EVALUASI TINGKAT KEBISINGAN PADA KAWASAN PENDIDIKAN AKIBAT PENGARUH LALU LINTAS KENDARAAN

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. Kata Kunci : Kebisingan, Jalan Raya.

Rhaptyalyani Fakultas Teknik Univeristas Sriwijaya Jl. Raya Prabumulih- Palembang km 32 Indralaya, Sumatera Selatan.

JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 10 No. 2

ANALISIS PENGARUH VOLUME DAN KECEPATAN KENDARAAN TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA JALAN DR. DJUNJUNAN DI KOTA BANDUNG

Pengaruh Penerapan Zona Selamat Sekolah Terhadap Tingkat Kebisingan Lalu Lintas di Kawasan Sekolah Kota Padang

ANALISIS KEBISINGAN AKIBAT ARUS LALULINTAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ANALISA TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI JALAN RAYA DITINJAU DARI BAKU TINGKAT YANG DIIJINKAN

STUDI TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS JALAN TOL PADALARANG-CILEUNYI TERHADAP PERUMAHAN TAMAN HOLIS INDAH KOTA BANDUNG.

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN)

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN KALIWARON-KALIKEPITING SURABAYA

Rhaptyalyani FakultasTeknik UniveristasSriwijaya Jl. Raya Prabumulih- Palembang km 32 Indralaya, Sumatera Selatan. Abstract

ANALISA KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN AHMAD YANI KOTA SORONG

ANALYSIS OF TRAFFIC NOISE IN PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA HOSPITAL ANALISIS KEBISINGAN AKIBAT ARUS LALU LINTAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ANALISA KEBISINGAN ARUS LALU LINTAS TERHADAP RUMAH SAKIT PROF.DR. TABRANI RAB PEKANBARU

ANALISA KEBISINGAN ARUS LALU LINTAS TERHADAP RUMAH SAKIT PROF.DR. TABRANI RAB PEKANBARU

PENGARUH ARUS LALU LINTAS TERHADAP KEBISINGAN (STUDI KASUS BEBERAPA ZONA PENDIDIKAN DI SURAKARTA)

ROAD MAP KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA BOGOR (KAJIAN SEKSI II UNTUK KASUS DI DEPAN RSUD CIAWI BOGOR)

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas

PEMROGRAMAN KOMPUTER UNTUK MENGANALISIS TINGKAT KEBISINGAN ELLA DESYNATA S

PENGARUH VOLUME LALULINTAS DI JALAN RAYA TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA GEDUNG SEKOLAH

BAB III LANDASAN TEORI

KAJIAN DAMPAK PEMBANGUNAN SPBU TERHADAP DAMPAK LALU LINTAS (Studi Kasus : SPBU Pejompongan Jakarta) Abstrak

PENGARUH VOLUME LALU LINTAS TERHADAP KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN KENDARAAN BERMOTOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu kebisingan. Kebisingan dapat dibagi tiga macam kebisingan.

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN KERTAJAYA INDAH TIMUR- DARMAHUSADA INDAH TIMUR-DARMAHUSADA INDAH UTARA, SURABAYA

ANALISIS POLUSI SUARA YANG DITIMBULKAN KECEPATAN KENDARAAN BERMOTOR

Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbaru (2008), Evaluasi adalah penilaian. pelayanan adalah kemampuan ruas jalan dan/atau persimpangan untuk

PENGARUH JUMLAH LALU LINTAS TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN JALAN DI JALAN ASPAL KELAS III A DI KABUPATEN LAMONGAN

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

ANALISIS KINERJA JALAN KOMYOS SUDARSO PONTIANAK


PENGARUH PAGAR TEMBOK TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN JALAN RATULANGI MAKASSAR ABSTRAK

STUDI TINGKAT KEKUATAN BUNYI KENDARAAN ANGKUTAN UMUM MIKROLET DI KOTA MAKASSAR.

KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS TERHADAP PERGERAKAN KENDARAAN BERAT (Studi Kasus : Ruas Jalan By Pass Bukittinggi Payakumbuh)

SKRIPSI PENGARUH VOLUME LALU LINTAS TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA JALAN BUNG TOMO SAMARINDA SEBERANG

Analisis Kapasitas Ruas Jalan Raja Eyato Berdasarkan MKJI 1997 Indri Darise 1, Fakih Husnan 2, Indriati M Patuti 3.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kajian Kapasitas Jalan dan Derajat Kejenuhan Lalu-Lintas di Jalan Ahmad Yani Surabaya

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus : Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina

PEMODELAN KEBISINGAN LALULINTAS DI JALAN TERUSAN KOPO BANDUNG ABSTRAK

PENGARUH AKTIFITAS KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP KEBISINGAN DI KAWASAN PERTOKOAN COYUDAN SURAKARTA

BAB III LANDASAN TEORI

Model Persamaan Tingkat Kebisingan Lalu Lintas Di Jalan Dr. Djunjunan Kota Bandung

BAB IV DESKRIPSI DATA. 4.1 Data Ruas Jalan Eksisting dan setelah Underpass. Jalur lalu lintas eksisting dari Jl. Gatot Subroto Barat menuju Jl.

ANALISIS KINERJA LALU LINTAS JAM SIBUK PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI

ARDHINA NUR HIDAYAT ( ) Dosen Pembimbing: Ir. Didik Bambang S, MT.

ANALISIS KEPADATAN LALU LINTAS TERHADAP KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN KENDARAAN BERMOTOR (STUDI KASUS SDN BOJONG RANGKAS 4 BOGOR)

PENGARUH PENUTUPAN CELAH MEDIAN JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS DI JALAN IR.H.JUANDA BANDUNG

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Jalan. Jalan secara umum adalah suatu lintasan yang menghubungkan lalu lintas

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN IR. H. JUANDA, BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEDOMAN. Prediksi kebisingan akibat lalu lintas DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Konstruksi dan Bangunan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peraturan Perundang undangan dibidang LLAJ. pelosok wilayah daratan, untuk menunjang pemerataan, pertumbuhan dan

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN SIANG MALAM DI PERKAMPUNGAN BUNGURASIH AKIBAT KEGIATAN TRANSPORTASI TERMINAL PURABAYA SURABAYA

STUDI MODEL HUBUNGAN KARAKTERISTIK LALU LINTAS DENGAN TINGKAT KEBISINGAN KENDARAAN PADA RUAS JALAN TOL IR. SUTAMI MAKASSAR

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI KAPASITAS, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA JALAN LEMBONG, BANDUNG MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997

TUGAS AKHIR ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS JALAN TOL LINGKAR LUAR JAKARTA (JORR) RUAS PENJARINGAN KEBON JERUK (W1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan pengguna jalan dalam berlalu lintas. Menurut peranan pelayanan jasa

DAMPAK KEBISINGAN AKIBAT PEMBANGUNAN JALAN LAYANG

BAB I PENDAHULUAN. contoh adalah timbulnya masalah kebisingan akibat lalu lintas.

BAB II DASAR TEORI. Tipe jalan pada jalan perkotaan adalah sebagai berikut ini.

STUDI PUSTAKA PENGUMPULAN DATA SURVEI WAKTU TEMPUH PENGOLAHAN DATA. Melakukan klasifikasi dalam bentuk tabel dan grafik ANALISIS DATA

Doddy Cahyadi Saputra D y = 0,4371x + 496, PENDAHULUAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

Evi Setiawati Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Semarang

TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja atau tingkat pelayanan jalan menurut US-HCM adalah ukuran. Kinerja ruas jalan pada umumnya dapat dinyatakan dalam kecepatan,

STUDI PARAMETER LALU LINTAS DAN KINERJA JALAN TOL RUAS MOHAMMAD TOHA BUAH BATU

EVALUASI KINERJA JALAN PADA PENERAPAN SISTEM SATU ARAH DI KOTA BOGOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI TINGKAT KINERJA JALAN BRIGADIR JENDERAL KATAMSO BANDUNG

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. aspek. Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN JALAN CIHAMPELAS

ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN SAM RATULANGI DENGAN METODE MKJI 1997 DAN PKJI 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KESIMPULAN SARAN. Jalan R. W. Monginsidi Kota Kupang sebegai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN TOL RUAS PASTEUR BAROS

STUDI KINERJA JALAN SATU ARAH DI JALAN KEBON KAWUNG, BANDUNG

SUPADI NIM : NIRM :

PENGARUH PERLINTASAN KERETA API TERHADAP KINERJA JALAN RAYA CITAYAM (169T)

KAJIAN KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL DI KAWASAN PASAR TANAH MERAH BANGKALAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN RENCANA SIMPANG TAK SEBIDANG

BAB III METODOLOGI Lokasi Studi

BAB 3 PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL PESAPEN SURABAYA

di kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama.

Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

hidup yang ada disekitarnya termasuk manusia.

STUDI VOLUME, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN ABDULRACHMAN SALEH, BANDUNG

Manajemen Lalu Lintas Akibat Pembangunan Surabaya Organ Transplant Center (SOTC) RSUD Dr. Soetomo Surabaya

HUBUNGAN KECEPATAN KENDARAAN DENGAN KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KECEPATAN DAN KAPASITAS JALAN H.E.A MOKODOMPIT KOTA KENDARI

Transkripsi:

Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 EVALUASI TINGKAT KEBISINGAN PADA KAWASAN PENDIDIKAN AKIBAT PENGARUH LALU LINTAS KENDARAAN Sahrullah Program Studi Teknik Sipil, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Jl.Ir. H. Juanda, Samarinda Email: sahrullah_mstr@yahoo.com ABSTRAK Pertambahan kepemilikan kendaraan khususnya kendaran pribadi akan mengakibatkan banyaknya jumlah pergerakan yang melewati ruas jalan sehingga dapat meningkatkan kebisingan lalu lintas dimana ada beberapa kegiatan yang terdapat di sepanjang jalan tersebut sangat peka terhadap kebisingan, salah satunya fasilitas pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kebisingan yang diakibatkan oleh lalu lintas kendaraan pada lokasi SLTP Negeri 1 Samarinda di Jalan Bhayangkara, SMK Negeri 1 Samarinda di Jalan Pahlawan, SLTP Negeri 4 Samarinda di Jalan Ir. H. Juanda dan membandingkan standard suara bising (baku mutu) yang telah di tetapkan untuk zona pendidikan. Tingkat kebisingan di analisa berdasarkan data lalu lintas kendaraan dengan menggunakan alat sound level meter dari hasil pengolahan data diperoleh nilai kebisingan untuk SLTP Negeri 1 antara 68,6 72,3 db(a), SMK N 1 sekitar 65,2 72,5 db(a), dan SLTP Negeri 4 antara 63,1 72,8 db(a). Sedangkan nilai ambang batas kebisingan yang dapat ditolerir untuk kawasan pendidikan, adalah sebesar 55 db(a). Kata kunci: kebisingan, lalu lintas, fasilitas pendidikan, baku mutu 1. PENDAHULUAN Perkembangan transportasi Kota Samarinda menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi sebagai akibat tingginya pertumbuhan penduduk, baik alamiah maupun migrasi. Pertumbuhan penduduk tersebut menyebabkan tingginya aktivitas dan mobilitas penduduk sehingga meningkatkan permintaan kebutuhan transportasi. Selain itu, peningkatan pendapatan perkapita (PDRB) serta perkembangan kota secara fisik juga meningkatkan permintaan kebutuhan transportasi yang berimplikasi terhadap pertambahan jumlah kepemilikan kendaraan. Pertambahan kepemilikan kendaraan khususnya kendaran pribadi akan mengakibatkan banyaknya jumlah pergerakan yang melewati ruas jalan sehingga dapat meningkatkan kebisingan lalu lintas dimana ada beberapa kegiatan yang terdapat di sepanjang jalan tersebut sangat peka terhadap kebisingan, salah satunya adalah fasilitas pendidikan, yang mana lokasi pendidikan menjadi obyek penelitian ini adalah SLTP Negeri 1 Samarinda di Jalan Bhayangkara, SMK Negeri 1 Samarinda di Jalan Pahlawan, SLTP Negeri 4 Samarinda di Jalan Ir. H. Juanda Berdasarkan uraian diatas, maka ada beberapa pertanyaan studi yang menjadi dasar dalam penelitian ini, yaitu seberapa besar tingkat kebisingan lalu lintas pada lokasi pendidikan tersebut? apakah sudah melewati atau masih dalam batas standar baku mutu tingkat kebisingan yang berlaku? bagaimana upaya-upaya yang dilakukan untuk mengurangi atau mengatasi kebisingan?. Pembahasan dalam studi ini akan diarahkan untuk menjawab pertanyaanpertanyaan tersebut. 2. LANDASAN TEORI Lalu lintas Parameter lalu lintas yang berkaitan dengan analisa tingkat kebisingan adalah: volume lalu lintas dan kecepatan. Volume adalah jumlah kendaraan yang melintasi satu titik pengamatan dalam satu satuan waktu, sedangkan kecepatan adalah laju perjalanan dalam jarak per satuan waktu Kecepatan dihitung dengan menggunakan Rumus : V = S / t (1) dengan : V = kecepatan rata-rata kendaraan (km/jam), S = jarak yang di tempuh pada periode waktu (km), t = waktu tempuh (km) Volume (Q) dan prosentase kendaraan berat (PHV) dicari dengan persamaan: tertentu Q total = Q LV + Q HV + Q MC (2) Universitas Pelita Harapan Universitas Atma Jaya Yogyakarta I - 123

Sahrullah P HV % = (Q HV /Q total ) x 100% (3) dengan : Q total = volume total kend. (kend/jam), Q LV, Q HV, Q MC = volume tiap jenis kendaraan (kend/jam). Kebisingan lalu lintas Kebisingan didefinisikan sebagai suara/bunyi yang tidak dikehendaki, atau dapat pula dikatakan sebagai suara/bunyi pada tempat dan waktu yang tidak tepat (US. EPA,1972). Suara bising tidak dikehendaki karena mengganggu pembicaraan, kenyamanan, merusak pendengaran serta dapat mengganggu kesehatan. Jadi kebisingan merupakan bentuk suara yang merugikan manusia dan lingkungannya, termasuk ternak, satwa liar dan sistem alam. Kebisingan lalu lintas merupakan salah satu kebisingan yang tidak dikehendaki. Akan tetapi, ada beberapa kebisingan lalu lintas yang diperlukan, misalnya suara klakson kendaraan atau suara bising kereta api pada saat melintasi jalan raya untuk memperingatkan para pengguna jalan. Walaupun demikian, pengecualian ini hanya untuk situasi khusus dan pada umumnya kebisingan yang ditimbulkan oleh sistem transportasi merupakan kebisingan yang tidak diinginkan (Morlok, 1995). Total bising (total noise) kendaraan yang sedang berhenti (dalam keadaan mesin hidup) lebih rendah daripada total bising kendaraan yang sedang berjalan. Suara bising yang dihasilkan kendaraan bermotor perlu dibedakan antara total noise, rolling noise dan power-train noise. Suara bising yang dihasilkan oleh mesin, inlet udara, knalpot, kipas dan transmisi disebut power-train noise, sedangkan yang dihasilkan oleh permukaan jalan, banrem, klakson, badan kendaraan dan muatan disebut rolling noise. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kebisingan lalu lintas dalam studi ini pada dasarnya mengacu pada tiga hal : Sumber kebisingan adalah mekanisme atau alat dimana kebisingan itu dipancarkan (tipe aliran lalu lintas, volume lalu lintas, kecepatan dan komposisi kendaraan, gradien jalan dan jenis permukaan jalan serta kendaraan itu sendiri). Penerima kebisingan adalah manusia atau makhluk hidup, gedung, sekumpulan gedung, atau penerima lain yang sensitif terhadap bising. Faktor dari sisi penerima dalam studi ini mengacu pada faktor-faktor yang diungkapkan oleh Abdulwahab, yaitu jarak antara sumber bising dengan penerima. Jalur rambah (media) adalah lingkungan yang dilalui dimana kebisingan yang ditimbulkan ditransmisikan dari sumber ke penerima (udara, tanah, keadaan cuaca, bangunan penghalang/noise barrier, tanaman/lansekap jalan). Tingkat kebisingan lalu lintas juga dipengaruhi intensitas kawasan, dimana kawasan berintensitas tinggi akan menghasilkan tingkat kebisingan lalu lintas yang tinggi, demikian pula sebaliknya. Batasan nilai tingkat kebisingan untuk beberapa kawasan atau lingkungan dapat dilihat pada berikut. Tabel 1. Baku tingkat kebisingan Peruntukan kawasan/ lingkungan kesehatan a. Perumahan dan pemukiman 55 b. Perdagangan dan jasa 70 c. Perkantoran dan perdagangan 65 d. Ruang terbuka hijau 50 e. Industri 70 f. Pemerintahan dan fasilitas umum 60 g. Rekreasi 70 h. Rumah sakit atau sejenisnya 55 i. Sekolah atau sejenisnya 55 j. Tempat ibadah atau sejenisnya 55 (Sumber: Menteri Negara Lingkungan Hidup, 1996) Tingkat kebisingan (db A) I - 124 Universitas Pelita Harapan Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Evaluasi Tingkat Kebisingan pada Kawasan Pendidikan akibat Pengaruh Lalu Lintas Kendaraan 3. METODE PENELITIAN Metodologi yang digunakan dalam studi ini dijelaskan dalam dua bagian. Bagian pertama dibahas mengenai tahapan pelaksanaan studi, sedangkan bagian kedua merupakan penjelasan mengenai rumusan yang digunakan untuk menghitung tingkat kebisingan. Tahapan studi Tahap I : Identifikasi karakteristik wilayah studi. Tahap ini mencoba mengidentifikasi karakteristik lalu lintas pada wilayah studi, yang meliputi jumlah kendaraan bermotor, kecepatan kendaraan serta geometris jalan. Tahap II : Pengukuran tingkat kebisingan lalu lintas pada kawasan pendidikan. Pada tahap ini dilakukan pengukuran terhadap kebisingan lalu lintas pada ruas Jalan Bhayangkara, Jalan Pahlawan, dan Jalan Ir. H. Juanda. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah : Persiapan alat ukur kebisingan (Sound Level Meter) yang diawali dengan peminjaman serta pelatihan penggunaaan alat tersebut. Sebelum digunakan, alat ukur dikalibrasi terlebih dahulu dengan kalibrasi eksternal dan skala yang digunakan adalah skala A. Mengukur kebisingan lalu lintas pada jarak tertentu dari sumber kebisingan selama periode tertentu. Tahap III : Prediksi tingkat kebisingan akibat lalu lintas pada ruas Jalan Jalan Bhayangkara, Jalan Pahlawan, dan Jalan Ir. H. Juanda. Tahap VI : Membuat rekomendasi berupa bentuk penanganan masalah kebisingan lalu lintas apabila tingkat kebisingan yang terjadi telah melampaui batas standar yang berlaku. Perhitungan kebisingan Perhitungan Tingkat Kebisingan Ekivalent (Leq), diperoleh dari data total yang diambil selama beberapa waktu dengan menggunakan persamaan : Leq= 10 log 1/N ( ni x 10 Li/10 ) (4) dengan : N = Jumlah pengamatan, ni = Jumlah pengamatan yang harganya Li, Li = merupakan nilai tengah kelas i (dba) Kebisingan akibat lalu lintas dapat ditentukan secara empiris dengan persamaan: Basic Noise Level (BNL) dengan : L 10 = tingkat kebisingan dasar untuk tiap 1 jam (db A) Q = arus lalu lintas (kend/jam) Faktor koreksi BNL L 10 = 42,2 + 10 log Q db(a) (5) Koreksi kecepatan rata-rata (V) dan prosentase kendaraan berat (P) dinyatakan dengan : 500 5 P C1 = 33 log V + 40 + + 10 log 1 + 68,8dB ( A) (6) V V Koreksi terhadap gradien jalan (G) dinyatakan dengan : C 2 = 0,3 G db(a) (7) Koreksi terhadap sumber bunyi dan penerima : 1) Kondisi lebih dari 50% diperkeras atau tidak menyerap bunyi d = [(d + 3,5) 2 + h 2 ] 0,5 C 3 = -10 log ( d 1 / 13,5 ), db (A) (8) 2) Kondisi lebih dari 50% penyerap bunyi alami ( rerumputan ) C 3 = -10 log (d /13,5)+5,2 log 3h/(d+3,5) db (A) (9) (untuk 1< h < (d+3,5 )/3 Universitas Pelita Harapan Universitas Atma Jaya Yogyakarta I - 125

Sahrullah C 3 = -10 log (d /13,5) db (A) (10) (untuk h > (d +3,5 )/3 dengan : H = ketinggian titik penerima dari sumber bunyi (m), D = panjang garis pandangan dari sumber bunyi ke penerima (m), D = jarak sumber bunyi dengan penerima (m) 4. PEMBAHASAN Kondisi jalan dan lingkungan Kondisi jalan dan lingkungan di lokasi survey, secara umum hampir sama, ketiga kawasan zona pendidikan di sekitar jalan utama yang arus lalu lintasnya tercampur. Gradien memanjang ruas jalan sebesar 0 % diperoleh dari data sekunder. Perbedaannya adalah: SLTP Negeri 1 yang terletak di Jalan Bhayangkara, mempunyai tipe jalan 4/2 UD, SMK Negeri 1 terletak di Jalan Pahlawan dengan tipe jalan 4/2 D, dan SLTP Negeri 4 yang terletak di Jalan Ir. H. Juanda, dengan tipe jalan 4/2 D. Kondisi lingkungan sekitar SLTP Negeri 1,SMK Negeri 1 diperkirakan lebih dari 50%-nya diperkeras atau tidak menyerap bunyi, walaupun SLTP Negeri 1 telah melakukan sistem peredam suara tiap masing-masing kelas, namun tetap terdengar suara arus lalu lintas, sedangkan di sekitar SLTP Negeri 4 lebih dari 50% menyerap bunyi (banyak rerumputan). Masing-masing kawasan sekolah sudah terdapat tanaman dan pagar pembatas, hanya kerapatan tanaman dan ketinggian pagar berbeda. Tanaman dan pagar dapat berfungsi sebagai pemantul dan penyerap bunyi yang diakibatkan oleh arus lalu lintas. Kondisi lalu lintas Kondisi lalu lintas yang dibahas meliputi volume kendaraan yang melewati Jalan Sudirman selama 7 jam pengamatan, yaitu mulai pukul 07.00-14.00, kecepatan kendaraan dan jumlah kendaraan ekivalen. 4000 slt p1 100 slt p1 Volume 3500 3000 2500 2000 slt p4 Kecepatan 80 60 40 slt p4 1500 20 1000 0 Gambar 1. Volume Kendaraan Ruas Jalan SLTP 1, SMK 1, SLTP 4 Gambar 2. Kecepatan Kendaraan Ruas Jalan SLTP 1, SMK 1, SLTP 4 Berdasarkan Gambar 1, Jumlah kendaraan terbanyak baik pada jam puncak maupun non puncak adalah sepeda motor, selanjutnya diikuti oleh kendaraan jenis van. Untuk ruas jalan SLTP Neg. 4 diperoleh Kecepatan rata-rata tertinggi 72.76 km/jam pada jam 10.00 11.00, sedangkan terendah 30.68 km/jam pada jam 07.00 08.00 ini dikarenakan jumlah kendaraan lebih banyak pada jam ini dengan volume 3817 smp/jam, sedangkan pada jam 10.00-11.00 hanya 1489 smp/jam. Pengukuran SLM Gambaran tingkat kebisingan di beberapa zona pendidikan diperoleh dalam waktu 12 jam pengamatan, yaitu mulai pukul 06.00-18.00. Berikut ini adalah uraian gambaran tingkat kebisingan ekivalen (Leq) pada masing-masing ruas Jalan. I - 126 Universitas Pelita Harapan Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Evaluasi Tingkat Kebisingan pada Kawasan Pendidikan akibat Pengaruh Lalu Lintas Kendaraan Gambar 3. Tingkat kebisingan di masing-masing sekolah. Pukul 07.00-09.00 Wita (Pagar ke Jalan) Gambar 4. Tingkat kebisingan di masing-masing sekolah. Pukul 09.00-11.00 Wita (Pagar ke Jalan) Gambar 5. Tingkat kebisingan di masingmasing sekolah Pukul 11.00-12.00 Wita (Pagar kejalan) Gambar 6. Tingkat kebisingan di masingmasing sekolah Pukul 07.00-09.00 Wita (Tembok ke Jalan) Berdasarkan data yang diperoleh, pada jarak pengukuran dari pagar sekolah ke sumber, tingkat kebisingan ekivalen (Leq) berkisar antara 69.20 dba sampai dengan 70.4 dba, sedangkan dari tembok ke sumber berkisar antara 67.77 dba sampai dengan 69.0 dba Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Lokasi Pengukuran (Jl. Bhayangkara) Jarak (m) Tabel 2. Nilai Leq Masing-masing Sekolah Leq (dba) Dari pagar sekolah ke jalan 10 m 69,2 71,9 SLTP N 1 Dari dinding sekolah ke jalan 18,5 m 67,7 69.0 (Jl. Pahlawan) Dari pagar sekolah ke jalan 7,5 m 70,0 71,2 SMK N 1 Dari dinding sekolah ke jalan 25,5 m 65,8 68,2 (Ir.H.Juanda) Dari pagar sekolah ke jalan 10 m 70,3 71,7 SLTP N 4 Dari dinding sekolah 37,5 m 63,8 64,5 Universitas Pelita Harapan Universitas Atma Jaya Yogyakarta I - 127

Sahrullah Kebisingan akibat lalu lintas Tingkat kebisingan lalu-lintas pada ruas yang di survei telah melewati ambang batas yang telah ditetapkan, baik secara nasional maupun internasional, terutama untuk kawasan yang sensitif terhadap kebisingan, yaitu kawasan pendidikan (standar baku mutu lingkungan 55 dba). Berdasarkan hasil pengukuran, tingkat kebisingan lalu-lintas baik yang dekat jalan maupun yang dekat tembok intervalnya rata-rata 60 70 dba di atas dari pada standar baku mutu yang telah ditetapkan Ruas yang paling tinggi pada zona SLTP Neg 1 Samarinda yang berada pada ruas jalan Ir. H. Juanda sebesar 72.80 dba, sedangkan dekat tembok sebesar 70.50 dba. Tingkat Kebisingan Berdasarkan Lalu-lintas Tingkat Kebisingan Berdasarkan Lalu-lintas (Jalan) 80.00 79.00 78.00 77.00 sltp1 sltp4 75.00 74.00 73.00 sltp1 sltp4 BNL(L10) 76.00 75.00 74.00 dba 72.00 71.00 73.00 72.00 71.00 70.00 69.00 70.00 68.00 Gambar 7. Prediksi Kebisingan Sebelum Dikoreksi Gambar 8. Prediksi Kebisingan Dekat Jalan (Terkoreksi) Tingkat Kebisingan Berdasarkan Lalu-lintas (Tembok) dba 73.00 72.00 71.00 70.00 69.00 68.00 67.00 66.00 65.00 64.00 sltp1 sltp4 63.00 Gambar 9. Prediksi Kebisingan Dekat Tembok (Terkoreksi) Sebelum prediksi kebisingan dikoreksi nilai kebisingan berdasarkan volume lalu lintas paling tinggi di lokasi SLTP Neg 4 Jalan Ir. H. Juanda sebesar 78.02 dba, namun setelah dikoreksi terjadi penurunan angka kebisingan untuk zona SLTP Neg 4, hal ini dikarenakan lokasi sekolah tersebut lebih jauh dari pinggir jalan dan banyaknya pohonpohon pelindung dibandingkan SLTP Neg 1 Maupun SMK Neg 1. 5. REKOMENDASI 1. Penanganan kebisingan untuk jangka pendek dapat dilakukan pada kondisi eksisting dengan memprioritaskan penanganan tersebut pada kegiatan-kegiatan yang sensitif terhadap kebisingan. Selain itu, penanganan tersebut mudah dilaksanakan namun dapat menghasilkan kemampuan reduksi yang tinggi, seperti penanaman lansekap jalan, pemasangan noise barrier dan aspal karet. 2. Penanganan jangka panjang dapat dilakukan secara umum pada semua jaringan jalan yang ada dan meninjau kembali rencana tata ruang dengan menerapkan zona-zona kebisingan untuk menentukan zoning serta menyebutkan I - 128 Universitas Pelita Harapan Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Evaluasi Tingkat Kebisingan pada Kawasan Pendidikan akibat Pengaruh Lalu Lintas Kendaraan secara spesifik upaya penanganan kebisingan.. Penerapan zona-zona tersebut juga harus diperhatikan dalam pembuatan rencana kota baru. 6. KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Kecepatan rata-rata tertinggi 72.76 km/jam pada jam 10.00 11.00, sedangkan terendah 30.68 km/jam pada jam 07.00 08.00 ini dikarenakan jumlah kendaraan lebih banyak pada jam ini dengan volume 3817 smp/jam, sedangkan pada jam 10.00-11.00 hanya 1489 smp/jam. Tingkat kebisingan lalu-lintas pada ruas jalan lokasi studi (SLTP Neg. 1, SMK Neg. 1, dan SLTP Neg. 4) telah melewati ambang batas yang telah ditetapkan, baik secara nasional maupun internasional. Berdasarkan hasil pengukulan SLM yang diperoleh, pada jarak pengukuran dari pagar sekolah ke sumber, tingkat kebisingan ekivalen (Leq) berkisar antara 69.20 dba - 70.4 dba, sedangkan dari tembok ke sumber berkisar antara 67.77 dba - 69.0 dba. Sedangkan hasil prediksi Berdasarkan volume lalu lintas, tingkat kebisingan baik yang dekat jalan maupun yang dekat tembok intervalnya rata-rata 60 70 dba Lansekap jalan tampaknya berpengaruh terhadap kebisingan lalu-lintas. Pada ruas yang tidak terdapat lansekap jalan dengan tanaman pereduksi kebisingan sehingga tingkat kebisingan lalu-lintas pada ruas tersebut rata-rata lebih tinggi, Jarak antara sumber dengan penerima juga berpengaruh terhadap kebisingan yang diterima oleh penerima tersebut, dimana semakin jauh jarak antara sumber dengan penerima, maka semakin kecil pula kebisingan yang diterima. Selain faktor-faktor tersebut, bahan bangunan juga berpengaruh terhadap kebisingan. Penanganan kebisingan lalu lintas lebih ditekankan pada sumber dan media kebisingan, melalui manajemen lalulintas, perencanaan guna lahan, desain jalan dan insulasi gedung. Namun penanganan yang paling mungkin dilakukan (penanganan yang direkomendasikan) adalah penanaman lansekap jalan, penggunaan noise barrier dan aspal karet. Besarnya penurunan kebisingan terhadap jarak sangat tergantung dengan karakteristik kawasan yang bersangkutan. DAFTAR PUSTAKA Dini Handayani, Rr & Mulyani Sriyeni. (2004). Mitigasi dampak kebisingan akibat lalu lintas jala., Pusat Penelitian dan Pengembangan Prasarana Trasportasi, Pusat Litbang Prasarana Trasportasi, Bandung-Jakarta. Khisty, C.J & Lall, B.K. (1998). Transportation engineerin : an introduction. Prentice Hall. Inc. New Jersey, USA. Manual Book, Environmental criteria for road traffic noise. Menteri Negara Lingkungan Hidup (1996). Baku tingkat kebisingan, surat keputusan menteri negara lingkungan hidup nomor: Kep-48/MENLH/1996/25 November 1996. Jakarta. Pedoman Konstruksi dan Bangunan.(2004) Prediksi kebisingan akibat lalu lintas. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Jakarta Perencanaan teknik bangunan peredam bising. Laporan Penelitian Taliun 1996-1998, Pusat Litbang Jalan, Bandung-Jakarta. Salter, R.J. (1976). Highway traffic analysis and design. The Macmillan Press Ltd, London. Universitas Pelita Harapan Universitas Atma Jaya Yogyakarta I - 129

Sahrullah LAMPIRAN : KARAKTERISTIK LOKASI STUDI Nama Jalan Panjang (km) Lebar (m) Bhayangkara 0.92 11 Median Tidak ada Lebar Bahu (m) Lebar Damija (m) Lajur/ arah Jenis Perkerasan Kls Jalan 1 3 4/2 UD Aspal III B Pahlawan 1.06 14 Ada 1,5 3,5 4/2 D Aspal II B Ir. H. Juanda 1.23 14 Ada 1,5 4 4/2 D Aspal I A Sumber : Dinas Perhubungan Klasifikasi Jalan Kolektor Primer Kolektor Primer Arteri Primer I - 130 Universitas Pelita Harapan Universitas Atma Jaya Yogyakarta