Adisi Fe 2 O 3 dan SiC Pada Material MgH 2 untuk Aplikasi Tangki Penyimpanan Hidrogen Kendaraan Fuel Cell

dokumen-dokumen yang mirip
Studi Katalis Ni Nano pada Material Penyimpan Hidrogen MgH 2 yang Dipreparasi melalui Teknik Mechanical Alloying

PENGARUH SISIPAN KATALIS SiO2 DALAM MgH2 YANG DISINTESIS MELALUI RUTE MECHANICAL ALLOYING

PREPARASI ULTRA FINE-GRAINED PADUAN HIDRIDA LOGAM SISTEM Mg-Fe MENGGUNAKAN TEKNIK MECHANICAL MILLING UNTUK HYDROGEN STORAGE

Pengaruh Penambahan Aluminium (Al) Terhadap Sifat Hidrogenasi/Dehidrogenasi Paduan Mg 2-x Al x Ni Hasil Sintesa Reactive Ball Mill

Erfan Handoko 1, Iwan Sugihartono 1, Zulkarnain Jalil 2, Bambang Soegijono 3

SINTESIS NANOPARTIKEL FERIT UNTUK BAHAN PEMBUATAN MAGNET DOMAIN TUNGGAL DENGAN MECHANICAL ALLOYING

Pengaruh Variasi Lama Waktu Hidrogenasi terhadap Pembentukan Metal Hidrida pada Paduan MgAl

IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM

Studi Komposisi Fasa dan Sifat Kemagnetan Pasir Besi Pesisir Pantai Aceh yang Dipreparasi dengan Metode Mechanical Milling

TINJAUAN MIKROSTRUKTUR, STRUKTUR KRISTAL, DAN KRISTALIT PERTUMBUHAN FASA Mg 2 Al 3 HASIL MECHANICAL ALLOYING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

UNIVERSITAS INDONESIA. MATERIAL PENYIMPAN HIDROGEN SISTEM MgH 2 -SiC YANG DIPREPARASI MELALUI RUTE REACTIVE MECHANICAL ALLOYING DISERTASI

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

Pengaruh Milling Time Terhadap Pembentukan Fasa γ-mgal Hasil Mechanical Alloying

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Galuh Intan Permata Sari

1 BAB I PENDAHULUAN. Salah satu industri yang cukup berkembang di Indonesia saat ini adalah

PENGARUH WAKTU MILLING TERHADAP SIFAT FISIS, SIFAT MAGNET DAN STRUKTUR KRISTAL PADA MAGNET BARIUM HEKSAFERIT SKRIPSI EKA F RAHMADHANI

BAB V HASIL PENELITIAN. peralatan sebagai berikut : XRF (X-Ray Fluorecense), SEM (Scanning Electron

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Batu bara + O pembakaran. CO 2 + complex combustion product (corrosive gas + molten deposit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PENGARUH VARIASI MILLING TIME dan TEMPERATUR KALSINASI pada MEKANISME DOPING 5%wt AL NANOMATERIAL TiO 2 HASIL PROSES MECHANICAL MILLING

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

Pengaruh Variasi Waktu Milling dan Penambahan Silicon Carbide Terhadap Ukuran Kristal, Remanen, Koersivitas, dan Saturasi Pada Material Iron

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas

PENGARUH PENAMBAHAN 10%wt Mg DAN KECEPATAN MILLING TERHADAP PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN Al-Mg

Pengaruh Kecepatan Milling Terhadap Perubahan Struktur Mikro Komposit Mg/Al 3 Ti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERLAKUAN SUHU PADA PEMBUATAN GREEN CARBON PAPER (GCP) TANPA PEREKAT MENGGUNAKAN KULIT PISANG LILIN

Pengaruh Penambahan 10at.%Ni dan Waktu Milling pada Paduan MgAl Hasil Mechanical Alloying dan Sintering

SINTESIS DAN KARAKTERISASI BAJA FERITIK ODS (OXIDE DISPERSION STRENGTHENED) DENGAN VARIASI KOMPOSISI CR DAN WAKTU MILLING

Gabriella Permata W, Budhy Kurniawan Departemen Fisika, FMIPA-UI Kampus Baru UI, Depok ABSTRAK ANALISIS SISTEM DAN UKURAN KRISTAL PADA MATERIAL

STRUKTUR KRISTAL DAN MORFOLOGI TITANIUM DIOKSIDA (TiO 2 ) POWDER SEBAGAI MATERIAL FOTOKATALIS

PEMBUATAN KERAMIK BETA ALUMINA (Na 2 O - Al 2 O 3 ) DENGAN ADITIF MgO DAN KARAKTERISASI SIFAT FISIS SERTA STRUKTUR KRISTALNYA.

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian terhidung sejak bulan Juni 2013 sampai dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN METODE PENCAMPURAN DAN PENGGILINGAN SERBUK. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab III Metodologi Penelitian

Sintesis Oksida Terner Mg-Nb-O

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN MgCl 2 PADA SINTESIS KALSIUM KARBONAT PRESIPITAT BERBAHAN DASAR BATU KAPUR DENGAN METODE KARBONASI

1 BAB I BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

EFEK CuI TERHADAP KONDUKTIVITAS DAN ENERGI AKTIVASI (CuI) x (AgI ) 1-x (x = 0,5-0,9)

PENGARUH TEMPERATUR KALSINASI PADA PEMBENTUKAN LITHIUM IRON PHOSPHATE (LFP) DENGAN METODE SOLID STATE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Studi kapasitas..., Prolessara Prasodjo, FT UI, 2010.

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SIDANG TUGAS AKHIR Pengaruh Waktu Milling dan Temperatur Sintering Terhadap Pembentukan PbTiO 3 dengan Metode Mechanical Alloying

Gambar 4.2 Larutan magnesium klorida hasil reaksi antara bubuk hidromagnesit dengan larutan HCl

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Densitas Abu Vulkanik Milling 2 jam. Sampel Milling 2 Jam. Suhu C

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STRUKTUR DAN KOMPOSISI KIMIA LAPIS TIPIS BAHAN SEMIKONDUKTOR Sn(Se 0,2 S 0.8 ) HASIL PREPARASI TEKNIK VAKUM EVAPORASI UNTUK APLIKASI SEL SURYA

PREPARASI ALLOY MAGNETIK Sm-Co MELALUI TEKNIK ARC MELTING FURNACE

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN PERSEMBAHAN INTISARI ABSTRACT KATA PENGANTAR

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP UKURAN PARTIKEL FE3O4 DENGAN TEMPLATE PEG-2000 MENGGUNAKAN METODE KOPRESIPITASI

ANALISIS FASA KARBON PADA PROSES PEMANASAN TEMPURUNG KELAPA

KARAKTERISASI I-V SEMIKONDUKTOR HETEROKONTAK CuO/ ZnO(TiO 2 ) SEBAGAI SENSOR GAS HIDROGEN

LOGO. STUDI EKSPANSI TERMAL KERAMIK PADAT Al 2(1-x) Mg x Ti 1+x O 5 PRESENTASI TESIS. Djunaidi Dwi Pudji Abdullah NRP

: PEMBUATAN KERAMlK BERPORI CORDIERITE (2MgO. 2Ah03' 5SiOz) SEBAGAI BAHAN FILTER GAS. Menyetujui Komisi Pembimbing :

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

PENENTUAN SIFAT THERMAL PADUAN U-Zr MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

Aplikasi HEM dalam Pembuatan Serbuk Nano LTAP

Analisis Struktural Seng Oksida (ZNO) Dari Limbah Dross Galvanisasi

PERUBAHAN BUTIR DAN PENENTUAN TEMPERATUR PEMBENTUKAN BARIUM HEXAFERRITE TERSUBSTITUSI ION Mn +2 Dan Ti +4 MELALUI MEKANISME MEKANIKA MILLING

Pembuatan Nanopartikel CeO 2 dengan Metode Simple Heating : Efek Penambahan Massa Polyethyleneglycol (PEG) Terhadap Ukuran Kristal yang Terbentuk

ANALISIS POLA DIFRAKSI PADA INGOT PADUAN Zr-1%Sn1%Nb-0,1%Fe DAN Zr- 1%Sn-1%Nb-0,1%Fe-0,5%Mo

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan

KARAKTERISASI MIKROSTRUKTUR FEROELEKTRIK MATERIAL SrTiO 3 DENGAN MENGGUNAKAN SCANNING ELECTRON MICROSCOPY (SEM)

Pengaruh Penambahan Yttrium Terhadap Struktur Mikro, Sifat Mekanik Dan Ketahanan Termal Pada Paduan Mg-6Zn Sebagai Aplikasi Engine Block

PROSES PELAPISAN SERBUK Fe-50at.%Al PADA BAJA KARBON DENGAN PENAMBAHAN Cr MELALUI METODA PEMADUAN MEKANIK SKRIPSI

PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini

Pengaruh Rapat Arus Terhadap Ketebalan Dan Struktur Kristal Lapisan Nikel pada Tembaga

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MEMBRAN KERAMIK ZrSiO 4 -V 2 O 5 TESIS. ERFAN PRIYAMBODO NIM : Program Studi Kimia

SINTESIS DAN KARAKTERISASI MAGNESIUM OKSIDA (MgO) DENGAN VARIASI MASSA PEG-6000

BAB III METODE PENELITIAN. Pengujian dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction

BAB IV ANALISA DATA & PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. preparsai sampel dan pembakaran di furnace di Laboratorium Fisika Material

UJI KEMURNIAN KOMPOSISI BATU KAPUR TUBAN DENGAN ANALISIS RIETVELD DATA DIFRAKSI SINAR-X

Pengaruh Suhu Polimerisasi Terhadap Sifat Transpor dan Struktur Polianilina Berbentuk Garam Emeraldine

PENGARUH WAKTU PEMANASAN TERHADAP SINTESIS NANOPARTIKEL FE3O4

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas

I. PENDAHULUAN. karakteristik dari pasir besi sudah diketahui, namun penelitian ini masih terus

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejak ditemukan oleh ilmuwan berkebangsaan Jerman Christian Friedrich

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

Transkripsi:

ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics Vol.2 No.2 halaman 205 Oktober 2012 Adisi Fe 2 O 3 dan SiC Pada Material MgH 2 untuk Aplikasi Tangki Penyimpanan Hidrogen Kendaraan Fuel Cell Zulkarnain Jalil, Adi Rahwanto, Ismail AB, Fauzi Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh Email : zkarnain03@yahoo.com Received 16-08-2012, Revised 22-09-2012, Accepted 23-10-2012, Published 29-10-2012 ABSTRACT The preliminary studies on MgH 2 as hydrogen storage material by inserting dual catalysts, iron oxide and silicon carbide (5wt% Fe 2 O 3 and SiC), has been done. The sample was prepared using reactive ball milling technique for 10 hours. The milling process was done under 10 bar hydrogen pressure. Phase investigation using X-ray diffraction showed that after 10 hours of milling, the MgH 2 emerged as the dominant phase and the crystallite size decreased to nanometer scale. The morphological observation obtained by scanning electron microscope showed that the powder material surface is irregular, as a result of repeated during the milling process. Finally, DTA scan showed the onset temperature at 354 o C which is still high for the automotive application. Keywords : hydorgen storage, magnesium, metal oxide, silicon carbide, milling ABSTRAK Dalam paper ini dilaporkan serangkaian kajian terhadap material penyimpan hidrogen magnesium hidrida (MgH 2 ) dengan menyisipkan katalis ganda, yakni oksida besi (Fe 2 O 3 ) dan silikon karbida (SiC) masing-masing sebesar 5wt% serta dipreparasi dengan teknik reactive ball milling selama 10 jam. Selama penghalusan berlangsung, diberikan tekanan 10 bar hidrogen. Hasil pengujian struktur dengan difraksi sinar-x diketahui bahwa setelah 10 jam penghalusan, fasa MgH 2 muncul sebagai fasa dominan/utama. Ukuran kristal mengecil hingga skala nanometer. Hasil pengujian struktur mikro dengan mikroskop elektron menunjukkan bahwa permukaan material serbuk tidak beraturan sebagai hasil dari proses berulang selama milling berlangsung. Hasil dari pengujian termal menggunakan DTA menunjukkan bahwa proses desorpsi H 2 terjadi pada suhu 354 C. Kata kunci : penyimpan hidrogen, magnesium, oksida logam, silikon karbida, milling

Adisi Fe 2O 3 dan Sic... halaman 208 PENDAHULUAN Kendala yang menghadang aplikasi kendaraan berbahan bakar fuel cell (sel bahan bakar) adalah pada sistem penyimpanan hidrogennya. Dari tiga jenis teknik penyimpanan (gas, cair dan padat), maka teknik penyimpan dalam bentuk padat (solid storage) saat ini sedang aktif dikaji oleh para peneliti dunia. Metoda solid storage ini dipicu oleh kenyataan bahwa jika menyimpan hidrogen dalam bentuk gas harus dalam bentuk tabung dengan tekanan tinggi (700 bar (4.4 MJ/L) ) yang secara keamanan tidak efisien. Sementara itu, jika disimpan dalam bentuk cair, maka suhu harus tetap stabil pada -253 0 C (8 MJ/L). Kedua teknik di atas dari sisi keamanan belum memadai [1]. Karena itu, riset terpadu bidang hydrogen storage diarahkan pada pencarian material unggul dengan karakteristik antara lain, mampu menyimpan atau menyerap hidrogen dalam jumlah besar, ringan dan harga yang ekonomis. Beberapa jenis material (umumnya unsur logam-logam ringan) diyakini memiliki kemampuan menyerap hidrogen dalam jumlah besar. Salah satunya adalah magnesium (Mg) yang dianggap sebagai kandidat potensial untuk material penyimpan hidrogen. Magnesium, secara teoritis, memiliki kemampuan menyerap hidrogen dalam jumlah besar (7,6 wt%). Jumlah ini melebihi batas maksimum yang ditargetkan Badan Energi Dunia yakni sebesar 5 wt% dan mampu bekerja pada suhu di bawah 100 C [1]. Selain itu sifat Mg yang ringan, mudah diperoleh dan harganya yang terjangkau juga menjadi pertimbangan peneliti dunia saat ini. Akan tetapi Mg memiliki kelemahan yakni reaksi kinetiknya yang lambat, demikian juga temperatur operasinya relatif tinggi (~300 o C). Beberapa upaya telah dilakukan secara intensif untuk memperbaiki sifat-sifat Mg. Misalnya mereduksi ukuran butir material hingga skala nanokristal dengan teknik mechanical alloying [2,3], membentuk material komposit [4], demikian juga upaya menambahkan katalis tertentu, seperti logam dan oksida logam [5-8]. Dalam penelitian ini digunakan teknik injek hidrogen sebesar 10 bar dan sisipan 5 wt% katalis oksida logam besi (Fe 2 O 3 ) dan silikon karbida (SiC) sebagai upaya untuk memperbaiki sifat-sifat serapan dan kinetika reaksi material penyimpan hidrogen berbasis magnesium. METODE Bahan-bahan pada penelitian ini terdiri dari material utama MgH 2 (99,99%, ukuran 50 µm, produksi Sigma Aldrich), serbuk oksida besi Fe 2 O 3 (99,99%, ukuran 50 nm) dan silikon karbida (99,99%, 100 nm), keduanya produksi Hongwu Nano, China. Selanjutnya dilakukan proses penghalusan dengan mesin miling tipe vibrasi. Adapun nisbah bola dan material adalah 10:1 dengan berat sampel 10 g. Komposisi material yang terbentuk yakni MgH 2 + (5wt%Fe 2 O 3-5wt%SiC). Proses milling berlangsung dalam suasana hidrogen sehingga proses ini disebut reactive ball milling. Milling berlangsung selama 10 jam dengan kecepatan 900 rpm. Sejumlah kecil sampel dipindahkan ke dalam wadah lain di setiap rentang waktu tertentu untuk keperluan karakterisasi lebih lanjut. Untuk mengetahui komposisi fasa yang hadir, maka dilakukan identifikasi kualitatif menggunakan X-ray diffraction (XRD) (Philips PW 3710 diffractometer, radiasi Co-K ( = 1.78896 Å). Hasil ini juga disesuaikan dengan pengamatan struktur mikro menggunakan perangkat mikroskop elektron (SEM Jeol JSM-5310LV). Selanjutnya, sifat termal diamati dengan differential thermal analyzer (DTA, Shimadzu).

Adisi Fe 2O 3 dan Sic... halaman 209 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada Gambar 1 ditunjukkan evolusi dari pola-pola difraksi sinar-x (selanjutnya ditulis XRD) sampel sebelum milling sebagai fungsi dari sudut 2 dan intensitas. Sedangkan pada Gambar 2 diperlihatkan pola difraksi setelah proses penghalusan selama 10 jam. Sebelum penghalusan terlihat bahwa fasa yang hadir yakni magnesium hidrida (MgH 2 ) sebagai fasa utama pada kedudukan 2 = 52,55 o. Fasa MgH 2 terlihat lebih dominan dan muncul pada sudut difraksi 2 = 32,75 o ; 42,05 o ; 61,66 o ; 68,24 o ; 77,73 o ; 81,85 o ; 83,23 o ; 90,93 o. Sedangkan fasa Fe 2 O 3 dan SiC tak terdeteksi, hal ini dikarenakan elemen yang berfungsi sebagai katalis ini sangat kecil sekali (5wt%). Sebelum miling Intensity 20 40 60 80 100 Gambar 1. Pola difraksi sinar-x MgH 2 + (5wt%Fe 2 O 3-5wt%SiC) sebelum penghalusan 600 Intensities (arb. unit) 500 400 300 200 100 0 20 40 60 80 100 2q (deg) Gambar 2. Pola difraksi sinar-x MgH 2 + (5wt%Fe 2 O 3-5wt%SiC) setelah penghalusan 10 jam

Adisi Fe 2O 3 dan Sic... halaman 208 Selanjutnya dilakukan analisis terhadap data difraksi sinar-x berdasarkan pola difraksi yang terukur dan membandingkan dengan database dari Joint Committee for Powder Diffraction File (JCPDF), yang menunjukkan bahwa pola difraksi sinar-x dengan fasa utama MgH 2. Puncak dominan fasa utama muncul pada bidang (210), (101), dan (211). Sebelum proses milling, bentuk pola difraksi belum menunjukkan perubahan yang berarti, dimana puncak difraksi masih tajam. Ini menandakan ukuran material masih dalam skala mikropartikel. Puncak (peak) difraksi mulai melebar/mengecil setelah miling berlangsung selama 10 jam. Untuk melihat penurunan ukuran kristal, dilakukan perhitungan dengan metode Scherrer. Hasilnya, diperoleh ukuran butir tereduksi hingga skala nanometer, masing-masing sebesar 12,03 nm untuk bidang kristal (210), lalu 24,18 nm untuk bidang kristal (101), dan sebesar 10,13 pada bidang (211). Dapat disebutkan disini bahwa puncak difraksi makin melebar seiring dengan meningkatkan waktu milling. Dengan adanya reduksi ukuran butir diyakini akan terjadi peningkatan permukaan material terhadap rasio volume butir. Dengan demikian hidrogen akan mudah berinteraksi dan berabsorpsi di dalam material MgH 2 [2]. Pada Gambar 3 ditunjukkan citra SEM sebelum milling (a), dimana partikel dari material masih berukuran besar. Setelah miling, terlihat butiran material mengecil/halus, sebagai efek dari benturan berulang selama proses milling. Adanya tekanan hydrogen selama milling diketahui juga memberikan efek yang disebut embrittlement (perapuhan). (a) (b) Gambar 3. Citra SEM MgH 2 + (5wt%Fe 2 O 3-5wt%SiC) sebelum milling (a), sesudah milling (b).

Adisi Fe 2O 3 dan Sic... halaman 209 Gambar 4. (color online) DTA scan material MgH 2 + (5wt%Fe 2 O 3-5wt%SiC) setelah penghalusan Namun, jika mengamati temperatur desorpsinya (Gambar 4), maka tergolong masih tinggi untuk aplikasi pada industri otomotif. Merujuk data International Energy Agency (IEA) yang mematok target untuk sebuah sistem penyimpan hidrogen yakni mampu menyimpan minimum 5 wt% pada temperatur operasional 100 o C maka temperatur yang diperoleh pada investigasi ini terhitung masih tinggi untuk aplikasi kendaraan berbahan bakar fuel cell. KESIMPULAN Penggunan katalis Fe 2 O 3 dan SiC dalam jumlah kecil (5 wt%) secara bersamaan sangat efektif untuk memperbaiki karakteristik MgH 2. Dari data difraksi sinar-x tampak puncak difraksi melebar/mengecil. Ini merupakan indikasi terjadinya proses reduksi ukuran butir, dimana dengan hitungan Scherrer mencapai 10 nm. Merujuk hasil penelitian ini, nyata diperlihatkan bahwa teknik mechanical alloying menggunakan ball mill sangat atraktif dan menjanjikan dalam preparasi material berskala nanokristal. Aplikasi teknik reactive ball milling ini, ditambah dengan penggunaan nanokatalis ganda (oksida besi dan silikon karbida) mampu mereduksi waktu milling yang berlangsung selama 10 jam. Hanya saja kendala temperatur operasi yang tinggi masih belum dapat diperbaiki. Dimana T onset dicapai pada suhu pada 354 C. Merujuk target badan energi dunia (IEA), waktu untuk melakukan absorp/desorp adalah di bawah 60 menit pada suhu 100 C. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr Azwar Manaf, M.Met dan Dr Bambang Segijono (Materials Sains UI, Jakarta) untuk diskusinya serta Dr Erfan Handoko, M.Si (FMIPA UNJ, Jakarta) untuk asistensi penggunaan perangkat XRD dan SEM.

Adisi Fe 2O 3 dan Sic... halaman 210 DAFTAR PUSTAKA 1 A. Zuettel. 2003. Materials for Hydrogen Storage. Materials Today Vol. 6 No. 9, pp. 24-33. 2 A. Zaluska, L. Zaluski, and Stroem-Olsen JO. 1999. Nanocrystalline Magnesium for Hydrogen Storage. J. Alloys. Compd, Vol. 288, pp. 217-225. 3 F.D. Manchester and D. Khatamian. 1988. Mechanisms for Activation of Intermetallic Hydrogen Absorbers. Mater Sci Forum Vol. 31, pp. 261-296. 4 Chen C.P., Liu B.H., Li Z.P., Wu J., and Wang Q.D. 1993. The Activation Mechanism of Mg-Based Hydrogen Storage Alloys. Z Phys Chem Vol. 181, No.1-2, pp. 259-267. 5 Liang G., Wang E., and Fang S. 1995. Hydrogen Absorption and Desorption Characteristics of Mechanically Milled Mg-35 wt.% FeTi1.2 Powders. J Alloys Compd Vol. 223 No. 1, pp. 111-114. 6 Song M.Y. 1995. Improvement in Hydrogen Storage Characteristics of Magnesium by Mechanical Alloying with Nickel. J Mater Sci Vol. 30, pp. 1343-1351. 7 Oelerich W., Klassen T., and Bormann R. 2001. Comparison of the Catalytic Effects of V, V2O5, VN, and VC on the Hydrogen Sorption of Nanocrystalline Mg. J Alloys Comp. Vol. 322, pp. L5-9. 8 Sung-Nam Kwon, Seong-Hyeon Hong, Hye-Ryoung Park and Myoung-Youp Song. 2010. Hydrogen-Storage property Characterization of Mg-15 wt% Ni-5 wt%fe2o3 Prepared by Reactive Mechanical Grinding. International Journal of Hydrogen Energy Vol. 35, pp. 13055 13061.