PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2014 telah mencapai 12,692,213 ekor atau meningkat. sebesar 1,11 persen dibandingkan dengan tahun 2012.

dokumen-dokumen yang mirip
I PENDAHULUAN. tidak dapat terbang tinggi, ukuran relatif kecil berkaki pendek.

PENDAHULUAN. terutama telurnya. Telur puyuh sangat disukai karena selain bentuknya yang

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di Pusat Pembibitan Puyuh Fakultas Peternakan

PENDAHULUAN. komoditas utamanya adalah telur. Jenis puyuh peteur ini mayoritas diternakan di

I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber protein hewanidi masyarakat baik sebagai penghasil telur

PENDAHULUAN. Puyuh petelur Jepang (Coturnix coturnix japonica) merupakan penyedia telur

PENDAHULUAN. mempunyai potensi yang cukup besar sebagai penghasil telur karena

I PENDAHULUAN. lokal adalah salah satu unggas air yang telah lama di domestikasi, dan

PENDAHULUAN. salah satunya pemenuhan gizi yang berasal dari protein hewani. Terlepas dari

PENDAHULUAN. terbang tinggi, ukuran relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar

KAJIAN KEPUSTAKAAN. japanese quail (Coturnix-coturnix Japonica) mulai masuk ke Amerika. Namun,

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh adalah spesies atau subspecies dari genus Coturnix yang tersebar di

HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam jangka waktu tertentu. Tingkat konsumsi pakan dipengaruhi oleh tingkat

HASIL DAN PEMBAHASAN. tetas dan ruang penyimpanan telur. Terdapat 4 buah mesin tetas konvensional dengan

Karakteristik Telur Tetas Puyuh Petelur Silangan... M Billi Sugiyanto.

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. berkembang hingga ke penjuru dunia, dikenal dengan nama Bob White Quail dan

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Kampung Teras Toyib Desa Kamaruton

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh pertama kali di domestikasi di Amerika Serikat pada tahun 1980 dan

I PENDAHULUAN. pengembangannya harus benar-benar diperhatikan dan ditingkatkan. Seiring

PENDAHULUAN. semakin pesat termasuk itik lokal. Perkembangan ini ditandai dengan

Performa Produksi Puyuh Petelur (Coturnix-coturnix Japonica) Hasil Persilangan..Wulan Azhar

PENDAHULUAN. dan dikenal sebagai ayam petarung. Ayam Bangkok mempunyai kelebihan pada

KAJIAN KEPUSTAKAAN. pertama kali diternakkan di Amerika Serikat pada tahun 1870.

TINJAUAN PUSTAKA. Burung puyuh dalam istilah asing disebut quail yang merupakan bangsa

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. puyuh turunan hasil persilangan warna bulu coklat dengan hitam. Jumlah telur

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Populasi burung puyuh Coturnix coturnix japonica atau Japanese quail di Indonesia terus mengalami peningkatan, pada

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Puyuh

HASIL DAN PEMBAHASAN. Total jumlah itik yang dipelihara secara minim air sebanyak 48 ekor

Performa Pertumbuhan Puyuh Petelur Betina Silangan... Henry Geofrin Lase

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi di negara berkembang dalam. meningkatkan kualitas sumber daya manusianya adalah pada pemenuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kedu merupakan salah satu ayam lokal langka Indonesia. Ayam. bandingkan dengan unggas lainnya (Suryani et al., 2012).

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

Peking. Gambar 6 Skema persilangan resiprokal itik alabio dengan itik peking untuk evaluasi pewarisan sifat rontok bulu terkait produksi telur.

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Puyuh

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Puyuh (Coturnix-coturnix japonica)

PERFORMANS DAN KARAKTERISTIK AYAM NUNUKAN

KAJIAN KEPUSTAKAAN. tubuhnya relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar yang

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Coturnix coturnix japonica yang mendapat perhatian dari para ahli. Menurut

Peningkatan jumlah penduduk diikuti dengan meningkatnya kebutuhan akan. bahan pangan yang tidak lepas dari konsumsi masyarakat sehari-hari.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Puyuh mengkonsumsi ransum guna memenuhi kebutuhan zat-zat untuk

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan peternakan dari tahun ke tahun semakin pesat dengan

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, permintaan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kualitas Eksterior Telur Puyuh TurunanHasil Persilangan... Ilsa Alawiyah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan sumber protein. Di Indonesia terdapat bermacam-macam

Hasil Tetas Puyuh Petelur Silangan Bulu Coklat dan Hitam...Sarah S.

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi ransum merupakan jumlah ransum yang dikonsumsi dalam

I PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya genetik asli Indonesia adalah domba Garut, domba

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

Tilatang Kamang Kabupaten Agam meliputi Nagari Koto Tangah sebanyak , Gadut dan Kapau dengan total keseluruhan sebanyak 36.

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 360/Kpts/PK.040/6/2015 TENTANG PELEPASAN GALUR ITIK ALABIMASTER-1 AGRINAK

PENDAHULUAN. Indonesia, ayam kampung sudah bukan hal asing. Istilah "Ayam kampung" semula

PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN AYAM LOKAL TAHUN 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. selain ayam adalah itik. Itik memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan,

TINJAUAN PUSTAKA. dari hasil domestikasi ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan

I. JUDUL Prospek Budidaya Burung Puyuh

PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun diperlihatkan dengan data Badan Pusat Statistik. menjadi ekor domba pada tahun 2010.

Daging itik lokal memiliki tekstur yang agak alot dan terutama bau amis (off-flavor) yang merupakan penyebab kurang disukai oleh konsumen, terutama

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Puyuh

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Burung puyuh yang dipelihara di Amerika disebut dengan Bob White Quail,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 9. Rataan Tebal Cangkang telur puyuh.

TINJAUAN PUSTAKA A. Puyuh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

I. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

POTENSI AYAM GALUR BARU KUB LITBANG PERTANIAN DALAM MENDUKUNG RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI JAMBI.

PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT SKRIPSI WIDYA PITA LOKA E

II. TINJAUAN PUSTAKA

LINGKUNGAN BISNIS USAHA TERNAK ITIK. : Wahid Muhammad N. Nim : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Gambar 1. Itik Alabio

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck) ada juga yang menyebut siput

TINJAUAN PUSTAKA. (Gallus gallus gallus) dan Ayam Hutan Merah Jawa ( Gallus gallus javanicus).

PENDAHULUAN. lebih murah dibandingkan dengan daging ternak lain seperti sapi dan domba.

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan telur yang tidak mengenal musim, keunggulan gizi dari telur dan

[Evaluasi Hasil Produksi Ternak Unggas]

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor jantan dan 10 ekor betina Itik

PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya genetik

Pengukuran Sifat Kuantitatif...Fachri Bachrul Ichsan.

Karakteristik Eksterior Telur Tetas Itik... Sajidan Abdur R

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik merupakan ternak jenis unggas air yang termasuk dalam kelas Aves, ordo

PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat pesat, Populasi ayam lokal pada tahun 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. species dari Anas plitirinchos yang telah mengalami penjinakan atau domestikasi

PENGANTAR. Latar Belakang. Itik lokal di Indonesia merupakan plasma nutfah yang perlu dilestarikan dan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sudah melekat dengan masyarakat, ayam kampung juga dikenal dengan sebutan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Burung Puyuh Jepang (Coturnix coturnix japonica)

Gambar 3. Kondisi Kandang yang Digunakan pada Pemeliharaan Puyuh

1. PENDAHULUAN. Salah satu produk peternakan yang memberikan sumbangan besar bagi. menghasilkan telur sepanjang tahun yaitu ayam arab.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telurnya. Jenis puyuh yang biasa diternakkan di Indonesia yaitu jenis Coturnix

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Beberapa ratus tahun yang lalu di Jepang telah diadakan penjinakan

A. Kesesuaian inovasi/karakteristik lokasi

PENANGKARAN DAN PERBIBITAN AYAM MERAWANG DI BANGKA BELITUNG

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk,

BAB III METODE PENELITIAN

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGUATAN PEMBIBITAN UNGGAS DI KABUPATEN/KOTA TERPILIH TAHUN 2016

Performan Puyuh Local Asal Payakumbuh, Bengkulu dan Hasil Persilangannya

Transkripsi:

I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Peternakan puyuh di Indonesia saat ini cukup berkembang, hal ini karena semakin banyaknya usaha peternakan puyuh baik sebagai usaha sampingan maupun usaha utama untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Populasi puyuh di Indonesia pada tahun 2014 telah mencapai 12,692,213 ekor atau meningkat sebesar 1,11 persen dibandingkan dengan tahun 2012. Berdasarkan jumlah tersebut komoditas puyuh mampu memberikan kontribusi terhadap produksi daging nasional sebanyak 968 ton dan telur sebanyak 20,709 ton (Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2015). Pemeliharaan puyuh biasa dilakukan secara intensif karena memelihara puyuh tidak membutuhkan lahan yang luas. Sistem pemeliharaan ini sudah memperhatikan sistem perkandangan, pemberian pakan yang sesuai kebutuhan, sistem reproduksi dan penanganan penyakit sehingga produksinya semakin lama semakin meningkat. Rendahnya sistem recording untuk program pemuliaan yang baik, akan berdampak negatif dalam meningkatkan kualitas puyuh itu sendiri dan terjadinya perkawinan sekerabat. Dengan demikian dilakukan cara lain dalam meningkatkan mutu genetik puyuh yaitu dengan cara perkawinan silang. Perkawinan silang, selain mencegah turunnya sifat-sifat negatif dari induk karena banyaknya perkawinan sekerabat, persilangan juga merupakan salah satu cara untuk menurunkan sifat-sifat yang baik dari tetuanya untuk keturunannya, sehingga tujuan produksi yang akan dicapai dapat optimal. Di Indonesia puyuh yang banyak dipelihara peternak adalah puyuh Coturnix-coturnix japonica. Puyuh ini terdapat berbagai jenis galur diantaranya

2 puyuh galur warna hitam dengan galur puyuh warna coklat. Sebenarnya puyuhpuyuh tersebut tidak berbeda jauh dalam besar badan dan produksinya, tetapi perbedaan warna bulu sangat ketara karena mudah dibedakan, sehingga perkawinan silang bisa dilakukan. Persilangan puyuh warna coklat dan hitam ini bertujuan selain untuk menghindari inbreeding agar performanya terjaga, juga untuk mempermudah melakukan sexing sedini mungkin, karena dengan persilangan ini akan memberikan efek adanya perubahan warna bulu jantan menjadi hitamdan betina menjadi berwarna coklat sehingga sexing dapat dilakukan pada hari pertama telur menetas. Pada umumnya sexing pada puyuh ini dilakukan pada saat puyuh berumur 3 minggu.hal lainnya keuntungan dari persilangan ini adalah harapan terbentuknya individu baru atau menghasilkan individu dengan potensi kualitasyang lebih baik dari rata-rata tetuanya. Kualitas telur dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu kualitas telur eksterior dan interior. Pengukuran kualitas telur secara eksterior merupakan salah satu parameter yang dapat dilakukan untuk mengetahui karakteristik telur hasil persilangan. Karakteristik eksterior telur ini meliputi berat telur, shape index, dan specific grafity. Pengukuran kualitas telur eksterior ini penting dilakukan untuk mengetahui kualitas telur yang baik untuk ditetaskan maupun untuk dikonsumsi. Kualitas eksterior telur dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti genetik, pakan dan manajemen pemeliharaan. Faktor genetik ini dapat mempengaruhi produktifitas telur oleh sebab itu dilakukan persilangan untuk memperbaiki mutu genetik dan harus didukung oleh nutrisi yang diberikan melalui pakan dan air minum. Setelah faktor genetik dan pakan terpenuhi selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah manajemen pemeliharaan, yang harus diperhatikan dari mulai

3 seleksi telur tetas, penetasan, fase pertumbuhan, fase bertelur sampai puyuh diafkir. Berdasarkan latar belakangtersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kualitas eksterior telur puyuh turunan hasil persilangan (Coturnix-coturnix japonica) warna bulu coklat dan hitamyang dimulai sejak pertama kali puyuh bertelur yaitu usia 42 hari atau 6 minggu. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, maka masalah yang dapat diidentifikasi adalah seperti apa kualitas eksterior telur yang dihasilkan puyuh turunan hasil persilangan antara puyuh galur bulu coklat dan hitam. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kualitas eksterior telur yang dihasilkan puyuh turunan hasil persilangan antara puyuh galur bulu coklat dan hitam. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan mengenai perunggasan, khususnya mengetahui kualitas eksterior telur yang dihasilkan puyuh turunan hasil persilangan antara puyuh galur warna bulu coklat dan hitam.selain itu diharapkan menjadi bahan informasi bagi peternak puyuh tentang kualitas eksterior telur pada puyuh turunan hasil persilangan.

4 1.5 Kerangka Pemikiran Puyuh merupakan salah satu ternak yang cukup dikenal oleh masyarakat, terutama produksi telurnya.selain produksi telur, dagingnya juga mudah diperoleh dengan harga yang terjangkau menurut ukuran pendapatan masyarakat pedesaan. Ternak puyuh sangat potensial untuk memproduksi telur sehingga populasinya tersebar hampir merata di seluruh wilayah tanah air. Puyuh warna bulu coklat dan hitam merupakan dua diantara beberapa jenis puyuh coturnix-coturnix japonica yang dikembangkan di Indonesia dan sangat potensial untuk dibudidayakan (Hartono, 2004). Puyuh jepang (Coturnix-coturnix japonica)merupakan unggas penghasil telur terbesar kedua setelah ayam ras petelur, yang mampu memproduksi telur sebanyak 250-300 butir per tahun dengan bobot telur rata-rata 10 gram per butir. Puyuh sudah mulai bertelur pada usia 42 hari dan akan terus bertelur dan mencapai puncak produksi terjadi pada umur 5-6 bulan tergantung kualitas bibit dan pakan yang diberikan, dan produksi mulai menurun seiring dengan bertambahnya usia yaitu pada umur 14 bulan sampai usia 18 bulan kemudian berhenti bertelur pada usia 30 bulan(wuryadi, 2013). Penurunan produksi diduga karena menurunnya produksi luteinizing hormone (LH) yang berfungsi untuk merangsang terjadinya ovulasi (Anggorodi, 1995). Puyuh jantan berwarna coklat memiliki bobot badan 117 gram, sedangkan puyuh betina berwarna hitam lebih besar dari puyuh jantan yaitu 143 gram (Wuryadi, 2013). Persilangan antara puyuh jantan warna bulu coklat dengan puyuh betina warna hitam diharapkan dapat menghasilkan bobot badan puyuh yang performanya tidak jauh berbeda atau bahkan jauh lebih baik dari rata-rata tetuanya.

5 Persilangan pada unggas diarahkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, apakah untuk peningkatan produksi daging atau produksi telur (Purwanti dkk, 2009). Persilangan dapat meningkatkan proporsi gen-gen heterozigot, akibatnya penampilan keturunannya menjadi lebih baik daripada rataan penampilan tetuanya untuk sifat-sifat tertentu. Ternak yang tidak memiliki hubungan keluarga apabila disilangkan, maka keturunannya cenderung menampilkan performa yang lebih baik dari rata-rata performa tetuanya, fenomena ini disebut hybrid vigour atau heterosis efek (Noor, 2004). Peternak di Indonesia lebih banyak memfokuskan puyuh sebagai penghasil telur, baik sebagai penghasil telur konsumsi ataupun telur tetas. Oleh sebab itu peternak akan lebih banyak memelihara puyuh betina dibanding puyuh jantan. Puyuh jantan akan diperlukan pada saat pembibitan dan dapat dijadikan sebagai puyuh pedaging, tetapi konsumsi ransum puyuh jantan relatif lebih banyak sehingga kurang efektif apabila dipelihara terlalu lama, karena akan membutuhkan biaya yang tinggi. Selain itu puyuh betina pada umumnya akan memproduksi telur walaupun tanpa adanya pejantan. Salah satu keuntungan dari persilangan puyuh dengan warna bulu yang berbeda ini adalah untuk mempercepat proses sexing. Sexing pada puyuh biasanya dilakukan pada umur 3 minggu dengan cara melihat perbedaan berdasarkan morfologi diantaranya dari warna bulu, paruh, kaki (shank), sayap, dan dapat dibedakan dari ukuran tubuh, dimana puyuh betina ukurannya relatif lebih besar dibanding puyuh jantan (Vali dan Doosti, 2011 dalam Winda, dkk 2014). Telur merupakan salah satu produk unggas yang mempunyai nilai gizi tinggi dan lengkap seperti protein, karbohidrat, lemak, air, dan vitamin (Yuwanta,

6 2010).Beberapa pengukuran yang penting untuk mengetahui kualitas eksterior telur puyuh dapat diteliti dengan mengukur bobot telur, Shape index (bentuk telur), dan specific gravity.bobot telur diperoleh dari penimbangan telur (gram). Bobot telur akan meningkat sesuai dengan umur unggas dan jenis unggas serta konsumsi pakan (Yuwanta, 2010). Berdasarkan penelitian sebelumnya bahwa bobot telur puyuh warna bulu hitam memiliki rataan bobot telur 10,738 ±1,06 gram, sedangkan puyuh warna bulu coklat memiliki rataan bobot 10,884 ±1,21 gram (Sujana, 2014). Shape index diperoleh dari pembagian antara lebar dengan panjang telur dan dikalikan dengan 100. Bentuk telur dipengaruhi oleh saat unggas itu bertelur, telur yang dihasilkan pertama kali dari suatu siklus bertelur mempunyai bentuk lebih panjang atau sempit daripada telur berikutnya pada siklus yang sama.selain itu, bentuk telur dipengaruhi oleh jumlah albumen (putih telur) yang disekresikan dalam oviduct, ukuran lumen dari isthmus, aktivitas serta kekuatan dari dinding isthmus dan bagian-bagian lain yang dilaluinya, dan kemungkinan terjadinya beberapa perubahan dalam uterus (Listiyowati dan Roospitasari, 2001). Hasil penelitian sebelumnya telur puyuh warna bulu hitam memiliki rataan Shape index sebesar 82,378 ±3,14, sedangkan telur puyuh warna bulu coklat memiliki rataan Shape index sebesar 81,933 ±3,16 (Sujana, 2014). Specific gravity adalah pengukuran massa dari kerabang telur untuk menentukan kualitas kerabang, Specific gravity bervariasi antara 1,040 1,090. Ada hubungan yang erat antara nilai Specific gravity dengan daya tetas dari telur (Yuwanta, 2010).Specific gravity dan ketebalan kerabang sangat berkorelasi positif, jika angka specifc gravity menurun, maka jumlah retak pada kerabang umumnya meningkat.specific gravity juga memberikan gambaran tentang

7 kemungkinan telur yang retak selama penanganan (Butcher dan Miles, 2004). Hasil penelitian sebelumnya telur puyuh warna bulu coklat memiliki nilai specific gravity sebesar 1,0586, sedangkan puyuh warna hitam adalah 1,0567 (Sujana, 2014) Karakteristik kualitas eksterior telur puyuh (coturnix-coturnix japonica) warna bulu hitam dan coklat memiliki kualitas yang baik. Diharapkan telur puyuh (coturnix-coturnix japonica) turunan hasil persilangan warna bulu coklat dan hitam dapat menghasilkan bobot telur, shape index, dan specific gravity yang lebih baik dari tetuanya dan dapat meningkatkan kualias eksterior telur. 1.6 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2016. Tempat penelitian pemeliharaan dan pengambilan telur dilakukan di Pusat Pembibitan Puyuh Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.Pengambilan data mengenai bobot telur, shape index, dan specific grafity dilaksanakan di Laboratorium Produksi Ternak Unggas Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.