V GAMBARAN UMUM EKSPOR UDANG INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM RUMPUT LAUT. Produksi Rumput Laut Dunia

V. TINJAUAN UMUM RUMPUT LAUT DI INDONESIA

Komoditas Penentu Kinerja Ekspor Perikanan Indonesia

IV. PERKEMBANGAN IMPOR BUAH-BUAHAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Neraca perdagangan komoditi perikanan menunjukkan surplus. pada tahun Sedangkan, nilai komoditi ekspor hasil perikanan

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat adalah salah satu negara tujuan utama ekspor produk

KINERJA PERDAGANGAN PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN DI KAWASAN AFRIKA DAN TIMUR TENGAH

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2016

I. PENDAHULUAN , , , , ,4 10,13

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Poduksi perikanan Indonesia (ribu ton) tahun

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komoditas Udang di Pasaran Internasional

Nilai ekspor Jawa Barat Desember 2015 mencapai US$2,15 milyar naik 5,54 persen dibanding November 2015.

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT OKTOBER 2015

Kinerja Ekspor Nonmigas November 2010 Memperkuat Optimisme Pencapaian Target Ekspor 2010

BPS PROVINSI JAWA BARAT

Sistem konektivitas pelabuhan perikanan untuk menjamin ketersediaan bahan baku bagi industri pengolahan ikan

BPS PROVINSI JAWA BARAT A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET 2015 MENCAPAI US$ 2,23 MILYAR

BAB I PENDAHULUAN. internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah melalui perdagangan internasional. Menurut Mankiw. (2003), pendapatan nasional yang dikategorikan dalam PDB (Produk

Perkembangan Ekspor Indonesia Biro Riset LMFEUI

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR KEP.61/MEN/2009 TENTANG PEMBERLAKUAN WAJIB STANDAR NASIONAL INDONESIA BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN

V. KERAGAAN PRODUKSI DAN PERDAGANGAN BUAH DUNIA DAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

Market Brief. Peluang Pasar Produk ikan. dan Makanan Laut di Jerman

Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jawa Timur

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA MEI 2012

SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui, dalam kata lain cadangan migas Indonesia akan semakin menipis.

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2015

IX. SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. 1) Simpulan

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2015

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA. selama tahun tersebut hanya ton. Hal ini dapat terlihat pada tabel 12.

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA OKTOBER 2009

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2014

PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Dengan menggunakan data dari SITC Rev. 3 UN-COMTRADE tiga digit

IV. KONDISI UMUM PRODUKSI IKAN LAUT TANGKAPAN DI WILAYAH UTARA JAWA BARAT

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

I. PENDAHULUAN. merupakan keunggulan komparatif bangsa Indonesia yang semestinya menjadi

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR TRIWULAN III 2010

Boks 1. Analisis Singkat Dampak Krisis Finansial Amerika Serikat terhadap Kinerja Perekonomian Kaltim

V. EKONOMI GULA. dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan pangan pokok yang dimaksud yaitu gula.

II. LANDASAN TEORI. A. Pengolahan Ikan

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. komparatif karena tersedia dalam jumlah yang besar dan beraneka ragam serta dapat

1 PENDAHULUAN. Kenaikan Rata-rata *) Produksi

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

I PENDAHULUAN. Luas Lautan Indonesia Total Indonesia s Waters a. Luas Laut Teritorial b. Luas Zona Ekonomi Eksklusif c.

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

Ekspor Nonmigas Agustus 2010 Mencapai US$ 11,8 Miliar, Tertinggi Sepanjang Sejarah

Market Brief. Beras di Jerman

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan PDB Kelompok Pertanian di Indonesia Tahun

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari

Tabel 1. Neraca Perdagangan Luar Negeri Sumatera Utara Untuk Beberapa Periode Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

I. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. (competitiveness) menjadi topik yang banyak diperdebatkan. Fagerberg (1988)

Ekonomi Pertanian di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Globalisasi perdagangan internasional memberi peluang dan tantangan bagi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2017 (dalam US$ juta)

Market Brief. Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JANUARI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN APRIL 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

Ringkasan Eksekutif. Ekspor Impor Hasil Industri Bulan Mei 2013

Ringkasan Eksekutif Ekspor Impor Hasil Industri Bulan Januari 2013

I. PENDAHULUAN. 1 Sambutan Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Ahmad Dimyati pada acara ulang tahun

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET 2008

BPS PROVINSI JAWA BARAT

Ringkasan Eksekutif Ekspor Impor Hasil Industri Bulan April 2013

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2017

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Secara fisik Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia

MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Tel: /Fax:

Transkripsi:

V GAMBARAN UMUM EKSPOR UDANG INDONESIA 5.1. Perdagangan Internasional Hasil Perikanan Selama lebih dari beberapa dekade ini, sektor perikanan dunia telah banyak mengalami perkembangan dan perubahan. Berdasarkan data International Trade Centre (ITC) dan Kementerian Perdagangan tahun 2010, perdagangan internasional dalam komoditas perikanan mencapai US$ 103 miliar, mengalami kenaikan 13,2 persen dari tahun 2009 (US$ 91 miliar). Meskipun pada tahun 2009 nilai total ekspor mengalami penurunan dari tahun 2008 (US$ 96 miliar), namun angka yang dicapai tersebut masih terhitung tinggi. Sejak tahun 2000, perdagangan internasional di sektor perikanan dunia telah menunjukkan peningkatan secara signifikan (Aisya, et al. 2006). Secara terperinci, data ekspor komoditas perikanan dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Nilai Ekspor Perikanan Dunia Tahun 2007-2010 No Negara Nilai (juta US$) Share (%) 2007 2008 2009 2010 2010 1 China 9,508.86 10,364.12 10,500.16 13,539.77 13.03 2 Norway 6,089.74 6,722.43 6,923.22 8,660.35 8.33 3 Thailand 5,614.68 6,487.52 6,208.88 7,012.62 6.75 4 USA 4,387.76 4,364.02 4,075.66 4,544.43 4.37 5 Vietnam 3,764.00 4,510.57 4,253.37 4,368.40 4.20 6 Canada 3,657.84 3,672.86 3,211.09 3,804.87 3.66 7 Netherlands 2,713.90 2,865.08 2,627.14 3,439.00 3.31 8 Spain 3,285.14 3,490.64 3,131.11 3,293.28 3.17 9 Indonesia 2,258.92 2,699.68 2,466.20 2,863.83 2.76 10 Chile 3,166.16 3,409.71 3,010.62 2,846.10 2.74 11 Lainnya 43,678.83 47,780.89 45,209.56 49,575.63 47.69 Total 88,125.83 96,367.51 91,616.99 103,948.26 100.00 Sumber: ITC Comtrade (2011), Kemendag (2011), BPS (2011), (diolah) Berdasarkan Tabel 8, ekspor perikanan dunia dikuasai oleh China sebesar US$ 13,5 miliar pada tahun 2010 dengan kontribusi sebesar 13,03 persen dari ekspor perikanan dunia. Asia Tenggara berkontribusi sebesar 13,71 persen dari ekspor perikanan dunia melalui Thailand, Vietnam, dan Indonesia. Melalui sepuluh negara eksportir terbesar perikanan dunia tersebut, dapat dilihat bahwa perdagangan internasional hasil perikanan terus meningkat setiap tahunnya. Jika dilihat dari data FAO 2004, perdagangan internasional dalam ekspor komditas

perikanan telah mencapai mencapai US$ 58,2 miliar pada tahun 2002, mengalami kenaikan relatif lima persen pada tahun 2000 dan 45 persen sejak tahun 1992. Peningkatan ekspor perikanan dunia tidak terlepas dari impor perikanan dunia yang tercatat juga terus meningkat setiap tahunnya. Data impor perikanan dunia dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Nilai Impor Perikanan Dunia Tahun 2007-2010 No Negara Nilai (Juta US$) Share (%) 2007 2008 2009 2010 2010 1 USA 12,852.19 13,207.72 12,127.38 13,588.34 13.85 2 Japan 12,099.44 13,305.58 12,114.15 13,463.85 13.72 3 Spain 6,953.18 7,038.11 5,795.99 6,294.02 6.41 4 France 5,091.72 5,507.90 5,257.19 5,590.74 5.70 5 Italy 5,213.11 5,511.88 5,040.30 5,271.60 5.37 6 China 3,505.68 3,716.65 3,660.07 4,449.14 4.53 7 Germany 3,849.13 4,100.53 4,365.10 4,437.00 4.52 8 UK 3,707.57 3,782.90 3,096.68 3,137.74 3.20 9 Hongkong 2,472.44 2,685.91 2,734.49 3,118.58 3.18 10 Sweden 2,333.70 2,569.66 2,451.18 3,086.56 3.15 11 Lainnya 31,203.03 35,445.66 32,540.99 35,678.39 36.36 Total 89,281.19 96,872.50 89,183.52 98,115.95 100.00 Sumber: ITC Comtrade (2011), Kemendag (2011), (diolah) Tabel 9 menunjukkan bahwa sepuluh negara importir perikanan dunia terdiri dari USA, Jepang, Spanyol, Prancis, Italia, Cina, Jerman, Inggris, Hongkong, dan Swedia. Negara lainnya yang termasuk dalam importir perikanan dunia umumnya dikuasai oleh negara-negara Uni Eropa. Lebih dari 70 persen nilai impor dunia telah terkonsentrasi pada tiga wilayah utama, yaitu: Uni Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat. Importir terbesar dari Tabel 9 terlihat dikuasai oleh Amerika Serikat, namun jumlah ini tidak begitu jauh jika dibandingkan dengan Jepang yang juga berkontribusi di atas tiga belas persen terhadap impor perikanan dunia. Pada tahun 2002, melalui data FAO yang diacu dalam data Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2009, Jepang pernah menjadi importir perikanan terbesar, yaitu dengan menguasai 22 persen dari nilai impor perikanan dunia. Uni Eropa tercatat tidak jauh berbeda dengan saat ini, dimana impor perikanannya dikuasai oleh Spanyol, Prancis, Italia, Jerman, dan Inggris. 31

5.2. Perkembangan Ekspor Produk Perikanan Indonesia Berdasarkan data statistik ekspor hasil perikanan, selama sepuluh tahun terakhir (2001-2011) volume ekspor produk hasil perikanan Indonesia mengalami kenaikan volume yang cukup baik, namun mengalami penurunan pada tahun tertentu dimana salah satu penyebabnya karena terjadinya krisis keuangan di negara importir utama produk perikanan. Grafik perkembangan volume ekspor produk perikanan Indonesia ditunjukkan pada Gambar 2. 1,400,000 1,200,000 1,103,576 1,159,349 Volume (Ton) 1,000,000 800,000 600,000 487,116 565,739 857,783 907,970 857,922 926,478 854,328 911,674 881,413 400,000 200,000-2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Gambar 2. Grafik Perkembangan Ekspor Hasil Perikanan Indonesia Tahun 2001-2011 Sumber: BPS (2012), KKP (2012), (diolah) Berdasarkan Gambar 2, total ekspor hasil perikanan Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat baik dari tahun 2001-2011. Meskipun pada tahun 2003-2009 mengalami fluktuasi yang stagnan, namun setelah tahun 2009 volume ekspor hasil perikanan Indonesia kembali meningkat mencapai 1,10 juta ton pada tahun 2010 dan 1,15 juta ton pada tahun 2011 dengan nilai sebesar US$ 2,8 miliar dan US$ 3,5 miliar. Dari total nilai hasil ekspor produk hasil perikanan Indonesia tahun 2011, 66 persen ekspor produk perikanan Indonesia masuk ke pasar tradisional yaitu Jepang, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. Jumlah ini mengalami penurunan dibanding tahun 2010 yang mencapai 70 persen, namun mengalami peningkatan di pasar prospektif (Asia Tenggara dan Asia Timur) dan pasar potensial (Timur Tengah, Afrika, dan eks Eropa Timur) sebesar 34 persen pada tahun 2011. 32

Komoditas hasil produk perikanan Indonesia yang diekspor meliputi udang, tuna, ikan ekonomis penting lainnya (kerapu, kakap, tenggiri, tilapia, dll), cephalopoda (squid, ocopus, cuttlefish), daging kepiting rajungan, kepiting, rumput laut, teripang, dan lobster. Komoditas perikanan tersebut diolah menjadi produk perikanan (produk akhir) yang dapat dikelompokkan menurut proses penanganan dan atau pengolahannya sebagai berikut: 1) Produk hidup, 2) Produk segar (fresh product) melalui proses pendinginan, 3) Produk beku (frozen product) baik mentah (raw) atau masak (cooked) melalui proses pembekuan, 4) Produk kaleng (canned product) melalui proses pemanasan dengan suhu tinggi (sterilisasi) dan pasteurisasi, 5) Produk kering (dried product) melalui proses pengeringan alami, atau mekanis, 6) Produk asin kering (dried salted product) melalui proses penggaraman dan pengeringan alami, atau mekanis, 7) Produk asap (smoked product) melalui proses pengasapan, 8) Produk fermentasi (fermented product) melalui fermentasi, 9) Produk masak (cooked product) melalui pemasakan/pengukusan, 10) Surimi (based product) melalui proses leaching atau pengepresan (minced). Secara lebih detail, jumlah share ekspor produk hasil perikanan Indonesia berdasarkan kelompok komoditas tahun 2010 dapat dilihat pada Gambar 3. 33

Gambar 3. Share Ekspor Perikanan Indonesia Tahun 2010 Per Kelompok Komoditas. Sumber: BPS (2011), (diolah) Pada Gambar 3, diketahui bahwa share ekspor perikanan Indonesia berdasarkan kelompok komoditas didominasi oleh kelompok crustaceae (udang dan kepiting) yaitu sebesar 34,19 persen. Sisanya dipenuhi oleh kelompok ikan olahan (kalengan) 19,82 persen, ikan beku 11,87 persen, fillet dan daging ikan 9,32 persen, ikan segar atau dingin 8,50 persen, dan di bawah lima persen terdiri dari rumput laut, molusca, ikan kering, mutiara, ikan hidup, ikan hias, dan lainnya. 5.3. Perkembangan Ekspor Udang Indonesia 5.3.1. Perkembangan Ekspor Udang Indonesia di Pasar Internasional Indonesia merupakan salah satu negara eksportir terbesar di dunia untuk komoditas udang. Berdasarkan total ekspor perikanan Indonesia tahun 2011, komoditas udang memberikan kontribusi hasil ekspor sebesar 37,19 persen dari total nilai ekspor perikanan Indonesia yang mencapai US$ 3,5 miliar (KKP, 2012). Perkembangan ekspor udang Indonesia menurut negara tujuan utama dapat dilihat pada Gambar 4. 34

Volume (Ton) 80,000 70,000 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 Jepang Amerika Serikat Uni Eropa 0 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Tahun Gambar 4. Kontribusi Ekspor Udang Indonesia Menurut Pasar Utama Tahun 2005-2011 Sumber: BPS (2012), KKP (2012), (diolah) Gambar 4 menunjukkan perbedaan kontribusi ekspor udang Indonesia di ketiga pasar utama tersebut, yaitu Jepang, Amerika Serikat, dan Uni Eropa tahun 2005-2011. Periode tersebut menunjukkan bahwa volume ekspor udang Indonesia mencapai puncaknya pada tahun 2008 yaitu sebesar 170,5 ribu ton dan terendah pada tahun 2010 yaitu sebesar 145 ribu ton. Jika dilihat menurut negara tujuan ekspornya, Amerika Serikat memberikan perkembangan yang baik sebagai importir udang Indonesia. Meskipun dalam periode tahun 2008-2010 mengalami penurunan yang cukup besar, namun pada tahun 2011 ekspor udang Indonesia ke Amerika Serikat kembali meningkat menjadi 70 ribu ton dengan nilai US$ 615 juta. Kondisi ini berbeda dengan periode 1993-2002, dimana Amerika Serikat sebagai tujuan utama ekspor dengan pangsa rata-rata 11,46 persen, berada jauh dibawah Jepang dengan rata-rata 57,34 persen (Aisya, et al. 2006). Peningkatan yang terjadi dalam periode ini didukung kuat oleh peningkatan konsumsi udang Amerika Serikat, dimana sejak periode tahun 1997-2005, kebutuhan Amerika Serikat untuk konsumsi rumah tangga tercatat sebesar 355.000 ton dan data statistik menunjukkan konsumsi udang Amerika Serikat selama kurun waktu tahun 1997-2000 rata-rata meningkat tujuh persen lebih tinggi dari konsumsi 35

tahun 1996 dan melewati rekor tertinggi sebelumnya sebesar dua persen (Infofish, 2003). Perkembangan nilai ekspor udang Indonesia sama halnya seperti perkembangan volumenya yang berfluktuatif, namun nilai ekspor komoditas ini tidak selalu sejalan dengan perkembangan volumenya. Volume udang seperti yang disebutkan sebelumnya tertinggi pada tahun 2008, akan tetapi nilai ekspor tertingginya justru terjadi pada tahun 2011 yaitu senilai US$ 1,3 miliar, sedangkan pada tahun 2008 hanya US$ 1,1 miliar. Sementara itu, nilai ekspor terendah terjadi pada tahun 2005, yaitu sebesar US$ 948,1 juta. Fenomena ini menunjukkan bahwa nilai ekspor udang Indonesia secara implisit lebih respon terhadap perubahan harga udang dunia (Aisya, et al. 2006). 5.3.2. Perkembangan Ekspor Udang Indonesia ke Uni Eropa Uni Eropa (UE) dengan 27 negara anggota saat ini menjadi pasar terbesar di dunia untuk komoditas perikanan. Penduduk yang diperkirakan mencapai hampir setengah miliar akan membutuhkan pasokan bahan pangan yang luar biasa. Diperkirakan konsumsi komoditas perikanan selama enam tahun terakhir mengalami pertumbuhan sebesar 18 persen (Purnomo, 2007a). Salah satu komoditas perikanan Indonesia yang banyak masuk ke Uni Eropa adalah udang. Perkembangan volume ekspor udang selama 12 tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 5. 35,000 30,000 Volume (Ton) 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 0 17,734 20,056 16,140 31,016 26,317 27,775 28,845 27,834 23,689 23,689 16,659 13,383 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Tahun Gambar 5. Perkembangan Ekspor Udang Indonesia ke Uni Eropa Tahun 2000-2011. Sumber: KKP (2012), (diolah) 36

Produk udang yang diekspor ke Uni Eropa terdiri dari bentuk segar (fresh atau chilled), bentuk beku (frozen), dan bentuk olahan (preserved) baik dalam kemasan kedap udara (in airtight containers) maupun kemasan tidak kedap udara (in not airtight containers). Volume ekspor udang Indonesia ke Uni Eropa didominasi oleh udang beku dan segar. Uni Eropa setiap tahunnya mengimpor udang tidak kurang dari 300 ribu ton dan merupakan pasar udang terbesar bersama Jepang dan Amerika Serikat, namun selama periode tahun 2000-2011 (Gambar 5), ekspor udang Indonesia ke Uni Eropa tidak pernah berkontribusi lebih dari 10 persen kebutuhan impor udang Uni Eropa. Meskipun demikian, jika dilihat perkembangan pada periode 1974-1999, volume ekspor udang Indonesia ke Uni Eropa telah menunjukkan peningkatan yang sangat baik, dimana pada periode tersebut meningkat sebesar 2.545,46 persen yaitu dari 0,55 ribu ton menjadi 14,55 ribu ton (DKP 2009). Hingga periode 2011 ini, volume ekspor udang Indonesia ke Uni Eropa tertinggi berada pada tahun 2006 yaitu sebesar 31 ribu ton. Importir udang terbesar di pasar Uni Eropa ini adalah Spanyol, Inggris, dan Perancis. Penurunan volume ekspor udang Indonesia ke Uni Eropa dalam lima tahun terakhir ini, menurut Yusuf dan Tajerin (2007) disebabkan oleh melemahnya harga rata-rata udang di pasar internasional sebagai akibat dari lonjakan produksi, terutama udang vannamae. Disamping itu, banyak muncul berbagai hambatan perdagangan perdagangan yang bernuansa tarif seperti isu dumping dan hambatan-hambatan nontarif seperti bioterrorism act, traceability, zero tolerance terhadap residu antibiotik, isu lingkungan, dan sebagainya. 37