BAB V PENUTUP. Secara umum risiko merupakan ketidakpastian tentang peristiwa masa depan atas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. utama yang dipertimbangkan industri keuangan. Seperti yang dikemukakan oleh Jorion

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (variables) seperti harga, volume instrumen, dan varian (variance) yang berubah

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengambilan keputusan di suatu instansi. Untuk melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pemodelan Volatilitas Return Portofolio Sepuluh Saham Teraktif di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tukar uang tersebut dinamakan kurs atau exchange rate. uang tersebut merupakan salah satu aset finansial yang dapat mendorong

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang telah dilakukan. Dalam berinvestasi jika investor mengharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak ada prestasi, tidak ada kemajuan dan tidak ada imbalan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Esti Pertiwi, 2013

OPTIMALISASI PORTOFOLIO MENGGUNAKAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) DAN MEAN VARIANCE EFFICIENT PORTFOLIO (MVEP) (Studi Kasus: Saham-Saham LQ45)

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjual, menahan, atau membeli saham dengan menggunakan indeks

PENGUKURAN VALUE AT RISK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE (EWMA) DAN SEMI VARIANS (SV)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Value at Risk (VaR) telah menjadi ukuran standar dalam resiko pasar di

2016 VOLATILITAS HARGA SAHAM EMERGING MARKET PADA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017, Halaman Online di:

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman Online di:

BAB IV METODE PENELITIAN

Sonia Agustin Waruwu. Kata kunci : Manajemen Risiko, Kontrak Berjangka, Value at Risk, Volatilitas, ARCH/GARCH

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

Pengukuran Risiko Portofolio Investasi dengan Value at RISK (VaR) melalui Pendekatan Metode Variansi-Kovariansi dan Simulasi Historis

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (pihak yang membutuhkan dana) melalui penjualan saham, obligasi,

IV. METODE PENELITIAN

SKRIPSI PENGGUNAAN METODE EWMA DAN GARCH PADA PERHITUNGAN VALUE AT RISK SAHAM LQ 45 OLEH : MARIANA FLORENSIA NAIBAHO

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam rangka mengembangkan pasar modal syariah, PT. Bursa Efek Jakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi tentang rata-rata bersyarat pada Y

PENERAPAN MODEL GARCH DAN MODEL EWMA DALAM MENGUKUR RISIKO BERINVESTASI (Studi Kasus: Saham Syariah di Jakarta Islamic Indeks)) Yuyun Yunarti

PENENTUAN VALUE AT RISK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku dari harga suatu aset finansial dapat dilihat dari dua parameter,

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan

I. PENDAHULUAN. tersedia berbagai pilihan instrumen investasi. Adanya alternatif instrumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuntungan atau coumpouding. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

MENGGUNAKAN METODE GARCH ASIMETRIS

BAB I PENDAH ULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi hal yang lumrah dilakukan dalam manajemen risiko. Salah satu strategi

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Disusun Oleh : OKTAFIANI WIDYA NINGRUM

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sering terjadi ketidak-akuratan hasil peramalan, tetapi mengapa peramalan

PADA PORTOFOLIO SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu perekonomian, selalu ada pihak-pihak yang kelebihan dana (surplus of

PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, dan instrumen

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis serta pembahasan yang telah dilakukan pada babbab

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN METODE VaR (Value at Risk) DALAM ANALISIS RESIKO INVESTASI SAHAM PT. TELKOM DENGAN PENDEKATAN MODEL GARCH-M

UNNES Journal of Mathematics

BAB 2 TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi selalu dihadapkan pada risiko dan return. Return dapat

Data return 7 mata uang asing diuji dengan beberapa pengujian yang meliputi tes stasionaritasitas, tes normal dan tes heteroskedastik.

I. PENDAHULUAN. Investasi pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua golongan

BAB III PORTOFOLIO OPTIMAL. Capital assets pricing model dipelopori oleh Treynor, Sharpe, Lintner

PENENTUAN NILAI VALUE at RISK PADA SAHAM IHSG MENGGUNAKAN MODEL GEOMETRIC BROWNIAN MOTION DENGAN LOMPATAN

Metode Peramalan dengan Menggunakan Model Volatilitas Asymmetric Power ARCH (APARCH)

OPTIMALISASI PORTOFOLIO MENGGUNAKAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) DAN MEAN VARIANCE EFFICIENT PORTFOLIO (MVEP) (Studi Kasus: Saham-Saham LQ45)

Bab I. Pendahuluan. saham selalu mengalami fluktuasi, naik dan turun dari satu waktu ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transaksi sekuritas di pasar modal. Spread adalah perbedaan kurs jual dan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Disusun oleh : Nur Musrifah Rohmaningsih Skripsi. Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Analisis Risiko Investasi Saham Syariah Dengan Model Value AT Risk-Asymmetric Power Autoregressive Conditional Heterocedasticity (VaR-APARCH)

ANALISIS NILAI RISIKO PORTOFOLIO OPTIMUM PADA REKSADANA CAMPURAN DENGAN PENDEKATAN EWMA

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu investasi (investment), sering juga

BAB I PENDAHULUAN. tidak pasti. Beragam jenis investasi kini banyak ditawarkan, dari yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Telah banyak dilakukan penelitian tentang return saham dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3 Kesimpulan. 4 Daftar Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana pendanaan usaha bagi perusahaan go public. Dana ini digunakan. salah satu sumber dana utama dalam suatu bisnis.

ABSTRAK. Kata Kunci : Portfolio, Value at Risk, Copula, Arhimedean Copula.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tabel Perusahaan Perbankan BUMN yang Go Public di Bursa Efek Indonesia. No. Kode Perusahaan Perusahaan IPO

MENAKSIR VALUE AT RISK (VAR) PORTOFOLIO PADA INDEKS SAHAM DENGAN METODE PENDUGA VOLATILITAS GARCH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketidakpastian kondisi penghasilan dan kebutuhan akan konsumsi di masa

PENDAHULUAN. pasar efisien bentuk lemah (Copeland, 2005). Dengan asumsi bahwa harga

PERBANDINGAN PENDEKATAN GENERALIZED EXTREME VALUE DAN GENERALIZED PARETO DISTRIBUTION UNTUK PERHITUNGAN VALUE AT RISK PADA PORTOFOLIO SAHAM

Backtesting Pada Value at Risk Dengan Model Pendekatan Lopez dan Blanco-Ihle

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN SENSITIVITAS MODEL MARKOWITZ, EWMA, DAN GARCH TERHADAP PERUBAHAN NILAI VOLATILITAS DALAM PEMBETUKAN PORTOFOLIO INVESTASI

BAB I PENDAHULUAN. seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan. Jika seseorang memiliki saham

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aset-aset keuangan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah di bidang ekonometrika. Ekonometrika merupakan bidang ilmu ekonomi yang

Transkripsi:

BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Secara umum risiko merupakan ketidakpastian tentang peristiwa masa depan atas hasil yang diinginkan atau tidak diinginkan (Griffin, 2002: 715). Dalam konteks keuangan, risiko didefinisikan sebagai volatilitas yang terjadi pada nilai suatu aset atau bunga dari suatu kewajiban yang tidak dapat diperkirakan (Jorion, 2001: 3). Suatu institusi apapun, termasuk pasar modal, memiliki kemungkinan besar dalam menghadapi risiko. Salah satu risiko yang dapat dihadapi oleh pelaku pasar modal adalah risiko pasar (market risk) yang timbul karena adanya perubahan pada harga aset-aset keuangan dan kewajiban atau risiko yang ditimbulkan akibat pergerakan tingkatan atau volatilitas harga pasar. Dalam mengantisipasi dan mengurangi risiko pasar yang dihadapi oleh suatu institusi keuangan, suatu pengimplementasian konsep manajemen risiko (risk management) menjadi solusinya. Fokus dari implementasi manajemen risiko yang baik adalah mengidentifikasi dan mengatasi risiko-risiko yang akan dihadapi perusahaan. Menurut Griffin (2002) ada empat pilihan teknik untuk menangani suatu risiko, yaitu: (1) penghindaran risiko (risk avoidance), (2) pengendalian risiko (risk control), (3) penahanan risiko (risk retention), dan (4) pengalihan risiko (risk transfer). Penelitian kali ini secara umum fokus pada risiko pasar dalam pasar modal, khususnya pasar modal Indonesia. Pasar modal cenderung memiliki informasi asimetris (asymmetric information), yang seringkali banyak faktor penggangu (noise) diciptakan oleh para noise traders dalam rangka pengambilan keuntungan (profit-taking). Kondisi tersebut mendorong pergerakan harga suatu aset untuk terus berfluktuasi sesuai dengan 108

informasi yang terjadi di pasar. Hal inilah yang mendorong terjadinya suatu volatilitas harga yang menyebabkan timbulnya risiko pasar yang dihadapi para trader di pasar. Untuk mengantisipasi hal tersebut, para trader dapat melakukan suatu strategi untuk menghindari risiko (risk avoidance) dan mengontrol risiko (risk control), salah satunya adalah melakukan estimasi dari risiko yang mungkin terjadi ke depannya dengan menggunakan beberapa model penghitungan internal terbaik dalam kerangka kerja Value at Risk (VaR) untuk mengukur volatilitas yang terjadi atas pergerakan harga saham. Value at Risk (VaR) merupakan suatu komponen esensial dalam menyediakan suatu ukuran kuantitatif atas risiko. Setelah melakukan estimasi dan evaluasi terhadap beberapa model Value at Risk (VaR) yaitu model VaR RiskMetrics atau disebut juga model VaR Exponentially Weighted Moving Average (EWMA), model VaR normal Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (GARCH), dan model VaR student GARCH dalam mengukur tingkat risiko dari portofolio sepuluh saham teraktif periode tanggal 2 Januari 2006 hingga 18 Desember 2007 di Bursa Efek Indonesia, hasil penelitan menunjukkan bahwa model VaR yang memiliki kinerja paling baik dalam melakukan pemodelan volatilitas adalah model VaR normal GARCH. Hal ini berdasarkan hasil pengujian secara statistik yang menunjukka bahwa model tersebut mampu mengakomodasi kriteria suatu model VaR yang akurat, efisien, dan konservatif (Engel dan Gizycki, 1999) dibandingkan dengan model VaR RiskMetrics atau EWMA dan model VaR student GARCH. Penentuan model VaR normal GARCH sebagai model yang berkinerja paling baik dan dianggap signifikan di dalam mengukur tingkat risiko pasar modal, didasarkan atas evaluasi model yang dilakukan dengan menggunakan metode backtesting melalui area penerimaan exceptions Kupiec dan juga secara grafis, serta metode pengujian Kupiec s Likelihood Ratio pada ketiga model VaR di atas. Hasil evaluasi model menunjukkan bahwa 109

model VaR normal GARCH adalah yang terbaik dalam mengukur tingkat risiko dari portofolio sepuluh saham teraktif di Bursa Efek Indonesia, sebagaimana dapat dilihat pada rekapitulasi hasil evaluasi model VaR yang disajikan pada tabel 4.15 dan tabel 4.16. Pada akhirnya, penelitian ini menyimpulkan bahwa model VaR normal GARCH dapat digunakan sebagai salah satu model internal yang paling baik dalam mengukur volatilitas atau tingkat risiko pasar yang terjadi di Bursa Efek Indonesia, dibandingkan dengan model pengukuran volatilitas lainnya. Model VaR normal GARCH dapat digunakan oleh para trader sebagai suatu strategi dalam menghindari dan mengontrol kerugian potensial yang mungkin dihadapi selama melakukan trading di pasar. V.2 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini juga memiliki keterbatasan-keterbatasan yang antara lain sebagai berikut: 1. Asumsi distribusi normal yang digunakan dalam distribusi data return saham pada penelitian ini sebenarnya kurang tepat dalam menggambarkan suatu distribusi return saham yang sebenarnya. Hal ini karena pada kenyataannya distribusi data keuangan adalah skewed dan fat tail, sehingga penggunaan distribusi normal dapat menyebabkan hasil yang underestimate terhadap estimasi risiko saham. 2. Portofolio yang dibentuk pada penelitian kali ini hanya menyajikan satu kombinasi portofolio saja dari beberapa kombinasi yang ada, di mana portofolio ini terdiri atas sepuluh saham teraktif periode 2 Januari 2006 hingga 18 Desember 2007, yang selanjutnya asumsi pemberian bobot terhadap masing-masing saham dalam portofolio tersebut dilakukan berdasarkan persentase nilai aset atau saham dalam portofolio. Hal ini hanya merupakan suatu simplifikasi saja dari kemungkinan beberapa kombinasi portofolio yang dapat dihasilkan dari sepuluh 110

saham teraktif tersebut, yang sebenarnya kurang lengkap dalam menggambarkan kondisi sebenarnya pada pembentukan portofolio tersebut. 3. Model VaR pada umumnya merupakan model yang berkinerja baik dalam mengukur tingkat risiko khususnya dalam jangka pendek. Penggunaan time horizon yang terlalu panjang pada model VaR dapat menunjukkan hasil yang tidak akurat. Model VaR normal GARCH yang digunakan dalam penelitian kali ini juga terbatas dalam mengukur volatilitas atau risiko harian pada periode observasi yang relatif pendek, yaitu dua tahun. Semua hal ini hanya merupakan satu alat (tools) yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat risiko di pasar modal yang dihadapi oleh para trader, namun dalam kenyataannya masih banyak model-model lainnya yang dapat digunakan dalam mengukur tingkat risiko baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. V.3 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan keterbatasan-keterbatasan yang ada dalam penelitian, penulis dapat memberikan beberapa saran antara lain: 1. Bagi para pelaku dalam institusi keuangan seperti pasar modal yang menghadapi risiko pasar karena adanya volatilitas pada harga dari suatu aset atau saham yang diinvestasikan, maka model VaR normal GARCH dapat digunakan diantaranya oleh traders sebagai salah satu model internal dalam mengukur risiko pasar yang mereka hadapi. 2. Penggunaan model internal seperti model VaR normal GARCH oleh para pelaku pasar modal dalam mengukur risiko pasar yang mereka hadapi memang dapat dipergunakan secara luas, namun sekiranya tetap harus memperhatikan persyaratanpersyaratan kuantitatif dan kualitatif dari pihak-pihak regulator, seperti misalnya di 111

Indonesia yaitu BAPEPAM-LK maupun pihak regulator dari Bursa Efek Indonesia., untuk menjamin agar model tersebut memenuhi kriteria yang ditentukan 3. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya memperhitungkan adanya sifat skewness dan fat tail pada distribusi data keuangan seperti pada data harga saham. Kemudian sebaiknya dilakukan beberapa kombinasi pembentukan portofolio atas saham yang diobservasi sehingga menunjukkan hasil yang lebih tepat dan akurat. Selain itu, penelitian selanjutnya juga dapat melakukan pengukuran risiko pasar dengan model volatilitas lainnya dan dapat pula mempertimbangkan penggunaan data intraday atas suatu aset dengan beberapa model intraday Value at Risk dalam mengukur tingkat risiko yang berguna khususnya bagi para pelaku pasar modal yang melakukan frequent trading. 112