HALASAN B SIRAIT, PARAPAT GULTOM, ESTHER S NABABAN

dokumen-dokumen yang mirip
Anri Aruan, Rosman Siregar, Henry Rani Sitepu

PENGGUNAAN METODE EOQ DAN EPQ DALAM MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN MINYAK SAWIT MENTAH (CPO) (Studi Kasus : PT. XYZ)

PENERAPAN METODE GOAL PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI TEH (Studi Kasus: PT Perkebunan Nusantara IV Pabrik Teh Bah Butong)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISA PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MIDSOLE PADA INDUSTRI SEPATU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS PADA PT.

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

ANALISIS PERBANDINGAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN PENDEKATAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APLIKASI PROGRAM DINAMIK UNTUK MENGOPTIMALKAN BIAYA TOTAL PADA PENGENDALIAN PRODUKSI MINYAK SAWIT DAN INTI SAWIT

Upaya Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pasir Silika Menggunakan Metode Economic Order Quantity Pada Industri Papan Kalsium Silikat

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. CV. JOGI CITRA MANDIRI adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN KEMEJA POLOSHIRT MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DI PT BINA BUSANA INTERNUSA

Manajemen Operasional. Metode EOQ

I. PENDAHULUAN. perusahaan jasa boga dan perusahaan pertanian maupun peternakan.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. gelondongan kemudian dipotong menjadi papan papan kayu. Perusahaan yang

PENGENDALIAN PERSEDIAAN PRODUKSI CRUDE PALM OIL (CPO) MENGGUNAKAN MODEL ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY (EPQ) PADA PKS. PT. ABC

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini pokok bahasan yang diteliti adalah persediaan bahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

Syukriah, Putri Narisa Lia. Jurusan Teknik Industri, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang

Analisis Persediaan Bahan Baku PT. BS dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN

ORDER QUAANTITY (EOQ).

PENGENDALIAN PERSEDIAAN MINYAK SAWIT DAN INTI SAWIT PADA PT PQR DENGAN MODEL ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY (EPQ)

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU SAYUR OLAHAN PADA PT. AAA

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENENTUAN PEMESANAN BAHAN BAKU JAMU ANGKUR PUTIH MENGGUNAKAN METODE SILVER MEAL. (Studi Kasus Di PT. Putro Kinasih, Sukoharjo)

I. PENDAHULUAN. dengan efektif dan efisien, maka harus memperhatikan penerapan sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tauco di Perusahaan Kecap Manalagi Kota Denpasar Provinsi Bali

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN ASAM SEMUT DI PT INDUSTRI KARET. (Analysis Of Inter-Avoid Supply Control In PT Industry Rubber) ABSTRACT

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Permintaan Konsumen

BAB 2 LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL SKRIPSI... HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... iii

ARTIKEL ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY EOQ PADA PERUSAHAAN KECAP MURNI JAYA

PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUKSI CHEMICAL WATER TREATMENT BOILER DI PT. XYZ

ANALISIS PENENTUAN STOK SUKU CADANG PADA PT. KARS INTI AMANAH (KALLA KIA) CABANG MAKASSAR

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan

BAB IV PEMBAHASAN. beralamat di Jalan Pandega Marta, Ring Road utara, Kentungan, Sleman, Kafe Zarazara didirikan pada tanggal 7 Juni tahun 2014, oleh

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Akuntansi Biaya. Materials : Controlling, Costing, and Planning. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1

BAB 4 DATA. Primatama Konstruksi departemen PPIC (production planning and inventory

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh

BAB III METODE PENELITIAN. Factory : Jalan Raya Serang Km 18.8 Desa Sukanegara Tangerang Banten.

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk bisa mempertanggungjawabkan kebenaran dari suatu penelitian,

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

PENGOPTIMALAN PERSEDIAAN DENGAN METODE SIMPLEKS PADA PT. XYZ

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien

OPTIMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. BROMINDO MEKAR MITRA

PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BLUE DYES GRADE 1XX DENGAN METODE SILVER MEAL PADA PT INDAH KIAT PULP AND PAPER TANGERANG

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

III. METODE PENELITIAN A.

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAYU MIRANTI DENGAN METODE EOQ PADA UD. MAJU JAYA. : Siti Fariza Gita :

USULAN PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN VAKSIN MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW (S,S) UNTUK MENGURANGI OVERSTOCK DI DINAS KESEHATAN KOTA XYZ

BAB I PENDAHULUAN. produksi dan penjualan, maka persediaan harus dikelola secara tepat. Dalam hal

MANAJEMEN PERSEDIAAN. a. Pengertian Persediaan. 2) Persediaan Barang Dalam Proses. 2) Persediaan Barang Jadi

menghitung EOQ Menghitung EOQ

BAB I PENDAHULUAN. beragama islam. Semakin pesatnya perkembangan fashion membuat trend busana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)

BIAYA BAHAN. Endang Sri Utami, SE., M.Si., Ak, CA

BAB 2 LANDASAN TEORI

USULAN PENENTUAN TEKNIK LOT SIZING TERBAIK DENGAN MINIMASI BIAYA DALAM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN KEBUTUHAN CANVAS EP 200 CONVEYOR BELT DI PT.

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TORTILA RUMPUT LAUT DI INDUSTRI RISQA MULIA DI DESA OLAYA KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

VII PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA

ANALISIS PENGENDALIAAN PERSEDIAAN KERTAS ART PAPER MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY UNTUK MENDAPATKAN EFISIENSI BIAYA DI UD DALLAS KEDIRI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: Vol.4, No.5, Desember 2015

Transkripsi:

Saintia Matematika Vol. 1, No. 5 (2013), pp. 469 482. PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY (Studi Kasus: PT. XYZ) HALASAN B SIRAIT, PARAPAT GULTOM, ESTHER S NABABAN Abstrak. Model Economic Order Quantity adalah salah satu model pengendalian persediaan yang digunakan untuk menentukan jumlah pemesanan ekonomis suatu barang atau bahan. Aplikasi model Economic Order Quantity dalam perencanaan pengendalian persediaan dapat meningkatkan efisiensi biaya persediaan sehingga perencanaan produksi berjalan lebih efektif. Tulisan ini menunjukkan perencanaan pengendalian persediaan bahan baku untuk mendapatkan jumlah pemesanan bahan baku yang optimal pada PT. XYZ untuk tahun 2013 dengan menggunakan model Economic Order Quantity (EOQ) dengan terlebih dahulu meramalkan jumlah permintaan produk pada tahun 2013. Terdapat perbedaan jumlah persediaan bahan baku antara hasil perhitungan sebelum menggunakan model EOQ dan dengan perhitungan setelah menggunakan model EOQ, dengan selisih antara biaya total persediaan sebelum dan sesudah menggunakan model EOQ mencapai Rp 73.125.711,45. Received 20-04-2013, Accepted 31-08-2013. 2010 Mathematics Subject Classification: 90B05 Key words and Phrases: Economic Order Quantity (EOQ), Persediaan, Kuantitas Pemesanan. 469

Halasan et al. Perencanaan Pengendalian Persediaan Bahan Baku 470 1. PENDAHULUAN Pengendalian persediaan merupakan salah satu aspek penting dalam suatu proses produksi. Kebutuhan akan sistem pengendalian persediaan, pada dasarnya muncul karena adanya masalah yang dihadapi perusahaan berupa kelebihan atau kekurangan persediaan. Hal ini akan mengakibatkan kerugian pada perusahaan. Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa tujuan utama pengendalian persediaan adalah menjamin kelancaran mekanisme pemenuhan permintaan barang sesuai dengan kebutuhan konsumen sehingga sistem yang dikelola dapat mencapai kinerja yang optimal Economic Order Quantity (EOQ), merupakan suatu model pengendalian persediaan yang bertujuan untuk menentukan jumlah pemesanan barang atau bahan yang paling ekonomis sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Model ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi biaya persediaan, sehingga perusahaan dapat meminimumkan biaya perencanaan produksi tanpa mengurangi target atau keuntungan yang akan dicapai. 2. LANDASAN TEORI Economic Order Quantity(EOQ) EOQ merupakan salah satu metode dalam persediaan yang bertujuan untuk menentukan jumlah pemesanan yang paling ekonomis dari suatu barang atau bahan. Penggunaan metode EOQ dapat meningkatkan efisiensi biaya, sehingga perusahaan dapat menghemat biaya produksi. Grafik model persediaan EOQ dapat ditunjukkan pada gambar 1 berikut:

Halasan et al. Perencanaan Pengendalian Persediaan Bahan Baku 471 Gambar 1: Grafik Model Persediaan EOQ Jumlah pemesanan ekonomis atau EOQ dapat dicari dengan menggunakan rumus: Q = 2.D.S H = EOQ Keterangan: Q = jumlah pemesanan ekonomis D = banyaknya kebutuhan dalam satu periode S = biaya setiap melakukan pemesanan H = biaya penyimpanan Safety Stock (Persediaan Pengaman) Safety Stock (SS) bertujuan sebagai antisipasi terhadap kekurangan persediaan sehingga menjamin kelancaran proses produksi. Rumus menghitung nilai Safety Stock (SS): SS = Z σ Keterangan: SS = Safety Stock (persediaan pengaman) Z = Standar normal deviasi σ = Standar deviasi Reoder Point (ROP) Reorder Point (ROP) atau biasa disebut dengan batas/titik jumlah pemesanan kembali termasuk permintaan yang diinginkan atau dibutuhkan selama masa tenggang, misalnya suatu tambahan/ekstra stok. Reorder Point (ROP) dirumuskan dengan: ROP = d LT + SS

Halasan et al. Perencanaan Pengendalian Persediaan Bahan Baku 472 Keterangan: ROP = Reorder point (titik pemesanan ulang) d = Rata-rata jumlah kebutuhan (unit/bulan) LT = Lead time / waktu tunggu (bulan) SS = Safety Stock (persediaan pengaman) Persediaan Maksimal (Maksimum Inventory) Maximum Inventory (MI) diperlukan untuk menghindari jumlah persediaan yang berlebihan di gudang. Maximum Inventory (MI) dirumuskan dengan: Keterangan: M I SS EOQ MI = SS + EOQ = Maximum Inventory = Safety stock (persediaan pengaman) = Economic order quantity (jumlah pemesanan ekonomis) Total Cost (Biaya Total) Persediaan Total Cost adalah total biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Biaya total persediaan dapat dicari dengan rumus: Total Cost (TC) = Biaya pemesanan + Biaya penyimpanan T C = n i=1 {( D i EOQ i S) + ( EOQ i 2 H i )} 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan studi kasus pada PT. XYZ sebuah perusahaan perkebunan yang bergerak dalam industri lateks. Langkah yang ditempuh dalam menyelesaikan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data Data yang dibutuhkan adalah data persediaan periode Januari 2010 - Desember 2012 yaitu: (a) Jumlah dan jenis bahan baku yang dibutuhkan (b) Ongkos pemesanan bahan baku (c) Ongkos penyimpanan bahan baku

Halasan et al. Perencanaan Pengendalian Persediaan Bahan Baku 473 (d) Harga bahan baku per unit (e) Rata-rata permintaan selama lead time 2. Pengolahan data Tahapan yang dilakukan pada pengolahan data adalah sebagai berikut: (a) Meramalkan benyaknya permintaan produk dan jumlah kebutuhan bahan baku tahun 2013 (b) Menentukan jumlah pemesanan ekonomis menurut model economic order quantity (EOQ), persediaan pengaman(safety stock), reorder point (ROP) untuk tiap bahan baku. (c) Menentukan total biaya persediaan (total cost) dengan menggunakan model EOQ dan membandingkan dengan biaya total persediaan menurut perusahaan. 3. Menarik kesimpulan dan saran dari pembahasan yang telah dilakukan

Halasan et al. Perencanaan Pengendalian Persediaan Bahan Baku 474 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Peramalan Permintaan Produk Dalam peramalan permintaan terhadap produk lateks ini yang diramalkan adalah banyaknya permintaan lateks untuk tahun 2013. Berikut data permintaan lateks periode Januari 2010 - Desember 2012 dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1: Data Permintaan Lateks Bulan Permintaan Januari 2010 97.002 Februari 2010 110.123 Maret 2010 112.254 Aprill 2010 87.336 Mei 2010 97.445 Juni 2010 120.297 Juli 2010 111.390 Agustus 2010 86.554 Septemberr 2010 79.396 Oktober 2010 125.619 Novemberr 2010 142.957 Desember 2010 103.479 Januari 2011 119.782 Februari 2011 77.875 Maret 2011 120.154 Aprill 2011 100.570 Mei 2011 45.200 Juni 2011 91.530 Juli 2011 106.785 Agustus 2011 109.497 September 2011 113.113 Oktober 2011 115.268 Novemberr 2011 113.650 Desember 2011 122.040 Januari 2012 86.069 Februari 2012 137.295 Maret 2012 61.251 Aprill 2012 41.245 Mei 2012 118.614 Juni 2012 110.845 Juli 2012 109.723 Agustus 2012 76.275 Septemberr 2012 198.315 Oktober 2012 142.493 Novemberr 2012 124.752 Desember 2012 92.023 Jumlah 4.018.216 Sumber : Data Jumlah permintaan Produk Lateks PT. XYZ

Halasan et al. Perencanaan Pengendalian Persediaan Bahan Baku 475 Dari data permintaan periode Januari 2010 - Desember 2012 pada tabel 1 di atas maka dapat diramalkan banyaknya permintaan terhadap produk lateks untuk tahun 2013. Peramalan dilakukan dengan menggunakan Software Minitab 16.0. Dengan membandingkan nilai MSD (Mean Squared Deviation) terkecil maka metode peramalan yang dipilih adalah metode Time Series Decomposition, hasil ramalan permintaan produk untuk tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 2 berikut: Tabel 2: Ramalan Permintaan Tahun 2013 No Bulan Permintaan 1 Januari 132.958 2 Februari 116.613 3 Maret 133.851 4 April 74.378 5 Mei 84.543 6 Juni 157.659 7 Juli 121.281 8 Agustus 109.044 9 September 108.412 10 Oktober 138.270 11 November 147.461 12 Desember 127.813 Peramalan Jumlah Kebutuhan Bahan Baku Tahun 2013 PT. XYZ menggunakan lima jenis bahan baku dalam proses produksi lateks. Kelima jenis bahan baku tersebut adalah formid acid, terpentine, NH 3, talk powder dan karet mentah. Perhitungan kebutuhan persediaan bahan baku untuk tahun 2013 sebagai peramalan kebutuhan produksi dapat dihitung dengan mengalikan jumlah produksi dengan persentase bahan baku yang digunakan. Persentase bahan baku dalam produk dapat dilihat pada tabel 3 berikut.

Halasan et al. Perencanaan Pengendalian Persediaan Bahan Baku 476 Tabel 3: Persentase Bahan Baku Dalam Produk Jadi Bahan Baku Persentase Formid Acid 1,50 % Terpentine 1,00 % NH 3 0,15 % Talk Powder 0,35 % Karet Mentah 97,00 % Jumlah 100,00% Dengan diperolehnya persentase bahan baku tersebut, maka dapat ditentukan jumlah bahan baku kebutuhan produksi dari peramalan permintaan yang telah ditentukan di tabel 2 sebelumnya. Jumlah kebutuhan bahan baku tersebut dapat dilihat pada tabel 4 berikut. Tabel 4: Peramalan Kebutuhan Bahan Baku Tahun 2013 Bulan Peramalan Formid Acid Terpentine NH 3 Talk Powder Karet Mentah Jan 132.958 1994,370 1329,580 199,437 465,353 128.969,26 Feb 116.613 1.749,195 1.166,130 174,919 408,145 113.114,610 Mar 133.851 2.007,765 1.338,510 200,776 468,478 129.835,470 Apr 74.378 1.115,670 743,780 111,567 260,323 72.146,660 May 84.543 1.268,145 845,430 126,814 295,900 82.006,710 Jun 157.659 2.364,885 1.576,590 236,488 551,806 152.929,230 Jul 121.281 1.819,215 1.212,810 181,921 424,483 117.642,570 Aug 109.044 1.635,660 1.090,440 163,566 381,654 105.772,680 Sep 108.412 1.626,180 1.084,120 162,618 379,442 105.159,640 Oct 138.270 2.074,050 1.382,700 207,405 483,945 134.121,900 Nov 147.461 2.211,915 1.474,610 221,191 516,113 143.037,170 Des 127.813 1.917,195 1.278,130 191,719 447,345 123.978,610 Jumlah 1.452.283 21.784,250 14.522,830 2.178,421 5.082,987 1.408.714,510

Halasan et al. Perencanaan Pengendalian Persediaan Bahan Baku 477 Biaya Persediaan 1. Biaya Pemesanan Adapun biaya pemesanan setiap bahan baku dapat dilihat pada tabel 5 berikut: Tabel 5: Biaya Pemesanan Bahan Baku No Komponen Biaya Jenis Bahan Baku Formid Acid Terpentine NH 3 Talk Power Karet Mentah 1 Administrasi (Rp) 10.000 10.000 10.000 320.000 2 Telekomunikasi(Rp) 10.000 10.000 10.000 320.000 3 Angkut (Rp) 850.000 850.000 300.000 320.000 500.000 Total Biaya (Rp) 870.000 870.000 320.000 320.000 500.000 2. Biaya Penyimpanan Biaya penyimpanan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: Keterangan: H S h H = S 12 h = Biaya penyimpanan = Harga bahan baku per unit = Persentase biaya penyimpanan Perhitungan biaya penyimpanan untuk setiap bahan baku adalah sebagai berikut: Tabel 6: Biaya Penyimpanan Bahan baku No Bahan Baku Harga satuan (Rp) Biaya simpan per unit (Rp) 1 Formid Acid 16.000 933,33 2 Terpentine 15.000 875,00 3 NH 3 9.000 525,00 4 Talk powder 3.000 175,00 5 Karet mentah 11.400 665,00

Halasan et al. Perencanaan Pengendalian Persediaan Bahan Baku 478 Lead Time (Waktu Tunggu) Lead Time untuk setiap bahan baku adalah sebagai berikut: Tabel 7: Lead Time (Waktu Tunggu) Bahan baku No Bahan Baku Waktu Tunggu 1 Formid Acid 2 minggu 2 Terpentine 2 minggu 3 NH 3 2 minggu 4 Talk powder 1 minggu 5 Karet mentah 1 minggu Penentuan Jumlah Pemesanan Ekonomis Setiap Bahan Baku Dengan Menggunakan Model EOQ Dengan menggunakan data yang sudah tersedia sebelumnya pada tabel 5 dan tabel 6 maka jumlah pemesanan ekonomis untuk setiap bahan baku dapat dilihat dalam tabel 8 berikut ini: Tabel 8: Jumlah Pemesanan Ekonomis Setiap Bahan Baku No Jenis Bahan Baku Jumlah Pemesanan Ekonomis q Siklus Pemesanan Ulang EOQ = 2DS P = H EOQ D 1 Formid Acid 6.437 liter/pesan 4 kali/tahun 2 Terpentine 4.955 liter/pesan 3 kali/tahun 3 NH 3 1.630 kg/pesan 2 kali/tahun 4 Talk powder 4.312 kg/pesan 2 kali/tahun 5 Karet mentah 46.026 kg/pesan 31 kali/tahun Penentuan Safety Stock (Persediaan Pengaman) Perhitungan persediaan pengaman dilakukan untuk menjaga terjadinya masalah kekurangan persediaan sekaligus untuk mengatasi masalah kekurangan persediaan bahan. Dalam hal ini, PT. XYZ menggunakan batas toleransi (α) = 5% di bawah perkiraan. Dengan batas toleransi tersebut pada Tabel Standar Deviasi Normal, maka nilai Standar Normal Deviasi (Z) yang digunakan adalah 1,65. Safety Stock untuk tiap bahan baku dapat dilihat dalam tabel 9 berikut:

Halasan et al. Perencanaan Pengendalian Persediaan Bahan Baku 479 Tabel 9: Safety Stock Setiap Bahan Baku No Jenis Bahan Baku Safety Stock SS = Z σ 1 Formid Acid 601 ltr 2 Terpentine 385 ltr 3 NH 3 58 kg 4 Talk powder 135 kg 5 Karet mentah 37.308 kg Reorder Point (ROP) Bahan Baku Reorder Point (ROP) adalah menunjukkan suatu tingkat persediaan di mana pada saat itu harus dilakukan pemesanan. PT. XYZ memiliki waktu kerja 52 minggu setiap tahunnya. Perhitungan Reorder Point bahan baku adalah sebagai berikut: Reorder point (ROP) bahan baku formid acid tahun 2013 Maka: d = 21.784,25 12 =1.917,2 liter/bulan LT = 2 minggu=2 12 52 =0,461 bulan SS = 601 liter ROP = d LT + SS ROP = 1.917, 2 0, 461 + 601 ROP = 1.484,829=1.485 liter Dengan cara yang sama maka Reorder point (ROP) untuk bahan baku yang lain adalah sebagai berikut: Tabel 10: Reorder Point (ROP) Setiap Bahan Baku No Jenis Bahan Baku Reorder Point (ROP) ROP = d LT + SS 1 Terpentine 943 ltr 2 NH 3 142 kg 3 Talk powder 236 kg 4 Karet mentah 65.131 kg

Halasan et al. Perencanaan Pengendalian Persediaan Bahan Baku 480 Perbandingan Biaya Total (Total Cost) Perusahaan dengan Biaya Total (Total Cost) Menggunakan Model EOQ Berdasarkan model EOQ (Economic Order Quantity), maka total biaya persediaan bahan baku lateks PT. XYZ adalah sebagai berikut: Tabel 11: Perbandingan TC Perusahaan dengan TC EOQ No Bahan Baku TC Perusahaan (Rp) TC EOQ (Rp) Selisih (Rp) T C P T = ( X H) + (n S) T C = EOQ D H 2 1 Formid Acid 12.229.375,600 5.948.197,500 6.281.178,100 2 Terpentine 11.498.750,000 4.352.746,700 7.146.003,300 3 NH 3 3.935.306,085 855.540,280 3.079.765,810 5 Talk Powder 3.914.126,940 754.516,420 3.159.610,830 6 Karet Mentah 84.066.262,410 30.607.109,000 53.459.153,410 Total 115.643.821,040 42.518.109,590 73.125.711,450 Terdapat perbedaan total biaya persediaan yang signifikan antara TC Perusahaan dengan TC EOQ yaitu selisih Rp 73.125.711,450. Penyebabnya dapat dilihat dari perbandingan kedua rumus berikut: T C EOQ = n i=1 {( D i EOQ i S) + ( EOQ i 2 H i )} T C P T = ( X H) + (n S) Pada rumus EOQ telebih dahulu dihitung jumlah pemesanan optimal (EOQ) dalam satu kali pesan sehingga dapat dihitung banyaknya frekuensi pemesanan ( D i EOQ i ) dalam satu tahun/periode sedangkan pada perhitungan perusahaan frekuensi pemesanan disesuaikan dengan jumlah bulan dalam satu tahun/periode (n). Dengan kata lain penyebab terjadinya perbedaan biaya persediaan menggunakan rumus EOQ dan dengan menggunakan cara perusahaan adalah perusahaan tidak memperhitungkan jumlah pemesanan optimal untuk sekali pesan dan tidak mengetahui banyaknya frekuensi pemesanan dalam satu tahun/periode.

Halasan et al. Perencanaan Pengendalian Persediaan Bahan Baku 481 5. KESIMPULAN Dari hasil pengolahan data persediaan bahan baku pada PT. XYZ menurut model Economic Order Quantity (EOQ) diperoleh 1. Pengendalian persediaan dengan menggunakan model EOQ lebih efisien daripada metode pengendalian persediaan yang digunakan PT. XYZ 2. Efisiensi yang terjadi disebabkan oleh perbedaan siklus pemesanan ulang dalam satu tahun/periode di mana perusahaan menggunakan jumlah bulan dalam 1 tahun/periode sebagai banyaknya siklus pemesanan ulang. 3. Pada contoh kasus PT. XYZ, dengan menggunakan metode EOQ terjadi penurunan biaya total persediaan. Total biaya persediaan bahan baku menurut model EOQ yaitu: sebesar Rp 42.518.109,59, sedangkan total biaya persediaan yang diperoleh menurut perusahaan sebesar Rp 115.643.821,04 maka perusahaan dapat menghemat biaya dengan total sebesar Rp 73.125.711,45. Daftar Pustaka [1] Ginting, Rosnani. 2007. Sistem Produksi. Yokyakarta : Graha Ilmu. [2] Mulyono, Sri. 2004. Riset Operasi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta [3] Nasution, Arman Hakim dan Prasetyawan, Yudha. 2008. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Yokyakarta : Graha Ilmu. [4] Rangkuti, Fredi. 2004. Manajemen Persediaan. Jakarta: PT Raja Grafindo. Halasan B Sirait: Department of Mathematics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Sumatera Utara, Medan 20155, Indonesia E-mail: halasansirait@yahoo.co.id Parapat Gultom: Department of Mathematics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Sumatera Utara, Medan 20155, Indonesia E-mail: parapat@usu.ac.id

Halasan et al. Perencanaan Pengendalian Persediaan Bahan Baku 482 Esther S Nababan: Department of Mathematics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Sumatera Utara, Medan 20155, Indonesia E-mail: esther@usu.ac.id