Tipologi Kecamatan Tertinggal di Kabupaten Lombok Tengah

dokumen-dokumen yang mirip
Penentuan Tipologi Kesenjangan Wilayah di Kabupaten Lamongan Berdasarkan Aspek Ekonomi dan Sosial

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print C-45

Klaster Pengembangan Industri Berbasis Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah di Provinsi Aceh

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN LOMBOK TENGAH

Pengembangan Kawasan Andalan Probolinggo- Pasuruan-Lumajang Melalui Pendekatan Peningkatan Efisiensi

Pengembangan Daerah Tertinggal di Kabupaten Sampang

PENENTUAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan

Pengembangan Kawasan Andalan Probolinggo- Pasuruan-Lumajang Melalui Pendekatan Peningkatan Efisiensi

PENGEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL (UNDERDEVELOPMENT REGION) DI KABUPATEN SAMPANG

PENGEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL (UNDERDEVELOPMENT REGION) DI KABUPATEN SAMPANG

Penentuan Prioritas Pengembangan KAPET DAS KAKAB Di Kabupaten Barito Selatan

Penentuan Tipologi Pengembangan Industri Batik dalam Upaya Pengembangan Ekonomi Lokal di Kabupaten Pamekasan

Penentuan Alternatif Lokasi Pengembangan Kawasan Agroindustri Berbasis Komoditas Pertanian Unggulan di Kabupaten Lamongan

STRATEGI NASIONAL RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN

Faktor Penentu Pengembangan Industri Pengolahan Perikanan Di Kabupaten Sidoarjo melalui Pengembangan Ekonomi Lokal

Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran

Klaster Pengembangan Industri Berbasis Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah di Provinsi Aceh

Identifikasi Potensi Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Untuk Meningkatkan Ekonomi Wilayah

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

Arahan Peningkatan Daya Saing Daerah Kabupaten Kediri

PENGEMBANGAN KAWASAN ANDALAN PROBOLINGGO- PASURUAN-LUMAJANG MELALUI PENDEKATAN PENINGKATAN EFISIENSI

Identifikasi Kemampuan Pelayanan Ekonomi dan Aksesibilitas Pusat Kegiatan Lokal Ngasem di Kabupaten Kediri

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

Keterkaitan Sektor Ekonomi di Provinsi Jawa Timur

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan

Arahan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam berdasarkan Perspektif Petani di Kec. Bangorejo Kab. Banyuwangi

Okto Dasa Matra Suharjo NRP Dosen Pembimbing Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.Rer.Reg

ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN TERTINGGAL KABUPATEN PAMEKASAN

Daya Saing Kota-Kota Besar di Indonesia

Pengembangan daya saing daerah kabupaten/kota di propinsi jawa timur berdasarkan Potensi daerahnya

Pengendalian Konversi Lahan Pertanian Pangan Menjadi Non Pertanian Berdasarkan Preferensi Petani di Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi

Clustering Permukiman Kumuh di Kawasan Pusat Kota Surabaya

Kriteria Pengembangan Kota Banjarbaru Sebagai Pusat Pemerintahan

IV. DINAMIKA DISPARITAS WILAYAH DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

Identifikasi Tipologi berdasarkan Karakteristik Sempadan Sungai di Kecamatan Semampir

2016, No Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaks

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengembangan Sentra Industri Kerajinan Kayu di Kecamatan Kepanjenkidul Blitar (Melalui Pendekatan Pengembangan Ekonomi Lokal)

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

Salah satu komponen esensial dari pembangunan adalah pembangunan ekonomi Penentuan target pembangunan ekonomi perlu melihat kondisi atau tingkat

A. Keadaan Geografis Dan Topografi

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No.2, (2015) ISSN: ( Print) C-133

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

Analisis Cluster dalam Mengidentifikasi Tipe Kawasan Berdasarkan Karakteristik Timbulan Sampah Rumah Tangga di Perkotaan Kabupaten Jember

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

VISI PAPUA TAHUN

Arahan Pengembangan Kawasan Sumbing Kabupaten Magelang sebagai Agropolitan

ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI DI KEC. BANGOREJO KAB. BANYUWANGI

Penentuan Cluster Pengembangan Komoditas Unggulan Desa-Desa Tertinggal Di Kabupaten Bangkalan Berdasarkan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

Penentuan Nilai Insentif dan Disinsentif Pada Pajak Bumi dan Bangunan Sebagai Instrumen Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian di Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur ditempatkan sebagai sector vital dalam proses mencapai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

PENENTUAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS DI WILAYAH PINGGIRAN KOTA YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi pada

LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN DAERAH

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017

PROYEK STRATEGIS NASIONAL DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur Surabaya sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan

IPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014

Konsep Land Sharing Sebagai Alternatif Penataan Permukiman Nelayan di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. tentang pengelolaan sumber daya alam yang berada di daerah-daerah tersebut, sehingga

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN SUBSEKTOR PERKEBUNAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DI PROVINSI ACEH

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print)

KAJIAN FUNGSI DAN PERAN KOTA DAN KABUPATEN DI BIDANG EKONOMI DALAM PENYELENGGARAAN METROPOLITAN CIREBON RAYA

Kata Pengantar menuju Bintan yang maju, sejahtera dan berbudaya

BOKS 1. Posisi Daya Saing Kabupaten/Kota Di Sulawesi Tenggara

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN EKONOMI KOTA MEDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI KAWASAN PESISIR SEKITARNYA

BAB IV GAMBARAN UMUM

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN

PROGRAM LINTAS SEKTOR (1): PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Optimalisasi Penggunaan Lahan Untuk Memaksimalkan Pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo (Studi Kasus : Kecamatan Waru)

BAB V ANALISA PEREKONOMIAN ANTAR KABUPATEN/KOTA

Analisis Isu-Isu Strategis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang

Pengembangan Daya Saing Daerah Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Timur berdasarkan Potensi Daerahnya

FORMULIR PENETAPAN KINERJA TINGKAT KABUPATEN

Oleh : CUCU HAYATI NRP Dosen Pembimbing Ir. Putu Rudy Setiawan, MSc

Tingkat Kemiskinan Kabupaten Pasaman Barat dan Propinsi Sumatera Barat Tahun

Daftar Tabel. Halaman

BAB IV ANALISIS KERAGAAN 22 KABUPATEN TERTINGGAL. Kajian mengenai karakteristik kondisi masing-masing wilayah diperlukan

2016, No Rakyat tentang Kriteria Tipologi Unit Pelaksana Teknis di Bidang Pelaksanaan Jalan Nasional di Direktorat Jenderal Bina Marga; Menging

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-119 Tipologi Kecamatan Tertinggal di Kabupaten Lombok Tengah Baiq Septi Maulida Sa ad dan Eko Budi Santoso Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: eko_budi@urplan.its.ac.id Abstrak Kabupaten Lombok Tengah termasuk dalam kategori Kabupaten Tertinggal di Provinsi Nusa Tenggara Barat berdasarkan RPJMN tahun 2010-2014. Selain itu, terdapat kesenjangan pada beberapa Kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah akibat pembangunan Bandara Internasional Lombok sehingga perlu dilakukan identifikasi dan upaya pengembangan terhadap kecamatan tertinggal tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tipologi kecamatan tertinggal di Kabupaten Lombok Tengah berdasarkan aspek sosial dan ekonomi. Dalam perumusan Tipologi Kecamatan Tertinggal ini menggunakan Analisis Faktor Konfirmatori untuk menentukan faktor yang berpengaruh terhadap ketertinggalan kecamatan, analisis tipologi klassen untuk mengidentifikasi kecamatan tertinggal, dan analisis klaster untuk mentipologikan kecamatan tertinggal. Dari hasil penelitian terdapat empat faktor yang berpengaruh terhadap ketertinggalan kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah yaitu faktor kualitas SDM, kondisi infrastruktur sosial, kondisi perekonomian dan kondisi infrastruktur ekonomi. Berdasaarkan hasil analisis tipologi Klassen, terdapat 8 kecamatan tertinggal yaitu Kecamatan Praya Barat Daya, Janapria, Kopang, Praya Tengah, Jonggat, Pringgarata, Batukliang dan Kecamatan Batukliang Utara. Kecamatan tertinggal ini terbagi menjadi 3 klaster berdasarkan aspek sosial dan 3 klaster berdasarkan aspek ekonomi yang mana setelah ditipologikan menjadi 5 tipologi berdasarkan aspek sosial dan ekonomi. Kata Kunci Daerah tertinggal, infastruktur, sosial dan ekonomi, pengembangan kecamatan. P I. PENDAHULUAN ENGEMBANGAN daerah tertinggal merupakan upaya pengembangan daerah yang dihuni oleh komunitas dengan berbagai permasalahan sosial ekonomi dan keterbatasan fisik, menjadi daerah maju dengan komunitas yang kualitas hidupnya sama atau tidak jauh tertinggal dibandingkan dengan masyarakat Indonesia lainnya. [1] Kabupaten Lombok Tengah merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi NTB yang termasuk kedalam kategori daerah tertinggal. Permasalahan ketertinggalan yang terdapat di Kabupaten Lombok Tengah adalah permasalahan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), kemiskinan, dan permasalahan pemenuhan kebutuhan infrastruktur dasar yaitu infrastruktur sosial seperti sarana kesehatan dan pendidikan serta infrastruktur ekonomi seperti prasarana jalan yang kurang memadai. [2] Permasalahan SDM yang terdapat di Kabupaten Lombok Tengah meliputi: (1) target rata-rata lama sekolah menurut RPJMN selama 8,25 tahun pada tahun 2014 sedangkan ratarata lama sekolah penduduk Kabupaten Lombok Tengah selama 6, 19 tahun atau setara dengan tamatan Sekolah Dasar; (2) target angka harapan hidup penduduk nasional (AHH) selama 72 tahun [3], sedangkan angka harapan hidup di Kabupaten Lombok Tengah hanya selama 61,96 tahun; dan (3) target angka melek huruf (AMH) nasional sebesar 95,82% sedangkan AMH Kabupaten Lombok Tengah belum mencapai target yaitu masih sebesar 73,92 % [4]. Pembahasan permasalahan diatas merupakan gambaran kondisi Pembangunan SDM di Kabupaten Lombok Tengah yang masih belum memenuhi target pembangunan nasional. Hal ini menunjukkan bahwa SDM Kabupaten Lombok Tengah masih tertinggal jika dilihat secara nasional. Permasalahan keterbelakangan di Kabupaten Lombok Tengah lainnya adalah kemiskinan. Persentase penduduk miskin di Kabupaten Lombok Tengah sampai tahun 2012 sebesar 16,71 % penduduk tergolong penduduk miskin. Persentase ini lebih besar daripada target pada RPJMN yaitu 8-10% penduduk miskin. Hal ini menunjukkan bahwa kesejahteraan penduduk di Kabupaten Lombok Tengah masih tertinggal jika dilihat secara nasional. Permasalahan lainnya ialah rendahnya pelayanan infrastruktur wilayah, baik dari segi kualitas maupun kuantitas Seperti pada transportasi darat (jalan, jembatan maupun moda transportasi) yang masih terbatas. Sepanjang 26,8 km jalan di Kabupaten Lombok Tengah kondisinya rusak parah dan sepanjang 398,49 km jalan kondisinya rusak ringan. [2] Demikian halnya dengan fasilitas kesehatan di Kabupaten Lombok Tengah. Rasio perbandingan antara Puskesmas dengan jumlah penduduk yang harus dilayanai di Kabupaten Lombok Tengah masih berada pada posisi 0,87, rasio perbandingan Dokter dengan penduduk masih berada pada posisi 0,50, dan rasio perbandingan antara tenaga perawat dan bidan dengan jumlah penduduk masih berada pada posisi 0,60. Rasio pelayanan ini akan terlayani jika nilai rasio lebih dari satu. Hal ini menjukkan bahwa pelayanan akan kebutuhan infrastruktur dasar di Kabupaten Lombok Tengah belum terlayani. [5] Permasalahan pembangunan SDM dan pemenuhan kebutuhan sarana kesehatan merupakan permasalahan pengembangan wilayah dari aspek sosial sedangkan permasalahan kemiskinan dan permasalahan prasarana jalan yang kurang memadai merupakan permasalahan pengembangan wilayah dari aspek ekonomi [6]. Berdasarkan pemaparan mengenai permasalahan tersebut, diperlukan adanya upaya pengembangan kecamatan tertinggal di Kabupaten Lombok Tengah untuk mengoptimalkan

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-120 pengembangan wilayah di Kabupaten Lombok Tengah, salah satunya dengan menyusun Tipologi Kecamatan Tertinggal berdasasarkan faktor yang berpengaruh pada kecamatan tertinggal di Kabupaten Lombok Tengah. II. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan rasionalistik. Kerangka awal yang dirumuskan merupakan konseptualisasi teoritik yang akan digunakan sebagai suatu acuan dasar dari penelitian [7]. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. B. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor yang berpengaruh terhadap ketertinggalan kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah antara lain tingkat pendidikan, rasio ketergantungan, jumlah tenaga kerja, tingkat pelayanan sarana pendidikan, tingkat pelayanan sarana kesehatan, kondisi perumahan, kemiskinan, laju pertumbuhan ekonomi, PDRB perkapita, Kondisi jalan baik/mantap, tingkat pelayanan sarana perdagangan, tingkat pelayanan prasarana listrik, dan tingkat pelayanan prasarana air bersih. Sedangkan variabel yang digunakan untuk mengidentifikasi kecamatan tertinggal di Kabupaten Lombok Tengah adalah laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB perkapita. Sementara itu, untuk analisa tipologi kecamatan tertinggal menggunakan output dari identikasi faktor yang berpengaruh terhadap ketertinggalan kecamatan dan kecamatan tertinggal di Kabupaten Lombok Tengah. C. Mengidentifikasi Faktor-faktor yang Terhadap Kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah menggunakan Analisis Faktor Konfirmatori Analisis faktor Konfirmatori digunakan untuk mengidentifikasi faktor yang berpengaruh terhadap ketertinggalan kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah. Analisis faktor Konfirmatori ini menggunakan batuan software SPSS 16.0. Tahapan-tahapan dalam Analisis Faktor Konfirmatori pada penelitian ini adalah adalah: 1. Mengelompokkan variabel menjadi beberapa faktor, sesuai dengan tinjauan teori. 2. Melakukan analisis setiap faktor secara terpisah. 3. Melakukan reduksi satu persatu terhadap variabel dalam satu faktor yang memiliki MSA < 0.5 4. Melihat validitas dari masing-masing faktor dengan melihat nilai KMO (Kaiser Meyer Olkin Measure) pada hasil analisis melalui bantuan software SPSS. Apabila nilai KMO > 0,5 berarti faktor tersebut sudah valid. Pembentukan Faktor Ket : dan V1-V6 V1 V2 V3 V4 V5 V6 Analisis Faktor Konfirmatori Gambar 1. Diagram Proses Analisis Faktor Konfirmatori D. Mengidentifikasi Kecamatan Tertinggal di Kabupaten Lombok Tengah menggunakan Tipologi Klassen Dalam mengidentifikasi Kecamatan Tertinggal pada penelitian menggunakan analisis Tipologi Klassen. Tipologi Klassen pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi wilayah dan pendapatan perkapita wilayah. Melalui tipologi pengembangan wilayah ini kemudian diperoleh empat karakteristik pola dan struktur pertumbuhan ekonomi wilayah yang berbeda. [8] Keempat pola dan struktur tersebut yaitu: 1. Kuadran I : Daerah maju dan pertumbuhan cepat, adalah daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita lebih tinggi dibandingkan kabupaten. 2. Kuadran II :Daerah berkembang cepat, adalah daerah yang memiliki tingkatpertumbuhan ekonomi tinggi, tetapi pendapatan per kapitanya lebih rendah dibandingkan kabupaten. 3. Kuadran III : Daerah maju tetapi tertekan, adalah daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi rendah sedangkan pedapatan perkapitanya lebih tinggi dibandingkan kabupaten. 4. Kuadran IV : Daerah tertinggal, adalah daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita lebih rendah dibandingkan ddengan tingkat Kabupaten. E. Menganalisis Tipologi Kecamatan Tertinggal di Kabupaten Lombok Tengah Dalam melakukan analisis penentuan tipologi daerah tertinggal pada penelitian ini menggunakan teknik analisis Klaster terhadap kecamatan-kecamatan yang termasuk kedalam kecamatan tertinggal di Kabupaten Lombok Tengah berdasarkan hasil dari tipologi Klassen. Pengelompokan atau pengklasteran pada penelitian ini terbagi menjadi dua aspek sesuai dengan pembatasan ruang lingkup, yaitu aspek sosial dan aspek ekonomi. Setelah dilakukan pengklasteran berdasarkan kedua aspek tersebut kemudian dilakukan skoring untuk masing-masing klaster. Dari hasil skoring tersebut kemudian dilakukan penyusunan klaster berdasarkan bobot tertinggi hingga terendah untuk kedua aspek. Setelah dilakukan penyusunan klaster berdasarkan hasil pembobotan V1 V2 V3 V4 V5 V6 Faktor yang 1 2 3 : Perumpamaan faktor : Perumpamaan variabel V1 V3 V4 V6

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-121 berikutnya dilakukan penyusunan tipologi kecamatan tertinggal berdasarkan aspek sosial dan aspek ekonomi. Untuk lebih jelasnya, berikut merupakan tahapan dalam analisis tipologi kecamatan tertinggal di Kabupaten Lombok Tengah. III. HASIL DAN DISKUSI A. Identifikasi Faktor yang Terhadap Kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah Dari hasil tinjauan pustaka didapat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketertinggalan yaitu: a. Aspek Sosial 1. Faktor Kualitas Sumber Daya Manusia, terdiri dari variabel tingkat pendidikan, rasio ketergantungan, dan jumlah tenaga kerja. 2. Faktor Kondisi infrastruktur sosial, terdiri dari variabel tingkat pelayanan sarana pendidikan, tingkat pelayanan sarana kesehatan dan kondisi perumahan. b. Aspek Ekonomi 1. Faktor kondisi perekonomian wilayah, terdiri dari variabel kemiskinan, laju pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita. 2. Faktor kondisi infrastruktur ekonomi, terdiri dari variabel kondisi jalan mantap, tingkat pelayanan prasarana air bersih, tingkat pelayanan prasarana listrik dan tingkat pelayanan sarana perdagangan. Berikut ini merupakan hasil perhitungan analisis Faktor Konfirmatory menggunakan batuan software SPSS 16.0. Tabel 1. Perhitungan MSA dan KMO Faktor Kualitas SDM Kondisi Infrastruktur Sosial Kondisi Perekonomia Wilayah Kondisi Infrastruktur Ekonomi Variabel Nilai Nilai Nilai Nilai KMO KMO MSA MSA Ket (1) (2) (1) (2) Tingkat pendidikan 0,738 0,732 Rasio Ketergantungan Tidak 0,636 0,653 0,412 Jumlah tenaga kerja 0,619 0,642 sarana pendidikan 0,532 0,549 sarana kesehatan 0,544 Kondisi perumahan 0,620 Kemiskinan 0,574 Laju pertumbuhan 0,524 0,535 ekonomi PDRB perkapita 0,533 Kondisi jala 0,504 baik/mantap 0,601 sarana perdagangan 0,604 0,683 prasarana listrik 0,583 prasara air bersih Dari hasil keseluruhan analisis Faktor Konfirmatori diatas, terdapat satu variabel yang tidak berpengaruh terhadap ketertinggalan kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah sehingga variabel tersebut harus direduksi. Variabel tersebut adalah variabel rasio ketergantungan. Rasio ketergantungan penduduk tidak beprpengaruh terhadap ketertinggalan kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah karena variabel ini sudah terwakilkan dengan variabel jumlah tenaga kerja. Variabel jumlah tenaga kerja merupakan jumlah penduduk usia produktif sedangkan rasio ketergantungan merupakan perbandingan jumlah penduduk usia produktif dengan jumlah penduduk usia tidak produktif. Oleh karena itu, faktor yang berpengaruh terhadap ketertinggalan kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah adalah (1) Faktor kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang terdiri dari variabel tingkat pendidikan dan jumlah tenaga kerja, (2) Faktor kondisi infrastruktur sosial yang terdiri dari variabel tingkat pelayanan sarana pendidikan, tingkat pelayanan sarana kesehatan dan kondisi perumahan, (3) Faktor kondisi perekonomian wilayah yang terdiri dari variabel kemisikinan, laju pertumbuhan ekonomi, dan PDRB perkapita, dan (4) Faktor kondisi infrastruktur ekonomi yang terdiri dari variabel kondisi jalan mantap/ baik, tingkat pelayanan sarana perdagangan, tingkat pelayanan prasarana listrik, dan tingkat pelayanan prasarana air B. Identifikasi Kecamatan Tertinggal di Kabupaten Lombok Tengah Dalam mengidentifikasi kecamatan tertinggal pada penelitian ini menggunakan tipologi klassen. Berikut merupakan hasil perhitungan tipologi Klassen. Tabel 2 Analisis Kecamatan Tertinggal di Kabupaten Lombok Tengah No Kecamatan Laju Pertumbuhan eknomi (%) PDRB Perkapita (juta) Kategori Kecamatan 1 Praya Barat 4,04 3,10 Maju tapi tertekan 2 Praya Barat Daya 5,04 2,74 Tertinggal 3 Pujut 30,22 3,53 Maju&cepat tumbuh 4 Praya Timur 5,68 3,39 Maju tapi tertekan 5 Janapria 5,28 2,31 Tertinggal 6 Kopang 5,64 2,42 Tertinggal 7 Praya 6,37 4,38 Maju tapi tertekan 8 Praya Tengah 5,29 2,06 Tertinggal 9 Jonggat 5,04 2,35 Tertinggal 10 Pringgarata 5,41 2,39 Tertinggal 11 Batukliang 5,43 2,33 Tertinggal 12 Batukliang utara 4,95 1,92 Tertinggal KAB. LOTENG 8,27 2,77 Dari hasil analisis Klassen pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa: a) Kuadran I Kecamatan maju : Kecamatan Pujut. Kecamatan Pujut memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena beroperasinya Bandara Internasional Lombok pada tahun 2011 yang menyebabkan pertumbuhan sektor jasa khusunya transportasi meningkat tajam dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Selain beroperasinya Bandara Internasional Lombok (BIL), terdapat program dari pemerintah provinsi untuk memajukan pariwisata yaitu visit Lombok Sumbawa 2011-2015. Dengan beroperasinya BIL dan adanya program visit Lombok Sumbawa 2011-2015 ini memberikan dampak positif bagi Kecamatan Pujut karena kecamatan ini memiliki banyak obyek wisata andalan. Dengan semakin progresifnya pekembangan di kecamatan pujut menjadikan kecamatan ini menjadi Kecamatan Maju. b) Kuadran II Kecamatan maju tapi tertekan : Kecamatan Praya, Kecamatan Praya Barat dan Praya Timur Kecamatan Praya merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Lombok Tengah. Pertumbuhan ekonomi kecamatan ini tidak mampu mengimbangi pertumbuhan ekonomi yang meningkat cukup tinggi pasca beroperasinya BIL. Hal ini yang

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-122 menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan Kecamatan Praya menjadi terterkan. c) Kuadran III Kecamatan tertinggal : Kecamatan Praya Barat Daya, Kecamatan Janapria, Kecamatan Kopang, Kecamatan Praya tengah, Kecamatan Jonggat, Kecamatan pringgarata, Kecamatan Batukliang dan Kecamatan Batukliang Utara. Kecamatan-Kecamatan tersebut termasuk dalam kecamatan tertinggal karena memiliki laju pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita yang lebih rendah jika dibandingkan dengan Kabupaten Lombok Tengah. rendahnya kedua indikator ini menyebabkan kecamatan-kecamatan tersebut cenderung tertinggal dibandingkan dengan kecamatan lainnya di Kabupaten Lombok Tengah. Untuk pembagian kuadran dan pentipologian Klassen dapat dilihat pada tabel berikut ini. Kuadran III Kuadran IV Kuadran I Kuadran II Gambar 2 Diagram Analisis Tipologi Klassen Perkecamatan di Kabupaten Lombok Tengah tahun 2009-2013 Untuk mengetahui lokasi dan persebaran kecamatan tertinggal di Kabupaten Lombok Tengah dapat dilihat pada peta berikut ini. Gambar 3. Peta Kecamatan Tertinggal di Kabupaten Lombok Tengah C. Tipologi Kecamatan Tertinggal di Kabupaten Lombok Tengah Berdasarkan hasil analisis klaster didapat tiga klaster kecamatan tertinggal berdasarkan aspek sosial Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3. Klaster Kecamatan Tertinggal Aspek Sosial di Kabupaten Lombok Tengah Kelompok Kecamatan Klaster Klaster 1 Praya Barat Daya Janapria Praya Tengah Jonggat Pringgarata Klaster 2 Kopang Batukliang Klaster 3 Batukliang Utara a. Klaster 1 Aspek Sosial Kecamatan yang termasuk dalam Klaster 1 berdasarkan aspek sosial adalah Kecamatan Praya Barat Daya, Kecamatan Janapria, Kecamatan Praya Tengah, Kecamatan Jonggat dan Kecamatan Pringgarata. Klaster ini memiliki karaktertistik yaitu memiliki ketertinggalan tingkat pendidikan sedang, ketertinggalan tenaga kerja sedang, ketertinggalan tingkat pelayanan sarana pendidikan sedang, ketertinggalan tingkat pelayanan sarana kesehatan sedang dan ketertinggalan kondisi perumahan sedang. c. Klaster 2 Aspek Sosial Kecamatan yang termasuk dalam Klaster 2 berdasarakan aspek sosial adalah Kecamatan Kopang dan kecamatan Batukliang. Jika dibandingkan dengan klaster lainnya, klaster ini merupakan klaster dengan tingkat ketertinggalan kecamatan yang paling rendah. Karakteristik dari klaster ini adalah memiliki ketertinggalan tingkat pendidikan rendah, ketertinggalan tenaga kerja rendah, ketertinggalan tingkat pelayanan sarana pendidikan rendah, ketertinggalan tingkat pelayanan sarana kesehatan sedang dan ketertinggalan kondisi perumahan rendah. sarana kesehatan pada klaster ini belum terlayani. Selain itu, klaster ini memiliki persentase perumahan permanaen paling tinggi dibandingkan dengan klaster 1 dan klaster 3. Dari pembahasan diatas, dapat diketahui bahwa klaster ini merupakan klaster yang paling maju jika dibandingkan dengan klaster lainnya. d. Klaster 3 aspek sosial Kecamatan yang termasuk dalam Klaster 3 berdasarakan aspek sosial adalah Kecamatan Batukliang Utara. Klaster ini merupakan klaster yang paling tertinggal dibandingkan klaster lainnya. Karakteristik klaster ini adalah memiliki ketertinggalan tingkat pendidikan sedang, ketertinggalan tenaga kerja tinggi, ketertinggalan tingkat pelayanan sarana pendidikan sedang, ketertinggalan tingkat pelayanan sarana kesehatan tinggi dan ketertinggalan kondisi perumahan tinggi. Tabel 4. Skoring Klaster Aspek Sosial Klaster Kecamatan Skor per variabel A1 A2 B1 B2 B3 total 1 Praya Barat Daya 2 2 2 2 2 10 Janapria Praya Tengah Jonggat Pringgarata 2 Kopang 3 3 3 2 3 14 Batukliang 3 Batukliang Utara 2 1 2 1 1 7 Keterangan: : Faktor Kualitas SDM

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-123 : Faktor tingkat pelayanan infrastruktur sosial A1 : Variabel tingkat pendidikan A2 : Variabel jumlah tenaga kerja B1 : Variabel Tingkat Pelayanan sarana pendidikan B2 : Variabel Tingkat Pelayanan sarana kesehatan B3 : Variabel Kondisi Perumahan Berdasarkan analisis klaster yang telah dilakukan, didapat tiga klaster kecamatan tertinggal berdasarkan aspek ekonomi. Untuk lebih jelasnya mengenai klaster yang terbentuk, anggota massing-masing klaster dan karakteristiknya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Untuk lebih jelasnya mengenai klaster yang terbentuk, anggota massing-masing klaster dan karakteristiknya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 5 Klaster Kecamatan Tertinggal Aspek Ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah Kelompok Klaster Kecamatan Klaster 1 Praya Barat Daya Praya Tengah Batukliang Utara Klaster 2 Janapria Jonggat Klaster 3 Kopang Pringgarata Batukliang a. Klaster 1 Aspek Ekonomi Kecamatan yang termasuk Klaster 1 berdasarkan aspek ekonomi adalah Kecamatan Praya Barat Daya, Kecamatan Praya Tengah dan Kecamatan Batukliang Utara. Klaster ini memiliki karakteristik yaitu persentase keluarga miskin tinggi, ketertinggalan pertumbuhan ekonomi kecamatan rendah, ketertinggalan pendapatan perkapita sedang, ketertinggalan tingkat pelayanan air bersih sedang, ketertinggalan kondisi jalan mantap tinggi, ketertinggalan tingkat pelayanan prasarana listrik tinggi dan ketertinggalan tingkat pelayanan sarana perdagangan tinggi. Klaster ini merupakan klaster yang paling tertinggal jika dibandingkan dengan klaster lainnya berdasarkan aspek ekonomi. b. Klaster 2 Aspek Ekonomi Kecamatan yang termasuk Klaster 2 berdasarkan aspek ekonomi adalah Kecamatan Janapria dan Kecamatan Jonggat. Klaster ini memiliki karakteristik yaitu persentase keluarga miskin rendah, ketertinggalan pertumbuhan ekonomi kecamatan sedang, ketertinggalan pendapatan perkapita sedang, ketertinggalan tingkat pelayanan air bersih sedang, ketertinggalan kondisi jalan mantap rendah, ketertinggalan tingkat pelayanan prasarana listrik sedang, ketertinggalan tingkat pelayanan sarana perdagangan rendah. Kondisi perekonomian pada klaster lebih tertinggal jika dibandingkan dengan klaster 3 akan tetapi lebih maju dibandingkan dengan klaster 1. Sedangkan untuk tingkat pelayanan infrastruktur ekonomi, klaster ini lebih tertinggal jika dibandingkan dengan klaster 3 akan tetapi lebih maju dibandingkan dengan klaster 1. c. Klaster 3 Kecamatan yang termasuk Klaster 3 berdasarkan aspek ekonomi adalah Kecamatan Janapria dan Kecamatan Jonggat. Klaster ini memiliki karakteristik yaitu persentase keluarga miskin sedang, ketertinggalan pertumbuhan ekonomi kecamatan rendah, ketertinggalan pendapatan perkapita sedang, ketertinggalan tingkat pelayanan air bersih rendah, ketertinggalan kondisi jalan mantap sedang, ketertinggalan tingkat pelayanan prasarana listrik rendah dan ketertinggalan tingkat pelayanan sarana perdagangan rendah.klaster ini merupakan klaster paling maju dibandingkan dengan klaster lainnya berdasarkan aspek ekonomi. Untuk mempermudah dalam penyusunan tipologi kecamatan tertinggal, berikut ini merupakan susunan klaster aspek ekonomi berdasarkan tingkat ketertinggalannya. Tabel 6. Skoring Klaster Aspek Ekonomi Klaster Kecamatan Bobot per variabel F3 F4 C1 C2 C3 D1 D2 D3 D4 total 1 Praya Barat Daya 1 1 2 2 1 1 1 9 Praya Tengah Batukliang Utara 2 Janapria 2 3 2 3 2 3 2 17 Jonggat 3 Kopang 2 3 2 3 2 3 3 18 Pringgarata Batukliang Keterangan: = Faktor perekonomian wilayah = Faktor tingkat pelayanan infrastruktur ekonomi C1 = Kemiskinan C2 = Laju pertumbuhan ekonomi C3 = PDRB perkapita D1 = prasarana air bersih D2 = prasarana jalan D3 = prasarana listrik D4 = sarana perdagangan Setelah mengetahui pembagian klaster dan penyusunan klaster berdasarkan tingkat ketertinggalan berdasarkan aspek sosial dan aspek ekonomi selanjutnya dapat disusun tipologi kecamatan tertinggal berdasarkan aspek sosial dan aspek ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah seperti berikut ini. Tabel 5 Tipologi Kecamatan Tertinggal di Kabupaten Lombok Tengah Aspek Ekonomi Ekonomi Aspek Sosial perekonomian sedang dan ketertinggalan pelayanan infrastruktur ekonomi rendah perekonomian dan pelayanan infrastruktur ekonomi sedang perekonomian dan tingkat pelayanan infrastruktur ekonomi tinggi kualitas SDM dan pelayanan infrastruktur sosial rendah 1. Kopang 2. Batukliang kualitas SDM dan pelayanan infrastruktur sosial sedang 1. Pringgarata 1. Janapria 2. Jonggat 1. Praya Barat Daya 2. Praya tengah kualitas SDM dan pelayanan infrastruktur sosial tinggi 1. Batukliang Utara Untuk mengetahui penyebaran dan lokasi kecamatan berdasarkan tipologi kecamatan tertinggal dapat dilihat pada peta berikut ini.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-124 [4] Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Tengah. 2014. Statistik Daerah Kabupaten Lombok Tengah tahun 2014. Praya : BPS [5] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Lombok Tengah. 2012. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2012. Praya : Pemkab Lombok Tengah [6] Triutomo, Sugeng. 2001. Pengembangan Wilayah Melalui Pembentukan Kawasan Ekonomi Terpadu dalam Tiga Pilar Pengembangan Wilayah. Jakarta: BPPT [7] Muhadjir, N. 1990. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Serasin [8] Aswandi, H, & Kuncoro, M, 2002. Evaluasi Penetapan Kawasan Andalan: Studi Empiris di Kalimantan Selatan 1993-1999. Jurnal ekonomi dan Bisnis Indonesia. IV. KESIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan tipologi kecamatan tertinggal di Kabupaten Lombok Tengah dilihat dari aspek sosial dan aspek ekonomi. Berikut ini merupakan hasil yang diperoleh dari penelitian ini: 1) Terdapat empat faktor yang berpengaruh terhadap ketertinggalan kecamatan di kabupaten lombok tengah yaitu kualitas SDM yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan tenaga kerja, faktor kondisi infrastruktur sosial yang dipengaruhi oleh tingkat pelayanan sarana pendidikan, kesehatan dan kondisi perumahan, faktor kondisi perekonomian yang dipengaruhi oleh laju pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapita dan persentase keluarga miskin serta faktor kondisi infrastruktur ekonomi yang dipengaruhi oleh kondisi jalan, tingkat pelayanan air bersih, listrik dan sarana perdagangan. 2) Terdapat 8 kecamatan yang termasuk dalam kecamatan tertingal di Kabupaten Lombok Tengah yaitu kecamatan Kopang, Batukliang, Praya Barat Daya, Janapria, Praya tengah, Jonggat, Pringgarata dan Batukliang Utara. 3) Dari delapan kecamatan tersebut menghasilkan 5 tipologi dengan masing-masing tipologi yaitu: tipologi 1 Kecamatan Kopang dan Kecamatan Batukliang, tipologi 2 Kecamatan Pringgarata, tipologi 3 Kecamatan Janapria dan Kecamatan Jonggat, tipologi 4 Kecamatan Praya Barat Daya dam Kecamatan Praya, serta Tipologi 5 beranggotakan Kecamatan Batukliang Utara. DAFTAR PUSTAKA [1] Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal. 2010. Penetapan Daerah Tertinggal dalam RPJMN 2010-2014. Jakarta : KPDT [2] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Lombok Tengah. 2011. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011-2015. Praya : Pemkab Lombok Tengah [3] Central Intelligence Agency. 2012. The World Factbook. Virginia : Claitors Pub Division.