BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode penelitian ini muncul karena terjadi perubahan paradigma dalam memandang suatu realitas/fenomena/gelaja. Dalam paradigma ini realitas sosial dipandang sebagai suatu yang holistik/utuh, kompleks, dinamis, dan penuh makna. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk katakata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2007). Dengan maksud mengetahui sikap anak jalanan yang memiliki latar belakang menodong dan memakai obat-obatan terhadap resosialisasi dalam kondisi yang naturalistik, Maka metode kualitatif yang dipilih dalam penelitian ini adalah jenis fenomenologi. Menurut Moleong (1998), fenomenologi merupakan pemahaman arti sebuah peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang dalam situasi tertentu. B. PARTISIPAN PENELITIAN DAN TEKNIK PENENTUAN PARTISIPAN PENELITIAN 1. Karakteristik Partisipan Penelitian Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui sikap anak jalanan yang memiliki latar belakang 49

2 50 menodong dan memakai obat-obatan terhadap program resosialisasi yang diterapkan pada Yayasan Emas Indonesia, maka karakteristik subjek penelitian dibatasi pada anak jalanan yang memiliki latar belakang menodong dan memakai obatobatan serta berusia remaja. Adanya pembatasan ini karena kehidupan anak jalanan yang memiliki latar belakang menodong dan memakai obat-obatan sangat bermasalah dibandingkan dengan anak-anak jalanan lainnya. Kemudian peneliti mengambil subjek yang berusia remaja karena biasanya masa remaja adalah masa pergolakan yang penuh dengan konflik seperti timbulnya perilaku delinkuensi. Selanjutnya saat peneliti melakukan observasi terdapat kedua subjek berusia 15 dan 16 tahun berjenis kelamin laki-laki yang sangat memenuhi syarat penelitian. Karakteristik lainnya adalah anak jalanan yang tinggal di Yayasan Emas Indonesia. Adanya pembatasan ini karena pelaksanaan program resosialisasi merupakan tahapan penanganan anak jalanan yang juga diterapkan di Yayasan Emas Indonesia. 2. Teknik Penentuan Partisipan Penelitian Partisipan penelitian ini ditentukan dengan teknik purposive sampling atau teknik sampel bertujuan. Menurut Sugiyono (2006) yang menjelaskan bahwa purposive sampling atau teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini apabila subjek dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan

3 51 sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial yang diteliti. C. LOKASI PENELITIAN Yayasan Emas Indonesia, Semarang. D. FOKUS PENELITIAN Fokus dalam penelitian ini adalah sikap anak jalanan yang memiliki latar belakang menodong dan memakai obat-obatan terhadap program resosialisasi di Yayasan Emas Indonesia. Sikap diartikan sebagai kecenderungan individu untuk bertindak sesuai dunia sosial dimana individu mengarah dan menentukan suatu respons terhadap objek yang merupakan hasil interaksi komponen kognitif, afektif dan konatif. Sikap memiliki tiga komponen (Sears, Freedman & Peplau, 1999), yakni : a. Komponen afektif. Komponen afektif terdiri dari emosi dan perasaan seseorang terhadap stimulus, khusunya evaluasi positif atau negatif. b. Komponen behavioral Komponen behavioral adalah cara seseorang bertindak dalam merespons stimulus. c. Komponen kognitif Komponen kognitif terdiri dari pemikiran seseorang tentang objek tertentu, seperti fakta, pengetahuan dan keyakinan.

4 52 E. TEKNIK PENGAMBILAN DATA Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi/ pengamatan dan dokumentasi. Diawali dengan wawancara anak jalanan untuk memperoleh gambaran mengenai kehidupannya. Adapun yang menjadi definisi Menurut moleong (2007) wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban. Nazir (1988) menjelaskan bahwa wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (paduan wawancara). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara semi terstruktur. Pada wawancara semi terstruktur, peneliti merancang serangkaian pertanyaan yang disusun dalam suatu daftar wawancara, akan tetapi daftar tersebut digunakan untuk menuntun dan bukan untuk mendikte wawancara tersebut. Dengan demikian ada upaya untuk membangun hubungan dengan partisipan dan pewawancara lebih bebas untuk meneliti wilayah-wilayah menarik yang muncul. Selain teknik wawancara peneliti juga menggunakan teknik observasi. Menurut Moleong (2010) alasan metodologis bagi penggunaan pengamatan ialah pengamatan mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku yang tidak sadar, kebiasaan. Pengamatan memungkinkan

5 53 pengamat untuk melihat dunia sebagaimana dilihat oleh subjek penelitian serta menangkap arti fenomena dari segi pengertian subjek, menangkap kehidupan budaya dari segi pandangan dan anutan para subjek pada waktu itu. F. ANALISIS DATA Menurut Miles & Huberman (dalam Sugiyono, 2006) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Aktivitas dalam analisis data yaitu reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan/ verifikasi. Moleong (1998) menjelaskan proses analisisi data dimulai dengan menelah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, observasi yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen resmi dan dokumentasi. Data tersebut dipelajari dan langkah berikutnya ialah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataanpernyataan. Kemudian langkah selanjutnya adalah menyusun dalam satuan-satuan. Satuan-satuan ini kemudian dikategorikan sambil membuat koding. Tahap akhir dari analisis data ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. G. UJI KEABSAHAN DATA Moleong (2006) mengatakan bahwa keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas) menurut versi

6 54 positivisme dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria dan paradigmanya sendiri. Dalam penelitian ini guna menguji keabsahan data, maka peneliti menggunakan teknik triangulasi dan member check. Menurut Moloeng (2010), triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lain. Wiersman (dalam Sugiyono, 2010) mengartikan triangulasi sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat beberapa triangulasi yaitu: a. Triangulasi sumber. Triangulasi sumber untuk menguji kreabilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. b. Triangulasi teknik. Triangulasi teknik untuk menguji kreabilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. c. Triangulasi waktu. Waktu juga sering mempengaruhi kreadibilitas data. Dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain. Uji Keabsahan data dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber. Adapun yang menjadi sumber data dari penelitian ini adalah orang-orang terdekat subjek seperti para pembina Yayasan Emas Indonesia. Selanjutnya setelah data diperoleh di lapangan

7 55 melalui wawancara, observasi, maupun dokumentasi maka partisipan penelitian diberi kesempatan untuk mengecek data atau yang disebut juga membercheck. Menurut Sugiyono (2006) membercheck adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.