METODE PENELITIAN. time series bulanan dari Januari 2007 sampai dengan Desember Data-data

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series

BAB III METODE PENELITIAN. analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek

III. METODE PENELITIAN. tahun 1980 hingga kuartal keempat tahun Tabel 3.1 Variabel, Notasi, dan Sumber Data

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time series) Januari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

III. METODE PENELITIAN. Indonesia Bank Indonesia (SEKI-BI), Badan Pusat Statistik (BPS), dan Badan

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Exchange Rate Rp/US$ ER WDI Tax Revenue Milyar Rupiah TR WDI Net Export US Dollar NE WDI

3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran

BAB III METODE PENELITIN. yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati terukur,

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel. penjelasan kedua variabel tersebut :

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang banyak dituntut menguakan angka,

METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI

III. METODOLOGI PENELITIAN. urutan waktu dimulai dari penerapan Base Money Targeting Framework

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Langkah awal yang perlu dilakukan dalam data time series adalah uji stasioner,

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder runtut waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. langkah yang penting sebelum mengolah data lebih lanjut. Data time series yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh dari data Bank Indonesia (BI) dan laporan perekonomian indononesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Negara dengan jumlah pengangguran paling tinggi di seluruh dunia.

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data sekunder berupa data

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengandung akar-akar unit atau tidak. Data yang tidak mengandung akar unit

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pembentukan Indeks Kondisi Moneter dan Indeks Kondisi Keuangan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun

III. METODE PENELITIAN

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah

METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku bunga

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Bank Indonesia: Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI), Badan Pusat

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENILITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

BAB III METODE PENELITIAN

Universitas Indonesia. Respon tingkat..., Adi Gemilang Gumiwang, FE UI, 2009

3 METODOLOGI PENELITIAN

STUDI KAUSALITAS GRANGER ANTARA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP USD DAN AUD MENGGUNAKAN ANALISIS VAR

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam

BAB III METODE PENELITIAN. minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to

PENDEKATAN VECTOR ERROR CORRECTION MODEL UNTUK ANALISIS HUBUNGAN INFLASI, BI RATE DAN KURS DOLAR AMERIKA SERIKAT

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak

lain berupa data jadi dalam bentuk publikasi. Data tersebut diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series

IV METODE PENELITIAN

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder berupa time series bulanan dari Januari 2007 sampai dengan Desember 2011. Datadata yang digunakan pada penelitian ini yaitu mengenai data pertumbuhan ekonomi (GDP), harga indeks pada JII, nilai kapitalisasi saham syariah, dan nilai perdagangan saham syariah yang kemudian dikaitkan dengan variabel moneter, seperti: SBI (Sertifikat Bank Indonesia), SBIS (Sertifikat Bank Indonesia Syariah), jumlah uang beredar (M2), dan Exchange Rate (XR). Data tersebut diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI), Statistik Ekonomi dan Keuangan Bank Indonesia (SEKIBI), Badan Penanaman Modal (Bapepam), Departemen Keuangan Republik Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS), dan instansiinstansi terkait lainnya. 3.2. Metode Interpolasi Metode interpolasi dapat membantu dalam memperbaiki tingkat kerapatan suatu data. Dengan metode interpolasi ini, sebuah data dengan kerapatan titik pengamatan yang kurang baik, dapat kita perbaiki sehingga kerapatan titik pengamatan data tersebut menjadi lebih baik, sehingga data menjadi lebih akurat dalam penginterpretasian data. Dalam interpolasi, rumusan dari setiap metode merupakan pendekatan perhitungan dari perbandingan nilai suatu titik terkait dengan nilai titik lainnya pada sebaran data yang sama terhadap jarak antar titik tersebut secara matematis.

44 Artinya, ketika ada perbedaan harga nominal yang dilibatkan pada perhitungan tersebut, maka nilai dari hasil perhitungan tersebut akan berbeda walaupun titik dan metode yang digunakan adalah sama. Penggunaan metode ini dalam penelitian untuk mengasilkan data GDP bulanan. Hal ini dikarenakan data GDP yang diperoleh berupa data triwulan. Metode interpolasi dapat dioperasikankan melalui Eviews 6. 3.3. Metode Analisis Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisi yang bersifat deskriptif dan kuantitatif dengan menggunakan alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Granger Causality (Kausalitas Granger), Vector Auto Regression (VAR) dan Vector Error Correction Model (VECM) dalam mengolah beberapa data time series. Penelitian ini fokus pada analisis kecepatan atau time lag dan kekuatan respons suatu variabel terhadap shock variabel lainnya dalam sistem VAR. Sementara itu, hubungan antar variabel dalam model ini merupakan hubungan kausalitas dua arah atau hubungan timbal balik/model resiprokal. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Vector Autoregression (VAR) apabila data yang digunakan telah stasioner pada tingkat level. Namun bila data belum stasioner pada tingkat level, maka analisis yang dilakukan akan disesuaikan yaitu dengan menggunakan metode Vector Error Corection Model (VECM). Hal ini perlu dilakukan karena bila kita meregresikan variabelvariabel yang tidak stasioner maka akan menimbulkan fenomena spurious regression (regresi palsu). Penggunaan metode ini diharapkan dapat

45 merepresentasikan bagaimana pasar modal syariah dan kebijakan moneter di Indonesia dapat memberikan dampak kepada GDP. 3.3.1. Variabel dan Definisi Operasional Untuk melihat bagaimana respon variabel moneter dengan perkembangan pasar modal syariah di Indonesia yang digambarkan melalui kapitalisasi saham syariah dan Jakarta Islamic Index. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. SBI dan SBIS menggambarkan risk free rate dimana yang digunakan dalam penelitian ini tingkat riil berupa data bulanan dan dinyatakan dalam satuan persen. b. M2 menunjukkan jumlah uang beredar luas yang terdiri dari uang kartal, uang giral, dan uang kuasi. c. XR menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS (Rp/USD). d. KS merupakan kapitalisasi saham syariah, yaitu nilai ratarata saham syariah domestik yang tercatat e. JII menggambarkan market return dan merupakan cerminan indeks saham syariah. f. NPS merupakan nilai perdagangan saham syariah secara keseluruhan dalam data bulanan. g. GDP menunjukkan nilai Gross Domestic Product yang berlaku di Indonesia. Nilai kapitalisasi saham syariah (KS) memiliki definisi operasional sebagai jumlah seluruh saham yang tercatat maupun yang telah diperdagangkan di pasar

46 modal syariah. Penggunaan kapitalisasi saham syariah pada JII karena penelitian ini menggunakan data dari Januari 2007 hingga Desember 2011, data yang tersedia di BEI adalah data kapitalisasi saham pada JII. Sedangkan indeks harga JII merupakan suatu besaran yang menunjukkan perubahan harga ratarata saham syariah yang ada di pasar modal dibandingkan dengan harga saham pada saat penawaran perdananya (Initial Public Offering). Melalu variabel operasional tersebut, bentuk pemodelan dalam penelitian ini, yaitu: GDP = β 0 + β 1 JII + β 2 KS + β 3 NPS + β 4 SBI + β 5 SBIS + β 6 M2 + β 7 XR + U t (3.1) 3.3.2. Metode Granger Causality (Kausalitas Granger) Studi kausalitas ditujukan untuk mengukur kekuatan hubungan antar variabel dan menunjukkan arah hubungan sebab akibat yaitu X menyebabkan Y, Y menyebabkan X, atau X menyebabkan Y dan Y juga menyebabkan X. Uji kausalitas Granger dipercaya jauh lebih bermakna dari uji korelasi biasa. Penggunaan uji kausalitas Granger dapat mengetahui beberapa hal, sebagai berikut: Apakah X mendahului Y, apakah Y mendahului X, atau hubungan X dan Y timbal balik. Suatu variabel X dikatakan menyebabkan variabel lain Y, apabila Y saat ini diprediksi lebih baik dengan menggunakan nilainilai masa lalu X. Asumsi dalam uji ini adalah bahwa X dan Y dianggap sepasang data runtut waktu yang memiliki kovarians linier yang stasioner.

47 Persamaan kausalitas Granger ini secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut: Y t = Y t1 + X tj + v ti X Y jika b j > 0 (3.2) Y t = X t1 + X tj + u ti X X jika d j < 0 (3.3) 3.3.3. Model Vector Auto Regression (VAR) Christopher Sims (Gujarati, 2003) berpendapat, jika memang terdapat hubungan yang simultan antar variabel yang diamati, variabel tersebut perlu diperlakukan sama, sehingga tidak ada lagi variabel endogen dan eksogen. Berdasarkan pemikiran inilah Sims memperkenalkan konsep yang disebut Vector Auto Regression (VAR). Model VAR mengganggap bahwa semua variabel adalah endogen, secara formulatif dapat ditulis sebagai berikut : Xt = α + Σ 3 i=1a i X t1 + υt, E(υt, υs) = Ω, jika t s (3.4) Dimana A i matriks kuadrat ; υt menunjukkan ratarata vektor zero, tidak ada korelasi variabel, dan kesejajaran matriks varian Ω, diasumsikan positif dan simetris ; α adalah 3 x 1 vektor kolom dari parameterparameter ; vektor X t adalah variabelvariabel endogen di atas. Setiap metode analisis memiliki kelebihan dan kekurangan. Pertama, kelebihan dari metode ini menurut Gujarati (2003) antara lain sebagai berikut : 1. Metode sederhana tanpa harus membedakan variabel endogen dan eksogen. 2. Estimasi sederhana, dimana metode OLS dapat diaplikasikan pada tiaptiap persamaan secara terpisah.

48 3. Terbebas dari berbagai batasan teori ekonomi yang sering muncul termasuk gejala perbedaan semu (spurious variable endogenity dan exogenity) dalam model ekonometrika konvensoinal karena bekerja berdasarkan data yang ada. Dengan begitu, metode ini dapat menghindarkan peneliti dari penafsiran yang salah. 4. Hasil perkiraan (forecast) yang diperoleh dengan metode ini dalam banyak kasus lebih bagus dibandingkan dengan hasil yang didapat dengan menggunakan model persamaan simultan yang kompleks sekalipun. 5. Analisis VAR merupakan alat analisis yang sangat berguna dalam memahami adanya hubungan timbal balik (interrelationship) antara variabelvariabel ekonomi dan dalam pembentukan model ekonomi berstruktur. Sementara itu, kelemahan dari metode Vector Auto Regression (VAR) antara lain sebagai berikut : 1. Tidak dilandasi teori tentang hubungan antarvariabel (model non struktural). 2. Tujuan utama model ini untuk peramalan, maka kurang sesuai untuk analisis kebijakan. 3. Pemilihan banyaknya lag yang diinginkan dalam persamaan dapat menimbulkan permasalahan. 4. Interpretasi koefisien yang didapat berdasarkan model VAR tidak mudah. Enders (2004) memformulasikan sistem tradisional bivarat order pertama sebagai berikut: y t = b 10 b 12 z t + γ 11 z t1 + γ 12 z t1 + ε yt (3.5) z t = b 20 b 21 y t + γ 21 y t1 + γ 22 y t1 + ε zt (3.6)

49 Dengan asumsi kedua variabel y t dan z t stasioner, ε yt dan ε zt merupakan white noise disturbance dengan standar deviasi σ y dan σ z, serta ε yt dan ε zt tidak berkorelasi white noise disturbance. Sementara itu, bentuk standar dari persamaan di atas pun dapat ditulis sebagai berikut: y t = a 10 a 11 y t1 + a 12 z t1 + e yt (3.7) z t = a 20 a 21 y t1 + a 22 z t1 + e zt (3.8) Dalam analisis VAR terdapat asumsi yang harus dipenuhi, yaitu semua peubah tak bebas harus bersifat stasioner dan semua sisaan harus bersifat white noise, yaitu memiliki rataan nol, ragam konstan dan diantara variabel tak bebas tak ada autokorelasi. Bentuk model penelitian dari berkembangnya pasar modal syariah dan kebijakan moneter yang berlaku dalam memengaruhi perekonomian Indonesia adalah: 11 1 13 1 1 1 1 1 1 3 31 3 33 3 3 3 3 3 = + 1 3 1 3 + + [ ] [ ] [ 1 3 1 3 1 3 ] [ ] [ ]

50 3.3.4. Vector Error Correction Model (VECM) Vector Error Correction Model atau VECM merupakan bentuk VAR yang terestriksi (Enders, 2004). Restriksi tambahan ini harus diberikan karena keberadaan bentuk data yang tidak stasioner pada level, tetapi terkointegrasi. VECM kemudian memanfaatkan informasi restriksi kointegrasi tersebut ke dalam spesifikasinya. VECM karena itu sering disebut sebagai desain VAR bagi series nonstasioner yang memiliki hubungan kointegrasi. Kointegrasi adalah terdapatnya kombinasi linear antara variabel yang non stasioner yang terkointegrasi pada ordo yang sama (Enders, 2004). Dianjurkan untuk memasukkan persamaan kointegrasi ke dalam model yang digunakan setelah dilakukan pengujian kointegrasi pada model yang digunakan. Data time series biasanya memiliki tingkat stasioneritas pada perbedaan pertama (first difference) atau I(1). Digunakan VECM apabila ternyata data yang digunakan memiliki derajat stasioneritas untuk mengantisipasi hilangnya informasi jangka panjang. Caranya adalah dengan mentransformasi persamaan awal pada level menjadi persamaan baru sebagai berikut : Δy t = b 10 + b 11 Δy t1 + b 12 Δz t1 λ(y t1 a 10 a 11 y t2 a 12 z t1 ) + ε yt (3.9) Δz t = b 20 + b 21 Δy t1 + b 22 Δz t1 λ(y t1 a 20 a 21 y t1 a 22 z t2 ) + ε yt (3.10) dimana a merupakan koefisien regresi jangka panjang, b merupakan koefisien regresi jangka pendek, λ merupakan parameter koreksi error, dan persamaan dalam tanda kurung menunjukkan kointegrasi di antara variabel y dan z. Ketika dua atau lebih variabel yang terlibat dalam suatu persamaan pada data level tidak stasioner maka kemungkinan terdapat kointegrasi pada persamaan tersebut. Jika setelah dilakukan uji kointegrasi terdapat persamaan kointegrasi

51 dalam model yang digunakan maka dianjurkan untuk memasukkan persamaan kointegrasi ke dalam model yang digunakan. Kebanyakan data time series stasioner pada perbedaan pertama. Maka untuk mengantisipasi hilangnya informasi jangka panjang dalam penelitian ini akan digunakan model VECM. VECM standar didapat dari model VAR dengan dikurangi x t1. Adanya hubungan kointegrasi di antara kedua variabel mengisyaratkan bahwa sebuah formulasi error pada metode VAR dapat diestimasi. 3.4. Analisis Perilaku Data 3.4.1. Uji Stasioneritas Salah satu syarat dalam analisis VAR adalah data yang stasioner. Uji stasioneritas ini perlu dilakukan, karena suatu analisa regresi sebaiknya tidak dilakukan apabila data yang digunakan tidak stasioner. Data yang tidak stasioner akan memunculkan masalah autokorelasi. Analisis regresi data time series menghasilkan R 2 padahal koefisien regresi tidak signifikan, masalah ini disebut regresi semu atau spurious regression. Asumsi stasioneritas ini mempunyai konsekuensi penting untuk menterjemahkan data dalam model ekonomi, karena data yang stasioner akan tidak terlalu bervariasi dan cenderung mendekati nilai rataratanya (Gujarati, 2003). Uji stasioneritas data dilakukan dengan menggunakan uji akarakar unit (unit root test), uji derajat integrasi (integration test), dan Augmented Dicky Fuller test (ADF) test. Data bersifat stasioner apabila nilai mutlak ADF lebih besar dari nilai kritis (Crtical Value test).unit root stochastic process dimulai dengan model berikut: Y t = ρ Y t1 Y t1 + ε t 1 ρ + 1 (3.11)

52 dimana ɛ t adalah white noise error term. Jika ρ = 1 maka disebut unit root artinya nonstasionary stochastic process. Manipulasi (3.11) dengan cara mengurangkan Y t1 pada kedua sisi menghasilkan persamaan Y t Y t1 = ρ Y t1 Y t1 + ε t = (ρ1) Y t1 + ε t ΔY t = δ Y t1 + ε t (3.12) Secara praktis uji hipotesis nol adalah δ =. Jika δ = atau ρ = 1 maka dapat dinyatakan mengandung unit root, artinya time series adalah nonstasioner. Apabila δ = atau ρ = 1 maka persamaan (3.12) dapat ditulis menjadi: Y t Y t1 = Y t1 Y t1 + ε t ΔY t = ε t (3.13) merukapan white noise error term menjadi stasioner, artinya stasioner pada kondisi first difference. 3.4.2. Uji Lag Optimum Tahap kedua yang harus dilakukan dalam membentuk model VAR yang baik adalah menentukan panjang lag (ordo) optimal. Penentuan lag optimal dapat diidentifikasi dengan menggunakan Akaike Info Criterion (AIC), Schwarz Criterion (SC), HannanQuinn Criterion (HQ), dan sebagainya. Penentuan lag optimal dapat juga dilakukan dengan membandingkan Adjusted R 2 variabel VAR dari masingmasing kandidat selang. Selang optimal akan dipilih dari sistem VAR dengan selang tertentu yang menghasilkan nilai Adjusted R 2 terbesar pada variabelvariabel penting di dalam sistem. Pada metode

53 VAR, lag yang terlalu panjang akan membuang derajat bebas dengan percuma dan lag yang terlalu pendek dapat menyebabkan spesifikasi model yang salah. 3.4.3. Uji Kointegrasi ( Cointegration Approach ) Uji kointegrasi merupakan lanjutan dari uji akarakar unit dan uji derajat integrasi. Uji kointegrasi dimaksudkan untuk mengetahui perilaku data dalam jangka panjang antar variabel terkait apakah berkointegrasi atau tidak seperti yang dikehendaki oleh teori ekonomi. Untuk dapat melakukan uji kointegrasi, harus yakin terlebih dahulu bahwa variabelvariabel yang terkait dalam pendekatan ini mempunyai derajat integrasi yang sama atau tidak. Implikasi pentingnya jika dua variabel atau lebih mempunyai derajat integrasi yang berbeda, misal: X=1(1) dan Y=1 (2), maka kedua variabel tersebut tidak dapat berkointegrasi. Cara pengujiannya adalah dengan menguji residualnya berintegrasi atau tidak. Apabila residualnya berintegrasi, berarti data tersebut sudah memenuhi prasyarat dalam pembentukan dan estimasi model dinamis. Untuk melakukan uji kointegrasi dilakukan dengan beberapa macam uji, yaitu: EngleGranger test (EG), Augmented EngleGranger (AEG) test, dan Cointegrating Regression Durbin Watson (CRDW). Namun, pada penelitian ini, penulis hanya akan menggunakan Cointegrating Regression DurbinWatson (CRDW). Caranya adalah dengan meregres variabel dependen dengan variabel independen, setelah nilai DW diketahui, maka DW dibandingkan. Apabila nilai DW hitung lebih besar dari DW tabel maka variabel tersebut telah berkointegrasi, yang artinya antar variabelvariabel tersebut dalam jangka panjang terjadi hubungan yang equilibrium (Gujarati,2003).

54 Dalam penelitian ini untuk menguji apakah kombinasi variabel yang tidak stasioner terkointegrasi dapat diuji dengan menggunakan uji kointegrasi Johansen, yang ditunjukkan oleh persamaan matematis berikut ini : Δy t = β 0 + πy t1 + i Δy t1 + ε t ( 3.14 ) Persamaan tersebut terkointegrasi jika trace statistic > critical value. Dengan demikian hipotesis yang terjadi adalah tolak H 0 atau terima H 1, yang artinya terjadi kointegrasi. Tahapan analisis dilanjutkan dengan analisis Vector Error Correction Model (VECM) setelah jumlah persamaan yang terkointegrasi telah diketahui. 3.4.4. Impulse Response Function (IRF) Estimasi dengan menggunakan VECM untuk lebih lanjut dapat dilihat dari IRF. IRF menunjukkan bagaimana respon dari setiap variabel endogen sepanjang waktu terhadap guncangan dalam variabel itu sendiri dan variabel endogen lainnya. Fungsi dari impulse response ini untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel tertentu apabila terjadi guncangan atau shock suatu variabel. Fungsi yang kedua adalah untuk mengetahui besarnya nilai guncangan terhadap variabel yang ada. Analisis fungsi impuls respon (Impulse Response Function) atau disingkat dengan IRF dalam analisis ini dilakukan untuk menilai respon dinamik pasar modal syariah yang ditinjau dari sisi JII terhadap guncangan (shock) variabel jumlah uang beredar (M 2 ), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), GDP, dan exchange rate. Impulse Response Function sementara itu bertujuan untuk mengisolasi suatu guncangan agar lebih spesifik

55 artinya suatu variabel yang dapat dipengaruhi oleh shock atau guncangan tertentu. Shock spesifik tersebut tidak dapat diketahui melainkan shock secara umum apabila suatu variabel tidak dapat dipengaruhi oleh shock. 3.4.5. Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) Metode yang dapat dilakukan untuk melihat bagaimana perubahan dalam suatu variabel yang ditunjukkan oleh perubahan error variance dipengaruhi oleh variabelvariabel lainnya adalah FEVD. Metode ini mencirikan suatu struktur dinamis dalam model VAR. Metode ini dapat melihat kekuatan dan kelemahan masingmasing variabel dalam memengaruhi variabel lainnya dalam kurun waktu yang panjang. Peramalan dekomposisi varian memberikan informasi mengenai persen peran masingmasing guncangan terhadap variabilitas tertentu atau menelaah sumbersumber fluktuasi pada suatu variabel tertentu. Metode ini merinci ragam dari peramalan galat menjadi komponenkomponen yang dapat dihubungkan dengan setiap variabel endogen dalam model. Uji yang dikenal dengan The Cholesky Decomposition ini digunakan untuk menyusun perkiraan error varians suatu variabel, yaitu seberapa besar perbedaan antara error variance sebelum dan sesudah terjadinya shock yang berasal dari dirinya sendiri maupun dari variabel lain.