BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kriteria Perencanaan Jaringan Irigasi Teknis Kriteria perencanaan jaringan irigasi teknis berisi instruksi standard dan prosedur bagi perencana dalam merencanakan irigasi teknis. Kriteria perencaan jaringan irigasi yang di tampilkan disini adalah hanya garis besarnya saja dan yang ada keterkaitan dengan perencanaan jaringan irigasi tambak. Bagan-bagan kriteria perencanaan jaringan irigasi teknis yang terkait dengan perencanaan jaringan irigasi tambak adalah : Kriteria perencanaan saluran pembawa 2.2 Kriteria Perencanaan Saluran Pembawa 2.2.1 Jaringan Utama Saluran Primer pembawa air dari jaringan utama kesaluran sekunder dan ke petak-petak tersier yang diairi. Batas ujung saluran primer adalah pada bangunan bagi yang terakhir, (Gambar 2.1) Saluran Sekunder membawa air dari saluran Primer ke petak-petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas ujung saluran ini adalah pada bangunan sadap terakhir. Saluran pembawa membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan sumber yang membari air pada bangunan utama proyek) ke jaringan irigasi primer Saluran muka tersier membawa air dari bangunan sadap tersier yang terletak disebrang petak tersier lainnya. Saluran ini termasuk dalam wewenang Dinas Pengairan dan oleh sebab itu pemeliharaannya menjadi tanggung jawabnya, seperti Gambar 2.1. Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama kedalam petak tersier lalu ke saluran kwarter. Batas ujung saluran ini adalah bagi kwarter yang terakhir. ISEP SAYUDI MS (101123004) II - 1
Gambar 2.1 Jaringan Irigasi Utama 2.2.2 Bentuk Profil Saluran Bentuk Trapesium Bentuk Segi Empat Bentuk Setengah lingkaran. Penggunaannya tergantung dari kebutuhan atau disesuaikan dengan situasi dan kondisi lapangan. Bentuk saluran yang paling banyak digunakan di lapangan adalah bentuk trapesium dan kemiringan taludnya antara 1:1, 1:1,5 dan 1:2. Pemilihan kemiringan talud ditentukan oleh besarnya debit dan jenis tanah yang dilalui oleh saluran tersebut. 2.2.3 Konstruksi Saluran Konstruksi saluran tanah umumnya pada kondisi tanah yang baik (tanah biasa). Untuk tanah yang tingkat rembesannya tinggi seperti tanah campur pasir atau tanah lempung dan tanah pasir disini perlu dengan konstruksi pasangan batu kali, konstruksi plat beton. Beberapa contoh bentuk dan konstruksi saluran seperti Gambar. 2.2 ISEP SAYUDI MS (101123004) II - 2
Gambar 2.2 Tipe-tipe potongan melintang saluran irigasi 2.2.4 Kegunaan Saluran Pasangan Saluran pasangan (lining) untuk : Mencegah kehilangan air akibat rembesan Mencegah gerusan dan erosi Mencegah merajalelanya tumbuhan air Mengurangi biaya pemeliharaan Memudahkan untuk membuat saluran lengkung yang lebih besar Pembebasan tanah lebih kecil 2.2.5 Jenis-Jenis Pasangan Banyak bahan yang dapat dipakai untuk pasangan saluran, tetapi pada prakteknya di Indonesia hanya ada tiga bahan yang dianjurkan pemakaiannya yaitu : Pasangan Batu, Beton, Tanah. ISEP SAYUDI MS (101123004) II - 3
Pembuatan pasangan dari bahan-bahan lain tidak dianjurkan, dengan alasan sulitnya memperoleh persediaan bahan, teknik pelaksanaannya lebih rumit dan kelemahan-kelemahan bahan itu sendiri. Pasangan batu dan beton lebih cocok untuk semua keperluan, kecuali untuk perbaikan stabilitas tanggul. Pasangan tanah hanya cocok untuk pengendalian rembesan dan perbaikan stabilitas tanggul. Tersedianya bahan didekat tempat pelaksanaan konstruksi merupakan faktor yang penting dalam memilih jenis pasangan. Jika bahan batu tersedia, maka pada umumnya diajurkan pemakaian pasangan batu. Tebal pasangan batu minimum 30 cm, untuk beton tumbuk tebalnya paling tidak 8 cm untuk saluran kecil, dan 10 cm untuk saluran yang lebih besar, tebal minimum untuk konstruksi beton bertulang adalah 7 cm. Pasangan campuran (kombinasi) seperti yang ditunjukan pada tipe-tipe saluran pasangan, Gambar 2.3 dapat dipakai juga. Table 2.1 Harga-harga kemiringan talud untuk saluran pasangan Jenis tanah h > 0,75 m 0,75 < h < 1,5 m Lempung pasiran, tanah pasir kohesif 1 1 Tanah pasir lepas 1 1,25 Geluh pasiran, lempung berpori 1 1,5 Tanah gambut lunak 1 1,5 2.2.6 Tinggi Jagaan Saluran Pasangan Harga-harga minimum untuk tinggi jagaan untuk saluran pasangan adalah seperti yang disajikan pada Tabel 2.2 Tabel 2.2 Tinggi jagaan untuk saluran pasangan Debit (m 3 /dt) Tanggul tanah (m) Pasangan (m) < 0,50 0,40 0,20 0.50 1,5 0,50 0,20 1,5 5,0 0,60 0,25 5,0 10,0 0,75 0,30 10,0 15,0 0,85 0,40 > 15 1,00 0,50 ISEP SAYUDI MS (101123004) II - 4
Gambar 2.3 Tipe-tipe pasangan saluran 2.2.7 Ketentuan-Ketentuan Pembuatan Saluran Untuk pengaliran air irigasi, saluran berpenampang trafesium tanpa pasangan adalah saluran pembawa yang paling umum dipakai dan ekonomis. Pembuatan saluran harus memberikan penyelesaian biaya pelaksanaan dan pemeliharaan yang paling rendah. Erosi dan sedimentasi disetiap potongan melintang harus minimal dan berimbang sepanjang tahun. Sedimentasi (pengendapan) di dalam saluran dapat terjadi apabila kapasitas debit di bagian hilir dari jaringan saluran berkurang. Sedimen yang masuk jaringan saluran biasanya mengandung partikel-partikel lempung dan lanau melayang saja (lempung dan lanau dengan d < 0,60 0,70). Partikel-partikel yang lebih besar kalau terdapat dalam air irigasi, akan tertangkap di kantong lumpur bangunan utama. ISEP SAYUDI MS (101123004) II - 5
2.2.8 Kemiringan Talud Saluran Untuk menekan biaya pembebasan tanah dan penggalian, talud saluran diambil yang maksimum untuk talud yang setabil. Kemiringan galian minimum untuk berbagai bahan tanah disajikan pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 kemiringan minimum talud untuk berbagai bahan tanah Bahan tanah Simbol Kisaran kemiringan Batu < 0.25 Gambut kenyal Pt 1 2 Lempung Kenyal, geluh*), tanah halus CL, CH, MH 1 2 Lempung pasiran, tanah pasiran kohesif SC, SM 1,5 2,5 Pasir lanauan SM 2 3 Gambut lunak Pt 3 4 Geluh *) : (loam) adalah campuran pasir, lempung dan lumpur Tabel 2.4 kemiringan talud minimum untuk saluran timbunan yang dipadatkan. Kedalaman air + tinggi jagaan D (m) Kemiringan minimum D 1,0 1 : 1 1,0 < D 2,0 1 : 1,5 D > 2,0 1 ; 2 Talud yang lebih landai dari pada yang telah disebutkan dalam tabel di atas harus dipakai apabila diperkirakan akan terjadi rembesan ke dalam saluran. Untuk tanggul yang tingginya lebih dari 3 m lebar bahu (berm) tanggul harus setinggi muka air rencana air disaluran. Untuk kemiringan luar, bahu tanggul (jika perlu) harus terletak di tengah-tengah antara bagian atas dan pangkal tanggul. 2.2.9 Lengkung Saluran Lengkung yang diijinkan untuk saluran tanah bergantung kepada : Ukuran dan kapasitas saluran Jenis tanah Kecepatan aliran Jari-jari minimum lengkung seperti yang diukur pada As harus diambil sekurang-kurangnya 8 kali lebar atas pada lebar permukaan air rencana. Jika ISEP SAYUDI MS (101123004) II - 6
lengkung saluran ini sebaiknya dipertimbangkan apabila jari-jari lengkung saluran tanpa pasangan terlalu besar untuk kedalaman topografi setempat. Panjang pasangan harus dibuat paling sedikit 4 kali kedalaman air pada tikungan saluran. Jari-jari minimum untuk saluran yang diberikan pasangan harus seperti berikut : 3 kali lebar permukaan air untuk saluran-saluran kecil (<0,6 m 3 /dt) 7 kali lebar permukaan air untuk saluran yang besar (>10 m 3 /dt). 2.2.10 Tinggi Jagaan Saluran Tanah Tinggi jagaan (waking) berguna untuk : Menaikan muka air di atas tinggi muka air maksimum. Mencegah kerusakan tanggul saluran Meningginya muka air sampai di atas tinggi yang telah ditentukan bisa disebabkan oleh penutupan pintu secara tiba-tiba disebelah hilir, variasi ini akan bertambah dengan membesarnya debit. Meningginya muka air dapat pula diakibatkan oleh pengaliran air buangan ke dalam saluran. Tinggi minimum yang diberikan pada saluran Primer dan Sekunder dikaitkan dengan debit rencana saluran seperti yang diperhatikan dalam Tabel 2.5. Tabel 2.5 Tinggi jagaan minimum untuk saluran tanah Q (m 3 /dt) Tinggi jagaan (m) < 0,50 0,40 0.50 1,5 0,50 1,5 5,0 0,60 5,0 10,0 0,75 10,0 15,0 0,85 > 15 1,00 2.2.11 Lebar Tanggul Untuk tujuan-tujuan ekploitasi, pemeliharaan dan inspeksi akan diperlukan tanggul disepanjang saluran dengan lebar minimum seperti yang disajikan pada Tabel 2.6 ISEP SAYUDI MS (101123004) II - 7
Tabel 2.6 lebar minimum tanggul Debit rencana (m 3 /dt) Tanpa jalan inspeksi (m) Dengan jalan inspeksi (m) Q 1 1,00 3,00 1 < Q < 5 1,50 5,00 5 < Q 10 2,00 5,00 10 < Q 15 3,50 5,00 > 15 3,50 5,00 Jalan inspeksi terletak di tepi saluran di sisi yang diairi agar bangunan sadap dapat dicapai secara langsung dan usaha penyadapan liar makin sulit dilakukan. Lebar jalan inspeksi dengan perkerasan adalah 5,0 m atau lebih, dengan lebar perkerasan sekurang-kurangnya 3,0 m 2.2.12 Batas Pembebasan Tanah (Right of way) Selain tanah yang disebarkan untuk pembuatan saluran dan tanah yang terletak di dalam Batas-batas Pembebasan Tanah (BPT) adalah penting untuk melarang didirikannya bangunan atau dilakukan penggalian dalam jarak 3 m dari BPT. Hal ini dimaksud untuk menjaga keamanan dan stabilitas saluran. Gambar 2.4 Tipe-tipe potongan melintang saluran irigasi ISEP SAYUDI MS (101123004) II - 8