Kajian Tenurial Ahmad Nashih Luthfi Centre for Social Excellence Yogyakarta, 3 April 2016
Tujuan Kajian Tenurial (diacu dari ToR) Transformasi pengetahuan, keterampilan, dan sikap tentang: Dasar-dasar Kajian Tenurial Subyek Hak, Jenis Hak, dan Obyek Hak Kajian Tenurial sebagai alat melakukan mitigasi risiko-risiko pengelolaan SDA Posisi kelompok rentan (perempuan, anak, remaja, difable, lansia, terinfeksi hiv dan berstatus AIDS, dsb) dalam pengelolaan SDA
1. Konsep Tenurial Land tenure pattern: atau pola pemilikan tanah. Ini mencakup data tentang jenis status hak pemilikan, jenis penggunaan tanah, dan sebaran (distribusi) pemilikan tanah. Land tenancy pattern: hubungan penggarapan/penyakapan tanah. Artinya, ini mengenai masalah kelembagaan atau aturanaturan setempat mengenai penggarapan tanah yang bukan milik penggarapnya (Gunawan Wiradi, Metodologi Studi Agraria, 2009: 146)
P4T Resources (Tanah, air, Udara) PEMILIKAN Legal-formal: pethok, letter C, sertipikat Jenis: UUPA 1960 Pasal 16 PENGUASAAN Aktual: sewa, gadai, bagi hasil, kedokan, serah paksa, ijin pakai, dll PENGGUNAAN Pertanian, Pemukiman Perkebunan Pertambangan PEMANFAATAN Sawah: padi, kedelai, hortikultura Pemukiman: kampung, perumahan Kebun: sawit, karet, coklat, kopra Pertambangan: timah, nikel, emas Hak
Teori Akses Akses diartikan sebagai kemampuan untuk memperoleh manfaat dari sesuatu (The ability to derive benefit from things) Akses mengandung makna: bundle of rights: Sekumpulan hak (properti) a bundle of powers: Sekumpulan kekuasaan Kekuasan diartikan sebagai sesuatu yang terdiri atas elemen-elemen material, budaya dan ekonomi-politik yang terhimpun sedemikian rupa membentuk Bundel kekuasaan (bundle of powers) dan Jaringan kepentingan (web of powers) yang menjadi penentu akses pada sumber daya (Ribot dan Peluso 2003: 153).
SUBJECT: People Institution State (subyek hak berupa individu, komunal, badan hukum, negara) bundle of rights Jenis hak: Pasal 16 UUPA 1960 a bundle of powers Resources Tanah Padang luas Pesisir Laut Mata air Tanah timbul Hutan Danau Bendungan Bukit (obyek hak) Dasar legitimasi subyek dalam mengakses sumberdaya alam
Ketimpangan Pemilikan dan Penguasaan Tanah di Indonesia 1. Ketimpangan Sektoral, melahirkan krisis sosial-ekonomi dan ekologi: Konflik Kemiskinan Bencana alam 2. Ketimpangan Vertikal
Kajian Tenurial untuk Mitigasi Resiko Pengelolaan SDA Pengelolaan isu lingkungan dan SDA yang efektif harus mempertimbangkan persoalan TENURIAL dimulai dari fase merancang pengelolaan tersebut. Misalnya, proyek resettlement, penghijauan, dan reforestasi seharusnya memahami sistem tenurial tersebut dan memasukkan dalam indikator Clean Development Mechanism (CDM) Keterpisahan antara sistem penguasaan tanah berdasarkan adat dan sistem hukum nasional (Barat) menghalangi pelaksanaan proyek CDM. Konflik akan terjadi jika terdapat kesenjangan yang tidak dapat teratasi tersebut Metode penilaian cepat konflik pertanahan: RaTA (Cara Cepat Mengidentifikasi Sifat Dasar Konflik Penguasaan Tanah)
Tahapan Metode Fokus Telaah/Intervensi Keluaran/Referensi Langkah 1 Memetakan daerah: analisis citra Menentukan lokasi Daerah konflik tanah potensial Langkah 2 Faktor yang memperburuk situasi: kebijakan, politik, ekonomi, Dimensi/sejarah klaim yang bersaing Pemetaan penjelasan konflik lingkungan, dll. Data sekunder: Sejarah, sosio-ekonomi, demografik, penetapan daerah oleh pemerintah, ekologi, dan lain-lain. Langkah 3 Wawancara Analisis pelaku (Metode bola salju) Menemukan pelaku utama, hubungan dan Langkah 4 Langkah 5 Wawancara, PRA, diskusi kelompok terarah Analisis kebijakan yang deskriptif dan perspektif historis Penilaian individual, kelompok, pemerintah, dan lain-lain (kearifan lokal, klaim hukum yang dipahami, hukum adat, dll.) Studi kebijakan: Undang-undang, hukum sah, peraturan, dll. Langkah 6 Dialog kebijakan Pilihan kebijakan/intervensi kekuasaan mereka Beragam bentuk klaim hukum Beragam kebijakan hukum/undang-undang terkait dengan klaim bersaing Mekanisme resolusi konflik.
Multiidentitas Kelas Sosial (Agraria) (mencari kelompok rentan) 1. Tuan tanah 2. Pemilik tanah luas 3. Pemilik tanah sedang 4. Tunakisma Kelas sosial (berdasarkan pemilikan tanah)
Put the last first! Pengelolaan SDA yang Bertanggungjawab Secara ekologis sehat Secara sosial sehat Secara hukum sehat Secara ekonomi sehat Bagaimana Anda memprioritaskan hal di atas? HARUS ADIL SEJAK DALAM PIKIRAN!