik Usaha Kecil dan Menengah.

I. PENDAHULUAN. di Indonesia. Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (1990) menyatakan

BAB VII HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI DENGAN SIKAP TERHADAP MAKANAN POKOK NON BERAS

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

Sumber: Serang Dalam Angka (data diolah)

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BAB V TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAHTANGGA KOMUNITAS JEMBATAN SERONG

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH 2016

VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS. kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA MARET 2017 MENURUN

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2015 SERI E.4 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Perekonomian di sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang. hal

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

EFEKTIVITAS KREDIT KETAHANAN PANGAN (KKP) DALAM UPAYA PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DI KECAMATAN KUPANG TIMUR, KABUPATEN KUPANG TUGAS AKHIR

BERITA RESMI STATISTIK

PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAPI PERKEBUNAN SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN PETERNAKAN SAPI MENUJU SWASEMBADA DAGING 2010

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI UMKM DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN KAIMANA PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2016

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI SEKRETARIAT DAERAH

WALIKOTA PAREPARE NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

KLIPING MEDIA CETAK KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN RUANG LAUT

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Purbolinggo merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Lampung Timur.

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 606 /KPTS/013/2013 TENTANG KOMISI PENGAWASAN PUPUK DAN PESTISIDA PROVINSI JAWA TIMUR

PENJELASAN ATAS PERATURAN MENTERI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI NOMOR 1,2,3,4 dan 5 TAHUN 2015 DALAM RANGKA IMPLEMENTASI UU DESA

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN KONSUMSI MARET 2017

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK AKTIVITAS PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR YAIK SEMARANG (Studi Kasus : Persepsi Pengunjung Dan Pedagang) TUGAS AKHIR

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN

Agribisnis merupakan serangkaian kegiatan yang terkait dengan

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza,

Bab IV Deskripsi Tambak Silvofishery di Desa Dabung

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 06/Permentan/SR.130/2/2011 TENTANG

CATATAN ATAS PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM RKP Grafik 1. Tingkat Kemiskinan,

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK BANTEN SEPTEMBER 2016 MENURUN

I. PENDAHULUAN. Sumber :

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ARAHAN PENGEMBANGAN USAHATANI TANAMAN PANGAN BERBASIS AGRIBISNIS DI KECAMATAN TOROH, KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

Boks 1 PROFIL PETANI PADI DI MALUKU

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG

Bab IV Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Pangan

I. PENDAHULUAN. yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/129/KPTS/013/2006 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

Luas dan Penggunaan Lahan Kabupaten Mamuju Tahun 2014

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, terutama persaingan dalam berbagai hal. Persaingan dalam

MANFAAT LUMBUNG PANGAN SWADAYA DALAM MENGURANGI RESIKO RAWAN PANGAN DI DESA GIRITIRTO, KECAMATAN PURWOSARI, KABUPATEN GUNUNGKIDUL

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sekitar pulau

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rintangan seakan ingin menguji kelayakan strategi pembangunan. masyarakat. Beratnya permasalahan ini memang sulit untuk ditawar

I. PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai salah satu anggota OPEC (Organization of. Tabel 1. Kondisi Perminyakan Indonesia Tahun

I. PENDAHULUAN. pertanian dalam arti luas mencakup perkebunan, kehutanan, peternakan dan

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di subsektor perikanan mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan pembangunan secara keseluruhan,

BAB I PENDAHULUAN. negara (Krugman dan Obstfeld, 2009). Hampir seluruh negara di dunia melakukan

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. jumlah asset maksimal 0 sampai Rp 50 juta dan omzet total 0 sampai 300 juta.

BAB III DISKRIPSI LEMBAGA. A. Gambaran Umum Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Karanganyar

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURANBUPATI TANAH BUMBU NOMOR 4 TAHUN 2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG

I PENDAHULUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2014 BUPATI KUDUS,

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas usaha kecil terutama yang berkarakteristik informal.

ANALISIS FINANSIAL USAHA PUPUK ORGANIK KELOMPOK TANI DI KABUPATEN BANTUL I. PENDAHULUAN

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR : 11 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun

(Damanik dan Sasongko. 2003). dimana TR adalah total penerimaan dan C adalah total biaya. TR didapat dari P x Q

PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 10 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara

VI. PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOMODITI KARET

Transkripsi:

BAB VII SUMBER BERITA EKONOMI RAKYAT PADA SURAT KABAR HARIAN KOMPAS DAN JURNAL BOGOR 7.1 Perbandingan Frekuensi Sumber Berita Pertanian pada SKH Kompas dan Jurnal Bogor Sumber berita ekonomi rakyat menunjukkan keseimbangan perhatian media dalam mendengar dan menyuarakan aspirasi mengenai berita ekonomi rakyat baik dari pemerintah maupun masyarakat. Perbandingan mengenai frekuensi dan persentase sumber berita pertanian pada SKH Kompas dan Jurnal Bogor tertera pada Tabel 9. Tabel 9 menggambarkan bahwa, secara jumlah keseluruhan berita pertanian yang berasal dari sumber seimbang memiliki persentase terbesar, yaitu 46,38 persen. Kemudian sumber berita pertanian terbesar kedua berasal dari non pemerintah, yaitu 31,89 persen. Sementara itu sumber berita pertanian terendah terdapat pada sumber berita yang berasal dari pemerintah, yaitu 21,47 persen. Tabel 9. Frekuensi dan Persentase Sumber Berita Pertanian pada SKH Kompas dan Jurnal Bogor Kompas Jurnal Bogor Jumlah Sumber Frekuensi (%) Frekuensi (%) Frekuensi (%) Pemerintah 5 7,25 10 14,49 15 21,74 Non pemerintah 14 20,29 8 11,60 22 31,89 Seimbang 26 37,68 6 8,69 32 46,38 Total 45 65,22 24 34,78 69 100,00 Chi Square (χ 2 ) = 10,37, 2 dk, p < 0,01 Berdasarkan Tabel 9, SKH Kompas memiliki sumber berita pertanian dominan pada sumber berita yang berasal dari sumber seimbang. Berbeda dengan SKH Kompas, SKH Jurnal Bogor memiliki persentase sumber berita dominan yang berasal dari pemerintah. Hasil Chi Square didapatkan bahwa antara SKH Kompas dan Jurnal Bogor memiliki perbedaan yang sangat signifikan pada sumber berita pertanian. Nilai Chi Square hitung lebih besar daripada Chi Square pada tabel (10,37 > 5,991). Perbedaan sangat signifikan antara SKH Kompas dan Jurnal Bogor dalam hal sumber berita menunjukkan bahwa setiap media memiliki kecenderungan

yang berbeda terhadap asal sumber berita. Sumber berita ini juga memberikan penilaian bagaimanakah media tersebut berusaha mendengar dari sumber pemerintah, non pemerintah atau keduanya. SKH Kompas yang memiliki sumber berita pertanian terbanyak pada sumber berita seimbang, berusaha menjadi media yang menyuarakan aspirasi dari masyarakat dan menyampaikan kebijakan maupun dukungan pemerintah terhadap ekonomi rakyat pertanian melalui beritaberita yang mereka sajikan. SKH Kompas berusaha tidak timpang dan ingin seimbang dalam menyajikan beritanya, khususnya mengenai berita ekonomi rakyat pertanian. Sementara itu, pada SKH Jurnal Bogor media ini lebih banyak menyampaikan pernyataan-pernyataan dari pemerintah setempat seperti kebijakan dan dukungan mengenai ekonomi rakyat pertanian. SKH Kompas sumber berita pertanian dominan berasal dari sumber seimbang. Seperti halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Hariandja (2001) mengenai sumber informasi berita pertanian, menyebutkan bahwa pada SKH Kompas lebih mempunyai kecenderungan sumber berita pertanian yang berasal dari sumber kombinasi pemerintah dan non pemerintah (seimbang). Sementara itu, SKH Jurnal Bogor yang memiliki sumber berita pertanian paling dominan pada sumber yang berasal dari pemerintah. Penelitian Budiman (2001) menjelaskan bahwa surat kabar yang banyak mengungkap pendapat pemerintah dan para pengambil kebijakan mengorientasikan bahwa surat kabar tersebut lebih pro pada pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa SKH Jurnal Bogor pada berita ekonomi rakyat pertanian lebih pro pada pemerintah dengan sumber-sumber berita yang banyak diambil dari sumber pemerintah oleh Jurnal Bogor. Salah satu contoh pernyataan berita pertanian yang bersumber dari pemerintah yaitu dalam berita sub sistem pertanian primer berjudul Pembukaan Tambak Perlu Dihentikan pada SKH Kompas edisi 10 Maret 2010: Direktur Pembenihan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Ketut Sugana menyatakan, pertambahan luas tambak udang sesuai dengan data berkurangnya luasan hutan bakau Salah satu contoh pernyataan berita pertanian yang bersumber dari non pemerintah yaitu dalam berita Sektor Pertanian, Kunci Kemajuan Cianjur pada SKH Jurnal Bogor edisi 3 Februari 2010:

dari total hamparan lahan Kabupaten Cianjur, sebagian besar merupakan lahan pertanian dengan beragam jenis lahan persawahan dan perladangan yang memiliki nilai ekonomis tinggi jika dikelola dengan baik, ungkap DR. H. Rudi Yakub, M.Si pakar ekonomi Universitas Jayabaya Jakarta Salah satu contoh pernyataan berita pertanian yang bersumber seimbang yaitu dalam kategori berita sub sistem pertanian primer berjudul Panen Tiba, Harga Beras di Serang Berangsur Turun pada SKH Kompas edisi 9 Maret 2010: warga dari desa-desa jarang yang membeli beras, mungkin mereka memanfaatkan sebagian hasil panen untuk dikonsumsi sendiri, ujar Sidik pedagang beras di Pasar Induk Rau, Kota Serang, Provinsi Banten. Sementara itu Kepala Seksi Perlindungan Konsumen Disperindagkop Pemerintah Kota Serang Cahyana mengungkapkan, operasi pasar beras batal dilaksanakan di Serang, pasalnya harga eceran tertinggi yang ditetapkan yakni Rp 5500 per kg dirasa terlalu tinggi untuk kualitas beras yang akan dijual dalam operasi pasar sehingga tidak diminati masyarakat. 7.2 Perbandingan Frekuensi Sumber Berita Non Pertanian pada SKH Kompas dan Jurnal Bogor Perbandingan mengenai frekuensi sumber berita non pertanian tertera pada Tabel 10. Tabel 10 menggambarkan bahwa, jika dilihat dari jumlah keseluruhan berita non pertanian pada SKH Kompas dan Jurnal Bogor persentase terbesar dimiliki oleh sumber berita yang berasal dari non pemerintah, yaitu 66,67 persen. Sementara itu sumber berita non pertanian yang berasal dari pemerintah dan sumber yang berasal dari sumber seimbang mempunyai persentase yang sama, yaitu 16,67 persen. SKH Kompas memiliki sumber berita dengan persentase yang sama pada sumber non pemerintah dan sumber seimbang, yaitu sebesar 16,67 persen. Sementara itu sumber berita non pertanian dari pemerintah pada SKH Kompas memiliki persentase sumber berita yang paling kecil, yaitu 3,33 persen saja. Sementara itu, SKH Jurnal Bogor memiliki persentase sumber berita non pertanian dominan pada berita yang bersumber dari non pemerintah, yaitu 50,00 persen. Nilai Chi Square menunjukkan bahwa Chi Square hitung lebih besar daripada Chi Square pada tabel (10,41 > 5,991), yang berarti bahwa antara SKH

Kompas dan Jurnal Bogor pada sumber berita non pertanian memiliki perbedaan yang sangat signifikan. Tabel 10. Frekuensi dan Persentase Sumber Berita Non Pertanian pada SKH Kompas dan Jurnal Bogor Sumber Kompas Jurnal Bogor Jumlah Frekuensi (%) Frekuensi (%) Frekuensi (%) Pemerintah 1 3,33 4 13,33 5 16,66 Non pemerintah 5 16,67 15 50,00 20 66,67 Seimbang 5 16,67 0 0 5 16,67 Total 11 36,67 19 63,33 30 100,00 Chi Square (χ 2 ) = 10,41, 2 dk, p < 0,01 Sama halnya pada sumber berita pertanian, sumber berita non pertanian pada SKH Kompas berusaha tidak timpang dan ingin seimbang dalam menyajikan beritanya. Oleh karena itu, berita-berita non pertanian pada SKH Kompas diambil dari sumber yang seimbang berasal dari pemerintah dan non pemerintah, sehingga SKH Kompas sebagai media penyaji informasi yang objektif dan tidak condong pada pihak-pihak tertentu. Sementara itu, pada SKH Jurnal Bogor frekuensi dan persentase pada sumber berita non pertanian dominan pada sumber berita yang berasal dari non pemerintah. Pada berita ekonomi rakyat non pertanian ini, SKH Jurnal Bogor menunjukkan bahwa lebih pro dengan non pemerintah dalam pengambilan sumber berita. SKH Jurnal Bogor mengungkap pendapat peristiwa dan keluhan serta ungkapan dari masyarakat yang bukan pengambil dan penentu kebijakan mengenai ekonomi rakyat. Salah satu contoh pernyataan berita non pertanian yang bersumber dari pemerintah yaitu dalam berita Pembiayaan Rp 1,2 Triliun Kredit bagi UMKM pada SKH Kompas edisi 22 Januari 2010: Pemerintah tahun ini menyiapkan Rp 1,2 T untuk kredit pembiayaan bagi usaha mikro, kecil dan menengah. Penyaluran dana tersebut melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah, demikian diungkapkan Menteri Koperasi dan UMKM Syarifuddin Hasan Salah satu contoh pernyataan berita non pertanian yang bersumber dari non pemerintah yaitu dalam kategori berita pedagang kaki lima dan pasar tradisional

berjudul Pedagang Kaki Lima Taman Wisata Matahari (TWM) Bentuk Paguyuban pada SKH Jurnal Bogor edisi 1 Februari 2010: tapi kami juga rencananya akan menampung pedagang lainnya yang berjualan di wilayah Desa Jogjogan, Cilember dan Desa Kopo, kata Ketua Ikatan Pedagang TWM, Asep Suherman Salah satu contoh pernyataan berita non pertanian yang bersumber seimbang yaitu dalam berita PKL Minta Perlindungan pada SKH Kompas edisi 21 Januari 2010: kami resah memperoleh surat edaran tentang penertiban PKL, karena kami terancam digusur, ungkap salah satu pedagang kaki lima di Kompleks Terminal Pasar Mardika.Sementara itu Asisten I Sekretaris Kota Ambon, Doulan Soukota menjelaskan, pemerintah daerah berusaha menata PKL supaya perekonomian bias berkembang