KAJIAN POLA PERGERAKAN DAN PENYEDIAAN RUANG PEJALAN KAKI DI KAWASAN WISATA CANDI BOROBUDUR TUGAS AKHIR

dokumen-dokumen yang mirip
PARTISIPASI KELOMPOK USAHA SOUVENIR REBO LEGI DALAM SISTEM PARIWISATA DI KLASTER PARIWISATA BOROBUDUR TUGAS AKHIR. Oleh : GRETIANO WASIAN L2D

BAB I PENDAHULUAN. penelitian ini, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Selain

ARAHAN PENYEDIAAN RUANG PEJALAN KAKI DI KAWASAN ALUN-ALUN LOR KOTA SURAKARTA TUGAS AKHIR

PENGARUH PERKEMBANGAN OBYEK WISATA CANDI BOROBUDUR TERHADAP BANGKITAN LALU LINTAS DI PENGGAL RUAS JALAN SYAILENDRA RAYA TUGAS AKHIR

PROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI CINDERAMATA DAN MAKANAN OLEH-OLEH DI KABUPATEN MAGELANG TUGAS AKHIR TKP Oleh: RINAWATI NUZULA L2D

BAB V A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk penyusunan karya

PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI PADA KORIDOR JALAN MALIOBORO BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

STUDI PREFERENSI WISATAWAN TERHADAP JENIS MODA ANGKUTAN WISATA DI KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

BAB VI KESIMPULAN DAN ARAHAN

STUDI IDENTIFIKASI ATRAKSI WISATA RAWAPENING YANG DIMINATI PASAR WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SUSILOWATI RETNANINGSIH NIM L2D398188

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

BAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas, pariwisata telah menjadi bagian penting dari kebutuhan dasar

PEMANFAATAN KAWASAN UMBUL TLATAR KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI BERDASARKAN PENDAPAT MASYARAKAT TUGAS AKHIR

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

Pusat Kawasan Wisata Candi Gedongsongo BAB I PENDAHULUAN

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SIMPUL CURUG GEDE DI KAWASAN WISATA BATURADEN

STUDI IDENTIFIKASI BENTUK DAN TINGKAT PARTISIPASI PEDAGANG SERTA PENGARUHNYA DALAM PENATAAN RUANG AKTIVITAS PKL (Studi Kasus : PKL Malioboro)

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG

V. KONSEP PENGEMBANGAN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi dari tahun sebelumnya. Angka itu diatas pertumbuhan ekonomi nasional

KAJIAN WUJUD KESIAPAN MASYARAKAT TERHADAP KEBUTUHAN WISATAWAN DI KAWASAN WISATA AGRO BANGUNKERTO, SLEMAN, YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. dengan keanekaragaman budaya dan kesenian yang berbeda-beda di masing-masing

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 6.1 Kesimpulan. sebagai berikut: Pertama, di Kawasan Candi Cetho masih terdapat berbagai

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan

PENATAAN ULANG TAMAN REKREASI BUDAYA SRIWEDARI SURAKARTA Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

I. PENDAHULUAN. yang serius dari pemerintah. Hal ini didukung dengan adanya program

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

V. KONSEP Konsep Dasar Perencanaan Tapak

STANDAR OPERASIONAL PERIZINAN DAN PEMANFAATAN CANDI BOROBUDUR, CANDI MENDUT, DAN CANDI PAWON

ZONASI KONDISI KAWASAN HUTAN NEGARA DI DIENG DAN ARAHAN PENGELOLAAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN T U G A S A K H I R. Oleh : INDIRA PUSPITA L2D

PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR

BAB V KESIMPULAN. transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT YANG BERAKTIVITAS DI KOTA LAMA SEMARANG DAN SEKITARNYA TERHADAP CITY WALK DI JALAN MERAK SEMARANG TUGAS AKHIR

PERSEPSI WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP ATRAKSI PARIWISATA AIR DI KAWASAN GILI TRAWANGAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang Pernyataan Masalah.

BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

STUDI PROSPEK PENGEMBANGAN OBJEK WISATA VULKANOLOGI KETEP DAN KONTRIBUSINYA DALAM MENUNJANG INDUSTRI PARIWISATA DI KABUPATEN MAGELANG TUGAS AKHIR

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

UNIVERSITAS DIPONEGORO TUGAS AKHIR RISKA EKY AFRIANI L2D FAKULTAS TEKNIK JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi.upaya Indonesia dalam mengembangkan sektor wisata itu. Borobudur adalah salah satu objek wisata andalan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

BAB V PENUTUP. 50 responden yang mengunjungi Objek Wisata Candi Kalasan DIY. Serta masukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT MELALUI PEMBENTUKAN CLUSTER WISATA TUGAS AKHIR. Oleh: MEISKE SARENG KELANG L2D

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. Tua Jakarta dan pengaruhnya terhadap optimalisasi aset tanah dan bangunan milik

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA CIATER DI SUBANG

BAB I PENDAHULUAN. setiap kali Kraton melaksanakan perayaan. Sepanjang Jalan Malioboro adalah penutur cerita bagi setiap orang yang

BAB II TINJAUAN HAKIKAT PASAR KERAJINAN DAN SENI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Pada bab sebelumnya telah dijelaskan tentang konsep perancangan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN KUESIONER PENILAIAN PENGUNJUNG TERHADAP ATRIBUT PENGELOLAAN 4A PADA OBJEK WISATA CANDI KALASAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KAJIAN PENATAAN POHON SEBAGAI BAGIAN PENGHIJAUAN KOTA PADA KAWASAN SIMPANG EMPAT PASAR MARTAPURA TUGAS AKHIR. Oleh: SRI ARMELLA SURYANI L2D

BAB VI KESIMPULAN. kemudian didapatkan temuan penelitian. Temuan-temuan penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

Pola Aktivitas Pemanfaatan Ruang Luar Kawasan Wisata Songgoriti Batu

PENGEMBANGAN WISATA PANTAI TRIANGGULASI DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO BANYUWANGI (Penekanan Desain Arsitektur Organik Bertema Ekoturisme)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. positif yang cukup tinggi terhadap pendapatan negara dan daerah (Taslim. 2013).

BAB VI KESIMPULAN dan ARAHAN PENATAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. mengandalkan sektor pariwisata untuk membantu pertumbuhan ekonomi.

REVITALISASI TAMAN BALEKAMBANG SEBAGAI TEMPAT REKREASI DI SURAKARTA

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. merupakan modal dasar bagi pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan

BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Studi

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MODEL AMBANG BATAS FISIK DALAM PERENCANAAN KAPASITAS AREA WISATA. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Destinasi pariwisata merupakan daya tarik bagi kedatangan wisatawan.

HOTEL WISATA BINTANG TIGA DI KABUPATEN MAGELANG

STUDI SEGMENTASI PASAR DAN PENILAIAN ATRAKSI SEBAGAI MASUKAN BAGI PENINGKATAN ATRAKSI TAMAN WISATA BUDAYA JAWA TENGAH PURI MAEROKOCO TUGAS AKHIR

BAB 5 KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL ± LEMBAR PENGESAHAN ±± LEMBAR PERSEMBAHAN LEMBAR MOTTO ABSTRAKSI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN I-1

Transkripsi:

KAJIAN POLA PERGERAKAN DAN PENYEDIAAN RUANG PEJALAN KAKI DI KAWASAN WISATA CANDI BOROBUDUR TUGAS AKHIR Oleh: OKTAFIA RACHMAWATI L2D 004 341 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2008

ABSTRAK Candi Borobudur merupakan salah satu kawasan wisata di Kabupaten Magelang yang merupakan objek wisata berskala internasional. Selain itu, Candi Borobudur juga merupakan kawasan konservasi. Hal ini dikarenakan Candi Borobudur merupakan warisan budaya yang sudah diakui oleh masyarakat dunia. Oleh karena itu pemanfaatan Kawasan Candi Borobudur sebagai daerah wisata ini harus memperhatikan peraturan-peraturan tentang penataan kawasan konservasi. Mengingat usia bangunan Candi Borobudur yang sudah tua, maka para wisatawan dalam menikmati keindahan kawasan wisata ini pun dilakukan dengan cara berjalan kaki. Hal ini ditujukan untuk mengurangi getaran yang dapat mempengaruhi kestabilan bangunan Candi Borobudur. Oleh karena itu diperlukan adanya penyediaan ruang pejalan kaki dan fasilitas pendukungnya demi kenyamanan wisatawan sebagai penggunanya. Namun kenyataannya ruang pejalan kaki yang tersedia belum dapat memenuhi kebutuhan para pejalan kaki. Hal ini dapat dilihat dengan adanya pola pergerakan wisatawan yang kurang terarah karena kurangnya signage sebagai penunjuk arah, adanya kualitas ruang pejalan kaki yang rendah serta adanya aktivitas PKL yang menempati koridor jalur pejalan kaki sehingga ruang pejalan kaki tersebut kurang berfungsi secara maksimal. Dengan demikian diperlukan adanya pengkajian tentang pola pergerakan dan penyediaan ruang pejalan kaki tersebut agar wisatawan dapat singgah lebih lama di kawasan wisata candi borobudur ini. Penelitian tentang Pola Pergerakan Dan Penyediaan Ruang Pejalan Kaki Di Kawasan Wisata Candi Borobudur ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pola pergerakan pejalan kaki (wisatawan). Dalam hal ini peneliti membagi objek pengamatan kedalam 4 zona pengamatan yaitu di lokasi perparkiran, loket pintu masuk, sekitar bangunan candi serta di pasar seni. Dalam pengamatan di lapangan peneliti akan mengamati aktivitas dan karakteristik wisatawan dalam berjalan kaki dan kondisi ruang pejalan kaki eksisting. Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis diskriptif kualitatif. Metode analisis tersebut dapat memberikan gambaran dan memaparkan tentang kondisi dan pola pergerakan yang terjadi di Kawasan Wisata Candi Borobudur. Oleh karena itu, metode ini dipengaruhi oleh ketajaman peneliti dalam melakukan observasi di lapangan. Selain itu juga peneliti menggunakan metode analisis normatif yaitu membandingkan penyediaan ruang pejalan kaki dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku seperti prinsip penyediaan ruang pejalan kaki dan peraturan penataan ruang di kawasan konservasi. Dari metode analisis tersebut maka akan dapat memberikan output yaitu karakteristik pola pergerakan dan kecenderungan wisatawan dalam beraktivitas sehingga dapat menjadi masukan dalam penyediaan ruang pejalan kaki yang sesuai dengan preferensi pengguna, ketentuan kawasan konservasi dan prinsip perancangan. Setelah melakukan analisis tentang pola pergerakan dan penyediaan ruang pejalan kaki di Kawasan Wisata Candi Borobudur, dapat diketahui bahwa kecenderungan wisatawan dalam beraktivitas adalah secara berkelompok. Adapun pola pergerakan yang dilakukan wisatawan di kawasan wisata ini dapat diperoleh 10 pola pergerakan. Dasar pengklasifikasian pola pergerakan tersebut adalah berdasarkan urutan wisatawan dalam mengunjungi atraksi wisata di kawasan wisata candi borobudur. Selain itu para wisatawan juga belum melakukan pergerakan secara optimal (mengunjungi seluruh atraksi wisata yang ada). Wisatawan paling sedikit mengunjungi satu atraksi wisata dan paling banyak mengunjungi 5 lokasi atraksi wisata. Sedangkan kondisi ruang pejalan kakinya secara fisik terutama untuk material perkerasan yang digunakan sudah sesuai dengan kawasan yaitu menggunakan batu alam sebagai meterial perkerasannya. Apabila dihubungkan dengan intensitas pola pergerakan pejalan kaki yang melewati ruang pejalan kaki dapat diketahui bahwa kondisi jalur pejalan kaki dari Candi Borobudur menuju pintu keluar kurang dapat melayani aktivitas wisatawan dalam berjalan kaki. Hal ini dikarenakan dimensi jalannya yang relatif sempit yaitu hanya 2,5 meter. Padahal ruang pejalan kaki ini termasuk ruang pejalan kaki yang melayani intensitas pergerakan pejalan kaki yang tinggi. Pada umumnya ketersediaan fasilitas pendukung wisatanya masih kurang dari segi jumlahnya terutama untuk sarana persampahan, sarana penerangan, signage serta vegetasi peneduh. Selain itu juga keberadaaan fasilitas pendukung ruang pejalan kaki yang sulit dijangkau seperti keberadaan fasilitas untuk beristirahat yang lokasinya jauh dari jalur pejalan kaki. Oleh karena itu rekomendasi yang dapat diberikan adalah dengan menyediakan ruang pejalan kaki yang menghubungkan lokasi satu dengan lainnya dengan jarak terpendek mengingat kawasan wisatanya yang luas. Selain itu juga menyangkut kondisi ruang pejalan kakinya seperti perlu adanya perbaikan kualitas fisik ruang pejalan kaki seperti perkerasan, penambahan fasilitas pendukung seperti sarana persampahan, penerangan, fasilitas sitting group serta signage. Kata kunci: Pejalan Kaki, Pola Pergerakan, Kawasan Wisata, Candi Borobudur

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang dapat diandalkan untuk meningkatkan penerimaan pemerintah dari sektor nonmigas. Propinsi Jawa tengah merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari adanya keanekaragaman jenis wisata yang ditawarkan baik berupa wisata alam, sejarah maupun budaya (www.central-java-tourism.com). Hal ini juga didukung dengan adanya Kabupaten Magelang yang merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang menawarkan beberapa objek wisata. Objek wisata tersebut antara lain Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Pawon dan sebagainya. Dari beberapa objek wisata tersebut, Candi Borobudur merupakan salah satu objek wisata andalan bagi Kabupaten Magelang. Hal ini juga dipertegas dengan adanya pernyataan yang menyatakan bahwa Candi Borobudur ini merupakan warisan budaya yang telah diakui oleh dunia (World Heritage) (www.konservasiborobudur.org). Kedudukan Candi Borobudur sebagai candi terbesar di dunia inilah yang menjadikan wisata Candi Borobudur tersebut diakui sebagai objek wisata berskala internasional. Dengan demikian, pengunjung objek wisata ini pun beragam baik yang berasal dari dalam negeri, yang sering disebut sebagai wisatawan nusantara/domestik maupun wisatawan dari luar negeri atau wisatwan mancanegara. Selain kedudukan Candi Borobudur sebagai objek wisata yang merupakan aset bagi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD), tetapi Candi Borobudur ini juga berkedudukan sebagai benda cagar budaya yang harus dilindungi dan dilestarikan keberadaannya. Oleh karena itu, dengan beberapa kedudukan yang dimilikinya tersebut maka dalam pengelolaannya diperlukan adanya batasan-batasan aktivitas wisata. Bangunan Candi Borobudur yang merupakan benda cagar budaya tersebut dibangun pada masa Wangsa Syailendra yaitu sekitar tahun 824 M (www.wikipedia.com). Dengan usia yang relatif tua tersebut maka bangunan Candi Borobudur ini rentan akan kerusakan. Oleh karena itu, aktivitas wisata yang terdapat di Kawasan Wisata Candi Borobudur tersebut sebisa mungkin dapat meminimalisasi adanya getaran-getaran. Salah satunya adalah dengan melakukan aktivitas berjalan kaki. Para wisatawan diharuskan melakukan jalan kaki untuk menikmati Objek Wisata Candi Borobudur tersebut. Oleh karena aktivitas yang dominan di kawasan wisata ini adalah berjalan kaki maka diperlukan adanya upaya penyediaan ruang pejalan kaki beserta fasilitas pendukungnya. 1

2 Akan tetapi, kenyataannya di lapangan fasilitas pendukung ruang pejalan kaki tersebut belum memadai. Hal ini dapat dilihat dari adanya beberapa permasalahan seperti adanya sirkulasi pejalan kaki yang kurang terarah yang disebabkan kurangnya signage penunjuk arah, adanya kualitas jalur pejalan kaki yang rendah yaitu adanya perkerasan jalur pejalan kaki yang tidak rata dan adanya pedagang kaki lima yang menempati koridor jalur pejalan kaki sehingga ruang pejalan kaki kurang dapat berfungsi secara maksimal. Selain itu, ruang pejalan kakinya pun belum dapat memenuhi kebutuhan wisatawan. Hal ini juga dapat ditunjukkan dengan belum adanya fasilitas sitting group yang mudah diakses oleh wisatawan sebagai pengguna, terutama di lokasi perparkiran dan koridor jalur pejalan kaki menuju candi. Dengan demikian akan memberikan dampak pada pola sirkulasi dari pejalan kaki itu sendiri yang belum terarah. Selain itu kawasan wisata candi borobudur ini juga merupakan kawasan wisata outdoor yang luas. Oleh karena itu upayan yang dilakukan oleh pihak pengelola untuk merangsang wisatawan untuk melakukan pergerakan atau memecah arus yang akan menaiki candi adalah dengan menyediakan beberapa atraksi wisata. Dengan kondisi kawasan yang luas maka keberadaan atraksi wisata tersebut tersebar di beberapa lokasi yang jaraknya relatif jauh antara satu tempat atraksi dengan lainnya. dengan kondisi yang demikian dan didukung dengan kurangnya signage sebagai penunjuk arah maka para wisatawan hanya mengunjungi atraksi wisata yang lokasinya searah dengan candi borobudur. Berdasarkan beberapa hal tersebut maka diperlukan adanya peningkatan kualitas pelayanan dan pengelolaan kawasan wisata dalam hal ini adalah peningkatan kualitas penyediaan ruang pejalan kaki. Dengan demikian diperlukan adanya upaya untuk mengkaji bagaimana pola pergerakan dan penyediaan ruang pejalan kaki di Kawasan Wisata Candi Borobudur tersebut. Bagaimanakan ruang pejalan kaki yang sesuai dengan ketentuan ruang pejalan kaki dan sesuai dengan kaidah penataan kawasan konservasi serta sesuai dengan preferensi pejalan kaki. dan diharapkan nantinya dapat memberikan kenyamanan kepada para wisatawan dalam beraktivitas dan kondisi ruang pejalan kaki yang sesuai dengan kawasan konservasi dan prinsip perancangan. Dan pada akhirnya nanti dapat mewujudkan pola pergerakan wisatawan yang optimal di kawasan wisata candi borobudur. 1.2. Perumusan Masalah Permasalahan yang akan dikaji dalam Tugas Akhir ini adalah adanya kondisi ruang pejalan kaki yang belum dapat memberikan kenyamanan dan keteraturan di Kawasan Wisata Candi Borobudur. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Adanya pola pergerakan wisatawan yang belum optimal. Hal ini dikarenakan kurangnya signage atau penunjuk arah yang dapat memberikan arahan bagi para pejalan kaki. Selain itu juga tidak adanya koridor yang jelas, yang dapat mengarahkan para pejalan kaki

3 sehingga wisatawan belum mengunjungi seluruh atraksi wisata yang ada (pergerakan belum optimal). 2. Kualitas ruang pejalan kaki yang masih rendah. Hal ini dikarenakan adanya perkerasan jalur pejalan kaki yang berlubang dan tidak rata. 3. Adanya aktivitas para pedagang kaki lima (PKL) yang menganggu aktivitas pejalan kaki. Hal ini dikarenakan keberadaan PKL yang kurang tertata sehingga PKL tersebut terlihat semrawut. Selain itu lokasi dari PKL tersebut menempati koridor yang menjadi jalur pejalan kaki. Dengan kondisi demikian maka ruang pejalan kaki tidak dapat berfungsi secara maksimal sehingga aktivitas pejalan kaki kurang leluasa. Dengan kondisi demikian juga dapat memberikan ketidaknyamanan kepada wisatawan. Untuk lebih jelasnya beberapa permasalahan di atas akan ditunjukkan dalam pohon masalah (hal. 4). 1.3. Tujuan Dan Sasaran 1.3.1. Tujuan Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui karakteristik pola pergerakan pejalan kaki di Kawasan Wisata Candi Borobudur. Dengan demikian hasil dari pengamatan tersebut dapat dijadikan sebagai arahan dan masukan dalam penyediaan ruang pejalan kaki yang sesuai dengan karakteristik pola pergerakannya. 1.3.2. Sasaran Sasaran yang ingin dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah 1. Mengidentifikasi wilayah penelitian yaitu Kawasan Wisata Candi Borobudur 2. Mengidentifikasi aktivitas pejalan kaki (wisatawan) di Kawasan Wisata Candi Borobudur 3. Mengidentifikasi ketersediaan ruang pejalan kaki di Kawasan Wisata Candi Borobudur 4. Mengidentifikasi pola pergerakan wisatawan di Kawasan Wisata Candi Borobudur 5. Mengkaji pola pergerakan dan penyediaan ruang pejalan kaki di Kawasan Wisata Candi Borobudur 6. Menyimpulkan pola pergerakan pejalan kaki dan ketersediaan ruang pejalan kaki di Kawasan Wisata Candi Borobudur