BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. untuk mengetahui adanya hubungan antara pengungkapan CSR yang merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
Perkembangan Laba Bersih (Rp. Milyar) yang Dihasilkan Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI selama :

Daftar Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun NO Nama Perusahaan Kode

LAMPIRAN. Populasi dan Sampel Populasi Penelitian. Kriteria ADES PT Ades Waters Indonesia v v -

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Daftar Populasi Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Rasio Rentabilitas Ekonomi Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di BEI

LAMPIRAN. Populasi dan Sampel. Populasi

BAB 4 PEMBAHASAN. Penelitian ini menguji pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang baik

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. variabel terikat adalah sebagai berikut : Hasil statistik deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan :

Lampiran 1: Nilai DER Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Objek pada penelitian ini adalah perusahaan food and beverage

DAFTAR ITEM PENGUNGKAPAN SUKARELA. 1. Informasi yang merinci jumlah yang dibelanjakan untuk karyawan yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

Daftar Populasi Sampel Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di BEI selama Periode Populasi Kode Nama Perusahaan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. terlebih dahulu harus mengumpulkan data yang dibutuhkan. Ini untuk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Disusun oleh : Nama : Lonella Dwita NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Widyatmini, SE., MM.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Indonesia berdasarkan hasil dari purposive sampling selama 3 tahun. Tabel 4.1

LAMPIRAN. Dafter Sampel Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. barang konsumsi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun Tabel 4.1

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap profitabilitas dengan leverage dan perputaran persediaan sebagai

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1 Daftar Populasi Perusahaan Food and Beverages

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ukuran perusahaan, dan good corporate governance terhadap kebijakan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Variabel Trade Payable (dalam jutaan Rupiah) Sebelum Transformasi. No Kategori Kode Perusahaan Trade Payables

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dimana metode yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu suatu metode

Nama : Dea Rizka Amelia Npm : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Bagus Nurcahyo, SE., MM

Nama : Suherman Pembimbing : Suryandari Sedyo Utami, SE., MM.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN sampai dengan Waktu penelitian dimulai bulan April sampai dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. berupa bukti, catatan atau laporan historis perusahaan. Pengambilan sumber data

BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. pengaruh model fundamental dan risiko sistematik terhadap harga saham, dengan

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN : Faishal Febrian NPM :

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA. Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan. PT. Indofood Tbk. Periode

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. data yang sudah dikumpulkan dalam penelitian ini.berikut hasil analisis

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

Tingkat PBV (Price Book Value) Sampel Perusahaan Consumer Goods. Periode Nama Emiten

Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pemilihan sampel menggunakan purpose sampling dengan beberapa syarat. Tabel 4.1 Data Sampel yang di Teliti

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

LAMPIRAN. Daftar populasi dan sampel No Nama Perusahaan Kode. 1. PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk INTP. 2. PT. Holcim Indonesia Tbk SMCB

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

Lampiran 1 : Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Consumer Goods

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

PENGARUH LABA BERSIH, ARUS KAS OPERASI, ARUS KAS INVESTASI DAN ARUS KAS PENDANAAN TERHADAP DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN FARMASI DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. perusahaan publik yang terdaftar berjumlah 393 perusahaan. Sampel dari

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Dari 67 perusahaan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. data jadi jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 35 sampel. Tabel 4.1. Kriteria Pemilihan Sampel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Descriptive Statistics. N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) Terhadap Return Saham pada PT Mustika Ratu Tbk periode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN A SAMPEL PERUSAHAAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Subjek dan Objek Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. corporate social responsibility. Size (ukuran) perusahaan, likuiditas, dan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang akurat. Berdasarkan statistik deskriptif diperoleh hasil sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Seperti yang diketahui dari bab-bab sebelumnya, tujuan penetian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara pengungkapan CSR yang merupakan variabel independen dengan abnormal return yang merupakan variabel dependen. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaaan yang bergerak di bidang industri manufaktur barang konsumsi (consumer goods) yang tercatat di BEI. Pemilihan populasi tersebut dengan alasan bahwa perusahaan yang bergerak di bidang consumer goods memiliki tanggung jawab tersendiri atas produk yang dihasilkannya tidak hanya kepada konsumennya tetapi juga kepada masyarakat sekitar tempat perusahaan tersebut berdiri. Populasi objek penelitian terdiri atas 33 perusahaan. Tanggung jawab kepada konsumen yaitu dengan menjamin bahwa produk yang dihasilkan dapat memuaskan kebutuhan konsumen dan tidak akan merugikan konsumen, terlebih lagi produk dari sektor industri ini memiliki hubungan konsumsi langsung dengan konsumennya (terutama sektor makanan dan minuman, termasuk juga obat-obatan). Masyarakat sekitar perusahaan tersebut juga perlu diberi perhatian oleh perusahaan terutama berhubungan dengan limbah dari proses produksi (terutama perusahaan yang bergerak di bidang bahan-bahan kimia seperti obatobatan). Penelitian ini menggunakan data laporan tahunan perusahaan dan harga saham perusahaan pada periode tahun 2009 sampai dengan 2011. 44

Metode pengumpulan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, di mana pengambilan sampel dilakukan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Kriteria tersebut antara lain: 1. Perusahaan yang bergerak di sektor industri barang konsumsi (consumer goods). 2. Menyediakan laporan tahunan dari tahun 2009 2011 yang lengkap. 3. Menyediakan informasi mengenai variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam hal ini adalah informasi mengenai pengungkapan CSR. 4. Menyajikan laporan tahunan dengan menggunakan mata uang rupiah. Berdasarkan kriteria di atas maka populasi dari penelitian ini dapat digolongkan sebagai berikut: Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Sampel Kriteria Perusahaan yang bergerak di sektor manufaktur barang konsumsi (consumer goods) Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan tahunan tahun 2009-2011 dengan lengkap. Perusahaan yang tidak mengungkapkan CSR dalam laporan tahunannya. Perusahaan yang melaporkan laporan tahunannya dengan mata uang selain Rupiah. Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian. Jumlah Perusahaan 33 (15) (2) 0 16 Jumlah laporan tahunan yang diolah 48 Sumber: data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel diatas maka diketahui bahwa sampel yang didapat berdasarkan teknik purposive sampling sebanyak 16 perusahaan yang terdiri atas 45

perusahaan yang memenuhi kriteria yang disediakan serta terdiri atas 48 laporan tahunan selama 3 tahun dari masing-masing perusahaan. Perusahaan-perusahaan tersebut ditunjukkan melalui tabel berikut: Tabel 4.2 Sampel Penelitian No Kode Perusahaan Nama Perusahaan 1 ADES Akasha Wira International Tbk 2 DLTA Delta Djakarta Tbk 3 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk 4 GGRM Gudang Garam Tbk 5 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 6 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 7 KAEF Kimia Farma Tbk 8 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk 9 KLBF Kalbe Farma Tbk 10 MERK Merck Tbk 11 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 12 PYFA Pyridam Farma Tbk 13 RMBA Bentoel International Investama Tbk 14 TCID Mandom Indonesia Tbk 15 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk 16 UNVR Unilever Indonesia Tbk Sumber: data sekunder yang diolah Berdasarkan 16 perusahaan yang dijadikan sampel penelitian yang ditunjukkan tabel di atas, berikut adalah tabel penggolongan sampel berdasarkan sektor industri consumer good yang tercatat di BEI: 46

Tabel 4.3 Penggolongan Perusahaan Sampel Berdasarkan Sektor Industri No. Golongan Jumlah Presentase 1. Makanan dan minuman 5 31% 2. Rokok 3 19% 3. Farmasi 5 31% 4. Kosmetik dan barang keperluan lainnya 2 13% 5. Peralatan rumah tangga 1 6% Total perusahaan 16 100% Sumber: data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa persebaran sampel berdasarkan golongannya kurang merata. Sampel didominasi oleh perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan dan minuman serta industri farmasi/obat-obatan yang masing masing mendapat 31% dari persentasi total sampel. Hal ini dikarenakan karena perusahaan industri lain masih belum menyampaikan laporan tahunannya secara lengkap dari periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. 4.2 Analisis Data Berdasarkan sampel yang diperoleh berdasarkan teknik purposive sampling ini, semuanya melaporkan CSR dalam laporan tahunannya. Luas pengungkapan CSR dari sampel-sampel tersebut ditunjukkan melalui tabel-tabel berikut: 47

Tabel 4.4 Luas Pengungkapan CSR, CAR, ROE, dan PBV Tahun 2009 Perusahaan E L S H M P Jmlh CSRI CAR ROE PBV ADES 4 7 2 0 0 1 14 16,67% -0,000185682 25,50% 5,53 DLTA 4 5 1 0 2 3 15 17,86% -0,005636561 30,16% 1,68 DVLA 3 1 1 0 1 3 9 10,71% -0,000157685 20,56% 1,54 GGRM 4 3 5 0 3 3 18 21,43% 0,007855193 26,38% 3,63 HMSP 5 5 3 0 4 2 19 22,62% 0,007806316 69,95% 4,36 INDF 6 4 2 0 2 3 17 20,24% -0,001003026 40,02% 3,07 KAEF 3 4 8 0 0 2 17 20,24% -0,003913364 10,02% 0,71 KDSI 3 5 3 0 0 3 14 16,67% -0,000422479 6,93% 0,26 KLBF 4 11 5 0 3 2 25 29,76% -0,006972874 32,13% 3,06 MERK 4 4 6 0 2 3 19 22,62% -0,000299648 58,71% 5,06 MLBI 4 5 3 0 1 3 16 19,05% 0,000168466 446,09% 35,45 PYFA 4 3 1 0 0 1 9 10,71% 0,000962034 7,44% 0,81 RMBA 5 6 7 0 2 4 24 28,57% 0,00564797 21,59% 2,49 TCID 4 4 2 0 2 1 13 15,48% 0,00021173 20,00% 1,85 ULTJ 5 3 3 0 1 2 14 16,67% 0,024343173 8,25% 1,41 UNVR 7 8 7 0 1 4 27 32,14% 0,011777542 114,74% 22,77 Sumber: data sekunder yang diolah Keterangan Tabel: E : Indikator kinerja ekonomi L : Indikator kinerja lingkungan S : Indikator kinerja sosial H : Indikator kinerja hak asasi manusia M : Indikator kinerja masyarakat P : Indikator kinerja produk Berdasarkan tabel 4.4 di atas, perusahaan yang mengungkapkan CSR paling banyak dalam laporan tahunannya adalah PT Unilever Indonesia sedangkan perusahaan yang paling sedikit mengungkapkan CSR dalam laporan tahunannya adalah PT Darya Varia Laboratoria dan PT Pyridam Farma Nilai CAR paling tinggi didapatkan oleh PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company dan nilai CAR terendah didapatkan oleh PT Kalbe Farma. Nilai ROE paling tinggi didapatkan oleh PT Multi Bintang Indonesia dan yang terendah didapatkan oleh PT Kedawung Setia Industrial. Nilai PBV tertinggi didapatkan oleh PT Multi Bintang Indonesia dan yang terendah didapatkan oleh PT Kedawung Setia. 48

Tabel 4.5 Luas Pengungkapan CSR, CAR, ROE, dan PBV Tahun 2010 Perusahaan E L S H M P Jmlh CSRI CAR ROE PBV ADES 4 6 3 0 3 1 17 20,24% 0,3529 33,58% 9,57 DLTA 4 5 2 0 2 3 16 19,05% 0,00190739 33,40% 3,33 DVLA 4 4 5 0 0 1 14 16,67% -0,065863217 24,02% 2,05 GGRM 7 5 3 0 2 3 20 23,81% -0,001701146 26,57% 4,86 HMSP 7 4 3 0 1 2 17 20,24% 0,002112777 85,65% 12,08 INDF 6 4 2 0 0 3 15 17,86% -0,00108749 32,37% 2,55 KAEF 3 5 5 0 2 3 18 21,43% 0,009215886 16,03% 0,79 KDSI 3 3 3 0 0 1 10 11,90% -0,459937531 7,60% 0,37 KLBF 5 4 5 0 0 2 16 19,05% 0,00026319 32,95% 6,14 MERK 4 4 4 0 1 2 15 17,86% 0,001396393 43,34% 5,95 MLBI 3 3 2 0 1 3 12 14,29% 0,004039713 126,09% 12,29 PYFA 3 3 2 0 1 1 10 11,90% 0,013342633 7,30% 0,88 RMBA 6 5 3 0 2 5 21 25,00% -0,000259139 17,25% 2,72 TCID 3 3 3 0 0 2 11 13,10% -0,051361998 18,30% 1,53 ULTJ 6 3 3 0 1 3 16 19,05% 0,007611322 15,63% 2,69 UNVR 7 8 7 0 1 4 27 32,14% 0,000716781 112,19% 31,12 Sumber: data sekunder yang diolah Keterangan Tabel: E : Indikator kinerja ekonomi L : Indikator kinerja lingkungan S : Indikator kinerja sosial H : Indikator kinerja hak asasi manusia M : Indikator kinerja masyarakat P : Indikator kinerja produk Berdasarkan tabel 4.5 di atas, perusahaan yang mengungkapkan CSR paling banyak dalam laporan tahunannya adalah PT Unilever Indonesia sedangkan perusahaan yang paling sedikit mengungkapkan CSR dalam laporan tahunannya adalah PT Kedawung Setia dan PT Pyridam Farma. Nilai CAR paling tinggi didapatkan oleh PT Akasha Wira International dan nilai CAR terendah didapatkan oleh PT Kedawung Setia. Nilai ROE paling tinggi didapatkan oleh PT Multi Bintang Indonesia dan yang terendah didapatkan oleh PT Pyridam Farma. Nilai PBV 49

tertinggi didapatkan oleh PT Unilever Indonesia dan yang terendah didapatkan oleh PT Kedawung Setia. Tabel 4.6 Luas Pengungkapan CSR, CAR, ROE, dan PBV Tahun 2011 Perusahaan E L S H M P Jmlh CSRI CAR ROE PBV ADES 4 6 3 0 0 1 14 16,67% 0,004688265 23,56% 4,74 DLTA 3 1 3 0 2 2 11 13,10% 0,005014794 35,76% 3,12 DVLA 3 6 5 0 1 2 17 20,24% 0,002177056 22,85% 1,77 GGRM 7 2 2 0 3 4 18 21,43% 0,00272189 26,94% 4,23 HMSP 6 5 3 0 2 3 19 22,62% 0,000310825 106,95% 16,76 INDF 7 3 5 0 0 3 18 21,43% 0,002281874 20,10% 1,28 KAEF 4 8 5 0 2 3 22 26,19% 0,005229083 19,52% 1,51 KDSI 3 2 3 0 0 1 9 10,71% 0,014113127 11,09% 0,36 KLBF 4 5 6 0 2 2 19 22,62% 0,003278161 30,50% 5,3 MERK 4 2 5 0 0 3 14 16,67% 0,000743005 57.31% 6,01 MLBI 4 3 2 0 1 3 13 15,48% 0,009256906 128,33% 14,26 PYFA 3 3 2 0 1 1 10 11,90% -0,001450393 8,60% 1,14 RMBA 6 5 3 0 2 5 21 25,00% -0,008424045 5,08% 2,55 TCID 3 3 3 0 0 2 11 13,10% -0,031432477 18,63% 1,52 ULTJ 6 3 3 0 1 3 16 19,05% 0,000716781 11,18% 2,22 UNVR 7 8 7 0 1 4 27 32,14% 0,00293888 151,43% 38.97 Sumber: data sekunder yang diolah Keterangan Tabel: E : Indikator kinerja ekonomi L : Indikator kinerja lingkungan S : Indikator kinerja sosial H : Indikator kinerja hak asasi manusia M : Indikator kinerja masyarakat P : Indikator kinerja produk Berdasarkan tabel 4.6 di atas, perusahaan yang mengungkapkan CSR paling banyak dalam laporan tahunannya adalah PT Unilever Indonesia sedangkan perusahaan yang paling sedikit mengungkapkan CSR dalam laporan tahunannya adalah PT Kedawung Setia. Nilai CAR paling tinggi didapatkan oleh PT Kedawung Setia dan nilai CAR terendah didapatkan oleh PT Mandom Indonesia. Nilai ROE paling tinggi didapatkan oleh PT Unilever Indonesia dan yang terendah didapatkan 50

oleh PT Bentoel International Investama. Nilai PBV tertinggi didapatkan oleh PT Unilever Indonesia dan yang terendah didapatkan oleh PT Kedawung Setia. Tabel-tabel di atas menunjukkan data variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini. CSRI diperoleh dengan menilai laporan tahunan tiap perusahaan dan memberikan point 0 atau point 1 pada tiap pengungkapan CSR yang ada berdasarkan indeks GRI (Global Reporting Initiative). Angka CAR diperoleh dengan menjumlah abnormal return harian perusahaan dalam periode jendela (30 hari sebelum penerbitan dan 30 hari setelah penerbitan dari laporan tahunan). Abnormal return diperoleh dengan mengurangkan actual return dengan expected return. Actual return perusahaan diperoleh dengan rumus sebagai berikut: Expected return perusahaan diperoleh menggunakan market model, di mana menggunakan data harga saham perusahaan dan harga indeks gabungan saham. Rumus untuk memperoleh expected return adalah (intercept dan beta saham diperoleh dengan menggunakan rumus dalam microsoft excel): Keterangan : E (ri) = α i + β i R m E (ri) = Return yang diharapkan dari saham (expected return) α i = Intercept untuk saham ke-i β i R m = Koefisien slope (Beta) dari saham ke-i = Return indeks pasar (indek harga saham gabungan) 51

Sedangkan untuk angka pada kolom ROE dan PBV diperoleh melalui data report summary dari masing-masing perusahaan pada tahun yang bersangkutan. Report summary ini dapat di download melalui website Bursa Efek Indonesia. 4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif Analisis ini bermaksud menjelaskan berbagai karakteristik variabel-variabel dalam suatu penelitian seperti mean, median, modus, standar deviasi, nilai minimum, nilai maksimum, kemencengan distribusi data, dan lain-lain. Hasil pengujian analisis statistik deskriptif tersebut ditunjukkan melalui tabel berikut. Tabel 4.7 Statistik Deskriptif Periode Penelitian 2009 2010 N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CSRI 48 0,1071 0,3214 0,194296 0,0563867 CAR 48-0,459937531 0,352900000-0,00279915831 0,085735249146 ROE 48 0,0508 4,4609 0,468452 0,6931815 PBV 48 0,2600 38,9700 6,215417 8,8480424 Valid N (listwise) 48 Berdasarkan tabel 4.7 untuk hasil uji statistik deskriptif periode penelitian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Nilai rata-rata tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada 48 sampel penelitian selama tahun 2009 sampai dengan 2010 hanya sebesar 0,194296 dengan nilai maksimum sebesar 0,3214, nilai minimum sebesar 0,1071, dan standar deviasi sebesar 0,0563867. Hal ini 52

menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan CSR yang diukur berdasarkan Global reporting Initiative masih sangat rendah. 2. Nilai Cummulative Abnormal Return (CAR) berdasarkan uji statistik deskriptif di atas menunjukkan nilai minimum -0,459937531, nilai maksimum sebesar 0,3529, nilai rata-rata -0,002799 dan standar deviasi 0,08573. Hal ini menunjukkan bahwa abnormal return pada tiap sampel tidak selalu bernilai positif (di mana actual return lebih kecil dibandingkan dengan expected return), selain itu nilai maksimum dari abnormal return yang ada bernilai kurang dari 1. Hal ini menunjukkan bahwa nilai abnormal return perusahaan sampel masih kecil. 3. Nilai Return on Equity (ROE) berdasarkan uji statistik deskriptif di atas menunjukkan nilai minimum 0,0508, nilai maksimum 4,4609, nilai ratarata 0,468452, dan standar deviasi 0,6932. Nilai minimum yang masih bernilai postif menunjukkan bahwa tingkat pengembalian terhadap modal masih baik karena nilai net income yang masih positif. Sedangkan untuk nilai maksimum menunjukkan tingkat pengembalian yang sangat baik dimana menghasilkan keuntungan hampir 4,5 kali dari modal yang ada. 4. Nilai Price to book value (PBV) berdasarkan uji statistik deskriptif di atas menunjukkan nilai minimum 0,26, nilai maksimum 38,97, nilai rata-rata 6,215417, dan standar deviasi 8,8480424. Dengan nilai minimum yang kurang dari angka 1 maka dari sampel penelitian ini masih terdapat perusahaan yang menjual sahamnya di bawah book value (undervalued). Selain itu dengan nilai maksimum PBV menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mampu penjual sahamnya 38,97 kali lebih besar dari pada nilai bukunya. 53

Tabel 4.8 Statistik Deskriptif Pertahun Tahun 2009 N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CSRI 16 0,1071 0,3214 0,200663 0,0613981 CAR 16-0,006972874 0,024343173 0,00251131906 0,007672347725 ROE 16 0,0693 4,4609 0,586544 1,0705340 PBV 16 0,2600 35,4500 5,855000 9,4934047 Valid N (listwise) 16 Tahun 2010 N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CSRI 16 0,1190 0,3214 0,189506 0,0521279 CAR 16-0,459937531 0,352900000-0,01166902725 0,150826675356 ROE 16 0,0730 1,2609 0,395169 0,3616500 PBV 16 0,3700 31,1200 6,182500 7,6701295 Valid N (listwise) 16 Tahun 2011 N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CSRI 16 0,1071 0,3214 0,192719 0,0583515 CAR 16-0,031432477 0,014113127 0,00076023325 0,009828748566 ROE 16 0,0508 1,5143 0,423644 0,4538603 PBV 16 0,3600 38,9700 6,608750 9,8000809 Valid N (listwise) 16 Berdasarkan tabel statistik deskriptif di atas yang digolongkan per tahun, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengungkapan CSR pada tahun 2010 mengalami penurunan dibandingkan dengan pengungkapan CSR pada tahun 2009. Hal ini ditunjukkan dengan penurunan rata-rata CSRI sebesar 0,01157. Lalu pengungkapan CSR pada tahun 2011 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2010 yang ditunjukkan dengan kenaikan nilai rata-rata CSRI sebesar 0,003213. 54

2. Nilai CAR pada tahun 2010 mengalami penurunan yang sangat besar yang ditunjukkan dengan rata-rata cummulative abnormal return yang bernilai minus. Selain itu, nilai minimum terdapat pada tahun 2010. Tetapi hal ini ditutupi dengan nilai maksimum yang lebih besar dibandingkan dengan periode lainnya. Sedangkan pada tahun 2011, CAR mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2010 yang ditunjukkan nilai rata-rata yang kembali menjadi positif. Hal ini sama dengan tingkat pengungkapan CSR yang mengalami penurunan pada tahun 2010 dan kembali meningkat pada tahun 2011. 3. Nilai ROE pada tahun 2010 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2009 yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata yang menurun sebesar 0,191375. Penurunan nilai rata-rata ROE pada tahun 2009 terhadap tahun 2010 disebabkan oleh penurunan ROE yang cukup signifikan pada PT Multi Bintang Indonesai yang hampir mencapai 4 kali lipat. Sehingga dapat dikatakan bahwa tidak seluruh perusahaan mengalami penurunan nilai ROE pada tahun 2010, melainkan banyak diantaranya mengalami peningkatan. Sedangkan pada tahun 2011, nilai ROE mengalami peningkatan kembali dibandingkan dengan tahun 2010 yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata yang meningkat sebesar 0,028475. Hal ini sama dengan dua variabel lainnya yang mengalami penurunan pada tahun 2010 dan kembali meningkat pada tahun 2011. 4. Nilai PBV pada tahun 2010 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2009 yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata yang meningkat sebesar 0,3275. Sama seperti pada kasus ROE, penurunan nilai PBV dari tahun 2009 ke tahun 2010 disebabkan oleh penurunan nilai PBV yang cukup 55

signifikan dari PT Multi Bintang Indonesia yang hampir mencapai 3 kali lipat. Sehingga tidak heran bahwa nilai rata-rata PBV akan menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2011, nilai PBV kembali mengalami peningkatan dibandingan tahun 2010 dengan peningkatan nilai rata-rata sebesar 0,42625. Hal ini berbeda dengan ketiga variabel lainnya yang mengalami penurunan pada tahun 2010 dan meningkat pada tahun 2011. 4.2.2. Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas Metode uji normalitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorov-Smirnov seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya. Hasil uji normalitas dalam penelitian ini ditunjukkan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.9 Uji Normalitas Periode penelitian 2009 2011 CSRI CAR ROE PBV N 48 48 48 48 Normal Parameters a,b Mean,194296 -,00279915831,468452 6,215417 Std. Deviation,0563867,085735249146,6931815 8,8480424 Most Extreme Differences Absolute,098,391,293,316 Positive,098,380,293,316 Negative -,062 -,391 -,273 -,250 Kolmogorov-Smirnov Z,681 2,706 2,028 2,189 Asymp. Sig. (2-tailed),743,000,001,000 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Berdasarkan tabel 4.9 di atas, data CAR, ROE, dan PBV tidak memenuhi normalitas data yang ada maka data CAR perlu ditransformasikan (cara transformasi 56

menggunakan fungsi Ln) sehingga dibuatlah kolom Trans_CAR, Trans_ROE, dan Trans_PBV. Hasil analisis ini kemudian menunjukkan data berdistribusi normal dengan beberapa missing value yang ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 4.10 Uji Normalitas dengan Transformasi Data Periode penelitian 2009 2011 Normal Parameters a,b CSRI Trans_CAR Trans_ROE Trans_PBV N 48 31 48 48 Std. Deviation,0563867 1,58013670488 5,9465356 1,1594960 Mean,194296-5,77702794389-1,274335 1,145145 Absolute,098,104,132,094 Most Extreme Differences Positive,098,104,132,094 Negative -,062 -,089 -,068 -,057 Kolmogorov-Smirnov Z,681,580,912,653 Asymp. Sig. (2-tailed),743,890,376,787 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Adanya missing value tersebut disebabkan karena terdapatnya nilai CAR yang bernilai negatif. Missing value tersebut karena nilai CAR yang negatif tidak dapat di logaritma kan. Dari tabel 4.11 dapat dilihat bahwa data Trans_CAR telah berdistribusi normal karena nilai Asymp. Sig. lebih besar dari 0,05 meskipun terdapat beberapa missing value. 57

Tabel 4.11 Tabel Identifikasi Missing Value Periode penelitian 2009 2010 Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent CSRI 31 64,6% 17 35,4% 48 100,0% Trans_CAR 31 64,6% 17 35,4% 48 100,0% Trans_ROE 31 64,6% 17 35,4% 48 100,0% Trans_PBV 31 64,6% 17 35,4% 48 100,0% Data periode tahun 2009-2011 memerlukan transformasi data sebelum dinyatakan berdistribusi normal. Untuk mengetahui penyebab data tidak berdistribusi normal sebelum ditransformasi, maka dilakukan uji normalitas pertahun sebagai berikut: Tabel 4.12 Uji Normalitas Periode Waktu 2009 CSRI ROE1 PBV1 CAR2 N 16 16 16 16 Normal Parameters a,b Std. Deviation,0613981 1,0870998 1,2181062,007611940009 Mean,200663-1,249583,996767,00248091318 Most Extreme Differences Absolute,151,146,154,267 Positive,151,146,154,267 Negative -,104 -,120 -,108 -,136 Kolmogorov-Smirnov Z,605,583,616 1,066 Asymp. Sig. (2-tailed),858,886,842,205 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. 58

Berdasarkan tabel 4.12 di atas, nilai CAR, PBV, dan ROE masih belum menunjukkan normalitas sehingga perlu ditransformasikan. Pada nilai ROE dan nilai PBV jenis transformasi data yang dipakai adalah transformasi data menggunakan fungsi Ln, sedangkan untuk nilai CAR digunakan jenis transformasi data menggunakan fundsi Ln(V+1) dikarenakan karena banyaknya nilai minus pada variabel CAR. Setelah transformasi data dilakukan, maka dapat dilihat bahwa nilai Asymp Sig telah berdistribusi normal untuk setiap variabel karena bernilai lebih besar dari 0,05. Selain itu berbeda dengan tabel sebelumnya, tidak terdapat missing value pada uji normalitas ini. Tabel 4.13 Uji Normalitas Periode Waktu 2010 CSRI PBV ROE CAR N 16 16 16 16 Normal Parameters a,b Mean,189506 6,182500,395169 -,01166902725 Std. Deviation,0521279 7,6701295,3616500,150826675356 Absolute,152,252,315,372 Most Extreme Differences Positive,152,252,315,372 Negative -,088 -,224 -,187 -,339 Kolmogorov-Smirnov Z,609 1,009 1,261 1,487 Asymp. Sig. (2-tailed),852,261,083,024 CAR1 CAR2 N 16 10 Normal Parameters a,b Mean -,02483105644-5,49138969062 Std. Deviation,176786774680 1,973330657941 Absolute,365,176 Most Extreme Differences Positive,352,176 Negative -,365 -,092 Kolmogorov-Smirnov Z 1,458,556 Asymp. Sig. (2-tailed),028,917 59

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Pada tabel 4.13 di atas, ditunjukkan bahwa nilai CSRI, ROE, dan PBV telah berdistribusi normal tanpa dilakukannya transformasi data. Untuk variabel CAR masih belum berdistribusi normal sehingga perlu dilakukan transformasi data. Pada kolom CAR1 jenis transformasi data yang dilakukan sama dengan tabel 4.12 yaitu dengan rumus Ln(V+1) karena banyaknya unit data bernilai negatif. Akan tetapi setelah dilakukan uji normalitas, data masih belum berdistribusi normal sehingga dilakukan transformasi kembali. Pada kolom CAR2 dilakukan jenis transformasi data dengan menggunakan fungsi Ln sehingga karena adanya nilai negatif dari data yang ada, terdapat beberapa data yang bertransformasi menjadi missing value (tidak dapat dibaca karena fungsi Ln tidak dapat digunakan pada data bernilai minus). Akan tetapi seperti yang ditunjukkan pada tabel di atas, data CAR2 setelah diuji normalitas telah berdistribusi normal, sehingga kesimpulan yang diambil bahwa data yang akan digunakan adalah data pada kolom CAR2. 60

Tabel 4.14 Uji Normalitas Periode Waktu 2011 CSRI CAR ROE PBV N 16 16 16 16 Normal Parameters a,b Std. Deviation,0583515,009828748566,4538603 9,8000809 Mean,192719,00076023325,423644 6,608750 Absolute,110,294,308,337 Most Extreme Differences Positive,110,200,308,337 Negative -,082 -,294 -,206 -,262 Kolmogorov-Smirnov Z,439 1,177 1,231 1,347 Asymp. Sig. (2-tailed),991,125,096,053 CSR1 N 16 Normal Parameters a,b Mean,00071407002 Std. Deviation,009928745137 Absolute,296 Most Extreme Differences Positive,200 Negative -,296 Kolmogorov-Smirnov Z 1,185 Asymp. Sig. (2-tailed),120 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Pada tabel 4.14 di atas, ditunjukkan bahwa variabel CSRI, ROE, dan PBV telah berdistribusi normal yang ditunjukkan dengan nilai Asymp. Sig. yang lebih besar dari pada 0,05. Untuk variabel CAR masih belum berdistribusi normal sehingga perlu dilakukan transformasi data. Pada kolom CAR1, transformasi data yang CAR menggunakan fungsi Ln(V+1) dikarenakan karena masih terdapat nilai minus pada data CAR dan fungsi Ln tidak dapat membaca data yang bernilai minus. Setelah 61

dilakukan pengujian normalitas, nilai pada kolom CAR1 telah berdistribusi normal sehingga data yang akan digunakan adalah data pada kolom CAR1. Berdasarkan uji normalitas yang dilakukan untuk periode pertahun, dapat dilihat bahwa hasil transformasi data yang dilakukan jika data periode digabungkan akan berbeda dibandingkan jika data digolongkan berdasarkan periode waktu. Dari uji diatas nilai CAR memiliki masalah normalitas yang paling tinggi pada data tahun 2010 disebabkan karena hanya nilai CAR pada data 2010 yang memiliki missing value (walaupun di positifkan, fungsi ln tidak dapat menormalkan distribusi data). Jadi diambil kesimpulan bahwa distribusi data CAR pada tahun 2010 yang mengakibatkan nilai CAR pada uji periode panjang memiliki missing value. 4.2.2.2. Uji AutoKorelasi Metode uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji D-W (Durbin-Watson). Hasil uji autokorelasi dalam penelitian ini ditunjukkan dalam tabel berikut: Tabel 4.15 Uji Autokorelasi Periode 2009-2011 Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1,307 a,094 -,007 1,585360420888 2,030 a. Predictors: (Constant), Trans_PBV, CSRI, Trans_ROE b. Dependent Variable: Trans_CAR1 Berdasarkan tabel 4.15 di atas dapat disimpulkan bahwa nilai D-W sebesar 2,030. Nilai DU berdasarkan tabel Durbin-Watson (untuk 31 sampel, k = 4, α = 0,05) adalah sebesar 1,735 sehingga nilai 4-DU adalah 2,34998 sehingga 1,65002 < 2,030 < 2,34998 jadi tidak terdapat autokorelasi dalam sampel ini. 62

4.2.2.3. Uji Heterokedastisitas Metode uji heterokedastisitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji diagram scatterplot. Hasil uji heterokedastisitas dalam penelitian ini ditunjukkan dalam diagram berikut: Gambar 4.1 Uji Heterokedastisitas Periode 2009-2011 Berdasarkan diagram scatterplot di atas tidak ditemukan pola tertentu dan tiap titik menyebar di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y, sehingga diambil kesimpulan bahwa tidak terjadi masalah heterokedastisitas. 4.2.2.4. Uji Multikolinearitas Pengujian uni bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen). Untuk mengetahui adanya multikolinearitas dengan menganalisis matrik korelasi antar variabel independen dan perhitungan nilai Tolerance dan VIF. 63

Tabel 4.16 Tabel Statistik Kolinearitas Antar Variabel Collinearity Statistics Model Tolerance VIF 1 (Constant) CSRI,716 1,397 Trans_ROE,169 5,907 Trans_PBV,150 6,678 Berdasarkan tabel kolerasi antar variabel di atas, tidak terdapat variabel yang memiliki nilai tolerance di bawah 0,10 sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas antar variabel independen. Selain itu dilihat dari kolom VIF, nilai terbesar yaitu pada variabel PBV sebesar 6,678. Nilai maksimum ini masih lebih kecil dibandingkan dengan standar maksimal VIF yaitu sebesar 10 sehingga dapat dikatakan dari segi nilai VIF tidak terjadi masalah kolinearitas antar variabel independen. 4.2.3. Uji Hipotesis 4.2.3.1. Uji Adjusted R Square Uji ini bermaksud untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel independen mempengaruhi variabel dependen dalam suatu model regresi. Hasil uji adjusted R square dalam penelitian ini ditunjukkan dalam tabel sebagai berikut: 64

Tabel 4.17 Uji Adjusted R Square CAR, CSRI, ROE, PBV Periode Penelitian 2009-2011 Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1,307 a,094 -,007 1,585360420888 a. Predictors: (Constant), CSRI, Trans_ROE, Trans_PBV b. Dependent Variable: Trans_CAR1 Berdasarkan tabel 4.17 di atas, dapat kita lihat bahwa nilai adjusted R square bernilai minus sehingga diambil kesimpulan bahwa persamaan regresi di atas kurang bagus untuk digunakan sehingga diambil kesimpulan bahwa variabel CSRI, ROE, dan PBV kurang cukup untuk menjelaskan variabel CAR. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Chang dan Christiawan (2011) dimana menggunakan perusahaan yang bergerak di bidang sumber daya alam sebagai objek penelitiannya (dimana perusahaan yang bergerak di bidang sumber daya alam memiliki pengaruh informasi CSR dan ROE yang signifikan terhadap reaksi investor dalam abnormal return). Untuk lebih menjelaskan pengaruh antar variabel dalam persamaan regresi ditunjukkan dengan uji adjuster R square berikut: Tabel 4.18 Uji Adjusted R Square CSRI terhadap CAR Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1,009 a,000 -,034 1,607085432290 2,045 a. Predictors: (Constant), CSRI b. Dependent Variable: Trans_CAR1 65

Berdasarkan tabel uji adjusted R square di atas, dapat dilihat bahwa nilai adjusted R square yang disajikan bernilai minus sehingga diambil kesimpulan bahwa variabel CSRI tidak memberikan informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi nilai CAR. Tabel 4.19 Uji Adjusted R Square ROE terhadap CAR Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1,280 a,078,047 1,542900796927 1,991 a. Predictors: (Constant), Trans_ROE b. Dependent Variable: Trans_CAR1 Berdasarkan tabel 4.19 di atas, dapat dilihat bahwa nilai adjusted R square bernilai positif. Akan tetapi nilai tersebut masih jauh dari angka 1 sehingga menunjukkan bahwa nilai variabel ROE hampir tidak memberikan informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi nilai CAR (karena variabel ROE hanya dapat menjelaskan 4,7% dari variabel CAR). Informasi ROE memiliki pengaruh yang sangat kecil terhadap abnormal return yang menenunjukkan bahwa informasi ROE hampir ridak digunakan oleh investor dalam mengambil keputusan investasi dalam perusahaan manufaktur sektor konsumsi. Tabel 4.20 Uji Adjusted R Square PBV terhadap CAR Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1,219 a,048,015 1,568172815230 1,954 a. Predictors: (Constant), Trans_PBV b. Dependent Variable: Trans_CAR1 66

Berdasarkan tabel 4.20 di atas, dapat dilihat bahwa nilai adjusted R square sebesar +0,015. Meskipun nilai adjusted R square bernilai positif, namun angka tersebut masih jauh dari angka 1 sehingga menunjukkan nilai variabel PBV hampir tidak memberikan informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi nilai variabel CAR. 4.2.3.2. Uji t Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk menguji dan membuktikan tingkat kebenaran dari hipotesis yang telah disusun sebelumnya pada bab 2. Hasil persamaan regresi untuk hipotesis tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.21 Uji t CSRI, CAR, ROE, dan PBV Periode Waktu 2009-2011 Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity Statistics Coefficients Coefficients B Std. Error Beta Tolerance VIF (Constant) -7,310 1,724-4,240,000 1 CSRI 2,987 5,971,108,500,621,716 1,397 Trans_ROE -,680,703 -,431 -,968,342,169 5,907 Trans_PBV,154,623,117,247,807,150 6,678 a. Dependent Variable: Trans_CAR1 Berdasarkan tabel 4.21 di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi dari tiap variabel lebih besar dari pada signifikansi maksimal yaitu 0,05 sehingga semua hipotesis yang dibuat pada bab 2 ditolak. Kesimpulan yang diambil adalah bahwa: 1. Pengungkapan CSR tidak berpengaruh positif signifikan terhadap reaksi investor (abnormal return) perusahaan manufaktur sektor konsumsi. 2. Return on Equity (ROE) tidak berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return perusahaan manufaktur sektor konsumsi. 67

3. Price to book value (PBV) tidak berpengaruh positif terhadap abnormal return perusahaan sektor konsumsi 4.3. Ringkasan Penelitian Berdasarkan bab-bab sebelumnya, berikut ini adalah ringkasan dari penelitian ini, yaitu: 1. Penelitian ini membahas tentang pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap tingkat abnormal return dalam perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi (consumer goods). Variabel penelitian terdiri atas satu variabel dependen (abnormal return), satu variabel independen (pengungkapan CSR), dan dua variabel control (ROE dan PBV). Variabel control dalam penelitian ini berfungsi untuk menurunkan error variance dengan menghilangkan pengaruh variabel non kategorikal. 2. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan data sekunder yang berupa laporan tahunan perusahaan periode 2009-2011 dan daftar indeks harga saham masing-masing perusahaan serta indeks harga saham gabungan (IHSG). Data laporan tahunan diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia dan perusahaan yang menjadi sampel penelitian serta untuk data harga saham diperoleh melalui website yahoo! finance. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan metode purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan menggunakan suatu kriteria tertentu. Berdasarkan metode tersebut, total sampel dalam penelitian ini ada 16 perusahaan (48 laporan tahunan selama 3 tahun) dari total populasi 33 perusahaan. 3. Metode pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi berganda. Ada 3 hipotesis yang diuji dalam penelitian ini yaitu ada tidaknya pengaruh 68

pengungkapan CSR terhadap abnormal return, pengaruh ROE terhadap abnormal return, serta pengaruh PBV terhadap abnormal return. 4.4. Pembahasan Hasil 4.4.1. Pengaruh Pengungkapan Informasi CSR dalam Laporan Tahunan terhadap Abnormal Return Tabel 4.22 Hipotesis Pertama Pengaruh pengungkapan CSR terhadap abnormal return H 1 Pengungkapan informasi CSR berpengaruh positif signifikan terhadap reaksi investor (abnormal return) perusahaan manufaktur sektor konsumsi. Pengungkapan informasi CSR tidak berpengaruh positif signifikan H 0 terhadap reaksi investor (abnormal return) perusahaan manufaktur sektor konsumsi. Sumber: data yang diolah Hasil penelitian untuk hipotesis pertama menunjukkan bahwa pengungkapan CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap reaksi pasar (abnormal return) sehingga H 1 ditolak. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Cheng dan Christiawan (2011) yang mengatakan bahwa adanya hubungan yang bersifat positif signifikan antara pengungkapan CSR terhadap abnormal return. Hal ini disebabkan karena tingkat pengungkapan CSR yang diukur menggunakan CSR index pada perusahaan manufaktur sektor konsumsi yang kurang dan bervariasi sehingga hubungan antara CSRI dan abnormal return kurang ditunjukkan dengan baik seperti pada pengukuran adjusted R square yang bernilai minus jika dibandingkan dengan dua variabel lainnya. Trend CSR di Indonesia mulai meningkat sejak diterbitkannya UU no. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang mewajibkan perusahaan untuk 69

melakukan CSR, namun hal ini hanya diwajibkan oleh perusahaan yang bergerak di bidang sumber daya alam saja. Selain itu dengan diluncurkannya ISO 26000 on Social Responsibility pada tahun 2009 menunjukkan bahwa tuntutan dunia usaha untuk menjalankan program CSR semakin penting untuk dilakukan apabila perusahaan ingin menjaga keberlanjutan usahanya. Namun dalam penelitian ini ditunjukkan bahwa masih banyak perusahaan yang masih belum mengerti tentang cara pengungkapan CSR dalam laporan tahunnya. Kurangnya informasi atas kegiatan CSR dalam laporan tahunan disebabkan karena di Indonesia masih belum diregulasikan cara pengungkapan CSR yang benar dalam laporan tahunan sehingga ketika diukur menggunakan Global Reporting Initiative (GRI) Index, banyak point dalam GRI index yang tidak dijelaskan terutama berhubungan dengan Hak Asasi Manusia (HAM) yang ditunjukkan dengan angka 0 dari setiap point pelaporan perusahaan. Seperti dalam penelitian yang dilakukan oleh Nuzula dan Kato (2010) pengaruh pengungkapan CSR terhadap keputusan investor dalam melakukan investasi masih sangat kecil untuk perusahaan. Hal ini dikarenakan karena tanggapan investor yang berbeda-beda tentang perlakuan CSR dalam laporan tahunan. Ada beberapa investor yang merasa perlunya informasi CSR dalam melakukan investasi, ada yang merasa tidak perlunya informasi CSR dalam melakukan investasi asalkan perusahaan memiliki tingkat profit dan kinerja yang bagus, dan ada pula investor yang ragu-ragu. Perbedaaan selera investor inilah yang sulit diukur dan menjadi perdebatan dalam pentingnya pengaruh CSR terhadap abnormal return. Meskipun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengungkapan CSR terhadap abnormal return, diharapkan perusahaanperusahaan di Indonesia tetap melaporkan CSR-nya dan terus melakukan 70

peningkatan kualitas pelaporannya. Hal ini merupakan sebuah tanggung jawab perusahaan tidak hanya terhadap masyarakat sekitar tempat perusahaan tersebut beroperasi melainkan juga terhadap konsumen perusahaan itu sendiri dan pemangkupemangku kepentingan lainnya. 4.4.2. Pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap Abnormal Return Tabel 4.23 Hipotesis Kedua Pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap abnormal return H 2 ROE (Return on Equity) berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return perusahaan manufaktur sektor konsumsi H ROE (Return on Equity) tidak berpengaruh positif signifikan terhadap 0 abnormal return perusahaan manufaktur sektor konsumsi Sumber : data yang diolah Hasil penelitian untuk hipotesis kedua menunjukkan bahwa ROE (Return on Equity) tidak berpengaruh signifikan terhadap abnormal return sehingga H 2 ditolak. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Cheng dan Christiawan (2011) yang menyatakan bahwa ROE berpengaruh terhadap abnormal return. Perbedaan ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan periode penelitian, jumlah sampel, dan karakteristik sampel yang diteliti. Kondisi ROE yang berbeda dari setiap perusahaan disebabkan karena bidang penjualan yang berbeda-beda mampu mengakibatkan variasi nilai ROE dimana ada perusahaan yang mengalami peningkatan ROE pada tahun 2010 tetapi mengalami penurunan pada tahun 2011 (dilihat pada data sekunder yang diolah) sehingga nilai rata-rata dari ROE tidak dapat mewakili kondisi ROE dari setiap perusahaan. Penurunan nilai rata-rata ROE pada tahun 2010 berdasarkan pengukuran statistik deskriptif disebabkan oleh penurunan ROE yang cukup signifikan oleh PT 71

Multi Bintang Indonesia yang hampir mencapai 4 kali lipat. Hal ini disebabkan karena peningkatan ekuitas perusahaan yang mencapai 4 kali lipat dibanding tahun sebelumnya dengan tingkat net profit yang sama (bahkan meningkat). Secara keseluruhan nilai ROE dari tahun 2009 sampai 2011 mulai mengalami peningkatan sedikit demi sedikit. Hal ini disebabkan karena pengaruh krisis ekonomi global (krisis keuangan Amerika) pada tahun 2008-2009 sudah mulai menurun dan mulai berjalan ke arah peningkatan laju ekonomi normal. Sektor barang konsumsi sangat dipengaruhi oleh tingkat daya beli dari masyarakat. Jika daya beli masyarakat berkurang maka kemungkinan penjualan akan mengalami penurunan begitu pula dengan sebaliknya. Selain daya beli hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan yang bergerak di sektor ini adalah selera konsumen yang berbeda-beda sehingga hal inilah yang membedakan penjualan dari perusahaanperusahaan yang menjual produk dengan jenis yang sama. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Cheng dan Christiawan (2011) yang menggunakan perusahaan yang bergerak di bidang sumber daya alam, dimana relatif pergerakan ROE nya stabil dikarenakan jenis produk yang dijual merupakan kebutuhan umum yang harus didapatkan dan tidak bergantung terhadap selera konsumen. 4.4.3. Pengaruh Price to Book Value (PBV) terhadap Abnormal Return Tabel 4.24 Hipotesis Ketiga Pengaruh Price to Book Value (PBV) terhadap abnormal return H 3 PBV (Price to Book Value) berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return perusahaan manufaktur sektor konsumsi H PBV (Price to Book Value) tidak berpengaruh positif signifikan terhadap 0 abnormal return perusahaan manufaktur sektor konsumsi Sumber: data yang diolah 72

Hasil peneltian untuk hipotesis ketiga menunjukkan bahwa PBV tidak berpengaruh signifikan terhadap abnormal return sehingga H 3 ditolak. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Chang dan Christiawan (2011) dan penelitian yang dilakukan oleh Sayekti dan Ludovicus (2007). Hal ini dikarenakan karena meskipun nilai PBV yang tinggi ditunjukkan dalam laporan keuangan perusahaan, perusahaan cenderung menahan laba yang dimilikinya dibandingkan digunakan untuk memberi return kepada investornya. Oleh karena itu investor cenderung tidak memperhatikan nilai PBV dalam mengambil keputusan investasi. 73