BAB 3 METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 5 PENUTUP. Determinan unmet..., Muhammad Isa, FE UI, Universitas Indonesia

PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA

Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS)

III. METODE PENELITIAN. PUAP, adalah bagian dari pelaksanaan program PNPM-Mandiri melalui

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu :

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. faktor risiko lain yang berperan terhadap kejadian kehamilan tidak diinginkan

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) yang dimulai tahun 1970 telah

BAB V HASIL PENELITIAN. Pada analisis ini, variabel yang akan dieksplorasi adalah variabel kejadian

Analisis Regresi Logistik Terhadap Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Kontrasepsi pada Survey Demografi Kesehatan Indonesia 2012

BAB VI PENUTUP. Kebutuhan KB yang tidak terpenuhi atau bisa disebut dengan unmet need KB di salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menjawab

BAB III METODE PENELITIAN. menyebabkan, kebutuhan pangan tidak hanya sebatas produk pelengkap dengan

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder.

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kelahiran di Kabupaten Brebes dengan Pendekatan Regresi Logistik Biner

Saintia Matematika ISSN: Vol. 02, No. 04 (2014), pp

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sakit At-Turrots Al-Islamy, PKU Muhammadiyah Gamping, Puskesmas

III. METODELOGI PENELITIAN. sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat

MAKALAH REGRESI LOGISTIK DAN REGRESI DENGAN VARIABLE DUMMY

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam skripsi ini objek penelitian adalah konsumen sabun mandi cair LUX pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga.

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya laju pertumbuhan penduduk merupakan salah satu masalah yang

BAB III METODE PENELITIAN. aktif regular jurusan akuntansi S1.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2014 mencapai 231,4 juta

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. masa mendatang), keterjangkauan pelayanan kontrasepsi (lokasi tempat tinggal,

REGRESI LOGISTIK (LOGISTIC REGRESSION)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bank Jabar Banten KCP Dramaga dan juga

BAB 3 METODE PENELITIAN. rancangan case control untuk mengetahui pengaruh faktor personal, sosial dan

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal)

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN. wisata tirta. Lokasi penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk merupakan perubahan populasi sewaktu-waktu, dan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS KESEHATAN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Rumah Bersalin (RB) Amanda yang

ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK

BAB III METODA PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel untuk melakukan analisis data.

V. FAKTOR PENENTU KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

BAB III METODE PENELITIAN. mengunjungi kantor redaksi malangonline.com, Perumahan Pondok Mulia B124,

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Pada table 4.1 diatas menunjukan bahwa hasil uji statistik deskriptif untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

perembesan zat pencemar dari limbah yang berasal dari aktivitas domestik.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. mahasiswa. Setiap responden mempunyai karakteristik yang berbeda. Oleh

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka Penarikan Contoh Penelitian. Purposive. Kecamatan Bogor Barat. Purposive. Kelurahan Bubulak

IV. METODE PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan data dari perusahaan-perusahaan yang saham-sahamnya memiliki

KETEPATAN KLASIFIKASI KEIKUTSERTAAN KELUARGA BERENCANA MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN REGRESI PROBIT BINER

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penilitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian

ANALISIS PENDUDUK BEKERJA BERDASARKAN SEKTOR PEKERJAAN DAN JAM KERJA MENGGUNAKAN REGRESI PROBIT BIVARIAT DI PROVINSI ACEH

Resume Regresi Linear dan Korelasi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DENGAN METODE PENALIZED MAXIMUM LIKELIHOOD. Edi Susilo, Anna Islamiyati, Muh. Saleh AF. ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk menguji apakah alat ukur (instrument) yang digunakan memenuhi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI TERHADAP PENGGUNAAN BENIH PADI DI KECAMATAN NISAM KABUPATEN ACEH UTARA

POLA, PERBEDAAN, DAN DETERMINAN KELUARGA BERENCANA. Perilaku praktek keluarga berencana (family planning practice):

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian asosiatif, yaitu jenis

IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu negara berkembang yang memiliki beban jumlah penduduk yaitu

KETEPATAN KLASIFIKASI PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo.

BAB VIII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

METODE PENELITIAN. untuk menjawab tujuan penelitian berdasarkan data yang diperoleh dan dianalisis.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis (hypothesis testing) yang

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memilih sampel seluruh perusahaan di BEI periode adalah karena

ANALISIS PELUANG STATUS GIZI ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL BERBASIS KOMPUTER

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan dan hipotesis penelitian, penelitian ini

SINOPSIS RENCANA TESIS ANALISIS FAKTOR PENYEBAB PASANGAN USIA SUBUR TIDAK MENGGUNAKAN KONTRASEPSI DI DESA CERME KECAMATAN GROGOL KABUPATEN KEDIRI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksperimen yaitu dengan mengendalikan independent variable yang akan

PEMODELAN DAN PEMETAAN FAKTOR UNMET NEED KB DI JAWA TIMUR SEBAGAI PERENCANAAN MENCEGAH LEDAKAN PENDUDUK DENGAN REGRESI LOGISTIK BINER

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesa.

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI DAN SIKAP RESPONDEN TERHADAP PRODUK OREO SETELAH ADANYA ISU MELAMIN

Saintia Matematika ISSN: Vol. 2, No. 3 (2014), pp FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN WAJIB PAJAK PBB (PAJAK BUMI DAN BANGUNAN)

BAB I PENDAHULUAN. Delapan tujuan Millenium Development Goals (MDG s) telah disepakati

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Muarareja yang terletak di Kel. Muarareja, Kota Tegal, Jawa Tengah. Sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras

Transkripsi:

1 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Sumber data yang digunakan adalah data hasil survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007. SDKI merupakan survei yang dilaksanakan oleh badan pusat statistik (BPS) dan merupakan bagian dari program survei demografi dan kesehatan yang dilaksanakan di seluruh dunia, yang mencakup data dalam masalah fertilitas, keluarga berencana dan kesehatan ibu dan anak. SDKI tahun 2007 merupakan survei ke-6 yang dilakukan dalam rangkaian SDKI yang telah dilakukan selama ini, SDKI didesain sebagai kerjasama antara 4 institusi yang memiliki kepentingan besar atas hasil survei ini yaitu BPS, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Kementerian Kesehatan, dan lembaga ORC Macro yang berasal dari Amerika. Tujuan utama dari SDKI itu sendiri adalah untuk menyediakan data dan informasi yang lengkap tentang populasi, keluarga berencana dan kesehatan di Indonesia. SDKI 2007 merupakan survei berskala nasional yang mencakup 32895 wanita pernah kawin umur 15-49 tahun dan 8758 pria kawin umur 15-54 tahun. SDKI mencakup seluruh(33) provinsi yang ada di Indonesia pada survei yang dilakukan tahun 2007. SDKI 2007 merupakan proyek lanjutan dari Survei Prevalensi Indonesia (SPI) 1987, dan SDKI 1991, 1994, 1997, dan 2002-2003. SDKI 2007 menggunakan 3 kuesioner dalam wawancara yang dilakukan: daftar rumah tangga, daftar pertanyaan wanita pernah kawin umur 15-49 tahun dan daftar pertanyaan pria kawin umur 15-54 tahun. Sampel dalam penelitian ini adalah wanita berstatus kawin usia 15-49 tahun sebanyak 30931 orang wanita yang diambil dari total populasi sampel SDKI sebesar 32895 orang wanita. 3.2 Definisi Operasional Variabel 3.2.1. Variabel terikat: Unmet need Unmet need KB adalah wanita menikah usia subur yang ingin menunda kehamilan atau tidak ingin anak lagi dan tidak menggunakan alat kontrasepsi, atau wanita hamil yang kehamilannya diinginkan kemudian atau tidak diinginkan

2 sama sekali dan sebelum hamil tidak menggunakan alat kontrasepsi.. Dalam penelitian ini variabel yang diambil adalah total unmet need yang merupakan penjumlahan dari unmet need untuk penjarangan kelahiran dan pembatasan kelahiran. Hasil ukur : 0 = bukan unmet need 1 = unmet need KB 3.2.2. Variabel bebas Umur Merupakan bagian dari latar belakang responden wanita menikah yang dicatat dalam survei. Dalam penelitian ini variabel umur dibagi menjadi 4 kategori variabel untuk melihat perbandingan dari tiap kelompok umur terhadap kejadian unmet need, sehingga kita bisa menunjukkan pada kelompok umur manakah unmet need paling mungkin terjadi, dan apakah ada kecenderungan tren unmet need yang terjadi seiring bertambahnya umur responden. Pembagian kelompok variabel: Umur1: 15-24 tahun. Dijadikan sebagai kategori referensi. Umur2: 25-34 tahun. 1 bila termasuk dalam kelompok umur tersebut dan 0 bila termasuk yang lainnya Umur3: 35-34 tahun. 1 bila termasuk dalam kelompok umur tersebut dan 0 bila termasuk yang lainnya Umur4: 45-49tahun. 1 bila termasuk dalam kelompok umur tersebut dan 0 bila termasuk yang lainnya Jumlah Anak Masih Hidup Adalah jumlah anak masih hidup yang dimiliki oleh responden. Kita membagi variabel ini ke dalam 4 kelompok kategori variabel, agar kita bisa melihat perubahan pola kecenderungan terjadinya kejadian unmet need seiring bertambahnya jumlah anak yang dimiliki oleh wanita.. Pembagian kategori variabel : AMH0: Tidak memiliki anak masih hidup. Dijadikan sebagai kategori referensi.

3 AMH1: 1 anak masih hidup. 1 bila termasuk dalam kelompok tersebut dan 0 bila termasuk yang lainnya. AMH2: 2 anak masih hidup. 1 bila termasuk dalam kelompok tersebut dan 0 bila termasuk yang lainnya. AMH3: 3 anak masih hidup atau lebih. 1 bila termasuk dalam kelompok tersebut dan 0 bila termasuk yang lainnya. Wilayah Tempat Tinggal. Adalah daerah tempat tinggal responden yang dibagi menjadi 2 kategori, yaitu desa dan kota. Pembagian mengikuti kriteria BPS yaitu dianggap tinggal di kota apabila responden tinggal di ibukota kabupaten atau kota, dan dianggap tinggal di desa apabila tinggal di luar kabupaten atau kota. Sehingga hasil ukur yang digunakan adalah 1 apabila bertempat tinggal di kota dan 0 apbila bertempat tinggal di desa sebagai kategori referensi. Pendidikan Adalah jenjang pendidikan formal tertinggi yang pernah diperoleh responden. Variabel ini kembali dibagi menjadi 2 kategori untuk melihat perbandingan antara kelompok kategori variabel yang ada. Educ0: Tidak pernah bersekolah, tidak tamat SD dan tamat SD Dijadikan sebagai kategori referensi. Educ1: Tidak tamat SMP sampai dengan pendidikan tinggi. 1 bila termasuk dalam kelompok tersebut dan 0 bila termasuk yang lainnya Aktivitas Ekonomi Adalah status bekerja dari wanita menikah umur 15-49 tahun yang menjadi responden. Ada 2 kemungkinan apakah wanita tersebut sehari-hari berada di rumah saja untuk mengurus rumah tangga ataukah juga berada diluar rumah dengan memperoleh penghasilan dari pekerjaan yang dilakukan. Hasil ukur yang diperoleh adalah 1 apabila bekerja dan 0 apabila wanita tersebut tidak bekerja sebagai kategori referensi.

4 Indeks Kekayaan Keluarga Indeks ini merupakan salah satu hasil pengolahan data survei yang juga ikut dipublikasikan di dalam SDKI 2007. Indeks kekayaan keluarga adalah indeks tentang karakteristik latar belakang rumah tangga yang digunakan sebagai pendekatan untuk mengukur standar hidup suatu rumah tangga dalam jangka panjang. Indeks didasarkan pada data karakteristik perumahan dan kepemilikan barang, jenis sumber air minum, fasilitas toilet dan karakteristik lain terkait dengan status sosial ekonomi rumah tangga. Setiap rumah tangga kemudian diberi skor untuk masing-maisng aset atau fasilitas rumah tangga yang dimiliki, lalu dijumlahkan sehingga setiap rumah tangga memiliki skor total tersendiri yang kemudian diurutkan. Selanjutnya indeks rumah tangga ini dibagi ke dalam quintiles mulai dari satu (paling rendah) sampai dengan lima (paling tinggi). Sehingga dihasilkan lima kelompok yaitu terbawah, menengah ke bawah, menengah, menengah ke atas, dan teratas. Suatu kesatuan indeks kekayaan kemudian dibuat berdasarkan basis data dari keseluruhan sampel suatu wilayah dan digunakan dalam tabel-tabel yang disajikan dalam laporan SDKI 2007. Hasil ukur yang digunakan adalah 1 apabila termasuk dalam kelompok menengah, menengah ke atas, dan teratas dan 0 apabila termasuk ke dalam kelompok terbawah dan menengah ke bawah dalam indeks kesejahteraan keluarga di SDKI 2007 sebagai kategori referensi. Persetujuan Suami Variabel ini diambil dari pertanyaan pada responden tentang persepsi dari suaminya terhadap pemakaian KB yang dia lakukan. Variabel persetujuan suami dianggap akan mempengaruhi keputusan responden untuk menggunakan alat/cara KB, sehingga juga akan mempengaruhi status unmet need. Hasil ukur yang digunakan adalah 1 apabila responden merasa suaminya setuju terhadap pemakaian KB dan 0 apabila suami tidak setuju atau responden tidak mengetahui sikap suaminya mengenai permasalahan ini sebagai kategori referensi.

5 Diskusi tentang KB Dalam Keluarga Merupakan salah satu hasil survei yang menunjukkan ada tidaknya diskusi antara pasangan suami istri dalam rumah tangga mengenai penggunaan alat KB. Ada atau tidaknya diskusi bisa berpengaruh terhadap kejadian unmet need. Data hasil survei yang digunakan adalah yang menunjukkan banyaknya jumlah diskusi yang dilakukan oleh pasangan selama setahun mengenai penggunaan alat KB. Hasil ukur yang digunakan adalah 1 apabila diskusi dilakukan sebanyak 1 kali atau lebih dalam setahun dan 0 apabila tidak pernah melakukan diskusi dan tak terjawab sebagai kategori referensi. Pernah tidaknya responden menggunakan KB Merupakan status pernah-tidaknya responden survei menggunakan KB. Variabel ini bertujuan untuk melihat apakah pernah-tidaknya responden menggunakan alat/cara KB yang dirasa akan berpengaruh kepada status unmet need mereka. Hasil ukur yang digunakan adalah 1 apabila pernah memakai kontrasepsi dan 0 apabila belum pernah memakai kontrasepsi sebelumnya sebagai kategori referensi. Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel VARIABEL NO.PERTANYAAN ALTERNATIF JAWABAN Unmet need P.228 (untuk wanita Diinginkan waktu itu = 0 KB (unmet) hamil) Diinginkan kemudian = 1 Tidak diinginkan sama sekali =1 P.310 (pemakaian KB Ya = 0 saat ini, untuk wanita Tidak = 1 tidak hamil) HASIL UKUR 0= tidak butuh KB 1= Unmet need 0= Akseptor KB 1= Lanjut ke P.602 dan P.603 KODE KATEGORI 1=unmet need KB 0= bukan unmet need KB

6 P.602 (keinginan Ingin anak lagi = 0 0= Tidak memiliki anak lagi) Tidak ingin = 1 Tidak dapat hamil=0 Tidak tahu =1 butuh KB 1 = Unmet need P.603 (keinginan Menunggu =1 0= Tidak memiliki anak lagi) Segera = 0 Tidak dapat hamil =0 Tidak tahu = 1 butuh KB 1 = Unmet need Umur P.105,P.106 1 dan 0 tergantung termasuk dalam kategori mana, lihat penjelasan variabel Jumlah anak masih hidup(amh) Wilayah tempat tinggal (urbrur) Pendidikan (educ) Aktivitas Ekonomi P.202,P.203,P.204, 1 dan 0 P.205 tergantung termasuk dalam kategori mana, lihat penjelasan variabel Keterangan tempat 0=desa 0=desa 1=kota 1=kota P.108,P.109 Jenjang Tidak pernah 1 dan 0 pendidikan tertinggi bersekolah tergantung yang pernah Pendidikan termasuk didapatkan dasar dalam Pendidikan kategori menengah mana, lihat Pendidikan penjelasan Tinggi variabel P.709 Ya 1= Ya 1= Ya Tidak bekerja bekerja

7 (stawork) 0= Tidak bekerja Indeks kekayaan keluarga (wealthindx) Persetujuan suami (approvhus) Diskusi tentang KB 1= Daftar keadaan tempat Terbawah tinggal dan 2= kepemlikan barang Menengah rumah tangga. ke bawah (Pengklasifikasian dan 3= penghitungan indeks Menengah dilakukan oleh SDKI) 4= Menengah ke atas 5= Teratas P.624 (Pengetahuan Suami setuju 1= Suami istri tentang pendapat Suami tidak setuju suaminya mengenai setuju 0= suami penggunaan KB) Tidak yakin tidak atau tidak tahu setuju 0= tidak yakin atau tidak tahu P.625 Tidak pernah Sekali atau dua kali Seringkali(lebih dari 3 kali) Pernah atau P.302 Pernah Pakai tidaknya Tidak pernah memakai KB pakai 0= Tidak bekerja 1 apabila termasuk menengah, menengah ke atas dan, teratas. 0 apabila termasuk terbawah dan menengah ke bawah 1= apabila suami setuju 0 = apabila suami tidak setuju atau tidak tahu 1 apabila sekali atau lebih 0 apabila tidak pernah 1 apabila pernah pakai 0 apabila tidak pernah pakai 3.3 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan terbagi menjadi 2 bagian yaitu analisis deskriptif menggunakan tabulasi silang dan analisis inferensial menggunakan model multivariat. Semua analisis dilakukan menggunakan perangkat lunak komputer SPSS 16.0.

8 3.3.1 Analisis Deskriptif Langkah pertama yang dilakukan dalam analisis deskriptif adalah dengan membuat sebuah tinjauan terhadap data SDKI mengenai permasalahan unmet need di Indonesia dari waktu ke waktu. Yang kedua adalah dengan membuat tabulasi silang antara variabel terikat dengan variabel-variabel bebas. Sehingga kita bisa melihat gambaran hubungan secara umum antara variabel terikat dan variabel-variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model. Dari tabulasi silang akan terlihat persentase kejadian unmet need untuk tiap-tiap kategori yang terdapat di dalam variabel, sehingga akan terlihat di kategori atau golongan manakah persentase kejadian unmet need paling besar terjadi. Selain tabulasi silang, juga akan dilakukan uji chi square antara variabel dependen dengan tiap-tiap variabel independen, sehingga bisa diambil kesimpulan apakah ada hubungan yang signifikan secara statistik antara variabel dependen dengan masing-masing variabel independen tanpa ada pengaruh dari variabel lainnya, Uji chi square memiliki hipotesis sebagai berikut: H 0 : Tidak ada hubungan antara variabel dependen dan variabel independen H 1 : Ada hubungan antara variabel dependen dan variabel independen Pengambilan keputusan hipotesis dapat dilakukan dengan melihat probabilitasnya (p-value). Jika p-value lebih kecil dari nilai alpha (α) maka dengan tingkat keyakinan kita dapat menolak hipotesis H 0. 3.3.2. Analisis Inferensial Analisis inferensial dilakukan dengan membuat sebuah model multivariat menggunakan metode regresi logistik biner. Dari model ini akan diketahui signifikansi dari tiap-tiap variabel independen yang secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen ketika dimasukkan ke dalam model. Regresi logistik biner sendiri merupakan salah satu contoh dari model regresi logistik atau biasa disebut model logit. Penggunaan model logit dalam menganalisis permasalahan unmet need sudah dilakukan dalam beberapa penelitian sebelumnya; Prihastuti dan Djutaharta (2004), Hamid(2002), dan Ahmadi dan Iranmahboob (2005). Penjelasan mengenai model logit diambil dari Gujarati

9 (2003). Model logit adalah model regresi non-linear yang menghasilkan sebuah persamaan dimana variabel dependen bersifat kategorikal. Berdasarkan jenis variabel dependennya, regresi logistik dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: Binary Logistic Regression (Regresi Logistik Biner) dan Multinomial Logistic Regression (Regresi Logistik Multinomial). Regresi Logistik biner digunakan ketika hanya ada 2 kemungkinan variabel respon (Y), misalnya membeli dan tidak membeli. Sedangkan Regresi Logistik Multinomial digunakan ketika pada variabel respon (Y) terdapat lebih dari 2 kategorisasi. Penelitian mengenai unmet need hanya memiliki 2 kemungkinan variabel dependen Y, yaitu terjadinya kejadian unmet need atau tidak terjadinya kejadian tersebut pada responden survei, sehingga model yang digunakan adalah regresi logistik biner. Dua kategori kemungkinan variabel dependen diwakili oleh angka 0 dan 1, Angka yang dihasilkan mewakilkan suatu kategori tertentu yang dihasilkan dari penghitungan probabilitas terjadinya kategori tersebut. Bentuk dasar probabilitas dalam model logit dapat dijelaskan pada tabel berikut. Tabel 3.2 Probabilitas Dalam Model Logit Y i Probabilitas 0 1-P i 1 P i Total 1 Sumber: Gujarati (2003) Variabel-variabel independen model logit dapat bersifat nominal, ordinal, interval, dan rasio. Jika pi menyatakan peluang suatu individu ke-i memiliki nilai Y = 1, maka model regresi logistik dengan k buah variabel bebas dapat dituliskan sebagai logit (p) logit (p) sehingga log (p/1-p) = a+ b 1 X 1 + b 2 X 2 +...+ b k X k = log (p/1-p) = a+ b 1 X 1 + b 2 X 2 +...+ b n X k

10 p/(1-p) p = e a+ b1 X1 + b2 X2 +...+ bn Xk = e a+ b1 X1 + b2 X2 +...+ bn Xk pe a+ b1 X1 + b2 X2 +...+ bn Xk sehingga p = e a+ b1 X1 + b2 X2 +...+ bn Xk /(1+ e a+ b1 X1 + b2 X2 +...+ bn Xk ) P(Y=1) = pi = e a+ b1 X1 + b2 X2 +...+ bn Xk /(1+ e a+ b1 X1 + b2 X2 +...+ bn Xk ) p adalah proporsi dari terjadinya kejadian 1 untuk variabel dependen yang menunjukkan status unmet need dari responden hasil survei. Dengan 2 kategori yang tersedia, yaitu 1 untuk kondisi unmet need dan 0 ketika unmet need tidak terjadi. X i,x 2,...,X k adalah variabel independen yang menunjukkan status atau karakteristik dari responden survei yang menjadi determinan pada status unmet need yang mereka miliki. Jika model memiliki koefisien slope (nilai b) yang positif, maka peluang suatu kejadian akan meningkat seiring dengan peningkatan nilai variabel independen. Sebaliknya, jika koefisiennya negatif, peluang kejadiannya akan menurun untuk nilai variabel penjelas yang semakin tinggi. Nilai b2 dan seterusnya merupakan ukuran kontribusi dari masing-masing variabel yang menjadi faktor penentu dependen variabel. Nilai b 2 yang positif memiliki arti bahwa peningkatan nilai variabel tersebut sebesar satu satuan akan meningkatkan probabilitas kejadian variabel dependen sebesar b 2. Sedangkan nilai b 2 yang negatif memiliki arti bahwa peningkatan nilai variabel tersebut sebesar satu satuan akan mengurangi probabilitas kejadian variabel dependen. Nilai b 2 yang besar berarti variabel tersebut memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap probabilitas kepemilikan rumah, sebaliknya nilai b 2 yang kecil berarti variabel tersebut relatif tidak signifikan dalam probabilitas kejadian kategori 1 variabel dependen. Ukuran lain untuk melihat hubungan antara nilai variabel penjelas x tertentu dengan peluang terjadinya suatu kategori pada varibel dependen adalah odds ratio. Nilai ini akan menjadi salah satu output standar dalam regresi logistik

11 yang dihasilkan oleh berbagai software. Persamaan odds ratio untuk variabel independen Xi adalah: p = exp(bi) 1 p disebut dengan rasio kecenderungan (odds ratio) karena menunjukkan kecenderungan terjadinya kategori dengan nilai 1 bagi tiap variabel independen i. Apabila kita sudah mendapatkan model regresi logistik, maka odds ratio antar dua individu atau dua kelompok individu dapat dihitung dengan memanfaatkan nilai koefisien regresinya (slope). Nilai koefisien regresi positif akan menghasilkan dugaan odds ratio yang lebih dari 1, sebaliknya jika nilai koefisien negatif akan menghasilkan odds ratio yang kurang dari 1. Karena variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel kategorikal yang menggunakan dummy, maka nilai odds ratio yang diperoleh untuk setiap kategori akan dibandingkan dengan nilai odds ratio kategori referensi yang sudah ditentukan sebelumnya. Sehingga kecenderungan kategori sebuah variabel untuk mengalami unmet need akan dibandingkan dengan kecenderungan dari ketegori referensi untuk mengalami hal yang sama. Namun lain halnya dengan regresi linier yang menggunakan metode kuadrat terkecil (least squares method) dalam menentukan dugaan 0 dan i, i = 1, 2,, k. Secara statistik, metode tersebut mengasumsikan nilai variance error bersifat konstan (homogen). Padahal dalam kasus regresi logistik biner, nilai Y mengikuti sebaran bernoulli, dengan nilai variance yang merupakan fungsi dari p. Tentu saja pada data yang kita miliki nilai p ini bervariasi tergantung pada variabel penjelas X. Karena nilai p bervariasi, maka nilai variance juga bervariasi sehingga variance bersifat heterogen. Pendekatan weighted least squares dapat mengatasi masalah ini. Sehingga teknik iteratively reweighted least squares (IRLS) dapat dijadikan pilihan metode selain metode maximum likelihood (ML) dalam menduga parameter model regresi logistik. 3.4 Pengujian Statistika dan Signifikansi Variabel Dalam regresi logistik terdapat dua pengujian yaitu uji simultan untuk seluruh variabel penjelas dan uji parsial untuk masing-masing variabel penjelas. (Pada

12 regresi linier : uji F untuk simultan atau seluruh variabel dan uji t untuk uji signifikansi parsial tiap variabel) uji simultan dilakukan dengan menggunakan uji rasio kemungkinan (likelihood ratio test) yang merupakan rasio antara dua buah nilai likelihood sedangkan untuk uji signifikansi parsial menggunakan uji menggunakan nilai statistik wald. Karena dalam skripsi ini hanya ingin melihat signifikansi dari variabel-variabel yang diduga mempengaruhi permasalahan unmet need dan tidak bertujuan untuk menemukan sebuah model prediksi maka cukup dilakukan uji signifikansi parsial tanpa melakukan uji signifikansi dari model. 3.4.1 Uji signifikansi parsial Uji ini ingin melihat secara individual apakah suatu variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Dengan menggunakan nilai statistik wald kita dapat mengambil kesimpulan hipotesis apakah H 0 ditolak atau tidak ditolak. Desain hipotesis yang dapat dikembangkan adalah sebagai berikut. Kriteria penolakan dapat disimpulkan apabila nilai statistik wald lebih besar dari nilai kritis maka H 0 ditolak atau variabel independen tersebut mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Selain melihat nilai statistik wald, pengambilan keputusan hipotesis juga dapat dilakukan dengan melihat probabilitasnya (p-value). Jika nilai p-value lebih kecil dari nilai alpha (α) maka dengan tingkat keyakinan kita dapat menolak hipotesis H 0 yang berarti bahwa variabel independen tersebut signifikan di dalam persamaan dengan adanya kontrol dari variabel-variabel lainnya.