Desra Putri Devi. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

dokumen-dokumen yang mirip
Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

ABSTRAK. Kata kunci: hasil belajar, model pembelajaran Think-Pair-Share

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA NYARING MELALUI METODE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) PADA KELAS VII D SMP NEGERI 7 PURWOREJO

UPAYA PENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

Ilmu Pendidikan,Universitas Sebelas Maret Surakarta

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

Dian Ayu Natalia. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ?

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DISERTAI METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Dovan Julinur Rahsyaputra Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

MEIDITA CAHYANINGTYAS K

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

Penerapan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Alam Dan Sosial Budaya

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS 6 SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PERHATIAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-I SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN AJARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (PTK) atau disebut classroom action research.

Anna Revi Nurutami Universitas PGRI Yogyakarta

Kata kunci: Minat, Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING TEKNIK PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 5 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

Dita Agnes Dekasari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

Eti Rahmawati. Program studi Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Oleh : Retnosari Widiastuti ABSTRAKSI

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 12 YOGYAKARTA

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

Merisa Aria Utama. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi

DITA PUTRI MAHARANI Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK

Aydha Vadillah Kurniawati et al., Implementasi Kooperatif Learning NHT... Abstrak

METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Kata kunci : Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), motivasi dan prestasi belajar

Frekuensi Persentase Rata-rata Selang

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI), motivasi belajar, dan hasil belajar.

Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PROSES PEMBELAJARAN SHOLAT MELALUI METODE NHT. Siti Musta anah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY YANG MENERAPKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

PENERAPAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN PECAHAN SISWA KELAS V SD

PENINGKATAN MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN TIPE CORE PADA SISWA KELAS VII

Meningkatkan Prestasi Belajar Pkn Menggunakan Model Pembelajaran Numbered Heads Together pada Siswa Kelas V SD Inpres Palupi

Reny Tri Setia Ningsih. Universitas PGRI Yogyakarta.

Michael Ricy Sambora Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

ABSTRAK. Kata Kunci: Kualitas Pembelajaran IPS, Model Kooperatif Tipe Jigsaw, Media Visual.

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO

Konseling dan Pendidikan

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER UNTUK PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP PADA SISWA

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

*Keperluan korespondensi, telp: ,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT, SNOWBALL THROWING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATERI SEGITIGA SISWA KELAS VII

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia. Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Vita Ariani Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Erika Eka Santi, M. Si Dosen Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Oleh: Desfi Harianty HS 1 Putri Yuanita 2 Rini Dian Anggraini 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI STRATEGI NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1. Program Studi Pendidikan Akuntansi.

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran kimia di

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1 Program Studi Pendidikan Biologi

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

Ai Rosliyani 1, Nurdinah Hanifah 2, Riana Irawati 3

Kata Kunci : Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, PAIKEM A. PENDAHULUAN

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IIS 2 SMA N 8 SURAKARTA TAHUN 2014/2015 Desra Putri Devi Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstrak Desra Putri Devi. K8411020. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IIS 2 SMAN 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. April 2015. Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi kelas X IIS 2 SMAN 8 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together (NHT). Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakam dalam dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IIS 2 SMAN 8 Surakarta yang terdiri dari 30 siswa. Sumber data utama berasal dari guru dan siswa. Teknik utama yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan observasi dan tes, sedangkan teknik pendukung menggunakan wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together (NHT) dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran Sosiologi siswa kelas X IIS 2 SMAN 8 Surakarta. Berdasarkan hasil dari tahap pra tindakan, siklus 1 dan siklus 2 selalu mengalami peningkatan. Pada tahap pra tindakan rata-rata 61,07 kemudian meningkat pada siklus 1 menjadi 71,45 dan meningkat lagi menjadi 81,37 pada siklus kedua. Sedangkan pada aspek afektif terjadi peningkatan dari 65,1 pada siklus pertama menjadi 81,2 pada siklus kedua. Simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together (NHT) dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran Sosiologi siswa kelas X IIS 2 SMAN 8 Surakarta. Kata Kunci : Penelitian Tindakan Kelas, Number Heads Together (NHT), Prestasi belajar.

PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Pendidikan memiliki tujuan tentang penanaman nilai-nilai yang baik bagi individu, dianggap pantas dan dianggap benar oleh masyarakat dalam kehidupan seharihari. Sehingga pendidikan berperan penting dalam memberikan arah untuk mencapai kehidupan yang ideal bagi masyarakat. Lingkungan pendidikan yang diperoleh tiap individu akan berbedabeda meliputi lingkup keluarga, teman sepermainan, sekolah, dan masyarakat. Lingkungan yang pertama adalah lingkungan keluarga. Lingkungan ini merupakan lingkungan yang paling dasar dan paling utama untuk menanamkan agama, nilai dan norma yang berlaku dalam suatu masyarakat. Selain lingkungan keluarga, pendidikan juga akan dipengaruhi oleh lingkungan teman sepermainan. Lingkungan teman sepermainan adalah lingkungan dimana individu bergabung dalam lingkungan masyarakat kecil yang masih memiliki cara pandang dan perilaku yang sama karena didasari usia yang sama pula. Berikutnya adalah lingkungan masyarakat secara luas, tempat dimana individu menerapkan berbagai hal yang diperoleh dari lingkungan pendidikan sebelumnya. Terakhir adalah lingkungan sekolah yang dianggap sebagai pendidikan secara formal. Dalam lingkungan sekolah, individu akan memperdalam, menghayati dan menerapkan segala hal yang diterima dari lingkungan keluarga, teman sepermainan, dan masyarakat melalui kegiatan belajar dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses modifikasi dalam kapasitas manusia yang bisa dipertahankan dan ditingkatkan levelnya (Gagne, 1977) dalam Miftahul Huda : 2013. Jadi dalam proses pembelajaran, setiap individu bisa merubah dan memperbaiki jumlah dan kapasitas tertentu dalam segala hal untuk dikurangi (hal buruk), dipertahankan atau ditingkatkan menjadi lebih banyak. Dalam lingkup sekolah, untuk mencapai tujuan pendidikan secara maksimal akan memerlukan suasana

belajar yang nyaman dan memadai, agar peserta didik mampu menyerap materi dalam pembelajaran secara maksimal. Sekolah harus mengusahakan peserta didik dalam kondisi yang nyaman dan memiliki fasilitas yang memadai untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Pihak utama yang terkait didalam proses pembelajaran adalah adanya pendidik dan peserta didik yang saling berinteraksi dalam sebuah ruangan yang disebut kelas. Materi pembelajaran yang diserap peserta didik tergantung pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebagai penyampai ilmu. Oleh karena itu guru harus bisa memahami karakter peserta didik dan menerapkan metode yang sesuai dengan karakter peserta didik dalam setiap proses pembelajaran untuk memperoleh hasil yang maksimal. Pendidikan saat ini sudah mulai mengutamakan pembelajaran student center (murid yang aktif). Dalam hal ini pesera didik harus lebih aktif untuk memperdalam materi melalui bertanya, membaca, pengamatan dan lainnya. Metode ini akan membuat ingatan peserta didik menjadi lebih baik, jika peserta didik memperoleh informasi secara mandiri dibandingkan hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Pembelajaran student center juga memotivasi peserta didik untuk memiliki sifat ingintahu yang tinggi. Karena pada pembelajaran student center, guru hanya dianjurkan untuk memancing, mengarahkan, dan memperdalam materi dalam pembelajaran. Sedangkan peserta didik menemukan sendiri materi pembelajaran intinya. Hal ini diharapkan agar peserta didik menjadi lebih aktif dalam pendalaman materi pembelajaran. Belajar menurut Abdillah (2002) merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh individu secara sadar dalam hal perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut bisa dilakukan dengan latihan dan pengalaman. Belajar yang di dalamnya menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk mencapai tujuan yang diharapkan individu itu sendiri. Jadi dalam belajar tidak hanya aspek pengetahuan yang ditekankan,

melainkan juga aspek sikap dan ketrampilan setiap individu. Proses untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal tidak selalu berjalan dengan lancar dalam pelaksanaanya. Terbukti dengan masih adanya guru yang menggunakan metode teachers center (guru aktif dengan ceramah). Dengan metode ceramah, maka pengetahuan siswa hanya berkisar dari penjelasan guru, dan kurang mendapatkan hasil yang maksimal. Hal tersebut juga terjadi dikelas X IIS 2 SMA Negeri 8 Surakarta. Pada saat peneliti melakukan pra-tindakan pada mata pelajaran Sosiologi, guru menjelaskan materi dengan menggunakan metode ceramah. Akibatnya siswa menjadi kurang bersemangat dan banyak yang bicara sendiri dengan teman sebangkunya. Siswa tidak memperhatikan guru mengajar, terutama siswa yang duduk di barisan bangku belakang. Kemampuan siswa dalam menyerap materi dan tanggapan pertanyaan menjadi kurang maksimal. Selain itu minimnya siswa yang mempersiapkan buku-buku pelajaran dan membawanya ke sekolah untuk belajar. Sehingga hal tersebut akan berdampak pada prestasi belajar sosiologi kelas X IIS 2 SMA Negeri 8 Surakarta. Berdasarkan tes awal yang dilakukan oleh peneliti, banyak prestasi belajar siswa yang berada dibawah batas nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Tes yang telah dilakukan oleh peneliti berkaitan dengan seluruh materi sosiologi yang sudah disampaikan oleh guru Sosiologi pada pertemuan sebelumnya. Siswa kelas X IIS 2 terdiri dari 30 siswa dan hanya 27 siswa yang hadir pada saat pelaksanaan tes. Dari 27 siswa, ada 13 siswa yang memperoleh nilai > 2,68 atau bisa dikatakan hanya 48,1% siswa yang tuntas. Kemudian ada 14 siswa yang memiliki nilai < 2,68 atau sebanyak 51,9% siswa masih memiliki nilai dibawah batas ketuntasan minimal. Prestasi belajar siswa X IIS 2 dianggap rendah karena masih banyak prestasi siswa yang berada dibawah batas KKM yakni nilai 2,68 untuk pelajaran Sosiologi. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti dan guru mengambil kesimpulan dari refleksi dan akan

menerapkan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dalam proses pembelajaran berikutnya. Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang dilakukan oleh kelompok kecil yang biasanya terdiri dari 4-6 siswa dalam tiap kelompok. Didalam kelompok, siswa harus saling bertukar pendapat untuk menemukan jawaban dari suatu masalah atas nama kelompok. Singkatnya, dalam pembelajaran kooperatif guru akan memberikan pertanyaan atau masalah kemudian mengarahkan siswa untuk menyelesaikan masalah tersebut secara berkelompok dengan melakukan diskusi. Dibandingkan dengan metode ceramah, metode ini akan lebih menyenangkan karena siswa dibiasakan untuk aktif berpendapat. Metode ini juga membiasakan siswa untuk saling menghargai dan menghormati pendapat orang lain. Selanjutnya, peneliti dan guru akan menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe Number Heads Together (NHT). Dalam model ini siswa akan lebih semangat karena bekerja dalam kelompok yang heterogen. Setelah proses diskusi kemudian salah satu siswa secara acak akan menyampaikan hasil diskusinya. Karena secara acak, jadi semua siswa harus paham dengan materi yang akan disampaikan di depan kelas. Hal ini daharapkan agar siswa merasa senang dalam proses belajar karena tidak menyelesaikan masalah secara individu. Selain itu, metode Number Heads Together (NHT) akan membiasakan semua siswa untuk berpendapat di depan kelas. Intinya dengan menggunakan metode Number Heads Together (NHT) siswa diharapkan lebih mudah menyerap materi pembelajaran dengan bekerja dalam kelompok dan mampu mengemukakan pendapat secara mandiri. Kemudian berdasarkan latar belakang, peneliti akan mengadakan penelitian yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X IIS 2 SMA N 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015. METODE PENELITIAN Tempat yang digunakan dalam penelitian adalah kelas X IIS 2 SMA

Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian dilaksanakan pada semester kedua pada tahun ajaran 2014/2015. Subjek penelitian dalam PTK adalah seluruh siswa Kelas X IIS 2 SMA N 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari 30 siswa. Pada kelas tersebut saat pembelajaran Sosiologi terdapat beberapa masalah. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini bersumber dari observasi, tes, wawancara maupun dokumentasi yang mendukung. Teknik analisis yang digunakan adalah deskripsi kualitatif. Berarti penleiti menyampaikan hasil penelitian menggunakan deksripsi yang jelas tentang proses dan hasil dalam penelitian yang dilaksanakan. Data utama yang di analisis dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran dan prestasi belajar siswa. Kemudian data pendukungnya adalah aspek afektif atau sikap siswa selama proses pembelajaran. Analisis kuantitatif digunakan khusus untuk mengukur peningkatan prestasi belajar siswa selama penerapan metode Number heads Together (NHT). Indikator capaian dalam penelitian adalah suatu acuan yang digunakan peneliti untuk mengukur akpakah penelitian sudah tercapai atau belum. Berikut adalah indikator capaian dalam penelitian PTK ini : Variabel yang diukur Prestasi Belajar Siswa Aspek Afektif Presentase Target Capaian 80 % 70 % Cara Mengukur Dihitung berdasarkan rata-rata nilai siswa setelah mengerjakan soal tes evaluasi tiap siklus Dihitung berdasarkan observasi pembelajaran berlangsung selama Keberhasilan penelitian jika dilihat dari aspek kognitif harus melebihi target capaian yakni 80% siswa lulus dengan rata-rata kelas 80 dengan KKM 68. Kemudian untuk aspek afektif diharapkan melebihi 70% rata-rata kelasnya. SIKLUS 1 Perencanaan Siklus pertama akan dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Hasil dalam tahap perencanaan adalah Rencana Rancangan Penelitian (RPP), materi ajar, dan scenario dalam pembelajaran. Pelaksanaan Tahap ini merupakan pelaksanaan dari tahap perencanaan.

Pada siklus pertama ini penelitian dilaksanakan pada tanggal 30 Januari 2015, 2 Februari 2015, dan 6 Februari 2015. Setiap pertemuan dilaksanakan dalam 2 x 45 menit. Kegiatan ini dilaksanakan dengan pendalaman materi dan penerapan metode Number Heads Together (NHT). Observasi Berdasarkan hasil tes evaluasi pada siklus 1 terdapat 20 (69%) siswa yang tuntas dan 9 (31%) siswa tidak tuntas. Nilai rata-rata yang diperoleh dalam siklus pertama adalah 71,45, sedangkan hasil pada tahap pra tindakan adalah 61,07. Jadi pada siklus pertama ini sudah mengalami kenaikan 10,38 poin dari tahap sebelumnya. Refleksi Jumlah ketuntasan siswa pada siklus 1 belum memenuhi target yakni 80 % sehingga perlu dilaksanakan siklus berikutnya. Berdasarkan hasil refleksi antara guru dan peneliti, maka hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut : 1. Guru harus lebih memahami lagi konsep metode Number Heads Together (NHT) dengan baik dan penuh kematangan. Jadi ketika pelaksanaan berlangsung, guru sudah tidak ragu dalam memberikan keputusan jawaban atau kebijakan 2. Guru harus lebih memadatkan lagi isi dalam materi pembelajaran dan mengurangi bercerita di depan kelas terlalu lama. Selain itu guru juga harus menyelingi pembelajaran menggunakan sesuatu yang berhubungan dengan teknologi agar siswa tidak merasa bosan di kelas 3. Guru selalu memberikan motivasi bagi siswa agar belajar tidak harus selalu sendiri tapi bisa juga dengan berkelompok, dan lebih memperhatikan siswa dalam pembelajaran. Apabila ada siswa yang kurang aktif atau tidak memperhatikan, guru sebaiknya segera memberikan teguran SIKLUS 2 Perencanaan Setelah mengetahui hasil dari siklus 1, guru dan peneliti melakukan analisis untuk siklus berikutnya dengan mempertimbangkan kelemahan dan kelebihannya. Hasil dari siklus 1 belum mencapai indikator capaian, sehingga

perlu adanya siklus 2, yang direncanakan akan dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan seperti pada siklus sebelumnya. Pelaksanaan Sesuai dengan perencanaan sebelumnya bahwa pelaksanaan siklus kedua akan dilaksanakan dalam tiga pertemuan yakni pada hari Senin, 9 Februari 2015, Jum at 13 Februari 2015, dan Senin 16 Februari 2015. Setiap pertemuan dilaksanakan dalam 2 x 45 menit. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan adalah usaha-usaha dalam memperbaiki siklus sebelumnya dengan menggunakan metode Number Heads Together (NHT). Observasi Berdasarkan hasil tes evaluasi yang diadakan di akhir siklus kedua, prestasi belajar siswa mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Pada siklus pertama diperoleh rata-rata sebesar 71,45 dan kemudian meningkat menjadi 81,37 pada siklus kedua. Kemudian pada aspek afektif atau sikap juga mengalami peningkatan. Pada siklus pertama diperoleh hasil 65,1 kemudian meningkat menjadi 81,2 pada siklus kedua. Refleksi Hasil observasi menunjukkan bahwa dari 29 siswa yang hadir pada saat pelaksanaan tes evaluasi ada 26 siswa (89,7%) yang tuntas sedangkan 3 siswa (10,3%) yang belum tuntas. Menurut indikator capaian, pada siklus dua sudah melebihi batas yakni 80 dengan rata-rata 81,37 sehingga peneliti dan guru menetapkan untuk menghentikan siklus. Kekurangan-kekurangan yang muncul pada siklus pertama sudah diperbaiki pada siklus kedua ini. REVIEW LITERATUR Pembelajaran merupakan proses kegiatan belajar mengajar yang ada di dalam kelas. Dalam proses pembelajaran yang terlibat aktif adalah guru dan peserta didik. Pembelajaran pada dasarnya terdiri dari berbagai model, dan salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif. Menurut Abdulhak (2001 : 19-20) Pembelajaran kooperatif

dilaksanakan melalui sharing proses antara peserta didik, sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama antara peserta didik itu sendiri. Jadi pembelajaran dilakukan dengan bertukar pendapat atau saling melengkapi pendapat antar peserta didik. Setelah peserta didik saling bertukar pikiran dalam kelompok diskusi, maka diharapkan jika seluruh peserta didik paham dengan materi yang telah disampaikan. Peserta didik diharapkan mampu menguasai dan mendeskripsikan kembali materi menggunakan bahasa masing-masing namun masih menggunakan satu kata kunci atau kalimat inti yang sama berdasarkan hasil diskusi dalam kelompok. 1) Salah satu metode pembelajaran kooperatif adalah Number Heads Together (NHT). Menurut Miftahul Huda (2012 : 203) langkah pelaksanaan metode NHT adalah sebagai berikut : (1) Siswa dikelompokkam dalam beberapa kelompok kecil secara heterogen yang terdiri dari 4-6 siswa, (2) Tiap kelompok, setiap siswa diberi nomor 1-5, (3) Guru mengajukan sebuah pertanyaan atau masalah, baik berupa pertanyaan secara langsung atau berupa arahan, (4) Kelompok mulai bekerjasama menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah dengan diskusi, (5) Semua siswa dalam kelompok harus mengetahui jawaban tim, (6) Guru memanggil salah satu nomor tertentu secara acak, (7) Siswa tiap kelompok dengan nomor yang dipanggil berdiri untuk menjawab pertanyaan atau mengemukakan pendapat kelompoknya secara jelas. Menurut Harahap dalam Hamdani (2011 : 138), batasan bahwa Prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilainilai yang terdapat dalam kurikulum. Jadi prestasi merupakan hasil pemahaman peserta didik yang biasa diuji menggunakan tes yang terdiri berbagai bentuk. Tes ini digunakan untuk memeriksa apakah peserta didik menyerap materi yang disampaikan oleh guru atau tidak. Selain itu peserta didik juga diamati apakah sudah

menerapakan nilai-nilai yang ada pada kurikulum atau belum. Batas tersebut yang digunakan oleh SMA N 8 Surakarta untuk mengukur kemampuan semua peserta didik. Dalam mata pelajaran Sosiologi kelas X IIS 2 SMA N 8 Surakarta, batas ketuntasan minimalnya (KKM) adalah 68. Jadi siswa dianggap tuntas apabila nilainya sama dengan atau lebih dari 68. Jika nilai siswa berada dibawah 68, maka siswa tersebut dianggap tidak tuntas dan perlu mengulang tes kembali. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan indikator capaian yang telah ditetapkan dalam penelitian, hasil penelitian dinyatakan dinyatakan berhasil. Berikut adalah hasil capaian penelitian mulai dari tahap pra tindakan, siklus 1, dan siklus 2 : Pra Siklus Siklus Kriteria Tindakan 1 2 Tuntas 48,1% 69% 89,7% (dalam %) Jumlah 13 20 26 Tidak 51,9% 31% 10,3% Tuntas Jumlah 14 9 3 Rata-rata 61,07 71,45 81,37 Jadi setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together (NHT) di kelas X IIS 2 SMA N 8 Surakarta, prestasi belajar siswa mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan sebelum menggunakan metode NHT. Setelah menggunakan metode Number Heads Together (NHT), siswa menjadi lebih bersemangat, dan lebih menyenangkan. Karena belajar Sosiologi tidak hanya mendengarkan, menghafalkan, dan membaca materi. Tetapi siswa bisa saling berdiskusi tentang pengalaman yang pernah dialami kemudian menyampaikan pendapat di depan orang lain. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan di kelas X IIS 2 SMA N 8 Surakarta dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dilakukan dalam tiga pertemuan, dengan rincian dua pertemuan pendalaman materi dan penerapan metode dan pertemuan ketiga tes evaluasi siklus. Tiap-tiap

siklus terdiri dari empat tahap, yakni tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Hasil penelitian yang dilakukan selama siklus 1 dan siklus 2 disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together (NHT) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X IIS 2 SMA N 8 Surakarta. Peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat berdasarkan hasil rata-rata nilai Sosiologi yang telah dicapai setelah melakukan tes evaluasi tiap siklus. Pada tahap pra tindakan, rata-rata hasil belajar siswa sebesar 61,07. Kemudian pada siklus pertama meningkat menjadi 71,45. Terakhir pada siklus kedua meningkat lagi menjadi 81,37. Sedangkan jika dilihat dari segi proses, terdapat peningkatan pada aspek afektif peserta didik dalam mengikuti pembelajaran Sosiologi. Pada siklus pertama rata-rata aspek afektif sebesar 65,1% kemudian meningkat pada siklus kedua yakni 81,2%. Saran Setelah memberikan simpulan dan implikasi, peneliti memberikan beberapa saran diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Bagi Guru a. Guru sebaiknya memahami karakter siswa, sehingga dapat menerapkan metode pembelajaran yang tepat untuk tiap-tiap kelas b. Guru sebaiknya selalu berkembang dengan mencari informasi metode-metode baru yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran c. Guru berusaha lebih fokus dan mendalam dalam menyampaikan materi pembelajaran 2. Bagi Siswa a. Siswa diharapkan lebih fokus dalam mengikuti materi pembelajaran yang diberikan oleh guru b. Siswa lebih aktif dalam berdiskusi, dan mengemukakan pendapat 3. Bagi Sekolah a. Sekolah menyarankan kepada semua guru untuk selalu berkembang dengan melakukan penelitian tindakan kelas b. Sekolah selalu memilih guru-guru berprestasi setiap tahunnya

c. Sekolah hendaknya memberikan apresiasi kepada guru yang berprestasi, sehingga memacu semangat guru untuk selalu berkembang Arikunto, Suharsimi dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. DAFTAR PUSTAKA Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Mulyasa, H.E. 2012. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosdakarya Hadi, Soedomo. 2003. Pendidikan (Suatu Pengantar). Surakarta : UNS Press Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV. Pustaka Setia. Huda, Miftahul. 2012. Cooperative Learning : Metode, Teknik, Struktur dan Model Terapan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Kusuma Dewi, E. 2009. Penerapan Pembelajaran Kooperatif NHT (Numbered Heads Together) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa di Kelas VII E SMP Negeri 10 Surakarta Tahun Ajaran 2007/2008. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Sholeh, Moh. 2014. Metodologi Pembelajaran Kontemporer. Yogyakarta : Kaukaba Dipantara Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta Sumadayo, Samsu. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Graha Ilmu Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Suryani, Nunuk. Leo Agung. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta : Ombak Warsono. Hariyanto. 2012. Pembelajaran Aktif, Teori dan

Asesmen. Bandung : Remaja Rosdakarya Zaini, Hisyam. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : CTSD (Center for Teaching Staff Development)