Kajian Tenurial. Ahmad Nashih Luthfi. Centre for Social Excellence Yogyakarta, 3 April 2016

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN AGRARIA (KPM 321) PENDAHULUAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA / DEPARTEMEN -KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN ASYARAKAT.

Shared Resources Joint Solutions

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan sumber agraria yang memiliki makna ekonomis serta

KPM 321 Kajian Agraria REFORMA AGRARIA DEPARTEMEN KOMUNIKASI & PENGEMBANGAN MASYARAKAT. FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010/2011

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR PENGUASAAN LAHAN TERHADAP TINGKAT PENGUASAAN LAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS MODEL TENURIAL DALAM UNIT MANAJEMEN KPH

BAB I PENDAHULUAN. daerah maupun nasional yang saat ini kondisinya sangat memperihatinkan, kerusakan

STUDI LAND TENURE (LTS)

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

8 KESIMPULAN DAN SARAN

HASIL DISKUSI KELOMPOK II

Forest Tenure. Jaminan Hukum Umum Prinsip Kriteria Indikator Elemen Kualitas PJaminan Hukum Umum yang mengakomodasi Tata Kelola Pemerintah yang Baik.

RINGKASAN. sistem kekerabatan dan segala aspek yang berkenaan dengan relasi gender dalam. pemilikan dan penguasaan sumberdaya agraria.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang khusus oleh pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa.

Dekade Berbagi Akses Penyediaan Lahan Untuk Kesejahteraan Petani Berkelanjutan

RELASI GENDER DALAM PEMILIKAN DAN PENGUASAAN SUMBERDAYA AGRARIA

Idham Arsyad Sekretaris Jendral Konsorsium Pembaruan Agraria

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

PENDEKATAN BIOREGION DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM (P-SDA) 1

PENDEKATAN TEORITIS. Tinjauan Pustaka. Taman Nasional

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mencari informasi faktual

FUNGSI TANAH DALAM PERSPEKTIF HUKUM TANAH NASIONAL (ASPEK PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN)

Garis-Besar NAP. Latar Belakang. Tujuan dan Strategi Pembangunan Nasional Dalam Rangka Antisipasi Perubahan Iklim. Rencana Aksi Nasional

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009 PENDAHULUAN

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 2 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN KOTA BOGOR

POTRET KETIMPANGAN v. Konsentrasi Penguasaan Lahan ada di sektor pertambangan, perkebunan dan badan usaha lain

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lamandau bekerjasama dengan Lembaga Penelitian Universitas Palangka Raya

Oleh: Imam Hanafi. Lokakarya Pemetaan Partisipatif: Partisipasi Publik dalam Jaringan Data dan Informasi Spasial Nasional/Daerah

BAB V POLA PENGUASAAN LAHAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUASAAN LAHAN

Mengkonstruksi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Sektor Perkebunan Sawit. Presentasi Pengantar Diskusi Oleh Sawit Watch

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan bidang pertambangan merupakan bagian integral dari

2.8 Kerangka Pemikiran Penelitian Hipotesis.. 28

Pendaftaran Tanah. Mata kuliah Hukum Tanah Perkuliahan ke 4

BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI

BAB VI LANGKAH KE DEPAN

BAB I PENDAHULUAN. Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK)

II. PENDEKATAN TEORITIS

Pendahuluan: Pengantar Kepada Ekologi Manusia (Kuliah I)

KESIMPULAN DAN SARAN

II. LANDASAN TEORI. A. Alih Fungsi Lahan. kehutanan, perumahan, industri, pertambangan, dan transportasi.

BAB X KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

Peningkatan Kepedulian dan Pemahaman Masyarakat akan Dampak Perubahan Iklim. oleh: Erna Witoelar *)

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

Definisi dan Batasan Wilayah Pesisir

KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN (PPRG) DALAM PERUBAHAN IKLIM

Jenis-Jenis dan Fungsi Peta Arif Basofi

BAB I PENDAHULUAN. besar di dalam suatu ekosistem. Hutan mampu menghasilkan oksigen yang dapat

1. Penyempurnaan Database 2. Penyempurnaan Aplikasi

Jawab Permasalahan Ekonomi, GNI Gelar Training Riset Potensi Sumberdaya Usaha

Hak-Hak Adat, Perencanaan Partisipatif dan Pemetaan Wilayah Adat: Pengalaman Dari Aceh 1. Sanusi M. Syarif 2

2. Langkah-langkah strategis era reformasi administrative, yudikatif, legislative, dan eksekutif terkait pertanahan?

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

Laki-laki, Perempuan, dan Kelompok Masyarakat Rentan dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

TINJAUAN PUSTAKA Tanah dan Ketimpangan Penguasaan Tanah

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

Lokakarya Penyusunan Renstra SKPD Bener Meriah. 6 7 Mei 2013

IMPLIKASI HAK MENGUASAI NEGARA TERHADAP HAK MILIK PERORANGAN SEBAGAI POLITIK AGRARIA DALAM PENYELENGGARAAN ATAS TANAH

PENDAHULUAN Latar Belakang

agribisnis untuk mencapai kesejahteraan wilayah pedesaan (prospherity oriented) (Bappeda Kabupaten Lampung Barat, 2002). Lebih lanjut Bappeda

BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013

PERMUKIMAN UNTUK PENGEMBANGAN KUALITAS HIDUP SECARA BERKELANJUTAN. BAHAN SIDANG KABINET 13 Desember 2001

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan masyarakat yang dilakukan di seluruh

PENDEKATAN TEORITIS. Tinjauan Pustaka. Struktur Agraria

Pemberdayaan Pasien. Dr. Budi Wahyuni, MM,MA PKBI-DIY

AIDS dan Sistem Kesehatan: Sebuah Kajian Kebijakan PKMK FK UGM

Kimparswil Propinsi Bengkulu,1998). Penyebab terjadinya abrasi pantai selain disebabkan faktor alamiah, dikarenakan adanya kegiatan penambangan pasir

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Research Proposal. Studi Kepemilikan Lahan Kaitannya Dengan Peran, Akses dan Kontrol Perempuan (Land Tenure Research)

2015 ANALISIS KONFLIK ANTARA MASYARAKAT DENGAN PERHUTANI AKIBAT PENGAMBILAN LAHAN KEHUTANAN

E. KAJIAN HUKUM TENTNAG PENGELOLAAN SDA: PERATURAN PER-UUYANG BERKAITAN DENGAN SDA

Pariwisata Bagi Masyarakat Lokal

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA SUMURUP. Sebelah barat berbatasan dengan desa sengon. 60. Gambar 4.1 Batasan Wilayah Kecamatan

BAB V. PENUTUP. (dua) permasalahan yang menjadi fokus penelitian ini, yaitu:

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL

7. SIMPULAN DAN SARAN

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

LAND REFORM INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MEWUJUDKAN PENGEMBANGAN DESA YANG BERKELANJUTAN MELALAUI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN YANG BERKELANJUTAN (P2KPB)

Penelitian Strategis Unggulan IPB

PRAKIRAAN DAMPAK KEGIATAN TERHADAP LINGKUNGAN

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta

RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH: POLITIK PERTANAHAN. Nama Dosen : TIM : Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional Fakultas : Program Studi :

REGULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PEMBERIAN HAK ATAS TANAH UNTUK PERKEBUNAN

VISI PAPUA TAHUN

I. 0PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN. Penulis menyimpulkan bahwa strategi perlawanan petani mengalami

PENDAHULUAN Latar Belakang

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BIDANG PERTANAHAN TAHUN

Transkripsi:

Kajian Tenurial Ahmad Nashih Luthfi Centre for Social Excellence Yogyakarta, 3 April 2016

Tujuan Kajian Tenurial (diacu dari ToR) Transformasi pengetahuan, keterampilan, dan sikap tentang: Dasar-dasar Kajian Tenurial Subyek Hak, Jenis Hak, dan Obyek Hak Kajian Tenurial sebagai alat melakukan mitigasi risiko-risiko pengelolaan SDA Posisi kelompok rentan (perempuan, anak, remaja, difable, lansia, terinfeksi hiv dan berstatus AIDS, dsb) dalam pengelolaan SDA

1. Konsep Tenurial Land tenure pattern: atau pola pemilikan tanah. Ini mencakup data tentang jenis status hak pemilikan, jenis penggunaan tanah, dan sebaran (distribusi) pemilikan tanah. Land tenancy pattern: hubungan penggarapan/penyakapan tanah. Artinya, ini mengenai masalah kelembagaan atau aturanaturan setempat mengenai penggarapan tanah yang bukan milik penggarapnya (Gunawan Wiradi, Metodologi Studi Agraria, 2009: 146)

P4T Resources (Tanah, air, Udara) PEMILIKAN Legal-formal: pethok, letter C, sertipikat Jenis: UUPA 1960 Pasal 16 PENGUASAAN Aktual: sewa, gadai, bagi hasil, kedokan, serah paksa, ijin pakai, dll PENGGUNAAN Pertanian, Pemukiman Perkebunan Pertambangan PEMANFAATAN Sawah: padi, kedelai, hortikultura Pemukiman: kampung, perumahan Kebun: sawit, karet, coklat, kopra Pertambangan: timah, nikel, emas Hak

Teori Akses Akses diartikan sebagai kemampuan untuk memperoleh manfaat dari sesuatu (The ability to derive benefit from things) Akses mengandung makna: bundle of rights: Sekumpulan hak (properti) a bundle of powers: Sekumpulan kekuasaan Kekuasan diartikan sebagai sesuatu yang terdiri atas elemen-elemen material, budaya dan ekonomi-politik yang terhimpun sedemikian rupa membentuk Bundel kekuasaan (bundle of powers) dan Jaringan kepentingan (web of powers) yang menjadi penentu akses pada sumber daya (Ribot dan Peluso 2003: 153).

SUBJECT: People Institution State (subyek hak berupa individu, komunal, badan hukum, negara) bundle of rights Jenis hak: Pasal 16 UUPA 1960 a bundle of powers Resources Tanah Padang luas Pesisir Laut Mata air Tanah timbul Hutan Danau Bendungan Bukit (obyek hak) Dasar legitimasi subyek dalam mengakses sumberdaya alam

Ketimpangan Pemilikan dan Penguasaan Tanah di Indonesia 1. Ketimpangan Sektoral, melahirkan krisis sosial-ekonomi dan ekologi: Konflik Kemiskinan Bencana alam 2. Ketimpangan Vertikal

Kajian Tenurial untuk Mitigasi Resiko Pengelolaan SDA Pengelolaan isu lingkungan dan SDA yang efektif harus mempertimbangkan persoalan TENURIAL dimulai dari fase merancang pengelolaan tersebut. Misalnya, proyek resettlement, penghijauan, dan reforestasi seharusnya memahami sistem tenurial tersebut dan memasukkan dalam indikator Clean Development Mechanism (CDM) Keterpisahan antara sistem penguasaan tanah berdasarkan adat dan sistem hukum nasional (Barat) menghalangi pelaksanaan proyek CDM. Konflik akan terjadi jika terdapat kesenjangan yang tidak dapat teratasi tersebut Metode penilaian cepat konflik pertanahan: RaTA (Cara Cepat Mengidentifikasi Sifat Dasar Konflik Penguasaan Tanah)

Tahapan Metode Fokus Telaah/Intervensi Keluaran/Referensi Langkah 1 Memetakan daerah: analisis citra Menentukan lokasi Daerah konflik tanah potensial Langkah 2 Faktor yang memperburuk situasi: kebijakan, politik, ekonomi, Dimensi/sejarah klaim yang bersaing Pemetaan penjelasan konflik lingkungan, dll. Data sekunder: Sejarah, sosio-ekonomi, demografik, penetapan daerah oleh pemerintah, ekologi, dan lain-lain. Langkah 3 Wawancara Analisis pelaku (Metode bola salju) Menemukan pelaku utama, hubungan dan Langkah 4 Langkah 5 Wawancara, PRA, diskusi kelompok terarah Analisis kebijakan yang deskriptif dan perspektif historis Penilaian individual, kelompok, pemerintah, dan lain-lain (kearifan lokal, klaim hukum yang dipahami, hukum adat, dll.) Studi kebijakan: Undang-undang, hukum sah, peraturan, dll. Langkah 6 Dialog kebijakan Pilihan kebijakan/intervensi kekuasaan mereka Beragam bentuk klaim hukum Beragam kebijakan hukum/undang-undang terkait dengan klaim bersaing Mekanisme resolusi konflik.

Multiidentitas Kelas Sosial (Agraria) (mencari kelompok rentan) 1. Tuan tanah 2. Pemilik tanah luas 3. Pemilik tanah sedang 4. Tunakisma Kelas sosial (berdasarkan pemilikan tanah)

Put the last first! Pengelolaan SDA yang Bertanggungjawab Secara ekologis sehat Secara sosial sehat Secara hukum sehat Secara ekonomi sehat Bagaimana Anda memprioritaskan hal di atas? HARUS ADIL SEJAK DALAM PIKIRAN!