PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK SASTRA MELALUI METODE PRESENTASI DISKUSI. Eri Sutatik SMA Negeri 2 Tanggul Kabupaten Jember

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH GEGURITAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW. Sunandar

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK PADA CERPEN MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL. Yuni Setiarini

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MEDIA KATALOG MODEL PAKAIAN DAN TAS PADA SISWA KELAS X SMA CITRA MEDIKA MAGELANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DRAMA BERDASARKAN ANEKDOT MELALUI TEKNIK LATIHAN TERBIMBING. Wiji Lestari

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS MELALUI METODE ROLE PLAYING. Khoirul Huda

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Hamdani (2011: 326) Penelitian Tindakan Kelas pada

PENINGKATAN MENULIS PARAGRAF MELALUI PENERAPAN LESSON STUDY MAHASISWA SEMESTER 1B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS DENGAN METODE DISCOVERY LEARNING

NILAI MORAL NOVEL PENGANTIN HAMAS KARYA VANNY CHRISMA W. DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING PERSEGI PANJANG MELALUI METODE DEMONSTRASI. Ghonimah

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN GERAK TARI BERDASAR POLA LANTAI DENGAN METODE DISCOVERY. Erlin Sofiyanti

PROSES PEMBELAJARAN SHOLAT MELALUI METODE NHT. Siti Musta anah

Setiawati 28. Kata Kunci: Berpikir Kreatif, Model Traffinger. Guru Administrator Perkantoran SMKN 4 Jember

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

NILAI MORAL NOVEL BULAN KARYA TERE LIYE DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION DI KELAS XI SMA

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan- tindakan

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menerapkan model pembelajaran make a match. Elliot (Zainal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning

III. METODE PENELITIAN. adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

Oleh: Nur Adha Wahyuningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KETRAMPILAN MENGHITUNG BILANGAN DUA ANGKA MENGGUNAKAN METODE DRILL. Mundasah SD Negeri 02 Wiradesa Pekalongan

BAB V SIMPULAN SAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung tahun

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32

Imro ati 49. Kata Kunci : kooperatif, jigsaw,menulis resensi buku pengetahuan. 49 Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia SMPN 1 Puger Kabupaten Jember

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI RAKYAT DENGAN MODEL QUANTUM TEACHING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam peneltian ini adalah guru mata pelajaran IPS dan siswa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Ada pun tahap-tahap yang dilakukan pada siklus I ini adalah sebagai berikut:

Kanti Sukowati 9. Kata Kunci: metode demonstrasi, hasil belajar. Guru Kelas VI A SDN Darungan 01 Kec. Tanggul

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Pendidikan yang berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

Apabila nilai afektif siswa pada rentang 11,8-15 (Kategori Baik) dan. Apabila nilai psikomotor siswa pada rentang 9,4-12 (Kategori Baik)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS MELALUI METODE DEMONSTRASI. Sri Yanti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Beji Kabupaten Pasuruan pada tanggal 11 Agustus Dalam observasi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Nina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA WIDYA KUTOARJO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.

Oleh Sri Lestari Siregar Prof. Dr. Tiur Asi Siburian, M. Pd.

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMP/MTs kelas VII terdapat

Oleh : Rina Purwati SDN Giriharjo 1 Ngrambe Ngawi

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN PEMANFAATAN LAGU RELIGI CIPTAAN LETTO PADA SISWA KELAS X MA SALAFIYAH PENJALINAN MAGELANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

Michael Ricy Sambora Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian dan Karakteistik Subjek Penelitian

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

Agusnoto. SD Negeri Ketitangkidul, Kab. Pekalongan, Jawa Tengah

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY YANG MENERAPKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD. Oleh :

Transkripsi:

Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK SASTRA MELALUI METODE PRESENTASI DISKUSI SMA Negeri 2 Tanggul Kabupaten Jember Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk untuk mendeskripsikan metode presentasi diskusi dapat meningkatkan pemahaman unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik sastra. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS 2 tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah 37 siswa. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus, setiap siklusnya meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Metode pengumpulan data berupa teknik tes, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik kuantitatif dan teknik kualitatif. Hasil dari penelitian yaitu metode presentasi diskusi dapat meningkatkan pemahaman unsur instrinsik dan ekstrinsik sastra. 2016 Dinamika Kata Kunci: Hasil Belajar; Instrinsik dan Ekstrinsik; Presentasi Diskusi; Sastra PENDAHULUAN Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia telah dimulai dari pendidikan prasekolah sampai perguruan tinggi. Hakikat pembelajaran bahasa Indonesia adalah menggali potensi diri anak didik sehingga mereka terampil berbahasa Indonesia dan terampil mengapresiasi sastra. Keterampilan mengapreasi sastra menggunakan pendekatan apresiatif. Pendekatan ini dimaksudkan agar peserta didik mampu mengapresiasi sastra sebagai hasil seni yang dapat dinikmati, dihayati, dimanfaatkan dan dikembangkan dalam wawasan kehidupan. Pencapaian ketrampilan apresiasi sastra tidak dapat dilepaskan dari wacana atau teks sastra. Oleh karena itu pemahaman terhadap unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik sastra mutlak diperlukan agar pemahaman sastra dapat dicapai. Pembelajaran Bahasa Indonesia hanya menempatkan pembelajaran sastra 1 : 6 dengan tata bahasa (paragraf, kalimat, resensi, kritik, esai, dll). Kenyataan itu terkadang hanya dipandang sebelah mata sehingga muncul problematika pelajaran sastra seperti pengajaran sastra hanya diselipkan dengan tata bahasa, yang mengajar sastra bukan guru sastra tetapi guru bahasa, buku sastra hanya anemik di perpustakaan, pengajaran sastra nol buku (tidak ada buku sastra diwajibkan di baca sampai tamat dan di baca tuntas). Unsur Intrinsik adalah semua unsur yang membangun sastra dari dalam sastra itu sendiri. Unsur-unsur intrinsik sastra terdiri atas tema, setting, penokohan, alur, pesan, sudut pandang dan konflik. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah semua unsur pembangun sastra dari luar sastra yang mencakup nilai-nilai kehidupan manusia. Nilai-nilai yang dimaksud antara lain nilai sosial, nilai 74

moral, nilai pendidikan, nilai agama, nilai budaya, nilai politik dll. Nilai-nilai ekstrinsik banyak dipengaruhi oleh zamannya (E. Kosasih, 2004). Berdasarkan hasil pengamatan para peserta didik belum mengerti dan kurang memahami unsur-unsur sastra sehingga hasil belajar pada bidang tersebut rendah. Rendahnya hasil belajar dibuktikan dengan perolehan ketuntasan belajar 60.52% secara klasikal dan di bawah 52.63% berdasarkan nilai perolehan maksimal. Hal ini disebabkan keunikan bahasa sastra, kurangnya kemampuaan pemahaman teks, rendahnya minat baca, pemilihan metode yang kurang tepat serta keterbatasan media pembelajaran. Apalagi pendidik hanya menggunakan metode konvensional yaitu ceramah. Metode ini kurang menumbuhkan kreativitas, kemandirian dan kemampuan afektif lainnya. Faktor-faktor tersebut telah memicu permasalahan yang cukup serius terhadap hasil belajar yang berkaitan dengan unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik sastra. Hasil analisis jawaban siswa kurang tepat yang akan mengakibatkan kesalahan fatal jika tes evaluasi berbentuk multiple choice (pilihan ganda). Jauh ke depan rendahnya pemahaman terhadap unsur instinsik dan ekstrinsik sastra mengakibatkan rendahnya kepekaan terhadap nilai-nilai kehidupan seperti nilai moral, sosial, nilai budaya, nilai politik, nilai agama, nilai pendidikan dan lain-lain. Oleh karena itu pemahaman terhadap unsur-unsur sastra harus dapat ditanamkan secara optimal agar siswa memiliki kemampuan dan kepekaan terhadap hasil karya sastra yang merupakan implementasi dari miniatur kehidupan dunia yang sesungguhnya. Salah satu alternatif solusi atas permasalahan tersebut adalah penggunaan metode presentasi diskusi. Presentasi diskusi merupakan penyajian langsung dengan cara bertukar pikiran, pendapat tentang suatu masalah (Santoso, 1995). Metode presentasi diskusi digunakan untuk mentransfer ilmu secara efektif dan efisien, memotivasi, menumbuhkan kerja sama, belajar bertanggung jawab dalam penemuaan data serta dapat menciptakan proses belajar yang lebih menyenangkan (Joyfull learning). Selain itu pembelajaran dengan presentasi diskusi dapat menumbuhkan rasa percaya diri karena di dalam proses pembelajaran tersebut memungkinkan kemunculan berbagai kemampuan seperti kemampuan menganalisis masalah, kemampuan berpendapat serta kemampuan untuk mempertahankan pendapatnya/pendapat kelompok. Kemampuan berpendapat itu juga memerlukan kemampuan dasar yang lain seperti penguasaan kemampuan menggunakan kata, menyusun kata menjadi kalimat serta menyusun kalimat sesuai dengan logika/konteks yang melingkupinya. Seseorang dikatakan terampil berbahasa atau terampil berpendapat apabila seseorang tersebut mampu menggeneralisasikan konsep berpikirnya dalam wacana yang jelas sehingga berguna bagi orang lain. Penggunaan metode presentasi diskusi sangat menunjang strategi pembelajaran berbasis kompetensi, karena pemakaian metode ini dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa, kemampuan afektif dan kemampuan psikomotoriknya. Jean Piaget dalam Yamin (2007) menyatakan bahwa kemampuan kognitif meliputi empat ketrampilan, yaitu ketrampilan pemecahan masalah (problem solving), ketrampilan pengambilan keputusan (decision making), ketrampilan berpikir kritis (critical thinking) dan ketrampilan berpikir kreatif (creative thinking). Rumusan masalah yang akan dikaji yaitu: Apakah metode presentasi diskusi dapat meningkatkan pemahaman unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik wacana sastra? Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan metode presentasi diskusi dapat meningkatkan pemahaman unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik wacana sastra. PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK SASTRA MELALUI METODE PRESENTASI DISKUSI 75

METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Proses penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi (Arikunto, 2010). Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 2 Tanggul Kabupaten Jember. Subjek penelitian adalah siswa kelas XII IPS 2 tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah 37 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi metode tes, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data kualitatif dan teknik pengumpulan data kuantitatif. Teknik kualitatif berguna untuk mendiskripsikan peningkatan aktifitas belajar siswa. Sedangkan teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis penilaian hasil belajar siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I 1. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, sistem penilaian, dan membuat lembar observasi. 2. Pelaksanaan Tindakan Langkah-langkah pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut: a) Pembukaan Guru bersama observer masuk ke dalam ruangan, anak-anak mempersiapkan diri untuk berdo a karena kebetulan jam I, guru memberi salam, guru membuka pertama dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan penggunaan metode prestasi diskusi. b) Kegiatan Siswa membagi diri sesuai dengan kelompoknya, perwakilan kelompok mengambil kartu secara acak dengan perbandingan 1 (kartu soal) : 3 (kartu jawaban), kelompok yang mengambil jawaban tidak tepat untuk mengirimkan perwakilan/duta untuk bertukar kartu dengan kelompok. Kebetulan dari kelompok A,B,C,D,E,F,G tidak langsung mempunyai jawaban sehingga mereka harus moving mencari kartu jawaban dengan kelompok lain (pada tahap ini muncul motivasi siswa untuk mencari kebenaran antara kartu soal dan jawaban); setiap kelompok berusaha mencari kebenaran jawaban; diskusi kelompok sangat berjalan lancar terbukti sebagian besar anak-anak serius berdiskusi; kelompok menyimak presentasi dari kelompok lain; siswa menulis resume dan siswa mengerjakan tugas secara kelompok. c) Penutup Guru menutup kegiatan dan mengucapkan salam. 3. Observasi Kegiatan observasi bertujuan untuk mengamati tingkah laku siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode presentasi diskusi. Adapun hasil observasi yang dilakukan terhadap siswa yaitu prosentase ketuntasan klasikal untuk diskusi presentasi adalah 86,84%. 4. Refleksi Setelah melakukan pengamatan dan penilaian pada siklus I, akhirnya peneliti mengambil suatu kesimpulan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus I masih belum berhasil, ditandai masih 76

terdapat siswa kurang aktif berdiskusi dalam kegiatan kelompok. Oleh karena itu, maka siklus II harus dilaksanakan. Siklus II 1. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini adalah menyusun Rencana Pelaksnaaan Pembelajaran perbaikan, sistem penilaian, dan membuat lembar observasi. 2. Pelaksanaan Tindakan Langkah-langkah pelaksanaan tindakan siklus II sebagai berikut: a. Pembukaan Guru bersama observer masuk ke kelas; guru membuka pelajaran dengan salam; guru menjelaskan tujuan pembelajaran cara penilai dan motivasi siswa. b. Kegiatan Siswa bergabung dengan kelompoknya masing-masing yaitu A, B, C, D, E, F, G; perwakilan kelompok mengambil kartu secara acak; siswa menganalisis penggalan cerpen tersebut berdasarkan perintah yaitu analisis unsur instrinsik dan ekstrinsik sastra; pada kelompok tersebut juga terjadi perdebatan untuk saling mempertahankan pendapatnya, tetapi kemudian terjadi kesepakatan antar anggota kelompok setelah punya asumsi-asumsi mendasar dan benar secara teoritik sebelum kelompok presentasi di depan kelompok lainnya setelah kelompok siap maka secara berurutan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya; sebelum presentasi semua siswa diberi teks cerpen utuh bukan penggalan lagi. c. Penutup Guru menutup kegiatan dan mengucap salam. 3. Observasi Kegiatan observasi bertujuan untuk mengamati tingkah laku siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode presentasi diskusi. Adapun hasil observasi siklus II yang dilakukan terhadap siswa yaitu prosentase ketuntasan klasikal untuk diskusi presentasi adalah 97,36%. 4. Refleksi Pada siklus II ini karena nilai klasikal sudah mencapai ketuntasan dan semua siswa sudah aktif berdiskusi dalam kegiatan kelompok, maka penelitian ini sudah bisa diambil kesimpulan bahwa setelah pelaksanaan penelitian tindakan hanya sampai pada siklus II. Hasil pemahaman unsur instrinsik dan ekstrinsik sastra siswa dapat dilihat pada tabel 1 dan gambar 1. berikut : Tabel 1. Hasil Pemahaman Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik Sastra Keterangan Pra siklus Siklus I Siklus II Ketuntasan Hasil Belajar 60,52% 86,84% 97,36% PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK SASTRA MELALUI METODE PRESENTASI DISKUSI 77

Gambar 1. Grafik Peningkatan Hasil Pemahaman Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik. SIMPULAN Penerapan metode presentasi diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pemahaman unsur instrinsik dan ekstrinsik sastra, dapat dilihat dari hasil tes belajar pemahaman unsur instrinsik dan ekstrinsik sastra sebelum pelaksanaan tindakan memperoleh rata-rata 60,52%, pada siklus I memperoleh rata-rata 86,84%, sedangkan hasil tes belajar pemahaman unsur instrinsik dan ekstrinsik sastra pada siklus II memperoleh rata-rata 97,36%. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih, peneliti tujukan kepada Kepala Sekolah, Rekan Guru, Observer dan Siswa kelas XII IPS 2 SMA Negeri 2 Tanggul atas kerjasamanya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Kosasih, E. 2004. Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusasteraan. Bandung : Yrama Widya. Santoso, Ananda dan S. Priyanto. 1995. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Kartika Yamin, Martinis. 2007. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta : Gaung Persada Press 78