BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

TUGAS AKHIR ANALISIS PERHITUNGAN OEE ( OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena tim perbaikan tidak mendapatkan dengan jelas

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah performance mesin yang digunakan (Wahjudi et al., 2009). Salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Analisa Peningkatan..., Achmad, Fakultas Teknik 2016

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. b. Meminimalkan biaya bahan baku dan upah kerja. c. Kecepatan proses produksi dengan basis mess production yang seragam.

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan model..., Deni Juharsyah, FT UI, 2009.

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kondisi mesin/peralatan tersebut agar tidak mengalami kerusakan maka

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pengantar Manajemen Pemeliharaan. P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Stephens (2004:3), yang. yang diharapkan dari kegiatan perawatan, yaitu :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan. Perbaikan yang diharapkan dapat meningkatkan keutungan bagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu faktor penunjang keberhasilan dalam dunia industri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa sekarang

Analisis Overall Equipment Effectiveness pada Mesin Wavetex 9105 di PT. PLN Puslitbang

dalam pembahasan sehingga hasil dari pembahasan sesuai dengan tujuan yang

BAB V ANALISIS HASIL

BAB I PENDAHULUAN. kondisi full capacity serta dapat menghasilkan kualitas produk seratus persen.

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi agar perusahaan dapat melakukan proses produksi. Teknologi yang

PRESENTASI SIDANG SKRIPSI. September

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang sejajar dengan bangsa-bangsa lainnya. Salah satu cara yang

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab ini, akan dibahas hasil kesimpulan dan saran dari peneilitian yang telah dilakukan.

Analisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masalah dalam mesin/peralatan produksi, misalnya mesin berhenti secara tiba-tiba,

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menyusun kembali strategi dan taktik bisnisnya sehari-hari. Persaingan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada. perusahaan tersebut seperti man, machine, material, methode serta

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Analisis Perhitungan Overall Equipmenteffectiveness (OEE).

BAB 3 LANDASAN TEORI

Jl. Kaliurang Km 14.4 Sleman, DIY ,2) ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESIN MESPACK DI PT. UNILEVER INDONESIA DEA DERIANA

Gambar 1.1 merupakan logo perusahaan PT Kabepe Chakra : Gambar 1.1 Logo Perusahaan PT Kabepe Chakra Sumber : Kabepe Chakra (2014)

Universitas Widyatama I -1

PENGUKURAN PRODUKTIFITAS MESIN UNTUK MENGOPTIMALKAN PENJADWALAN PERAWATAN (STUDI KASUS DI PG LESTARI)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian, adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. peragian yang ada di Brew house depart hingga proses packaging PT. MBI. produktivitas yang diinginkan perusahaan dapat tercapai.

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017

Kesimpulan dan Saran BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk

BAB I PENDAHULUAN. kemasan, hingga produk jadi. Proses tersebut dilakukan di laboratorium quality

Sistem Manajemen Maintenance

Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun ISBN:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai beberapa keunggulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN TUGAS AKHIR. SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan. Studi Strata Satu (S1) Gelar Sarjana Teknik Industri

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI PADA PTP.N II PABRIK RSS TANJUNG MORAWA KEBUN BATANG SERANGAN

BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

I. PENDAHULUAN. penyebarannya terbanyak di pulau Jawa dan Sumatera, masing-masing 50% dan

Analisa Total Productive Maintenance pada Mesin Machining Center pada PT. Hitachi Power System Indonesia (HPSI) Dengan Menggunakan Metode

STUDI KASUS PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)

BAB I PENDAHULUAN. industri baik dalam bidang teknologi maupun dalam bidang manajemen,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. 13,5% per tahun dan nilai pasar industri farmasi di Indonesia ditargetkan

ANALISA FAKTOR-FAKTOR SIX BIG LOSSES PADA MESIN CANE CATTER I YANG MEMPENGARUHI EFESIENSI PRODUKSI PADA PABRIK GULA PTPN II SEI SEMAYANG

BAB IV METODE PENELITIAN

PERANCANGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE MESIN JUMPING SAW DI PT. RAMA GOMBONG SEJAHTERA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS PEMELIHARAAN PRODUKTIF TOTAL PADA PT. WAHANA EKA PARAMITRA GKD GROUP

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGUKURAN MANAJEMEN PERAWATAN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE

ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA LINI PRODUKSI MESIN PERKAKAS GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan nasional Indonesia menuju negara maju tidak lepas dari

EARLY EQUIPMENT MANAGEMENT

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu sistem yang diadakan dan dirancang untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pada industri manufaktur mesin/peralatan yang telah tersedia dan siap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KARYA AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan. Oleh TENGKU EMRI FAUZAN

PENERAPAN SISTEM PERAWATAN TERPADU DALAM UPAYA MENINGKATKAN KONDISI OPERASIONAL PERALATAN WORKSHOP DAN LABORATORIUM

BAB III KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. produksi sehingga dapat meningkatkan kualitas, kenyamanan, produktivitas, serta

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

Evaluasi Efektivitas Mesin Filter Press

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era kompetisi global dan industrialisasi yang semakin canggih,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, memacu industri farmasi untuk meningkatkan kualitas produksi obatnya. Tuntutan akan adanya obat-obatan yang bermutu, aman, dan efektif semakin meningkat dengan membaiknya taraf hidup dan pendidikan masyarakat. Oleh karena itu, pada proses pembuatan obat diperlukan pengawasan yang menyeluruh agar dihasilkan obat yang bermutu tinggi dengan harga yang terjangkau. Industri farmasi merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai kewajiban memproduksi dan menyalurkan obat-obatan maupun perbekalan farmasi lainnya yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam memproduksi sediaan obat, industri farmasi dituntut untuk dapat menghasilkan obat yang harus memenuhi persyaratan khasiat (efficacy), keamanan (safety), dan mutu (quality) dalam dosis terapeutik. Perkembangan yang sangat pesat dan teknologi farmasi dewasa ini mengakibatkan 1

2 perubahan-perubahan yang sangat cepat pula dalam konsep serta persyaratan CPOB. Produk yang bermutu tidak dapat ditentukan berdasarkan pemeriksaan produk akhir saja, melainkan setiap komponen yang berhubungan dengan proses produksi, mulai dari penyiapan bahan baku, bahan kemas, proses pembuatan, pengemasan, termasuk bangunan dan personil harus mengikuti Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). CPOB merupakan pedoman pembuatan obat bagi industri farmasi di Indonesia yang bertujuan untuk menjamin obat yang dibuat secara konsisten dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan sesuai dengan tujuan penggunanya. CPOB mencakup seluruh aspek produksi dan pengendalian mutu. PT. HJ merupakan anak perusahaan PT. Kalbe Farma Tbk., yang masuk dalam 20 perusahaan farmasi terbesar di Indonesia dan termasuk dalam tiga perusahaan farmasi generik terbesar di Indonesia. PT. HJ berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pengadaan obat yang berkualitas, dengan harga terjangkau sehingga dapat memenuhi kebutuhan obat di Indonesia. Industri Farmasi memiliki peran penting

3 dalam penyediaan pelayanan kesehatan dan pengadaan obat-obatan yang bermutu. Obat yang bermutu adalah obat yang aman, berkhasiat, dan bisa diterima atau digunakan oleh masyarakat. Peran obat dimulai dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, diagnosis, pengobatan serta pemulihan. Oleh karena itu, obat harus diusahakan agar selalu tersedia saat dibutuhkan. Industri farmasi yang mampu memproduksi obat yang bermutu tinggi akan memperoleh kepercayaan dari masyarakat dan akan mampu bersaing di pasaran. Peralatan industri obat-obatan merupakan salah satu perusahaan farmasi terbesar yang sekarang banyak menggunakan teknologi canggih pada peralatan-peralatan produksi dan penunjang produksi. Saat ini pemeliharaan yang dilakukan belum mampu memberikan efektifitas pemakaian alat yang tinggi. Hal ini terlihat dari frekuensi dan jumlah mesin yang mengalami kerusakan masih cukup banyak dan hal ini sangat mengganggu aktifitas proses produksinya. Menjadi perusahaan sesuai standart kelas dunia bertujuan untuk meningkatkan prouktivitas dan kualitas dengan memfokuskan pada penghilangan pemborosan dan aktivitas yang tidak menambah nilai di dalam organisasi

4 serta merekrut tenaga kerja yang berdaya guna dan termotivasi yang dapat secara berkesinambungan memperbaiki cara kerjanya. Oleh karena itu PT. HJ mengadopsi TPM. Lima pokok definisi TPM HJ, yaitu bertujuan membangun budaya perusahaaan yang senantiasa berupaya meningkatkan efktifitas mesin (Overall Equipment Effectiveness/OEE); membangun sistem TPM yang terintegrasi untuk memerangi losses; melibatkan semua departemen yang terkait dengan perawatan mesin dan melibatkan setiap anggota organisasi mulai dari top manajemen hingga lapis terdepan dan mencapai zero losses melalui kegiatan kelompok kecil (SGA). Tablet merupakan bentuk sediaan farmasi yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat, karena keunggulannya yaitu cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air, menutup rasa dan bau yang tidak enak, memiliki ketahanan fisik yang cukup terhadap gangguan mekanis selama produksi, pengemasan dan transport, stabil terhadap udara dan suhu lingkungan, bebas dari kerusakan fisik, serta stabil cukup lama selama penyimpanan, mudah cara pemakaiannya, tepat dosis,

5 dari segi ekonomi lebih murah dibanding dengan bentuk sediaan obat lainnya (Farmakope Indonesia, 1995). Asam mefenamat adalah salah satu produk yang paling banyak di produksi di PT. HJ. Nama dagang produk asam mefenamat yang diproduksi di PT. HJ salah satunya adalah stanza. Karena produksi stanza yang cukup besar dan banyak maka dalam proses tabletingnya stanza disebut sebagai produk campaign. Produk campaign adalah produk yang langsung secara terusmenerus diproses pada tableting dalam jangka yang besar dan tidak terputus. Biasanya sekaligus hingga 10 batch/minggu dalam proses tableting. Karena merupakan produk campaign maka pemantauan terhadap stanza ini sangat diperhatikan. Adanya permasalahan yang timbul pada produk campaign ini adalah adanya tablet yang lengket pada punchies. Lengketnya tablet pada saat proses tableting dapat diprediksikan karena adanya kesalahan dalam beberapa aspek antara lain ditinjau pada segi man, methode, material dan machine. Kerusakan mesin atau peralatan akan menyebabkan waktu terbuang sia-sia yang mengakibatkan kerugian bagi perusahaan akibat berkurangnya volume produksi atau kerugian

6 material akibat produk yang dihasilkan cacat. Produk cacat yang dihasilkan akan mengakibatkan kerugian material, mengurangi jumlah produksi, limbah produksi meningkatkan dan peningkatan biaya untuk pengerjaan ulang. Kerugian akibat pengerjaan ulang termasuk biaya tenaga kerja dan waktu yang dibutuhkan untuk berproduksi kembali. Menjadi perusahaan sesuai standart kelas dunia bertujuan untuk meningkatkan prouktivitas dan kualitas dengan memfokuskan pada penghilangan pemborosan dan aktivitas yang tidak menambah nilai di dalam organisasi serta merekrut tenaga kerja yang berdaya guna dan termotivasi yang dapat secara berkesinambungan memperbaiki cara kerjanya. Oleh Karena itu PT. HJ mengadopsi Total Productive Maintenance (TPM). Program 5S merupakan dasar atau pondasi dari karakter TPM yang dikenal sebagai bagian dari manajemen tempat kerja yang paling fundamental dan sangat efektif untuk mendisiplinkan karyawannya dalam mengelola tempat kerja dengan rapih, bersih, terorganisir, produktif dan berbudaya. Seiring dengan perkembangannya yang pesat dan banyak diadopsi oleh

7 perusahaan utama didunia saat ini, di Indonesia sistem ini dapat diterjemahkan dan dikenal dengan istilah 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin). Pada PT. HJ sistem 5S telah berjalan lama. Sehingga pada penerapan TPM di PT. HJ tidaklah mengalami suatu kendala (Nakajima, 1988) TPM menyangkut peningkatan operasional atau sistem pemeliharaan implementasi good house keeping, peningkatan kemampuan menyelesaikan masalah dan menghasilkan zero breakdown, zero accident, zero defect. kedelapan pilar dalam TPM antara lain Automous maintenance; planed maintenance/pm; Focus improvement; Education and Training; EEM (Early Equipment management); Quality maintenance; Office (administration and support department); and SHE (Safety, Health, and Environment) (Nakajima, 1988). Total Productive Maintenance (TPM) merupakan system pemeliharaan yang sedang berkembang karena keunggulan-keunggulan yang dimilikinya. Dalam melakukan penelitian ini digunakan teknik pengambilan data dengan interview dan data perusahaan. Hasil analisa menunjukkan bahwa perusahaan memerlukan TPM.

8 Langkah selanjutnya adalah membuat suatu rencana program master plan penerapan TPM sistem pemeliharaan. Dalam menerapkan TPM terdiri atas tiga tahap utama yang harus dilaksanakan dan merupakan prosedur penerapan. Masing-masing tahap diuraikan lagi menjadi beberapa langkah dan program yang dimulai dari tahap persiapan, tahap penerapan dan tahap stabilisasi. TPM merupakan pencapaian efisiensi pemeliharaan mandiri melalui satuan sistem yang lengkap berdasarkan keikutsertaan seluruh karyawan. Selain itu, TPM gabungan dari beberapa ilmu tingkah laku (manusia dan mesin), rekayasa sistem, ekologi (perubahan mesin), dan logistic. TPM drancang untuk mencegah terjadinya suatu kerugian karena penghentian kerja, yang disebabkan oleh kegagalan dan penyesuiaian, kerugian kecepatan yang di akibatkan dari penghentian minor dan pengurangan kecepatan, dan kerugian karena cacat yang disebabkan oleh cacat dalam proses dimulainya dan penurunan hasil dengan meningkatkan metode manufaktur dengan penggunaan dan pemeliharaan perlengkapan. Keberhasilan kegiatan TPM haruslah terukur agar pelaksanaan kegiatannya jelas dan terarah. Parameter

9 untuk mengukur kegiatan ini adalah TPM Indeks, yang meliputi : Ketersediaan (Availability), Performa / Kinerja mesin (Performance), Kualitas produk (Quality). Keseluruhan parameter dari setiap aktivitas tersebut diatas (Availability, Performance dan Quality) dinamakan Overall Equipment Effectivenes (OEE) yang merupakan parameter indikator menyeluruh didalam mengidentifikasikan tingkat produktivitas mesin/ peralatan dan kinerja secara teori (Fitriadi, 2013). Pengukuran ini sangat penting untuk mengetahui area mana yang perlu untuk ditingkatkan produktivitas maupun efisiensi mesin / peralatan. Faktor sangat dominan penunjang keberhasilan pelaksanaan TPM adalah: organisasi yang solid, komitmen manajemen, keterlibatan setiap insan, penerapan atau tindak lanjut dari perencanaan yang telah ditetapkan, tersedianya Preventive Maintenance yang baik di perusahaan, dan ada orang-orang yang peduli pada kegiatan divisi produksi, manufaktur dan engineering dalam menjalankan TPM. Sedangkan faktor-faktor dominan penunjang keberhasilan pelaksanaan TPM adalah manajemen tingkat menengah, arahan menuju misi dari

10 perusahaan, ketrampilan koordinator TPM untuk berkomunikasi, pelatihan yang baik bagi seluruh organisasi, pengukuran kinerja peralatan, pengetahuan dan keyakinan, teknisi pemeliharaan, waktu yang dialokasikan untuk pelaksanaan TPM, motivasi dari manajemen dan etos kerja dan menugaskan seseorang secara penuh untuk mengawasi pelaksanaan TPM. 1.2. Rumusan Masalah Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. Tablet merupakan bentuk sediaan farmasi yang paling banyak tantangannya di dalam mendesain dan membuatnya. Adapun masalah yang dapat muncul selama proses pencetakan tablet secara umum, seperti Picking atau perpidahan bahan dari permukaan tablet dan menempel pada permukaan punch, yang seperti dialami oleh produk stanza saat ini. Kerusakan mesin atau peralatan akan menyebabkan waktu terbuang sia-sia yang mengakibatkan kerugian bagi perusahaan akibat berkurangnya volume produksi

11 atau kerugian material akibat produk yang dihasilkan cacat. Produk cacat yang dihasilkan akan mengakibatkan kerugian material, mengurangi jumlah produksi, limbah produksi meningkatkan dan peningkatan biaya untuk pengerjaan ulang. Kerugian akibat pengerjaan ulang termasuk biaya tenaga kerja dan waktu yang dibutuhkan untuk berproduksi kembali. Sehingga PT. HJ mengadopsi TPM, Total Productive Maintanance adalah suatu program untuk pengembangan fundamental dari fungsi pemeliharaan dalam suatu organisasi, yang melibatkan seluruh SDM-nya. Hal ini yang digunakan oleh PT. HJ untuk menangani kasus yang ada saat ini, jika di implementasikan secara penuh. Apakah TPM dapat menangani kasus tablet lengket pada produk stanza?. 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mengetahui potensi lengketnya tablet stanza pada punch pada saat proses tableting. Dengan tujuan lainnya yaitu untuk tercipta Quality Maintenance sebagai salah satu pilar Total Productivity Management terhadap proses tableting produk stanza.

12 Tujuan TPM untuk mengoptimalkan daya tahan peralatan produksi adalah : a. TPM dilakukan untuk mengembalikan kondisi peralatan produksi pada keadaan yang optimal untuk dipakai dalam proses produksi. b. TPM diperlukan untuk meningkatkan keterlibatan operator dalam pemeliharaan peralatan produksi. c. TPM diperlukan untuk meningkatkan efektivitas dan effesiensi proses pemeliharaan. d. TPM di perlukan untuk melatih para karyawan untuk meningkatkan keahlian kerja mereka e. TPM diperlukan untuk melakukan manajemen pemeliharaan alat dan tindakan pencegahan terhadap kerusakan peralatan produksi. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian dimaksudkan untuk mendapatkan manfaat yang dapat berguna baik kepada peneliti dan kepada perusahaan, baik manfaat berikut terdiri dari dua kategori yaitu manfaat secara akademis dan manfaat secara praktis

13 1. Manfaat akademis: memberikan pengalaman penelitian secara langsung dalam penganganan defect dan memberikan pengalaman secara langsung dalam penerapan TPM 2. Manfaat praktis: Adanya pemecahan masalah terhadap defect yang timbul karena adanya produk stanza yang menempel pada punch. Dan memberikan pengalaman mengenai tugas dan tanggung jawab department QC dalam menjaga Quallity maintenance pada mesin. 1.5. Sistematika Penulisan Tesis Tesis dengan judul Penerapan TPM dalam Upaya Menurunkan Defect pada Produk Stanza di PT. HJ Cikarang, Bekasi, terdiri dari 5 bab antara lain : Bab 1 : Pendahuluan Bagian ini berisi mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitan, dan manfaat penelitian. Bab 2 : Kajian Pustaka Berisi tinjauan pustaka yang terdiri dari Total Productive Maintenance, Quality maintenance, karakteristik tentang tablet dan Evaluasi sediaan tablet.

14 Bab 3 : Metode Penelitian Bagian ini berisi mengenai pendekatan dan jenis penelitian, subyek penelitian, instrument penelitian, prosedur penelitian, dan definisi operasional variable yang digunakan untuk penyusunan tesis Bab 4 : Gambaran Umum dan Pembahasan Hasil Penelitian Bagian ini berisi mengenai temuan penelitian, pembahasan dan profil perusahaan. Bab 5 : Kesimpulan dan Saran Bagian ini berisi mengenai kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan.