BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jalan Dr. Soetomo No.16, Semarang, Jawa Tengahmerupakan Satuan

BAB III METODE PENELITIAN. sectional untuk menilai hubungan ekspresi HER-2/neu dengan ukuran tumor pada

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Al Baqarah ayat 233: "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Pada penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross

BAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Pada penelitian ini digunakan desain cross sectional. Cross

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Staging tumor, nodus, metastasis (TNM) Semakin dini semakin baik. di bandingkan dengan karsinoma yang sudah invasif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan yang tidak terkendali dari sel-sel, yang dapat

BAB V HASIL PENELITIAN. Selama periode penelitian mulai Januari 2013 sampai September 2013

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian pada wanita setelah kanker payudara. Hal ini

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita dan merupakan kanker kelima paling sering pada wanita di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. jutaan wanita di seluruh dunia terkena kanker payudara tiap tahunnya. Walaupun

D. Kerangka Teori E. Kerangka Konsep F. Hipotesis... 36

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, mencakup faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan kanker yang paling. sering pada wanita di negara maju dan berkembang, dan

BAB 6 PEMBAHASAN. ekstrak Phaleria macrocarpa terhadap penurunan indek mitosis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2012(25% dari semua kasus kanker). Angka ini mampu menyumbang

BAB I PENDAHULUAN. pembedahan, radioterapi dan sitostatika. Pembedahan dan radioterapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maju maupun di negara berkembang. Di Indonesia, karsinoma payudara

BAB I PENDAHULUAN. Selama tiga dasawarsa terakhir, kanker ovarium masih merupakan masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN OVEREKSPRESI HUMAN EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR 2 (HER-2) DENGAN USIA PADA PASIEN KANKER PAYUDARA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Karsinoma Payudara Duktal Invasif Tipe Tidak Spesifik. Karsinoma payudara adalah salah satu keganasan yang sering dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. dibanding kasus). Kematian akibat kanker payudara menduduki peringkat

BAB VI PEMBAHASAN. Pemeriksaan tumor pada kolon secara makroskopis, berhasil tumbuh 100%

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Karsinoma payudara merupakan karsinoma terbanyak. pada wanita di dunia. Menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan terdapat kasus baru kanker ovarium dan kasus meninggal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kepala leher dan paling sering ditemukan di Indonesia dan sampai saat ini belum

marker inflamasi belum pernah dilakukan di Indonesia.

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. adanya heterogenitas pada perubahan genetik. Kanker payudara menjadi penyebab

I. BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas yang berasal dari epitel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karsinoma larings merupakan keganasan yang cukup sering dan bahkan

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara adalah keganasan pada payudara. yang berasal dari sel epitel kelenjar payudara.

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. kasus diantaranya menyebabkan kematian (Li et al., 2012; Hamdi and Saleem,

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah salah satu keganasan terbanyak dan memiliki angka

SUHARTO WIJANARKO PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN (PIT) KE-21 TAHUN 2016 PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS BEDAH INDONESIA (IKABI) MEDAN, 12 AGUSTUS 2016

III. METODE PENELITIAN. bebas ( ER, PR, dan HER 2) dan variabel terikat ( derajat keganasan)

HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT DIFERENSIASI KANKER PAYUDARA PADA WANITA LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan kanker tersering pada wanita di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Penelitian. Karsinoma payudara merupakan keganasan paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. berbeda memiliki jenis histopatologi berbeda dan karsinoma sel skuamosa paling

BAB I PENDAHULUAN. paling umum terjadi dan paling banyak menyebabkan. kematian pada perempuan setelah karsinoma paru-paru

BAB I PENDAHULUAN. I. A. Latar Belakang. Kanker paru merupakan salah satu dari keganasan. tersering pada pria dan wanita dengan angka mortalitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan agen penyebab Acquired

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) adalah suatu karsinoma epitel skuamosa yang timbul

Karakteristik Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Gambaran Histopatologi di RSUD Al-Ihsan Bandung Periode

ABSTRAK. di dunia, tepatnya penyakit kedua terbanyak setelah penyakit kardio vaskular. Salah

BAB I PENDAHULUAN. I.A Latar Belakang. Kanker paru merupakan penyebab tertinggi kematian. akibat kanker di dunia, baik negara-negara maju maupun

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN OVEREKSPRESI HUMAN EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR 2 (HER-2) DENGAN STATUS LIMFONODI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA

ABSTRAK PERBEDAAN EKSPRESI PROTEIN 53 (p53) PADA STADIUM I, II DAN III KANKER SERVIKS TIPE SEL SKUAMOSA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara (KPD) merupakan salah satu tumor ganas penyebab

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN akibat kanker payudara (WHO, 2011). Sementara itu berdasar hasil penelitian

HALAMAN PENGESAHAN KTI HUBUNGAN OVEREKSPRESI HUMAN EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR 2 (HER-2) DENGAN UKURAN TUMOR PADA PASIEN KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan keganasan yang paling sering ditemukan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

b. Tumor: massa jaringan abnormal yg tumbuh berlebihan, terus-menerus meskipun rangsang yang menimbulkannya telah hilang.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami mutasi, diperkirakan 80% disebabkan oleh faktor lingkungan,

(PR), serta human epidermal growth factor receptor 2 (HER2) kanker payudara tersebut. (Shenkier, 2004) Keberhasilan dalam penatalaksanaan kanker

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh berbagai faktor (multifaktorial) yang menyerang tubuh secara

I. PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah utama bagi masyarakat karena menjadi salah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi (Sherlin, 2013). Ameloblastoma merupakan tumor odontogenik yang paling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KANKER PARU MERUPAKAN FAKTOR RISIKO TERJADINYA EFUSI PLEURA DI RUMAH SAKIT Dr. MOEWARDI SURAKARTA. Oleh. Agus Suprijono, Chodidjah, Agung Tri Cahyono

HUBUNGAN EKSPRESI HER-2/NEU DAN HORMONAL RESEPTOR DENGAN GRADING HISTOPATOLOGI PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA WANITA USIA MUDA

BAB 1 PENDAHULUAN. dari semua kanker pada organ reproduksi. Diantara kanker yang ditemukan pada

Hubungan Ekspresi Reseptor Progesteron dengan Derajat Diferensiasi Carsinoma Mammae

BAB I PENDAHULUAN. Astrositoma merupakan tumor otak primer yang paling banyak terjadi,

) PADA KANKER PAYUDARA DERAJAT KEGANASAN BAIK, SEDANG DAN BURUK

PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ROLE OF EGFR TESTING IN LUNG CANCER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karsinoma sel skuamosa di laring (KSSL) menempati. urutan kedua dariseluruhkarsinomadi saluran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penelitian yang dilakukan oleh Weir et al. dari Centers for Disease Control and

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker paru merupakan keganasan penyebab kematian. nomer satu di dunia (Cancer Research UK, 2012).

2.3.2 Faktor Risiko Prognosis...16 BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN Kerangka Berpikir

III. METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional yakni meneliti kasus BPH yang. Moeloek Provinsi Lampung periode Agustus 2012 Juli 2014.

Majalah Kesehatan FKUB Vol 3, No 3, September 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma servik merupakan penyakit kedua terbanyak pada perempuan

DAFTAR TABEL. Hasil analisis normalitas sebaran data persentase kematian sel Raji... 49

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian. Lebih dari satu juta orang per tahun di dunia meninggal

HALAMAN PENGESAHAN KTI HUBUNGAN OVEREKSPRESI HUMAN EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR 2 (HER-2) DENGAN GRADE HISTOLOGI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penyebab yang kompleks. Angka kejadian KNF tidak sering ditemukan di dunia barat

HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT DIFERENSIASI KANKER PAYUDARA PADA WANITA

BAB I PENDAHULUAN. Endometriosis adalah kelainan ginekologi dengan karakteristik. adanya implantasi jaringan endometrium di lokasi ektopik, misal:

BAB I PENDAHULUAN. keganasan epitel tersebut berupa Karsinoma Sel Skuamosa Kepala dan Leher (KSSKL)

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi dari rata-rata nasional (1,4%), yaitu pada urutan tertinggi ke-6 dari 33 provinsi

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Pemerintah Dr. Kariadi Semarang yang beralamat di jalan Dr. Soetomo No.16, Semarang, Jawa Tengah merupakan Satuan Kerja atau Unit Pelaksana Teknis yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Rumah Sakit ini ditetepakan sebagai Rumah Sakit yang menerapkan Fleksibilitas pengelolaan keuangan sesuai dengan yang diamanatkan dalam PP No.23 Tahun 2005 sebagai Badan Layanan Umum (BLU) Rumah Sakit Umum Pemerintah Dr. Kariadi Semarang berdasarkan SK Menkes No. 1243/Menkes/SK/VIII/2005. RSUP Dr. Kariadi Semarang merupakan Rumah Sakit terbesar sekaligus berfungsi sebagai Rumah Sakit rujukan bagi wilayah Jawa Tengah. Tujuan dari RSUP Dr. Kariadi menyelenggarakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan dan upaya lain sesuai dengan kebutuhan, salah satunya dengan pelayanan pasien kanker payudara. Di RSUP Dr. Kariadi kerap menjadi rujukan pasien dari 49

50 berbagai rumah sakit. RSUP Dr. Kariadi Semarang memberikan keunggulan fasilitas satu-satunya rumah sakit di Semarang yang memiliki pemeriksaan imunohistokimia. 2. Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini diambil dari hasil laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr. Kariadi Semarang yang sudah dilakukan pemeriksaan Imunohistokimia dari bulan Januari sampai Desember 2015, kemudian terdapat 72 orang yang memenuhi dalam kriteria Inklusi dan kriteria Eksklusi, dengan karakteristik pemeriksaan Imunohistokimia menujukkan HER-2/neu positif (+3) adalah sebanyak 46 orang (63,9%) dan HER-2/neu negatif (+1) 26 orang (36,1%). Penilaian +1 dikategorikan negatif dan penilaian +3 dikategorikan positif, sehingga didapatkan overekspresi HER-2 sebanyak 72 orang (100%). Pada penilaian +2 pada penelitian ini tidak dimasukkan ke dalam data penelitian karena pada +2 direkomendasikan untuk dilakukan pemeriksaan dengan metode FISH sebagai konfirmasi. Sedangkan pada ukuran tumor secara umum didapatkan 24 orang (33,3%) memiliki ukuran tumor <=2 cm dan 48 orang lainnya (66,7%) memiliki ukuran tumor >2 cm. Selain itu, 47 orang (65,3%) memiliki ukuran tumor <= 5 cm dan 25 orang lainnya (34,7%) memiliki ukuran tumor >5 cm. Hasil tentang karakteristik subjek dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara overekspresi HER-2/neu terhadap ukuran tumor pada pasien kanker payudara.

51 3. Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti di RSUP Dr. Kariadi Semarang dalam kurun waktu Januari sampai Desember 2015 didapatkan jumlah sampel sebanyak 72 orang yang memenuhi dalam kriteria Inklusi dan kriteria Eksklusi. Berikut karakteristik sampel penelitian. Tabel 5. Distribusi Karakterisik Sampel Karakteristik Sampel Overekspresi HER-2 Negatif Positif P-Value Usia (n=72) 0,288 <50 tahun 20(27,8%) 8(11,1%) 50 tahun 26(36,1%) 18(25%) Grade Histologi (n=61) 0,742 I+II 32(52,5%) 17(27,9%) III 7(11,5%) 5(8,2%) Status Limfonodi (n=40) 0,399 Negatif 5(12,5%) 1(2,5%) Positif 21(52,5%) 13(32,5%) Dari tabel 5 menunjukkan antara karakteristik sampel dengan overekspresi HER-2 bahwa pada jumlah distribusi sampel usia 50 tahun dengan overekspresi negatif terlihat lebih banyak dibandingkan pada usia <50 tahun sebanyak 26 orang (36,1%). Pada grade histologi distribusi sampel terbanyak pada grade I+II dengan overekspresi negatif 32 orang (52,5%). Sedangkan pada status limfonodi kanker payudara distribusi terbanyak pada status limfonodi positif dengan overekspresi negatif sebanyak 21 orang (52,5%).

52 4. Analisis Korelasi Variabel Penelitian Uji yang digunakan untuk menguji keterkaitan antar dua variable kategorik adalah menggunakan uji Pearson Chi-Square. Pengambilan keputusan apakah H1 diterima atau ditolak pada uji Chi-Square ada 2 cara, yang pertama menggunakan nilai x2 tabel dengan x2 hitung, jika X2 hitung > X2 tabel, maka H1 diterima. Cara yang kedua dengan menggunakan p-value, jika p < 0.05, maka H1 diterima. Tabel 6. Uji Chi Square Pemeriksaan HER-2/neu terhadap Ukuran Tumor T1 dan T2 dengan T3 Ukuran Tumor Overekspresi HER-2/neu Negatif Positif Total P-value 5 cm 27 (37,5%) 20 (27,8%) 47 (65,3%) >5cm 19 (26,4%) 6 (8,3%) 25 (34,7%) 0,119 Total 46 (63,9%) 26 (36,1%) 72 (100%) Tabel 7. Uji Chi Square Pemeriksaan HER-2/neu terhadap Ukuran Tumor T1 dengan T2 dan T3 Ukuran Tumor Overekspresi HER-2/neu Negatif Positif Total P-value 2 cm 14 (19,4%) 10 (13,9%) 24 (33,3%) >2 cm 32 (44,4%) 16 (22,2%) 48 (66,7%)) 0,489 Total 46 (63,9%) 26 (36,1%) 72 (100%) Hasil analisis statistik pada tabel 6, menunjukkan nilai P adalah 0.119, dimana P>0.05 sedangkan pada tabel 7, menunjukkan nilai P adalah 0.489 dimana P>0.05 Hal ini menunjukkan kedua klasifikasi tidak terdapat hubungan yang bermakna antara variabel tergantung dan variabel bebas. Sehingga secara statistik tidak terdapat hubungan antara hubungan overekspresi HER-2/neu dengan ukuran tumor pada pasien kanker payudara. Pada ukuran tumor >2 cm dengan HER-2 negatif

53 didapatkan hasil yang lebih dominan sebanyak 32 orang (44,4%) dan pada distribusi ukuran tumor 5 cm dengan HER-2 negatif berjumlah 27 orang (57,4%) didapatkan jumlah yang lebih banyak diantara yang lain. B. Pembahasan Patogenesis terbentuknya tumor atau neoplasma sebagai akibat terjadinya perubahan genetik atau penyakit genetik. Perubahan genetik atau kerusakan genetik non letal disebabkan oleh pengaruh penyebab yang berada pada lingkungan, seperti bahan kimia, virus, radiasi, atau karena factor keturunan pada sel germinal. Perubahan materi genetik atau kerusakan gen non letal mengakibatkan pembelahan sel yang tidak terkendali atau berlebihan (Kresna, 2014). Terdapat 4 golongan gen yang memainkan peran penting dalam mengatur sinyal mekanisme faktor pertumbuhan dan siklus sel yang menjadi sasaran utama perubahan genetik, yaitu protoonkogen, gen supresi tumor, gen yang mengatur apoptosis, dan gen yang memperbaiki DNA. Ketika 4 golongan gen ini mengalami mutasi atau ketidakmampuan dalam menjalankan fungsinya akan mengakibatkan terjadi pertumbuhan yang berlebihan, invasi lokal dan kemampuan untuk membentuk metastasis, salah satu contohnya pada protein onkogen, ketika terjadi mutasi atau produk berlebihan (overekspresi) dari RFP (Reseptor Faktor Pertumbuhan), yaitu c- erb-b-2 (c-neu) terlihat pada 15-30% kanker payudara, adenokarsinoma paru, ovarium dan kelenjar liur akan sangat sensitif merangsang terjadinya pertumbuhan ukuran tumor secara tidak terkendali atau berlebihan. Sehingga

54 tidak heran jika kadar tinggi protein c-erb-b-2 pada sel kanker payudara dipakai sebagai untuk prognosis buruk (Kresna, 2014). Gen ErbB2 yang mengalami mutasi akan menyebabkan ekspresi yang berlebihan dari HER-2/neu. Ekspresi yang berlebihan dari HER-2/neu akan menyebabkan munculnya rangsang pertumbuhan yang kuat pada sel walaupun stimulasi pertumbuhan tidak besar. HER-2/neu akan mengaktifkan 6 jalur sinyal intrasellular yang pada akhirnya bias memicu pertumbuhan sel. Keenam jalur tersebut adalah 1) jalur tirosin kinase, 2) jalur G proteincoupled receptor, 3) jalur Janus kinase / signal transducer and activator of transcription (JAK/STAT), 4) jalur wingless-telated integration (WNT), 5) tumor growth factor beta (TGFβ), dan 6) jalur nuclear factor kappa light chain enchanger of activated B cell (NF-KB). Dari keenam jalur tersebut jalur tirosin kinase adalah jalur yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan sel. Jalur tirosin kinase bermula ketika faktor pertumbuhan terikat pada HER-2 yang kemudian akan mengaktifkan signal tranducer RAS, kemudian akan berjalan melalui 2 jalur yaitu jalur mitogen activated protein kinase (MAPK), dan phosphoinositidyl-3-kinase (PI3K). MAPK akan menyebabkan terjadinya transkripsi DNA, sedangkan PI3K meningkatkan sintesis protein, keduanya secara bersama-sama akan meningkatkan pertumbuhan sel. Peningkatan pertumbuhan sel sendiri akan menyebabkan perubahan pada formasi tubular sel, pleomorfisme sel dan mitosis sel. Sehingga dapat di simpulkan bahwa overekspresi HER-2/neu dapat mempengaruhi ukuran tumor pada kanker payudara (Kumar, 2015).

55 Berdasarkan penjelasan di atas secara teori memang terdapat hubungan antara overekspresi HER-2/neu dengan ukuran tumor, hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan Bouchbika, et al di Morocco mengatakan bahwa terdapat hubungan overekspresi HER-2 dengan ukuran tumor (p=0,005). Pada penelitiannya, ia mengambil sampel wanita dari Januari 2008 sampai Desember 2010 dengan diagnosis Invasive kanker payudara sebanyak 1508 sampel dan didapatkan ukuran tumor 5 cm dengan HER-2/neu negatif berjumlah 897 (84%) lebih banyak diantara yang lain. Selain itu, pada penelitian Curigliano, et al., 2009 di Italia, juga mengatakan bahwa terdapat hubungan overekspresi HER-2/neu dengan ukuran tumor (p=0,001). Dengan mengambil sampel dari Januari 1999 hingga Desember 2006 sebanyak 2.130 sampel dimana 150 pasien yang memiliki data ukuran tumor, ia menggunakan penelitian cohort. Pada penelitiannya didapatkan bahwa ukuran tumor 5 cm dengan HER-2/neu positif lebih mendominasi diantara yang lain. Berdasarkan hasil dari penelitian ini didapatkan hasil data secara statistik bahwa pada overekspresi HER-2/neu tidak berhubungan dengan ukuran tumor pada pasien kanker payudara, hal ini didukung oleh pendapat Farzami, et al., 2008, ia mengambil sampel wanita yang mengalami kanker payudara sebanyak 226 dengan diagnosis Invasive Kanker Payudara bahwa memang tidak terdapat hubungan overekspresi HER-2/neu dengan ukuran tumor (p=0.497). Pada penelitian Farzami didapatkan ukuran tumor <=2 cm dengan HER=2/neu negatif berjumlah 102 orang (76,1%) lebih dominan.

56 Penelitian Mahir, et al., 2016 di Morocco, ia mengambil sampel wanita sebanyak 78 pasien dari 1 Januari 2010 sampai 31 Desember 2013 diagnosis Duktal Karsinoma Kanker Payudara bahwa tidak terdapat hubungan overekspresi HER-2/neu yang bermakna dengan ukuran tumor (p=0,603). Pada penelitian Mahir didapatkan ukuran tumor >2 cm dengan HER-2/neu negatif lebih dominan. Selain itu juga didapatkan pada penelitian Ayadi, et al., 2008 di Tunisian mengatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara overekspresi HER-2/neu dengan ukuran tumor pada pasien kanker payudara (p=104) dengan pengambilan sampel dari Januari 2000 hingga Desember 2004 sebanyak 155 sampel dengan diagnosis Invasive Kanker Payudara, tetapi pada penelitian ini mengatakan terdapat kecenderungan bahwa ukuran tumor 5 cm berpengaruh pada overekspresi HER-2/neu. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya memang terjadi pro dan kontra antara hubungan overekspresi HER-2/neu dengan ukuran tumor pada pasien kanker payudara. Dari uraian di atas berdasarkan hasil penelitian memang ada beberapa faktor yang berpengaruh pada analisa statistik tidak berhubungan tetapi secara analisa teori memiliki hubungan, seperti adanya : 1. Sampel penelitian yang tidak bisa mencakup semua populasi pada tempat penelitian. 2. Jumlah sampel setiap penelitian berbeda, rata-rata menunjukkan hasil bermakna dengan jumlah sampel hingga ribuan pasien sedangkan pada hasil yang tidak bermakna didapatkan jumlah sampel rata-rata hanya ratusan pasien. Pada penelitian ini hanya menggunakan 72 sampel.

57 3. Karakteristik sampel pada setiap penelitian ini berbeda dengan penelitian yang lain, contohnya seperti ada yang menggunakan diagnosis duktal karsinoma sebagai sampel penelitiannya, sedangkan pada penelitian yang lain menggunakan diagnosis invasif karsinoma. 4. Waktu pemeriksaan pasien, waktu dilakukan pemeriksaan imunohistokimia, maupun histopatologi sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan yang akan muncul nantinya karena bisa terjadi perubahan ukuran tumor pada stage lanjutan. 5. Pada pemeriksaan HER-2/neu +2 pada penelitian ini tidak dimasukkan ke dalam sampel penelitian karena pada peneliti tidak melakukan konfirmasi lagi menggunakan pemeriksaan FISH. C. Kekuatan dan Kelemahan Penelitian 1. Kekuatan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian Cross-Sectional untuk menilai hubungan ekspresi HER-2/neu dengan ukuran tumor pada pasien kanker payudara. Di Indonesia sangat banyak insidens kanker payudara, tetapi masih jarang dilakukan penelitian untuk menghubungkan antara pemeriksaan HER-2/neu dengan ukuran tumor pada pasien kanker payudara terbukti dari jurnal penelitian sangat jarang didapatkan. Pada penelitian ini juga untuk pemeriksaan HER-2/neu sendiri sudah dilakukan pemeriksaan Imunohistokimia.

58 2. Kelemahan Penelitian Peneliti tidak memperhitungkan faktor-faktor eksternal diluar kapasitas peneliti yang mungkin saja bisa berpengaruh pada ukuran tumor pasien kanker payudara, keterbatasan waktu dan dana juga menjadi salah satu kendala sehingga persiapan yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian ini dirasa kurang maksimal sehingga cakupan populasi tidak merangkum karakteristik di tempat penelitian.