PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS KESTABILAN LOKAL PADA PERUBAHAN POPULASI PENDERITA DIABETES MELITUS

dokumen-dokumen yang mirip
PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS KESTABILAN MODEL PADA PENYEBARAN HIV-AIDS

ANALISIS KESTABILAN MODEL DINAMIKA PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

MODEL NON LINEAR PENYAKIT DIABETES. Aminah Ekawati 1 dan Lina Aryati 2 ABSTRAK ABSTRACT

ANALISIS KESTABILAN DAN PROSES MARKOV MODEL PENYEBARAN PENYAKIT EBOLA

ANALISIS DINAMIKA MODEL KOMPETISI DUA POPULASI YANG HIDUP BERSAMA DI TITIK KESETIMBANGAN TIDAK TERDEFINISI

ANALISIS KESTABILAN LOKAL MODEL DINAMIKA PENULARAN TUBERKULOSIS SATU STRAIN DENGAN TERAPI DAN EFEKTIVITAS CHEMOPROPHYLAXIS

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS STABILITAS DARI PENULARAN PENYAKIT GONORE

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS DAN SIMULASI MODEL MATEMATIKA PENYAKIT DEMAM DENGUE DENGAN SATU SEROTIF VIRUS DENGUE

BAB II LANDASAN TEORI. selanjutnya sebagai bahan acuan yang mendukung tujuan penulisan. Materi-materi

BAB II LANDASAN TEORI. eigen dan vektor eigen, persamaan diferensial, sistem persamaan diferensial, titik

Abstrak: Makalah ini bertujuan untuk mengkaji model SIR dari penyebaran

APLIKASI MATRIKS LESLIE UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH DAN LAJU PERTUMBUHAN SUATU POPULASI

KESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIR (SUSPECTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PENYAKIT FATAL DENGAN MIGRASI

KESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIR (SUSCEPTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PENYAKIT FATAL DENGAN MIGRASI TUGAS AKHIR

ANALISIS KESTABILAN MODEL SEIIT (SUSCEPTIBLE-EXPOSED-ILL-ILL WITH TREATMENT) PADA PENYAKIT DIABETES MELLITUS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

MODEL SEIR PENYAKIT CAMPAK DENGAN VAKSINASI DAN MIGRASI

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB II LANDASAN TEORI. dalam penulisan skripsi ini. Teori-teori yang digunakan berupa definisi-definisi serta

PEMODELAN DINAMIKA KONSENTRASI TIMBAL DARI LIMBAH ELEKTRONIK PADA LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS STABILITAS SISTEM DINAMIK UNTUK MODEL MATEMATIKA EPIDEMIOLOGI TIPE-SIR (SUSCEPTIBLES, INFECTION, RECOVER)

ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN MANGSA YANG TERINFEKSI DI LINGKUNGAN TERCEMAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. ekuilibrium bebas penyakit beserta analisis kestabilannya. Selanjutnya dilakukan

BAB II LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN Latar Belakang

Created By Aristastory.Wordpress.com BAB I PENDAHULUAN. Teori sistem dinamik adalah bidang matematika terapan yang digunakan untuk

T 23 Center Manifold Dari Sistem Persamaan Diferensial Biasa Nonlinear Yang Titik Ekuilibriumnya Mengalami Bifurkasi Contoh Kasus Untuk Bifurkasi Hopf

Rifqi Choiril Affan, Purnami Widyaningsih, Dewi Retno Sari Saputro Program Studi Matematika FMIPA UNS

Penerapan Teknik Serangga Steril Dengan Model Logistik. Dalam Pemberantasan Nyamuk Aedes Aegypti. Nida Sri Utami

Kestabilan Titik Ekuilibrium Model SIS dengan Pertumbuhan Logistik dan Migrasi

BAB II KAJIAN TEORI. dinamik, sistem linear, sistem nonlinear, titik ekuilibrium, analisis kestabilan

ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN MANGSA YANG TERINFEKSI DI LINGKUNGAN TERCEMAR

Kestabilan Model SIRS dengan Pertumbuhan Logistik dan Non-monotone Incidence Rate

BAB III PEMBAHASAN. Ebola. Setelah model terbentuk, akan dilanjutkan dengan analisa bifurkasi pada

Eksistensi dan Kestabilan Model SIR dengan Nonlinear Insidence Rate

Penentuan Kestabilan Sistem Hibrid melalui Trayektorinya pada Bidang. Oleh:

ANALISIS STABILITAS PENYEBARAN VIRUS EBOLA PADA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan pada bab pembahasan. Teori-teori ini digunakan sebagai bahan acuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

TUGAS AKHIR KAJIAN SKEMA BEDA HINGGA TAK-STANDAR DARI TIPE PREDICTOR-CORRECTOR UNTUK MODEL EPIDEMIK SIR

Model Matematika Penyebaran Penyakit HIV/AIDS dengan Terapi pada Populasi Terbuka

MODEL SEIR PENYAKIT CAMPAK DENGAN VAKSINASI DAN MIGRASI TUGAS AKHIR. Oleh : SITI RAHMA

Jurnal Euclid, vol.3, No.2, p.501 MODEL MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI MANUSIA

ANALISIS DINAMIK MODEL EPIDEMI SIRS DENGAN MODIFIKASI TINGKAT KEJADIAN INFEKSI NONMONOTON DAN PENGOBATAN

BIFURKASI HOPF DALAM MODEL EPIDEMI DENGAN WAKTU TUNDAAN DISKRET

BAB II LANDASAN TEORI. pada bab pembahasan. Materi-materi yang akan dibahas yaitu pemodelan

PENYELESAIAN MASALAH NILAI EIGEN UNTUK PERSAMAAN DIFERENSIAL STURM-LIOUVILLE DENGAN METODE NUMEROV

Dinamik Model Epidemi SIRS dengan Laju Kematian Beragam

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai definisi-definisi dan teorema-teorema

PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR BERDERAJAT DUA MENGGUNAKAN METODE HOPFIELD MODIFIKASI

ANALISIS KESTABILAN MODEL MATEMATIKA IMMUNOTERAPI BCG PADA KANKER KANDUNG KEMIH

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan sistem dinamik kontinu dan sistem dinamik yang. menggunakan waktu diskrit disebut dengan sistem dinamik diskrit.

T 3 Model Dinamika Sel Tumor Dengan Terapi Pengobatan Menggunakan Virus Oncolytic

KAJIAN METODE KONDENSASI CHIO PADA DETERMINAN MATRIKS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

SIFAT-SIFAT DINAMIK DARI MODEL INTERAKSI CINTA DENGAN MEMPERHATIKAN DAYA TARIK PASANGAN

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Kestabilan Model Matematika AIDS dengan Transmisi. atau Ibu menyusui yang positif terinfeksi HIV ke anaknya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

Model Matematika SIV Untuk Penyebaran Virus Tungro Pada Tanaman Padi

BIFURKASI HOPF PADA MODEL SILKUS BISNIS KALDOR-KALECKI TANPA WAKTU TUNDA

Oleh Nara Riatul Kasanah Dosen Pembimbing Drs. Sri Suprapti H., M.Si

MODEL PERSAMAAN DIFERENSIAL PADA INTERAKSI DUA POPULASI

MODIFIKASI SISTEM PREDATOR-PREY: DINAMIKA MODEL LESLIE-GOWER DENGAN DAYA DUKUNG YANG TUMBUH LOGISTIK

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

Bab 3 MODEL DAN ANALISIS MATEMATIKA

Analisis Kestabilan Pada Model Transmisi Virus Hepatitis B yang Dipengaruhi Oleh Migrasi

ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR

DINAMIKA PERKEMBANGAN HIV/AIDS DI SULAWESI UTARA MENGGUNAKAN MODEL PERSAMAAN DIFERENSIAL NONLINEAR SIR (SUSCEPTIBLE, INFECTIOUS AND RECOVERED)

ANALISIS KESTABILAN MODEL MATEMATIKA DARI POPULASI PENDERITA DIABETES MELLITUS

KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS. Dian Permana Putri, 2 Herri Sulaiman 1,2

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LANDASAN TEORI. Model ini memiliki nilai kesetimbangan positif pada saat koordinat berada di titik

BIFURKASI PITCHFORK SUPERKRITIKAL PADA SISTEM FLUTTER

ANALISIS KESTABILAN DARI SISTEM DINAMIK MODEL SEIR PADA PENYEBARAN PENYAKIT CACAR AIR (VARICELLA) DENGAN PENGARUH VAKSINASI SKRIPSI

ANALISIS MODEL SEIR (SUSCEPTIBLE, EXPOSED, INFECTIOUS, RECOVERED) UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI KABUPATEN BOGOR

ALGORITMA ELIMINASI GAUSS INTERVAL DALAM MENDAPATKAN NILAI DETERMINAN MATRIKS INTERVAL DAN MENCARI SOLUSI SISTEM PERSAMAAN INTERVAL LINEAR

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO Tahun 2013, diperkirakan 347 juta orang di dunia menderita

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini, akan diuraikan definisi-definisi dan teorema-teorema yang

MODEL DINAMIKA CINTA DENGAN MEMPERHATIKAN DAYA TARIK PASANGAN

BIFURKASI DARI HASIL MODIFIKASI SISTEM PERSAMAAN LORENZ

BAB II KAJIAN TEORI. representasi pemodelan matematika disebut sebagai model matematika. Interpretasi Solusi. Bandingkan Data

MODEL MATEMATIKA MANGSA-PEMANGSA DENGAN SEBAGIAN MANGSA SAKIT

KESTABILAN MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (SVIR) PADA PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK (MEASLES) (Studi Kasus di Kota Semarang)

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia, yang menimbulkan

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak

DIAGONALISASI MATRIKS ATAS RING KOMUTATIF DENGAN ELEMEN SATUAN INTISARI

Simulasi Model Mangsa Pemangsa Di Wilayah yang Dilindungi untuk Kasus Pemangsa Tergantung Sebagian pada Mangsa

PEMODELAN ALIRAN LISTRIK PADA SEL SARAF MANUSIA

Efek Diabetes Pada Sistem Ekskresi (Pembuangan)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 3 (2015), hal 135-142 PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS KESTABILAN LOKAL PADA PERUBAHAN POPULASI PENDERITA DIABETES MELITUS Marisa Effendi, Bayu Prihandono, Nilamsari Kusumastuti INTISARI Diabetes melitus adalah penyakit kelainan hormonal yang mengakibatkan sel-sel dalam tubuh tidak dapat menyerap glukosa dari darah. Penyakit ini timbul ketika darah tidak terdapat cukup insulin atau ketika sel-sel tubuh tidak bisa beraksi terhadap insulin dalam darah secara normal. Penderita diabetes melitus dapat meninggal karena komplikasi yang ditimbulkan misalnya penyakit ginjal, gangguan jantung, dan gangguan saraf. Dalam penelitian ini dibentuk model matematika populasi penderita diabetes melitus dengan mengelompokkan populasi tersebut dalam dua kelas, yaitu kelas penderita tanpa komplikasi (D) dan kelas penderita dengan komplikasi (C). Analisis model matematika dalam penelitian ini memperlihatkan hubungan laju perubahan populasi antara penderita komplikasi dan total penderita diabetes melitus. Model tersebut memiliki dua titik kesetimbangan, yaitu T 1 yang menggambarkan kondisi populasi bebas komplikasi dan T 2 yang menggambarkan kondisi populasi dengan individu yang mengalami komplikasi. Analisis kestabilan lokal disekitar titik kesetimbangan menggunakan syarat kestabilan yaitu β θ > 0, dimana β merupakan koefisien proporsi meningkatnya penderita menjadi komplikasi dan θ merupakan penjumlahan tingkat kematian alami, kesembuhan komplikasi, serta kematian akibat komplikasi. Hasil analisis menunjukkan jika β θ > 0 maka model matematika populasi penderita diabetes melitus tidak stabil disekitar titik kesetimbangan T 1 dan stabil asimtotik disekitar titik kesetimbangan T 2. Kata kunci : sistem dinamik, titik kesetimbangan, nilai eigen PENDAHULUAN Diabetes melitus atau kencing manis diketahui sebagai suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan menahun terutama pada sistem metabolisme karbohidrat, lemak, dan juga protein dalam tubuh. Gangguan metabolisme tersebut disebabkan kurangnya produksi hormon insulin yang diperlukan dalam proses pengubahan gula menjadi tenaga serta sintesis lemak. Hal ini mengakibatkan terjadinya hiperglikemia, yaitu meningkatnya kadar gula dalam darah atau terdapatnya kandungan gula dalam air kencing dan zat-zat keton serta asam yang berlebihan. Keberadaan zat-zat keton dan asam yang berlebihan ini menyebabkan terjadinya rasa haus yang terus-menerus, banyak kencing, penurunan daya tahan tubuh, dan penurunan berat badan meskipun selera makan tetap baik. Seseorang dapat dikatakan sebagai penderita diabetes jika kadar gula darahnya melebihi 100 mg% dalam keadaan puasa dan melebihi 140 mg% saat dua jam sesudah makan. Jika gula darahnya telah melebihi 160 mg% dalam keadaan puasa dan melebihi 180 mg% saat dua jam sesudah makan maka individu tersebut dikatakan penderita diabetes melitus komplikasi [1,2]. Data dari studi global menunjukkan bahwa jumlah penderita diabetes melitus pada tahun 2013 di seluruh dunia telah mencapai 382 juta orang. Jika tidak ada tindakan yang dilakukan, jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 592 juta orang pada tahun 2035. Saat ini Indonesia berada di urutan ketujuh penderita diabetes melitus terbesar di dunia dengan jumlah 8,5 juta orang dimulai dari usia 20 s/d 79 tahun [3]. Jumlah penderita diabetes melitus dapat diprediksi melalui model matematika. Model matematika mempunyai kapabilitas dalam pemahaman perkembangan jumlah penderita penyakit tidak menular seperti diabetes melitus. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dibentuk model matematika populasi penderita diabetes melitus dengan mengelompokkan populasi tersebut dalam dua 135

136 M. EFFENDI, B. PRIHANDONO, N. KUSUMASTUTI kelas, yaitu kelas penderita tanpa komplikasi dan kelas penderita dengan komplikasi. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan titik kesetimbangan dan mencari syarat kestabilan dari model yang terbentuk serta mengilustrasikan jumlah penderita diabetes melitus berdasarkan parameter yang ditentukan. Model matematika populasi penderita diabetes melitus dianalisis pada kestabilan lokal disekitar titik kesetimbangannya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi model yaitu banyaknya kasus diabetes yang terdiagnosa secara medis, kematian alami, perpindahan individu dari kelas penderita tanpa komplikasi ke taraf komplikasi, kesembuhan komplikasi dan kematian akibat komplikasi. Penelitian dimulai dengan mempelajari dinamika penyakit diabetes melitus pada dunia nyata. Tahap berikutnya membentuk asumsi untuk menyederhanakan model dan mendefinisikan parameter yang digunakan pada model. Kemudian membentuk diagram transfer dan model matematika populasi penderita diabetes melitus. Langkah selanjutnya, menentukan titik kesetimbangan dan melakukan linearisasi dengan membentuk matriks Jacobian. Kemudian mencari persamaan karakteristik dari matriks Jacobian tersebut dan mencari solusinya. Kestabilan model diselidiki dengan menggunakan kriteria kestabilan berdasarkan nilai eigen yang diperoleh. Setelah menyelidiki kestabilan model, langkah berikutnya adalah memberikan interpretasi untuk menentukan nilai parameter. Selanjutnya, diperoleh grafik yang mengilustrasikan perilaku jumlah individu yang komplikasi dan total penderita diabetes melitus. MODEL POPULASI PENDERITA DIABETES MELITUS Model matematika populasi diabetes melitus merupakan model yang menggambarkan jumlah penderita diabetes melitus. Jumlah kasus baru penderita diabetes melitus selama suatu periode pada populasi tertentu disebut Insidensi. Dalam penelitian ini, Insidensi diasumsikan bersifat konstan. Perpindahan penderita tanpa komplikasi ke taraf komplikasi disebabkan oleh kadar glukosa darah yang tidak terkontrol dengan baik. Individu yang mengalami cacat akibat komplikasi masih dikategorikan sebagai penderita diabetes melitus. Oleh karena itu, populasi penderita dikategorikan menjadi dua kelas yaitu kelas penderita tanpa komplikasi dan kelas penderita dengan komplikasi. Total penderita diabetes melitus pada saat t merupakan penjumlahan dari kedua kelas tersebut yaitu,. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing kelas pada populasi penderita diabetes melitus: 1. Kelas penderita tanpa komplikasi Analisis pembentukkan model laju perubahan jumlah individu pada kelas penderita tanpa komplikasi terhadap waktu dinotasikan dengan ( ). Banyaknya kasus baru yang timbul diasumsikan langsung masuk pada kelas penderita tanpa komplikasi dan penderita komplikasi yang mengalami kesembuhan komplikasi akan kembali dikategorikan sebagai penderita diabetes melitus tanpa komplikasi. Selain itu, laju penurunan jumlah individu pada kelas penderita tanpa komplikasi dipengaruhi oleh proporsi individu menjadi penderita komplikasi dan kematian alami yang disebabkan karena kecelakaan atau penyakit lainnya diluar faktor diabetes. Sehingga model laju perubahan jumlah individu pada kelas penderita diabetes melitus tanpa komplikasi adalah: 2. Kelas penderita komplikasi Model laju perubahan jumlah individu pada kelas penderita komplikasi terhadap waktu dinotasikan dengan ( ) Peningkatan jumlah penderita pada kelas ini dipengaruhi oleh proporsi individu menjadi adanya kesembuhan komplikasi dan kematian alami. Komplikasi yang semakin parah pada

Pemodelan Matematika dan Analisis Kestabilan. 137 penderita diabetes juga akan mengakibatkan kematian. Sehingga model laju perubahan jumlah individu pada kelas penderita diabetes melitus komplikasi adalah: Model populasi penderita diabetes melitus dapat digambarkan dalam diagram transfer dibawah ini: σc γc I D C αd μd μc Gambar 1. Diagram transfer model populasi penderita diabetes melitus Berdasarkan Persamaan (1) dan (2), model matematika dari populasi penderita diabetes melitus adalah sebagai berikut: dengan = insidensi penyakit diabetes melitus = proporsi penderita diabetes melitus meningkat ke taraf komplikasi = tingkat kesembuhan komplikasi = tingkat kematian alami = tingkat kematian penderita akibat komplikasi dan dengan dan merupakan fungsi kontinu dan diferensiabel Selanjutnya dengan mengasumsikan dan maka diperoleh persamaan sebagai berikut: Apabila merupakan koefisien pengendali yang digunakan untuk mendefinisikan maka asumsi proporsi meningkatnya penderita diabetes melitus komplikasi yaitu [4]: dengan mensubstitusikan Persamaan (4) pada Sistem (3) sehingga model populasi penderita diabetes melitus dapat ditulis sebagai berikut:

138 M. EFFENDI, B. PRIHANDONO, N. KUSUMASTUTI Titik kesetimbangan pada model populasi diabetes melitus adalah ( ) yang diperoleh dengan mencari solusi dari Sistem (5) sehingga diperoleh dua titik kesetimbangan yaitu: ( ) ( ) ( ) Titik kesetimbangan menggambarkan kondisi saat tidak terdapat penderita yang komplikasi atau populasi penderita diabetes melitus yang bebas komplikasi, dan titik kesetimbangan menggambarkan kondisi populasi dengan individu yang mengalami komplikasi. Titik kesetimbangan pada model matematika ini menunjukan jumlah individu pada kelas penderita komplikasi ( ) dan total penderita diabetes melitus ( ), maka dan. Sehingga titik harus bernilai bernilai positif maka, dengan kata lain KESTABILAN MODEL POPULASI DIABETES MELITUS Analisis kestabilan sistem persamaan diferensial tak linear dilakukan melalui linearisasi. Linearisasi dari suatu sistem dapat dicari menggunakan matriks Jacobian. Linearisasi dari fungsi pada titik kesetimbangan adalah ( ) [5]. Kestabilan sistem ditinjau dari nilai eigen matriks Jacobian. Teorema 1 [6] Jika semua nilai eigen dari matriks Jacobian memiliki bagian real yang bernilai negatif maka sistem disekitar titik kesetimbangan stabil asimtotik lokal. Bukti: Diberikan sistem yang terlinearisasi pada titik kesetimbangan yaitu ( ) maka solusi sistem tersebut selalu memuat bentuk sehingga jika semua bagian real dari bernilai negatif maka untuk nilai akan menuju nol. Dengan kata lain, saat solusi sistem akan menuju titik kesetimbangan, sehingga sistem tersebut stabil asimtotik lokal. Kestabilan model populasi diabetes melitus disekitar titik kesetimbangan dianalisis berdasarkan teorema berikut ini: Teorema 2 Jika maka: (i) Sistem (5) disekitar titik kesetimbangan tidak stabil. (ii) Sistem (5) disekitar titik kesetimbangan ( ) stabil asimtotik lokal. Bukti: Analisis kestabilan dimulai dengan melakukan proses linearisasi pada Sistem (5) disekitar titik kesetimbangan dengan terlebih dahulu membentuk matriks Jacobian [5]. [ ] [ ] Titik kesetimbangan ( ) disubstitusikan ke Matriks Jacobian sehingga didapat: [ ]

Pemodelan Matematika dan Analisis Kestabilan. 139 persamaan karakteristik dari Matriks adalah sebagai berikut: ( ) sehingga diperoleh nilai eigen dan karena diketahui bahwa maka. menyatakan tingkat kematian alami dari populasi penderita diabetes melitus sehingga maka. Hal ini menunjukan Sistem (5) disekitar titik kesetimbangan tidak stabil. Selanjutnya untuk mengetahui kestabilan sistem disekitar titik kesetimbangan dengan cara mensubstitusi ( ) ( ) ke Matriks Jacobian sehingga didapat, [ ] persamaan karakteristik dari Matriks adalah sebagai berikut: ( ) sehingga diperoleh nilai eigen dengan dan ( ) dari nilai eigen yang diperoleh maka kemungkinan yang timbul yaitu: 1. Jika Karena dan maka. Hal ini menyebabkan merupakan bilangan imajiner, sehingga diperoleh nilai eigen yang keduanya mempunyai bagian real negatif. 2. Jika Karena parameter dan diketahui maka dan. Hal ini menyebabkan, sehingga diperoleh nilai eigen yang keduanya bernilai negatif. Berdasarkan kemungkinan yang dapat timbul maka nilai eigen dari Matriks bernilai negatif. Hal ini menunjukan Sistem (5) disekitar titik kesetimbangan stabil asimtotik lokal. INTERPRETASI DAN ILUSTRASI MODEL Interpretasi dan ilustrasi model populasi penderita diabetes melitus dapat dilakukan dengan memberikan nilai pada parameter. Dipilih nilai parameter, = 1,,. Selain nilai parameter tersebut digunakan juga nilai parameter yang digambarkan dua kondisi yang berbeda yaitu: 1. Kondisi saat masih terdapat penderita yang mengalami kesembuhan komplikasi Pada kondisi ini tingkat kesembuhan komplikasi pada penderita diabetes melitus sebesar 0,08 maka diperoleh sehingga memenuhi syarat kestabilan pada Teorema 2 yaitu. Hal ini menunjukkan model populasi penderita diabetes melitus pada kondisi ini tidak stabil pada titik kesetimbangan dan stabil asimtotik lokal pada titik kesetimbangan. Selanjutnya nilai parameter yang telah dipilih dan disubstitusikan pada Sistem (5) maka diperoleh:

140 M. EFFENDI, B. PRIHANDONO, N. KUSUMASTUTI dengan titik kesetimbangan dan. Gambaran umum kestabilan model di titik kesetimbangan dan dapat ditunjukkan pada Gambar 2. Dengan mengasumsikan nilai awal untuk jumlah penderita komplikasi dan total seluruh penderita diabetes melitus adalah sama yaitu 500 orang, maka diperoleh grafik seperti pada Gambar 3. T 1 (0,3.000.000) (tahun) Gambar 2 Potret fase kestabilan model populasi penderita diabetes melitus dengan γ Gambar 3 Grafik pertumbuhan jumlah penderita diabetes melitus pada saat γ Pada Gambar 2 terlihat garis-garis tebal berwarna hitam dan anak panah bergerak menjauhi titik kesetimbangan. Hal ini menunjukkan sistem tidak stabil di titik kesetimbangan. Namun hal yang berbeda terjadi pada titik kesetimbangan terlihat bahwa garis-garis tebal berwarna hitam dan anak panah bergerak menuju ke satu titik, yang berarti sistem stabil asimtotik pada titik kesetimbangan. Dari Gambar 3 dapat dilihat bahwa laju pertumbuhan jumlah penderita komplikasi dan total penderita diabetes melitus bergerak naik dan pada suatu waktu konstan hingga. Hal ini berarti jumlah penderita komplikasi dan total penderita diabetes melitus akan selalu ada hingga pada waktu tertentu banyaknya penderita akan mendekati konstan. 2. Kondisi saat tidak terdapat penderita yang mengalami kesembuhan komplikasi Pada kondisi ini tingkat kesembuhan komplikasi pada penderita diabetes melitus sebesar 0 maka diperoleh sehingga memenuhi syarat kestabilan pada Teorema 2 yaitu. Hal ini menunjukkan model populasi penderita diabetes melitus pada kondisi ini tidak stabil pada titik kesetimbangan dan stabil asimtotik lokal pada titik kesetimbangan. Selanjutnya nilai parameter yang telah dipilih dan disubstitusikan pada Sistem (5) maka diperoleh: dengan titik kesetimbangan dan. Gambaran umum kestabilan model di titik kesetimbangan dan dapat ditunjukkan pada Gambar 4. Dengan menggunakan asumsi nilai awal yang sama, maka diperoleh grafik seperti pada Gambar 5.

Pemodelan Matematika dan Analisis Kestabilan. 141 T 1 (0,3.000.000) (tahun) Gambar 4 Potret fase kestabilan model populasi penderita diabetes melitus dengan γ Gambar 5 Grafik pertumbuhan jumlah penderita diabetes melitus pada saat γ Pada Gambar 4 terlihat garis-garis tebal berwarna hitam dan anak panah bergerak menjauhi titik kesetimbangan. Hal ini menunjukan sistem tidak stabil di titik kesetimbangan. Sedangkan pada terlihat bahwa garis-garis tebal berwarna hitam dan anak panah bergerak menuju ke satu titik. Hal ini menujukkan sistem stabil asimtotik pada titik kesetimbangan. Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa pada awalnya laju pertumbuhan jumlah penderita komplikasi dan total penderita diabetes melitus terus mengalami peningkatan hingga pada waktu tertentu laju pertumbuhan jumlah penderita menjadi konstan. Hal ini berarti jumlah penderita komplikasi dan total penderita diabetes melitus akan selalu ada hingga pada waktu tertentu jumlahnya akan mendekati konstan. PENUTUP Model matematika populasi penderita diabetes melitus dibentuk berdasarkan asumsi-asumsi yang telah dibangun. Model matematika populasi penderita diabetes melitus adalah sebagai berikut: Titik kesetimbangan dari model matematika populasi penderita diabetes melitus yaitu: ( ) dan ( ) ( Kestabilan model populasi penderita diabetes melitus dianalisis berdasarkan syarat kestabilan yaitu. Dengan kata lain yang berarti banyaknya penderita yang menjadi komplikasi lebih besar dari pada penderita yang keluar dari kategori komplikasi. Hasil analisis model disekitar titik kesetimbangan menunjukkan adanya penderita yang mengalami komplikasi, dan model disekitar titik kesetimbangan menunjukkan penderita diabetes melitus akan selalu ada sampai pada keadaan tertentu tidak akan bertambah lagi. Ilustrasi model populasi penderita diabetes melitus dilakukan dengan memberikan nilai pada parameter. Dipilih nilai parameter, = 1,,. Selain nilai parameter tersebut digunakan juga nilai parameter yang digambarkan dua kondisi yang berbeda yaitu: )

142 M. EFFENDI, B. PRIHANDONO, N. KUSUMASTUTI 1. Kondisi saat masih terdapat penderita yang mengalami kesembuhan komplikasi dengan Pada kondisi ini diperoleh sehingga memenuhi syarat kestabilan maka model tidak stabil disekitar titik kesetimbangan dan stabil asimtotik lokal disekitar titik kesetimbangan. 2. Kondisi saat tidak terdapat penderita yang mengalami kesembuhan komplikasi dengan Pada kondisi ini diperoleh sehingga memenuhi syarat kestabilan maka model tidak stabil disekitar titik kesetimbangan dan stabil asimtotik lokal disekitar titik kesetimbangan. DAFTAR PUSTAKA [1] Lanywati E. Diabetes Melitus Penyakit Kencing Manis. Yogjakarta: Kanisius; 2001. [2] Hartono A. Tanya Jawab Diet Penyakit Gula. Jakarta: Arcan; 1995. [3] International Diabetes Federation. Annual Report 2013. Belgium: Unite for Diabetes; 2014. [4] Boutayeb A., Chetouani A., Achouyab A., Twizell E.H. A Non-Linear Population Model of Diabetes Melitus. Journal of Applied Mathematics and Computing. 2006; 21(1):127-139. [5] Kocak H. dan Hale J. K. Dynamics and Bifurcations. New York: Springer-Verlag; 1991. [6] Wiggins S. Introduction to Appplied Nonlinear Dynamical Systems and Chaos. New York: Springer-Verlag; 1990. MARISA EFFENDI : FMIPA Untan, Pontianak, marisa.effendi92@gmail.com BAYU PRIHANDONO : FMIPA Untan, Pontianak, beiprihandono@gmail.com NILAMSARI KUSUMASTUTI : FMIPA Untan, Pontianak, uminilam@yahoo.com