BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan potensi dan kualitas dirinya. Seiring dengan berkembangnya

dokumen-dokumen yang mirip
2016 GAMBARAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MANAJEMEN PELAYANAN HOSPITAL HOMECARE DI RSUD AL-IHSAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. dan bayi terjadi transisi epidemiologis penyakit. Populasi lansia semakin

BAB I PENDAHULUAN. yang memberikan jasa atau pelayanan di sektor kesehatan. merupakan sektor ekonomi terbesar dalam masyarakat maju (Heizer, 2011).

PERAN PERAWAT HOME CARE. Disampaikan oleh Djati Santosa.

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara kita Negara Indonesia adalah Negara berkembang baik dari segi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan hewan untuk dikonsumsi, namun juga untuk beberapa hewan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. individu dan keluarga di tempat tinggal pasien (Bukit, 2008; Kementrian

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit dalam menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan rawat jalan, rawat

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan dalam bidang kesehatan adalah salah satu bentuk kongkret

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak mereka sebaik-baiknya. Orang tua akan merasa kesulitan

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. maka diharapkan dapat tercapai suatu derajat kehidupan yang optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan

BAB I PENDAHULUAN. mengimbangi situasi tersebut. Salah satu kiat tersebut adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa di masyarakat yang sangat tinggi, yakni satu dari empat

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. begitu pesat baik dari sisi pelayanan maupun penemuaan-penemuan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan sebuah teori yang disebut dengan Zoon Politicon. Teori

ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan berkembangnya berbagai penyakit, maka kebutuhan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dalam menerima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan suatu aktivitas yang dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, terutama. dari masyarakat dan ilmu pengetahuan masyarakat, akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan cukup pesat seiring di tertibkannya berbagai peraturan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Nutrisi yang cukup sangat penting pada usia dini untuk memastikan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomer 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menyebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh berespons terhadap suatu perubahan yang terjadi antara lain karena

BAB I PENDAHULUAN. berada disekitarnya baik hewan yang dipelihara maupun hewan yang secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mia Agustina,2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam bentuk Rumah Sakit kecil maupun besar yang ada di seluruh

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada kestabilan emosional (Nasir dan Muhith, 2011). mencerminkan kedewasaan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

PEDOMAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS TAROGONG

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam bahaya yang dapat mengancam kepentingannya tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah sektor jasa yang mampu menciptakan kesempatan kerja lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tempat-tempat praktik kesehatan lainnya. Berbagai macam pelayanan ditawarkan

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

serangan yang cepat dan penyembuhannya dapat diprediksi (Lazarus,et al., 1994).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan jiwa adalah proses interpesonal yang berupaya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM AMAL SEHAT SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, telah terjadi pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor industri,

BAB I PENDAHULUAN. adanya tekanan fisik dan psikologis, baik secara internal maupun eksternal yang

Perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan

RUMAH SAKIT JANTUNG DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan rumah sakit memberikan pelayanan berkualitas sesuai kebutuhan

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perusahaan yang bersangkutan (Suma mur, 2009). Pada banyak perusahaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keinginan dan harapan pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi.

BAB I PENDAHULUAN. Masa mengandung dan bersalin adalah masa yang penting bagi seorang wanita.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Usaha asuransi merupakan suatu mekanisme yang memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang profit maupun yang non profit, mempunyai tujuan yang ingin dicapai melalui

PENGARUH TARIF, FASILITAS DAN PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Promosi kesehatan menurut Piagam Ottawa (1986) adalah suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROGRAM KERJA PANITIA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT HARAPAN BUNDA

BAB I PENDAHULUAN. sakit dalam bahasa inggris disebut hospital. Kata hospital berasal dalam

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesehatan dan dalam Pasal 28 H Ayat (3) Undang-Undang Dasar

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aspek kesehatan merupakan salah satu hal penting dalam mengukur kualitas sumber daya manusia. Kesehatan merupakan hal yang dibutuhkan bagi setiap orang untuk mengembangkan potensi dan kualitas dirinya. Seiring dengan berkembangnya masyarakat, kebutuhan dan permasalahan akan kesehatan juga menjadi semakin beragam. Berkembangnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan tersebut, menyebabkan pembangunan dibidang kesehatan terus mengalami perkembangan. Masalah kesehatan pada dasarnya bisa menyerang siapa saja tidak memandang usia, kelas sosial masyarakat, maupun profesi. Setiap orang memiliki risiko mengalami masalah kesehatan. Beragamnya masalah kesehatan yang dialami membutuhkan metode penanganan yang beragam sesuai dengan jenisnya. Terdapat banyak faktor yang menjadi penyebab seseorang dapat mengalami masalah kesehatan. Belakangan ini masalah kesehatan biasanya timbul karena pola hidup yang tidak sehat. Pola hidup tidak sehat ini dapat berasal dari jenis makanan yang dikonsumsi, jadwal makan yang tidak teratur, maupun pola aktivitas masyarakat yang jarang berolahraga. Manusia adalah makhluk sosial atau zoon politicon. Manusia membutuhkan manusia yang lain untuk memenuhi kebutuhannya termasuk kebutuhan akan kesehatan. Masalah kesehatan sering menjadi penyebab seseorang tidak lagi dapat

2 memenuhi sendiri kebutuhannya sehari-hari. Keadaan seperti ini menyebabkan orang tersebut membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya selagi menunggu dan berharap keadaannya dapat pulih kembali. Selama ini dalam kebiasaan masyarakat Indonesia, ketika seseorang mengalami sakit sudah menjadi kewajiban bagi keluarganya untuk merawat orang tersebut. Seiring dengan pertumbuhan yang pesat di bidang sosial ekonomi, menyebabkan tingkat aktivitas dan kesibukan masyarakat menjadi semakin padat. Masyarakat kota yang rata-rata aktivitasnya padat terkadang tidak memiliki waktu untuk merawat keluarganya yang sedang sakit atau sekedar menemani keluarganya yang sedang dirawat inap di rumah sakit. Orang yang memiliki aktivitas padat akan sulit untuk membagi waktu antara merawat keluarganya yang sakit atau menunggu keluarganya yang menjalani rawat inap atau opname. Kesulitan dalam membagi waktu tersebut juga diperparah dengan adanya peraturan jam besuk yang ditentukan oleh rumah sakit. Permasalahan lain juga akan timbul bagi orang yang sedang sakit dan harus di opname. Orang-orang yang harus menjalani rawat inap tidak semua dapat merasa nyaman dengan kondisi atau suasana di rumah sakit. Masalah yang sering muncul, pasien akan mengalami gangguan secara mental dan emosional yang justru akan berpengaruh terhadap proses penyembuhannya. Kesulitan lain yang muncul bagi pasien yang menjalani rawat inap maupun keluarganya adalah mengenai biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan dan perawatan pasien selama berada di rumah sakit. Biaya perawatan bagi pasien yang harus menjalani rawat inap terbilang cukup besar.

3 Pandangan masyarakat mengenai rumah sakit yang menjadi tempat utama dalam penyembuhan dan perawatan pasien saat ini sudah mulai berubah. Seseorang dengan kondisi penyakit dan kebutuhan perawatan tertentu tidak lagi harus menjalani rawat inap atau melakukan perawatan di rumah sakit. Perubahan pandangan ini sejalan dengan munculnya berbagai jenis penyedia jasa kesehatan yang menawarkan hal-hal yang dibutuhkan masyarakat saat ini. Bentuk pelayanan jasa kesehatan yang saat ini diminati masyarakat salah satunya adalah jasa pelayanan keperawatan yang dilakukan di rumah atau biasa disebut home care. Jasa home care memberikan pelayanan keperawatan bagi seseorang yang sakit atau membutuhkan perhatian khusus dalam hal kesehatan yang dapat dilakukan di rumah pasien itu sendiri. Perawatan di rumah tersebut juga perlu rekomendasi dari dokter untuk menangani pasien dengan kondisi tertentu dan berbagai pertimbangan terlebih dahulu terutama bagi pasien dengan penyakit tertentu. Faktor kenyamanan pasien, kemudahan akses kepada pasien bagi keluarga atau kerabat dan pertimbangan ekonomi membuat masyarakat saat ini banyak yang mulai memilih untuk menggunakan jasa pelayanan kesehatan home care. Pelayanan jasa home care yang dipilih dapat berasal dari jasa yang disediakan dan dikelola oleh pemerintah maupun yang disediakan dan dikelola oleh pihak swasta. Home care merupakan bagian atau lanjutan dari pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan

4 dampak penyakit. 1 Menurut Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan Depertemen Kesehatan RI, pelayanan keperawatan di rumah merupakan sintesis dari pelayanan keperawatan kesehatan komunitas dan ketrampilan teknis keperawatan klinik yang berasal dari spesialisasasi keperawatan tertentu. Pelayanan kesehatan home care dalam perkembangannya saat ini tidak hanya digunakan untuk merawat orang sakit saja. Masyarakat banyak yang menggunakan jasa home care untuk mendampingi dan merawat para lansia atau orang yang sudah lanjut usia yang sudah mulai membutuhkan perhatian khusus. Menggunakan jasa home care dapat dikatakan sebagai bentuk alternatif tanggung jawab sosial seseorang untuk merawat keluarganya yang sedang sakit atau yang sudah membutuhkan perhatian khusus. Kepadatan aktivitas seseorang menyebabkan dirinya sulit untuk menjalankan tanggung jawab sosial tersebut dan memilih untuk meminta bantuan dari perawat melalui penyedia jasa home care untuk merawat keluarganya tersebut. Jasa pelayanan kesehatan home care tidak hanya memiliki manfaat bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan jasa kesehatan. Belakangan ini dengan munculnya berbagai penyedia jasa yang menawarkan pelayanan jasa home care, tentunya akan membuka berbagai lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Jasa home care juga dapat memberikan penghasilan tambahan dan meningkatkan kesejahteraan bagi perawat yang digunakan jasanya. Pengguna jasa home care biasanya berasal dari 1 Lihat Pasal 32 ayat (4) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik

5 kalangan masyarakat dengan golongan ekonomi menengah keatas karena memang biaya yang digunakan untuk menggunakan jasa perawat tersebut tidaklah sedikit. Penyedia jasa home care yang banyak jumlahnya membuat masyarakat perlu lebih selektif dalam memilih menggunakan jasa dari penyedia jasa home care. Kesalahan dalam memilih penyedia jasa home care tentu berdampak tidak baik bagi pengguna jasa. Selektif dalam memilih memang sangat diperlukan mengingat jasa ini berkaitan dengan urusan kesehatan yang tidak semua orang dapat memahaminya. Perawat dalam jasa home care tidak hanya bertugas untuk merawat klien saja melainkan juga bertugas menjadi asisten, teman, sekaligus pendamping bagi klien. Melihat betapa vitalnya peran perawat dalam penggunaan jasa home care, tentu saja setiap orang menginginkan pelayanan yang berkualitas dan bertanggung jawab dari perawat yang disediakan oleh penyedia jasa home care. Melihat hal tersebut masingmasing penyedia jasa home care kemudian berlomba-lomba memberikan berbagai penawaran dan jaminan yang menarik bagi para calon pengguna jasa mereka. Pengguna jasa home care di Indonesia sebagian besar berasal dari kota besar. Hal tersebut tidaklah terlepas dari latar belakang kondisi sosial ekonomi masyarakat pada suatu tempat. Salah satu kota besar yang cukup banyak tersedia penyedia jasa home care adalah Kota Bandung. Kota dengan luas wilayah 16.731 hektar ini terletak di Provinsi Jawa Barat. Tingkat kepadatan penduduk di kota ini mencapai 14.494 jiwa/km 2 dan pada tahun 2012 tercatat memiliki jumlah penduduk sebanyak 2,6 juta

6 jiwa. Kota Bandung mendapat predikat sebagai kota metropolitan dan sebagai pusat perekonomian di Provinsi Jawa Barat dan sekitarnya. 2 Kota Bandung merupakan kota tujuan wisata dan pendidikan, hal tersebut menyebabkan aktivitas ketenagakerjaan di Kota Bandung pada umumnya adalah pada sektor jasa dan industri perdagangan. Berdasarkan latar belakang tersebut menyebabkan banyak orang yang mulai membuka dan menawarkan berbagai macam bentuk jasa termasuk jasa home care di Kota Bandung. Salah satu penyedia jasa home care yang terdapat di Kota Bandung adalah Lembaga Bina Masyarakat dan Kesehatan atau LBMK. Lembaga Bina Masyarakat dan Kesehatan ini berdiri sejak tahun 2004 dan memiliki sekretariat yang berlokasi di Kelurahan Pasir Endah, Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung. Menggunakan jasa home care dapat dikatakan memiliki beberapa perbedaan dengan menggunakan jasa dibidang kesehatan pada umumnya maupun jasa dibidang lain. Menggunakan jasa home care tidak dapat dilakukan secara instan. Setelah memilih penyedia jasa home care atau perawat, diperlukan penyesuaian terlebih dahulu baik untuk perawat itu sendiri maupun bagi orang yang akan menggunakan jasa perawat tersebut. Penyesuaian tersebut semata-mata guna menciptakan kondisi kerja yang baik, sehingga pelaksanaan perjanjian jasa home care dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang diinginkan. Selama masa pelaksanaan perjanjian jasa home care pula bukan tidak mungkin akan terdapat permasalahan maupun hambatan yang akan terjadi. Permasalah atau hambatan dapat dihindari dengan menjaga 2 http://ppid.bandung.go.id/profil-kota-bandung/ diakses pada tanggal 10 April 2016.

7 komunikasi yang baik antara pengguna jasa, perawat maupun penyedia jasa home care. Pengertian home care dalam Perkembangan Model Praktek Mandiri Keperawatan di Rumah yang disusun oleh PPNI dan DEPKES, home care adalah pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien, individu dan keluarga, direncanakan, dikoordinasikan, dan disediakan, oleh pemberi pelayanan, yang diorganisir untuk memberi pelayanan rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian kerja atau kontrak. Perjanjian atau kontrak dalam menggunakan jasa home care merupakan hal yang penting. Perjanjian atau kontrak memiliki fungsi preventif yakni agar tidak ada konflik dikemudian hari dalam menggunakan jasa home care karena ketidak jelasan batasan hak dan kewajiban baik antara pengguna jasa maupun penyedia jasa. Penyusunan perjanjian yang baik dan pemahaman akan isi dari perjanjian tersebut menjadi hal yang penting dalam menggunakan jasa home care. Kelengkapan fasilitas dan kualitas pelayanan dari penyedia jasa home care belum tentu menjamin pelaksanaan perjanjian home care yang bebas dari permasalahan. Pelaksanaan perjanjian jasa home care yang sesuai sebagaimana diharapkan oleh para pihak adalah tujuan utama dari penggunaan jasa ini. Isi perjanjian yang baik bukan hanya mengenai hal-hal yang menjadi kewajiban dan hak para pihak semata. Kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan dan kaidahkaidah yang ada dalam membuat perjanjian merupakan hal yang tidak kalah penting dalam menyusun suatu perjanjian.

8 Lembaga Bina Masyarakat dan Kesehatan atau LBMK di Kota Bandung merupakan salah satu penyedia jasa home care yang memberikan suatu bentuk perjanjian tertulis bagi para calon pengguna jasanya. LBMK sudah berdiri sejak tahun 2004 sehingga dapat dikatakan cukup memiliki pengalaman dalam bidang jasa home care dan memiliki pengguna jasa yang relatif banyak jumlahnya. Sasaran dari jasa home care LBMK adalah orang yang telah menjalani rawat inap, orang yang menjalani rawat jalan, dan idividu berisiko seperti bayi, balita dan lansia. Pengguna jasa LBMK kebanyakan dari kalangan lansia dan orang dengan kebutuhan khusus. Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis menjadi tertarik untuk melakukan penelitian dan pengkajian lebih lanjut terkait pelaksanaan perjanjian jasa home care melalui LBMK dengan kriteria klien yang merupakan individu berisiko. Oleh karena itu penulis mengangkat suatu penulisan hukum yang berjudul PELAKSANAAN PERJANJIAN JASA HOME CARE MELALUI LEMBAGA BINA MASYARAKAT DAN KESEHATAN DI KOTA BANDUNG. B. Rumusan Masalah Perumusan masalah yang akan dikaji lebih rinci oleh penulis adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pelaksanaan perjanjian jasa home care yang dilakukan melalui Lembaga Bina Masyarakat dan Kesehatan yang ada di Kota Bandung? 2. Bagaimanakah upaya perlindungan hukum bagi klien maupun bagi Lembaga Bina Masyarakat dan Kesehatan bila terjadi sengketa dalam pelaksanaan perjanjian jasa home care?

9 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut diatas, penulis memiliki tujuan yang hendak dicapai. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Obyektif a. Untuk mengetahui pelaksanaan perjanjian jasa home care yang dilakukan melalui Lembaga Bina Masyarakat dan Kesehatan di Kota Bandung. b. Utnuk mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh klien selaku pengguna jasa maupun Lembaga Bina Masyarakat dan Kesehatan selaku penyedia jasa bila terjadi perselisihan dalam pelaksanaan perjanjian jasa home care. 2. Tujuan Subyektif a. Untuk menambah wawasan, dan pemahaman penulis khususnya dibidang hukum perdata yang berkaitan langsung dengan masyarakat. b. Untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. D. Keaslian Penelitian Penulis telah melakukan penelusuran kepustakaan di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, dan tidak menemukan penulisan hukum terkait pelaksanaan perjanjian jasa home care dan yang secara khusus dilakukan melalui LBMK dan berlokasi di Kota Bandung. Penulis menemukan judul penulisan hukum yang sejenis dengan judul yang penulis buat yaitu:

10 Judul : Pelaksanaan Perjanjian Melakukan Jasa Antara Lembaga Baby Sitter dengan Orang Tua Anak di Kotamadia Daerah Tingkat II Magelang Penulis : Arovati Wardani Tahun : 1994 Rumusan Masalah : Bagaimanakah bentuk-bentuk wanprestasi yang terjadi dalam pelaksanaan perjanjian antara lembaga baby sitter dengan orang tua anak dan bagaimanakah upaya penyelesaiannya? Perbedaan penelitian yang dilakukan penulis dengan penelitian tersebut diantaranya adalah dari obyek penelitian dimana dalam penelitian tersebut obyeknya adalah perjanjian melakukan jasa dengan lembaga baby sitter sedangkan obyek penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah pelaksanaan perjanjian jasa home care melalui LBMK. Terdapat perbedaan pada lokasi penelitian, dimana penelitian tersebut dilakukan di Kota Magelang sedangkan penelitian yang dilakukan penulis berlokasi di Kota Bandung. Rumusan masalah yang akan dibahas juga terdapat perbedaan dimana dalam penelitian tersebut difokuskan pada wanprestasi dan penyelesaiannya sedangkan penelitian yang dilakukan penulis akan membahas pelaksanaan perjanjian dan perlindungan hukum bagi para pihak yang terlibat. Penulis beranggapan berdasarkan uraian di atas bahwa Penulisan Hukum yang penulis buat dengan judul Pelaksanaan Perjanjian Jasa Home Care melalui Lembaga Bina Masyarakat dan Kesehatan di Kota Bandung adalah asli atau belum pernah dilakukan dan memiliki perbedaan dengan penulisan hukum yang lain.

11 Namun apabila terdapat penelitian yang serupa diluar pengetahuan penulis, maka sangat diharapkan penelitian ini akan dapat melengkapi. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi ilmu pengetahuan, diharapkan dapat memberikan sedikit gagasan dalam perkembangan ilmu hukum khususnya dibidang hukum perdata berkenaan dengan perjanjian menggunakan jasa tertentu, dan aspek keperdataan praktik keperawatan. 2. Bagi penulis, dapat memahami penerapan teori-teori, asas-asas maupun kaidah-kaidah dalam hukum perdata dalam pelaksanaan perjanjian jasa home care di masyarakat. 3. Bagi masyarakat, dapat memberikan tambahan informasi terkait penggunaan jasa home care sebelum menggunakan jasa tersebut dan dapat digunakan sebagai pilihan solusi dari masalah yang mungkin muncul selama menggunakan jasa home care. 4. Bagi penyedia jasa home care, dapat menjadi masukan dalam pelaksanaan perjanjian jasa home care sehingga dapat lebih menjamin terlaksananya perjanjian dan melakukan upaya-upaya agar terhindar dari sengketa mengenai pelaksanaan perjanjian tersebut.