IbM Kelompok Tani Kambing Rakyat untuk Introduksi Teknologi dan Strategi Pembentukan Sistem Lumbung Pakan Ternak

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Jumlah pasar tradisional yang cukup banyak menjadikan salah satu pendukung

Petunjuk Praktis Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi

I. PENDAHULUAN. kehidupan dan kelangsungan populasi ternak ruminansia. Menurut Abdullah et al.

Cara pengeringan. Cara pengeringan akan menentukan kualitas hay dan biaya yang diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. kasar yang tinggi. Ternak ruminansia dalam masa pertumbuhannya, menyusui,

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

SILASE SEBAGAI PAKAN SUPLEMEN SAPI PENGGEMUKAN PADA MUSIM KEMARAU DI DESA USAPINONOT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

I. PENDAHULUAN. Bandar Lampung dikategorikan sebagai kota yang sedang berkembang,

PENDAHULUAN. Kambing merupakan ternak ruminansia kecil yang sangat populer, mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi, dan mampu beradaptasi

Identifikasi Hijauan Makanan Ternak (HMT) Lokal mendukung Pengembangan Sapi Potong di Sulawesi Selatan

Cara pengawetan yang akan dilakukan dalam percobaan ini adalah dalam bentuk basah (kadar air tinggi). Salah satu masalah pengawetan dalam bentuk basah

Pola produksi dan nutrisi rumput Kume (Shorgum plumosum var. Timorense) pada lingkungan alamiahnya

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

Pemanfaatan Kulit Nanas Sebagai Pakan Ternak oleh Nurdin Batjo (Mahasiswa Pascasarjana Unhas)

I. PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi protein hewani seperti

PENGARUH SUBSTITUSI RUMPUT GAJAH DENGAN LIMBAH TANAMAN SAWI PUTIH FERMENTASI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI DOMBA LOKAL JANTAN EKOR TIPIS SKRIPSI

Strategi Peningkatan Produktivitas Sapi Bali Penggemukan Melalui Perbaikan Pakan Berbasis Sumberdaya Lokal di Pulau Timor

I.PENDAHULUAN. dan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia. diikuti dengan meningkatnya limbah pelepah sawit.mathius et al.,

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

AD1. FAKTOR IKLIM 1. FAKTOR IKLIM 2. FAKTOR KESUBURAN TANAH 3. FAKTOR SPESIES 4. FAKTOR MANAJEMEN/PENGELOLAAN 1. RADIASI SINAR MATAHARI

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan peningkatan permintaan daging kambing, peternak harus

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

SAMPAH POTENSI PAKAN TERNAK YANG MELIMPAH. Oleh: Dwi Lestari Ningrum, SPt

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

METODE. Materi. Gambar 2. Contoh Domba yang Digunakan dalam Penelitian Foto: Nur adhadinia (2011)

PENGENDALIAN INFEKSI CACING HATI PADA SAPI OLeh : Akram Hamidi

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Musim kemarau di Indonesia menjadi permasalahan yang cukup

II. TINJAUAN PUSTAKA

Aneka Limbah Pisang. - Daun Pisang. Alternatif Bahan Pakan Ternak Ruminansia pada Musim Kemarau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Maret Juni Lokasi penelitian di kandang

II. TINJAUAN PUSTAKA

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. merupakan problema sampai saat ini. Di musim kemarau hijauan makanan ternak

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.Lokasi penelitian di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Jawarandu (Bligon) merupakan kambing hasil persilangan antara

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten penghasil sayuran

Pengembangan ternak ruminansia di negara-negara tropis seperti di. kemarau untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak ruminansia yang memiliki

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dari bulan Mei sampai September 2013 di Desa

HASIL DAN PEMBAHASAN

Feed Wafer dan Feed Burger. Ditulis oleh Mukarom Salasa Selasa, 18 Oktober :04 - Update Terakhir Selasa, 18 Oktober :46

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

TINJAUAN PUSTAKA. baik dalam bentuk segar maupun kering, pemanfaatan jerami jagung adalah sebagai

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan salah satu faktor penentu utama yang mempengaruhi produksi

PENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia akan sayuran yang tinggi akan meningkatkan jumlah pasokan

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

MENINGKATKAN KETERSEDIAAN PAKAN MELALUI INTRODUKSI JAGUNG VARIETAS UNGGUL SEBAGAI BORDER TANAMAN KENTANG

Coleman and Lawrence (2000) menambahkan bahwa kelemahan dari pakan olahan dalam hal ini wafer antara lain adalah:

Diharapkan dengan diketahuinya media yang sesuai, pembuatan dan pemanfaatan silase bisa disebarluaskan sehingga dapat menunjang persediaan hijauan yan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. dibuktikan dengan adanya kenyataan bahwa sekitar 10% pasokan daging

PENDAHULUAN. rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat

TANAMAN STYLO (Stylosanthes guianensis) SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan baik kualitas, kuantitas

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat. Hal ini

JURNAL INFO ISSN : TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MENCUKUPI KONTINUITAS KEBUTUHAN PAKAN DI KTT MURIA SARI

I. PENDAHULUAN. Upaya memenuhi kebutuhan hijauan ternak ruminansia saat ini, para

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi. Setiap ternak ruminansia membutuhkan makanan berupa hijauan karena

Komparasi Antara Silase dan Hay Sebagai Teknik Preservasi Daun Rami Menggunakan Model Respon Produktivitas

I. PENDAHULUAN. dapat menyebabkan rendahnya produksi ternak yang di hasilkan. Oleh karena itu,

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN

BAB I PENDAHULUAN. terutama beras sebagai bahan pangan pokok dan umbi-umbian cukup tinggi.

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat

PENDAHULUAN. Latar Belakang. pengendalian berbasis pada penggunaan obat antelmintik sering gagal untuk

MATERI. Lokasi dan Waktu

PAKAN TERNAK HAYLASE JERAMI PADI DARI STARTER ISI RUMEN Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si Widyaiswara Muda I. PENDAHULUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

KARYA TULIS ILMIAH PENGOLAHAN LIMBAH KAKAO MENJADI BAHAN PAKAN TERNAK

PENGARUH PEMBERIAN SILASE KLOBOT JAGUNG DALAM RANSUM TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI DOMBA LOKAL JANTAN. Oleh: PURWANTO H

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

II.TINJAUAN PUSTAKA. produksi pisang selalu menempati posisi pertama (Badan Pusat Statistik, 200 3). Jenis pisang di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

POTENSI LIMBAH KULIT BUAH PISANG (Musa paradisiaca L.) DARI PEDAGANG GORENGAN DI KOTA MANOKWARI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2013 di lokasi peternakan Sapi Bali yakni

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman sukun tumbuh tersebar merata di seluruh daerah di Indonesia,

INDIGOFERA SEBAGAI SUBSTITUSI HIJAUAN PADA PAKAN SAPI POTONG DI KABUPATEN BULUKUMBA SULAWESI SELATAN. A. Nurhayu, dan Daniel Pasambe ABSTRAK

PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN KUALITAS NUTRISI TANAMAN OROK-OROK DAN JAGUNG MANIS SEBAGAI BAHAN PAKAN YANG DITANAM SECARA TUMPANGSARI SKRIPSI.

PERUBAHAN MASSA PROTEN, LEMAK, SERAT DAN BETN SILASE PAKAN LENGKAP BERBAHAN DASAR JERAMI PADI DAN BIOMASSA MURBEI

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

HASIL DAN PEMBAHASAN

TEKNOLOGI PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN UNTUK MENINGKATKAN MUTU JAGUNG DITINGKAT PETANI. Oleh: Ir. Nur Asni, MS

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

PENGANTAR. Latar Belakang. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat besar

I. PENDAHULUAN. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

1. Pendahuluan. 2. Pengertian

HIJAUAN GLIRICIDIA SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA

PENANAMAN Untuk dapat meningkatkan produksi hijauan yang optimal dan berkualitas, maka perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman. Ada beberapa hal yan

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari

PENERAPAN TEKNOLOGI SILASE UNTUK MEMPERTAHANKAN PRODUKSI SUSU KAMBING KE PADA KELOMPOK PETERNAK DI DATARAN TINGGI

Transkripsi:

IbM Kelompok Tani Kambing Rakyat untuk Introduksi Teknologi dan Strategi Pembentukan Sistem Lumbung Pakan Ternak Sri Wigati, Eko Wiyanto dan Maksudi Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Jambi ABSTRAK Peternakan kambing rakyat milik Kelompok Tani Guyub dan Kelompok Wanita Tani Melati di desa Pondok Meja merupakan peternakan kambing yang terintegrasi dengan usaha tanaman karet rakyat. Integrated farming system tersebut sangat menguntungkan karena dari hasil penelitian diketahui bahwa daun karet merupakan sumber hijauan pakan yang mempunyai kualitas baik dan sangat potensial sebagai sumber hijauan pakan ternak kambing. Selain kualitasnya yang sangat baik, ketersediaan hijauan pakan daun karet juga sangat berlimpah dan juga dapat tersedia hampir sepanjang musim. Namun demikian, terkait dengan adanya ketidak pastian perubahan iklim yang terjadi akhir-akhir ini, yaitu ketidak teraturan terjadinya pergantian musim, terjadinya musim kemarau yang terlalu panjang dan musim hujan yang terus-menerus, maka timbul permasalahan dalam penyediaan hijauan pakan ternak yang dapat mengakibatkan penurunan produktivitas ternak. Pada musim kemarau panjang menyebabkan ketersediaan hijauan pakan menjadi langka, sementara itu pada musim hujan yang terus- menerus menyebabkan tersedianya hijauan pakan yang sangat berlimpah, namun membawa potensi gangguan kesehatan ternak dan terkendala hujan dalam mendapatkannya. Melalui kegiatan ini diintroduksikan pemanfaatan hijauan pakan daun karet untuk kambing, dan cara pengawetan hijauan daun karet dalam bentuk hay dengan penerapan suatu teknologi tepat guna yang sederhana, yaitu pengawetan hijauan daun karet dengan pengeringan di bawah sinar matahari. Dari hasil kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa cara pengawetan hijauan pakan daun karet dan daun beserta ranting karet dalam bentuk hay sangat mudah diadopsi oleh peternak. Hay daun karet mempunyai kualitas yang baik sebagai sumber hijauan pakan ternak dengan kandungan kimia pakan sebesar 83,69%BK; 95,92%BO; 18,12%PK; 5,72%LK dan 32,78%SK, dan pada hay daun beserta ranting karet sebesar 79,09%BK; 95,64%BO; 16,28%SK; 5,43%LK dan 35,91%SK. Hay tersebut dapat disimpan dalam waktu lama dengan kualitas yang tetap baik, disukai ternak (palatabilitas tinggi) dan dapat dibuat dalam jumlah yang sangat banyak sehingga dapat menjadi suatu strategi pembentukan sistem lumbung pakan ternak. Lumbung pakan yang terbentuk selanjutnya dapat digunakan untuk mengatasi masalah pakan dimusim kemarau panjang dan mengatasi masalah pakan dan penyakit ternak pada musim hujan yang terus menerus. Kata kunci : Hay Daun Karet, Integrasi Kambing - Karet, Pengawetan Pakan ; Lumbung Pakan PENDAHULUAN Ketersediaan hijauan pakan merupakan faktor utama dan sangat penting dalam mendukung tercapainya produktivitas ternak yang maksimal yang selanjutnya dapat mendukung usaha pengembangan ternak ruminansia, termasuk kambing. Secara alamiah, peternakan kambing rakyat milik Kelompok Tani Guyub dan Kelompok Wanita Tani Melati di desa Pondok Meja diberkahi dengan sumber hijauan pakan, khususnya daun karet (Hevea brasiliensis) yang sangat berlimpah dan relatif tersedia sepanjang tahun. Daun Karet lazim digunakan sebagai hijauan pakan utama (basal feed) ternak kambing, yaitu menempati proporsi 50-100% dari total hijauan pakan yang diberikan setiap hari. Hasil penelitian terkini (Wigati et al., 2014a dan 2014b) menunjukkan bahwa Lumbung Pakan Ternak 20

daun karet mempunyai potensi sebagai herbal nutrisi untuk ternak kambing, yaitu mempunyai kualitas yang baik sebagai sumber hijauan pakan (31,77% BK, 95,26% BO, 20,21% PK, 5,17% LK, 25,94% SK, 43,88% BETN, 40,88% UDP dan 1,90 Mcal ME/kg BK) dan mempunyai efek anthelmintik (obat cacing alamiah) untuk ternak kambing, dan daun karet ternyata juga sangat disukai ternak kambing. Berdasarkan potensi herbal nutrisi dan ketersediaan dari daun karet, maka terintegrasinya usaha peternakan kambing dengan usaha tanaman karet di wilayah desa Pondok Meja menjadi suatu sistem integrasi (integrated farming system) yang sangat menguntungkan dan sangat potensial dalam mendukung perkembangan usaha peternakan kambing rakyat tersebut. Namun demikian, terkait dengan adanya ketidak pastian perubahan iklim yang terjadi akhir-akhir ini, maka timbul permasalahan dalam penyediaan hijauan pakan ternak yang dapat mengakibatkan penurunan produktivitas ternak. Pada musim kemarau panjang menyebabkan ketersediaan hijauan pakan menjadi langka, sementara itu pada musim hujan yang terus-menerus menyebabkan tersedianya hijauan pakan yang sangat berlimpah, namun membawa potensi gangguan kesehatan ternak dan terkendala hujan dalam mendapatkannya. Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, maka suatu usaha penerapan teknologi sederhana dalam pengawetan hijauan pakan lokal, dalam hal ini khususnya hijauan daun karet, penting untuk diperkenalkan dan dipraktekan. Sudah banyak bukti bahwa memberi contoh langsung suatu penerapan iptek di lapangan merupakan cara yang paling efektif untuk mengajak dan selanjutnya mendorong peternak untuk mengaplikasikan teknologi tersebut sendiri atau secara berkelompok. METODE PELAKSANAAN Introduksi Teknologi Tepat Guna Pengawetan Daun Karet Teknologi pengawetan hijauan pakan daun karet yang diperkenalkan dan dilaksanakan ini adalah teknologi sederhana yang mudah dilaksanakan dan sangat tepat guna untuk kondisi peternakan rakyat. Teknologi tersebut adalah teknologi pengawetan hijauan pakan dengan cara pengeringan di bawah sinar matahari selama ± 4 hari atau disesuaikan waktunya tergantung pada tebal tipisnya hamparan daun yang akan dikeringkan serta intensitas dan lama cahaya matahari yang ada. Teknologi ini sudah diterapkan sebelumnya pada hijauan pakan daun ketela pohon (cassava) di daerah Gunung Kidul, wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (Wigati, 2008; Unpublished). Hasil pengawetan hijauan pakan daun ketela pohon dengan teknologi pengeringan di bawah sinar matahari ini juga telah terbukti menghasilkan hijauan pakan yang dapat disimpan lebih dari 10 bulan dengan kualitas pakan yang masih tetap baik, dan efeknya terhadap performan ternak yang tetap baik ketika dicobakan secara langsung ( in vivo) pada ternak kambing. Cara Pengawetan Hijauan Pakan Daun Karet dengan Pengeringan Sinar Matahari 1. Sediakan daun karet dalam jumlah besar, dan pisahkan daun karet dari batang- batang karet yang tidak dimakan ternak, hanya ambil daun karet dan ranting- rantingnya yang muda saja (edible portion ). 2. Hamparkan daun-daun karet yang telah dipilih tersebut diatas terpal plastik yang cukup luas (4 x6 m 2 ), sehingga memungkinkan ketebalan hamparan yang ideal (tumpukan daun tidak terlalu tebal), dan daun dapat dikeringkan oleh sinar matahari dengan baik. 3. Hindari terjadinya browning reaction, yang dapat menyebabkan daun menjadi Lumbung Pakan Ternak 21

coklat busuk (Lanas dalam istilah bahasa Jawa), dengan mengatur ketebalan tumpukan/ hamparan daun dan membalik-balikan tumpukan pada siang dan sore hari sebelum penjemuran pada hari tersebut berakhir. 4. Pada akhir penjemuran hari pertama, tumpukan daun bisa dikumpulkan disatu sisi terpal dan ditutup dengan bagian terpal yang lain, dan pastikan penutupan dapat menjaga kekeringan daun di dalam terpal dari kemungkinan air hujan atau air dari sumber lain. 5. Ulangi proses penjemuran dan langkah 4 sampai penjemuran hari ke 4 atau bisa dipercepat atau diperpanjang tergantung dari hasil proses pengeringan tersebut. Tebaltipis hamparan, intensitas dan lama penyinaran matahari akan menentukan cepat lambatnya proses pengeringan. 6. Proses pengeringan diaanggap selesai apabila daun-daun yang telah dikeringkan tersebut tidak menimbulkan rasa panas (hangat) di tangan saat dimasukan ke dalam karung. Cara ini dipakai di lapangan untuk memperkirakan terjadinya penurunan kadar air daun yang sudah mendekati sempurna sehingga kualitas daun kering yang dihasilkan akan tetap baik dan umur penyimpanan menjadi lebih lama (tidak berjamur). Gambar 1. Proses pengawetan hijauan daun karet dalam bentuk hay Cara Penyimpanan Hijauan Pakan Daun Karet yang Telah Dikeringkan : 1. Masukan daun karet kering yang telah selesai dari proses penjemuran di bawah sinar matahari tersebut ke dalam karung-karung plastik. 2. Cek terhadap kesempurnaan pengeringan ( kadar air serendah mungkin, <5%) dengan cara memasukan tangan ke dalam karung penyimpanan, bila tidak timbul rasa hangat pada tangan, pengeringan dianggap telah cukup baik. 3. Tutup karung dengan cara mengikat pada ujungnya dengan menggunakan tali Simpan karung-karung hijauan pakan tersebut di tempat yang terlindung dari air hujan atau kalau memungkinkan dapat terhindar dari udara terbuka agar umur penyimpanan dapat lebih lama. Gambar 2. Penyimpanan hay daun karet dan hay daun karet beserta rantingnya Lumbung Pakan Ternak 22

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Evaluasi kualitas dan palatabilitas hay daun karet Hasil analisis komposisi kimia pakan hay daun karet dan hay daun beserta ranting karet yang masih baru dan yang telah disimpan selama satu dan dua bulan, juga komposisi daun karet segar sebagai pembanding disajikan pada Tabel berikut. Jenis Hijauan Pakan %BK %BO %PK %LK %SK Daun karet segar 37,97 95,39 17,17 6,95 31,60 Hay daun karet baru 83,69 95,92 18,12 5,72 32,78 Hay daun-ranting karet baru 79,09 95,64 16,28 5,43 35,91 Hay daun karet 1 bln 80,00 95,82 18,39 5,65 36,27 Hay daun-ranting karet 1 bln 80,24 95,84 16,35 4,61 34,79 Hay daun karet 2 bln 85,52 95,79 17,25 5,42 31,55 Hay daun-ranting karet 2 bln 83,71 96,09 17,79 4,09 32,18 KESIMPULAN Berdasarkan evaluasi palatabilitas dapat diketahui bahwa ternak kambing sangat menyukai hay daun karet maupun hay daun beserta ranting karet, atau dengan kata lain, hijauan pakan daun karet dalam bentuk hay ini mempunyai palatabilitas yang tinggi pada ternak kambing seperti yang terlihat pada gambar- gambar berikut. Gambar 3. Evaluasi palatabilitas hay daun karet dan hay daun beserta ranting karet Cara pemberian hijauan pakan yang telah diawetkan pada ternak : Hijauan pakan dalam bentuk kering biasanya mudah diterima oleh ternak kambing. Pemberian hijauan kering ini bisa sebanyak 30-100% dari kebutuhan hijauan pakan ternak, namun jumlah pemberian bisa menjadi lebih sedikit karena bahan kering (BK) hijauan yang telah diawetkan ini juga jauh lebih tinggi dari hijauan segar. DAFTAR PUSTAKA Wigati, S. 2008. Pemanfaatan Daun Cassava Kering sebagai Bahan Pakan dan Pakan Pengendali Infestasi Parasit gastro-intestinal Anak Kambing Bligon. Penelitian Disertasi, Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Wigati, S., M.Maksudi dan A. Latief. 2014. Analysis of Rubber Leaf (Hevea brasiliensis) Potency as Herbal Nutrition for Goats. In: Proceedings of the 16th AAAP Animal Science Conggress Vol. II. 10-14 November 2014, Gadjah Mada University, Yogyakarta, Indonesia. pp. 497-500 Wigati, S., M.Maksudi, A. Latief and E. Wiyanto. 2014. Tannin Anthelmintic Doses, Metabolizable Energy and Undegraded Protein Contents of Rubber Leaves (Hevea brasiliensis) as Herbal Nutrition Lumbung Pakan Ternak 23

for Goats. In: Proceedings of the 6th ISTAP, International Seminar on Tropical Animal Production : Integrated Approach in Developing Sustainable Tropical Animal Production. October, 20-22, 2015. Gadjah Mada University, Yogyakarta, Indonesia. Part II, pp.: 151-155. Lumbung Pakan Ternak 24