BAB III METODE PENLITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian. Prosedur ini merupakan langkah kerja yang bersifat sistematis, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengambilan kesimpulan (Dedi Sutedi, 2009 : 53). Menurut Sudaryanto dalam Dedi Sutedi (2009 : 53), metode adalah cara yang harus dilaksanakan, teknik adalah cara melaksanakan metode, sedangkan instrumen adalah alat yang digunakannya. Dedi Sutedi (2009 :53) mengemukakan bahwa fungsi dari metode adalah untuk memperlancar pencapaian tujuan secara lebih efektif dan efisien. Beragam jenis metode penelitian yang digunakan pada setiap penelitian tergantung dari tujuan yang akan dicapai dari penelitian tersebut. Dalam penelitian ini jenis metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif atau metode deskripif.
Dedi Sutedi (2009 : 58), mengemukakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual. Sifat penelitian deskriptif yaitu menjabarkan, memotret segala permasalahan yang dijadikan pusat perhatian peneliti, kemudian dibeberkan apa adanya. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Dedi Sutedi peneliti memilih metode ini agar dapat menjabarkan kemampuan siswa dan kesulitan yang dihadapi siswa dalam mengubah kata kerja dari bentuk kamus menjadi bentuk te, serta usaha apa saja yang dilakukan siswa untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang ada. 3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 80). Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA Negeri 22 Bandung.
3.2.2 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili untuk dijadikan sumber data (Dedi Sutedi, 2009 : 179). Yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMA kelas XII IPA 3 SMA Negeri 22 Bandung. 3.3 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian (Sutedi, 2009:155). Instrumen penelitian yang dipakai dalam penelitian ini yaitu tes dan non-tes yang berupa angket. 3.3.1 Tes Dalam penelitian ini, penulis menggunakan instrumen tes berupa soal pilihan ganda sebanyak 20 soal yang dibagi menjadi tiga bagian. Soal bagian pertama, responden harus merubah kata kerja bentuk kamus yang berada dalam tanda kurung pada soal dengan cara memilih kata kerja bentuk te dari pilihan jawaban yang tepat. Soal bagian kedua, responden harus merubah kata kerja bentuk kamus yang digaris bawahi pada soal dengan cara memilih kata kerja bentuk te dari pilihan jawaban yang tepat. Soal bagian ketiga, responden harus mengisi bagian yang kosong pada wacana dengan
cara memilih kerja bentuk te dari pilihan jawaban yang tepat. Tes ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengubah kata kerja dari bentuk kamus menjadi kata kerja bentuk te. 3.3.2 Angket Menurut Faisal dalam Sutedi (2009 : 164), angket dilakukan dengan cara pengumpulan datanya melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari responden. Angket dalam penelitian ini digunakan sebagai salah satu instrumen penelitian, yang dimaksudkan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dirasakan siswa dalam mengubah kata kerja bentuk kamus menjadi kata kerja bentuk te, dan juga untuk mengetahui usaha apa saja yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut. Berikut ini kisi- kisi angket yang digunakan untuk penyusunan angket pada penelitian ini. Tabel 3.1 Kisi- kisi Angket
No. Indikator Nomor Soal Jumlah Soal 1. Mengetahui pengetahuan siswa 1 1 tentang perubahan kata kerja dari bentuk kamus menjadi kata kerja bentuk te 2. Mengetahui pendapat siswa 2, 3, 4, 5 4 mengenai perubahan kata kerja dari bentuk kamus menjadi kata kerja bentuk te 3. Mengetahui tingkat kesulitan 6 1 yang dihadapi siswa dalam merubah kata kerja dari bentuk kamus menjadi kata kerja bentuk te 4. Mengetahui faktor penyebab 7, 8 2 kesulitan siswa dalam merubah kata kerja dari bentuk kamus menjadi kata kerja bentuk te 5. Mengetahui usaha yang 9 1 dilakukan siswa dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi dalam merubah kata kerja dari bentuk kamus menjadi kata kerja bentuk te 10 1 6. Solusi yang diharapkan siswa dari pengajar untuk menghadapi kesulitan dalam
merubah kata kerja dari bentuk kamus menjadi kata kerja bentuk te 3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data dari penelitian ini adalah : 1. Menentukan sampel penelitian. 2. Menentukan jenis data yang akan dipakai. 3. Menentukan instrumen penelitian. 4. Melaksanakan penelitian. 5. Mengolah data penelitian. 3.5 Teknik Pengolahan Data Data yang telah diperoleh melalui tes kemudian diolah dan dianalisis untuk mengetahui jawaban dari masalah yang diteliti. Tahapan-tahapan pengolahan data tes pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Data tes a. Analisis Data Tes
Pengolahan data ini bertujuan untuk mencari skor mentah dan kemudian mengubah skor mentah tersebut menjadi nilai standar 100 dengan menggunakan rumus sebagai berikut : X = B N 100 Ket : X = Nilai yang dicari B = Jumlah jawaban benar N = Jumlah soal Setelah mengubah skor mentah tersebut kemudian dicari nilai rata-rata yang dicapai dengan menggunakan rumus : M = X N Ket : M = Mean atau nilai rata-rata X = Jumlah seluruh skor tes N = Jumlah responden b. Interpretasi Data Setelah mendapatkan nilai standar melalui pengolahan data, maka nilai tersebut di interpretasikan berpatokan pada standar nilai yang berlaku.
Tabel 3.2 Standar Nilai Nilai Interpretasi 0-50 Sangat Kurang 51-65 Kurang 66-75 Cukup 76-85 Baik 86-100 Sangat Baik 2. Data Angket Tahap-tahap dalam pengolahan data angket pada penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Menjumlahkan setiap jawaban angket b. Menyusun frekuensi jawaban c. Membuat tabel frekuensi d. Mengolah data angket yang diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut: P f n X100%
Keterangan: 100% = persentase frekuensi setiap jawaban responden f n P = frekuensi setiap jawaban responden = jumlah responden = persentase jawaban Setelah data angket diolah, langkah selanjutnya menafsirkan atau menginterpretasikan berdasarkan tabel dibawah ini : Besar Persentase 0% 1%-25% 26%-49% 50% 51%-75% 76%-99% 100% Interpretasi Tidak seorangpun Sebagian kecil Hampir setengahnya Setengahnya Sebagian besar Hampir semuanya Semuanya
3.6 Validitas dan Reliabilitas 3.6.1 Uji Validitas Dalam penelitian, instrumen penelitian dituntut untuk memiliki tingkat kesahihan atau valid. Sehingga uji validitas diperlukan untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu instrumen. Instrumen penelitian dalam bentuk pilihan ganda yang telah disusun perlu diketahui tingkat kevalidannya, sebelum digunakan untuk pengambilan data, dengan maksud untuk mendapatkan ketepatan data hasil penelitian. Sebuah tes dapat dikatakan telah memiliki validitas apabila tes tersebut dengan secara tepat, benar, sahih atau absah telah dapat mengungkap dan mengukur apa yang seharusnya diungkap atau diukur lewat tes tersebut (Sudjiono dalam Yulistiani, 2009 : 39). Kevalidan suatu alat ukur berkenaan dengan persoalan tentang apa yang hendak diukur. Bagi peneliti pemula, setidaknya ada tiga jenis validitas yang harus dipenuhi, yaitu validitas isi, validitas konstruk (bangun pengertian), dan validitas kesamaan (coucurrent validity) (Sutedi, 2009: 157). Penulis mengkonsultasikan instrumen tes kepada dosen ahli dan menghitung nilai validitasnya. Dosen ahli telah memberikan Expert Judgement (terlampir) yang berarti instrumen telah valid. Namun,
penulis juga melakukan penghitungan validitas instrumen tes, dengan mencari nilai t hitung dengan rumus sebagai berikut: t = My Mx Sdx 2 + Sdy² N 2 Keterangan: t Mx My Sdx Sdy n : nilai t hitung : mean variabel X : mean variabel Y : standar deviasi variabel X (dikuadratkan) : standar deviasi variabel Y (dikuadratkan) : jumlah sampel Sebelum mencari nilai t hitung, harus diketahui dahulu nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi dari variabel X dan variabel Y, dengan rumus sebagai berikut: Rumus untuk mencari mean X: Mx = X N Rumus untuk mencari mean Y:
My = Y N Rumus untuk mencari standar deviasi X dan Y: Sdx = X² N MX² Sdy = Y² N MY² Peneliti melakukan uji coba instrumen kepada 15 orang sampel dengan soal mengenai perubahan kata kerja bentuk kamus menjadi kata kerja bentuk te. Tabel persiapan penghitungannya adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Tabel Persiapan N X Y X 2 Y 2 1 9 8 81 64
2 8 8 64 64 3 8 8 64 64 4 8 8 64 64 5 8 7 64 49 6 8 7 64 49 7 7 7 49 49 8 7 7 49 49 9 7 6 49 36 10 7 6 49 36 11 6 6 36 36 12 6 6 36 36 13 6 5 36 25 14 6 5 36 25 15 5 4 25 16 106 98 766 662 Setelah mempersiapkan tabel penghitungan di atas, langkah selanjutnya adalah mencari nilai mean dan standar deviasi, seperti berikut ini: Mencari mean X: Mx = X N = 106 15 = 7,1 Mencari mean Y:
My = Y N = 98 15 = 6,5 Mencari standar deviasi X: X 2 Sdx = N Mx2 = 766 15 7,12 = 51,1 50,41 = 0,69 = 0,83 Mencari standar deviasi Y: Sdy = Y 2 N My2 = 662 15 6,52 = 44,1 42,25 = 1,85 = 1,4
Setelah didapatkan nilai mean dan standar deviasi, maka selanjutnya adalah mencari nilai t hitung, sebagai berikut: t = = = Mx My Sdx 2 + Sdy 2 n 2 7,1 6,5 0,83 2 + 1,4 2 15 2 0,6 0,6889 + 1,96 13 = 0,6 2,6489 13 = 0,6 0,2037 = 0,6 0,45 = 1,33 Berdasarkan hasil perhitungan nilai t hitung di atas adalah 1,33, kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel dengan derajat kebebasannya (n-1) adalah 14, diperoleh angka 2,14 untuk taraf signifikasi 5% dan 2,98 untuk taraf signifikasi 1%, maka nilai t hitung
tidak lebih besar dari t tabel. Dengan kata lain, instrumen tes dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk penelitian. 3.6.2 Uji Reliabilitas Menurut Sutedi (2009 : 161), syarat lain yang harus dimiliki oleh instrumen yang berupa tes adalah reliabel, yaitu memiliki keajegan atau kepercayaan. Artinya suatu tes kapan pun dan dimana pun digunakan akan memiliki hasil yang relatif sama, kalaupun ada perbedaan atau perubahan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Suatu alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas yang dapat mengukur secara ajeg, yaitu meskipun berkali-kali tes tersebut digunakan pada sampel yang sama dengan waktu yang tidak terlalu lama, akan menghasilkan data yang sama pula. Untuk menguji reliabilitas instrumen tes peneliti menggunakan teknik belah dua, yaitu jawaban yang diberikan oleh tiap soal sampel dibagi menjadi dua berdasarkan pada soal yang bernomor ganjil (sebagai variabel x) dan soal yang bernomor genap (sebagai variabel y). Kemudian dicari angka korelasinya dengan mengggunakan rumus product moment yaitu :
r xy = N XY X ( Y) N X 2 X 2 N Y 2 Y 2 Keterangan: r.xy : korelasi X Y n : skor sampel pada tes pertama : skor sampel pada hari kedua : jumlah sampel Dengan rumus di atas, maka dilakukan penghitungan mencari nilai korelasi dengan mempersiapkan tabel penghitungan korelasi sebagai berikut: Tabel 3.4 Penghitungan Korelasi N X Y X 2 Y 2 1 9 8 81 64 2 8 8 64 64 3 8 8 64 64 4 8 8 64 64
5 8 7 64 49 6 8 7 64 49 7 7 7 49 49 8 7 7 49 49 9 7 6 49 36 10 7 6 49 36 11 6 6 36 36 12 6 6 36 36 13 6 5 36 25 14 6 5 36 25 15 5 4 25 16 106 98 766 662 Setelah diketahui nilai X, Y, X², Y², dan XY, maka tinggal memasukkan bilangan-bilangan tersebut ke dalam rumus korelasi product moment sebagai berikut :
r. xy = N XY X Y [N X 2 ( X 2 )][N Y 2 ( Y 2 )] = 15.710 106 98 15.766 106 2 15.662 98 2 = 10650 10388 11490 11236 9930 9604 = 262 260 326 = 262 84760 = 262 291,14 = 0,90 Hasil penghitungan korelasi tersebut kemudian ditafsirkan dengan tabel penafsiran berikut ini: Tabel 3.5 Tabel Penafsiran Angka Korelasi Rentang Angka Korelasi Tafsiran 0,00 ~ 0,20 Sangat rendah
0,21 ~ 0,40 Rendah 0,41 ~ 0,60 Sedang 0,61 ~ 0,80 Kuat 0,81 ~ 1,00 Sangat kuat Dari tabel penafsiran korelasi di atas, dapat dipahami bahwa hasil penghitungan korelasi didapatkan nilai sebesar 0,90 yang berarti sangat kuat. Dengan kata lain, instrumen tes memiliki tingkat reabilitas yang sangat kuat. 3.6.3 Analisis Butir Soal Instrumen yang akan dijadikan dalam mengambil data untuk penelitian haruslah diketahui analisis butir soalnya dengan mengetahui tingkat kesukaran dan daya pembeda dari setiap butir soal tersebut. Soal yang sudah dibuat dengan kategori sulit, sedang dan mudah bisa saja soal yang sedang dikatakan sulit oleh pembelajar, begitupun soal yang mudah bisa dikatakan sedang bagi yang menjawabnya. Oleh karena itu, diperlukan analisa setiap butir soal. Analisa setiap butir soal dalam instrumen dilakukan dengan mencari tingkat kesukaran dan daya pembeda dari setiap butir soal.
1. Tingkat Kesukaran Mencari tingkat kesukaran dari setiap butir soal dilakukan dengan perhitungan yang menggunakan rumus sebagai berikut: TK = BT + BR NT + NR Keterangan: TK : Tingkat kesukaran BT : Jumlah sampel yang menjawab benar dari kelompok tinggi BR : Jumlah sampel yang menjawab benar dari kelompok rendah NT : Jumlah sampel kelompok tinggi NR : Jumlah sampel kelompok rendah Penafsirannya: TK : 0,00 ~ 0,25 = sukar TK : 0,26 ~ 0,75 = sedang TK : 0,76 ~ 1,00 = mudah Dengan menggunakan rumus di atas, berikut ini adalah tabel hasil penghitungan tingkat kesukaran dari setiap butir soal :
Tabel 3.6 Tingkat Kesulitan Tiap Butir Soal No. Soal Tingkat Kesukaran Penafsiran 1. 1,00 Mudah 2. 0,50 Sedang 3. 0,875 Mudah 4. 0,75 Sedang 5. 0,125 Sukar 6. 0,875 Mudah 7. 0,625 Sedang 8. 0,125 Sukar 9. 0,625 Sedang 10. 0,75 Sedang 11. 0,50 Sedang 12. 0,75 Sedang 13. 0,125 Sukar 14. 0,75 Sedang 15. 0,75 Sedang 16. 0,875 Mudah 17. 0,125 Sukar 18. 0,50 Sedang 19. 0,625 Sedang 20. 0,00 Sukar 2. Daya Pembeda
Mencari daya pembeda dari setiap butir soal dilakukan dengan perhitungan yang menggunakan rumus sebagai berikut : DP = BT BR n Keterangan: DP : Daya pembeda BT : Jumlah sampel yang menjawab benar dari kelompok tinggi BR : Jumlah sampel yang menjawab benar dari kelompok rendah n : Jumlah sampel kelompok tinggi atau kelompok rendah Penafsirannya: TK : 0,00 ~ 0,25 = rendah (lemah) TK : 0,26 ~ 0,75 = sedang TK : 0,76 ~ 1,00 = tinggi (kuat) Dengan menggunakan rumus di atas, berikut ini adalah tabel hasil penghitungan daya pembeda dari setiap butir soal: Tabel 3.7
Tabel Daya Pembeda No. Soal Daya Pembeda Penafsiran 1. 0,00 Rendah (Lemah) 2. 0,50 Sedang 3. 0,25 Rendah (Lemah) 4. 0,50 Sedang 5. 0,25 Rendah (Lemah) 6. 0,25 Rendah (Lemah) 7. 0,75 Sedang 8. 0,25 Rendah (Lemah) 9. 0,25 Rendah (Lemah) 10. 0,50 Sedang 11. 0,50 Sedang 12. 0,50 Sedang 13. 0,25 Rendah (Lemah) 14. 0,50 Sedang 15. 0,50 Sedang 16. 0,25 Rendah (Lemah) 17. 0,25 Rendah (Lemah) 18. 1,00 Tinggi (Kuat) 19. 0,75 Sedang 20. 0,00 Rendah (Lemah)