PERANCANGAN TEKNIS BAUT BATUAN BERDIAMETER 39 mm DENGAN KEKUATAN PENOPANGAN kn LOGO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

III. METODE PENELITIAN

ANALISA KEKUATAN CRANKSHAFT DUA-SILINDER KAPASITAS 650 CC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

METODOLOGI PERANCANGAN. Dari data yang di peroleh di lapangan ( pada brosur ),motor TOYOTA. 1. Daya maksimum (N) : 109 dk

BAB IV ANALISA DESAIN MEKANIK CRUISE CONTROL

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

ANALISA DESAIN STRUKTUR DAN KESTABILAN SUSPENSI PASSIVE PADA SMART PERSONAL VEHICLE 2 RODA

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB III PEMODELAN DAN HASIL PEMODELAN

Rancang Bangun Alat Bantu Potong Plat Bentuk Lingkaran Menggunakan Plasma Cutting

BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN TRANSMISI PADA MESIN PERAJANG TEMBAKAU DENGAN PENGGERAK KONVEYOR

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

METODE PENELITIAN. Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh

PERENCANAAN MEKANISME PADA MESIN POWER HAMMER

Presentasi Tugas Akhir

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CONNECTING ROD DAN CRANKSHAFT MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65 CC. Widiajaya

ANALISA KONSTRUKSI DAN PERECANAAN MULTIPLE FIXTURE

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III ANALISA PERHITUNGAN. 3.1 Putaran yang dibutuhkan dan waktu yang diperlukan

BAB III OPTIMASI KETEBALAN TABUNG COPV

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

11 Firlya Rosa, dkk;perhitungan Diameter Minimum Dan Maksimum Poros Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan

III. METODELOGI. satunya adalah menggunakan metode elemen hingga (Finite Elemen Methods,

TUGAS AKHIR PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBUKA BALL BEARING DENGAN HYDRAULIC JACK 4 TON

BEARING STRESS PADA BASEPLATE DENGAN CARA TEORITIS DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SIMULASI ANSYS

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI PADA FLOCCULATOR. Dwi Cahyo Prabowo Jurusan Teknik Mesin Pembimbing: Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

EDISI 8 NO 1 AGUSTUS 2016 ITEKS ISSN Intuisi Teknologi Dan Seni

Perancangan Sistem Transmisi Untuk Penerapan Energi Laut

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB IV. kemudian diteruskan ke elemen mesin yang lain yang terdapat pada mesin automatic. Power (2.1)

PERHITUNGAN HEAT GENERATION MECHANICAL SEAL PADA POMPA SENTRIFUGAL 019P111A JENIS OVERHUNG DI PT. PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT IV CILACAP

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN. Mulai

Sidang Tugas Akhir (TM091486)

Bab 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV DESIGN DAN ANALISA

FRAME DAN SAMBUNGAN LAS

Oleh: Bayu Wijaya Pembimbing: Dr. Ir. Agus Sigit Pramono, DEA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN ALAT UJI SISTEM REM DAN DETAIL DRAWING KOMPONEN REM MOBIL MULTIGUNA PEDESAAN

TUJUAN PEMBELAJARAN. 3. Setelah melalui penjelasan dan diskusi. mahasiswa dapat mendefinisikan pasak dengan benar

Analisa Mekanik Brake Shoe Tipe T-360 Dan Tipe T-359 KK Dengan Metode Elemen Hingga

BAB V ANALISA HASIL. 1. Tegangan-tegangan utama maksimum pada pipa. Dari hasil perhitungan awal dapat diketahui data-data sebagai berikut :

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN TEGANGAN DAN SIMULASI SOFTWARE

PENGEMBANGAN PENYANGGA BOX MOBIL PICK UP MULTIGUNA PEDESAAN

ANALISIS DEFLEKSI DAN TEGANGAN SHOCK ABSORBER RODA BELAKANG SEPEDA MOTOR YAMAHA JUPITER

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

PERENCANAAN ALAT BANTU PENGANGKAT DAN PEMINDAH KERTAS GULUNG

BAB 5 SAMBUNGAN BAUT

PERANCANGAN DAN ANALISIS PEMBEBANAN GERGAJI RADIAL 4 ARAH

SKRIPSI PERANCANGAN BELT CONVEYOR PENGANGKUT BUBUK DETERGENT DENGAN KAPASITAS 25 TON/JAM

Analisis Kekuatan dan Deformasi Piston Mesin Bensin-Bio Etanol dan Gas dengan Injeksi Langsung untuk Kendaraan Nasional dengan Simulasi Numerik

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

Tugas Akhir ANALISA PENGARUH TEBAL DAN GEOMETRI SPOKE BERBENTUK SQUARE BAN TANPA ANGIN TERHADAP KEKAKUAN RADIAL DAN LATERAL

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

BAB II DASAR TEORI. rokok dengan alasan kesehatan, tetapi tidak menyurutkan pihak industri maupun

IV. ANALISA PERANCANGAN

Analisa Kekuatan Material Velg Sepeda Motor Jenis Casting Wheel Terhadap Tumbukan dengan Variasi Kecepatan

SIDANG TUGAS AKHIR: ANALISA STRUKTUR RANGKA SEPEDA FIXIE DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Andra Berlianto ( )

TEORI SAMBUNGAN SUSUT

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

BAB IV PERHITUNGAN DAN HASIL PEMBAHASAN

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan.

IV. PENDEKATAN DESAIN

ANALISA KEKUATAN MATERIAL PADA PROSTHESIS TOTAL KNEE JOINT REPLACEMENT

Perhitungan Pneumatik

PEMANFAATAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA MESIN BALANCING RODA MOBIL

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CYLINDER BLOCK DAN CRANKCASE MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65CC

PERANCANGAN KONSTRUKSI PADA SEGWAY

MESIN PEMINDAH BAHAN

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram

MAKALAH ELEMEN MESIN RANTAI. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elemen Mesin

BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM

PERANCANGAN POMPA TORAK 3 SILINDER UNTUK INJEKSI LUMPUR KEDALAMAN FT DENGAN DEBIT 500 GPM

SETYO SUWIDYANTO NRP Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc

BAB III METODE PEMBUATAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN 1. = 82 mm. = 157,86 mm = 8,6 mm. = 158,5 mm (1 0,004)

Bagaimana menentukan spesifikasi kantung udara yang efektif dengan memvariasikan ukuran tongkang, spesifikasi airbag dan jarak antar airbag?

ANALISA PENGARUH FLYWHEEL DAN FIRING ORDER TERHADAP PROSES KERJA MESIN DIESEL

Transkripsi:

www.designfreebies.org PERANCANGAN TEKNIS BAUT BATUAN BERDIAMETER 39 mm DENGAN KEKUATAN PENOPANGAN 130-150 kn

Latar Belakang Kestabilan batuan Tolok ukur keselamatan kerja di pertambangan bawah tanah Perencanaan Baut Batuan Mampu menopang batuan sehingga longsor bisa dihindari Baut batuan yang ada sangat mahal Menggunakan material standard pasar lokal dengan kekuatan bersaing secara internasional

Penelitian Terdahulu Scott (197) Mendesain grouted bolt, memberi nama split set untuk baut batuan berdiameter 33 mm, 39 mm dan 46 mm. Bahan yang dipergunakan adalah ASTM F 43-95 galvanized Mattews et al (1981), Mah (1997), Martin L. (00) Melakukan modifikasi jenis kurva stabilitas guna mendapatkan harga kekuatan penopangan yang optimal melalui pengaturan jarak antar baut batuan Tomory (1998), Johnson dkk (004), Dolsak (005 dan 008) Menentukan umur baut batuan menggunakan Miniature Data Acquisition Sistem (MIDAS). Menentukan mekanisme pelubangan batuan yang tepat menggunakan Self Drilling Anchor. Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan baut batuan.

Perumusan Masalah Permasalahan yang diangkat dalam perencanaan baut batuan berdiameter 39 mm dengan kekuatan penopangan 130-150 kn ini adalah bagaimana merancang baut batuan yang akan digunakan pada pertambangan bawah tanah, meliputi dimensi baut batuan dan pemilihan material yang tepat

Batasan Masalah 1 3 4 5 6 Material baut batuan disumsikan homogen Penelitian difokuskan pada baut batuan, tanpa melibatkan bearing plate Baut batuan dirancang untuk skala pertambangan Model baut batuan disesuaikan dengan kebutuhan Perencanaan mesin bending roll dilakukan hanya pada perhitungan daya motor listrik. Mekanisme pelubangan batuan sebagai tempat masuknya baut batuan tidak dijelaskan secara rinci pada penelitian ini.

Manfaat Penelitian Mengetahui dan memahami proses pembuatan baut batuan Baut batuan yang telah dibuat dengan menggunakan material standard yang ada di pasar dapat memenuhi kebutuhan pertambangan dan mampu bersaing dengan produk sejenis yang sudah ada.

Tujuan Perancangan Merancang baut batuan dengan mengoptimalkan biaya produksi Memilih bahan yang sesuai dengan tingkat kekuatan yang dibutuhkan. Mensimulasikan kekuatan material baut batuan dalam menopang batuan, menggunakan software ANSYS 11.

Gambar Produk Keterangan untuk dimensi baut batuan adalah sebagai berikut : panjang = 1067 mm Diameter luar = 39 mm Tebal =,5 mm Panjang Gap =,5 mm Keterangan untuk dimensi bearing plate adalah sebagai berikut : A = 15 mm B = 4,5 mm C = 40 mm

Aplikasi Baut Batuan Dinding area pertambangan Pertambangan bawah tanah terowongan

Fungsi Baut Batuan Fungsi penahan Baut batuan harus mampu menahan massa batuan dengan mengandalkan tegangan geser material terhadap batuan Fungsi penekan Baut batuan memberikan tekanan ke dinding lubang bor berupa gaya spring back material. Fungsi penguat Baut batuan menguatkan lapisan batuan dengan mencegah terjadinya pergeseran antar lapisan batuan

Spesifikasi Mesin Bending Roll Mesin bending roll menggunakan hidrolik, masing-masing ton dengan menggunakan 3 roller. Daya (hp) = 9 hp Putaran (n) = 145 rpm

Flowchart Perancangan START Perumusan Masalah Studi Literatur Pengumpulan data A

A Perhitungan kekuatan baut batuan Simulasi pemodelan baut batuan dengan ANSYS 11 Tidak Apakah tegangan kritis yang dialami baut batuan < tegangan yield material? Ya Model baut batuan sesuai dengan desain dan siap untuk difabrikasi END

Spesifikasi Baut Batuan

Dimensi baut batuan

Perencanaan Baut Batuan Perencanaan Mesin Bending Roll Pemodelan Baut Batuan Menggunakan Software ANSYS 11 Perencanaan Material Baut Batuan Identifikasi Pembebanan Pada Baut Batuan

Perencanaan Mesin Bending Roll Setelah Torsi diketahui, daya motor dapat dihitung Mencari gaya tangensial untuk menghitung Torsi Pertama kali, Menentukan kekuatan hidrolik, putaran motor, rasio gear box

Perencanaan Material Baut Batuan Menentukan kebutuhan material Memiliki tensile strength tinggi Memiliki modulus elastisitas rendah Memiliki harga kekerasan tinggi Material tahan korosi Material mudah didapatkan serta harganya terjangkau Memilih material sesuai dengan kebutuhan SS-304 Tensile Strength = 50 MPa Yield strength = 05 Mpa Compression strength= 10 Mpa

Perencanaan Material Baut Batuan (continued) Menentukan dimensi baut batuan dengan mengacu pada standard Internasional Diameter luar (Do) Diameter dalam Tebal = 39 mm = 34 mm =,5 mm Mengidentifikasi kasus pembebanan yang terjadi Non rotating cylinder, External pressure only Tegangan ke arah tangensial Tegangan ke arah radial Menghitung keamanan baut batuan Maximum Normal Stress Theory (MNST) Maximum Shear Stress Theory (MSST) Distortion Energy Theory (DET)

Identifikasi Pembebanan Pada Baut Batuan (continued) Tegangan yang diberikan batuan terhadap baut batuan berupa tekanan rata-rata (Po). Tegangan spring back dari material Tegangan Normal Akibat Pull Claw

Hasil Pemodelan Baut Batuan Menggunakan Software ANSYS 11 model baut batuan

Hasil Pemodelan Baut Batuan Menggunakan Software ANSYS 11(continued) meshing baut batuan menggunakan software ANSYS 11

Hasil Pemodelan Baut Batuan Menggunakan Software ANSYS 11(continued) Baut Batuan Dikenai Tekanan Rata-rata dan Tegangan Spring Back nilai tegangan kritis sebesar 4,037 N/mm dan berada di daerah kepala baut batuan, di bagian sambungan ring. Tegangan kritis masih dalam batas aman mengingat yield strength dari material adalah sebesar 05 N/mm. Tegangan kritis terjadi di sekitar gap/celah baut batuan. Hal ini disebabkan karena deformasi terjadi pada celah tersebut.

Hasil Pemodelan Baut Batuan Menggunakan Software ANSYS 11(continued) Baut Batuan Dikenai Pull Claw 130 kn Tegangan kritis yang terjadi bernilai 131,775 N/mm dan masih berada di bawah yield strength material SS304 yaitu 05 N/mm. Tegangan kritis ini terjadi di bagian ring yang dikenai pull claw.

Hasil Pemodelan Baut Batuan Menggunakan Software ANSYS 11(continued) Baut Batuan Dikenai Pull Claw 150 kn Tegangan kritis yang terjadi bernilai 15,07 N/mm dan masih berada di bawah yield strength material SS304 yaitu 05 N/mm.

Mekanisme Pembebanan Akibat Tekanan Rata-rata dan Tegangan Spring Back

Mekanisme Pembebanan Akibat Pull Claw Minimum

Mekanisme Pembebanan Akibat Pull Claw Maksimum

Kesimpulan Baut batuan berdiameter 39 mm dengan kekuatan penopangan 130-150 kn ini menggunakan material Stainless Steel 304. Dengan spesifikasi material ini, dan konfigurasi yang sudah dianalisa, maka batas beban baut batuan hingga break adalah 67,6 kn. Baut batuan ini memiliki panjang yang lebih daripada produk yang sudah ada karena didesain untuk mendapatkan harga kekuatan penopangan yang lebih tinggi dengan material pasar lokal. Tegangan kritis yang terjadi pada saat pembebanan tarik terdapat di daerah sekitar ring baut batuan Tegangan spring back merupakan perilaku alami dari baut batuan karena adanya tekanan rata-rata yang mengenai permukaan luar baut batuan dan berhubungan erat dengan sifat elastisitas logam.

Saran Perlu adanya kajian eksperimental untuk memvalidasi hasil Tugas Akhir ini. Perlu dikaji lebih lanjut tegangan yang mempengaruhi baut batuan pada saat proses memasukkannya ke dalam batuan.

Mohon Kritik dan Saran demi Kesempurnaan Penelitian

Spesifikasi Baut Batuan

Proses Bending Roll

Identifikasi Pembebanan Pada Baut Batuan F shear

Perencanaan Mesin Bending Roll Data yang ditetapkan dari mesin bending roll yang akan dirancang adalah sebagai berikut : Hidrolik enerpack Putaran motor listrik = ton di kiri roller dan ton di kanan roller = 145 rpm 1 buah gear box dengan rasio transmisi 1:15 Selanjutnya daya motor listrik dapat dihitung berdasarkan gaya tangensial (Ft) yang diterima roller akibat roller berputar. Fnormal roller = 4000 kg x 9,8 m/s = 3900 Newton Ft = μ x Fnormal roller = 0,4 x 3900 N = 16464 N = fs 16464N =.T. T = d 0.039m 64,096 = T Torsi = 31,048 Nm

Perencanaan Mesin Bending Roll Karena mesin bending roll yang dirancang ini menggunakan dua buah hidrolik, maka kebutuhan torsi untuk motor listrik adalah : T = x 31,048 Nm = 64,096 Nm x 0.5lb x 1in = 5687,858 lb.in 1N 0.054m T1=? T= 5687,858 lb.in n1= 145 rpm rasio transmisi 1:15 T1 T T1 5687.858 n n1 1 15 T1 T(lb.in) = = 379,19 lb.in 63000, hp n 379.19lbin.145rpm 63000 hp = = 8,577 hp 9 hp

Spesifikasi Material SS-304 Tensile Strength = 50 Mpa 0.5lb = 50000000 N/m x x 1N = 75483,7 psi = 75,4837 ksi Yield strength (Sy) = 05 Mpa 0.5lb = 05000000N / m x x 1N 1 in = 9758,005 psi = 9,7580 ksi (0.054m) (0.054m) 1 in Compression strength = 10 Mpa 0.5lb (0.054m) = 10000000N / m x x 1N 1 in = 30483,81 psi = 30,4838 ksi Dimensi baut batuan : Diameter luar (Do) Diameter dalam Tebal = 39 mm = 34 mm =,5 mm

Identifikasi Jenis Pembebanan Non rotating cylinder, External pressure only Tegangan ke arah tangensial σt = = Ketika r=ro σt (r=ro) = Po ) = σt (r=ro) = Po ) = Ketika r=ri σt (r=ri) = = σt (r=ri) =.( ) = Tegangan ke arah radial σr (r=ro) = Po. ro ro ri. ri (1 r Nilai σt maksimum didapatkan ketika r=ri sedangkan nilai σr maksimum ketika r=ro : σ1 = σt (r=ri) = σ = σr (r=ro) = ro ro ri ri ( 3.805.10 4.89.10 0.915.10 ( 4 Po. ro ro ri ) Po. ro ( ro ri Po.(0.0195) 0.0195 0.017 Po. ri. ri 4 ) Po. ro ro ri Po Po. ro ( ro ri 0.0195 0.0195. ri. r 0.017 0.017 ( Po(7.334) Po. ro.( ro ri 8.3361.Po 8.3361.Po Po ) ) )

Teori Kegagalan Maximum Shear Stress Theory (MSST) Yielding akan terjadi ketika tegangan geser terbesar pada silinder mencapai harga tegangan tarik standar di awal yielding, yaitu, sehingga : Sy N max max 1 Sy N 9.76 8.3361. Po ( Po).3 4.96 3.6670.Po Po. 170ksi

Tegangan yang diberikan batuan terhadap baut batuan berupa tekanan rata-rata (Po). Dari perhitungan Teori kegagalan MSST, ddapatkan nilai Tekanan Ratarata Po. 170ksi lb 1N 1in Po 170... in 0.5lb (0.054m) N Po 14948918,79. m Selanjutnya dihitung besarnya gaya normal. Sebelum menghitung gaya normal, perlu dihitung luas permukaan baut batuan (kulit) yang kontak dengan batuan (A). Keliling lingkaran = π x Diameter lingkaran = π x 0,039 m = 0,15 m Keliling baut batuan = keliling lingkaran,5 mm = 10,0 mm 10 mm

Tekanan Rata-rata Luas kulit baut batuan = panjang x lebar Jadi besarnya gaya normal adalah : = 1067 mm x 10 mm = 0.1804 m F N Po. A N 1804 m F N 14948918,79..0. m F N 1914059, 56N Gaya gesek yang terjadi antara batuan dengan luasan kulit baut batuan adalah sesuai dengan persamaan : F shear = 1914059,56N. 0,14 Fshear 67968,338 N F shear 67, 97kN F shear Selanjutnya ini dikonversikan ke dalam bentuk tekanan rata-rata, sebab tegangan ini mengenai seluruh permukaan dinding baut batuan, jadi : F 67968,338N P batuan shear Pbatuan A 0,1804m bautbatuan P batuan 0, 09MPa N P batuan,098 mm P batuan 0996, 61Pa

Tegangan Spring Back Dari Material Defleksi yang terjadi sebesar 1 mm. Baut batuan yang dipaksa menyesuaikan kontur lubang bor akan memberikan gaya reaksi yang biasa disebut spring back. Formula yang diberikan adalah sebagai berikut : F springback k. x Dari paper Cunat, didapatkan harga koefisien kekakuan austenitic stainless steel (300 series) adalaha 00 kn. Selanjutnya ini dikonversikan ke dalam bentuk tekanan spring back. P P springback springback A F springback lubangbatuan Fspringback keliling. panjang _ baut _ batuan _ yang _ menyentuh _ batuan 00000N (.0.038) m.(1067 50).10 P springback 3 P springback 1647310, 905Pa m

Tegangan Normal Akibat Pull Claw Kriteria tegangan normal minimum normal_ min F pullclaw _ min A A = Luas lingkaran besar luas lingkaran kecil = (π x r ) (π x r 1 ) = [π x (0,044) ] - [π x (0,039) ] m = 1,3037. 10-3 m = 1303,7 mm 130000N normal_ min min 1303,7mm Kriteria tegangan normal maksimum N normal _ 99, 716 mm normal_ max F pullclaw _ max A 150000N normal _ max 1303,7mm normal _ max 115, 0571 N mm