BAB I. kualitas maupun kuantitas. Menurut Rivai (2006) kinerja adalah perilaku nyata yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi/instansi. Tercapainya

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. karyawan, adanya pengembangan karir sampai faktor kepemimpinan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan setiap perusahaan berusaha meningkatkan serta mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya suatu koordinasi yang baik antara fungsi-fungsi yang ada di dalam

BAB I PENDAHULUAN. perannya sebagai subyek pelaksana kebijakan dan kegiatan operasional

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu usaha yang dikelola ataupun dijalankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia perlu dikembangkan dan ditingkatkan dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era globalisasi mempunyai dampak dalam dunia usaha. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai tujuan. Tercapainya tujuan perusahaan tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. didalam suatu organisasi maupun instansi yang bergerak dalam sektor pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sumber daya manusia memiliki posisi sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan perusahaan asuransi jiwa yang pertama kali berdiri di Indonesia. PT

BAB I PENDAHULUAN. semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya. berhasil atau tidaknya suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan faktor-faktor produksi yang terdiri dari sumber daya alam, sumber

BAB I PENDAHULUAN. demikian bukanlah sekedar merupakan aset produksi, melainkan juga menjadi kunci strategi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu lembaga ke arah yang lebih baik merupakan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Sumberdaya manusia memiliki peranan yang vital dalam suatu. perusahaan. Segala aspek yang berkaitan dengan sumberdaya manusia pada

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini membuat pola pikir seorang manajer

BAB I PENDAHULUAN. apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yaitu pemimpin sebagai atasan, dan pegawai sebagai bawahan.

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia atau SDM adalah salah satu faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pekerjaannya. Manusia sebagai tenaga kerja haruslah

BAB I PENDAHULUAN. sentral yang menggerakkan dinamuka lingkungan utama pengunjung. semakin ketat dalam lingkungan kerja yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan dari perusahaan tersebut dapat tercapai. Dengan kata lain, mutu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. tantangan perkembangan bak regional, nasional maupun global. dimiliki perusahaan dalam proses pencapaian tujuan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Organisasi dengan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

BAB II KAJIAN TEORI. untuk melakukan atau bertindak sesuatu. Keberadaan pegawai tentunya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ada pada perusahaan tersebut. Sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah sarana untuk membangun kepribadian dan sisi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. orang atau lebih yang didasarkan atas tujuan yang ingin dicapai bersama. Suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan kinerja. Pemberian imbalan berguna baik bagi perusahaan maupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan kompetitif

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut,

BAB 1 PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih mengharuskan. sebuah usaha sehingga mampu memenangkan persaingan.

BAB I PENDAHULUAN. Daya Manusia yang baik merupakan kunci sukses tercapainya tujuan instansi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini mengacu pada bagaimana motivasi berprestasi menurut

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian yang semakin komplek menuntut suatu perusahaan untuk

PENGARUH KOMPENSASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN MEUBEL CV. MUGIHARJO BOYOLALI

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. peran karyawan yang sangat penting bagi setiap organisasi atau perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan hal yang sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan ekonomi yang terus mengalami perubahan, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. akan berkurang. Menciptakan kepuasan kerja karyawan tidaklah mudah karena

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian. penelitian skripsi dengan judul Pengaruh Beban Kerja, Kompensasi,

BAB I PENDAHULUAN. penggerak seluruh aktivitas perusahaan (Larasati, 2014). Setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya kemajuan suatu bangsa akan tercapai apabila bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ini, persaingan yang terjadi di semua industri semakin ketat.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam mencapat tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia global semakin kompleks, sehingga pemanfaatan

I. PENDAHULUAN. Sumber daya manusia adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) saat ini berkembang sangat

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Dalam usaha tersebut karyawan

BAB I PENDAHULUAN. Para manajer memiliki peran strategis dalam suatu organisasi. Peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi pengelolaan sumber daya manusia bukan merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. bahwa manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Sumber daya manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Jika seorang pemimpin berusaha untuk mempengaruhi perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Untuk itu manusia terdorong untuk melakukan aktivitas yang disebut bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. maupun swasta memegang peranan yang sangat dominan. Berhasil atau. sangat tergantung pada kemampuan sumber daya manusianya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia ini merupakan penggerak utama atas kelancaran jalannya

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. individunya saling menunjang sehingga dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

SEMANGAT DAN PENGALAMAN KERJA BERPENGARUH TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA J ROT GALLERY KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. kerja seorang karyawan dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. maksimal. Sebagaimana diungkapkan Faustino Cardoso Gomes (2000:177, dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (Rivai, 2004: 309). Prestasi kerja karyawan akan membawa dampak bagi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang paling mendasar dan sedang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. money (uang), material (bahan baku), machine (peralatan/mesin), method

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan pangsa pasar yang akan dimasuki. Perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kondisi tersebut memaksa perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin globalnya perekonomian yang disertai dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan faktor-faktor produksi yang terdiri dari sumber daya alam, sumber

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan oleh perusahaan. Dengan kriteria-kriteria tertentu, berdasarkan pada apa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Rivai dan Basri, 2005:50)

PENGARUH GAJI, INSENTIF, DAN FASILITAS TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PD BPR BANK PASAR KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. Terkait dengan penilaian kinerja, dalam pasal 75 UU ASN disebutkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kinerja pada dasarnya adalah aktivitas yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak karyawan tersebut memberi kontribusi kepada organisasi. Hasil kontribusi karyawan merupakan hasil nyata yang memiliki standar kualitas maupun kuantitas. Menurut Rivai (2006) kinerja adalah perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Lawler dan Poter (As ad, 2003) lebih tegas lagi menyatakan bahwa kinerja adalah successful role achievement yang diperoleh dari perbuatan-perbuatannya. Dari batasan tersebut disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku pada pekerjaan yang bersangkutan. Kelompok dan individu-individu melalui pemahaman dan penjelasan kinerja dalam suatu kerangka kerja atas tujuan-tujuan terencana, standar dan persyaratan-persyaratan atribut atau kompetensi yang disetujui bersama. Manajemen kinerja bersifat menyeluruh dan menjamah setiap elemen, unsur atau input yang harus didayagunakan oleh organisasi untuk meningkatkan kinerja organisasi. Meningkatnya kinerja perorangan (individual performance) maka kemungkinan besar juga akan meningkatkan kinerja perusahaan (corporat performance) karena keduanya mempunyai hubungan yang erat. Menurut

Mathis dan Jackson (2002), perbaikan kinerja baik untuk individu maupun kelompok menjadi pusat perhatian dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi. Sumber daya yang terpenting dalam organisasi adalah sumber daya manusia, orang-orang yang memberikan tenaga, bakat, kreativitas, dan usaha karyawan tersebut kepada organisasi agar suatu organisasi dapat tetap eksistensinya. Setiap manusia memiliki karakteristik individu yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Berikut ini beberapa pendapat mengenai karakteristik individu. Rivai (2006) menyatakan bahwa Karakteristik individu adalah ciri-ciri khusus, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang dimiliki seseorang yang membedakannya dengan orang lain. Maslow dalam Gibson, dkk (2000), menggambarkan karakteristik individu yang didefinisikan sebagai orang yang beraktualisasi diri mengenai: Kemampuan mempersepsi orang dan kejadian-kejadian dengan akurat, kemampuan melepaskan diri sendiri dari kekalutan kehidupan, orientasi masalah tugas, kemampuan untuk memperoleh kepuasan pribadi dari pengembangan pribadi dalam melakukan suatu hal yang berharga, kapasitas untuk mencintai dan mengalami kehidupan dengan cara yang sangat mendalam, ketertarikan pada tujuan apa yang karyawan sedang kerjakan, kreativitas yang tinggi dalam bekerja. Variabel ditingkat individu meliputi karakteristik biografis, kemampuan, kepribadian dan pembelajaran. Sedang karakteristik biografis meliputi: usia, jenis kelamin, status perkawinan, banyaknya tanggungan dan masa kerja dengan suatu organisasi dari karyawan itu sendiri. Karakteristik kemampuan meliputi kemampuan

intelektual dan fisik, karakteristik pribadi meliputi kepribadian. Dari uraian di atas, terlihat bahwa setiap karyawan sebagai individu memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan ini menggambarkan bahwa karakteristik individu tidak sama antara seorang karyawan dengan karyawan yang lainnya (Robbin 2008). Karakteristik individu bukanlah satu-satunya faktor yang berpengaruh terhadap jalannya suatu organisasi. Selain karakteristik individu, gaya kepemimpinan juga merupakan faktor yang penting dalam suatu organisasi. Kepemimpinan merupakan bidang yang sangat luas dan memainkan peran yang sangat penting dalam bidang pemasaran, pendidikan, industri, organisasi sosial bahkan dalam kehidupan sehari hari. Masyarakat memiliki dua kelompok yang berbeda peranan sosialnya, yaitu yang memimpin sebagai golongan kecil yang terpilih dan kelompok yang dipimpin adalah orang kebanyakan. Tanpa adanya seorang pemimpin maka tujuan organisasi yang dibuat tidak akan ada artinya karena tidak ada orang yang bertindak sebagai penyatu terhadap berbagai kepentingan yang ada. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja sama untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi melalui komunikasi suatu kegiatan orang lain, baik secara individu atau secara kelompok dalam pencapaian tujuan yang berarti. Kepemimpinan bukanlah sekedar bakat atau sesuatu yang hanya dapat diperoleh sebagai faktor keturunan atau bawaan, tetapi dapat dimiliki oleh setiap orang melalui proses belajar artinya kepemimpinan itu dapat dipelajari. (Handoko (2001), Ivancevich, dkk (2006), Mangkuprawira dan Vitalaya (2007)).

Gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin. Gaya kepemimpinan yang paling tepat digunakan oleh seorang pimpinan adalah suatu gaya yang dapat memaksimumkan kinerja dari para karyawannya. Untuk menentukan gaya yang paling efektif dalam memimpin para karyawan dalam suatu organisasi perlu mempertimbangkan kekuatan yang ada dalam tiga unsur, yaitu pemimpin, bawahan, dan situasi secara menyeluruh. (Rivai, 2006). Berdasarkan pengertian tentang kepemimpinan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan erat kaitannya dengan kemampuan seseorang untuk memprakarsai tindakan anggota kelompok dalam upaya memecahkan masalah kelompok atau mencapai tujuan kelompok. Mengingat kepemimpinan bukan merupakan sifat bawaan atau turunan, maka setiap orang mempunyai peluang untuk dapat melaksanakan fungsi kepemimpinan. Fungsi kepemimpinan dapat dilakukan setiap orang, namun orang yang memiliki hak dan wewenang untuk menjalankan tugas kepemimpinan disebut pimpinan. Hubungan pemimpin dengan anggota berkaitan dengan derajat kualitas emosi dari hubungan tersebut, yang mencakup tingkat keakraban dan penerimaan anggota terhadap pemimpinnya. Semakin yakin dan percaya anggota kepada pemimpinnya, semakin efektif kelompok dalam mencapai tujuannya. Dalam hubungan pemimpin dengan anggotanya perlu diperhatikan antisipasi kepuasaan anggota dan harus

dipadukan dengan tujuan kelompok, motivasi anggota dipertahankan tinggi, kematangan anggota dalam pengambilan keputusan dan adanya tekad yang kuat dalam mencapai tujuan (Mangkuprawira dan Vitalaya, 2007). Kompensasi juga merupakan faktor yang sama pentingnya dengan karakteristik individu dan gaya kepemimpinan dalam suatau organisai. Kompensasi adalah semua bentuk reward (penghargaan) atau imbalan yang diberikan oleh perusahaan untuk penggantian atas kinerja karyawan. Menurut Mondy (2008), Kompensasi adalah total seluruh imbalan yang diterima karyawan sebagai pengganti jasa karyawan tersebut. Menurut Dessler (2007), Kompensasi karyawan adalah semua bentuk pembayaran atau hadiah yang diberikan kepada karyawan dan muncul dari pekerjaan karyawan tersebut. Menurut Mathis dan Jackson (2002) kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak karyawan tersebut memberikan kontribusi kepada organisasi antara lain termasuk : Kuantitas kerja; Standar ini dilakukan dengan cara membandingkan antara besarnya volume kerja yang seharusnya (standar kerja normal) dengan kemampuan sebenarnya, kualitas kerja; standar ini lebih menekankan pada mutu kerja yang dihasilkan dibanding volume kerja, pemanfaatan waktu; yaitu penggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan kebijaksanaan perusahaan, tingkat kehadiran; asumsi yang digunakan dalam standar ini adalah jika kehadiran karyawan dibawah standar kerja yang ditetapkan maka karyawan tersebut tidak akan mampu memberikan kontribusi yang optimal bagi organisasi, kerjasama; keterlibatan seluruh karyawan dalam mencapai target yang ditetapkan akan mempengaruhi keberhasilan

bagian yang diawasi. Kerjasama antara karyawan dapat ditingkatkan apabila pimpinan mampu memotivasi karyawan tersebut dengan baik. Persaingan dalam industri media cetak semakin meningkat karena media cetak terbitan lokal tidak hanya bersaing dengan sesama media cetak lokal ataupun media nasional melainkan kini harus bersaing dengan media online yang semakin banyak bermunculan yang dapat menyajikan berita dengan cepat. Itu sebabnya, persaingan ketat dalam industri media menuntut banyak perubahan dalam kinerja wartawan. Permintaan akan kecepatan dan kualitas informasi yang bagus membutuhkan kepekaan wartawan dalam menggali informasi dan menyajikan fakta yang berguna bagi masyarakat. Wartawan harus mampu mendapatkan berita yang sebanyak-banyaknya dan melengkapi semua unsur-unsur beritanya selengkap mungkin sesuai dengan keinginan publik dan harus mampu menyajikan data yang akurat, berdasarkan fakta di lapangan, dilengkapi jalan ceritanya sehingga pembaca merasa puas. Semakin banyak yang tertarik, terlibat atau merasakan dampak dari suatu peristiwa berarti nilai beritanya semakin tinggi. Wartawan pada hakekatnya harus mengembangkan sikap kritis, peka dan memiliki rasa ingin tahu yang besar pada setiap persoalan dan peristiwa agar tidak ada berita yang terlewatkan. Karena itu untuk mencapai tujuan yang diharapkan perusahaan media membutuhkan wartawan yang memiliki kinerja yang tinggi. PT. Harian Batam Pos dalam memperhatikan perkembangan kinerja organisasinya adalah dengan cara melihat hasil penilaian kinerja wartawannya.

Sasaran yang menjadi objek penilaian kinerja adalah kecakapan dan kemampuan wartawan dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas yang dievaluasi dengan menggunakan tolak ukur tertentu secara objektif dan dilakukan secara berkala. Kinerja wartawan PT. Harian Batam Pos yang dilihat dalam hal ini adalah kemampuan dari wartawan PT. Harian Batam Pos dalam mencapai target berita yang telah ditentukan oleh PT. Harian Batam Pos. PT. Harian Batam Pos sebagai koran nasional pertama dan terbesar yang ada di Batam, juga tidak terlepas dari masalah kinerja, hal ini ditandai dengan tidak tercapainya target berita yang ditetapkan oleh redaksi PT. Harian Batam Pos pada tahun 2010. Berdasarkan survei awal di PT. Harian Batam Pos, untuk dapat mengetahui kinerja wartawan PT. Harian Batam Pos dapat dilihat dari target dan realisasi berita yang dihasilkan seperti pada Tabel 1.1: Tabel 1.1 Target dan Realisasi Berita yang dihasilkan Wartawan PT. Harian Batam Pos Tahun 2010 Bulan Target Berita Realisasi Berita Persentase (%) Pencapaian Januari 4216 3842 91,12 Februari 3808 3542 93,00 Maret 4216 3939 93,43 April 4080 3855 94,48 Mei 4216 3864 91,65 Juni 4080 3788 92,84 Juli 4216 3932 93,26 Agustus 4216 4105 97,37 September 4080 3690 90,44 Oktober 4216 3906 92,64 November 4080 3875 94,97 Desember 4216 4024 95,44 Rata-rata 93,39 Sumber : PT Harian Batam Pos (diolah)

Tabel 1.1 menunjukkan rata-rata realisasi berita yang dihasilkan wartawan PT. Harian Batam Pos kota Batam selama periode Januari-Desember 2010 sebesar 93,39%. Hal ini berarti kinerja wartawan PT. Harian Batam Pos belum sesuai dengan yang diharapkan perusahaan, karena realisasi berita yang dihasilkan wartawan PT. Harian Batam Pos kota Batam periode bulan Januari-Desember 2010 mengalami kenaikan dan penurunan setiap bulannya dan tidak mencapai target yang telah ditetapkan. Target berita yang tidak tercapai menjadi masalah karena dengan tidak tercapainya target berita yang ditetapkan oleh redaksi maka semakin sedikit pula pilihan berita yang akan ditampilkan di koran, sebab dari semua berita yang didapatkan oleh wartawan PT. Harian Batam Pos tidak semuanya dijadikan berita yang ditampilkan di koran. Berita-berita yang memenuhi standar kelengkapan informasi serta memenuhi standar kualitas PT. Harian Batam Pos sajalah yang akan ditampilkan. PT. Harian Batam Pos oleh karenanya mengharapkan realisasi berita yang dihasilkan wartawan melebihi target berita atau sesuai dengan target berita yang telah ditetapkan. Fenomena kinerja wartawan PT. Harian Batam Pos yang berkaitan dengan karakteristik individu adalah wartawan PT. Harian Batam Pos memiliki karakteristik individu yang berbeda-beda sehingga masing-masing wartawan PT. Harian Batam Pos memiliki tujuan dan kepentingan yang berbeda pada saat bekerja di PT. Harian Batam Pos. Fenomena perbedaan karakteristik individu pada tiap-tiap wartawan PT. Harian Batam Pos ini didapatkan oleh peneliti ketika melakukan wawancara pra-

survei. Dari pra- survey yang dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa pada saat bekerja beberapa wartawan PT. Harian Batam Pos kurang memiliki rasa tanggung jawab terhadap pekerjaannya, kurang memiliki sikap percaya diri, dan memiliki ketergantungan pada rekan kerja dalam melakukan pekerjaannya, serta adanya wartawan PT. Harian Batam Pos menunda-nunda dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Tindakan dari beberapa wartawan PT. Harian Batam Pos ini mengakibatkan realisasi pencapaian target berita hanya sebesar 93,39% dari yang seharusnya 100%. Hal ini tentunya akan sangat berpengaruh dalam menyelesaikan pekerjaan dan tugas yang telah diberikan kepada masing-masing wartawan PT. Harian Batam Pos yang dapat dilihat dari tidak tercapainya target berita yang telah ditetapkan oleh PT. Harian Batam Pos Dalam penelitian ini ada tiga faktor pembentuk karakteristik individu yang mempengaruhi kinerja wartawan PT. Harian Batam Pos, yaitu: keahlian, pendidikan dan masa kerja. Adapun perbedaan karakteristik individu berdasarkan jenjang pendidikan wartawan PT. Harian Batam Pos dapat dilihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2. Perbedaan Karakteristik Individu Berdasarkan Jenjang Pendidikan No Pendidikan Terakkhir Jumlah (orang) % 1 SMA 1 2,94 2 S-1 Jurnalistik 18 52,94 3 S-1 Non Jurnalistik 15 44,12 Sumber: Hasil pengolahan (2011) Total 34 100

Dari tabel 1.2 terlihat bahwa wartawan PT. Harian Batam Pos memiliki karakteristik individu yang berbeda berdasarkan jenjang pendidikan. Perbedaan jenjang dan latar belakang pendidikan ini juga mengindikasikan adanya perbedaan keahlian diantara para wartawan PT. Harian Batam Pos. Perbedaan keahlian ini terjadi dikarenakan wartawan PT. Harian Batam Pos yang berasal dari latar belakang jurnalistik mendapatkan keahlian ketika wartawan PT. Harian Batam Pos menjalani pendidikan jurnalistik. Contoh keahlian yang didapatkan oleh wartawan PT. Harian Batam Pos semasa menjalani pendidikan jurnalistik adalah keahlian berkomunikasi dan keahlian penulisan berita. Adapun perbedaan karakteristik individu berdasarkan masa kerja yang mempengaruhi kinerja wartawan PT. Harian Batam Pos dapat dilihat pada Tabel 1.3. Tabel 1.3. Perbedaan Karakteristik Individu Berdasarkan Masa Kerja No Masa Kerja Jumlah % (orang) 1 <5 Tahun 12 35,29 2 5 Tahun 22 64,71 Total 34 100 Sumber: Hasil pengolahan (2011) Dari Tabel 1.3 terlihat adanya perbedaan karakteristik individu pada tiap wartawan PT. Harian Batam Pos berdasarkan masa kerja. Adanya perbedaan karakteristik ini mengindikasikan terjadi perbedaan kinerja diantara para wartawan

PT. Harian Batam Pos, sebab dari masa kerja yang banyak, maka diindikasikan seorang wartawan PT. Harian Batam Pos akan memiliki pengalaman yang banyak yang mampu membantu dalam melakukan pekerjaan sehari-hari dan meningkatkan kinerjanya. Fenomena kinerja wartawan PT. Harian Batam Pos yang berkaitan dengan gaya kepemimpinan pemimpin redaksi dapat dilihat dari tidak tercapainya target tersebut adalah karena kurangnya pengawasan oleh pemimpin redaksi PT. Harian Batam Pos. Kurangnya pengawasan oleh pemimpin redaksi dikarenakan pemimpin redaksi yang ada sekarang merangkap jabatan sebagai pemimpin umum. Pemimpin redaksi diharuskan menangani bagian-bagian lain di PT. Harian Batam Pos akibat dari perangkapan jabatan tersebut. Selain menangani bagian redaksi, pemimpin redaksi PT. Harian Batam Pos juga menangani bagian pemasaran dan keuangan. Inilah hal yang menyebabkan tidak fokusnya pemimpin redaksi PT. Harian Batam Pos terhadap bagian redaksi. Kondisi di atas adalah fakta yang ditemukan didalam perjalanan iklim kinerja yang ada di PT. Harian Batam Pos pada tahun 2010. Fenomena kinerja wartawan PT. Harian Batam Pos yang berkaitan dengan kompensasi yaitu pada tahun 2010 kinerja wartawan PT. Harian Batam Pos yang dilihat dari realisasi target berita yang diinginkan oleh pemimpin redaksi PT. Harian Batam Pos belumlah tercapai, padahal PT. Harian Batam Pos telah memotivasi para wartawannya dengan beberapa bentuk kompensasi untuk meningkatkan kinerja wartawan PT. Harian Batam Pos tersebut. Kompensasi yang diberikan oleh PT.

Harian Batam Pos kepada wartawan PT. Harian Batam Pos adalah sebagai berikut: gaji, bonus atau insentif, tunjangan hari raya, tunjangan prestasi, asuransi, fasilitas kesehatan, promosi jabatan, fasilitas penunjang kerja. Dengan kompensasi yang telah diberikan oleh PT. Harian Batam Pos, para wartawan PT. Harian Batam Pos diharapkan mampu mencapai target yang telah ditetapkan oleh PT. Harian Batam Pos. Dari hasil pra survey yang dilakukan ternyata ada kompensasi non finansial yang diharapkan oleh para wartawan PT. Harian Batam Pos. Kompensasi nonfinansial yang dimaksudkan yaitu adanya kesempatan untuk meliput berita-berita yang bergengsi yang sedang ramai dibicarakan sehingga ada kemungkinan berita tersebut dijadikan headline, bukan hanya meliput berita-berita biasa yang nantinya hanya mendapatkan kolom kecil di halaman koran bagian belakang. Sebab dengan dijadikannya berita seorang wartawan PT. Harian Batam Pos menjadi headline maka itu menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi wartawan PT. Harian Batam Pos tersebut. Kompensasi seperti inilah yang menyebabkan tidak tercapainya target berita yang telah ditetapkan oleh perusahaan kepada wartawan PT. Harian Batam Pos. Seluruh permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya merupakan hal-hal yang mempengaruhi kinerja wartawan PT. Harian Batam Pos. Jika permasalahan-permasalahan tersebut diabaikan begitu saja maka akan memberikan dampak yang negatif pada hasil kinerja wartawan PT. Harian Batam Pos dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada PT. Harian Batam Pos untuk masa yang akan datang. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang yang telah dikemukakan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana pengaruh karakteristik individu, gaya kepemimpinan pemimpin redaksi, dan kompensasi terhadap kinerja wartawan pada PT. Harian Batam Pos di Batam tahun 2010?. 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini untuk menganalisis dan mengidentifikasi pengaruh karakteristik individu, gaya kepemimpinan pemimpin redaksi, dan kompensasi terhadap kinerja wartawan pada PT Harian Batam Pos di Batam tahun 2010. 1.4. Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan Untuk memberi saran dan sumbangan pemikiran kepada perusahaan (pemilik media) sebagai bahan pertimbangan dan tambahan dalam memahami pentingnya karakteristik individu, gaya kepemimpinan redaksi dan kompensasi terhadap kinerja wartawan yang ada di media tersebut. b. Bagi Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana USU

Untuk menambah dan memperkaya khasanah keilmuan lembaga akademis dalam penelitian tentang studi kasus dan dapat dijadikan rujukan serta dikembangkan lebih lanjut. c. Bagi Peneliti Penelitian ini merupakan kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan teori-teori yang peneliti dapatkan baik dari bangku kuliah maupun di luar bangku kuliah dan memperdalam pengetahuan serta menambah wawasan di bidang sumber daya manusia, khususnya menyangkut karakteristik individu, gaya kepemimpinan, kompensasi dan kinerja wartawan. d. Bagi Peneliti lain Penelitian ini sebagai referensi yang dapat menjadi bahan penelitian lanjutan atau sebagai bahan perbandingan dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang, khususnya penelitian terhadap variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini yang berkaitan dengan kinerja wartawan.