BAB IV PEMBAHASAN. A. Pengkajian I. 1. Pengkajian Data. Kegiatan pengumpulan data dimulai pada saat klien masuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

BAB IV PEMBAHASAN. yang ada di lahan praktek di RSUD Sunan Kalijaga Demak. Dalam pembahasan ini penulis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN I. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia yaitu sebesar 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke

BAB V PENUTUP. kebidanan ibu hamil pada Ny. G umur 30 tahun G 3 P 2 A 0 UK minggu. dengan letak sungsang, penulis menyimpulkan bahwa :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB IV PEMBAHASAN. Keberadaan bidan menjadi tolak ukur kesehatan di masyarakat. Hal inilah

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis membahas kesenjangan yang ada di dalam teori dengan

BAB I PENDAHULUAN. janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

BAB IV PEMBAHASAN. Pembuatan karya tulis ilmiah ini di buat dengan menggunakan asuhan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung antara minggu (hamil aterm) dan ini merupakan periode

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO tahun 2013, terdapat sekitar kasus kematian ibu

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi perubahan meliputi perubahan fisik, emosional ibu dan status

BAB I PENDAHULUAN. ibu, dalam melalui proses tersebut wanita akan mengalami masa masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. tahun, dan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa saat ini Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia adalah tertinggi. Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

BAB I PENDAHULUAN. infeksi virus selain oleh bakteri, parasit, toksin dan obat- obatan. Penyakit

BAB V PENUTUP. khususnya pada keluhan utama yaitu Ny. S G III P II A 0 hamil 40 minggu. mmhg, Nadi: 88 x/menit, Suhu: 36,5 0 c, RR: 26 x/menit, hasil

MAKALAH ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA ATRESIA ANI DAN ATRESIA REKTAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny I GII P I00I INPARTU DENGAN GEMELLI

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya angka Kematian Ibu yang masih tinggi (AKI) di. berbagai pihak. Terdapat beberapa penyebab yang

PRINSIP PENDOKUMENTASIAN MANAJEMEN KEBIDANAN DENGAN PENDEKATAN CATATAN SOAP

BAB IV PEMBAHASAN A. PENGKAJIAN PERTAMA (11 JUNI 2014) obyektif serta data penunjang (Muslihatun, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting, terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan bayi. ASI juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikendalikan maka pemerintah dapat meningkatkan kualitas penduduk

BAB IV PEMBAHASAN A. PENGKAJIAN DATA. Pada langkah pertama semua informasi yang akurat dan

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan total ke kemandirian fisiologis. Proses perubahan yang rumit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian bayi ( Infrant Mortality Rate) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Negara dengan Angka Kematian Ibu (AKI) terendah pada tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran hidup. Angka ini meningkat dibandingkan dengan SDKI tahun

BAB I PENDAHULUAN. melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara

Asuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil berkualitas

BAB 5 PEMBAHASAN. Asuhan Kebidanan pada Ibu dengan Letak Lintang Usia Kehamilan 38 minggu di

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan suatu negara. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah indikator di bidang kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Bidan merupakan profesi yang menjalin kemitraan dengan. perempuan dan membantu menyelesaikan permasalahan yang terkait

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April Tanggal lahir : 21 Agustus : 8 bulan 7 hari

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan bangsa (Dwienda.dkk, 2014). pada balita 900 per penduduk pada tahun 2012 menurut Kajian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

Materi Konsep Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Bayi (AKB) dalam suatu negara. Angka Kematian Bayi (AKB)

BAB I PENDAHULUAN. (droplet infection) dan masih banyak dijumpai di kalangan anak-anak pada

BAB I PENDAHULUAN. bidan, Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280

BAB IV PEMBAHASAN. pengkajian tujuh langkah Varney. Pembahasan iniakan diuraikan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. primer akibat robekan portio, perineum derajat II, dan hematoma vagina di

BAB I PENDAHULUAN. Profil Kesehatan RI (2015) mengalami penurunan. Tercatat tahun 2012 sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dengan luas wilayah terbesar tetap menjadi negara dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan menentukan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dicegah dengan pengawasan antenatal dan perinatal yang baik. jepit bayi menangis yang dapat merangsang pernafasan.

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu negara atau wilayah ialah angka kematian ibu. Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagi perkembangan dan pertumbuhan bayi selanjutnya. Salah satu masalah

HAND OUT OBJEKTIF PERILAKU SISWA SUMBER PUSTAKA PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan memiliki berat badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

BAB I PENDAHULUAN. fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Anah Supriyatun, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan bayi dengan sempurna. Ada dua persalinan yaitu persalinan

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui

BAB I PENDAHULUAN. membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. trimester III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Amerika Serikat, dari 4 juta neonatus yang lahir setiap

BAB I PENDAHULUAN. laporan dari kabupaten/kota Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tanggal masuk/pukul : 04 Maret 2013 Pukul : WIB. Tempat : Bangsal Perinatologi di RSUD dr.

BAB I PENDAHULUAN. menurut WHO merupakan kematian selama kehamilan atau setelah 42 hari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. : Poli Kebidanan dan Kandungan RSUD Surakarta. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. Umur : 32 tahun Umur : 35 tahun

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan penduduk Indonesia. Gerakan ini bertujuan menekan laju

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi sangat penting artinya, kesehatan reproduksi

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny F GI P TRIMESTER III INPARTU DENGAN PRE EKLAMPSIA BERAT. Siti Aisyah* dan Sinta Lailiyah** ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) pada generasi. mendatang. Kematian ibu menurut WHO didefinisikan sebagai kematian

BAB I PENDAHULUAN. Peran serta seorang bidan dalam menurunkan angka kematian pada ibu

BAB I PENDAHULUAN. setelah kelahiran (Cunningham, 2013). Periode nifas ini terjadi pemulihan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 32/1.000 kelahiran hidup pada Tahun 2015 (Depkes RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas adalah masa dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan (Jateng, DinKes.2013;h.9). Masalah

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara kasar, kondisi atau tingkat permasalahan kesehatan,

BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG. Definisi kematian maternal menurut WHO adalah kematian seorang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk adalah terjadinya perubahan jumlah penduduk pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/ PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

BAB I PENDAHULUAN. masih tingginya angka morbiditas dan mortalitas (Rampengan, 2008)

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. keluarganya secara fisiologis, emosional dan sosial. Baik di negara maju

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

TUGAS ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS

BAB I PENDAHULUAN. Bayi Baru Lahir (BBL) atau neonatus adalah bayi umur 0-28 hari

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium

BAB I PENDAULUAN. kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang

Transkripsi:

76 BAB IV PEMBAHASAN A. Pengkajian I 1. Pengkajian Data Kegiatan pengumpulan data dimulai pada saat klien masuk dan dilanjutkan secara terus menerus selama proses asuhan kebidanan berlangsung. Data dapat dikumpulkan dari berbagai sumber. Sumber yang dapat memberikan informasi paling akurat yang dapat diperoleh secepat mungkin dan upaya sekecil mungkin yaitu dari pasien atau keluarga pasien. Teknik pengumpulan data yaitu berupa observasi, wawancara, dan pemeriksaan fisik (Mufdillah, 2012: 112). Menurut Rukiyah, Yulianti (2010: 200) pemerikasaan fisik pada kasus atersia ani biasanya dapat ditegakkan segera setelah bayi lahir dengan melakukan inspeksi secara tepat dan cermat pada daerah rektum. Dilahan dilakukan pengkajian data baik data subjektif maupun objektif. Pengkajian data subjektif dengan hasil bayi Ny. S umur 2 hari, jenis kelamin laki-laki, ibu mengatakan bayinya tidak BAB selama 2 hari, dan bayinya bila disusui muntah. Pada data objektif dilakukan pemeriksaan umum yaitu meliputi keadaan umum dan vital sign. Untuk pemeriksaan khusus

77 pada abdomen dilakukan palpasi yaitu perut besar dan tegang, kemudian pada pemeriksaan anus dilakukan dengan cara memasukan termometer rektal dengan hasil ada hambatan seperti ada sekat. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan hemoglobin, Hematokrit, lekosit serta dilakukan pemeriksaan rontgen untuk mengetahui tingkat atresia ani. Pada pengkajian data baik subjektif maupun objektif maka dapat diambil kesimpulan bahwa antara teori dengan lahan tidak ada kesenjangan. 2. Interpretasi Data Langkah ini melakukan interpretasi data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah. Berdasarkan interpretasi data yang akurat atas data-data yang telah dikumpulkan (Tresnawati, 2013: 182). Menurut Yongky, dkk (2012: 164) masalah yang timbul pada kasus atresia ani yaitu mekonium tidak keluar selama 24-48 jam pertama disertai perut mengembung. Pada pengkajian data subjektif dan objektif maka dapat diambil diagnosa kebidanan pada kasus ini yaitu bayi Ny. S umur 2 hari dengan atresia ani. Masalah yang muncul mekonium tidak keluar selama 24-48 jam pertama disertai dengan perut menggembung. Kebutuhan yang dibutuhkan yaitu segera dilakukan pembedahan untuk dilakukan operasi colostomi.

78 Pada interpretasidata diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan maka dapat disimpulkan bahwa antara teori dengan dilahan tidak terdapat kesenjangan. 3. Diagnosa Potensial Pada langkah ini kita mengidentifikasikan masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila kemungkinan dilakukan pencegahan (Mufdillah, 2012: 116). Menurut Sudarti, Fauziah (2012: 118) komplikasi yang timbul pada kasus atresia ani yaitu tersumbatnya saluran pencernaan dan terjadi konstipasi. Berdasarkan diagnosa yang sudah ada pada pasien bayi Ny. S dengan atresia ani, sedangkan diagnosa potensial yang mungkin terjadi adalah konstipasi dan perut membuncit dan mengeras karena apabila tidak dilakukan pembedahan. Namun diagnosa potensial tersebut tidak terjadi dan tidak ada kesenjangan antara teori dengan dilahan. 4. Tindakan Segera Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi pasien (Purwoastuti, Walyani, 2014: 137).

79 Menurut Sudarti, Fauziah (2012: 118) tindakan segera pada kasus atresia ani yaitu dilakukan foto roentgen dan kolaborasi dengan dokter anak untuk dilakukan pembedahan. Berdasarkan data dan diagnosa, maka kebutuhan tindakan segera yang diperlukan oleh pasien yaitu dilakukan foto roentgen dan kolaborasi dengan dokter untuk tindakan pembedahan. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dengan dilahan. 5. Perencanaan Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh dan ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan pentalaksanaan terhadap masalah atau diagnosis yang telah diidentifiksi atau diantisipasi (Purwandari, 2008: 81). Setelah diketahui diagnosa yang dialami oleh Bayi Ny. S maka perencanaan dalam studi kasus ini adalah sebagai berikut: a. Beritahu tentang kondisi bayinya. b. Beritahu ibu tentang colostomi. c. Memberikan inform consen kepada ibu dan keluarga untukpersetujuan pembedahan colostomi. d. Kolaborasi dengan dokter anak khusus bedah dan bedah anestesi untuk dilakukan pembedahan colostomi. e. Puasakan bayi sebelum operasi. f. Observasi KU dan TTV bayi.

80 g. Beri oksigen sesuai kebutuhan bayi h. Pemenuhan nutrisi lewat infus. i. Jaga kehangatan bayi Pada langkah perencanaan ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan paraiktik dilahan. 6. Pelaksanaan Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan dilaksanakan secara efisiensi dan aman. Penelitian melakukan kegiatan sesuai dengan rencana yang sudah dibuat (Tresnawati, 2013: 182). Pada pelaksanaan asuhan kebidanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan pada bayi Ny. S adalah sebagaiberikut: a. Memberitahu ibu tentang kondisi bayinya, bahwa bayinya mengalami atresia ani yaitu tidak mempunyai lubang anus. b. Memberitahu ibu tentang tindakan colostomi yaitu pembuatan lubang sementara atau permanen dari usus besar melalui dinding perut untuk mengeluarkan feses. c. Memberikan inform consen kepada ibu dan keluarga untuk persetujuan pembedahan colostomi. d. Kolaborasi dengan dokter anak khusus bedah dan bedah anestesi untuk dilakukan pembedahan colostomi. e. Puasakan bayi sebelum tindakan colostomi.

81 f. Mengoservasi KU dan TTV bayi meliputi dengut jantung, pernafasan, dan suhu. g. Memberikan oksigen sesuai kebutuhan bayi yaitu 5 L/menit. h. Infus D4 8 tpm. i. Bayi sudah dalam inkubator. Pada kasus ini pelaksanaan telah dilakukan sesuai pelaksanaan yang dibuat, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa antara teori dengan lahan praktik tidak ada kesenjangan. 7. Evaluasi Pada langkah ini dilakukan evaluasi kefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan diagnosis. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya (Purwoastuti, Walyani, 2014: 139). Hasil evaluasi dari pelaksanan yang dilakukan pada bayi Ny. S umur 2 hari dengan atresia ani adalah kadaan umum bayi kurang baik, tidak terjadi konstipasi maupun fistula, sehingga dapat diketahui bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan dilahan. Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada bayi Ny. S dengan atresia ani yaitu dengan menggunakan 7 langkah varney, mulai dari pertama pengkajian data, interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi, perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi maka dapat

82 dimbil kesimpulan bahwa dari pengkajian sampai evaluasi tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan dilahan.