*Romanus **La Tarifu ***Saidin

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat beberapa tempat lapangan Futsal. Sebagai sasaran penelitian ini lokasi

PENDAHULAN. Pembangunan dilaksanakan dengan tujuan untuk mengadakan perubahan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kewilayahan dalam penelitian ini merujuk desain penelitian deskriptifkualitatif,

BAB III METODE PENELITIAN. yang diteliti yang rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistic dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Zuriah (2006:47) penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 48 penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena

III. METODE PENELITIAN. akhlakul karimah peserta didik di SMP IT Ar Raihan. Untuk mencapai tujuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya penyelenggaraan pendidikan formal yang berkualitas sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini merupakan kunci bagi pelaksanaan penelitian yang penulis

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian, Sifat Penelitian, Lokasi dan Waktu penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna. 1. Ekonomi Santri melalui Kepemimpinan Transformasional Kiai, maka

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PELAKSANAAN FUNGSI KOORDINASI DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA KENDARI KASMIL

BAB I PENDAHULUAN. Sudah jadi kodrat alam bahwa manusia sejak dilahirkan ke dunia selalu

BAB III METODE PENELITIAN

PERAN KEPALA DESA SEBAGAI ADMINISTRATOR PEMBANGUNAN DI DESA MONCONGLOE KECAMATAN MONCONGLOE KABUPATEN MAROS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia memegang peranan penting dalam melakukan aktivitas untuk

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memecahkan suatu masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejak disahkannya Rancangan Undang-Undang Desa menjadi Undang-

setelah tax reform, Pemerintah menjadikan sektor pajak sebagai sumber utama dalam

BAB III METODE PENELITITAN. Desain atau metode penelitian dalam suatu penelitian sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dinyatakan bahwa tujuan

Moleong (2012: 6) mengemukakan pengertian metode penelitian kualitatif sebagai berikut:

BAB II METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh desa dan adat istiadat desa tersebut. Dilihat dari asal katanya, desa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam berbagai disiplin ilmu serta memajukan daya pikir manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Alasan utama mengapa perlu memahami komunikasi didalam sebuah

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini masalah yang sedang diteliti yaitu mengenai peran tutor paud dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode case study.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempelajari fakta dan informasi saja, namun juga harus mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN

Konsep-konsep Dasar Ilmu Sosial

Membangun Insan dan Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan yang Berkarakter dan Dilandasi Semangat Gotong Royong

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian kualitatif adalah obyek yang alamiah atau natural setting.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan atau memvaliditasi produk-produk yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembagian daerah di Indonesia pada dasarnya diatur dalam undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Pemekaran ditingkat provinsi, kabupaten dan kota di Maluku utara tak

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS PENSIUN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. prosedur analisis data dan metode verifikasi data.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. peristiwa, bagaimana manusia meletakkan makna pada peristiwa yang terjadi.

Perilaku Kepemimpinan Transpormasional Kepala SMA di Kabupaten Karawang

Sumber : (Griffin, 1997: 195) Secara keseluruhan temuan Petty dan Cacioppo mendukung lima. kesimpulan mengenai kemungkinan dimana seseorang akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepala desa merupakan pimpinan penyelenggara desa berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam semua bidang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Negara yang menganut paham demokrasi, pemikiran yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperlukan adanya pembinaan dan bimbingan yang dapat dilaksanakan oleh

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. hukum tentang tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

commit to user BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. realitas subyektif yang dianut oleh objek penelitian, dalam hal ini adalah Jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan esensi dari sebuah pendidikan. Pendidikan

KETERBUKAAN KOMUNIKASI PIMPINAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN PADA BRI CABANG KENDARI. *Annisa Agustina ** Sitti Harmin *** Saidin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu dibutuhkan suatu keadaaan yang menyenangkan demi

METODE PENELITIAN. memusatkan perhatiannya pada prinsip-prinsip umum yang mendasar perwujudan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan ( fieldresearch),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak berlakunya UU No. 32 Tahun 2004 dan UU No. 33 Tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penulis

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan

PETA/MATRIKS NILAI BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA (ANALISIS SKL, SK, DAN KD)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terlalu sulit untuk dipecahkan. Menurut Joko Subagyo :

Transkripsi:

PERAN KOMUNIKASI PEMERINTAH DESA GUNA MENINGKKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN ( Studi Kasus Desa Kalo-kalo Kecamatan Lainea Kabupaten Konawe Selatan) *Romanus **La Tarifu ***Saidin Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Halu Oleo,082266254510 Romanus.Frans@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis peran komunikasi Pemerintah Desa Guina Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Informan penelitian adalah 5 orang yang ditetapkan secara purposive sampling (secara sengaja). Hasil penelitian, pemimpin lokal dalam menjalankan peran kepemimpinannya terbagi atas 4 peran, yaitu peran sebagai memberikan informasi,melibatkan masyarakat dalam pembvangunan, memotifasi, mengarahkan. Pemerintah Desa selalu memberikan informasi yang berkesinambungan kepada masyarakat melalui kegiatan-kegiatan formal maupun nonformal yang diadakan di Desa Kalo-Kalo yang isinya terkait dengan kondisi dan perkembangan Pembangunan Desa Kalo-Kalo dari tahun ke tahun serta selalu memberikan anjuran agar selalu menjaga Ketertiban daerah Pembangunan karena dengan menjaga Infrastruktur Penmbangunan banyak manfaat yang nantinya akan didapatkan bagi Masyarakat di Desa Kalo-Kalo yang memanfaatkan Fasilitas yang telah di bangun. Pemerintah Desa mempunyai peran sabagai penentu kebijakan yang akan diambil Seperti Melibatkan masyarakat dalam kegiatan pembangunan, yaitu dengan cara mengajak serta masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses kegiatan pembangunan. Pemerintah Desa juga mampu memotifasi Masyarakat untuk senantiasa perduli terhadap kemajuan pembangunan dan selain sebagai motifator dalam pembangunan Pemerintah Desa juga berperan dalam mengarahkan Masyarakat yang ikut berpartisipasi agar kegiatan berjalan sesuai prosedur dan harapan. Kata Kunci: Komunikasi, Antarpribadi, Pemerintah Desa, Pembangunan, Kesejahteraan Masyarakat.

PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam pembangunan, partisipasi masyarakat merupakan salah satu elemen proses pembangunan desa, oleh karena itu partisipasi masyarakat dalam pembangunan perlu dibangkitkan terlebih dahulu oleh pihak lain seperti pemerintah desa, sehingga dengan adanya keterlibatan pemerintah desa besar kemungkinan masyarakat akan merasa diberi peluang atau kesempatan ikut serta dalam pembangunan, karena pada dasarnya menggerakan partisipasi masyarakat desa merupakan sasaran pembangunan desa itu sendiri. Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintah juga harus ada sebab masyarakat adalah pemilik kedaulatan, masyarakat adalah pembayar pajak dan masyarakat adalah subjek dalam pembangunan. Selain itu, program-program yang dirumuskan dan dilaksanakan secara partisipasi turut memberikan kesempatan secara langsung kepada masyarakat dalam perencanaan dan melaksanakan sendiri serta memetik hasil program yang dicapai. Masyarakat sebagai objek pembangunan berarti masyarakat terkena langsung atas kebijakan dan kegiatan pembangunan. Dalam hal ini masyarakat perlu ikut dilibatkan baik dari segi formulasi kebijakan maupun aplikasi kebijakan tersebut, sebab merekalah yang dianggap lebih tahu kondisi lingkungannya. Untuk itu peran serta langsung masyarakat sangat diperlukan dan terus diperkuat dan diperluas. Dengan demikian istilah partisipasi tidak sekedar menjadi retorika semata tetapi diaktualisasikan secara nyata dalam berbagai kegiatan dan pengambilan kebijakan pembangunan.

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan diperlukan, tanpa adanya partisipasi masyarakat pembangunan hanyalah menjadikan masyaraka sebagai objek semata. Salah satu kritik adalah masyarakat merasa tidak memiliki dan acuh tak acuh terhadap program pembangunan yang ada. Penempatan masyarakat sebagai objek pembangunan mutlak diperlukan sehingga masyarakat akan dapat berperan serta secara aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga monitoring dan evaluasi pembangunan, terlebih apabila kita akan melakukan pendekatan pembangunan dengan semangat kualitas. Masyarakat menjadi bagian yang paling memahami keadaan daerahnya tentu akan memberikan masukan yang sangat bermanfaat untuk pembangunan, Masyarakat dengan pengetahuan serta pengalamannya menjadi modal yang sangat besar untuk berpartisipasi dalam melaksanakan pembangunan. Masyarakat yang mengetahui apa permasalahan yang di hadapi juga potensi yang dimiliki oleh daerahnya. Partisipasi masyarakat memiliki banyak bentuk, mulai dari yang berupa keikutsertaan langsung masyarakat dalam program pembangunan maupun yang sifatnya tidak langsung, seperti berupa sumbangan dana, tenaga,pikiran, maupun pendapat dalam pembuatan kebijakan pemerintah Namun demikian ragam dan kadar partisipasi seringkali ditentukan secara massa yakni dari banyaknya individu yang dilibatkan. Padahal partisipasi masyarakat pada hakikatnya akan berkaitan dengan akses masyarakat untuk memperoleh informasi. Hingga saat ini partisipasi masyarakat masih belum menjadi kegiatan tetap dan terlembaga khsususnya dalam pembuatan keputusan. Sejauh ini, partisipasi masyarakat masih terbatas pada keikutsertaan dalam pelaksanaan program-program

atau kegiatan pemerintah, padahal partisipasi masyarakat tidak hanya diperlukan pada saat pelaksanaan tapi juga mulai tahapan perencanaan bahkan pengambilan keputusan. Keberhasilan penyelenggaraan otonomi masyarakat desa tidak terlepas dari partisipasi aktif anggota masyarakat. Pelayanan akan kebutuhan masyarakat dalam bidang pembangunan tidak terpusatkan kepada salah satu tempat strategis yang secara khusus sebagai tempat pelayanan. Salah satu contoh kasus yang terjadi di Desa Kalo-Kalo adalah adanya bantuan dari pemerintah berupa tujuh buah sumur galian yang di sebar di beberapa titik di Desa Kalo-Kalo Namun faktanya dari ke tujuh buah sumur hanya dua yang dapat di manfaatkan karena lima sumur lainnya kering, penyebabnya adalah titik galian sumur yang tidak tepat sehingga tidak di temukannya mata air, banyak keluhan dari masyarakat terkait sumur bantuan tersebut, yang lebih di sesalkan adalah tenaga pekerja yang di datangkan dari luar daerah dalam hal ini penggali sumur, padahal banyak masyarakat yang mampu menjadi tenaga kerja, selain mendapatkan bantuan air bersih melalui program sumur galian masyarakat juga mendapatkan lapangan pekerjaan baru dan penghasilan tambahan. Hal ini di sebabkan tidak adanya peran Komunikasi yang baik antara Pemerintah Dengan masyarakat lokal, padahal Masyarakat lokal menjadi bagian yang paling memahami keadaan daerahnya tentu akan memberikan masukan yang sangat berharga bagi program sumur galian tersebut, dalam keadaan seperti inilah partisipasi masyarakat sangat di butuhkan. Adanya peran komunikasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat dapat mewujudkan partisipasi masyarakat dalam program pembangunan. Hal ini yang mendorong penulis untuk mengkaji dan meneliti masalah Peran Pemerintah

Desa dalam masyarakat yang berkaitan dengan tujuan pembangunan yang melibatkan partisipasi masyarakat. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah yang di paparkan, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Peran Komunikasi Pemerintah Desa guna meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam pembangunan Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran Komunikasi Pemerintah desa guna meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Penelitian ini di harapkan dapat memberi sumbangan serta memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang kualitatif mengenai peran komunikasi pemerintah desa guna mningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. 2. Secara praktis, penelitian ini di harappkan dapat menjadi sumber pengetahuan bagi masyarakat Desa Kalo-Kalo Kecamatan Lainea Kabupaten Konawe Selatan tentang bagai mana peran komunikasi pemerintah desa, khususnya dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

3. Penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan acuan bagi penelitian selanjutnya, terutama mengenai peran komunikasi pemerintah desa, yang disusun berdasarkan dengan kaidah ilmiah sebagai latihan untuk menerapkan disiplin ilmu yang sudah dipelajari. TINJAUAN PUSTAKA Peran komunikasi Pemerintah Menurut Biddle dan Thomas, peran adalah serangkaian rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu. Sedangkan didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia peran ialah perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat (Wardani, 2015). Sedangkan makna peran yang dijelaskan dalam status, kedudukan dan peran dalam masyarakat, dapat dijelaskan melalui beberapa cara, yaitu pertama penjelasan historis. Menurut penjelasan historis, peran berarti karakter yang dibawakan oleh seorang aktor dalam sebuah penampilan dengan peran tertentu. Kedua, pengertian peran menurut ilmu sosial. Peran dalam ilmu sosial berarti suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki jabatan tertentu, seseorang dapat memainkan fungsinya karena posisi yang didudukinya tersebut. Mengenai peran ini, Horoepoetri, Arimbi dan Santosa (2003), mengemukakan beberapa dimensi peran, yakni sebagai berikut :

1. Peran sebagai suatu kebijakan. Penganut paham ini berpendapat bahwa peran merupakan suatu kebijaksanaan yang tepat dan baik dilaksanakan. 2. Peran sebagai strategi. Penganut paham ini mendalilkan bahwa peran merupakan strategi untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat. pendapat ini didasarkan pada suatu paham bahwa keputusan dan kepedulian masyarakat pada tiap tingkatan keputusan didokumentasikan dengan baik, maka keputusan tersebut memiliki kredibilitas. 3. Peran sebagai alat komunikasi. Peran didayagunakan sebagai instrument atau alat untuk mendapatkan masukan berupa informasi dalam proses pengambilan keputusan. Persepsi ini dilandaskan oleh suatu pemikiran bahwa pemerintah dirancang untuk melayani masyarakat, sehingga pandangan dan referensi dari masyarakat tersebut adalah masukan yang bernilai, guna mewujudkan keputusan yang responsif dan responsible 4. Peran sebagai alat penyelesaian sengketa. Peran didayagunakan sebagai suatu cara untuk mengurangi dan meredam konflik melalui usaha pencapaian konsesus dari pendapat yang ada. Asumsi yang melandasi persepsi ini adalah bertukar pikiran dan pandangan dapat meningkatkan pengertian dan toleransi serta mengurangi rasa ketidakpercayaan dan kerancuan. 5. Peran sebagai terapi. Menurut persepsi ini, peran dilakukan sebagai upaya mengobati masalah psikologis masyarakat seperti halnya perasaan

ketidakberdayaan, tidak percaya diri dan perasaan bahwa diri mereka bukan komponen penting dalam masyarakat METODE PENELITIAN Subjek Dan Informan Subjek penelitian ini adalah seluruh masyarakat desa Kalo-Kalo Kecamatan Lainea Kabupaten Konawe Selatan yang berjumlah 379 jiwa. Data tersebut di peroleh dari data kependudukan Desa kalo-kalo tahun 2016. Adapun Informan penelitian ini adalah sebanyak 6 orang, yaitu : Kepala Desa, kepala bidang pembangunan, ketua adat, dan masyarakat tiga orang, dengan pertimbangan bahwa informan tersebut merupakan hasil seleksi, dari jumlah keseluruhan sebanyak 379 Jiwa yang di mana informan tersebut mampu memberikan data yang akurat. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara (interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang di wawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman ( guide ). b. Observasi, metode ini menggunakan pengamatan atau penginderaan langsungterhadap suatu benda, kondisi, situasi, proses atau perilaku. Pengumpulan data dengan menggunakan alat indera dan diikuti dengan pencatatan secara sistematis terhadap gejala-gejala/fenomena yang di teliti. c. Studi pustaka yaitu dengan cara menelah berbagai literatur dan dokumen yang erat hubungannya dengan masalah penelitian.

Teknik Analisis Data Teknik analis data yang di gunakan adalah deskriptif kualitatif, di mana penulis mendeskripsikan hasil penelitian berdasarkan gambaran atau data yang di daptkan ketika penelitian HASIL DAN PPEMBAHASAN Peran Komunikasi Pemerintah Desa Guna Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembanguna Program pembanghunan di Desa merupakan langkah dalam mengupayakan kesejahteraan hidup masyarakat Melalui Program program yang terencana dan terealisasi dengan baik, Akan tetapi sangat di butuhkan kerja sama yang baik dari pihak Pemerintah dengan Masyarakat demi tercapainya Program Pembangunan Desa, Oleh karena itu sangat di butuhkan Peran dari Pemerintah serta Partisipasi Masyarakat. Untuk meningkatkan partisipasi Masayarakat Desa dalam Program Pembangunan di butuhkan Peran dari Pemerintah Desa Sebagai Pemberi Informasi, Mensosialisasikan Pembangunan, Memotifasi, Dan Mengarahkan Masyarakat. Pada tahun 2010 seiring dengan berubahnya Sistem Pemerintahan di Desa Kalo Kalo yang saat itu resmi berpisa dengan Desa Polewali dan membuat Administrasi Desa sendiri, Desa Kalo Kalo adalah Desa yang baru berdiri selama 6 Tahun, Sebagai Desa yang baru berdiri 6 tahun jika di bandingkan dengan Desa lain yang sudah lama berdiri tentu Aspek pembangunannya masih belum memadai, Sampai saat ini ada beberapa Program Pembangunan yang sudah terealisasi seperti Pengadaan Air bersih, Dermaga Pantai, Masjid, Balai Desa, dan Polindes. Akan

tetapi Pembangunan lain seperti Listrik, Jalan, Saluran irigasi dan atribut jalan masih belum ada. Dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan dan fasilitas pembangunan di butuhkan eksistensi dari pemerintah, Pemerintah harus faham dan menemukan masalah dan jalan keluar bagi masyarakat. Pembangunan yang tepat sasaran akan bermanfaat bagi masyarakat. Apabila Pemerintah Desa mampu melakukan komunikasi yang efektif hal itu akan mendorong terjadinya hubungan yang positif sehingga masyarakat memperoleh manfaat dan perlu untuk berpartisipasi dalam kegiatan program pembangunan. Peran Komunikasi pemerintah desa ini merupakan hal yang penting karena sering kali orang tidak menyadari pentingnya berkomunikasi antar manusia. Adanya peran Komunikasi Pemerintah Desa dalam hal ini yaitu sebagai Pemberi informasi, Memotifasi, dan Mengarahkan. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah yang di ambil, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa peran komunikasi pemerintah desa dapat dikatakan efektif tergantung dari proses komunikasi itu sendiri, Peran komunikasi pemerintah desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat di Desa Kalo-Kalo juga dapat dilihat dari 4 aspek yaitu : peran sebagai pemberi informasi, pemerintah desa mampu menggerakan inisiatif pribadi dalam diri masyarakat, dengan selalu memberikan informasi tentang pembangunan dan pentingnya sebuah pembangunan di desa serta partisipasi masyarakat sangat menentukan keberhasilan sebuah

pembangunan. Peran pemerintah desa dalam mengajak atau melibatkan masyarakat dalam kegiatan pembangunan, salah satu bentuk partisipasi adalah adanya keterlibatan langsung yang terjadi dalam suatu kegiatan, keterlibatan masyarakat dalam kegiatan pembangunan adalah bentuk dari berhasilnya pemerintah desa dalam memberikan informasi serta mensosialisasikan program pembangunan sehingga masyarakat merasa perlu untuk berpartisipasi dan terlibat langsung dalam sebuah kegiatan pembangunan di desa. Peran dalam memotifasi, dalam hal in pemerintah sebagai pemimpin mampu menggerakan inisiatif masyarakat, pemerintah menjadi motifator dalam pembangunan. Peran dalam mengarahkan, pemerintah mampu menjalankan program pembangunan dengan melibatkan masyarakat dalam suatu proses pembangunan, dengan adanya peran pemerintah sebuah proses pembangunan dapat terarah sesuai dengan tujuan yang di inginkan. Saran 1. Sebaiknya pemerintah desa (kepala desa) bersama perangkat desa dapat lebih aktif lagi dalam melakukan sosialisasi tentang hal-hal yang menyangkut pembangunan desa seperti kondisi, perkembangan, serta manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat setempat bila sistem pembangunan di desa berjalan dengan baik dan mengalami tingkat kemajuan dalam bidang pembangunan. 2. Bagi para masyarakat di Desa Kalo-Kalo yang memiliki cukup pengetahuan dalam bidang pembangunan sebaiknya lebih aktif dan berinisiatif dalam berpartisipasi sehingga dapat menjadi motifator bagi seluruh masyarakat di Desa Kalo-Kalo.

3. Bagi peneliti selanjutnya, di harapkan penelitian ini dapat memberikan konstribusi referensi yang berkaitan dengan peran-peran komunikasi pemerintah desa guna meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

DAFTAR PUSTAKA Biddle dan Thomas, 2015, teori peran ( Roley Theory ), Wardani, (2015), Bandung.Horoepoetri, Arimbi, Achmad Santoso, 2003, Peras Serta masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan, Jakarta: Walhi.