FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI PERUSAHAAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI BEI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai dengan tahun 2015 berdasarkan metode purposive sampling pada. TABEL 4. 1 Prosedur Pengambilan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Djarwanto, 2012: 93). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DI INDONESIA MELAKUKAN AUDITOR SWITCHING

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. perusahaan, financial distress dan opini audit going concern terhadap auditor

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Lanny Wijaya Stefanus Ariyanto Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta (021)

PENGARUH UKURAN KAP, FEE AUDIT, DAN AUDIT TENURETERHADAP KUALITAS AUDIT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pemilihan sampel menggunakan metode sampel bertujuan (purposive sampling), dimana

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DI INDONESIA MELAKUKAN AUDITOR SWITCHING

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sehingga analisis deskriptif dipisahkan dari variabel lain. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan data dari perusahaan-perusahaan yang saham-sahamnya memiliki

BAB III. Metode Penelitian. publik tahun yang diperoleh dengan cara mendownload melalui

BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN. IV.1.1 Gambaran Umum Populasi dan Sampel Penelitian

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN MELAKUKAN AUDITOR SWITCHING SECARA VOLUNTARY

Sandi Prianggoro / Pembimbing Sundari., SE.,MM

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi strata I pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

PENGARUH TINGKAT PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, FINANCIAL DISTRESS

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji. Tanjungpinang, Kepulauan Riau ABSTRAK

maksimum, rata-rata, dan deviasi standar tentang masing-masing variabel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN MELAKUKAN AUDITOR SWITCH

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR SWITCHING PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. kinerja sebuah perusahaan. Penyampaian laporan keuangan merupakan suatu

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA MALAYSIA

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan Publik.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN MELAKUKAN AUDITOR SWITCHING

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, AUDITOR OPINION, FINANCIAL DISTRESS DAN ACCOUNTING FIRM SIZE PADA AUDITOR SWITCHING

KAP, UKURAN TERHADAP. tahun. Sofiyan Adiguna B BISNIS

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DI INDONESIA MELAKUKAN AUDITOR SWITCHING

BAB III METODA PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel untuk melakukan analisis data.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN BERPINDAH KANTOR AKUNTAN PUBLIK (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di BEI TAHUN )

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN MELAKUKAN PERGANTIAN AUDITOR. (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sampel perusahaan manufaktur

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Pada table 4.1 diatas menunjukan bahwa hasil uji statistik deskriptif untuk

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: ELSYE SHEZARITASARI B

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1. Statistik Deskriptif Kinerja Lingkungan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DI INDONESIA MELAKUKAN AUDITOR SWITCHING

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan pribadi, sementara pihak ketiga, yaitu pihak eksternal selaku pemakai

Fachmy Syahtiadi Henny Medyawati Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma ABSTRACT

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1. Statistik Deskriptif GC

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pertumbuhan klien, financial distress, audit tenure, dan opini audit, audit terhadap

BAB IV ANALISIA HASIL DAN PEMBAHASAN

FAKTOR FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP AUDITOR SWITCHING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI DASAR DAN KIMIA DI BURSA EFEK INDONESIA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR DALAM MEMBERIKAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun )

KEMAMPUAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN MEMODERASI PENGARUH FINANCIAL DISTRESS TERHADAP AUDITOR SWITCHING. Timtom Bagus Pradana Pinto 1 Gayatri 2

Nama : Farisah Hasniar NPM : Fakultas : Ekonomi Jurusa : Akuntansi Dosen Pembimbing : Dr. Widyatmini

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Objek dari penelitian dalam skripsi ini adalah seluruh perusahaan go public yang

PENGARUH UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS, DAN PERGANTIAN MANAJEMEN TERHADAP PERGANTIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR SWITCHING SECARA VOLUNTARY. R. Meike Erika Dwiyanti, Arifin Sabeni 1

PENGARUH OPINI AUDIT, PERGANTIAN MANAJEMEN, DAN REPUTASI AUDITOR TERHADAP PERGANTIAN AUDITOR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR SWITCHING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahanperusahaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebelumnya, dan reputasi KAP terhadap opini audit going concern pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sektor perbankan dipilih karenakan perusahaan perbankan memiliki

NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Iman Murtono Soenhadji, Ph.D

MARTINA FAJAR YANTI ABDUL HALIM, SE, AK, MM, CA RETNO WULANDARI, SE, MSA

BAB I PENDAHULUAN. suatu keharusan bagi sebuah perusahaan, utamanya perusahaan-perusahaan yang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN

Gustha Priyatna Hadi Pramono Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRACT

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PENJUALAN PERUSAHAAN, DAN REPUTASI KAP PADA PERGANTIAN KAP

BAB III METODE PENELITIAN. PT Bursa Efek Indonesia ( IDX Statistics Book, Indonesian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Stakeholder

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

BAB II LANDASAN TEORITIS. dua perusahaan yang kantor akuntan publiknya berbeda, ketidakpuasan terhadap

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

FENOMENA PERGANTIAN AUDITOR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah berjumlah 120 perusahaan. Sampel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ikatan Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI), Forum for Corporate

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia periode Penelitian ini meggunakan data sekunder yaitu dari

by: Maulidah Rahmita Supervisor: Dr.Waseso Segoro UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan pada variabel Profitabilitas,

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA. A.A. Gede Widya Mahantara 1

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI PERUSAHAAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI BEI Oleh : Varadita Febriana Drs. H. Moch. Didik Ardiyanto, M.Si., Akt ABSTRACT An auditor should always maintain their independence. To keep it independent it is necessary to have auditor switching. Auditor switching could happen mandatorily (because of the rules which persistent it) and also voluntarily. Some former research show different research each other. This research aims to analyze concerning factors that might influence auditor switching in Indonesia. Those factors are management changes, accountant opinion, financial distress, public accountant firm s size, percentage of the change of Return on Assets and client size. Population of this research are manufacturing companies which are listed in Bursa Efek Indonesia (BEI) in the year 2006-2009. Data collecting method which used in this research is method purposive sampling and obtained 139 companies as research sample. The type of the data used is published audited yearly financial

statement. Hypothesis in this research are tested by logistics regression analytical method. Result of this research is that management changes, public accountant firm s size, financial distress, and percentage of the change of Return on Assets have significant effect on auditor switching in Indonesia. While other variables in this research like accountant opinion and client size, do not have significant effect to auditor switching in Indonesia. Keyword : independence, auditor switching, audit rotation, mandatory, voluntary.

I. PENDAHULUAN Laporan keuangan merupakan media yang digunakan oleh pihak manajemen untuk menampilkan sejauh mana prestasi-prestasi kerja mereka. Selain untuk menampilkan prestasi kerja, laporan keuangan juga digunakan sebagai dasar untuk menentukan atau menilai posisi keuangan dari suatu perusahaan. Permasalahan timbul dengan adanya informasi yang tidak seimbang, dimana top manajer sebagai agen mempunyai kecenderungan untuk menyembunyikan informasi penting dari pemilik perusahaan. Informasi yang tidak seimbang ini akan terkurangi dengan adanya audit terhadap laporan keuangan oleh auditor independen. Adanya peraturan di Indonesia yang mengatur tentang rotasi auditor yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3, mengharuskan perusahaan mengganti auditornya secara mandatory untuk mengurangi terjadinya penurunan independensi dan kualitas audit terkait dengan pelaporan keuangan perusahaan. Wijayani (2011) menyatakan bahwa independensi merupakan kunci utama ketika ia menjalankan tugas pengauditan yang mengharuskan ia memberi atestasi atas kewajaran laporan keuangan kliennya. Sikap independensi bermakna bahwa auditor tidak mudah dipengaruhi, sehingga auditor akan melaporkan apa yang ditemukannya selama proses pelaksanaan audit. Flint (dalam Nabilla 2011) menyatakan pendapat bahwa independensi akan hilang jika auditor terlibat dalam hubungan pribadi dengan klien, karena hal ini dapat mempengaruhi sikap mental mereka dan opini mereka. Fenomena mengenai penggantian auditor atau Kantor Akuntan Publik (KAP) memang sangat menarik untuk dikaji, hal ini dikarenakan banyak faktor

yang dapat mempengaruhi keputusan perusahaan untuk melakukan penggantian auditor atau KAP. Faktor-faktor tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor klien maupun faktor yang berasal dari auditor. Menurut Febrianto (2009), penggantian auditor bisa terjadi secara voluntary (sukarela) atau secara mandatory (wajib). Jika penggantian auditor terjadi secara voluntary, maka faktor-faktor penyebab dapat berasal dari sisi klien (misalnya kesulitan keuangan, manajemen yang gagal, perubahan ownership, Initial Public Offering, dan sebagainya) dan dari sisi auditor (misalnya fee audit, kualitas audit, dan sebagainya). Sebaliknya, jika penggantian terjadi secara mandatory, seperti yang terjadi di Indonesia, hal itu terjadi karena adanya peraturan yang mewajibkan. Sumarwoto (2009) juga menyatakan bahwa rotasi KAP (penggantian KAP) bisa bersifat mandatory karena peraturan yang mengharuskan tetapi juga bisa secara voluntary. Bukti empiris menunjukkan, bahwa perusahaan yang melakukan penggantian KAP secara voluntary, disebabkan karena KAP yang terdahulu bertindak konservatif dan tidak sejalan dengan kepentingan manajemen perusahaan, sehingga perusahaan melakukan penggantian KAP secara voluntary. Menurut Sinarwati (2010), jika terjadi penggantian KAP oleh perusahaan diluar ketentuan peraturan yang telah ditetapkan maka akan menimbulkan pertanyaan bahkan kecurigaan dari investor sehingga penting untuk diketahui faktor penyebabnya II. TELAAH PUSTAKA Teori Agensi Teori agensi membahas tentang masalah prinsipal dan agen dalam pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian perusahaan, antara pemasok modal yang berbeda, dan dalam pemisahan penanggungan resiko,

pembuatan keputusan dan fungsi pengendalian dalam perusahaan (Jensen dan Meckling, dikutip oleh Morris, 1987, dalam Widiawan 2011). Pihak yang berperan sebagai prinsipal adalah pemegang saham, sedangkan pihak yang bertindak sebagai agen adalah manajer. Menurut Widiawan (2011) masalah yang kemudian muncul dalam hubungan agensi adalah ketidak lengkapan informasi, yaitu saat tidak semua kondisi diketahui oleh kedua belah pihak. Hal ini disebut dengan asimetri informasi. Untuk mengurangi adanya asimetri informasi tersebut, ada solusi yang dapat ditempuh yaitu melakukan perikatan dengan auditor (KAP) untuk mengevaluasi kinerja manajer serta memberikan insentif kepada manajer, misalnya saham, agar kepentingan investor dan manajer bisa sejalan. Teori agensi menunjukkan bahwa manjemen bertindak atas kepentingannya sendiri daripada bertindak sesuai kepentingan para investor sebagai pemilik sah perusahaan. Wujud pertanggungjawaban manajemen dalam konsep agensi ditunjukkan dalam kinerja manajemen yang bersangkutan. Teori tentang Penggantian Kantor Akuntan Publik Auditor Switching merupakan penggantian auditor (KAP) yang dilakukan oleh perusahaan klien (Damayanti dan Sudarma, 2007). Menurut Febrianto (2009), ketika seorang klien mengganti auditornya tanpa ada sebuah peraturan yang mengharuskan penggantian tersebut dilakukan, maka kemungkin yang terjadi adalah auditor mengundurkan diri atau auditor diberhentikan paksa oleh klien. Penggantian auditor secara wajib dengan secara sukarela bisa dibedakan atas dasar pihak mana yang menjadi fokus perhatian dari isu tersebut. Jika penggantian

auditor terjadi secara sukarela, maka perhatian utama adalah pada sisi klien. Sebaliknya, jika pergantian terjadi secara wajib, perhatian utama beralih kepada auditor (Febrianto, 2009). Menurut General Accounting Office (GAO) 2003, Secara periodik merotasi KAP akan memberikan cara pandang baru (fresh look) pada KAP dan membantu perusahaan secara tepat menghadapi masalah pelaporan keuangan ketika masa penugasan (tenure) KAP dibatasi. Mensyaratkan rotasi auditor akan meningkatkan kualitas audit karena pada waktu tertentu menyediakan suatu perspektif baru (Brody dan Mascove 1998 dalam Sumarwoto 2009). Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 mengatur tentang profesi akuntan publik, salah satunya hak eksklusif yang dimiliki oleh Akuntan Publik, yaitu jasa asuransi yang hanya dapat dilakukan oleh Akuntan Publik. Yang dimaksud dengan jasa asuransi adalah jasa Akuntan Publik yang bertujuan untuk memberikan keyakinan bagi pengguna atas hasil evaluasi atau pengukuran informasi keuangan dan nonkeuangan berdasarkan suatu kriteria. Di samping mengatur profesi Akuntan Publik, Undang-Undang ini juga mengatur KAP yang merupakan wadah bagi Akuntan Publik dalam memberikan jasa profesional. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang jasa Akuntan Publik pasal 3 Di Indonesia terdapat peraturan yang mengatur tentang rotasi auditor. Peraturan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3 tentang Jasa Akuntan Publik. Peraturan tersebut mengatur tentang pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut, dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.

Kerangka Pemikiran Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Pergantian manajemen (+) Opini audit (-) Kesulitan keuangan perusahaan (+) Penggantian Kantor Akuntan Publik Ukuran KAP (-) Persentase perubahan ROA (-) (+) Ukuran Perusahaan Klien

Hipotesis Pergantian Manajemen Pergantian manajemen perusahaan dapat diikuti oleh perubahan kebijakan dalam bidang akuntansi, keuangan, dan pemilihan KAP. Perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan akuntansinya (Nagy, 2005 dalam Damayanti dan Sudarma, 2007). Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan adanya pergantian manajemen maka perusahaan klien mempunyai kesempatan untuk menunjuk auditor baru yang lebih berkualitas, lebih dapat diajak bekerjasama dan sejalan dengan kebijakan serta pelaporan akuntansinya. Jika hal ini tidak terpenuhi, kemungkinan besar perusahaan akan mengganti auditornya. H1: Pergantian manajemen berpengaruh positif terhadap penggantian KAP pada perusahaan di Indonesia Opini Audit Opini audit juga merupakan salah satu dasar informasi yang digunakan oleh para pemakai eksternal laporan keuangan sekaligus digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk berinvestasi. Jika auditor tidak dapat memberikan opini wajar tanpa pengecualian, perusahaan klien cenderung akan berpindah KAP yang mungkin dapat memberikan opini sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Chow dan Rice (dalam Wijayani 2011) mendapatkan bukti empiris bahwa perusahaan cenderung berpindah KAP setelah menerima qualified opinion atas laporan keuangannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang mendapat qualified opinion atas laporan keuangannya akan cenderung untuk mengganti auditornya sedangkan untuk perusahaan yang sudah mendapatkan opini unqualified cenderung untuk mempertahankan auditornya. H2: Opini audit berpengaruh negatif terhadap penggantian KAP pada perusahaan di Indonesia.

Kesulitan Keuangan Perusahaan Kesulitan keuangan yang dialami perusahaan cenderung menyebabkan adanya penggantian auditor maupun kantor akuntan publik, hal tersebut disebabkan oleh menurunnya kemampuan keuangan perusahaan sehingga sudah tidak lagi memiliki kemampuan untuk membayar biaya audit yang dibebankan oleh KAP. Schwatz dan Menon (dalam Mardiyah 2002) menghipotesiskan bahwa kesulitan keuangan akan menyebabkan manajemen melakukan auditor changes. Hasil ini menunjukkan bahwa distress atas laporan keuangan akan menyebabkan auditor changes dibanding yang tidak mengalami distress laporan keuangan. H3: Kesulitan Keuangan Perusahaan berpengaruh positif terhadap Penggantian KAP pada perusahaan di Indonesia. Ukuran KAP Manajemen dan perusahaan akan mencari KAP yang bereputasi tinggi karena investor dan para pihak yang menggunakan laporan keuangan lebih percaya pada hasil audit yang dikeluarkan oleh KAP yang mempunyai reputasi. Hal tersebut disebabkan karena pada dasarnya para investor dan para pemakai laporan keuangan menjadikan reputasi auditor sebagai indikator kredibilitas laporan keuangan. Expertise KAP merupakan salah satu atribut dalam servis KAP besar (Mardiyah, 2002). KAP yang lebih besar juga sering dipandang lebih dapat mempertahankan independensi dibandingkan KAP kecil, karena KAP besar menyediakan layanan untuk klien dalam jumlah yang besar, sehingga dapat mengurangi ketergantungan mereka terhadap klien tertentu sehingga jika perusaan sudah menggunakan KAP besar maka kecenderungan untuk melakukan penggantian KAP kecil kemungkinannya. H4: Ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap penggantian KAP pada perusahaan di Indonesia.

Persentase Perubahan ROA Persentase perubahan ROA (Return on Assets) merupakan salah satu proksi atas reputasi klien / client reputation (Mardiyah, 2002). Selain itu perubahan ROA juga dapat digunakan sebagai indikator kondisi keuangan perusahaan (Kartika, 2006 dalam Damayanti dan Sudarma, 2007). Semakin tinggi nilai ROA berarti semakin efektif pula pengelolaan aktiva perusahaan dan semakin baik pula prospek bisnis di masa depannya. Jika persentase ROA perusahaan menurun hal tersebut menandakan bahwa kinerja perusahaan klien tersebut juga mengalami penurunan, prospek bisnis di masa depan nya juga tidak terlalu baik. H5: Persentase perubahan ROA berpengaruh negatif terhadap penggantian KAP pada perusahaan di Indonesia. Ukuran Klien Ukuran perusahaan klien merupakan suatu skala yang dapat diukur dari segi financial dengan cara melihat pada total asset. Semakin besar total asset perusahaan maka mengindikasikan perusahaan tersebut besar, begitu juga sebaliknya. Semakin perusahaan tumbuh menjadi perusahaan yang besar maka jumlah hubungan agensi yang tercipta juga akan semakin meningkat pula. Oleh karena itu, keadaan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan KAP yang lebih independen guna mengurangi resiko. Sebuah ketidaksesuaian ukuran antara perusahaan klien yang besar diaudit oleh perusahaan audit yang kecil dapat menyebabkan berakhirnya keterlibatan audit yaitu auditor switching (Hudaib dan Cooke, 2005 dalam Nabilla 2011). H6: Ukuran Perusahaan klien berpengaruh positif terhadap penggantian KAP pada perusahaan di Indonesia.

III. METODE PENELITIAN Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah penggantian KAP (Switch). Penggantian KAP adalah penggantian yang dilakukan oleh perusahaan terhadap auditor atau Kantor Akuntan Publik yang telah mengaudit laporan keuangannya. Variabel penggantian KAP menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan klien berpindah KAP, maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika perusahaan klien tidak berpindah KAP, maka diberikan nilai 0. 2. Variabel Independen Pergantian Manajemen Variabel pergantian manajemen menggunakan variabel dummy. Jika terdapat pergantian direksi dalam perusahaan maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika tidak terdapat pergantian direksi dalam perusahaan, maka diberikan nilai 0 (Damayanti dan Sudarma, 2007 dalam Sinarwati 2010). Opini Audit Variabel opini audit menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan klien menerima opini selain wajar tanpa pengecualian (unqualified) maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika perusahaan klien menerima opini wajar tanpa pengecualian (unqualified), maka diberikan nilai 0 (Damayanti dan Sudarma, 2007). Kesulitan Keuangan Perusahaan Dalam penelitian ini variable Kesulitan Keuangan Perusahaan diproksikan dengan rasio DER (Debt to Equity Ratio) mengacu pada penelitian yang dilakukan Sinarwati (2010); Suparlan dan Andayani

(2010). Rasio DER dalam penelitian ini dihitung dengan membandingkan total hutang dengan total ekuitas. Variabel kesulitan keuangan perusahaan menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan klien memiliki rasio DER di atas 100%, maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika perusahaan klien memiliki rasio DER di bawah 100%, maka diberikan nilai 0 (Wijayani, 2011). Ukuran KAP Variabel ukuran KAP menggunakan variabel dummy. Jika sebuah perusahaan diaudit oleh KAP Big 4 maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika sebuah perusahaan diaudit oleh KAP non Big 4, maka diberikan nilai 0 (Sinarwati, 2010). Persentase Perubahan ROA Persentase perubahan ROA dalam peneletian ini dapat diperoleh dengan cara : ROAt ROAt-1 ROA (Return on Assets) = ------------------------------- X 100% ROAt-1 Variable persentase perubahan ROA diukur dengan statistik deskriptif dengan menggunakan metode pooled data. (Damayanti dan Sudarma, 2007). Ukuran Perusahaan Klien Variabel ukuran perusahaan klien dalam penelitian ini dihitung dengan melakukan logaritma natural atas total aset perusahaan (Nasser et al., 2006 dalam Wijayani 2011).

Populasi dan Sampel Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang merupakan emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2006-2010. Pemilihan sampel berdasarkan metode purposive sampling yaitu merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan atau kriteria tertentu. Sampai tahun 2010 terdapat sebanyak 139 perusahaan manufaktur yang terdaftar sebagai emiten di BEI. Berdasarkan penggunaan kriteria tersebut, maka jumlah akhir dari sampel diperoleh sebanyak 32 perusahaan manufaktur. Jenis dan Sumber data Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan auditan perusahaan publik (manufaktur) tahun 2006 sampai 2010 yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang tersedia di Pojok BEI-Universitas Diponegoro, dan dari situs resmi BEI di www.idx.co.id Metode Analisis Data Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif adalah penyajian data baik secara numerik dengan menghitung nilai rata-rata, standar deviasi dan maksimum-minimum. Atau secara grafis (dalam bentuk tabel atau grafik) untuk mendapatkan gambaran mengenai data sampel. Pengujian Hipotesis Penelitian Estimasi parameter menggunakan Maximum Likehood Estimation (MLE). Ho = b1 = b2 = b3 =...= bi = 0 Ho b1 b2 b3... bi 0 Hipotesis nol menyatakan bahwa variabel independen (x) tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel respon yang diperhatikan (dalam populasi). Pengujian

terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan α = 5%. Kaidah pengambilan keputusan adalah: 1. Jika nilai probabilitas (sig.) < α = 5% maka hipotesis alternatif didukung. 2. Jika nilai probabilitas (sig.) > α = 5% maka hipotesis alternatif tidak didukung Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) Overall Model Fit bertujuan untuk menilai apakah model yang digunakan telah sesuai dengan data observasi. Hipotesis untuk menilai model fit adalah: H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data HA : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesis nol agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi likelihood. Menguji Kelayakan Model Regresi Pengujian kelayakan model regresi logistik dilakukan dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow s goodness of fit test yang diukur dengan nilai chi square. Koefisien Determinasi (Nagelkelkre R Square) Nagelkerke s R square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell s R2 dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerke s R2 dapat diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple regression. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Uji Multikolinieritas

Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi yang kuat di antara variabel bebasnya. Pengujian ini menggunakan matrik korelasi antar variabel bebas untuk melihat besarnya korelasi antar variabel independen. Matriks Klasifikasi Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perpindahan KAP yang dilakukan oleh perusahaan. Model Regresi Logistik Yang Terbentuk Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik (logistic regression), yaitu untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen nya. Model persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: SWITCHt = bo + b1ceo + b2opini + b3der + b4kapsize + b5roa + b6lnta + e Keterangan: SWITCH : auditor switching (pepindahan kantor akuntan publik) bo : konstanta b1-b6 : koefisien regresi CEO : Pergantian manajemen. OPINI : Opini audit DER : Kesulitan keuangan perusahaan KAPSIZE : ukuran KAP ROA : Persentase perubahan ROA LnTA : ukuran perusahaan klien e : residual error

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROA 128-17,84 343,62 3,1331 31,17662 LnTA 128 8,95 13,25 11,7322.70206 Valid N (listwise) 128 Sumber : Data sekunder yang diolah Berdasarkan hasil Tabel 4.3 menunjukkan statistik deskriptif untuk variabel persentase perubahan ROA dan ukuran perusahaan klien. Berdasarkan Tabel 4.3, hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap persentase perubahan roa (ROA) menunjukkan nilai minimum sebesar -17,84 nilai maksimum sebesar 343,62 dengan rata-rata sebesar 3,1331. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap ukuran klien (LnTA) menunjukkan nilai minimum sebesar 8,95 nilai maksimum sebesar 13,25 dengan rata-rata sebesar 11,7322. Tabel 4.4 Frequency Tabel CEO Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid.00 102 79.7 79.7 79.7 1.00 26 20.3 20.3 100.0 Total 128 100.0 100.0 Berdasarkan hasil Tabel 4.4 menunjukkan distribusi frekuensi untuk variable pergantian manajemen (CEO). Dari total 128 sampel perusahaan ada 102 perusahaan

yang tidak melakukan pergantian manajemen atau sekitar 79,7% dan sisanya sebanyak 26 perusahaan melakukan pergantian manajemen atau sekitar 20,3%. OPINI Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid.00 102 79.7 79.7 79.7 1.00 26 20.3 20.3 100.0 Total 128 100.0 100.0 Berdasarkan hasil Tabel 4.4 menunjukkan distribusi frekuensi untuk variable opini audit (OPINI). Dari total 128 sampel perusahaan ada 102 perusahaan yang mendapatkan opini unqualified atau sekitar 79,7% dan sisanya sebanyak 26 perusahaan mendapatkan opini selain unqualified atau sekitar 20,3%. DER Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid.00 65 50.8 50.8 50.8 1.00 63 49.2 49.2 100.0 Total 128 100.0 100.0 Berdasarkan hasil Tabel 4.4 menunjukkan distribusi frekuensi untuk variable kesulitan keuangan perusahaan (DER). Dari total 128 sampel perusahaan ada 65 perusahaan yang memiliki rasio DER dibawah 100% atau sekitar 50,8% dan sisanya sebanyak 63 perusahaan memiliki rasio DER diatas 100% atau sekitar 49,2%.

KAPSIZE Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid.00 87 68.0 68.0 68.0 1.00 41 32.0 32.0 100.0 Total 128 100.0 100.0 Berdasarkan hasil Tabel 4.4 menunjukkan distribusi frekuensi untuk variable ukuran KAP (KAPSIZE). Dari total 128 sampel perusahaan ada 87 perusahaan yang diaudit oleh KAP non Big 4 atau sekitar 68% dan sisanya sebanyak 41 perusahaan diaudit oleh KAP Big 4 atau sekitar 32%. SWITCH Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid.00 75 58.6 58.6 58.6 1.00 53 41.4 41.4 100.0 Total 128 100.0 100.0 Berdasarkan hasil Tabel 4.4 menunjukkan distribusi frekuensi untuk variable penggantian KAP (SWITCH). Dari total 128 sampel perusahaan ada 75 perusahaan yang tidak melakukan penggantian KAP atau sekitar 58,6% dan sisanya sebanyak 53 perusahaan yang melakukan penggantian KAP atau sekitar 41,4%. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit Test) Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood (- 2LL) pada awal (Block Number = 0) dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number = 1). Nilai -2LL awal adalah sebesar 173,646. Setelah dimasukkan keenam variabel independen, maka nilai -2LL akhir mengalami penurunan menjadi sebesar 111,277. Penurunan likelihood (-2LL) sebesar 62,369 ini

menunjukkan bahwa model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data. Tabel 4.5 Menilai Keseluruhan Model Iteration -2 Log Likehood Coefficients Constant CEO OPINI DER KAPSIZE ROA LNTA Step 1 125.552-4.399 1.139-1.613.976-1.072.004.341 2 119.249-5.898 1.389-2.747 1.233-1.434.010.464 3 116.684-6.115 1.418-3.824 1.259-1.505.028.484 4 112.976-5.936 1.429-4.956 1.177-1.573.126.477 5 111.500-6.323 1.518-6.104 1.202-1.722.231.514 6 111.321-6.537 1.560-7.177 1.235-1.788.271.533 7 111.293-6.557 1.564-8.184 1.239-1.793.274.534 8 111.283-6.557 1.564-9.185 1.239-1.794.274.535 9 111.280-6.557 1.564-10.185 1.239-1.794.274.535 10 111.278-6.557 1.564-11.185 1.239-1.794.274.535 11 111.278-6.557 1.564-12.185 1.239-1.794.274.535 12 111.278-6.557 1.564-13.185 1.239-1.794.274.535 13 111.277-6.557 1.564-14.185 1.239-1.794.274.535 14 111.277-6.557 1.564-15.185 1.239-1.794.274.535 15 111.277-6.557 1.564-16.185 1.239-1.794.274.535 16 111.277-6.557 1.564-17.185 1.239-1.794.274.535 17 111.277-6.557 1.564-18.185 1.239-1.794.274.535 18 111.277-6.557 1.564-19.185 1.239-1.794.274.535 19 111.277-6.557 1.564-20.185 1.239-1.794.274.535 20 111.277-6.557 1.564-21.185 1.239-1.794.274.535 Koefisien Determinasi Step Tabel 4.6 Koefisien Determinasi Model Summary -2 Log Likehood Cox & Snell R Square Nagelkelkre R Square 1 111.277.386.519 Sumber : Data sekunder yang diolah

Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistic ditunjukkan oleh nilai Cox & Snell R Square dan Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke R Square adalah sebesar 0,519 yang berarti bahwa variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 51,9%, sedangkan sisanya 48,1% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian. Menguji Kelayakan Model Regresi Tabel 4.7 Menguji Kelayakan Model Regresi Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-Square Df Sig 1 7.716 8.462 Sumber: Data sekunder diolah Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow s Goodness of Fit Test. Hasil output SPSS menunjukkan bahwa nilai Hosmer and Lemeshow s sebesar 7,716 dengan siginfikan (p) pada 0,462, oleh karena itu nilai ini di atas 0,005 maka model dikatakan fit dan model dapat diterima atau maka model dapat disimpulkan mampu memprediksi nilai observasinya. Uji Multikolinieritas Uji multikolonieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan korelasi antarvariabel independen. Jika tidak terjadi korelasi antarvariabel independen maka dapat dikatakan bahwa model regresi tersebut baik.

Tabel 4.8 Uji Multikolinieritas Correlation Matrix Constant CEO OPINI DER KAPSIZE ROA LNTA Step Constant 1.000 -.174.000 -.236.408 -.112 -.997 1 CEO -.174 1.000.000 -.039 -.287.172.163 OPINI.000.000 1.000.000.000.000.000 DER -.236 -.039.000 1.000 -.310.089.190 KAPSIZE.408 -.287.000 -.310 1.000 -.316 -.430 ROA -.112.172.000.089 -.316 1.000.124 LNTA -.997.163.000.190 -.430.124 1.000 Sumber: Data Sekunder diolah Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi yang kuat di antara variabel bebasnya. Pengujian ini menggunakan matriks korelasi antar variabel bebas untuk melihat besarnya korelasi antar variabel independen. Hasil menunjukkan tidak ada nilai koefisien korelasi antar variabel yang nilainya lebih besar dari 0,8; maka tidak ada gejala multikolinearitas yang serius antar variabel bebas.

Matriks Klasifikasi Tabel 4.9 Matriks Klasifikasi Classification Table Predicted Observed SWITCH.00 1.00 Percentage Correct Step 1 SWITCH.00 63 12 84.0 1.00 13 40 75.5 Overall Percentage 80.5 a. The cut Value is 5.00 Sumber: Data Sekunder diolah Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perpindahan KAP yang dilakukan oleh perusahaan. Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan melakukan perpindahan KAP adalah sebesar 75,5%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan regresi yang digunakan, terdapat sebanyak 40 perusahaan (75,5%) yang diprediksi akan melakukan perpindahan KAP dari total 53 perusahaan yang melakukan perpindahan KAP. Kekuatan prediksi model perusahaan yang tidak melakukan perpindahan KAP adalah sebesar 84%, yang berarti bahwa dengan model regresi yang digunakan ada sebanyak 63 perusahaan (84%) yang diprediksi tidak melakukan perpindahan dari total 75 perusahan yang tidak melakukan perpindahan KAP.

Model Regresi Logistik Model regresi logistik disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi Logistik B S.E Wald Sig. Ket. CEO 1.564.613 6.508.011 SIGNIFIKAN H1 DITERIMA OPINI -21.185 7501.197.000.998 TIDAK SIGNIFIKAN H2 TIDAK DITERIMA DER 1.239.491 6.355.012 SIGNIFIKAN H3 DITERIMA KAPSIZE -1.794.596 9.045.003 SIGNIFIKAN H4 DITERIMA ROA.274.137 3.988.046 SIGNIFIKAN H5 DITERIMA LNTA.535.374 2.041.153 TIDAK SIGNIFIKAN H6 TIDAK DITERIMA Constant -6.557 4.390 2.231.135 - - Sumber: Data Sekunder diolah Hasil pengujian terhadap koefisien regresi menghasilkan model berikut ini: SWITCH = -6,557 + 1,564 CEO - 21,185OPINI + 1,239DER 1,794KAPSIZE + 0,274ROA + 0,535LnTA Interpretasi Hasil 1. Pengaruh pergantian manajemen (CEO) terhadap Penggantian KAP (SWITCH) Hasil pengujian variabel CEO menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 1,564 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,011, lebih kecil dari = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari = 5% maka hipotesis ke-1

diterima. Hasil ini juga mendukung teori keagenan yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan kepentingan antara manajemen/agent dan pemilik perusahaan/principle. Perbedaan kepentingan rentan menimbulkan konflik. Terjadinya konflik tersebut cendrung menyebabkan manajemen diganti, dan pergantian manajemen diikuti oleh penggantian KAP. 2. Pengaruh Opini Audit (OPINI) terhadap Penggantian KAP (SWITCH) Hasil pengujian variabel OPINI menunjukkan bahwa koefisien regresi negatif sebesar -21,185 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,998, lebih besar dari = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari = 5%, maka hipotesis ke-2 ditolak. Hasil pengujian yang gagal menemukan adanya pengaruh signifikan diduga disebabkan karena pada umumnya perusahaan sampel telah mendapatkan opini unqualified. Selain itu, jika perusahaan menggunakan KAP Big Four, hal tersebut menyebabkan perusahaan tidak terlalu memiliki keleluasaan untuk melakukan switch karena penggantian kelas KAP dari Big Four dikhawatirkan dapat menyebabkan adanya sentimen negatif dari pelaku pasar terhadap kualitas pelaporan keuangan dari perusahaan. 3. Pengaruh kesulitan keuangan perusahaan (DER) terhadap Penggantian KAP (SWITCH) Hasil pengujian variabel kesulitan keuangan perusahaan (DER) menunjukkan bahwa koefisien regresi positif sebesar 1,239 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,012, lebih kecil dari = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari = 5%, maka hipotesis ke-3 diterima. Posisi keuangan auditee mungkin memiliki implikasi penting pada keputusan mempertahankan KAP. Switch juga bisa disebabkan karena perusahaan sudah tidak lagi memiliki

kemampuan untuk membayar biaya audit yang dibebankan oleh KAP yang diakibatkan penurunan kemampuan keuangan perusahaan. 4. Pengaruh ukuran KAP (KAPSIZE) terhadap Penggantian KAP (SWITCH) Hasil pengujian variabel ukuran KAP menunjukkan bahwa koefisien regresi negatif sebesar -1,794 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,003, lebih kecil dari = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari = 5%, maka hipotesis ke-4 diterima. KAP Big Four dianggap memiliki kualitas yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan KAP non Big Four. Hasil pengujian yang menghasilkan arah pengaruh negatif menunjukkan bahwa perusahaan yang telah menggunakan jasa KAP Big Four memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk melakukan penggantian KAP. 5. Pengaruh persentase perubahan ROA terhadap Penggantian KAP (SWITCH) Hasil pengujian variabel ROA menunjukkan bahwa koefisien regresi positif sebesar 0,274 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,046, lebih kecil dari = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari = 5%, maka hipotesis ke-5 diterima. Hasil penelitian menunjukkan ROA dapat menjadi penyebab perusahaan mengganti auditornya karena ROA menggambarkan rendahnya kinerja manajemen perusahaan. Oleh karena itu perusahaan cenderung untuk mengganti auditornya agar rendahnya kinerja manajemen perusahaan tersebut dapat diperbaiki dengan mengganti auditor yang lebih berkulaitas sehingga yang dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

6. Pengaruh ukuran perusahaan klien (LnTA) terhadap Penggantian KAP (SWITCH) Hasil pengujian variabel Ln.TA menunjukkan bahwa koefisien regresi positif sebesar 0,535 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,153, lebih besar dari = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari = 5%, maka hipotesis ke-6 ditolak. Sebagian besar sampel penelitian terdiri dari klien dengan total aset kecil dan sebagian besar dari mereka sudah menggunakan KAP non Big 4 sehingga tidak ada kecenderungan untuk melakukan penggantian KAP. V. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil pengujian analisis regresi logistik (logistic regression) menunjukkan bahwa secara statistik terbukti terdapat pengaruh pergantian manajemen, ukuran KAP, kesulitan keuangan perusahaan dan persentase perubahan ROA terhadap penggantian KAP. Hasil pengujian analisis regresi logistik (logistic regression) menunjukkan bahwa secara statistik terbukti tidak terdapat pengaruh opini audit dan ukuran klien terhadap penggantian KAP. Keterbatasan 1. Periode penelitian hanya lima tahun yaitu dari tahun 2006 sampai tahun 2010 sehingga mempengaruhi hasil yang diperoleh. 2. Jumlah sampel perusahaan yang menjadi obyek penelitian hanya satu jenis industri saja (manufaktur), sehingga tidak dapat menggeneralisir hasil temuan untuk seluruh perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia (BEI). 3. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini hanya menggunakan enam variabel independen. Variabel-variabel lain yang mungkin berpengaruh

terhadap penggantian kantor akuntan publik tidak dipertimbangkan dalam penelitian ini. 4. Dampak Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3 tentang Pembatasan Praktik Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik tidak tercakup dalam penelitian ini. Saran 1. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya menggunakan rentang waktu penelitian yang lebih panjang agar memperoleh hasil yang lebih relevan. 2. Penelitian selanjutnya hendaknya menambah sampel perusahaan dari semua jenis kategori industri yang ada di Bursa efek Indonesia (BEI) sehingga dapat dilihat generalisasi teori secara valid. 3. Penambahan variabel baru sebagai variabel independen maupun variabel dependen sangat penting untuk melengkapi hasil penelitian terdahulu untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang penggantian KAP. 4. Penelitian selanjutnya hendaknya mempertimbangkan dampak adanya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3 tentang Pembatasan Praktik Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik.

DAFTAR PUSTAKA Adityawati, P. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang. Bursa Efek Indonesia, n.d. Indonesian Capital Market Directory 2003-2009, Bursa Damayanti, S. dan M. Sudarma. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik. Simposium Nasional Akuntansi 11, Pontianak. Febrianto, R. 2009. Pergantian Auditor dan Kantor Akuntan Publik. http://rfebrianto.blogspot.com/2009/05/pergantian-auditor-dan-kantorakuntan.html, diakses 29 November 2010. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Giri, E.F. 2010. Pengaruh Tenur Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Reputasi KAP Terhadap Kualitas Audit: Kasus Rotasi Wajib Auditor di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi 13, Purwokerto. Hanafi, I. 2004. Pengaruh Kualitas Audit dan pergantian Auditor Terhadap Kepuasan Klien. Tesis S-2 Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro, Semarang. Kawijaya, N. dan Juniarti. 2007. Faktor-Faktor yang Mendorong Perpindahan Auditor (Auditor Switch) Pada Perusahaan-Perusahaan di Surabaya dan Sidoarjo. Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 4, No. 2, Nopember 2002: 93 105. Mardiyah, A.A. 2002. Pengaruh Faktor Klien dan Faktor Auditor terhadap Auditor Changes: Sebuah Pendekatan dengan Model Kontinjensi RPA (Recursive Model Algorithm). Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol 3, No. 2, pp. 133-154. Martini, T. 2007. Pengaruh Kualitas Audit, Pergantian Auditor, dan Pengalaman Kerja Terhadap Kepuasan Klien. Tesis S-2 Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro, Semarang. Menteri Keuangan, 2008, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik, Jakarta. Mulyadi, 2002, Auditing, Buku 1, Salemba Empat, Yogyakarta. Murtini, S. 2003. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Klien Audit di Indonesia. Tesis S-2 Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro, Semarang. Nabilla. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.

Nasser, A.T, dan E.A. wahid, 2006, Auditor-Client Relationship: The Case Of Audit Tenure and Auditor Switching in Malaysia, Managerial Accounting Journal, Vol.21, No.7. Rizqiasih, P.D. 2011. Pengaruh Struktur Governance Terhadap Fee Audit Eksternal. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang. Sinarwati, N.K. 2010. Mengapa Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Melakukan Perpindahan Kantor Akuntan Publik?. Simposium Nasional Akuntansi 13, Purwokerto. Sujak, C. 2011. Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik. Skripsi Jurusan Akuntansi Universitas Sultan Agung Semarang. Sumarwoto. 2009. Pengaruh Kebijakan Rotasi KAP Terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Skripsi Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Semarang. Suparlan. dan W. Andayani. 2010. Analisis Empiris Pergantian Kantor Akuntan Publik Setelah Ada Kewajiban Rotasi Audit. Simposium Nasional Akuntansi 13, Purwokerto. Widiawan, W. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang. Wijayani, E.D. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan di Indonesia Melakukan Auditor Switching. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang. Wijayanti, M.P. 2009. Analisis Hubungan Auditor-Klien: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching di Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.